You are on page 1of 15

PROSES PERENCANAAN PEMBANGUNAN DENGAN PENDEKATAN

PARTISIPATIF DI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

Winarendra Imam Prakoso, Ari Subowo


Departemen Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik,
Universitas Diponegoro
email: Winarendra.ip@gmail.com

ABSTRACT
The process of development planning based on participatory it’s very important for the
sustainability and success of a development. Tembalang Subdistrict as one of the
Subdistricts which has very large area with a geographical location on the border and
very large population which has an average level of low education becomes a problem.
The main purpose of this research to describe or visual in detail and depth about the
stages of development planning and to know what its the factors has influence the
community participation in development planning in Tembalang Subdistrict, Semarang
City based on Abe Alexander's 6 planning stages and 4 characteristics of participatory
planning according to Wicaksono & Sigiarto . The method used in this research is a
qualitative descriptive with data collection techniques used semi-structured interviews
and non-participant observation and data analysis technique uses an interactive model
analysis from Miles and Huberman which includes the stages of reduction, presentation
and data verification. The results of this research show that in the process of development
planning stages have not been implemented optimally, community participation in
following the development planning process was still relatively low, there are problems
related to the preparation of development planning deliberations that have not involved
elements of society in general; lack of understanding of the community in determining the
priority scale; distrust and openness from elites of the District and Urban Village to
community proposals; and lack of time for organizing musrenbang. The
recommendations generated from this research are; The Government should more active
in disseminating development planning; Increase trust in community proposals; the
holding of the discussion of carrying capacity in the form of potential and the addition of
time to organize development planning deliberations.

Keywords: Development, Planning, Participation,


PENDAHULUAN yang relevan dengan kondisi sosial
budaya masyarakat.
A. Latar Belakang
Pada awal perkembangannya
Pembangunan selalu dilakukan oleh dalam melakukan suatu perencanan
setiap negara di dunia, dewasa ini pembangunan pihak yang melakukan
keinginan negara-negara yang suatu perencanaan pembangunan
sedang berkembang atau yang biasa hanyalah pemerintah saja, tetapi
disebut negara dunia ketiga dengan seiring dengan berubahnya
definisi middle income countries paradigma fungsi pemerintah dari
menggebu-gebu untuk melakukan government ke governance maka
pembangunan tidak terkecuali negara dalam pembuatan perencanaan
kesautan republik Indoneisa pembangunan diikuti oleh tiga aktor
Pembangunan sendiri bertujuan utama yaitu pemerintah, masyarakat
untuk mencapai kemaslahatan dan dan swasta. Setelah diberlakukannya
kesejahteraan masyarakat, melalui Undang-Undang No 25 tahun 2004
perubahan yang dimulai dari kondisi tentang SPPN maka sistem
tertentu ke kondisi yang lebih baik, perencaanaan telah terintegrasi dari
dari kondisi tradisional ke kondisi pusat/nasional, regional/daerah
yang modern, dari kondisi yang maupun tingkat sektoral seperti
kurang layak ke kondisi yang lebih Kecamatan, Kelurahan ataupun
maju dan sejahtera. Selain itu di Desa. dengan sistem perencanaan
indonesia pembangunan bertujuan seperti ini maka diharapkan segala
mencapai masyarakat yang adil, permasalahan maupun potensi yang
makmur dan sejahtera seperti yang ada di pusat, regional, maupun
tertuang dalam UUD 1945 sektoral telah terserap dengan baik.
dalam SPPN dikenalkan tiga proses
Dalam pelaksanaan pendekatan perencanaan, yaitu
pembangunan dibutuhkan aturan pendekatan politik, pendekatan
main atau suatu kebijakan yang Teknokratis dan pendekatan
berbentuk instrument perencanaan partisipasi yang diharapkan
yang di buat oleh pemerintah dan semuanya berjalan tepat dan sinergis.
memiliki kekuatan memaksa Pada kenyataanya pendekatan
sehingga jalannya pembangunan partisipasi sangat sulit untuk
dapat diikuti oleh seluruh dilakukan secara efektif padahal
stakeholders. Berbicara tentang pendekatan partisipatif sangat
perencanaan, kita dihadapkan pada penting dalam jalannya
pertanyaan apakah suatu rencana pembangunan suatu wilayah
berjalan dengan baik atau tidak. dikarenakan mayoritas yang
Kesalahan perencanaan dapat berada mendapatkan dari pembangunan
pada awal perencanaan itu sendiri adalah masyarakat itu sendiri.
ataupun pada saat proses
perencanaan itu berlangsung. Banyak Pentingnya partisipasi
perencanan pemerintah yang gagal masyarakat dalam perencanaan
karena apa yang direncanakan pembangunan tersebut sejalan
tersebut tidak mempunyai pijakan dengan pendapat Conyers (1992:
154) yang lebih lanjut
mengemukakan 3 alasan utama normatif yang mengatur hingga
tentang pentingnya partisipasi sejauh apa masyarakat harus terlibat
masyarakat dalam perencanaan dalam sebuah perencanaan
mempunyai sifat sangat penting : pembangunan” (Riptek Vol. 10, No.
