You are on page 1of 12

Perencanaan Partisipatif dalam Pembangunan Desa Berkelanjutan

(Studi Kasus Kampung Hijau Dusun Serut Kabupaten Bantul)


Ardian Havidani *

*) Magister Administrasi Publik Pascasarjana Untirta,

Jl. Raya Jakarta Km. 4 Pakupatan, Serang – Banten, 42122

E-Mail: ardianhavidani31@gmail.com

Abstract

Development planning in Indonesia is always been said to apply a top-down


approach so that the results of construction is not useful for the local society.
Many development projects are physically successful but in reality they are
failed as a society because they are not able to empower the society.
(Adisasmita, 2018). The type of research method used in this study is
literature. The literature study method is a series of activities related to the
methods of collecting library data, reading and taking notes, and processing
research materials (Zed in Kartiningrum ,2015). The planning process
involved the society of Serut village in a participatory manner. Departing from
it approach, local society began to realize the potential and problems of the
village. Because the society participates directly, the planned development
becomes more targeted. The societies of Serut village are very active in
participatory planning to build. Starting from the earthquake disaster that
occurred in 2006, the society tried to come up with plans, reorganize their
villages/hamlets from a shattered village condition to become organized so
that 2030 green villages are realized according to the SDGs target. This is
realized because of the involvement of all parties who work together to achieve
the goal.

Keywords: Partisipatory planning, SDGs, Village

1. Pendahuluan Manajemen pembangunan meliputi


Administrasi bagi pembangunan perencanaan pembangunan, pengerahan
adalah administrasi dari dan bagi sumber daya, dan penganggaran. (Anggara,
pembangunan dengan mengunakan 2015).
pendekatan manajemen karena berkaitan Perencanaan pembangunan di
dengan manajemen pembangunan. Indonesia selama ini sering dikatakan

1
menerapkan pendekatan top-down sehingga pengaruh kepala desa masih sangat
hasil pembangunan kurang memberi diperhitungkan . Pandangan dan pemikiran
manfaat kepada masyarakat setempat. kepala desa belum tentu sesuai dengan
Banyak proyek pembangunan yang berhasil program pembangunan perdesaan itu adalah
secara fisik tetapi dalam kenyataannya tidak tepat sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
berhasil secara masyarakat karena kurang Suara kepala desa yang disetujui oleh
mampu memberdayakan masyarakat, banyak anggota masyarkat desa itu tidak
sehingga pembangunan tersebut dikatakan menjamin bahwa suara terbanyak itu
tidak berhasil. (Adisasmita,2018). mencerminkan bahwa usulan program
Sistem perencanaan nasional dalam pembangunan perdesaan itu adalah tepat
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004, sesuai kebutuhan masyarakat. (Adisasmita,
dalam aturan pelaksanaannya menerapkan 2018).
kombinasi pendekatan antara top-down dan Rencana Pembangunan Jangka
bottom-up. Berbeda dengan sistem Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-
perencanaan sebelumnya yang lebih 2019 memuat sasaran pembangunan desa
menganut pendekatan top-down, maka yakni mengurangi jumlah desa tertinggal
pendekatan bottom-up lebih menekankan sampai dengan 5.000 desa dan
cara-cara aspiratif dan partisipatif. meningkatkan jumlah desa mandiri
Menurut santoso (2010) Perspektif sedikitnya 2.000 desa di tahun 2019.
baru tentang pemerintah, yaitu perubahan Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
peran pemerintah menjadi lebih partisipatif tahun 2014, terdapat 73.709 desa di
dan kemampuannya mewujudkan Indonesia Indeks desa membangun (IDM)
kepentingan Bersama, merupakan jantung mengklasifikasikan desa-desa di indonesia.
governance. Intinya adalah melibatkan (Paramita, 2017).
masyarakat dalam proses pemerintahan.
Partisipasi publik merupakan proses aktif
masyarakat berupa pemberi gagasan dan
inisiatif, terlibat aktif dalam berbagai
kegiatan, dan pengembangan fungsi kontrol
yang efektif. Keputusan kolektif lebih
memiliki kekuatan dan legitimasi dari pada
oleh perseorangan. Proses-proses
pengambilan keputusan yang melibatkan
banyak pemangku kepentingan merupakan Gambar 1.
elemen yang sangat penting dalam Indeks Membangun Desa tahun 2015
penyusunan kebijakan yang efektif. Dengan
melibatkan lebih banyak pemangku Sumber : Indeks Membangun Desa dalam
kepentingan, pemerintah akan dapat paramita (2017)
mengambil keputusan yang mampu
menjawab kebutuhan pemerintah sendiri di Selama ini desa dianggap sebagai
satu sisi dan pemangku kepentingan di sisi wilayah yang terbelakang dan sulit
lain, dan ini akan memberi jaminan bagi dikembangakan. Cara pandang ini
efektifitas implementasi keputusan- mengakibatkan fenomena urbanisasi. Dalam
keputusan tersebut. konteks ini urbanisasi dimaknai sebagai dua
Dalam penyusunan program hal yaitu meningkatnya jumlah masyarakat
pembangunan pedesaan pada masa lalu, desa yang meninggalkan desanya untuk

