You are on page 1of 12

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN

PEMBANGUNAN DI KELURAHAN MAMBORO


KECAMATAN PALU UTARA

Roy Topan Sanjaya


dewisartikasanjaya@yahoo.com
(Mahasiswa Program Studi Magister Administrasi Publik Program Pascasarjana Universitas Tadulako)

Abstract
This research aims knowing the community participation in development plan meeting in
.HOXUDKDQ 0DPERUR VXEGLVWULFW RI 1RUWK 3DOX (ULFVRQ¶V WKHRU\ RQ SDUWLFLSDWLRQV XVHG LQ WKLV
study consist of participation, and participation during the period of use. This research employs
qualitative design. Informants of this research are head of Mamboro subdistrict, the head of
economic and Development Section, the head of Community Empowerment Institution and
Community that are sampled using purposive technique. While technique of data collection of this
research includes observation, in-depth interview and documentation, the technique of data
analysis includes data reduction, data presentation, and inference or verification. The result that
community participation in development plan meeting is still low. The community seems to be active
in pre-meeting. However they tend to criticize and to question the meeting that does not give any
significant contribution to them. Community participation during program implementation also
seems very low. They were not included in the process of implementation rather the government
does all parts of the work. Community during this period takes a role only as controller of
development process. Community participation during the period of use is also very low They are
still lack of awareness to maintain the development result, and this type of attitude will become and
obstacle for the development process.
Keywords: Community Participation, Meeting, Planning, Development.

Sistem Perencanaan Pembangunan penyelenggara negara dan masyarakat di


Nasional dalam Undang-Undang Nomor 25 tingkat pusat dan daerah.
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Perencanaan pembangunan mencakup
Pembangunan Nasional (SPPN), dua bidang yaitu: (1) arahan dan bimbingan
mendefinisikan perencanaan sebagai suatu bagi seluruh elemen bangsa mencapai tujuan
proses untuk menentukan tindakan masa pembangunan nasional yang tercantum dalam
depan yang tepat, melalui urutan pilihan, Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
dengan memperhitungkan sumber daya yang Republik Indonesia Tahun 1945. Arahan
tersedia. Dalam SPPN dijelaskan adanya ini dituangkan dalam rencana
banyak rencana-rencana, mulai dari rencana pembangunan nasional sebagai penjabaran
tingkat nasional sampai rencana tingkat langkah-langkah untuk mencapai masyarakat
daerah. Dalam Bab 1 Pasal ayat 3, Undang- yang terlindungi, sejahtera, cerdas dan
Undang Nomor 25 Tahun 2004 dikatakan berkeadilan dan dituangkan dalam bidang-
bahwa sistem perencanaan pembangunan bidang kehidupan bangsa, politik, sosial,
nasional adalah satu kesatuan tata cara ekonomi, budaya, serta pertahanan dan
perencanaan pembangunan untuk keamanan. Inilah yang menjadi isi utama
menghasilkan rencana-rencana pembangunan RPJP Nasional/Daerah yang dirumuskan ke
dalam jangka panjang, jangka menengah, dan dalam visi, misi, dan arah pembangunan, (2)
tahunan yang dilaksanakan oleh unsur arahan bagi pemerintah dalam menjalankan
fungsinya untuk mencapai tujuan

123
124 e-Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 7, Juli 2013 hlm 123-134 ISSN: 2302-2019

pembangunan nasional yang dituangkan ke kabupaten/kota dan provinsi serta nasional.


dalam RPJM Nasional/Daerah dan Musrenbang merupakan instrumen proses
RKP/RKPD. Arahan bagi pemerintah ini perencanaan pembangunan, sehingga secara
dimaksudkan agar dapat memenuhi teknis berbagai Keputusan dalam pelaksanaan
kebutuhan masyarakat itu dalam membangun pembangunan dirumuskan setara bersama dan
dirinya sendiri. dilaksanakan sesuai dengan jenjang
Secara umum masyarakat relatif lemah pemerintahan.
baik dalam proses pembuatan kebijakan lokal Menurut Peraturan Menteri Dalam
maupun untuk mengatur aktivitasnya sendiri. Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Partisipasi lebih banyak dimaknai sebagai Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8
sebuah proses mobilisasi masyarakat untuk Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
suatu kepentingan pembangunan dengan Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
mengatasnamakan kesukarelaan berkorban Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
demi nusa dan bangsa. Bahkan seringkali pada Pasal 128 ayat (2) Penyelesaian
partisipasi masyarakat dibatasi pada makna Rumusan Rancangan Akhir RKPD
pelaksana rencana pembangunan yang sudah Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud
dibuat oleh pemerintah. dalam 127 ayat (1) paling lambat pada akhir
Minimnya akses masyarakat untuk bulan. Maksud dan tujuan dari Tahapan, Tata
mengaktualisasikan partisipasinya dalam Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
pembuatan kebijakan berdampak pada Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
lemahnya kontrol masyarakat terhadap proses yaitu sebsagai petunjuk teknis
pembuatan kebijakan. Secara tidak langsung penyelenggaraan Musrenbang ini sebagai
minimnya akses menyebabkan rendahnya pedoman penyusunan rencana pembangunan
kapasitas masyarakat dalam hal pembuatan agar lebih terarah, tepat sasaran, tepat waktu
kebijakan karena tidak memahami secara jelas yang bersinergi baik antar sektor maupun
latar belakang atau dasar pemikiran suatu wilayah. Tujuan yang ingin dicapai yaitu (1)
kebijakan. Untuk menanggulangi hal tersebut, terlaksananya proses musyawarah
pemberdayaan masyarakat menjadi satu hal perencanaan pembangunan (musrenbang) dari
penting yang harus dilakukan secara bersama semua tahapan dengan melibatkan berbagai
oleh beberapa pihak dalam hal ini adalah kelompok masyarakat, (2) membangun
kelompok strategis masyarakat, kelompok mekanisme musyawarah rencana
sasaran sendiri serta dengan pemerintah pembangunan (musrenbang yang lebih
dalam hal ini adalah institusi perencanaan partisipatif), (3) mengendepankan kaidah
pembangunan. Kegiatan tersebut musyawarah untuk mufakat, (4) mendorong
dikembangkan seiring dengan pelaksanaan pembangunan yang lebih
diberlakukannya otonomi daerah yang partisipatif dan berkeadilan.
ditandai dengan lahirnya Undang-Undang Pelaksanaan pembangunan partisipatif
Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan ditindaklanjuti dengan keluarnya Peraturan
Daerah yang salah satunya mengamanatkan Walikota Palu Nomor 17 Tahun 2006 tentang
dilaksanakannya perencanaan pembangunan Pedoman Penyelenggaraan dan Petunjuk
dari bawah secara partisipatif. Teknis Pelaksanaan Musyawarah
Pendekatan perencanaan partisipatif Perencanaan Pembangunan Kelurahan,
merupakan proses perencanaan dari atas ke Musyawarah Perencanaan Pembangunan
bawah dan dari bawah ke atas yang Kecamatan, Forum Satuan Kerja Perangkat
diselaraskan melalui musyawarah Daerah dan Musyawarah Perencanaan
perencanaan pembangunan (Musrenbang) di Pembangunan Kota.
tingkat desa/kelurahan, kecamatan,
Roy Topan Sanjaya, Partisipasi Masyarakat dalamMusyawarah Perencanaan Pembangunan «««««««« 125

