Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Jalan Profesor Haji Soedarto, Sarjana Hukum Tembalang Semarang Kotak Pos 1269 Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405 Laman: http://www.fisip.undip.ac.id email: fisip@undip.ac.id
ABSTRACT
Public participation is an important aspect in the success of the government's development
program. Family planning is one government program that aims to control the number of residents with a way to control birth spacing and limiting births. Another goal of family planning is to improve the quality of future generations. In the family planning programs in Sub-district Pedurungan, public participation is a form of public awareness to share the support of one of the national government's programs in an effort to control the population and improving the quality of human resources. Technical Implementation Unit of Bapermasper and KB (UPTB) Sub-district Pedurungan which is representative of bapermasper and KB Semarang acts as a supervisor, executive and government officials who deal with matters of family planning in Sub Pedurungan. The purpose of this research is to see the form of community participation in family planning programs, the level of community participation in family planning programs and the factors that influence community participation in planning programs in Sub-district Pedurungan. The results of this research are the form of community participation in family planning programs in Sub Pedurungan is pseudo participation. Levels of community participation is at the level of tokenism and there are three factors that affect the participation of the six factors studied . Factors affecting the society is education background , gender and external factors comes from the government Keywords: Participation, Public, Family Planning Program
PENDAHULUAN menimbulkan berbagai masalah kompleks
A. LATAR BELAKANG lainnya yang dapat mengganggu proses Pemasalahan mengenai laju pembangunan suatu negara pertumbuhan penduduk di suatu negara Di Indonesia masalah jumlah merupakan suatu hal yang harus penduduk yang besar dan distribusi yang diperhatikan secara serius, karena bila tidak merata merupakan malah tersendiri. terjadi laju pertumbuhan penduduk yang Kondisi penduduk yang terus meningkat besar dan tidak terkendali akan dari tahun ke tahun dianggap tidak menguntungkan dari sisi pembangunan akses pelayanan merupakan suatu hal yang ekonomi. Hal itu diperkuat dengan dinamis dan menuntut kepada suatu kenyataan bahwa kualitas sumber daya perubahan paradigma terutama di kalangan manusia yang ada masihlah rendah sehingga Penyelenggara dan pengawas Pelayanan penduduk lebih diposisikan sebagai beban yaitu Bapermasper dan KB. Itulah sebabnya daripada modal pembangunan. pelayanan harus dilaksanakan atas dasar Maka Pemerintah Indonesia kesukarelaan, keterbukaan, dan kejujuran. mencanangkan sebuah Program yang Para pegawai Bapermasper dan KB harus diharapkan mampu mengatasi atau memiliki kemampuan untuk menjelaskan setidaknya menekan sejumlah permasalahan setiap alat kontrasepsi secara benar dan terkait laju penduduk yang tidak seimbang lengkap dengan segala kelebihan dan bernama keluarga berencana (disingkat KB) kekurangannya. merupakan gerakan untuk membentuk Dalam perpektif yang lebih luas, keluarga sehat dan sejahtera dengan persoalan kependudukan tidak hanya membatasi kelahiran dilakukan dengan berhubungan dengan jumlah anak, sebab penggunaan alat-alat kontrasepsi seperti aspek yang terkait di dalamnya sebenarnya kondom, spiral, IUD, dan sebagainya. sangat beragam dan variatif. Respons Jumlah anak dalam sebuah keluarga yang terhadap hal ini sebenarnya sudah dilakukan dianggap ideal adalah dua. Gerakan ini oleh pemerintah, Akan tetapi respon tersebut mulai dicanangkan pada tahun akhir 