1. Partisipasi masyarakat merupakan 1, Tahun 2016 Hal. 115 – 128).
suatu alat guna memperoleh Sebagai salah satu ibukota
informasi mengenai kondisi, provinsi di Indonesia, Kota
kebutuhan dan sikap masyarakat Semarang mempunyai peran yang
setempat. besar terhadap pembangunan negara
2. Masyarakat akan lebih Indonesia. sebagai salah satu ibu
mempercayai program kegiatan kota provinsi di indonesia yaitu
pembangunan apabila mereka provinsi Jawa Tengah Kota
dilibatkan dalam persiapan dan Semarang dibagi menjadi 12
perencanaanya, karena mereka akan Kecamatan dan 117 Kelurahan.
lebih mengetahui seluk beluk Dalam proses pembagunannya Kota
program kegiatan tersebut dan akan Semarang masing mengalami
mempunyai rasa memiliki terhadap kendala dalam melaksanakan
program kegiatan tersebut. perencanaan pembangunan yang
3. Mendorong partisipasi umum mengedepankan partisipasi dari
karena akan timbul anggapan bahwa masyarakat ataupun stakeholders
merupakan suatu hak demokrasi bila seperti jurnal yang ditulis oleh
masyarakat dilibatkan dalam Anggraeni dan Fitra dalam (Riptek
pembangunan. Vol. 10, No. 1, Tahun 2016 Hal. 115
Pada umumnya ada – 128) dijelaskan bahwa “tipologi
kecenderungan pada pemerintah partisipasi pelaku pembangunan
untuk melibatkan masyarakat hanya dalam penyusunan RPJMD Kota
pada tahap pelaksanaan program Semarang 2016- 2021 sampai pada
pembangunan saja yang program tahap penyusunan Rancangan Awal
tersebut telah disetujui secara RPJMD Kota Semarang 2016-2021
informal sebelumnya oleh elit politik termasuk kedalam tipologi
dan unsur. Konsep partisipasi tokenism”, Hal ini menunjukkan
masyarakat dalam suatu perencanaan bahwa partisipasi stakeholder dalam
pembangunan seringkali dipahami bentuk tinggal menerima beberapa
sebagai pelibatan masyarakat pada ketentuan yang sudah disiapkan saja
tahap pembangunan saja bukan pada tanpa ada proses perumusan yang
tahap perencanaan. Menurut komprehensif oleh masyarakat
Tjahjono dkk (2014) menyebutkan ataupun stakeholders.
bahwa “di beberapa kasus, satu atau Kecamatan Tembalang sebagai
beberapa kelompok masyarakat yang salah satu Kecamatan yang berada di
terlibat dalam perencanaan Kota Semarang belumlah
pembangunan terjadi secara pasif berkembang dengan pesat di
karena umumnya keterlibatan bandingkan dengan Kecamatan lain
masyarakat hanya dilihat dari daftar yang ada di Kota Semarang, masih
absensi atau kehadiran masyarakat banyak permasalahan-permasalahan
dalam forum yang diselenggarakan di wilayah tersebut yang
oleh pemerintah. Belum ada aturan menghambat perkembangan salah
satunya dikarenakan posisi pengangguran penuh berjumlah
Kecamatan Tembalang yang berada 2,886 orang, dilihat dari jumlah
pada pinggiran Kota Semarang, tersebut dapat disimpulkan bahwa
sehingga Kecamatan Tembalang masih banyak sekali masyarakat
masih belum banyak arus perputaran yang berdomisili di Kecamatan
ekonomi ataupun pembangunan Tembalang yang tidak memiliki mata
infrastruktur seperti yang pencaharian tetap atau bahkan tidak
disampaikan oleh Walikota memiliki mata pencaharian sama
Semarang Hendrar Prihadi bahwa sekali.
“wilayah Tembalang terkhusus Tabel 1.1.
Banyaknya Penduduk 5 Tahun Ke Atas Dirinci
rowosari sebagai batas kota Menurut Tingkat Pendidikan
merupakan salah satu gerbang Kota Di Kecamatan Tembalang
Tahun 2016
Semarang yang harus terus terjamah
pembangunan, Kota Semarang tidak
cuma tengah kota saja, tetapi
kawasan pinggir dan perbatasan
seperti rowosari yang ada di
Kecamatan Tembalang ini juga
merupakan bagian dari Kota
Semarang yang menjadi prioritas
kami. Seluruh pembangunan wilayah Sumber: Kecamatan Tembalang Dalam Angka 2017
dan infrastruktur ini tidak ada Komposisi penduduk
harapan lain kecuali adanya peran berdasarkan kualitas pendidikan
serta masyarakat untuk dapat umumnya diukur dengan jumlah
berpartisipasi dalam pembangunan penduduk yang berhasil menempuh
yang ada”. (Tanya Jawab, setiap jenjang pendidikan sekolah,
http://semarangkota.go.id/berita/read mulai dari sekolah dasar sampai
/7/berita-kota/1443/walikota-jangan- dengan perguruan tinggi. Semakin
ada-jalan-bubur-lagi/, 9 November banyak proporsi jumlah penduduk
2016) yang berhasil menyelesaikan studi
Kecamatan Tembalang sebagai sampai ke jenjang SMA dan
salah satu Kecamatan Pengembang perguruan tinggi, menjadi indikasi
yang ada di Kota Semarang dengan semakin baik kualitas penduduk oleh
wilayah yang sangat luas serta karena itu maka akan mempengaruhi
jumlah penduduk yang tinggi tingkat keberhasilan partisipasi
menjadi tantangan tersendiri dalam dalam melakukan proses
melakukan upaya pembangunan. perencanaan pembangunan
Berdasarkan data yang di ambil dari Kecamatan Tembalang. Dengan
Publikasi Badan Pusat Statistik banyaknya masyarakat yang tidak
(BPS) Kota Semarang Tahun 2015, memiliki pekerjaan serta tingkat
jumlah penduduk Kecamatan pendidikan yang rendah maka salah
Tembalang yang menganggur satu dampak yang terjadi adalah
sebanyak 20,479 orang laki-laki, ketidakmampuan masyarakat untuk
13,478 orang perempuan. Sedangkan berpartisipasi dalam proses
yang setengah pengangguran perencanaan pembangunan. Seperti
berjumlah 31,071 orang dan yang disampaikan Mubiyarto (1984:
8) faktor-faktor yang mempengaruhi partisipatif di Kecamatan
tingkat partisipasi masyarakat yaitu: Tembalang Kota Semarang.