Berdasarkan Peraturan Walikota pelaksanaan (implementasi) program/proyek


tersebut maka kelurahan wajib menjalankan pembangunan yang dikerjakan di masyarakat
Musrenbang. Pelaksanaan Musrembang lokal. Selanjutnya Bentuk partisipasi yang
mengutamakan partisipasi dan peran serta diberikan masyarakat dalam tahap
warga daerah dalam proses perencanaan dan pembangunan ada beberapa bentuk. Menurut
penetapan suatu rancangan pembangunan di Ericson dalam Slamet (1994: 89) bentuk
daerah mereka. Dengan adanya musyawarah partisipasi masyarakat dalam pembangunan
yang melibatkan partisipasi aktif warga terbagi atas 3 tahap, yaitu:
daerah tersebut diharapkan selain 1) Partisipasi di dalam tahap perencanaan
pembangunan yang akan dilaksanakan benar- (idea planing stage).
benar merupakan aspirasi warga dan aparat Partisipasi pada tahap ini maksudnya
daerah, selain itu masyarakat juga mendapat adalah pelibatan seseorang pada tahap
pendidikan politik di tingkat dasar dan lebih penyusunan rencana dan strategi dalam
diberdayakan dalam artian ikut berpartisipasi penyusunan kepanitian dan anggaran pada
aktif tidak sebagai pelaksana saja. suatu kegiatan/proyek. Masyarakat
Proses perencanaan dimulai dengan berpartisipasi dengan memberikan usulan,
informasi tentang ketersediaan sumber daya saran dan kritik melalui pertemuan-
dan arah pembangunan nasional, sehingga pertemuan yang diadakan.
perencanaan bertujuan untuk menyusun 2) Partisipasi di dalam tahap pelaksanaan
hubungan optimal antara input, proses, dan (implementation stage)
output/outcomes atau dapat dikatakan sesuai Partisipasi pada tahap ini maksudnya
dengan kebutuhan, dinamika reformasi dan adalah pelibatan seseorang pada tahap
pemerintahan yang lebih demokratis dan pelaksanaan pekerjaan suatu proyek.
terbuka, sehingga masyarakatlah yang paling Masyarakat disini dapat memberikan
tahu apa yang dibutuhkannya. Jadi partisipasi tenaga, uang ataupun material/barang serta
masyarakat dalam proses perencanaan ide-ide sebagai salah satu wujud
pembangunan sangat penting karena dapat partisipasinya pada pekerjaan tersebut.
menumbuhkan sikap memiliki dan rasa 3) Partisipasi di dalam pemanfaatan
tanggung jawab masyarakat terhadap (utilitazion stage)
pembangunan melalui musrenbang. Partisipasi pada tahap ini maksudnya
Partisipasi masyarakat dalam adalah pelibatan seseorang pada tahap
musrembang bisa dijadikan salah satu pemanfaatan suatu proyeksetelah proyek
cerminan fenomena yang masih melekat di tersebut selesai dikerjakan. Partisipasi
dalam masyarakat Indonesia saat ini. Saat masyarakat pada tahap ini berupa tenaga
didengung-dengungkannya partisipasi dan uang untuk mengoperasikan dan
masyarakat, ternyata hal tersebut masih jauh memelihara proyek yang telah dibangun.
dari keadaan yang diinginkan. Masyarakat Pandangan Cohen dan Uphoff (1980:
masih saja mengalami kesenjangan dalam 76) menyatakan bahwa partisipasi
kaitannya dengan keberadaan mereka ketika masyarakat dalam pembangunan pada
akan memasuki area-area publik. Bila dilihat umumnya dimulai dari tahap pembuatan
dari sisi peran, akses, manfaat, maupun keputusan, penerapan keputusan, penikmatan
kontrol. hasil dan evaluasi kegiatan Secara lebih rinci,
Dalam konteks pembangunan partisipasi dalam pembangunan berarti
Adisasmita (2006: 38) mengatakan partisipasi mengambil bagian atau peran dalam
masyarakat adalah keterlibatan dan pelibatan pembangunan, baik dalam bentuk pernyataan
anggota masyarakat dalam pembangunan, mengikuti kegiatan, memberi masukan berupa
meliputi kegiatan dalam perencanaan dan pemikiran, tenaga, waktu, keahlian, modal
126 e-Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 7, Juli 2013 hlm 123-134 ISSN: 2302-2019