1970- masih belum menyentuh persoalan mendasar an. yang ada di dalamnya sehingga isu-isu Kota Semarang sendiri terdiri dari 16 tersebut belum sepenuhnya tertangani kecamatan dengan laju pertumbuhan dengan baik. Jika di lihat hasil dari penduduk yang beragam. Dari 16 kecamatan Kebijakan kependudukan tentang program tersebut salah satunya adalah Kecamatan KB pada masa orde baru meskipun dari sisi Pedurungan Kecamatan Pedurungan ini kuantitatif telah menunjukkan kemajuan memiliki penduduk yang padat dan yang berarti, namun masih meninggalkan partisipasi KB yang cukup rendah di Kota beberapa hambatan lain yang berkembang di Semarang. Dengan gambaran ini sebagai lapangan. Hal ini menjadi agenda penting salah satu kecamatan yang letaknya tepat di bagi pemerintah untuk lebih peka terhadap perkotaan dari ibu kota provinsi ternyata isu-isu mendasar yang berkembang di masih banyak PUS di Kecamatan masyarakat. Maka dari itu dengan Pedurungan yang belum terlayani meskipun berpedoman latar belakang tersebut, penulis sebenarnya mereka tidak ingin punya anak mengambil penelitian dengan judul lagi ataupun juga ingin menunda kehamilan, “Partisipasi Masyarakat dalam Program tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi Keluarga Berencana di Kecamatan dan ini tentunya menjadi suatu catatan Pedurungan”. tersendiri mengapa PUS ingin menunda B. TUJUAN tetapi tidak mengikuti program KB. Apabila 1. Mendeskripsikan bentuk partisipasi hal ini tidak diperhatikan jelas dapat masyarakat dan tingkat partisipasi mempengaruhi pencapaian program KB. masyarakat dalam pelaksanaan program Dan disisi lain, penyebaran penduduk di Keluarga Berencana yang dilakukan oleh masing-masing kecamatan belum merata. Bapermasper dan KB di Kecamatan Pelaksanaan dan pengawasan KB yang Pedurungan. dilakukan oleh Bapermasper dan KB pada 2. Mengidentifikasikan faktor-faktor yang jenjang kecamatan. Karena kualitas dan mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan Program Keluarga beberapa keperluannya dalam suatu Berencana yang telah dilakukan oleh program pembangunan. Bapermasper dan KB Kecamatan c. Partnership: adanya kemitraan Pedurungan. antara pemerintah dan masyarakat C. TEORI dalam program pembangunan. 1) Partisipasi d. Placation: melibatkan warga untuk Menurut Charly (Ainur Rohman, menjadi anggota komite dalam 2009:46), partisipasi merupakan program namun hak memutuskan keterlibatan mental dan emosi seseorang tetap berada pada pemerintah atau sekelompok masyarakat di dalam e. Consultation: Adanya komunikasi situasi kelompok yang mendorong yang dua arah seperti survey sikap, bersangkutan atas kehendak sendiri pertemuan warga, dan dengar (kemauan diri) menurut kemampuan pendapat. swadaya yang ada, untuk mengambil f. Information: Hanya ada komunikasi bagian dalam usaha pencapaian tujuan satu arah dari pemerintah kepada bersama dalam pertanggungjawabannya. masyarakat seperti pengumuman, 2) Bentuk Partisipasi pamflet, poster, laporan tahunan. 1. Sumbangsihnya terhadap usaha g. Therapy : Bertujuan tidak untuk pembangunan mendorong rakyat untuk 2. Penerimaan manfaat secara merata. berpartisipasi melainkan untuk 3. Pengambilan keputusan yag mendidik rakyat. menyangkut pelaksanaan program h. Manipulation : Masyarakat pembangunan sosial dan ekonomi. diarahkan agar tidak merasa dipaksa Mengacu pada pandangan ini, untuk melakukan sesuatu, namun partisipasi dibedakan menjadi dua hal, sesungguhnya diarahkan untuk authentic participation (partisipasi berperan serta. otentik) yang merujuk pada terpenuhinya ketiga kriteria tersebut. Jika seluruh Tingkatan Partisipasi Menurut Arnstein kriteria tersebut tidak dapat dipenuhi 8. Citizen Control maka hal ini akan disebut pseudo participation (partisipasi semu) (Ainur 7. Delegated Citizen Rohman, 2009 : 50). Power Power 3) Tingkatan Partisipasi 6. Partnership Sherry R Arnstein (Ainur Rohman, 2009 : 47) membuat skema tingkatan 5. Placation partisipasi masyarakat dalam memutuskan kebijakan. Ada tiga tingkat 4. Consultation Tokenism utama dan delapan sub-tingkatan, yaitu: 3. Informing a. Citizen control: yaitu masyarakat mengendalikan kebijakan publik mulai dari perumusan, implementasi 2. Therapy Non- hingga evaluasinya. 1. Manipulation Participation b. Delegated power: Berarti pemerintah memberikan kewenangan kepada Sumber : dalam Ainur Rohman, 2009 : 47
