Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
pastian birokrasi masa lalu terhadap pembangunan masyarakat lokal dan kurang
tanggap terhadap kepentingan dan kebutuhan akan masayarakat di tingkat desa. Hal
Partisipasi memang telah lama menjadi penghias bibir para pejabat dari
tingkat pusat sampai tingkat desa bahwa pembangunan dan kelestarian hasil
pembangunan tidak akan berhasil bila tidak akan didukung dengan “partisipasi
masyarakat”. Namun konsep partisipasi masyarakat yang digunakan oleh para pejabat
diperkenalkan atau mengkomsumsi produk dalam negeri serta kontribusi materi yang
secara mandiri sehingga partisipasi masyarakat akan menjadi masukan (input) dalam
1
pembangunan yang dapat meningkatkan usaha perbaikan kondisi dan taraf hidup
desa.
segala potensi baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia pada situasi dan
ekonomi, politik dan lainny; (2) proses perubahan sosial yang merupakan proses
perubahan masyarakat dalam berbagai kehidupannya ke arah yang lebih baik, lebih
2
maju, dan lebih adil; (3) Proses pembangunan dari, oleh dan untuk masyarakat
merupakan proses yang terjadi secara bertahap dan berkelanjutan guna mewujutkan
tersebut sejalan dengan pendapat Conyers (1981 : 154 - 155) yang lebih lanjut
lebih mengetahui seluk beluk program kegiatan tersebut dan akan mempunyai
perencanaan kerja atau “Working Plan” sebagai proses dari: (1) input yang berupa
keuangan, tenaga kerja, fasilitas dan lain-lain; (2) Kegiatan (proses); (3)
3
sumber daya dan arah pembanguan nasional, sehingga perencanaan bertujuan untuk
menyusun hubungan optimal antara input, proses dan outpu/outcomes atau dapat
dikatan sesuai dengan kebutuhan, dinamika reformasi dan pemerintahan yang lebih
demokratis dan terbuka, sehingga masyarakatlah yang lebih tahu apa yang
sangat pentingkarena dapat menumbuhkan sikap memiliki dan rasa tanggung jawab
format proses politik yang lebih memberi ruang kepada rakyat mulai tampak, hal ini
ditandai dengan diterapkan maka hal tersebut juga membawa dampak positif dalam
peraturan mengenai desa” serta Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 48 tahun 2002
pembanguan daerah dan desa harus dikelola dengan memperhatikan prakasa dan
tersebut direvisi menjadi UU No. 32 tahun 2004 dan untuk peran partisipasi
4
petunjuk teknis Menyelenggarakan Musrembang tahun 2005 dari tingkat Desa hingga
tingkat Kabupaten/Kota.
masyarakat dan karasteristik geografis yang unik, pemerintah telah menyusun Sistem
pasal 1 dinyatakan bahwa SPPN adalah satu kesatuan tata cara perencanaan
antar ruang, antar waktu dan fungsi pemerintah maupun antar pusat dan
daerah.
5
5. Menjamin tercapainya pengguna sumber daya secara efisien, efektif,
pembangunan.
Terkait dengan hal tersebut, maka berdasarkan hasil pengamatan awal yang
6
mengakomodasi kepentingan mereka dalam proses penyusunan rencana
pembangunan.
selanjutnya.
Desa yang akan diusulkan ke Kecamatan sudah di printout oleh pihak Desa/
adat, dan tokoh pemuda relatif rendah, serta tingkat keaktifan peserta relative
7
rendah. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh seorang masyarakat bahwa
5. Ada beberapa tokoh masyarakat yang diundang musbangdes tidak bisa hadir
partisipasi masyarakat.
pembangunan tidak mungkin hanya dilakukan diatas kertas tanpa melihat realitas di
penting yang harus ada dan digunakan menjadi bahan dalam kegiatan perencanaan
pembangunan.
8
Berikut jadwal pelaksanaan musrembang mulai dari tingkat Desa sampai
Tabel 1.