dana atau materi serta ikut memanfaatkan dan sehingga menimbulkan kekecewaan
menikmati hasilnya. masyarakat, selain itu masyarakat kurang
Selama ini, penyelenggaraan partisipasi paham dengan musrenbang itu sendiri serta
masyarakat di Indonesia dalam kenyataannya fenomena yang terlihat juga menunjukkan
masih terbatas pada keikutsertaan anggota keaktivan masyarakat hanya sampai pada
masyarakat dalam implementasi atau awal seperti pra musrenbang saja, tahap
penerapan program-program pembangunan selanjutnya masyarakat menunjukkan sikap
saja. Kegiatan partisipasi masyarakat masih yang kurang aktif bahkan tidak memiliki
lebih dipahami sebagai mobilisasi untuk kesadaran untuk menjaga hasil pembangunan.
kepentingan pemerintah atau Negara. Berdasarkan fenomena-fenomena yang
Keterkaitan antara ketidakadilan dikemukakan di atas, maka peneliti
pemerintah dan partisipasi masyarakat bisa merumuskan permasalahan pada penelitian ini
dikatakan sangat erat. Persoalan pembedaan yaitu bagaimana partisipasi masyarakat dalam
peran dalam lingkup ruang publik dan ruang musyawarah perencanaan pembangunan di
domestik bisa dikatakan adalah faktor utama Kelurahan Mamboro Kecamatan Palu Utara
dalam hal ini kaitannya dengan minimnya dengan tujuan untuk mengetahui partisipasi
partisipasi mereka dalam musrenbang. Faktor masyarakat dalam musyawarah perencanaan
bisa yang disebabkan budaya patriarki yang pembangunan di Kelurahan Mamboro
sudah mengakar di lingkungan masyarakat Kecamatan Palu Utara.
kita bisa dijadikan analisis awal untuk
menjawab mengapa partisipasi masyarakat METODE
sangat rendah khususnya dalam proses
musrembang dan umumnya dengan berbagai Jenis penelitian ini bersifat kualitatif,
aktivitas dalam lingkup ruang publik yang karena peneliti ingin mengumpulkan sejumlah
berkaitan dengan masyarakat luas. Fenomena informasi secara mendalam dan mendetail
minimnya partisipasi masyarakat dalam yang bertujuan untuk melakukan penafsiran
musrenbang dan dampak langsung dari terhadap fenomena sosial. Untuk memperoleh
fenomena tersebut dengan pembangunan yang infomasi yang lebih mendalam maka dalam
akan dilakukan di daerah terkait adalah bahan penelitian ini ditetapkan informan yaitu lurah
yang sangat menarik untuk dikaji lebih dalam mamboro, kepala seksi ekonomi
karena harapan masyarakat dengan pembangunan, ketua lembaga pemberdayan
pelaksanaan musrenbang sangat kompleks, masyarakan dan masyarakat yang ditentukan
namun pelaksanaanya belum sesuai dengan secara purposive. Metode pengambilan dan
yang diharapkan masyarakat khususnya pengumpulan data meliputi observasi,
masyarakat di Kelurahan Mamboro. wawancara mendalam dan dokumentasi,
Hal tersebut dibuktikan dengan hasil sedangkan teknik analisis data meliputi
observasi awal peneliti menunjukkan fakta di reduksi data, penyajian data, dan penarikan
lapangan bahwa partisipasi warga di kesimpulan (verifikasi).
Kelurahan Mamboro sangat rendah dalam
musrenbang. Faktor kurangnya sosialisasi dan HASIL DAN PEMBAHASAN
keacuhan dari warga adalah dua hal utama
yang menyebabkan rendahnya tingkat Partisipasi Masyarakat dalam
partisipasi masyarakat dalam musrenbang. Musyawarah Perencanaan Pembangunan
Partisipasi yang rendah tersebut semakin di Kelurahan Mamboro Kecamatan Palu
diperparah dengan segala usulan-usulan Utara
masyarakat pada musrenbang sebelumnya Partisipasi masyarakat memiliki banyak
tidak terlaksana dan tidak menunjukkan hasil bentuk, mulai dari keikutsertaan langsung
Roy Topan Sanjaya, Partisipasi Masyarakat dalamMusyawarah Perencanaan Pembangunan «««««««« 127

masyarakat dalam program pemerintahan kelompok masyarakat dalam proses


maupun yang sifatnya tidak langsung, seperti pembangunan, dan peningkatan rasa memiliki
sumbangan dana, tenaga, pikiran, maupun pada kelompok masyarakat terhadap program
pendapat dalam pembuatan kebijakan kegiatan yang telah disusun. Partisipasi
pemerintah. Namun demikian, ragam dan masyarakat dalam tahap penyusunan rencana
kadar partisipasi sering kali ditentukan secara dengan memberikan usulan-usulan mengenai
masif yakni dari banyaknya individu yang program, keaktifan memberikan saran dan
dilibatkan. Padahal partisipasi masyarakat kritik serta tingkat kehadiran masyarakat
pada hakikatnya akan berkaitan dengan akses dalam pertemuan terkait dengan musyawarah
masyarakat untuk memperoleh informasi. rencana pembangunan di Kelurahan Mamboro
Hingga saat ini partisipasi masyarakat masih Kecamatan Palu Utara.
belum menjadi kegiatan tetap dan terlembaga Hasil penelitian menggambarkan bahwa
khususnya dalam pembuatan keputusan. partisipasi masyarakat dalam Musyawarah
Sejauh ini, partisipasi masyarakat masih Rencana Pembangunan (Musrenbang) di
terbatas pada keikutsertaan dalam Kelurahan Mamboro dilakukan melalui
pelaksanaan program-program atau kegiatan tahapannya seperti melakukan dan
pemerintah, padahal partisipasi masyarakat memberikan usulan-usulan pada saat Pra
tidak hanya diperlukan pada saat pelaksanaan Musyawarah Rencana Pembangunan
tetapi juga mulai tahap perencanaan (Musrenbang) karena dari hasil tersebut akan
pengambilan keputusan. diprioritaskan program-program yang menjadi
Partisipasi masyarakat dalam sangat penting dari masing-masing RT/RW.
musyawarah rencana pembangunan adalah Pelaksanaan Musyawarah Rencana
sikap dan tindakan masyarakat yang ikut serta Pembangunan (Musrenbang) ditingkat
dalam suatu proses partisipasi yang terkait RT/RW ini merupakan cara atau tindakan
dengan perencanaan pembangunan di yang menjaring aspirasi dari bawah
Kelurahan Mamboro Kecamatan Palu Utara. (masyarakat paling bawah) untuk dibuatkan
Adapun aspek dalam melihat partisipasi prioritas dalam program pembangunan di
masyarakat dalam musyawarah rencana kelurahan. Hal ini dilakukan karena
pembangunan pada panelitian ini yaitu merupakan bagian dari pelaksanaan
partisipasi di dalam tahap perencanaan (idea Musyawarah Rencana Pembangunan
planing stage), partisipasi di dalam tahap (Musrenbang) di Kelurahan sebagaimana
pelaksanaan (implementation stage), dan yang tercantum dalam Surat Edaran Walikota
partisipasi di dalam pemanfaatan (utilitazion Palu Nomor: 050/0399/Bappeda tanggal 10
stage). Januari 2012 Perihal Teknis Penyelenggaraan
Partisipasi di Dalam Tahap Perencanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan
(Idea Planing Stage) Tahun 2012.
Pembangunan melalui partisipasi Adanya teknis penyelenggaraan tersebut
masyarakat merupakan salah satu upaya untuk membuat pelaksanaan Musyawarah Rencana
memberdayakan potensi masyarakat dalam Pembangunan (Musrenbang) dilakukan sesuai
merencanakan pembangunan yang berkaitan mekanisme yang ada seperti masyarakat
dengan potensi sumber daya lokal ditingkat RT/RW dan kelompok-kelompok
berdasarkan kajian musyawarah, yaitu masyarakat melakukan survey atau pendataan
peningkatan aspirasi berupa keinginan dan langsung kelingkungan masyarakat tingkat
kebutuhan nyata yang ada dalam masyarakat RT/RW untuk menggali permasalahan warga
melalui usulan, saran dan kritik serta dan masyarakat di tingkat RT/RW dan
kehadiran masyarakat dalam musyawarah. kelompok-kelompok masyarakat melakukan
Peningkatan keaktifan dan peran serta musyawarah/rembug atau FGD dengan
128 e-Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 7, Juli 2013 hlm 123-134 ISSN: 2302-2019