masyarakat untuk mengurus sendiri
4) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi digunakan. Seringkali kepercayaan yang Partisipasi dianut dapat bertentangan dengan Menurut Plumer (slamet, 1994 : 97), konsep-konsep yang ada. beberapa faktor yang mempengaruhi f. Faktor-faktor Eksternal masyarakat untuk mengikuti proses Faktor-faktor eksternal ini dapat partisipasi adalah: dikatakan petaruh (stakeholder), yaitu a. Pengetahuan dan keahlian semua pihak yang berkepentingan dan Dasar pengetahuan yang dimiliki mempunyai pengaruh terhadap program akan mempengaruhi seluruh lingkungan ini.Petaruh kunci adalah siapa dari masyarakat tersebut. Hal ini yangmempunyai pengaruh yang sangat membuat masyarakat memahasmi signifikan, atau mempunyai posisi ataupun tidak terhadap tahap-tahap dan penting guna kesuksesan program. bentuk dari partisipasi yang ada. b. Pekerjaan masyarakat D. METODE Biasanya orang dengan tingkat 1) Desain Penelitian pekerjaan tertentu akan dapat lebih Pendekatan yang digunakan oleh meluangkan ataupun bahkan tidak penulis dalam metode ini adalah meluangkan sedikitpun waktunya untuk penelitian kualitatif deskriptif, dengan berpartisipasi pada suatu proyek tertentu. demikian data yang terkumpul berbentuk Seringkali alasan yang mendasarpada kata-kata, gambar, bukan angka-angka. masyarakat adalah adanya pertentangan Kalaupun ada angka-angka, sifatnya antara komitmen terhadap pekerjaan hanya sebagai penunjang. Data yang dengan keinginan untuk berpartisipasi. diperoleh melalui wawancara mendalam c. Tingkat pendidikan dan buta huruf dengan panduan wawancara (interview Faktor ini sangat berpengaruh bagi guide) meliputi transkip interview keinginan dan kemampuan masyarakat (wawancara), catatan lapangan, foto dan untuk berpartisipasi sertauntuk dokumen pribadi. memahami dan melaksanakan tingkatan 2) Situs Penelitian dan bentuk partisipasi yang ada. Situs penelitian ini adalah di kantor d. Jenis kelamin Unit Pelaksana Teknis Bapermasper dan Sudah sangat diketahui bahwa KB (UPTB) Kecamatan pedurungan. sebagian masyarakat masihmenganggap 3) Subyek Penelitian faktor inilah yang dapat mempengaruhi Subyek penelitian adalah informan, keinginan dan kemampuan masyarakat yaitu pegawai UPTB Kecamatan untuk berpartisipasi beranggapan bahwa Pedurungan dan pasangan usia subur laki-laki dan perempuan akan (PUS) di Kecamatan Pedurungan. mempunyai persepsi dan pandangan 4) Jenis Data berbeda terhadap suatu pokok Jenis data yang digunakan meliputi permasalahan. data teks / tulisan, data statistik, data e. Kepercayaan terhadap budaya gambar dan kata-kata tertulis berupa tertentu. hasil wawancara. Masyarakat dengan tingkat 5) Sumber Data heterogenitas yang tinggi, terutama dari a. Data Primer segi agama dan budaya akan Data yang dikumpulkan secara menentukan strategi partisipasi yang langsung dari informan melalui digunakan serta metodologi yang wawancara dan observasi. b. Data Sekunder masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian Data yang diperoleh secara tidak yang telah dilakukan dengan cara, langsung, misalnya buku, artikel, wawancara, observasi, dokumentasi dan dokumen yang berhubungan dengan studi pustaka, diperoleh tujuan dari tujuan penelitian. penelitian ini. 6) Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini dilakukan Teknik pengumpulan yang dilakukan menggunakan teori bentuk partisipasi, untuk memperoleh data-data, peneliti tingkatan partisipasi dan faktor-faktor yang menggunakan teknik-teknik mempengaruhi partisipasi. pengumpulan data sebagai berikut : a. Bentuk Partisipasi a. Interview atau wawancara 1. Sumbangsih / bantuan masyarakat b. Observasi terhadap program. Yaitu bantuan yang c. Dokumentasi berasal dari masyarakat untuk kelancaran d. Studi kepustakaan pelaksanaan program. Bantuan disini bisa 7) Analisis dan Interpretasi Data berupa ide, sara, kritik, waktu, dan materi. Analisis data yang digunakan dalam Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan penelitian ini dilakukan dengan reduksi faktur bantuan dari masyarakat terhadap data, penyajian data, kesimpulan sampai program keluarga berencana di Kecamatan pada koding kategorisasi dan penafsiran Pedurungan sudah terpenuhi. data. 2. Pemanfaatan program secara merata. 8) Kualitas Data Yaitu masyarakat secara merata telah Teknik untuk menguji keabsahan merasakan manfaat program. Dari hasil data adalah teknik triangulasi yaitu penelitian, faktor pemanfaatan program teknik pemeriksaan data untuk keperluan secara merata belum terpenuhi karena hanya pengecekan apakah proses dan hasil masyarakat yang sudah ikut berpartisipasi yang diperoleh sudah dipahami secara yang dapat merasakan manfaat program benar oleh peneliti berdasarkan apa yang keluarga berencana dan masyarakat yang dimaksudkan informan. Dengan cara, belum berpartisipasi pun belum merasakan antara lain (Meoleong, 2007:33): manfaat. a. Melakukan wawancara mendalam 3. Pengambilan keputusan terkait kepada informan. pelaksanaan program. Yaitu pengambilan b. Melakukan uji silang antara keputusan mengenai pelaksanaan kegiatan- informasi yang diperoleh dari kegiatan yang mendukung program. Dari informan satu dengan yang lainnya penelitian, faktor pengambilan keputusan dengan hasil observasi di lapangan. telah terpenuhi. c. Mengkonfirmasi hasil yang b. Tingkatan Partisipasi diperoleh kepada informan dan 1. Non participation, dari hasil penelitian sumber-sumber lain. tingkatan ini telah dilewati oleh masyarakat pada saat pertama kali program keluarga PEMBAHASAN berencana dicanangkan oleh pemerintah. A. HASIL PENELITIAN 2. Tokenism, dari hasil penelitian tahapan Penelitian ini bertujuan mengetahui information yaitu informasi searah dari bentuk dan tingkatan partisipasi masyarakat pemerintah kepada mayarakat sudah dalam program keluarga berencana di terpenuhi. Lalu tahapan consultation yaitu Kecamatan Pedurungan dan mengetahi adanya komunikasi dua arah antara faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi pemerintah dan masyarakat, tahapan ini juga sudah terpenuhi dalam program keluarga partisipasi. Dari hasil penelitian berencana di Kecamatan Pedurungan. menjelaskan bahwa faktor kepercayaan Placation yaitu pemerintah membuat komite terhadap budaya tertentu ini tidak kecil sebagai wakilnya di masyarakat. mempengaruhi partisipasi masyarakat Tahapan ini juga sudah terpenuhi. pada program KB. 3. Citizen Power, dari hasil penelitian f. Faktor eksternal, yaitu faktor lain yang tahapan partnership belum terpenuhi karena berasal dari luar masyarakat. Faktor belum ada kemitraan antara pemerintah dan yang berasal dari pemerintah itu sendiri masyarakat dengan kesetaraan wewenang. salah satunya. Dari hasil penelitian c. Faktor yang mempengaruhi partisipasi faktor ini juga tidak mempengaruhi Dalam penelitian ini ada enam keikutsertaan masyarakat dalam program paktor yang diteliti yaitu: KB. a. Pengetahuan Mayarakat, yaitu B. ANALISIS pengetahuan masyarakat terhadap a. Bentuk Partisipasi program KB. Dari hasil penelitian, dapat Dari hasil pembahasan mengenai bentuk disimpulkan pengetahuan masyarakat partisipasi