NO TINGKATAN BULAN KE
MUSREMBANG 1 2 3 4 5
1 Desa
2 Kecamatan
3 Kabupaten
4 Provinsi
5 Nasional
diselenggaraka pada bulan Maret antar minggu pertama dan minggu kedua, tingkat
Kabupaten antara minggu ketiga dan minggu keempat, tingkat Provinsi bulan Mei,
9
dengan judul: “Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan Di Desa
B. Perumusan Masalah.
1. Permasalahan Pokok
2. Pembatasan Masalah.
1. Tujuan Penelitian.
10
Penelitian bertujuan untuk mengindentifikasi dan menganalisa peranan adat
2. Kegunaan Penelitian.
1. Permasalahan
2. Pembatasan Masalah
11
Untuk lebih mengarahkan penulis ini agar lebih terfokus maka pada
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok masalah yang di uraikan di atas, maka tujuan yang hendak
di capai dalam penelitian ini adalah: untuk mengetahui dan menganalisis Partisipasi
2. Kegunaan Penelitian
penelitian lebih lanjut bagi para peneliti yang akan datang khususnya
perencanaan pembangunaan.
D. Kerangka Teori
12
Dalam suatu penelitian keberadaan suatu teori sangat diperlukan karena
merupakan ladasan umum bagi suatu penelitian. Dimana teori mempunyai peranan
yang vital sekaligus strategis guna menentukan hubungan antara fenomena sosial
pemahaman tentang permasalahan yang diteliti, maka teori yang di gunakan dalam
Pembangunan Desa.
sumber yang mempengaruhi mereka. Partisipasi memiliki sisi yang berbeda, bermula
dari pemberian informasi dan metode konsultasi sampai dengan mekanisme untuk
13
berkolaborasi dan pemberdayaan yang memberi peluang bagi stakeholder untuk lebih
memiliki pengaruh dan kendali. Partisipasi merupakan suatu konsep yang merujuk
ini sudah barang tentu didasari oleh motif-motif dan keyakinan akan nilai-nilai
(1980: 125) adalah turut sertanya seseorang baik secara langsung maupun emosional
Bentuk partisipasi lain yang lebih lengkap oleh Bryan dan White dalam
Ndraha (1991) dimana disamping ada partisipasi dalam pengambilan keputusan dan
14
tersebut. Selanjutnya dikatakan Bryan dan White dalam Ndraha (1991) Bahwa
d. Partisipasi sosial.
ataupun resiko. Tiga pengertian partisipasi diatas dapat dibangun dan diurutkan
keputusan. Tahap ini dalam proses pembangunan di kelurahan adalah identik dengan
program dan proyek-proyek yang telah disetujui atau diputuskan dalam tahap
pengambilan keputusan . tahap pelaksanaan ini dapat berupa keikut sertaan secara
fisik seperti pemberian tenaga maupun pemberian sumbangan uang dan baha-bahan
15
Tahap ketiga partisipasi adalah tahap pemanfaatan yakni tahap dimana
partisipasi. Oleh sebab itu, pada tahap penerimaan hasil akan diikuti oleh tumbuhnya
yang dirasakan memberikan manfaat tersebut dapat dinikmati secara optimal dan
berkelanjutan.
dengan cara memberikan sumbangan dalam bentuk gagasan, materi dan tenaga,.
1. Partisipasi langsung dalam kegiatan bersama secara fisik dan tatap muka
2. Partisipasi dalam bentuk iuran uang atau barang, dana dan sarana.
16
4. Partisipasi dalam bentuk dukungan.
Dari beberapa bentuk prtisipasi yang dikemuakakan di atas, secara garis besar
dapat dibagi kedalam dua bagian yakni : partisipasi material dan partisipasi non
berupa uang atau barang; sedangkan partisipasi non material dapat berupa sumbangan
pikiran atau gagasan yang dapat diterimasebagai masukan bagi pelaksanaan program
pembangunan.
keikut sertaan dalam suatu kegiatan, tetapi juga melibatkan pikiran dan prasana
dilaksanakan secara sukarela, bukan paksaan bagi orang yang berperan serta.
b. Perencanaan
menyusun sumber-sumber dan target utama yang akan di capai kedepan dengan
penggunaan berbagai sumber daya yang baik dan efektif. Perencanaan yang baik akan
mengarahkan laju gerak organisasi menjadi lebih berhasil kedepan. Sehingga oleh
Siagian (2000:119) dikatakan bahwa dengan perencanaan yang baik akan mudah
dikontrol gerak dan alur perjalanan organisasi menuju tujuan yang telah di tetapkan,
17
organisasi, dengan perencanaan Desa yang baik maka tujuan pembangunan akan
dapat dicapai dengan sendirinya. Dalam perencanaan pembangunan suatu Desa maka
keterlibatan berbagi unsure maka sisi kualitas dan bahkan efektifitas dari suatu
rencana kan lebih baik dan lebih mudah dijangkau pada masa-masa yang akan datang.