catatan masyarakat atau perwakilan membawa untuk mencapai sasaran dari proses
daftar usulan permasalahan warga ditingkat pembangunan maka partisipasi masyarakat
RT/RW. sangat menentukan karena jika partisipasi
Pengamatan peneliti melihat bahwa masyarakat rendah maka program-program
disetiap RT/RW yang melakukan atau yang dijalankan cenderung belum sesuai
melaksanakan Pra Musyawarah Rencana dengan keinginan dan harapan masyarakat.
Pembangunan (Musrenbang) sudah Selain melihat pemberian usulan-usulan
melakukan mekanisme yang benar, namun dan ide dalam pelaksanaan Musyawarah
peneliti melihat bahwa partisipasi masyarakat Rencana Pembangunan (Musrenbang), maka
tersebut hanya sebatas pada tingkat RT/RW selanjutnya dapat dilihat partisipasi
saja, karena dalam pelaksanaan Musyawarah masyarakat dalam memberikan saran dan
Rencana Pembangunan (Musrenbang) di kritik dipertemuan Musyawarah Rencana
Kelurahan, masyarakat kurang aktif. Hasil Pembangunan (Musrenbang). Hasil penelitian
yang didapatkan berbeda dengan apa yang menggambarkan bahwa partisipasi
dikatakan Adisasmita (2006: 42) bahwa masyarakat pada Musyawarah Rencana
partisipasi masyarakat adalah pemberdayaan Pembangunan (Musrenbang) di Kelurahan
masyarakat, peran sertanya dalam kegiatan Mamboro terkait dengan partisipasi dalam
penyusunan perencanaan dan implementasi pemberian kritik dan saran menunjukkan
program/proyek pembangunan, dan bahwa masyarakat antusias dalam hal
merupakan aktualisasi kesediaan dan tersebut. Hasil tersebut juga menunjukkan
kemauan masyarakat untuk berkorban dan bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam
berkontribusi terhadap implementasi Musyawarah Rencana Pembangunan
pembangunan. (Musrenbang) di Kelurahan Mamboro dalam
Berdasarkan hasil penelitian yang memberikan kritik sangat tinggi, hal ini
dikemukakan maka disimpulkan bahwa dikarenakan keterlibatan masyarakat pada
partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan Musyawarah Rencana Pembangunan
Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) sebelumnya yang tidak diikuti
(Musrenbang) di Kelurahan Mamboro dengan hasil yang sesuai dan berdasarkan
Kecamatan Palu Utara menunjukkan tingkat aspirasi serta usulan-usulan dari Pra
partisipasi masyarakat dalam memberikan Musyawarah Rencana Pembangunan
usul-usul dan ide-ide terlihat pada saat Pra (Musrenbang) ditingkat RT/RW.
Musyawarah Rencana Pembangunan Pengamatan peneliti di lapangan
(Musrenbang) saja sedangkan pada saat melihat bahwa partisipasi masyarakat dalam
pelaksanaan Musyawarah Rencana memberikan kritik dan saran terkait dalam
Pembangunan (Musrenbang) di Kelurahan proses perencanaan Musyawarah Rencana
partisipasi masyarakat masih kurang aktif. Pembangunan (Musrenbang) sangat tinggi,
Artinya masyarakat kurang merespon peneliti melihat masyarakat aktif memberikan
pelaksanaan Musyawarah Rencana kritik dan saran saat dilakukan Pra
Pembangunan (Musrenbang) yang tidak Musyawarah Rencana Pembangunan
sesuai harapan mereka. (Musrenbang), namun berbeda pada saat
Hasil tersebut juga diperkuat pendapat pelaksanaan Musyawarah Rencana
Bhattacharyya dalam Susanti (2012: 7) yang Pembangunan (Musrenbang) di Kelurahan
mengatakan partisipasi sebagai pengambilan Mamboro tingkat partisipasi yang terlihat
bagian dalam kegiatan bersama kegagalan menurun karena masyarakat sudah kurang
dalam mencapai hasil dari program respon terhadap pelaksanan Musyawarah
pembangunan tidak mencapai sasaran karena Rencana Pembangunan (Musrenbang),
kurangnya partisipasi masyarakat. Artinya bahkan menurut masyarakat bahwa mereka
Roy Topan Sanjaya, Partisipasi Masyarakat dalamMusyawarah Perencanaan Pembangunan «««««««« 129