masyarakat, penjelasan mengenai tidak mempengaruhi partisipasi dalam hasil dari tiga indikator utama yang harus program KB. dipenuhi dalam syarat menentukan bentuk b. Pekerjaan, yaitu latarbelakang pekerjaan partisipasi masyarakat pada program masyarakat berpengaruh terhadap keluarga berencana di Kecamatan ketersediaan waktu luang untuk Pedurungan, yaitu indikator sumbangsih berpartisipasi.Dari hasil penelitian faktor masyarakat terhadap program, penerimaan pekerjaan juga dinilai kurang manfaat program secara merata dan berpengaruh. keikutsertaan masyarakat dalam proses c. Pendidikan yaitu latarbelakang pengambilan keputusan. Syarat utama agar pendidikan mayarakat terhadap pola partisipasi dapat digolongkan dalam pikir yang berpengaruh pada partisipasi. authentic participation adalan terpenuhinya Dari hasil penelitian, faktor latar tiga indikator utama, sedangkan jika salah belakang pendidikan ini dinilai cukup satu dari tiga indikator yang belum terpenuhi berpengaruh terhadap partisipasi maka bentuk partisipasi digolongkan dalam masyarakat karena masih banyak pseudo-participation. masyarakat yang enggan berKB karena Dalam penelitian ini, indikator khawatir efeksamping dari beberapa alat penerimaan manfaat secara merata oleh kontrasepsi. masyarakat belum terpenuni karena memang d. Jenis kelamin, yaitu pengaruh jenis penerimaan manfaat keluarga berencana kelamin terhadap keikut sertaan belum secara merata dirasakan dan diterima masyarakat dalam program KB. Dari oleh seluruh masyarakat Kecamatan hasil penelitian menjelaskan bahwa jenis Pedurungan, maka dari itu dapat kelamin mempengaruhi keikutsertaan disimpulkan bentuk partisipasi masyarakat masyarakat dalam program hal ini bisa Kecamatan Pedurungan dalam program dilihat dari sangat sedikitnya akseptor keluarga berencana berbentuk pseudo- KB dari kelamin laki-laki. participation atau disebut juga partisipasi e. Kepercayaan terhadap budaya tertentu, semu. yaitu adanya kepercayaan atau adat dari b. Tingkatan Partisipasi masyarakat yang bersimpangan engan Dari hasil pembahasan, bisa dilihat program sehingga mempengaruhi bahwa tingkat partisipasi masyarakat pada program keluarga berencana di Kecamatan a. Bentuk Partisipasi Masyarakat Pedurungan telah berada pada tingkat Bentuk partisipasi masyarakat partisipasi tokenism karena pada kondisi Kecamatan Pedurungan dalam program program keluarga berencana di Kecamatan keluarga berencana adalah pseudo- Pedurungan telah terpenuhinya tangga participation atau partisipasi semu, hal ini information berupa komunikasi satu arah didasarkan pada indikator penerimaan dengan media brosur pamflet dan manfaat program kepada masyarakat secara sebagainya memang ada. merata belum terpenuhi karena berdasarkan Lalu tingkat consultation pun telah hasil penelitian bahwa masih ada 7989 terpenuhi karena sudah ada kegiatan pasangan usia subur yang belum menjadi semacam pertemuan atau dengar pendapat peserta aktif KB dari total 32664 pasangan terkait program keluarga berencana di usia subur yang ada di Kecamatan Kecamatan Pedurungan. Begitu juga dengan Pedurungan, maka penerimaan manfaat placation, yaitu sudah adanya wakil-wakil program belum terpenuhi secara merata. dari masyarakat Kecamatan Pedurungan b. Tingkat partisipasi masyarakat yang ditempatkan pada komite-komite kecil Tingkatan partisipasi masyarakat yang terbentuk untuk mengawasi, Kecamatan Pedurungan dalam program mengontrol dan menyebarkan informasi keluarga berencana berada pada tingkatan mengenai program keluarga berencana. tokenism. Tingkatan tokenism disini berada Namun tingkat partisipasi belum berada pada derajat dimana adanya komunikasi dua pada tahap citizen power karena tangga arah antara pihak UPTB Kecamatan terrendah dari citizen power, yaitu tangga Pedurungan dengan masyarakat Kecamatan