2
pergi ke kota, serta semakin banyaknya meningkatkan pemerintahan secara
Kawasan pedesaan yang berubah menjadi keseluruhan dan efisiensi ekonomi dari
Kawasan perkotaan. Sebagai salah satu kegiatan pembangunan. (Maksudi, 2018).
kawasaan pedesasaan di Indonesia, Dusun Perencanaan partisipatif menurut
serut tidak dapat dipisahkan dari isu dan Suratman dalam Abady (2010) merupakan
kondisi yang telah dipaparkan di atas. Oleh salah satu proses pembelajaran yang penting
karena itu berbagai inovasi dalam bagi masyarakat. Perencanaan partisipatif
pembangunan Dusun Serut sangat adalah perencanaan yang dalam tujuannya
diperlukan untuk menunjang pembangunan melibatkan kepentingan masyarakat, dan
berkelanjutan di dusun ini. (Paramita, 2017). dalam prosesnya melibatkan masyarakat
Pengertian perencanaan menurut baik langsung maupun tidak langsung.
Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 Perencanaan partisipatif artinya menekankan
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan partisipasi luas dari semua stakeholders
Nasional yakni perencanaan sebagai suatu dalam proses perencanaan dan pengambilan
proses untuk menentukan tindakan masa keputusan dalam pembangunan.
depan yang tepat, melalui urutan pilihan, Perencanaan pembangunan
dengan memperhitungkan sumber daya yang partisipatif adalah perencanaan yang
tersedia. bertujuan melibatkan kepentingan rakyat
Menurut Alexander Abe dalam dan dalam prosesnya melibatkan rakyat
Ariadi (2019) perencanaan adalah berasal (baik langsung maupun tidak langsung).
dari kata rencana, yang berarti rancangan Perencanaan pembangunan partisipatif
atau rangka sesuatu yang akan dikerjakan. merupakan pola pendekatan perencanaan
Dari pengertian sederhana tersebut dapat pembangunan yang melibatkan peran serta
diurai beberapa kompenen penting, yakni masyarakat yang pada umumnya bukan saja
tujuan (apa yang hendak dicapai), kegiatan sebagai obyek tetapi sekaligus sebagai
(tindakan-tindakan untuk merealisasi subyek pembangunan, sehingga nuansa yang
tujuan), dan waktu (kapan, bilamana dikembangkan dalam perencanaan
kegiatan tersebut hendak dilakukan). Apa pembangunan benar-benar dari bawah
yang direncanakan tentu saja merupakan (bottom-up approach). (Maripah, 2017).
tindakan-tindakan masa depan untuk masa Proses perencanaan pembangunan
depan) Dengan demikian suatu perencanaan daerah dengan pendekatan bottom up
bisa dipahami sebagai respon (reaksi) mencerminkan adanya desentralisasi dalam
terhadap masa depan. proses perencanaan pembangunan daerah,
Partisipasi adalah suatu proses di meskipun masih memerlukan persetujuan
mana pembuat kebijakan, isu-isu prioritas, dari pemerintah pusat. Permaslahan
aksesibilitas untuk barang publik dan jasa sebenarnya bukan pada prosedur
dan juga mengalokasikan sumber daya perencanaannya, tetapi pada proses
dipengaruhi oleh pemangku kepentingan. Ini pelaksanaan prosedur yang ada melalui
bervariasi dari satu konteks ke lainnya dan pembenahan proses pelaksanaannya.
tunduk berbeda proyek dan visi. Proses Dalam proses pembangunan tidak
partisipatif dalam strategi pengurangan ada satu pun pihak yang boleh puas hanya
kemiskinan mempromosikan pertukaran berperan selaku "penonton" yang pasif dan
informasi dan transparansi dalam proses pasrah terhadap keadaan, akan tetapi
pengambilan keputusan. Bank dunia seyogianya dalam batasbatas tertentu turut
mencatat ini bahwa pada gilirannya akan aktif sebagai "pemain" yang bertanggung
meningkatkan dan sebagai hasilnya jawab sesuai dengan kapasitas dan