yang datang ke pelaksanaan Musyawarah pelaksanaannya juga menghasilkan


Rencana Pembangunan (Musrenbang) di perencanaan-perencanaan pembangunan yang
Kelurahan Mamboro semata-mata untuk sesuai dengan aspirasi masyarakat.
mengkritik pelaksanaan Musyawarah Selain itu adanya kecenderungan tingkat
Rencana Pembangunan (Musrenbang) yang kehadiran stakeholders penting dalam
hanya sebagai formalitas di dalam perencanaan pembangunan seperti kader
pelaksanaannya karena hasil yang didapatkan pembangunan desa, tokoh adat, dan tokoh
juga nantinya akan berbeda dengan usulan pemuda relatif rendah, serta tingkat keaktifan
yang diberikan. peserta relatif rendah. Hal ini seperti yang
Berdasarkan hasil dan uraian yang dikemukakan oleh salah seorang peserta
dikemukakan terkait dengan partisipasi Musyawarah Rencana Pembangunan
masyarakat dalam pemberian kritik dan saran (Musrenbang) bahwa kehadiran peserta dalam
dalam pelaksanaan Musyawarah Rencana Musyawarah Rencana Pembangunan
Pembangunan (Musrenbang) di Kelurahan (Musrenbang) tersebut semata-mata hanya
Mamboro disimpulkan bahwa masyarakat memenuhi undangan pak lurah saja, sehingga
aktif dalam memberikan kritik dan saran kehadirannya lebih banyak sebagai
namun kritik yang dilakukan bukan untuk pendengar. Ada beberapa tokoh masyarakat
memberikan usulan melainkan untuk yang diundang Musyawarah Rencana
mempertanyakan keberadaan pelaksanaan Pembangunan (Musrenbang) tidak bisa hadir
Musyawarah Rencana Pembangunan dan mewakilkannya pada orang lain yang
(Musrenbang) yang hasilnya tidak sesuai kurang memahami perencanaan
dengan harapan masyarakat, seperti aspirasi pembangunan. Sehingga mereka tidak
masyarakat melalui usulan-usulan yang mengajukan usulan, tidak memberikan
diberikan tidak sesuai dengan hasil masukan dan juga tidak mengidentifikasi
Musyawarah Rencana Pembangunan kebutuhan dalam perencanaan. Mereka
(Musrenbang) di Kelurahan Mamboro. terkesan menyerahkan sepenuhnya kepada
Selain melihat tingkat partisipasi lurah untuk merumuskan perencanaan
masyarakat dari pemberian usul-usul, kritik pembangunan. Waktu bagi penyelenggaraan
dan saran dalam Musyawarah Rencana Musyawarah Rencana Pembangunan
Pembangunan (Musrenbang), maka (Musrenbang) sangat pendek, sehingga sulit
selanjutnya dapat dilihat partisipasi untuk mendorong partisipasi masyarakat.
masyarakat terkait dengan tingkat Berdasarkan hasil penelitan dan
kehadirannya dalam Musyawarah Rencana pengamatan serta uraian yang dikemukakan
Pembangunan (Musrenbang) di Kelurahan terkait dengan tingkat partisipasi masyarakat
Mamboro. Hasil penelitian menggambarkan dalam hal kehadiran pada saat pelaksanaan
bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam Musyawarah Rencana Pembangunan
hal kehadirannya di tempat pelaksanaan (Musrenbang) di Kelurahan Mamboro
Musyawarah Rencana Pembangunan menunjukkan hasil bahwa tingkat kehadiran
(Musrenbang) di Kelurahan Mamboro sudah masyarakat masih rendah, hal ini dikarenakan
menunjukkan bahwa masyarakat memiliki masyarakat sudah tidak peduli lagi dengan
kehadiran yang maksimal, artinya masyarakat pelaksanaan Musyawarah Rencana
ikut serta berpartisipasi dalam kegiatan Pembangunan karena hasil yang diharapkan
Musyawarah Rencana Pembangunan tidak sesuai dengan usulan-usulan serta ide-
(Musrenbang) tersebut. Hasil tersebut juga ide yang diberikan masyarakat pada saat
menunjukkan bahwa masyarakat berprtisipasi pelaksanaan Musyawarah Rencana
baik dalam Musyawarah Rencana Pembangunan sebelumnya.
Pembangunan (Musrenbang) sehingga
130 e-Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 7, Juli 2013 hlm 123-134 ISSN: 2302-2019