partnership belum terpenuhi. Maka dapat Pedurungan berupa pertemuan rutin atau diambil kesimpulan tangga-tangga rakor yang dilaksanakan berjenjang dari selanjutmya yaitu tangga delegated power tingkat kecamatan, sampai tingkat dan citizen control pun belum terpenuhi. paguyuban RT. Pada tingkat ini juga suda c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi adanya komite kecil berjenjang yang Partisipasi dibentuk sebagai wakil dari UPTB Dari hasil pembahasan mengenai faktor- Kecamatan Pedurungan. Ditiap komitenya, faktor yang diduga mempengaruhi diwakilkan oleh masyarakat sebagai partisipasi masyarakat dalam program pengurus komite-komite tersebut. Tingkat keluarga berencana di Kecamatan partisipasi masyarakat Kecamatan Pedurungan, penulis mendapatkan hasil Pedurungan belum sampai pada tingkat bahwa terdapat tiga faktor yang menurut citizen control karena berdasarkan hasil hasil penelitian menjadi faktor yang penelitian bahwa belum ada kemitraan mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam dengan kesetaraan kewenangan antara program keluarga berencana di Kecamatan pemerintah dan masyarakat. Komite-komite Pedurungan. Faktor-faktor tersebut adalah yang ada beranggotakan para pengurus tingkat pendidikan dan buta huruf, jenis rukun tetangga atau rukun warga bekerja kelamin dan faktor eksternal dari secara sosial dan menjalankan tugas stakeholder. berdasarkan program keluarga berencana dari UPTB Kecamatan Pedurungan. c. Faktor-faktor yang mempengaruhi PENUTUP partisipasi masyarakat A. KESIMPULAN Faktor-faktor yang mempengaruhi Dari hasil penelitian yang dilakukan partisipasi masyarakat di Kecamatan dapat disimpulkan yaitu: Pedurungan dalam program keluarga penambahan kuantitas pegawai penyuluh berencana meliputi tingkat pendidikan dan yang berkompeten di UPTB Kecamatan agar buta huruf pada masyarakat, jenis kelamin, bisa menjelaskan lebih mendalam mengenai dan faktor eksternal yang berasal dari UPTB kelebihan dan kekurangan alat kontrasepsi Kecamatan Pedurungan dan Bapermasper yang disediakan pemerintah sehingga dan KB Kota Semarang. Hal ini dibuktikan masyarakat lebih paham dan tidak lagi berdasarkan hasil penelitian bahwa para khawatir akan efek samping beberapa jenis narasumber mengemukakan latar belakang alat kontrasepsi dan mau menjadi peserta pendidikan masyarakat sedikit banyak aktif atau akseptor KB. mempengaruhi keputusan mereka untuk berpartisipasi. Begitu juga dengan jenis b. Tingkat partisipasi masyarakat kelamin yang masih menjadi faktor yang Berdasarkan kesimpulan tingkat mempengaruhi masyarakat dalam partisipasi masyarakat berada pada tingkat berpartisipasi, hal ini dapat dilihat dari tokenism, maka untuk meningkatkan masih rendahnya jumlah akseptor yang tingkatan partisipasi masyarakat ke tingkat berjenis kelamin laki-laki di Kecamatan citizen control maka pihak UPTB Pedurungan. Kecamatan Pedurungan perlu melakukan Faktor eksternal juga mempengaruhi pelatihan bagi para Kader kelurahan, RW karena dilhat dari hasil penelitian yang dan RT agar para kader tersebut lebih berdasarkan pada pendataan yang dinilai berkompeten dan bisa diberikan wewenang kurang valid karena proses pendataan yang lebih luas dalam pelaksanaan maupun dilakukan oleh tenaga yang belum pengawasan program keluarga berencana. berkompeten, yaitu tenaga sukarela dari c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pihak pengurus rukun tetangga atau rukun partisipasi masyarakat warga di tiap kelurahan. Kendala lain dari Berdasarkan kesimpulan mengenai pendataan yang dinilai mempengaruhi yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi para PLKB Kecamatan Pedurungan masih masyarakat maka saran yang diberikan yaitu kurang cakap dalam menggunggah data : secara online pada sistem mutakhiran data a. Saran untuk faktor latarbelakang