(1) Pendidikan, (2) Pendapatan, (3) D. Kerangka Teori
Motivasi, (4) Persepsi, (5) Status
sosial dan percaya diri, dan (6) Manajemen Publik
Tersedianya kesempatan untuk Menurut Overman dalam (Pasolong,
berpatisipasi dalam pembangunan. 2008:83) Manajemen publik adalah
Berdasarkan fenomena dan suatu studi interdisipliner dari aspek-
penjelasan tersebut maka asumsi aspek umum organisasi, dan
awal peneliti adalah bagaimanakah merupakan gabungan antara fungsi
proses perencanaan pembangunan di manajemen seperti planning,
Kecamatan Tembalang, apakah organizing, dan controlling satu sisi,
proses perencanaan pembangunan di dengan SDM, keuangan, fisik,
Kecamatan Tembalang sudah informasi dan politik disisi lain.
partisipatif, oleh karena itu peneliti Selain itu Overman juga
tertarik untuk melakukan kajian mengemukakan bahwa manajemen
(penelitian) dengan judul “Proses publik bukanlah scientific
Perencanaan Pembangunan management, meskipun sangat
Dengan Pendekatan Partisipatif Di dipengaruhi oleh scientific
Kecamatan Tembalang Kota management. Manajemen publik
Semarang” untuk mendapatkan bukanlah policy analysis, bukanlah
jawaban yang lebih tepat dan akurat juga administrasi publik,
sesuai dengan kondisi dan situasi merefleksikan tekanan-tekanan
yang ada. antara orientasi rasional instrumental
B. Rumusan Masalah pada satu pihak, dan orientasi politik
kebijakan dipihak lain.
1. Bagaimana proses tahapan
perencanaan pembangunan Menurut George R Terry dalam
dengan pendekatan partisipatif Sugandi (2011: 53-54) fungsi
yang dilakukan di Kecamatan Manajemen terdiri dari POAC
Tembalang Kota Semarang. (Planning, Organizing, Actuating
2. Apa saja faktor yang dan Controling)
mempengaruhi proses Sementara menurut Gullick dan
perencanaan pembangunan Urwick dalam Sugandi (2011: 53-
dengan pendekatan partisipatif di 54) mendefinisikan fungsi dari
Kecamatan Tembalang Kota manajemen di Administrasi Publik
Semarang? dapat di jabarkan menjadi
C. Tujuan Penelitian PODSCORB (Planning, Organizing,
1. Untuk mengetahui bagaimana Staffing, Directing, Coordinating,
proses tahapan perencanaan Reporting dan Budgeting).
pembangunan dengan pendekatan Jadi, dapat dipahami bahwa
partisipasi di Kecamatan manajemen publik adalah studi
Tembalang Kota Semarang. interdisipliner yang di dapatkan dari
2. Untuk mengetahui dan aspek-aspek umum manajemen dan
mengidentifikasi apa saja faktor organisasi didalam organisasi publik
yang mempengaruhi perencanaan yang mempunyai fungsi utama yaitu
POAC (Planning, Organizing, sebagai suatu proses
Actuating dan Controling) dan berkesinambungan yang
PODSCORB (Planning, Organizing, mencangkup keputusan-keputusan
Staffing, Directing, Coordinating, atau pilihan-pilihan berbagai
Reporting dan Budgeting). alternatif penggunaan sumber daya
Pembangunan untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu pada masa mendatang.
Menurut Siagian (2008: 7)
mendefinisikan pembangunan Menurut Y. Dror dalam
sebagai suatu usaha atau rangkaian (Kunarjo, 2002 : 41) Perencanaan
usaha pertumbuhan dan perubahan didefinisikan sebagai suatu proses
yang berencana yang dilakukan penyiapan seperangkat keputusan
secara sadar oleh suatu bangsa, untuk dilaksanakan pada waktu yang
Negara dan pemerintah, menuju akan datang yang diarahkan pada
modernitas dalam rangka pembinaan pencapaian sasaran tertentu.
bangsa (national building) Sementara menurut Arsyad
Menurut Rustiadi dkk (2011: dalam (Tarigan, 2010: 5) dalam
119-120) Pembangunan adalah suatu perencanaan diperlukan untuk: (1)
proses perbaikan yang dengan perencanaan diharapkan
berkesinambungan atas suatu terdapatnya suatu pengarahan
masyarakat atau suatu sistem sosial kegiatan, adanya pedoman bagi
secara keseluruhan menuju pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang
kehidupan yang lebih baik atau lebih ditujukan kepada pencapaian tujuan
manusiawi, dan pembangunan adalah pembangunan. (2) dengan
mengadakan atau membuat atau perencanaan dapat dilakukan suatu
mengatur sesuatu yang belum ada, perkiraan potensi-potensi, prospek-
pembangunan pada dasarnya dapat prospek perkembangan, hambatan
dianggap sebagai proses perubahan serta resiko yang mungkin dihadapi
yang disusun secara “sengaja” dan pada masa yang akan datang. (3)
terencana untuk mencapai situasi perencanaan memberikan
yang salah satu sendinya terdapat kesempatan untuk mengadakan
proses perencanaan. pilihan yang terbaik. (4) dengan
perencanaan dilakukan penyusunan
Jadi dengan kata lain skala prioritas dari segi tujuan. (5)
pembangunan adalah suatu usaha perencanaan sebagai alat untuk
dalam melakukan pertumbuhan dan mengukur atau standar untuk
perubahan yang secara sadar oleh mengadakan pengawasan evaluasi.