Partisipasi di Dalam Tahap Pelaksanaan pemikiran yang tentunya tidak mengubah


(implementation stage) perencanaan yang telah dibuat. Karena hal
Secara umum partisipasi masyarakat tersebut menurut Mikkelsen (1999: 64) bahwa
dalam pembangunan merupakan partisipasi masyarakat dapat dilihat dari
keperansertaan semua anggota atau wakil- keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam
wakil masyarakat untuk ikut membuat perubahan yang ditentukannya sendiri dan
keputusan dalam proses perencanaan dan keterlibatan masyarakat dalam pembangunan
pelaksanaan pembangunan termasuk di diri, kehidupan, dan lingkungan mereka.
dalamnya memutuskan tentang rencana- Masyarakat disini sebagai sasaran dari
rencana kegiatan yang akan dilaksanakan, pembangunan harus juga memiliki inisiatif
manfaat yang akan diperoleh, serta bagaimana dalam mengontrol jalannya pembangunan,
melaksanakan dan mengevaluasi hasil karena pembangunan tersebut merupakan
pelaksanaannya. Adapun yang dimaksud hasil dari aspirasi masyarakat yang berupa
partisipasi masyarakat dalam tahap usulan-usulan atau ide-ide yang diberikan
pelaksanaan Musyawarah Rencana masyarakat dalam pelaksanaan Musyawarah
Pembangunan pada penelitian ini yaitu Rencana Pembangunan melalui
keterlibatan masyarakat dalam program keterlibatannya, karena pentingnya partisipasi
pembangunan, serta partisipasi dalam dikemukakan oleh Conyers (1991: 154-155)
memberikan ide-ide sebagai wujud partisipasi sebagai berikut: pertama, partisipasi
masyarakat dalam musyawarah rencana masyarakat merupakan suatu alat guna
pembangunan di Kelurahan Mamboro memperoleh informasi mengenai kondisi,
Kecamatan Palu Utara. kebutuhan, dan sikap masyarakat setempat,
Hasil penelitian menggambarkan bahwa yang tanpa kehadirannya program
partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan serta proyek-proyek akan
Musyawarah Rencana Pembangunan gagal; kedua, bahwa masyarakat akan lebih
(Musrenbang) yang dilihat dari pelibatan mempercayai proyek atau program
masyarakat dalam pelaksanan program hasi pembangunan jika merasa dilibatkan dalam
Musyawarah Rencana Pembangunan proses persiapan dan perencanaannya, karena
(Musrenbang) menunjukkan bahwa mereka akan lebih mengetahui seluk-beluk
masyarakat Kelurahan Mamboro tidak proyek tersebut dan akan mempunyai rasa
dilibatkan dalam program pembangunan, baik memiliki terhadap proyek tersebut; ketiga,
itu dalam bentuk tenaga maupun materi bahwa merupakan suatu hak demokrasi bila
karena dalam pelaksanaan pembangunan, masyarakat dilibatkan dalam pembangunan
hasil yang dijalankan menjadi hak pemerintah masyarakat mereka sendiri.
setempat, masyarakat hanya sebagai Hasil penelitian juga menggambarkan
pengontrol jalannya pembangunan tersebut. bahwa pelaksanaan Musyawarah Rencana
Pembangunan akan berhasil jika di Pembangunan (Musrenbang) yang dilihat dari
dalam pelaksanaannya melibatkan berbagai pelibaan masyarakat dalam pelaksanaan
pihak atau stakehoders di lingkungan pembangunan baik itu tenaga dan materi
setempat, namun di dalam mengerjakan hasil menunjukkan bahwa masyarakat Kelurahan
Musyawarah Rencana Pembangunan Mamboro tidak dilibatkan dalam pelaksanaan
(Musrenbang), pemerintah telah memiliki program, hal ini dikarenakan pelaksanaan
pelaksana yang ditentukan untuk program tersebut telah dilakukan oleh setiap
menyelesaikan program pembangunan, SKPD untuk melaksanakannya sampai pada
sehingga dalam hal ini masyarakat merupakan tahap pembangunannya, masyarakat hanya
pihak yang menjadi sasaran harus dapat dilibatkan dalam memanfaatkan hasil
mengontrol dan memberikan sumbangsi pembangunan tersebut.
Roy Topan Sanjaya, Partisipasi Masyarakat dalamMusyawarah Perencanaan Pembangunan «««««««« 131

Hal ini memberikan penjelasan bahwa baik itu dari segi tenaga maupun dari segi
pelaksanaan Musyawarah Rencana materi karena dalam pelaksanaan
Pembangunan (Musrenbang) di Kelurahan pembangunan semua telah dijalankan
Mamboro tidak melibatkan masyarakatnya pemerintah dan pihak-pihak terkait seperti
dalam proses pembangunan, karena hal Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang
tersebut telah disediakan oleh pemerintah, terkait dengan program prioritas dari hasil
baik itu pemerintah kelurahan maupun pihak- Musyawarah Rencana Pembangunan
pihak terkait seperti Satuan Kerja Perangkat (Musrenbang) sementara itu masyarakat
Daerah (SKPD) yang terkait dengan program hanya sebagai pengontrol jalannya
prioritas dari hasil Musyawarah Rencana pembangunan.
Pembangunan (Musrenbang). Partisipasi di dalam Pemanfaatan
Berdasarkan hasil teresebut tentang (utilitazion stage)
pelibatan masyarakat dalam pelaksanaan Untuk tercapainya keberhasilan
pembangunan di Kelurahan Mamboro yang pembangunan masyarakat maka segala
kaitannya dengan pelibatan dalam hal tenaga program perencanaan, pelaksanaan serta
dan materi disimpulkan bahwa masyarakat evaluasi dan pemanfatan pembangunan harus
tidak dilibatkan karena pelaksanaan melibatkan masyarakat, karena merekalah
pembangunan yang dijalankan telah yang mengetahui permasalahan dan
dilaksanakan oleh pihak-pihak terkait seperti kebutuhan dalam rangka membangun
pemerintah kelurahan maupun pihak-pihak wilayahnya sebab merekalah nantinya yang
terkait seperti Satuan Kerja Perangkat Daerah akan memanfaatkan dan menilai tentang
(SKPD) yang terkait dengan program prioritas berhasil atau tidaknya pembangunan di
dari hasil Musyawarah Rencana wilayah mereka. Adapun partisipasi
Pembangunan (Musrenbang). masyarakat dalam pemanfaatan hasil
Selain melihat pelibatan masyarakat pembangunan dalam penelitian ini adalah
dalam pelaksanan program pembangunan tentang keterlibatan masyarakat dalam
dalam hal tenaga dan materi, maka pemanfaatan program yang direncanakan
selanjutnya dapat dilihat pelibatan masyarakat serta partisipasi masyarakat dalam tahap
dalam program-program yang dijalankan. pemanfaatan dan pemeliharaan program
Hasil penelitian menggambarkan bahwa pembangunan.
pelibatan masyarakat dalam pelaksanaan Hasil penelitian menggambarkan bahwa
pembangunan di Kelurahan Mamboro partisipasi masyarakat Kelurahan Mamboro
menunjukkan bahwa masyarakat tidak dalam tahap pemanfaatan hasil pembangunan
dilibatkan dalam menjalankan program menunjukkan bahwa masyarakat dilibatkan,
pembangunan hasil Musyawarah Rencana ini artinya bahwa masyarakat dapat
Pembangunan (Musrenbang). Hasil penelitian memanfaatkan hasil pembangunan di
menunjukkan bahwa masyarakat hanya Kelurahan Mamboro karena hal tersebut
mengawal pelaksanaan pembangunan agar merupakan hasil dari aspirasi masyarakat
tidak menyimpang dari program yang ada yang diusulkan dalam pelaksanaan
sehingga pelaksanaannya juga akan sesuai Musyawarah Rencana Pembangunan
dengan keinginan masyarakat. (Musrenbang) yang dilakukan. Hal itu
Berdasarkan hasil penelitian secara menunjukkan bahwa masyarakat memiliki
keseluruhan terkait dengan partisipasi partisipasi dalam pelaksanaan pembangunan
masyarakat dalam pelaksanaan program terutama dalam memanfaatkan dan
pembangunan di Kelurahan Mamboro memelihara hasil pembangunan. Hasil
menunjukkan bahwa masyarakat tidak tersebut sesuai dengan hasil pengamatan
dilibatkan dalam pelaksanaan pembangunan, peneliti yang melihat bahwa pemanfaatan
132 e-Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 7, Juli 2013 hlm 123-134 ISSN: 2302-2019