3
proporsinya. Konsekuensi logis dari Konsep Sustainable Development
pernyataan bahwa pelaksanaan atau Pembangunan berkelanjutan pertama
pembangunan merupakan tanggung jawab kali diperkenalkan sebagai tujuan sosial
bersama antara pemerintah dan seluruh pada konferensi pertama PBB dalam
lapisan masyarakat ialah bahwa seluruh Lingkungan Hidup di Stocklom pada tahun
masyarakat, baik secara sendiri-sendiri 1972. Dalam konsep pembagunan
maupun secara formal melalui berbagai jenis berkelanjutan, pertumbuhan ekonomi harus
organisasi yang terdapat dalam masyarakat, dikaitkan dengan aspek sosial yang
memungkinkan dan berkesempatan untuk berorientasi pada pentumbuhan inklusif
aktif dalam proses pembangunan. (Yusuf, (inclusive growth) dan aspek ekologi yang
2014) berorientasi pada ekonomi/ pertumbuhan
Partisipasi masyarakat secara teoritis hijau (green economic/ growth). Pada
sudah terakomodasi dalam prosedur perkembangannya, tuntutan pembangunan
perencanaan pembangunan yang dianut berkelanjutan yang memiliki aspek ekologis,
selama ini. Jika masyarakat belum sosial dan ekonomi, telah memunculkan
berpartisipasi secara optimal maka hal konsep ekonomi / pertumbuhan hijau yang
tersebut terjadi karena proses penggalangan memperjumpakan kebutuhan penjagaan
partisipasi masyarakat belum dipahami lingkungandengan aktivitas ekonomi,
dengan benar oleh semua pihak yang terkait. masyarakat hijau (green society) yang
Partisipasi dapat lebih ditingkatkan melalui memperjumpakan lingkungan dengan tujuan
penerapan metode yang lebih tepat dan sosial, pertumbuhan inklusifyang
dapat diterima oleh masyarakat dan lebih memperjumpakan kebutuhan ekonomi
dapat mendorong masyarakat dapat dengan aspek sosial, serta pengembangan
membantu dirinya sendiri dalam mengatasi inklusif yang berfokus pada argumentasi
masalah yang dihadapinya. (Adisasmita, ekologis. (Santoso,2019).
2018) Selama ini, pembangunan ekonomi
Menurut Conyers dalam Maripah (pertumbuhan ekonomi) menjadi fokus
(2017), yang mengatakan terdapat tiga utama dan ukuran pencapaian dari
alasan utama mengapa partisipasi keberhasilan pembangunan di semua negara.
masyarakat menjadi sangat penting dalam Dampak terhadap lingkungan tidak
pembangunan, yaitu: Pertama, partisipasi diperhitungkan dan dibiarkan menjadi
masyarakat merupakan suatu alat guna tanggung jawab masyarakat yang menjadi
memperoleh informasi mengenai kondisi, korban baik langsung terhadap hidupnya,
kebutuhan dan sikap masyarakat setempat, maupun tidak langsung karena kegiatan
yang tanpa kehadirannya program ekonominya menurun karena lahan dan
pembangunan serta proyek-proyek akan airnya terkena polusi. Perkiraan terhadap
gagal. Alasan Kedua, yaitu bahwa dampak lingkungan juga perlu menjadi
masyarakat akan lebih mempercayai proyek “pemahaman” pada setiap manusia
atau program pembangunan jika merasa Indonesia, dan menerapkannya tidak hanya
dilibatkan dalam proses persiapan dan dalam perilaku ekonomi namun juga
perencanaanya, karena mereka akan lebih perilaku sosial. Selama ini, dampak
mengetahui seluk beluk proyek tersebut. lingkungan ditanggung atau menjadi beban
Ketiga, adanya anggapan bahwa merupakan masyarakat, bukan menjadi beban biaya
suatu hak demokrasi bila masyarakat pelaku ekonomi dan bukan menjadi
dilibatkan dalam pembangunan masyarakat kebiasaan dan perilaku sosial masyarakat
sendiri. Indonesia. Saat ini pandangan dan perilaku