organisasi yang efektif harus di mulai dengan suatu perencanaan yang bbaik dan
yang baik dan efektif. Perencanaan pembangunan desa merupakan proses penyusunan
perencanaan pembangunan yang harus dilakukan oleh kepala desa yang dibantu oleh
lembaga pertahanan masyarakat desa, untuk kemudian dapat ditetapkan adanya suatu
rencana pembangunan desa. Perencanaan pembangunan desa ini tak dapat dilepaskan
Proses perencanaan pembangunan desa yang baik pada dasarnya dimulai dari
bawah (Botton Up Planning), sehingga apa yang diputuskan untuk dikerjakan sesuai
demikin harus diakui bahwa rencana yang disusun dari bawah ini juga ada
perencanaan yang baik kurang. Sebaliknya perencanaan dari atas (Top Down
18
Planning) biasanya juga kurang tepat, karena data-data untuk perencanaan yang
dikumpulkan kurang lengkap. Oleh karena itu yang paling baik adalah perpaduan
antara rencana dari bawah dan dari atas. Mengingat perkembangan desa yang
pembangunan desa.
Untuk mempperoleh rencana yang tepat harus didasari oleh kepala desa akan
dilakukan dengan baik. Kesadaran akan adanya masalah yang harus dihadapi
merupakan titik tolak yang sebenarnya untuk menyusun rencana. Penentuanh sasaran
yang lebih nyata akan tergantung pada kesadaran akan masalah ini. Perencanaan
Dalam buku pola tata desa (21-33) dijelaskan bahwa mengingat tingkat
berlainan dan dengan sikap penduduk yang berbeda-beda maka proses penyusunan
RT/RK memberikan bahan-bahan dan usul-usul proyek yang akan dibangun. Untuk
19
dimulai sesuatu tahun anggaran dan hasil-hasil musyawarah dibuatkan risalah
(notulen) dan dengan disertai surat pengantar dikirim kepada kepala desa/kepala
resalahnya (notulen) dan dengan disertai surat pengntar dikirim kepada Camat,
bersangkutan.
hasil musyawarah Desa dan menetapkan proyek-proyek mana yang dapat disetujui
sesuai dengan perkiraan biaya yang akan tersedia baik dalam APBN maupun APBD.
kedalam APBD dan sebagian dimasukan kedalam bantuan langsung atau impress
keserasian.
kepada panitia anggaran untuk dapat disediakan pembiayaannya dalam APBD, dan
20
diberitahukan secara hirarkis kedesa-desa untuk dimaklumi dan diperispan daftar
usulan proyek sesuai dengan ketetapan dalam APBD dan ketentuan-ketentuan lain.
Samapi tahap ini desa sebenarnya telah mempunyai rancana garis besar ini yang telah
disahkan oleh pihak yng berwenang. Dengan berpegang pada garis besar ini dapatlah
kerja operasional.
c. Pembangunan Desa
rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan terencana yang dilakukan secara sadar
oleh suatu bangsa, negara dan Pemerintahan menuju modernitas dalam rangka
gagasan baru kedalam sistem sosial untuk meningkatkan penghasilan perkapita serta
standar hidup.
Lebih lanjut Bintoro (1983 : 59) pembangunan merupakan proses tanpa ada
akhir,suatu kontinuitas perjuangan mewujudkan ide dan relitas yang akan terus
21
Sementara Soewignjo (1985:24) juga mengemukakan pendapat mengenai
pembangunan desa yaitu perencanaan pembangunan dari, oleh dan untuk masyarakat
desa.
berikut:
baik lahir maupun bathin yang dilakukan secara swadaya sesuai dengan
22
d. Pembangunan desa adalah pembangunan yang dilaksanakan di desa secara
dilaksanakan.
secara keseluruhan desa merupakan landasan bagi ketahanan nasional seluruh rakyat
Indonesia. Selain itu, untuk mencapai tujuan dari pembangunan desa itu, pelaksanaan
sosial, budaya dan agama maupun dalam aspek pertahanan dan keamanan. Melalui
23
E. Defenisi Operasional
diberikan kepada satu variabel dengan cara memberikan arti atau mempersiapkan,
variabel tertentu.