hasil program pembangunan dilakukan dapat memanfatkan hasil pembangunan secara


masyarakat dengan mengadakan kerja bakti maksimal, bukan merusaknnya.
untuk menjaga kebersihan dan kelestarian Hasil penelitian ini sedikit berbeda
lingkungan, selain itu penggunaannya juga dengan hasil uraian sebelumnya, di mana
dijaga oleh warga seperti penggunaan bantuan hasil penelitian ini menggambarkan bahwa
peralatan nelayan serta pemanfaatan drainase partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan
oleh masyarakat Kelurahan Mamboro secara hasil pembangunan sudah dilakukan, namun
umum. hasil tersebut menunjukkan bahwa masih
Berdasarkan hasil yang didapatkan terdapat sikap yang kurang sadar akan
maka dapat disimpulkan bahwa partisipasi pentingnya hasil pembangunan yang
masyarakat dalam pemanfaatan program dijalankan. Hasil yang paling kurang
pembangunan di Kelurahan Mamboro menunjukkan kepedulian terhadap
menunjukkan bahwa masyarakat telah pemeliharaan hasil pembangunan ditunjukkan
memanfaatkan program pembangunan yang juga dalam hasil di atas, dimana terdapat
ada seperti masyarakat selalu menunjukkan ucapan bahwa kurangnya kesadaran
sikap yang senang terhadap hasil masyarakat akan rasa memiliki dengan
pembangunan seperti masalah drainase, EHUSULQVLS ³NDODX LQL UXVDN NDQ DGD
perlengkapan nelayan dan sebagainya yang SHPHULQWDK \DQJ DNDQ PHPSHUEDLNLQ\D ODJL´
merupakan hasil pelaksanaan Musyawarah Hal ini dapat dimaknai bahwa masyarakat
Rencana Pembangunan (Musrenbang) yang Kelurahan Mamboro Kecamatan Palu Utara
harus dimanfaatkan oleh masyarakat kurang memiliki kesadaran dalam menilai dan
Kelurahan Mamboro. menghargai hasil pembangunan yang
Selain melihat partisipasi masyarakat dilakukan oleh pemerintah, meskipun tujuan
dalam pemanfaatan program hasil utamanya adalah untuk kepentingan
pembangunan, maka selanjutnya dapat dilihat masyarakat secara umum.
partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan Pengamatan peneliti melihat bahwa
terkait dengan program yang selesai memang masih terdapat kelompok
dikerjakan. Hasil penelitian menggambarkan masyarakat yang kurang memiliki kesadaran
bahwa pemanfaatan hasil pembangunan di terkait dengan pemeliharaan hasil
Kelurahan Mamboro yang merupakan hasil pembangunan di Kelurahan Mamboro, hal ini
dari pelaksanaan Musyawarah Rencana dapat dilihat dari sikap para pemuda yang
Pembangunan (Musrenbang) sudah kurang memiliki kesadaran dengan merusak
dimanfaatkan oleh masyarakat yang dan terkesan tidak perduli terhdap hasil-hasil
merupakan hasil dari usulan mereka di pembangunan seperti merusak fasilitas-
Musyawarah Rencana Pembangunan fasilitas yang dibangun oleh pemerintah.
(Musrenbang) Kelurahan. Pemanfaatan Berdasarkan hasil penelitian secara
tersebut ditunjukkan dengan melakukan keseluruhan terkait dengan partisipasi
pemeliharaan terhadap hasil pembangunan masyarakat dalam hal pemanfaatan hasil
yang dilakukan, karena menurut Cohen dan pembangunan yang dilihat dari pemanfaatan
Uphoff (1980: 76) partisipasi masyarakat dan pemeliharaan hasil pembangunan
dalam pembangunan pada umumnya dimulai disimpulkan belum menunjukkan hasil yang
dari tahap pembuatan keputusan, penerapan maksimal, karena masih terdapat kelompok
keputusan, penikmatan hasil dan evaluasi masyarakat yang kurang memiliki kesadaran
kegiatan. Pandangan tersebut memberikan dalam menjaga dan memelihara hasil
satu aspek yang terkait dengan pemanfaatan pembangunan meskipun hasil pembangunan
hasil yang berarti bahwa masyarakat harus tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat
umum, namun adanya sikap yang kurang
Roy Topan Sanjaya, Partisipasi Masyarakat dalamMusyawarah Perencanaan Pembangunan «««««««« 133