suatu bangsa dan negara dilakukan
dengan cara mengadakan, membuat Jadi dapat disimpulkan secara
atau mengatur sesuatu yang belum singkat perencanaan merupakan
ada untuk mencapai modernitas dan suatu proses yang dilakukan secara
kehidupan yang lebih baik atau lebih berkesinambungan untuk dijadikan
manusiawi. pedoman yang terukur dalam
mencapai suatu tujuan tertentu
Perencanaan dengan cara membuat keputusan-
Menurut Kuncoro (2012: 50) keputusan atau pilihan-pilihan dari
Perencanaan sendiri didefinisikan
berbagai alternatif berdasarkan dalam bentuk kegiatan dengan
sumber daya yang ada. memberi masukan pikiran, tenaga,
Perencanaan Pembangunan waktu, keahlian, modal dan atau
materi, serta ikut memanfaatkan dan
Perencanaan pembangunan menurut menikmati hasil -hasil pembangunan.
Riyadi dan Bratakhusumah dalam
(Khuroidah, 2012: 248) adalah suatu Pengertian tentang partisipasi
proses perumusan alternatif-alternatif juga dikemukakan oleh Fasli Djalal
atau keputusan-keputusan yang dan Dedi dalam (Supriadi, 2001:201-
didasarkan pada data dan fakta yang 202) dimana partisipasi dapat juga
akan digunakan sebagai bahan untuk berarti bahwa pembuat keputusan
pelaksanaan suatu rangkaiaan menyarankan kelompok atau
kegiatan atau aktifitas masyarakat ikut terlibat dalam
kemasyarakatan, baik yang bersifat bentuk penyampaian saran dan
fisik (material) maupun non fisik pendapat, barang, keterampilan,
bahan dan jasa. Partisipasi dapat juga
(mental dan spiritual), dalam rangka
mencapai tujuan yang lebih baik berarti bahwa kelompok mengenal
masalah mereka sendiri, mengkaji
Sedangkan Menurut UU No. 25 pilihan mereka, membuat keputusan,
Tahun 2004 Tentang SPPN (Sistem dan memecahkan masalahnya.
Perencanaan Pembangunan
Nasional) perencanaan pembangunan Sedangkan menurut (Tilaar,
terdiri atas empat tahapan, yaitu (1) 2009: 287) mengungkapkan
penyusunan rencana, (2) penetapan partisipasi adalah sebagai wujud dari
rencana, (3) pengendalian keinginan untuk mengembangkan
pelaksanaan rencana, (4) evaluasi demokrasi melalui proses
pelaksanaan rencana. desentralisasi dimana diupayakan
antara lain perlunya perencanaan dari
Jadi dapat disimpulkan bawah (bottom-up) dengan
perencanaan pembangunan adalah mengikutsertakan masyarakat dalam
suatu proses dalam merumuskan proses perencanaan dan
berbagai alternatif atau berbagai pembangunan masyarakatnya.
keputusan yang tersistem dan
didasarkan pada data fakta yang Jadi dapat disimpulkan bahwa
digunakan sebagai dasar untuk partisipasi adalah suatu peran serta
melaksanakan berbagai kegiatan atau seseorang atau sekelompok
aktifitas yang bersifat fisik ataupun masyarakat dalam mengenal,
non fisik guna mencapai tujuan yang mengkaji dan memecahkan masalah
lebih baik. dengan memberikan sumberdaya
apapun yang dimiliki atau dapat
Partisipatif dilakukan dan dipergunakan untuk
proses perencanaan dan
Menurut Sumaryadi (2010: 46) pembangunan.
partisipasi berarti peran serta
seseorang atau kelompok masyarakat E. Operasionalisasi Konsep
dalam proses pembangunan baik
dalam bentuk pernyataan maupun
Dalam penelitian ini konsep yang Tembalang Kota Semarang, (3)
menjadi dasar adalah perencanaan Ketua Forum LPMK (Lembaga
pembangunan partisipatif dimana Pemberdayaan Masyarakat
dalam konsep ini dijelaskan bahwa Kelurahan Kecamatan Tembalang
bagaimana tahapan perencanaan Kota Semarang.
pembangunan yang baik dan harus Teknik pengumpulan data yang
melibatkan partisipasi dari digunakan adalah wawancara,
masyarakat ataupun stakeholders observasi non-partisan di lingkungan
baik secara langsung ataupun tidak Kecamatan Tembalang dan
langsung demi terselenggaranya dokumentasi, sedangkan teknik
pembangunan yang efektif di pengolahan data dilakukan dengan
Kecamatan tembalang. reduksi data, penyajian dan
Dalam melihat proses tahapan penarikan kesimpulan. Dalam
perencanaan pembangunan yang penelitian ini digunakan teknik uji
terjadi di Kecamatan tembalang validitas data berdasarkan teknik
digunakan 6 tahapan perencanaan pemeriksaan triangulasi sumber.
yang meliputi (1) Penyelidikan, (2) PEMBAHASAN
Perumusan Masalah, (3) Identifikasi
Daya Dukung, (4) Perumusan (a.) Proses Tahapan Perencanaan
Tujuan, (5) Menetapkan Langkah- Pembangunan Di Kecamatan
langkah dan (6) Merancang anggaran tembalang
yang dikemukakan oleh Abe
Alexander (2002: 70-76). Sedangkan Dalam mengetahui bagaimana proses
dalam melihat faktor yang tahapan perencanaan pembangunan
mempengaruhi partisipasi dalam yang tepat di Kecamatan Tembalang
perencanaan pembangunan di Kota Semarang penulis/peneliti
Kecamatan Tembalang digunakan 4 berpedoman dengan 6 tahapan
ciri perencanaan partisipatif yang perencanaan oleh Abe Alexander
meliputi (1) Kepentingan sebagai berikut:
Masyarakat, (2) Partisipatoris, (3) (1) Penyelidikan
Sinergitas dan (4) Legalitas yang di
Pada pelaksanaanya proses
kemukakan oleh Wicaksono &
penyelidikan yang di laksanakan di
Sigiarto dalam (Wijaya, 2001: 25).