sebagai berikut :
F. Metode Penelitian
a. Jenis Penilitian
Jenis penilitian yang digunakan yaitu metode deskriptif kualitatif yaitu dapat
b. Lokasi Penelitian
24
Lokasi penelitian bertempat di Kantor Desa Waekatin Kecamatan Fena Fafan
Informan
dari hasil penelitiannya. Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif tidak dikenal
adanya populasi dan sampel. Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus
(1) Informan kunci, yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi
pokok yang diperlukan dalam penilitian (Kepala Desa 1 orang) (2) informan utama,
yaitu mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti (Ketua PBD 1
Orang dan Staf Desa 2 orang) (3) informan tambahan, yaitu mereka yang dapat
memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan
25
1. Data Primer diperoleh melalui :
kualitatif.
lapangan.
deskriptif kualitatif yaitu data yang di dapat melalui teknik pengumpulan data dan
selanjutnya diberi interpretasi yang secukupnya sesuai dengan tujuan penilitian yang
telah dirumuskan
26
G. Sistematika Penulisan.
sitematika Penulisan.
27
Bab IV : Merupakan Bab Analisis yang meliputi Analisis Terhadap indikator-
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Penelitian dan Analisa Data, maka pada BAB II ini akan diuraikan teori menyangkut;
28
tanggung jawab pemerintah, dan masyarakat mendapatkan manfaat atau
29
1. Partisipasi dalam aktivitas bersama dalam proyek-proyek pembangunan.
Bentuk partisipasi lain yang lebih lengkap oleh Bryan dan White dalam
Ndraha (1991) dimana disamping ada partisipasi dalam pengambilan keputusan dan
tersebut. Selanjutnya dikatakan Bryan dan White dalam Ndraha (1991) Bahwa
g. Partisipasihartadanuang.
h. Partisipasitenagaataugotong-royong.
i. Partisipasisosial.
ataupun resiko. Tiga pengertian partisipasi diatas dapat dibangun dan diurutkan
keputusan. Tahap ini dalam proses pembangunan di kelurahan adalah identik dengan
30
proses perencanaan untuk menentukan program-program dan proyek-proyek apakah
program dan proyek-proyek yang telah disetujui atau diputuskan dalam tahap
pengambilan keputusan . tahap pelaksanaan ini dapat berupa keikut sertaan secara
fisik seperti pemberian tenaga maupun pemberian sumbangan uang dan bahan-bahan
partisipasi. Oleh sebab itu, pada tahap penerimaan hasil akan diikuti oleh tumbuhnya
yang dirasakan memberikan manfaat tersebut dapat dinikmati secara optimal dan
berkelanjutan.
31
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa yaitu keterlibatan
dengan cara memberikan sumbangan dalam bentuk gagasan, materi dan tenaga,.
1. Partisipasi langsung dalam kegiatan bersama secara fisik dan tatap muka
2. Partisipasi dalam bentuk iuran uang atau barang, dana dan sarana.
Dari beberapa bentuk prtisipasi yang dikemuakakan di atas, secara garis besar
dapat dibagi kedalam dua bagian yakni : partisipasi material dan partisipasi non
berupa uang atau barang; sedangkan partisipasi non material dapat berupa sumbangan
pikiran atau gagasan yang dapat diterima sebagai masukan bagi pelaksanaan program
pembangunan.
keikut sertaan dalam suatu kegiatan, tetapi juga melibatkan pikiran dan prasarana
32
melalui proses interaksi dan musyawarah sehingga dirasakan bahwa partisipasi
dilaksanakan secara sukarela, bukan paksaan bagi orang yang berperan serta.
b. Perencanaan
menyusun sumber-sumber dan target utama yang akan dicapai kedepan dengan
penggunaan berbagai sumber daya yang baik dan efektif. Perencanaan yang baik akan
mengarahkan laju gerak organisasi menjadi lebih berhasil kedepan. Sehingga oleh
Siagian (2000:119) dikatakan bahwa dengan perencanaan yang baik akan mudah
dikontrol gerak dan alur perjalanan organisasi menuju tujuan yang telah di tetapkan,
organisasi, dengan perencanaan Desa yang baik maka tujuan pembangunan akan
dapat dicapai dengan sendirinya. Dalam perencanaan pembangunan suatu Desa maka
keterlibatan berbagi unsure maka sisi kualitas dan bahkan efektifitas dari suatu
rencana akan lebih baik dan lebih mudah dijangkau pada masa-masa yang akan
organisasi yang efektif harus di mulai dengan suatu perencanaan yang baik dan
33
perencanaan pembangunan yang harus dilakukan oleh kepala desa yang dibantu oleh
lembaga pertahanan masyarakat desa, untuk kemudian dapat ditetapkan adanya suatu
rencana pembangunan desa. Perencanaan pembangunan desa ini tak dapat dilepaskan
Proses perencanaan pembangunan desa yang baik pada dasarnya dimulai dari
bawah (Botton Up Planning), sehingga apa yang diputuskan untuk dikerjakan sesuai
demikin harus diakui bahwa rencana yang disusun dari bawah ini juga ada
perencanaan yang baik kurang. Sebaliknya perencanaan dari atas (Top Down
Planning) biasanya juga kurang tepat, karena data-data untuk perencanaan yang
dikumpulkan kurang lengkap. Oleh karena itu yang paling baik adalah perpaduan
antara rencana dari bawah dan dari atas. Mengingat perkembangan desa yang
pembangunan desa.