sadar tersebut akan menghambat jalanannya masyarakat merasa bahwa aspirasi mereka
proses pembangunan khususnya di Kelurahan didengar oleh pemerintah. Kepada pemerintah
Mamboro Kecamatan Palu Utara. kelurahan, LPM, tokoh masyarakat, tokoh
pemuda, tokoh adat, dan unsur-unsur yang
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI berpengaruh di Kelurahan Mamboro untuk
dapat memberikan penjelasan dan
Kesimpulan pemahaman kepada masyarakat secara umum
Partisipasi masyarakat dalam agar memiliki kesadaran dalam memelihara
musyawarah rencana pembangunan di hasil pembangunan karena hasil
Kelurahan Mamboro belum berjalan pembangunan tersebut sangat bermanfaat bagi
maksimal, karena partisipasi di dalam tahap masyarakat lainnya.
perencanaan masih rendah karena masyarakat Selain itu, perlunya melakukan
hanya aktif memberikan usulan dan ide saat sosialisasi terkait dengan Peraturan Walikota
pra musrenbang, dan masyarakat hanya aktif Palu Nomor 17 Tahun 2006 tentang Pedoman
memberikan kritik dan saran namun kritik Penyelenggaraan dan Petunjuk Teknis
yang dilakukan bukan untuk memberikan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan
usulan melainkan untuk mempertanyakan Pembangunan Kelurahan, Musyawarah
keberadaan pelaksanaan musrenbang yang Perencanaan Pembangunan Kecamatan,
hasilnya tidak sesuai dengan harapan Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah dan
masyarakat. Partisipasi di dalam tahap Musyawarah Perencanaan Pembangunan
pelaksanaan menunjukkan masyarakat tidak Kota, agar masyarakat menjadi lebih
dilibatkan, baik itu dari segi tenaga maupun memahami tentang pentingnya pelaksanaan
materi karena dalam pelaksanaan dan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan semua telah dijalankan Musrenbang. Kemudian kepada pihak terkait
pemerintah dan pihak terkait seperti SKPD seperti kalangan Legislatif untuk lebih
yang terkait program prioritas hasil memperhatikan keadaan di daerah
musrenbang sementara itu masyarakat hanya pemilihannya khususnya di Kelurahan
sebagai pengontrol jalannya pembangunan. Mamboro karena dalam penentuan anggaran
Partisipasi di dalam pemanfaatan belum ditentukan dan melalui DPRD sehingga peran
maksimal, karena masih terdapat kelompok dari kalangan legislatif dalam menyuarakan
masyarakat yang kurang memiliki kesadaran aspirasi masyarakat sangat membantu proses
menjaga dan memelihara hasil pembangunan pembangunan.
dengan menunjukkan sikap yang kurang sadar
yang akan menghambat jalanannya UCAPAN TERIMA KASIH
pembangunan.
AlhamdulillahirabbilµDODPLQ 6HOXUXK
Rekomendasi puji hanya bagi ALLAH SWT yang telah
Berdasarkan kesimpulan yang melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya,
didapatkan, maka direkomendasikan kepada dan shalawat serta salam disampaikan kepada
kepada pihak terkait dengan pelaksanaan Junjungan Nabi Akhir Zaman Rasulullah
musrenbang di Kalurahan Mamboro harus Muhammad SAW. Sangat disadari oleh
melihat beberapa aspek, seperti masalah peneliti bahwa penuyusunan artikel ini dapat
perencanaan musrenbang yang lebih terlaksana KDQ\D NDUHQD NXDVD $OODK 7D¶DOD
memberikan ruang kepada masyarakat untuk sehingga penyusunan artikel dengan judul
memberikan usulannya serta lebih ´Partisipasi Masyarakat dalam Musyawarah
mengutamakan dan memprioritaskan usulan Rencana Pembangunan di Kelurahan
yang sesuai dengan usulan masyarakat agar Mamboro Kecamatan Palu Utara´ GDSDW
134 e-Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 7, Juli 2013 hlm 123-134 ISSN: 2302-2019

diselesaikan dengan baik. Artikel ini disusun Pemberdayaan: Sebuah Buku Pegangan
untuk memenuhi salah satu persyaratan guna Bagi Para Praktisi Lapangan. Jakarta:
memperoleh gelar Sarjana Strata Dua (S2) Yayasan Obor Indonesia.
pada Program Studi Magister Ilmu Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54
Administrasi Publik di Program Pascasarjana Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Universitas Tadulako Palu. Maka dalam Peraturan Pemerintah.
kesempatan ini, saya menghaturkan Peraturan Walikota Nomor 3 Tahun 2004,
penghargaan dan terima kasih yang setulus- Tentang Pedoman Penyelenggaraan dan
tulusnya kepada Dr. Muzakir Tawil, M.Si. Petunjuk Teknis Pelaksanaan
dan Dr. Muh. Khairil, M.Si. selaku ketua dan Perencanaan Pembangunan Partisipatif.
anggota tim pembimbing serta penyunting, Peraturan Walikota Nomor 17 Tahun 2006
penyunting ahli dan ketua penyunting yang tentang Pedoman Penyelenggaraan dan
telah memberikan bimbingan dan petunjuk Petunjuk Teknis Pelaksanaan
dalam penyelesaian penulisan artikel ini. Musyawarah Perencanaan
Pembangunan Kelurahan.
DAFTAR RUJUKAN Slamet, Y. 1994. Pembangunan Masyarakat
Berwawasan Partisipasi. Surakarta:
Adisasmita, Rahardjo. 2006. Pembangunan Sebelas Maret University Press.
Perdesaan dan Perkotaan. Yogyakarta: Susanto, Hari dan Asep S. 2000.
Graha Ilmu. Pembangunan Berbasis
Cohen, J.M. N.T, Upoff. 1980. Rural Pemberdayaan (Kasus Kalimantan
Development Participation. New York: Barat). Bogor: PT. Sarbi Moerhani
Ishaca. Lestari.
Conyers, Diana. 1991. Perencanaan Sosial di Undang-Undang Negara Republik Indonesia
Dunia ketiga. Yogyakarta: UGM Press. Tahun 1945.
Laporan Kegiatan Musrenbang Tahun 2012 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
Kelurahan Mamboro Kecamatan Palu Tentang Pemerintah Daerah.
Utara kota Palu. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
Mikkelsen, Britha. 1999. Metode Penelitian tentang Sistem Perencanaan
Partisipatoris dan Upaya-upaya Pembangunan Nasional (SPPN).

You might also like