Kecamatan Tembalang dalam rangka
F. Metode Penelitian merencanakan pembangunan
dilaksanakan sebelum musrenbang
Metode yang digunakan dalam Kecamatan yaitu musrenbang
penelitian ini adalah kualitatif, Kelurahan-kelurahan yang ada di
Desain penelitian yang digunakan Kecamatan Tembalang, tim yang di
dalam penelitian ini adalah deskriptif bentuk oleh Kecamatan yang terdiri
kualitatif dan teknik pemilihan dari 12 dan di bagi menjadi 2 tim
informan melalui purposive mempunyai fungsi sebagai
sampling. Adapun yang menjadi pendamping selain itu tim tersebut
informan tersebut yaitu : (1) Kepala juga melakukan penyelidikan dengan
Seksi Pembangunan Kecamatan cara menggali informasi-informasi
Tembalang Kota Semarang, (2)
Sekertaris Lurah Kelurahan
yang di sampaikan oleh peserta sebelumnya di sesuakan dengan
musrenbang yang ada di Kelurahan. tupoksi yang ada di setiap bagian di
LPMK sebagai representatif dari Kecamatan Tembalang agar nantinya
masyarakat setempat juga melakukan lebih mudah untuk di identifikasi
penyelidikan yang berupa menggali sesuai dengan permasalahan
informasi yang sedang berkembang permasalahan yang berbeda seperti
di masyarakat dengan cara permasalahan kemiskinan, ataupun
mengadakan kegiatan-kegiatan yang kesehatan, dalam perumusan
sekiranya menarik masyarakat untuk masalah di pada tingkat Kecamatan
di ikuti, dari kegiatan tersebut hanya dilakukan oleh para pengurus
pengurus LPMK menanyakan apa Kecamatan dan Kelurahan beserta
saja yang sekiranya menjadi LPMK sebagai lembaga yang
kebutuhan ataupun permasalahan menjadi representatif masyarakat
yang sedang berkembang di tanpa di ikuti oleh masyarakat secara
masyarakat sehingga dari informasi umum dikarenakan bila dilakukan
tersebut dapat dijadikan bahan untuk bersama masyarakat secara umum
dilakukan suatu perencanaan akan berjalan tidak kondusif, dan
pembangunan kedepan. pandangan para pengurus
Kecamatan, Kelurahan dan LPMK
Pada hari pelaksanaan masih tidak mempercayai
Musrenbang Kecamatan Tembalang masyarakat dalam merumuskan
seluruh peserta baik dari delegasi permasalahan karena dianggap
masyarakat yang mewakili dari masyarakat masih banyak yang lebih
setiap Kelurahan sampai mengedepankan subyektifitas atau
stakeholders yang terkait menghadiri mengusulkan program dan kegiatan
acara tersebut guna menyampaikan berdasarkan keinginan saja tanpa
apa saja yang sekiranya menjadi melihat apa yang dibutuhkan.
kebutuhan ataupun permasalahan
yang sedang berkembang, (3) Identifikasi Daya Dukung
dikarenakan apa yang sudah di Dalam pelaksanaanya di Kecamatan
sampaikan perserta dari delegasi di Tembalang daya dukung yang
Kelurahan telah di catat dan di dimiliki hanya berupa daya dukung
tampung sebelumnya oleh tim kongkrit seperti anggaran yang
pendamping dari Kecamatan pada didapatkan atau di jatah oleh
Musrenbang setiap Kelurahan, maka pemerintah daerah kepada setiap
masyarakat terkhusus dari delegasi Kecamatan atau OPD Teknis di
setiap Kelurahan cenderung pasif Kecamatan Tembalang untuk
pada Musrenbang Kecamatan, hanya melakukan program dan kegiatan
stakeholders yang lain yang aktif yang akan berlangsung guna
dalam menyampaikan pendapatnya. mencapai suatu pembangunan tanpa
(2) Perumusan Masalah melihat dukungan potensi yang khas
yang dimiliki wilayah Kecamatan
Dalam pelaksanaanya di Kecamatan Tembalang,
Tembalang dalam merumuskan
permasalahan yang telah di dapat (4) Perumusan Tujuan
dari proses penyelelidikan
Dalam pelaksanaanya perumusan gedung-gedung sebagai sarana dan
tujuan-tujuan yang dilakukan pada prasaran yang dalam kasus ini adalah
perencanaan pembangunan di OPD Pekerjaan Umum Kota
Musrenbang Kecamatan Tembalang Semarang, selain itu kegiatan-
adalah suatu tujuan janga pendek kegiatan yang bersifat budaya seperti
yaitu tahunan dengan mengikuti wayang di fasilitasi oleh masing-
tujuan jangka menengah yang telah masing Kelurahan yang ada di
di tetapkan pada tingkat atas yaitu Kecamatan Tembalang.