Untuk memperoleh rencana yang tepat harus didasari oleh kepala desa akan
dilakukan dengan baik. Kesadaran akan adanya masalah yang harus dihadapi
merupakan titik tolak yang sebenarnya untuk menyusun rencana. Penentuan sasaran
34
yang lebih nyata akan tergantung pada kesadaran akan masalah ini. Perencanaan
Dalam buku pola tata desa (21-33) dijelaskan bahwa mengingat tingkat
berlainan dan dengan sikap penduduk yang berbeda-beda maka proses penyusunan
RT/RK memberikan bahan-bahan dan usul-usul proyek yang akan dibangun. Untuk
(notulen) dan dengan disertai surat pengantar dikirim kepada kepala desa/kepala
resalahnya (notulen) dan dengan disertai surat pengntar dikirim kepada Camat,
bersangkutan.
hasil musyawarah Desa dan menetapkan proyek-proyek mana yang dapat disetujui
sesuai dengan perkiraan biaya yang akan tersedia baik dalam APBN maupun APBD.
35
Musyawarah dipimpin oleh Camat didampingi oleh kepala Sub Direktorat
kedalam APBD dan sebagian dimasukan kedalam bantuan langsung atau impres
keserasian.
kepada panitia anggaran untuk dapat disediakan pembiayaannya dalam APBD, dan
usulan proyek sesuai dengan ketetapan dalam APBD dan ketentuan-ketentuan lain.
Samapi tahap ini desa sebenarnya telah mempunyai rancana garis besar ini yang telah
disahkan oleh pihak yng berwenang. Dengan berpegang pada garis besar ini dapatlah
kerja operasional.
c. Pembangunan Desa
rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan terencana yang dilakukan secara sadar
oleh suatu bangsa, negara dan Pemerintahan menuju modernitas dalam rangka
36
pembangunan merupakan suatu jenis perubahan sosial dimana diperkenalkan sebagai
gagasan baru kedalam sistem sosial untuk meningkatkan penghasilan perkapita serta
standar hidup.
Lebih lanjut Bintoro (1983 : 59) pembangunan merupakan proses tanpa ada
akhir,suatu kontinuitas perjuangan mewujudkan ide dan relitas yang akan terus
pembangunan desa yaitu perencanaan pembangunan dari, oleh dan untuk masyarakat
desa.
berikut:
37
masyarakat desa, serta memperkuat kesejahteraan masyarakat dengan
baik lahir maupun bathin yang dilakukan secara swadaya sesuai dengan
38
pembangunan manusia Indonesia seluruhnya, karena pembangunan desa
dilaksanakan.