4
ini harus diubah. Setiap tindakan harus lingkungan hidup dan tidak
memperkirakan dan memperhitungkan “dikendalikannya” dampak berbagai
dampak dari tindakan terhadap kesehatan kegiatan ekonomi, sosial dan pengelolaan
dan kelestarian lingkungan hidup. Langkah lingkungan hidup akan menentukan
ini sering disebut dengan “internalisasi” seberapa “umur” kehidupan manusia dan
dampak lingkungan ke dalam kegiatan makhluk hidup di planet ini. (Alisjahbana
ekonomi dan kegiatan sosial. Internalisasi dan Endah, 2018).
dampak terhadap lingkungan atas setiap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
kegiatan ekonomi yang dilakukan (TPB) atau Sustainable Development
masyarakat adalah satu-satunya cara Goals (SDGs) merupakan agenda
mengendalikan dampak setiap kegiatan internasional yang merupakan kelanjutan
ekonomi terhadap kesehatan manusia dan dari Tujuan Pembangunan Milenium
kesehatan lingkungan hidup. atau Millennium Development
Goals (MDGs). SDGs disusun oleh
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada
sidang umum ke-70 pada bulan september
2015 di New York, Amerika Serikat.
Sebanyak 193 kepala negara dan
pemerintahan dunia yang hadir telah
menyepakati agenda pembangunan universal
baru yang tertuang dalam dokumen berjudul
“Transforming Our World: The 2030
Agenda for Suistainable Development”.
Agenda ini dibuat untuk menjawab tuntutan
kepemimpinan dunia dalam mengatasi
berbagai masalah kemiskinan, ketimpangan,
Gambar 2. dan perubahan iklim dalam bentuk aksi yang
3 Pilar Pembangunan Berkelanjutan dan nyata. SDGs ditetapkan pada 25 September
Internalisasi Aspek Lingkungan ke dalam 2015 dan terdiri dari 17 (tujuh belas) tujuan
Pilar Sosial dan Pilar Ekonomi global dengan 169 (seratus enam puluh
sembilan) target yang akan dijadikan
Sumber : Alisjahbana dan Endah (2018) pedoman kebijakan dan pendanaan dalam 15
tahun ke depan dan diharapkan dapat
Internalisasi dampak terhadap tercapai sesuai target pada tahun 2030.
lingkungan ini juga perlu dilakukan terhadap SDGs merupakan rencana pembangunan
pilar sosial, baik di bidang kesehatan, untuk semua negara anggota PBB, sekaligus
pendidikan secara luas, kependudukan serta rencana perubahan sosial berskala besar,
perumahan. Selain itu, pembangunan pilar yang bukan hanya soal pergeseran konsumsi
lingkungan hidup juga sangat penting dan produksi, namun juga perombakan
disetarakan dengan kedua pilar lainnya, kelembagaan publik/ pemerintah
tidak hanya karena adanya dampak tersebut menyangkut pengentasan kemiskinan,
di atas, namun yang lebih penting lagi partisipasi perempuan, penengasan atas
karena lingkungan hidup merupakan larangan diskriminasi, penghentian
“pembatas” seluruh kegiatan sosial, kekerasan, anti korupsi, pelestarian hutan,
ekonomi dan pemanfaatan lestari lingkungan pengaturan tata guna lahan, pengendalian
hidup itu sendiri. Buruknya pengelolaan perubahan iklim, dan lain-lain.

5
(Santoso,2019). Menurut Bahagijo dalam pembangunan harus dirasakan manfaatnya
Santoso (2019) Indonesia terikat secara oleh warga desa tanpa ada yang terlewat (no
sosial dan moral politik untuk melaksanakan one left behind). Pembangunan desa
kesepakatan global tersebut. mengarah pada 18 tujuan pembangunan
berkelanjutan. Generasi mendatang tetap
menjadi bagian dari pelaksanaan dan
pemanfaatan pembangunan.
Menurut infopublik.com (2021)
Melalui SDGs setiap warga desa berhak
terbebas dari kemiskinan, berhak dibiayai
oleh negara, berhak mendapatkan
pendidikan yang layak, hingga berhak hidup
dalam perdamaian. SDGs Desa ini mengacu
pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 59
tahun 2017 tentang tujuan pembangunan
berkelanjutan nasional. Dalam Perpres itu
Gambar 3. disebutkan ada 17 tujuan pembangunan
17 Tujuan Pembagunan berkelanjutan nasional. Sementara SDGs
Berkelanjutan / Suistainable Development desa menambahkan satu tujuan lagi.
Goals Artinya, SDGs desa memiliki 18 tujuan
pembangunan berkelanjutan desa.
Sumber : Bappenas (2018)