pemerintah Kota Semarang, dalam (6) Menentukan Anggaran
musrenbang Kecamatan Tembalang
telah ditentukan dan digolongkan Pada pelaksanaannya dalam proses
kegiatan dan program apa saja perencanaan pembangunan di
berdasarkan jenis-jenisnya seperti Kecamatan Tembalang dengan
pembangunan (fisik) sarana dan terkhusus Musrenbang Kecamatan
prasarana yang didalammnya sebagai medianya telah di hasilkan
meliputi infrastruktur baik itu alokasi dana untuk program dan
lingkungan ataupun jalan, selain itu kegiatan yang ingin dilakukan dalam
kegiatan non-fisik juga telah dokumen perencanaan dengan
ditentukan seperti kegiatan sosial jumlah nominal tertentu, dari jumlah
ataupun hanya kegiatan budaya. nominal tersebut juga telah diberikan
keterangan siapa saja yang
(5) Menetapkan Langkah-langkah bertanggung jawab untuk
Kegiatan yang hendak dilakukan, mengalokasikan dana tersebut.
program dan kegiatan yang (b.) Perencanaan Partisipatif Di
dihasilkan dalam proses musrenbang Dalam Pembangunan
di Kecamatan Tembalang sudah Kecamatan Tembalang
sangat jelas dan detail apa saja
program dan kegiatan yang akan Untuk mengetahui faktor apa saja
dilakukan atau dilaksanakan seperti yang dapat mempengaruhi
pembangunan infrastruktur jalanan, perencanaan yang berbasis
sarana dan prasarana ataupun partisipatif dalam pembangunan di
kegiatan budaya seperti wayang Kecamatan Tembalang Kota
tertera jelas pada dokumen Semarang penulis/peneliti
perencanaan, dan yang ketiga berpedoman pada 4 ciri perencanaan
pembagian tugas atau tanggung partisipasif dari Wicaksono &
jawab pelaksanaan program dan Sigiarto yang meliputi:
kegiatan juga telah terlampir pada (1.) Fokus Kepada Kepentingan
dokumen perencanaan yang Masyarakat
dihasilkan pada musrenbang
Kecamatan Tembalang, dalam Berdasarkan hasil analisa, pihak
dokumen tersebut telah disepakati Kecamatan beserta LPMK telah
siapa saja yang bertanggung jawab melakukan kegiatan penyelidikan
terhadap pembangungan masalah dan kebutuhan masyarakat
infrastruktur seperti pengasapalan dimulai ketika pelaksanaan
jalan, pavingisasi, betonisasi, musrenbang di setiap kelurahan yang
pebangunan talud dan pembangunan ada di Kecamatan tembalang dengan
membuat 2 tim yang terdiri dari 16
orang dari setiap bidang atau fungsi langsung menerima usulan-usulan
yang ada di struktur Kecamatan program atau kegiatan yang telah di
Tembalang sehingga diperoleh tetapkan dan di paparkan oleh camat
profil masalah dan kebutuhan Tembalang.
masyarakat, LPMK sebagai lembagai (2.) Partisipatoris
yang menjadi perwakilan dari
masyarakat dalam melakukan Dalam pelaksanaanya proses
penyelidikan yang meliputi menggali perencanaan pembangungan di
dan memperoleh informasi Kecamatan Tembalang
didapatkan dari kegiatan-kegiatan teridentifikasi sebatas penentraman
aktif tahunan yang berdasarkan (placation) di mana masyarakat telah
anggaran 25 juta pertahun untuk aktif dalam memberikan usulan-
setiap kelurahan yang ada di usulan suatu rencana program atau
Kecamatan Tembalang yang kegiatan tetapi dalam penentuan
dilakkan oleh pengurus LPMK yang skala prioritasnya telah dibahas
melibatkan masyarakat, namun sebelumnya oleh pihak golongan elit
masalah yang dihadapi adalah masih yaitu disini pihak Kecamatan,
banyak masyarakat yang kurang Kelurahan dan LPMK yang ada si
paham akan urgensi dari usulan- setiap Kelurahan di Kecamatan
usulan yang telah diberikan, masih Tembalang. Selain itu ada beberapa
ada beberapa usulan yang didasarkan faktor yang mempengaruhi
atas dasar keinginan estetika semata perencanaan partisipasi yaitu :
tanpa melihat dasar kebutuhan yang (1.) Keterbatasan masyarakat
rill, pada akhirnya pihak Kecamatan terhadap pemahaman perencanaan
sebagai institusi penyelenggara pembangunan terkhusus untuk
mengambil suatu tindakan untuk menentukan skala prioritas.
mengalihkan usulan tersebut
berdasarkan pertimbangan tersendiri (2). Ketidak percayaan pihak
yang tidak bisa dipahami oleh Kecamatan terhadap masyarakat
masyarakat. dalam menentukan skala prioritas
sehingga skala prioritas telah
Banyak usulan-usulan yang dirumuskan dan ditentukan dalam
diberikan masyarakat tidak pra musrenbang tanpa melibatkan
semuanya terakomodir dikarenakan masyarakat serta stakeholders secara
keterbatasan anggaran yang dimiliki umum.
oleh pemerintah serta masih kurang
pahamnya masyarakat dalam (3). kurangnya kesadaran
mengidentifikasi suatu usulan masyarakat terkhusus dari delegasi
berdasarkan prioritas atau urgensitas kelurahan dalam mengikuti
yang ada oleh karena itu pihak musrenbang kecamatan sehingga
kecamatan beserta lurah dan kasi PP dibutuhkan suatu insentif dalam
dan ketua LPMK Kelurahan yang bentuk uang.
ada dikecamatan telah menentukan (4). Waktu penyelenggaraan
dan merumuskan usulan-usulan perencanaan pembangunan relatif
dalam tahap pra musrenbang pendek yaitu 2 jam sehingga tidak
sehingga ketika pada pelaksanaan seimbang dengan materi yang harus
musrenbang masyarakat hanya dibahas dan diputuskan.