secara keseluruhan desa merupakan landasan bagi ketahanan nasional seluruh rakyat
Indonesia. Selain itu, untuk mencapai tujuan dari pembangunan desa itu, pelaksanaan
sosial, budaya dan agama maupun dalam aspek pertahanan dan keamanan. Melalui
BAB III
Desa Waekatin terbentuk dari suatu insiden kecil yang terjadi pada
masyarakat Desa Waekatin. Insiden itu ialah pecahnya sebuah piring tua (Piring
39
Adat) namanya ialah Piring goli folon yang dulu dengan Bahasa Buru disebut Pir
Dolo. Piring Adat tersebut adalah milik keluarga Lesnussa di Mengesuwaen. Pada
waktu kepala Adat marga Lesnussa sedang dipanggil oleh Raja di Tifu (Pemerintahan
Regeschap di Tifu) yaitu Raja Behuku, maka beliau (Kepala Adat Marga Lesnussa
pergi ke Tifu). Selama beliau ada di Tifu, beliau diundang untuk mengikuti kegiatan
pesta kecil dibuat di Mengesuwaen pada saat pesta itulah piring tua (Pir Dolo) milik
Marga Lesnussa itu Pecah, karena takut dimarahi oleh Kepala Adat jika beliau
kembali dari Tifu. Maka beberapa keluarga dari marga Seleky, Hukunala, Solissa,
Behuku dan Biloro melarikan diri ke Waekatin Maka mula-mula mereka bermukiman
pada waktu itu. dan Pendeta Belanda di Tifu bahwa mereka tidak akan kembali lagi
dan Pendeta ingin melayani mereka di Waekatin. lalu dimulai pembukaan lokasi baru
bagi sebuah Desa atau pemukiman baru, Itulah cikal bakal lahirnya Desa Waekatin.
kejadian yang terjadi dalam lingkungan satu masyarakat, bangsa dalam kurun waktu
diterbitkan khususnya untuk itu. Dalam sejarah terbentuknya satu pulau atau satu
Desa nampaknya sukar untuk diketahui sejak kapan terbentuknya,akan tetapi yang
jelasnya bahwa manusia sebagai individu dan makluk sosial dalam usaha untuk
40
memenuhi kebutuhannya selalu berusaha berhubungan dengan orang lain, atau
manusia selalu hidup bersama dan saling memerlukan. Oleh Sristoteles disebut
banyak diketahui melalui orang tua-tua secara turun temurun yang dapat diterima dan
diakui secara sejarah lisan. Atas dasar inilah maka penyusun membahas secara
singkat dan sederhana tentang sejarah terbentuknya desa Waekatin, sesuai data yang
penyusun peroleh dari tua-tua adat (tokoh-tokoh masyarakat) maupun dari aparat
Desa Waekatin adalah sebuah desa yang terletak jauh dari leksula, di unjung
selatan pegunungan. Nama desa itu dikenal dari beberapa tahun lalu. Sejak dahulu
kala diperkirakan kurang lebih delapan belas delapan puluh (± 1880) Abad yang lalu,
dari lima fam (marga), yang dikenal dengan sebutan “Neten Kain” yang merupakan
penduduk asli. Penduduk asli tersebut terdiri dari : marga Seleky, marga Hukunala,
marga Solissa, marga Biloro dan marga Lesnussa. tempat tinggal kelima marga ini
B. Keadaan Geografis
41
Sebagaimana diketahui bahwa umumnya suatu daerah atau desa mempunyai
atau status pada hakekatnya adalah untuk mempermudah berbagai pihak yang ingin
berikut:
“Keadaan geografi meliputi tanah dan kekayaan pembagian darat dan laut,
gunung darat, tumbuh-tumbuhan dan binatang, semua kosmos seperti gaya listrik,
sinar dan sebagainya termasuk iklim proses geografis, banjir, gempa bumi dan taufan.
satu desa yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Leksula sepanjang 70 km dan
dapat ditempuh, melalui jalan darat maupun laut dengan speed. Desa ini merupakan
desa induk yang membawahi empat desa bawahan (Dusun). dan pada tahun 2013
desa ini di mekarkan menjadi sebuah Kecamatan baru yang namanya Kecamatan
Fena Fafan.