Selama ini, tantangan dalam


implementasi Sustainable Development
Goals (SDGs) / Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (TPB) terletak pada keluaran
kegiatan yang masih terbatas pada dokumen
tertulis. Maka dari itu, diperlukan adanya
langkah nyata dalam mewujudkan poin-poin
SDGs. Kampung Hijau 2030 di Dusun Serut
merupakan salah satu bentuk nyata dari
implementasi SDGs pada tingkat komunitas. Gambar 4.
Adanya kekuatan dari komunitas untuk 18 Tujuan Pembagunan SDGs Desa
mewujudkan kemandirian dalam
pembangunan merupakan sebuah upaya Sumber : Kementerian Desa PDTT (2020)
untuk mengimplementasikan poin-poin
dalam SDGs yang dimulai pada tingkat Berdasarkan latar belakang dan
pembangunan terkecil. tinjauan teori yang telah diuraikan di atas
Merujuk Perpres 59/2017, maka penelitian ini bertujuan mengetahui
disusun SDGs Desa. SDGs Desa bagaimana mekanisme dan peran
berkontribusi sebesar 74% terhadap masyarakat bersama pemangku kepentingan
pencapaian Tujuan Pembangunan dalam perencanaan partisipatif membangun
Berkelanjuta. SDGs Desa adalah desa yang berkelanjutan di dusun serut
pembangunan total atas desa. Seluruh aspek tersebut terealisasi dengan baik.

6
kesejahteraan masyarakat. Dalam pasal 19
2. Metode disebutkan bahwa desa dan desa adat
Jenis penelitian yang digunakan pada mempunyai kewenangan sebagai berikut:
penelitian ini adalah studi literatur. Metode
1. Kewenangan berdasarkan hak usul
studi literatur adalah serangkaian kegiatan
2. Kewenangan lokal berskala desa
yang berkenaan dengan metode
3. Kewenangan yang ditugaskan oleh
pengumpulan data pustaka, membaca dan
pemerintah, pemerintah daerah
mencatat, serta mengelolah bahan penelitian
provinsi, atau pemerintah daerah
(Zed dalam Kartiningrum ,2015).
kabupaten / kota
Studi kepustakaan merupakan
4. Kewenangan lain yang ditugaskan
kegiatan yang diwajibkan dalam penelitian,
oleh pemerintah , pemerintah daerah
khususnya penelitian akademik yang tujuan
provinsi, atau pemerintah daerah
utamanya adalah mengembangkan aspek
kabupaten / kota sesuai dengan
teoritis maupun aspek manfaat praktis. Studi
ketentuan peraturan perundang-
kepustakaan dilakukan oleh setiap peneliti
undangan.
dengan tujuan utama yaitu mencari dasar
pijakan / fondasi utnuk memperoleh dan Berkarakter lokal merupakan salah
membangun landasan teori, kerangka satu prinsip yang memiliki tingkat urgensi
berpikir, dan menentukandugaan sementara tinggi dalam mewujudkan Serut Hijau 2030.
atau disebut juga dengan hipotesis Untuk mencegah adanya ketimpangan dalam
penelitian. Sehingga para peneliti dapat pembangunan antar generasi pengkaderan
menggelompokkan, mengalokasikan merupakan hal yang penting.
mengorganisasikan, dan menggunakan
variasi pustaka dalam bidangnya. Dengan Menurut Adisasmita (2018) Untuk
melakukan studi kepustakaan, para peneliti menjaring dan menyaring program-program
mempunyai pendalaman yang lebih luas dan pembangunan yang dibutuhkan masyarakat
mendalam terhadap masalah yang hendak ditempuh melalui FGD (Focus Group
diteliti. (Kartiningrum, 2015) Discussion atau Diskusi Kelompok
Terfokus). Bukan suara terbanyak yang
3. Hasil dan Pembahasan menjadi kriteria, dan tidak menjamin
Di antara dusun dampingan Yayasan prioritas peringkat pertama dari suatu
caritra pasca gempa Yogjakarta tahun 2006, program. Dalam menentukan prioritas
Dusun Serut merupakan dusun yang program pembangunan harus digunakan
mengalamai kemajuan yang signifikan. kriteria yang terukur (menggunakan bobot
Rencana pembangunan dusun yang dan nilai dari masing-masing kriteria yang
dihasilkan dapat membantu warga Dusun digunakan terhadap program pembangunan
Serut untuk mengembangkan kemandirian yang diusulkan (misalnya jaringan irigasi,
warga dan pertumbuhan ekonomi lokal. pasar, jalan desa, dan sebagainya).
Dusun serut mampu memberikan inspirasi
Perencanaan secara partisipatif
baik bagi dusun sekitarnya maupun di
menurut Adisasmita (2018) diperlukan
Indonesia dengan kelompok kerja
karena memberi manfaat sekurang-
masyarakatnya secara berkelanjutan.
kurangnya, yakni :
(Paramita, 2017)
1. Anggota masyarakat mampu kritis
Berdasarkan UU No. 06 tahun 2014,
menilai lingkungan sosial
desa diberi kewenangan yang luas untuk
ekonominya dan mampu