yang dibuat oleh Bapermasper dan KB kota pendidikan masyarakat, yang harus Semarang. dilakukan agar masyarakat tergerak B. REKOMENDASI untuk berKB yaitu dengan memberikan Berdasarkan simpulan yang telah pemahaman yang lebih mendalam lagi disampaikan, maka saran yang akan tentang pentingnya keluarga berencana. diberikan adalah : Menjelaskan dengan lebih terperinci a. Bentuk Partisipasi Masyarakat mengenai kelemahan dan kelebihan dari Berdasarkan kesimpulan bentuk masing-masing alat kontrasepsi ada agar partisipasi masyarakat dalam program masyarakat bisa mengerti kebutuhannya keluarga berencana di Kecamatan dan mengetahui efek samping pedurungan adalah pseudo-participation penggunaan alat kontrasepsi tertentu. atau partisipasi semu, maka untuk b. Sama halnya dengan faktor meningkatkan bentuk partisipasi masyarakat latarbelakang pendidikan masyarakat, pada bentuk partisipasi yang otentik faktor jenis kelamin juga sangat dibutuhkan intensitas penyuluhan yang lebih mempengaruhi partisipasi KB. Hal yang rutin dan gencar agar target-target peserta bisa dilakukan yaitu dengan pemberian KB yang baru bisa terpenuhi serta sosialisasi mengenai peran laki-laki dalam program KB juga penting. Matheos. Jakarta :Yayasan Obor Memberi pemahaman bahwa metode Indonesia. kontrasepsi untuk laki-laki selain kondom adalah dengan vaksetomi yang Muluk, M. R. Khairul. 2006. Desentralisasi efeksampingnya gagal KB lebih kecil, dan Pemerintahan Daerah. Malang : dan pemerintah kota semarang juga telah Bayumedia. menunjuk beberapa rumah sakit di Kota N. Dunn, William. 2003. Pengantar Analisis Semarang untuk memfasilitasi Kebijakan Publik. Yogyakarta : vaksetomi secara gratis contohnya di Gajah Mada University Press Panti Wiloso dengan berbekal surat keterangan dari puskesmas induk di tiap Ndraha, Taliziduhu. 1994. Pembangunan wilayah kecamatan. Masyarakat, Mempersiapkan c. Saran untuk faktor eksternal yaitu dari Masyarakat Tinggal Landas. Jakarta pihak UPTB Kecamatan Pedurungan : Rineka Cipta. yaitu dengan penambahan tenaga petugas lapangan keluarga berencana Pasolong, Harbani. 2004. Teori Administrasi (PLKB) yang lebih peka, berkompeten Publik. Bandung : Alfabeta. dan berkomitmen dalam melakukan penyuluhahan dan pengawasan kepada Rohman, Ainur. 2009. Partisipas Warga masyarakat serta dilakukannya pelatihan dalam Pembangunan dan dan kursus Teknologi Informasi (TI) Demokrasi. Malang : Averroes Press. kepada para petugas lapangan karena Singarimbun, M., dan Effendi, Sofian. 2008. dari hasil pengamatan oleh penulis, Metode Penelitian Survai. dalam sistem pemutakhiran data Yogyakarta : LP3ES. kependudukan yang dilakukan oleh UPTB Kecamatan Pedurungan, beberapa Slamet, Y. 1994. Pembangunan petugas terlihat kurang memahami cara Masyarakat Berwawasan input data kedalam aplikasi online yang Partisipasi. Surakarta: Sebelas dimaksud. Maret University Press.
DAFTAR PUSTAKA UU No. 52 Tahun 2009 tentang
Arikunto, S. 2002. Prosedur Suatu Perkembangan Kependudukan dan Penelitian : Pendekatan Praktek. Keluarga Berencana. Jakarta : Rineka Cipta. Monografi dan Profil Kecamatan Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Pedurungan Tahun 2012. Kualitatif. Bandung : CV Pustaka Setia. Data Peserta Aktif Program Keluarga Faisal, Sanafiah. 2003. Format-format Berencana Kecamatan Pedurungan Penelitian Sosial. Jakarta : Grafindo Per Juli 2013. Persada. Matthew and Hubermen M, 1992. Analisis Renstra Badan Pemberdayaan Mayarakat, Data Kualitatif. Jakarta : UI Press Perempuan dan Keluarga Berencana Tahun 2010-2015. Mikkelsen.Britha, 2001. Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-Upaya Pemberdayaan. Alih Bahasa Nalle,
Program Penyediaan Air Minum Dan Sanitasi Berbasis Masyarakat Ditinjau Dari Komunikasi Pembangunan (Studi Pada Satuan Kerja Pengembangan Sistem Air Minum