42
Adapun batas-batas Desa Waekatin adalah sebagai berikut:
2. Keadaan Iklim
Desa Waekatin Kecamatan Fena Fafan terdapat dua Iklim, atau dua musim
pokok, yaitu musim Timur dan musim Barat. Pengertian musim menurut Douglas
(terjemahan oleh Susanto,1982 (56) adalah Tingkat kombinasi dari pada iklim-iklim
tertentu, suhu, kelembaban, banyak hujan gerjan, udara, tekanan barometer, dan
dimaksud dengan faktor yang tepat disuatu tempat terletak pada garis lintang,
faktor tetap dan unsur itu. Oleh karena itu bila dapat ditemui rata-rata misalnya hujan
terlalu lebat atau suhu panas terlalu dingin. Pada umumnya Desa Waekatin mengebal
atau di pengaruhi oleh dua musim yaitu : musim Barat dan musim Timur. Kedua
musim ini berlangsung silih berganti dan diselingi musim panceroba yang merupakan
43
1. Musim berganti dari bulan Desember sampai dengan bulan Maret, bulan April
2. Musim Timur berlangsung rata-rata 6 (enam) bulan berawal dari bulan Mei dan
berakhir bulan Oktober yang disusul dengan panceroba pada bulan November
sebagai masa transisi ke musim Barat. Hal ini menggambarkan kedaaan musimnya
tidak homogen dalam arti setiap musim berlangsung di daerah ini memberi
C. Keadaan Demografi
Penduduk merupakan salah satu faktor atau potensi yang turut menentukan
karena bagi satu daerah atau Desa dimana keadaannya tidak menentukan karena
Tabel 1 :
1 Laki-Laki 266
2 Perempuan 285
Jumlah 551
Sumber data: Kantor Desa Waekatin, Tahun 2015
44
Tabel 2:
Tahun 2015
1. 0-4 Tahun 10 8 18
2. 5-9 Tahun 14 17 31
3. 10-14 Tahun 33 28 61
4. 15-24 Tahun 72 71 143
5 25-49 Tahun 134 138 272
6. 50 Tahun ke atas 11 10 21
Total 274 272 546
Sumber Data: Kantor Desa Waekatin, Tahun 2015
D. Keadaan Ekonomi
Kemajuan dan perkembangan suatu Negara dapat ditentukan oleh keadaan sosial
ekonomi Negara atau daerah tersebut. Dimana sosial ekonomi merupakan upaya
kehidupan untuk mencapai tingkat hidup yang lebih sejahtera. Soemardjan (1992:23)
mengemukakan bahwa :
kehidupan manusia dalam arti luas mencakup segala aspek kehidupan yang
45
kepentingannya bagi kehidupan hidup manusia baik moral maupun materiil. Ekonomi
kalau dikontraktir dalam prateknya maka ekonomi mengandung arti yaitu tindakan
manusia dalam gerak usahanya yang diatur melalui berbagai macam cara untuk
tingkat kesejahteraan yang diinginkan. Jadi pengertian sosial ekonomi adalah usaha
manusia dalam memenuhi kebutuhannya dan ditempuh dengan berbagai macam cara
adalah usaha-usaha manusia secara timbal balik dalam berbagai aspek kehidupan
yang luas dan kompleks karena menyangkut berbagai aspek kehidupan manusia
sesuai dengan keadaannya di bumi ini, maka pada ruang lingkup sosial ekonomis,
Seperti telah dijelaskan pada uraian terdahulu bahwa keadaan tanah di Desa
Waekatin sebagian besar dapat dijadikan untuk pertanian yakni usha tanaman umur
panjang.
46
Pada umumnya Masyarakat Desa Waekatin mayoritas penduduk adalah
petani jelasnya dapat dilihat pada tabel mata pencaharian penduduk Desa Waekatin
Sebagai berikut:
Tabel 3:
Tahun 2015
1 Pegawai Negeri/ABRI 21
2 Karyawan Swasta -
3 Pensiun -
4 Petani 530 Coklat, pala
5 Pedagang 11
6 Perternak 21 Sapi
7 Jasa-jasa lain -
Jumlah 583
E. Keadaan Pendidikan
atau unsur yang merupakan karakteristik dan dapat diikuti sebagai berikut :
mengatur dirinya dan kehidupan sebagai makluk Tuhan, maka ia harus dibina kearah
47
keluhuran dalam budi pekerti agar tingkah laku dalam hidupnya dapat membedakan
mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan melalui proses pendidikan inilah akan
sebagai berikut :
pendidikan di Desa Waekatin terdiri dari 6 (enam ) buah gedung Sekolah, yakni 2
gedung TK , 2 gedung SD yaitu SD Negeri dan SD Kristen, satu gedung SMP dan
satu gedung SMA. Sedangkan berikut ini akan dicantumkan komposisi penduduk
Desa Waekatin menurut tingkat pendidikan pada bulan. tahun 2015 sebagai berikut:
Tabel 4:
No Tingkat Jenis
Pendidikan Kelamin Jumlah Prosentase Ket.;
L P (%)
1. TK 15 9 24 15
2. SD 33 28 61 37,65
3. SMP 13 12 25 15,43
4. SMA 7 9 16 9,87
5. Diploma AK/PT 9 27 36 22,22
6.