7
mengidentifikasi bidang-bidang / nilai dimulai dari hal yang membutuhkan
sektor-sektor yang perlu dilakukan pemahaman yang mudah, seperti program
perbaikan, dengan demikian pengelolaan sampah lingkungan, rencana
diketahui arah masa depan mereka jalan lingkungan, dan kebutuhan dasar
2. Anggota masyarakat dapat berperan lainnya.
dalam perencanaan masa depan
masyarakatnya tanpa memerlukan Pada mulanya, masterplan Dusun
bantuan para pakar atau instansi Serut merupakan program jangaka pendek
perencanaan pembangunan dengan jangka waktu hingga tahun 2010,
3. Masyarakat dapat menghimpun akan tetapi warga berkeinginan rencana
sumberdaya dan sumberdana dari yang berkelanjutan agar rencana sebelumnya
kalangan anggota masyarakat untuk dapat memberikan manfaat yang lebih besar
mewujudkan tujuan yang dikendaki bagi komunitas. Maka dari itu, dibuatlah
masyarakat. rencana jangka panjang hingga tahun 2030.
Penyusunan masterplan ini menjadi salah
Tahapan perencanaan partisipatif satu bentuk upaya mewujudkan SDGs.
menurut Adisasmita (2018) digambarkan
sebagai berikut : Sebelum ke tahap pembuatan
rencana jangka panjang, maka dilakukan
Analisis Masalah dan penentuan prioritas masalah pendataan ulang terkait dengan kondisi
dusun, di antaranya dari aspek demografi
Analisis Potensi dan kendala yang dihadapi (kependudukan), kebersihan lingkungan
(persampahan), transportasi, peternakan, dan
Analisis kepentingan/kebutuhan kelompok dalam pertanian. Hal ini dilakukan agar
masyarakat perencanaan tetap relevan dan memiliki
Perumusan rencana program pembangunan indikator yang jelas dan terarah.
partisipatif

Lokakarya membicarakan implementasi program

Gambar 5.
Tahapan Perencanaan Partisipatif
Sumber : Adisasmita (2018)

Tahapan perencanaan di Dusun Serut


dimulai dari pendekatan terhadap Gambar 6.
masyarakat Serut pada saat pasca bencana
gempa bumi yang melanda Yogjakarta pada Pendataan sebelum perencanaan
tahun 2006 silam. Penyampaian tujuan
pendampingan harus jelas sehingga Sumber : Paramita (2017)
masyarakat memiliki gambaran terhadap
pentingnya perencanaan untuk masa depan. Proses penyusunan rencana
Program-program yang disampaikan kepada melibatkan warga Dusun Serut secara
masyarakat pada tahap awal penanaman partisipatif. Berangkat dari pendekatan