(5). Tidak terlibatnya unsur-unsur berdasarkan peraturan normatiftetapi
penting di dalam masyarakat seperti juga menjujung etika.
forum anak Kecamatan Tembalang, Proses perencanaan
forum karang taruna Kecamatan pembangunan di Kecamatan
Tembalang karena rendahnya Tembalang secara umum telah
keterlibatan masyarakat merupakan mengacu pada peraturan walikota
salah satu indikator dari tidak semarang no 57a tahun 2017 seperti
berhasilnya pelaksanaan perencanaan telah ditetapkannya 3 delegasi dari
partisipatif di Kecamatan Kecamatan dan ada perwakilan dari
Tembalang. perempuan berdasarkan berita acara,
(3.) Sinergitas serta usulan-usulan yang telah
Pada pelaksanaan perencanaan ditetapkan dibuat berdasarkan form-
partisipatif dalam proses form yang telah di tetapkan dalam
perencanaan pembangunan di peraturan tetapi ada beberapa hal
Kecamatan Tembalang, proses yang belum dilaksanakan secara
pengambilan keputusan yang detail sesuai dengan nilai-nilai yang
diselenggarakan di Kecamatan secara ada pada peraturan tersebut dapat
formal telah dilakukan dengan baik dapat dilihat dari: (1) ada beberapa
seperti halanya pertukaran informasi- tahapan proses perencanaan
informasi semata yang didapatkan pembangunan yang tidak
antar peserta musrenbang Kecamatan diselenggarakan dalam proses
tetapi hanya sebatas informasi saja perencanaan pembangunan
tanpa ada suatu tujuan dan penetapan kecamatan seperti dalam
yang pasti. merumuskan dan menentukan tujuan;
(2) Proses perencanaan
Hasil kesepakatan peserta pembangunan belum melibatkan
musrenbang kecamatan berupa daftar unsur masyarakat secara
prioritas usulan/kegiatan kecamatan keseluruhan; (3) Penetapan keluaran
yang merupakan hasil kerja sama belum melibatkan peserta
anatar wilayah administrasi dan musrenbang secara rill dalam
geografi telah dibahas sebelum pelaksanaan musrenbang Kecamatan,
pelaksanaan musrenbang Kecamatan karena keluaran sudah dibuat oleh
sedangkan sisanya hanya sebatas pihak kecamatan berdasarkan daftar
penetapan. namun pada umumnya prioritas usulan/kegiatan setiap
dapat diterima peserta musrenbang Kelurahan yang sudah masuk ke
khususnya dan masyarakat kecamatan sebelum proses
kecamatan Tembalang. perencanaan pembangunan
(4.) Legalitas dijadwalkan.
Legalitas perencanaan dimana PENUTUP
perencanaan pembangunan Berdasarkan pembahasan dari hasil
dilaksanakan dengan mengacu pada penelitian yang telah disajikan, dapat
semua peraturan yang berlaku, ditarik kesimpulan sebagai berikut:
menjungjung etika dan tata nilai (a.) Pada proses penyelidikan
masyarakat, artinya tidak hanya pencarian dan penggalian informasi
dari masyarakat yang dilakukan tim
pendamping dari Kecamatan musrenbang Kecamatan Tembalang
Tembalang pada musrenbang telah berjalan cukup baik, apa yang
tingkat Kelurahan terbilang cukup hendai dicapai, kegiatan yang hendak
baik selain itu peran LPMK sebagai dicapai dan siapa saja yang
lembaga representatif masyarakat bertanggung jawab akan kegiatan
juga cukup baik dalam pencarian dan dan program telah dilaksanakan akan
penggalian informasi pada tetapi (waktu pelaksanaan) baik itu
masyarakat, akan tetap pada tahapan kapan kegiatan dan program akan
Musrenbang Kecamatan proses dilaksanakan dan kapan diselesaikan
penyelidikan tidak berjalan efektif tidak dibahas pada musrenbang
dikarenakan tidak ada kesempatan Kecamatan Tembalang. (f). Pada
masyarakat dalam memberikan proses menentukan anggaran telah
pendapatanya. (b). Pada proses berjalan baik, pada musrenbang
perumusan masalah tidak Kecamatan telah dibahas dan
dilaksanakan secara tepat ditetapkan pengalokasian anggaran
dikarenakan dilakukan pada sebelum yang berupa uang sesuai dengan
Musrenbang Kecamatan yang hanya program dan kegiatan yang hendak
di hadiri oleh pengurus Kecamatan, akan dilakukan. (g) pada pelaksanaan
Kelurahan dan LPMK tanpa di hadiri kegiatan penyelidikan atau
oleh masyarakat pada umumnya identifikasi masalah dan kebutuhan
yang dikarenakan ketidak percayaan masyarakat di tingkat Kecamatan
pengurus dari Kecamatan dan Tembalang belum dilakukan secara
Kelurahan khususnya kepada terbuka dan saling percaya karena
masyarakat karena masih ada sebagian besar dalam menentukan
anggapan bahwa msyarakat tidak skala prioritas tersebut telah dibahas
bisa merumuskan permasalahan sebelum musrenbang Kecamatan
dikarenakan lebih mementingkan dimana hanya beberapa elit saja yang
keinginan dibanding kebutuhan. (c). menghadiri kegiatan tersebut. (h)
Pada proses identifikasi daya dukung tingkat partisipasi belum tercapai
yang dilakukan di musrenbang dengan maksimal dikarenakan
Kecamatan masih bersifat daya keterbatasan masyarakat terhadap
dukung yang kongkrit yaitu uang, pemahaman tentang perencanaan
tanpa memperhatikan secara detil pembangunan, ketidakpercayaan elit
daya dukung yang merupakan kelurahan dan kecamatan kepada
potensi di wilayah tersebut. (d). Pada masyarakat, kurangnya kesadaran
proses Perumusan Tujuan sudah masyarakat akan pentingnya peran
berjalan baik di Musrenbang mereka terhadap suatu perencanaan
Kecamatan Tembalang, karena pembangunan, tidak terlibatnya
musrenbang Kecamatan sendiri unsure-unsur organisasi penting dan
adalah usaha untuk membahas tujuan waktu pelaksanaan musrenbang yang
jangka pendek yaitu tahunan yang relatif singkat. (i) Perencanaan di
didalamnya telah dilakukan dan Kecamatan Tembalang telah
ditetapkan penggolongan kegiatan menekankan kerja sama antar
dan program berdasarkan tujuan wilayah dan geografi, serta interaksi
pembangunan. (e). Pada proses diantara stakeholders. Hal ini dapat
Penetepan langkah-langkah pada dilihat dari pemilihan usulan-usulan
yang telah di disampaikan pada dapat membahas usulan-usulan
musrenbang Kelurahan yang tidak secara komprehensif.