48
Sumber Data: Kantor Desa Waekatin, 2015
mengetahui apa yang seharusnya dibuat dan apa yang tidak dibuat, sehingga
membuat manusia untuk hidup aman, tentram dan damai sejahtera. Di Negara
masing sehingga tercipta stabilitas nasional yang mantap dalam era pembangunan
daerah
Dewasa ini. Seiring dengan apa yang dikemukakan di atas, maka berikut ini dapat
dilihat agama dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Desa Waekatin pada
Tabel 5:
1. Islam 3 -
2. Katolik - -
3. Protestan 548 1
49
Jumlah 551 1
Sumber Data: Kantor Desa Waekatin, 2015.
G. STRUKTUR ORGANISASI
masyarakat yang berdasarkan asal usul dan adat istiadat yang diakui dalam sistem
Tahun 1979 sesuai dengan Undang-Undang tersebut maka kepala Desa dan LMD
merupakan Pemerintahan Desa, dengan demikian maka kepala dan LMD berperan
Waekatin terdiri dari kepala Desa, LMD, dibantu dengan perangkat desa yang
Kepala Desa
Demsy Seleky
50
Ketua BPD Sekretaris
Anggota
Veky Solissa
Frets Hukunala
Pelit Hukunala
Chres Hukunala
Edwin solissa
51
H. Pemerintahan
Desa Waekatin dewasa ini dipimpin oleh seseorang Kepala Desa yang
dipimpin secara langsung, umum, bebas dan rahasia, bentuk struktur organisasi
tahun 1979 tentang pemerintahan desa. Hal ini disebabkan karena dilihat adanya
administrasi desa. Dalam pelaksaan tugas sehari-hari, kepala Desa dibantu oleh
52
Sesuai dengan keadaan yang masih berlaku maka kepala Desa yang menurut
UU No.32 Tahun 3004 sebagai pemimpin unit pemerintahan terendah, masih tetap
dengan gelar Kai Hat dan sering bahkan Lazim disebut pemerintahan setempat.
Dalam hubungan ini kepala Desa mempunyai dua fungsi yaitu sebagai kepala
Adat dan sebagai pemimpin Formal administratif. Sebagai kepala adat dan berfungsi
mengatur dan menyelesaikan hal-hal yang berhubungan dengan persoalan adat dalam
diturunkan dari pemerintahan tingkat atas baik bersifat tertulis maupun tidak tertulis,
disamping tugas-tugas rutin pemerintahan umum sesuai tugas yang terkait dengan
pembangunan desa yang bertangung jawab kepada Bupati sebagai kepala Daerah
tidak lagi, tetapi kepala desa bertanggung jawab untuk desanya sendiri.
2. Sekretaris Desa
Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari , Sekretaris sering disebut juru tulis oleh
yang berhubungan administrasi Kantor Desa. Disamping itu Sekretaris desa adalah
merupakan pendamping utama kepala desa dalam berbagai urusan pemerintahan desa.
Keberadaan Kepala Soa /Kepala Dusun biasanya diambil dari satu mata rumah
tua, sehingga keberadaannya adalah merupakan suatu dari mata rumah yang
bersangkutan.
53
4. Badan perwakilan Desa
sebagai:
a. Mengayomi, yaitu menjaga kelastarian Adat istiadat yang hidup dan berkembang
pemerintahan desa.
sekretaris desa serta unsur-unsur yang membidangi tugas khusus. Penetapan struktur,
personil dan fungsi pemerintahan Desa, Seperti fungsi Sekretaris Desa, serta urusan-
melalui strategi koordinasi dalam rangka budaya demokrasi dan kebersamaan dalam
PKK, RT, RW, Pemuda Desa, Serta unsur ketentraman dan ketertiban masyarakat
54
(kamtibmas) dengan sasaran menjamin tertib penyelenggaraan pemerintahan umum
di Desa.
Setiap Desa memeliki Sumber pendapatan dan kekayaan desa, baik sumber
pendapatan asli desa maupun sumbangan bantuan dari pemerintah pusat dan daerah.
Desa Waekatin yang merupakan salah satu Desa yang merupakan baru memiliki
sumber kekayaan yang cukup untuk menamba penerimaan sumbangan dana setiap
tahun anggaran. Namum sumber pendapatan asli desa seperti objek-objek rekreasi
yang di urus oleh Desa, hasil dari swadaya dan partisipasi masyarakat, hasil dari
gotong royong masyarakat desa, tuntutan desa. Sumber pendapatan asli yang belum
di olah pihak-pihak tertentu guna menamba sumber pendapatan dan penerimaan desa
55