8
tersebut, penduduk setempat mulai ekonomi menengah yang cukup signifikan.
menyadari potensi maupun masalah yang Hal ini menandakan bahwa kebutuhan dan
dimiliki oleh dusun. Oleh karena masyarakat kemampuan dalam membeli rumah
berpartisipasi langsung, maka pembangunan mengalami peningkatan. Namun,
yang direncanakan menjadi lebih tepat pemenuhan kebutuhan akan penyediaan
sasaran. Selain itu perencanaan partisipatif perumahan masih terhambat karena adanya
merupakan perwujudan pembangunan dari, defisit rumah (backlog). Untuk
oleh, dan untuk penduduk setempat. mengantisipasi permasalahan defisit rumah
(backlog) di Dusun Serut, maka dibuatlah
pendekatan karir merumah dalam
pengembangan permukiman. Perencanaan
karir merumah di Dusun Serut
diimplementasikan melalui penyediaan
berbagai pilihan rumah bagi warga setempat.
Semakin banyak pilihan rumah maka akan
semakin menghemat ruang yang ada. Pilihan
rumah di Dusun Serut merupakan rumah
vertikal, berupa apartemen maupun rumah
pekarangan.
Gambar 7.
FGD (Focus Group Discussion)

Sumber : Paramita (2017)


Salah satu bentuk rencana jangka
panjang Dusun Serut dari bidang
transportasi adalah perencanaan penataan
parkir. Perencanaan ini dilakukan untuk
menghindari konflik horizontal yang
mungkin terjadi akibat semakin terbatasnya Gambar.8
ketersediaan lahan parkir di masa yang akan Jumlah penduduk menurut struktur umur
datang. Dengan memperhatikan proyeksi tahun 2015
penduduk dan potensi kunjungan ke dusun,
dibuat juga pengaturan arah kendaraan
untuk mewujudkan sirkulasi transportasi
yang lebih lancar. Dusun Serut juga
memiliki perencanaan mitigasi bencana,
yang meliputi penentuan lokasi titik kumpul
dan pemasangan penanda antisipasi gempa
bumi.
Pada tahun 2030 Indonesia
diprediksi akan mengalami puncak bonus
Gambar.9
demografi, yaitu kondisi pada saat
Proyeksi Jumlah penduduk menurut struktur
prosentase penduduk didominasi oleh usia
umur tahun 2030
muda dengan pertumbuhan masyarakat kelas

9
pencapaian SDGs, dusun serut pun ikut
Sumber : Bappenas (2018) andil dalam mencapai tujuan tersebut. Pada
tahun 2021 diharapkan meningkatnya
kapasitas masyarakat dalam pola hidup
sehat, produksi pangan, produksi energi
Perencanaan Dusun Serut bertujuan
terbarukan dan tanggap bencana. Pada
untuk membentuk masyarakat yang mandiri
tahnun 2025 diharapkan meningkatnya
dan tidak bergantung pada bantuan dari
kapasitas lembaga dan pengembagan sistem
pihak lain. Maka dari itu, Dusun Serut
pemasaran produk lokal, serta infrastruktur
mendirikan Sekretariat Bersama (Sekber),
pendukungnya. Di akhir tahun perencanaan
sebagai salah satu bentuk badan usaha milik
yaitu tahun 2030 diharapkan target
bersama. Sekretariat Bersama memiliki
pencapaian SDGs berhasil, kemudian
berbagai bentuk usaha, di antaranya adalah
peningkatan dan penguatan teknologi untuk
pengelolaan administrasi untuk membuat
mendukung dusun serut mandiri dalam
laporan yang baik dan benar, manajemen
energi dan pangan, permukiman yang ramah
sistem jejaring agar memiliki jaringan usaha
lingkungan, dan aman terhadap bencana.
yang lebih luas, dan manajemen parkir.

Gambar 11.
Gambar 10.
Rencana pengembangan dusun serut hingga
Penguat Jejaring tahun 2030

Sumber : Paramita (2017) Sumber : Paramita (2017)


4. Simpulan
Pengembangan dusun serut sangat Dari hasil pembahasan terlihat
terencana dengan baik hal ini terlihat dari bahwa masyarakat Dusun Serut sangat
rencana jangka menengah dan rencana berperan aktif dalam perencanaan
jangka panjang yang telah disusun oleh partisipatif untuk membangun. Bermula
masyarakat dan stakeholder terkait. Dimulai dari musibah bencana gempa yang terjadi
pada tahun 2007 dengan perencanaan tahun 2006, masyarakat mencoba bangkit
pengembangan dusun serut pasca gempa merencanakan, menata kembali kampung/
tahun 2006. Kemudian di tahun 2013 dusunnya dari kondisi dusun yang porak
Perencanaan serut hijau 2030. Pada tahun poranda menjadi tertata untuk mencapai
2015 seiring dengan hadirnya SDGs dan kampung hijau 2030 sesuai dengan target
komitmen Indonesia dalam mendukung SDGs. Hal ini terwujud karena