semuanya dapat terakomodir
dikarenakan adanya usulan-usulan DAFTAR PUSTAKA
dari Kelurahan lain yang lebih
Abe, Alexander. 2002. Perencanaan
prioritas selain itu adanya interaksi
Daerah Partisipatif. Solo:
saling bertukar informasi di antara
Pondok Edukasi.
stakeholders. (j) Legalitas
perencanaan, dimana perencanaan Conyers, Diana. Perencanaan Sosial
pembangunan secara garis besar Di Dunia Ketiga. 1992.
telah dilaksanakan dengan mengacu Yogyakarta: Gadjah Mada
pada semua peraturan yang berlaku, University Press.
tetapi masih ada beberapa hal teknis Fasli DJalal dan Dedi Supriadi. 2001.
yang tidak dilakukan secara tepat Reformasi Pendidikan dalam
sesuai dengan nilai-nilai yang Konteks Otonomi Daerah.
terkandung pada peraturan yang ada. Yogyakarta: Adicita.
Saran terhadap permasalahan Helmi Adita Fitria dan Mega
pada proses perencanaan Angraeni. 2016. Kajian Tingkat
pembangungan dengan pendekatan Partisipatif Dalam Proses
partisipatif di Kecamatan Tembalang Perencanaan Pembangunan
Kota Semarang yang dapat diberikan Kota Semarang Yang Inklusif.
yaitu : Riptek Volume 10 No. 1, 2016,
(1). Perlu diadakannya sosialisasi hlm. 115-128.
kepada stakeholders agar menghadiri Kunarjo. 2002. Perencanaan dan
dan berpartisipasi aktif dalam Pengendalian Program
kegiatan musrenbang di Kecamatan Pembangunan. Jakarta:
Tembalang dan sosialisasi pada Universitas Indonesia.
masyarakat secara umum untuk
Kuncoro, Mudrajat. 2012.
mengetahui bagaimana menilai suatu
Perencanaan Daerah:
usulan berdasarkan skala prioritas.
Bagaimana Membangun
(2).Perlu adanya sikap percaya dari Ekonomi Lokal, Kota dan
elit Kecamatan dan Kelurahan dalam Kawasan?. Jakarta: Salemba
pembahasan yang meliputi Empat.
perumusan masalah berdasarkan Mubiyarto. 1984. Pembangunan
usulan-usulan yang telah di berikan Pedesaan. Yogyakarta: P3PK
oleh masyarakat secara umum. UGM.
(3).Perlu adanya pembahasan daya Pasolong, Harbani. 2008. Teori
dukung yang berdasarkan potensi Administrasi Publik. Bandung:
yang dimiliki Kecamatan Tembalang Alfabeta.

(4).Perlu adanya perpanjangan waktu Ross, Murray G., and B.W. Lappin.
penyelenggaraan musrenbang 1967. Community Organization:
Kecamatan agar seluruh peserta theory, principles and practice
Second Edition. New York: Proses Perencanaan
Harper & Row Publishers. Pembangunan di Era Otonomi
Rustiadi, Ernan, Sunsun Daerah (Studi Kasus Di
Saefulhakim, Dyah R. Panuju. Kelurahan Jebres Kecamatan
2011. Perencanaan dan Jebres Kota Surakaarta), Tesis,
Pengembangan Wilayah. Magister Perencanaan Kota dan
Jakarta: Cresspen Press dan Daerah, Universitas Gaaadjah
Yayasan Pustaka Obor Mada, Yogyakarta.
Indonesia.
Siagian, Sondang P. 2008.
Administrasi Pembangunan :
Konsep, Dimensi, dan
Strateginya. Jakarta: Bumi
Aksara.
Sugandi, Yogi Suprayogi. 2011.
Administrasi Publik: Konsep
dan Perkembangan Ilmu di
Indonesia. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Sumaryadi, I Nyoman. 2010
Perencanaan Pembangunan
Daerah Otonom dan
Pemberdayaan Masyarakat.
Jakarta: Citra Utama.
Surendi. 2016. Wlikota: Jangan ada
Jalan Bubur Lagi, Artikel
Pengamal dalam
http://semarangkota.go.id/berita/
read/7/berita-
kota/1443/walikota-jangan-ada-
jalan-bubur-lagi/. Diakses pada
tanggal 29 Agustus 2017
Tarigan, Robinson. 2005.
Perencanaan Pembangunan
Wilayah Edisi Revisi. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Tilaar, HAR. 2009. Kekuasaan dan
Pendidikan: Manajemen
Pendidikan Nasional dalam
Pusaran Kekuasaan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Wijaya, Rina. 2001. Forum
Pengambilan Keputusan dalam

You might also like