10
keterlibatan semua pihak yang saling Pembangunan Nasional Republik
bersinergi sehingga tercapainya suatu Indonesia.
tujuan pembangunan berkelanjutan. Kartiningrum, D.E. (2015). Panduan
Paradigma pembangunan telah Penyusunan Studi Literatur.
berubah yang mana pada masa lalu peran Mojekerto: Rajawali Pers.
masyarakat bersifat pasif maka dalam Maksudi, I.B. (2018). Dasar-Dasar
pembangunan masa kini dan masa yang Administrasi Publik. Depok:
akan datang sifat tersebut perlu di Rajawali Pers.
motivasi dan dinamisasi secara lebih Paramita, M. (2017). Serut Hijau 2030
kreatif dalam memanfaatkan peluang, Kampung Hijau Dusun Belajar
sehingga masyarakat dapat berpartisipasi Bersama. Yogyakarta: Hunian
aktif dalam pembangunan. Rakyat Caritra.
Santoso, D. (2019). Tujuan Pembangunan
Pencapaian keberhasilan
Berkelanjutan di Indonesia :
pembangunan dalam masyarakat tidak
Konsep, Target dan Strategi
selalu ditentukan oleh tesedianya
Implementasi. Bandung: Unpad
sumberdana keuangan dan manajemen
Pres.
keuangan tetapi lebih banyak dipengaruhi
oleh peran serta dan respon dari Jurnal
masyarakat terhadap pembangunan.
Ariadi, A. (2019). Perencanaan Partisipatif
Evaluasi perlu dilakukan untuk dalam Pembangunan Daerah.
melihat sejauhmana perencanaan yang Meraja Journal, 2 (2), 135-147.
berjalan dimulai dari tahun rencana, masa Abady, P.A. (2013). Perencanaan
kini dan pada akhir tahun rencana. Partisipatif dalam Pembangunan
Sehingga dapat diketahui kendala apa saja Daerah. Otoritas, 3 (1), 25-33.
yang ditemui dan pada akhirnya Maripah. (2017). Perencanaan
mendapatkan solusi yang tepat untuk Pembangunan Partisipatif dalam
mengatasinya. Penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah
Daftar Pustaka (RPJMDes) di Desa Pangkalan
Adisasmita, R. (2018). Pembangunan BaruKecamatan Siak Hulu
Perdesaan (Edisi 2). Yogyakarta: Kabupaten Kempar. JOM FISIP, 4
Expert. (2), 1-15.
Alisjahbana, S.A dan Murningtyas, E. Prianto, B. (2010). Relasi Organisasi Non
(2018). Administrasi Publik Pemerintah – Partai Politik dalam
Sustainable Develompment Goals Penguatan Partisipasi Publik di
(SDGs) / Tujuan Pembangunan Kota Malang. JIANA, 10 (1), 46-
Berkelanjutan (TPB). Jakarta: 68.
Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Yusuf. (2014). Partisipasi Masyarakat
Anggara, S. (2015). Metode Penelitian dalam Pembangunan Kota yang
Administrasi. Bandung: Pustaka Berkelanjutan .Jurnal Administrasi
Setia. Publik, 11 (2), 53-68.
Bappenas. (2018). Peta Jalan SDGs Peraturan Perundang-undangan
Indonesia Menuju 2030. Jakarta:
Badan Perencanaan dan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem perencanaan
nasional
11
Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017
tentang Pelaksanaan Pencapain
Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan
Portal berita online
Infopublik.com (2019, 20 Juni). Ini Manfaat
SDGs Desa.Diunduh dari :
https://infopublik.id/kategori/sorot-
sosial-budaya/542421/ini-manfaat-
data-sdgs-desa

Prociding
Kementerian Desa, PDTT. (2020). Prioritas
Penggunaan Dana Desa
dipresentasikan dalam Sosialisasi
Permendesa PDTT No.13 tahun
2020.(hh.7-8) Jakarta: Kementerian
Desa PDTT Republik Indonesia.

12

You might also like