You are on page 1of 12

HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR PADA

MAHASISWA TINGKAT AKHIR PROGRAM SARJANA


ANGKATAN 2018 FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS
ANDALAS
The Relationship of Anxiety With Quality Sleep On Final Year Student Of
Undergraduate Program Class Of 2018 Faculty Nursing University Andalas

Gita Protesa Abdi*Rika Sarfika*Muthmainnah

*Program Studi S1 Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Alamat : Kampus Fakultas Keperawatan Universitas Andalas


Limau Manis Padang, Sumatera Barat, Indonesia 25163

1
Korepondensi : Gita Protesa Abdi
Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas
Andalas
Telp/Hp : 082284483615
Email : protesagita@gmail.com
HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR PADA
MAHASISWA TINGKAT AKHIR PROGRAM SARJANA
ANGKATAN 2018 FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS
ANDALAS
The Relationship of Anxiety With Quality Sleep On Final Year Student Of
Undergraduate Program Class Of 2018 Faculty Nursing University Andalas

ABSTRACT

Final year students who are compiling a thesis tend to have poor sleep quality. Sleep
quality in final year students is caused by several factors, namely disease,
environment, fatigue, medications, alcohol, motivation and anxiety. The purpose of
this study was to determine the relationship of anxiety with sleep quality in final year
students of the undergraduate program class of 2018, Faculty of Nursing, Andalas
University. This study used quantitative research with a correlational design that
used a cross-sectional approach with a total sample of 94 respondents with sampling
techniques using total sampling in accordance with the established inclusion criteria.
The research instruments used were the Zung Self-Rating Anxiety Scale (SAS/SRAS)
for anxiety and the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) for sleep quality. The
results of the univariate analysis obtained an average anxiety score in final year
students of 39.85 (elementary school score = 9.507, min-max = 20-80) and an
average sleep quality score in final year students of 7.88 (elementary school score =
2,774, min-max = 2-14). The results of the Pearson Product Moment test found a
significant relationship between anxiety and sleep quality (p-value = 0.000) with a
positive or unidirectional correlation (r = 0.597) with a fairly strong correlation
strength. This researcher advises students to implement preventive strategies to
overcome anxiety problems so that they do not have an impact on the sleep quality of
final year students.

Keywords : Anxiety , Quality Sleep , Final Year Nursing Student

ABSTRAK

Mahasiswa tingkat akhir memiliki berbagai macam permasalahan dalam penyusunan


skripsi, salah satunya adalah masalah kualitas tidur. Mahasiswa tingkat akhir yang
sedang menyusun skripsi cenderung memiliki kualitas tidur yang buruk. Kualitas
tidur pada mahasiswa tingkat akhir disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya
adalah kecemasan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
antara kecemasan dengan kualitas tidur pada mahasiswa tingkat akhir program
sarjana angkatan 2018 Fakultas Keperawatan Universitas Andalas. Penelitian ini
menggunakan penelitian kuantitatif dengan rancangan korelasional yang
menggunakan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 100
responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling sesuai
dengan kriteria inklusi yang ditetapkan. Instrumen penelitian yang digunakan adalah
Zung Self-Rating Anxiety Scale (SAS/SRAS) dan Pittsburgh Sleep Quality Index
(PSQI). Pada analisa univariat skor rata-rata kecemasan pada mahasiswa tingkat akhir
program sarjana angkatan 2018 Fakultas Keperawatan Universitas Andalas adalah
39,85 (ringan) dan skor rata-rata kualitas tidur pada mahasiswa tingkat akhir program
sarjana angkatan 2018 Fakultas Keperawatan Universitas Andalas adalah 7,88
(buruk). Analisa bivariat penelitian ini menggunakan uji Pearson Product Moment.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kecemasan
dengan kualitas tidur (p-value = 0,000) dengan korelasi positif atau searah dimana (r
= 0,597) dengan kekuatan korelasi cukup kuat. Penelitian ini memberi saran agar
institusi maupun pelayanan kesehatan menerapkan strategi-strategi pencegahan untuk
mengatasi masalah kecemasan sehingga tidak berdampak terhadap kualitas tidur
mahasiswa tingkat akhir.

Kata kunci : Kecemasan, Kualitas Tidur, Mahasiswa Tingkat Akhir

LATAR BELAKANG
Mahasiswa tingkat akhir merupakan mahasiswa dalam proses mengerjakan
skripsi untuk syarat kelulusan yang harus ditempuh dalam menyelesaikan studi nya
(Asrun dkk, 2019). Mahasiswa tingkat akhir memiliki berbagai macam permasalahan
dalam penyusunan skripsi seperti kelelahan, pikiran tidak tenang, gelisah dan juga
masalah kualitas tidurnya. Mahasiswa akhir yang sedang menyusun skripsi
cenderung memiliki kualitas tidur yang buruk (Iqbal, 2018). Secara global, persentase
kualitas tidur yang buruk pada mahasiswa tingkat akhir terdapat 15,3 -32,9% (Chattu
et.al., 2018). Di Belanda, dari 20.000 mahasiswa tingkat akhir yang mengalami
kualitas tidur yang buruk 21,2% pada laki-laki dan 33,2% pada perempuan.
Sedangkan di Indonesia, sekitar 38% mahasiswa tingkat akhir mengalami kualitas
tidur yang buruk di daerah perkotaan dan di pedesaan sekitar 37,7% (Nuraini, 2014).

Kualitas tidur merupakan kemampuan seseorang dalam mempertahankan


keadaan tidur dan mendapatkan tahap tidur REM dan NREM yang sesuai (Ilham,
2014). Kualitas tidur ialah waktu tidur dan istirahat yang hasilnya memberikan
kesegaran dan kebugaran dimalam hari. Ketika seseorang mengalami kualitas tidur
yang buruk akan mengalami gejala seperti mudah lelah, lesu, gelisah, sakit kepala,
kehitaman disekitar mata, mudah mengantuk dan menguap (Sugiono dkk, 2018).
Disaat mengalami kualitas tidur yang buruk, hal tersebut akan berdampak pada
kesehatan seperti aritmia jantung, penglihatan kabur, kekakuan motoric halus,
kebingungan, mudah marah, mengantuk yang berlebih, penurunan motivasi serta
menarik diri. Dampak dari kualitas tidur yang buruk berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Rifai dkk (2020) adalah dapat membuat ketidakstabilan emosi yaitu
kecemasan yang mengganggu proses skripsi mahasiswa tingkat akhir.

Kualitas tidur secara holistik sudah dikaitkan dengan kesehatan mental


(Milojevich & Lukowski (2016). Kualitas tidur menjadi sebuah indikator dalam
menentukan seseorang itu mengalami kecemasan atau tidak (Sugiono, 2018). Dalam
penelitian yang mengaitkan kecemasan dengan kualitas tidur mahasiswa, yaitu di
Afrika terdapat faktor yang memengaruhi kualitas tidur mahasiswa tingkat akhir ialah
penyakit, lingkungan, kelelahan, alcohol, obat-obatan serta kecemasan (Chattu dkk,
2018). Semakin tinggi tingkat kecemasan seseorang maka semakin buruk pula
kualitas tidurnya (Syamsu dkk, 2017). Kecemasan merupakan kondisi psikologis
dimana keadaan subjektif seperti perasaan tertekan, tidak tenang serta pikiran-pikiran
yang kacau (Emilien dkk, 2012).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan (Dewantri, 2016) di Universitas


Diponegoro yang membandingkan kualitas tidur mahasiswa di universitas dan
STIKes dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa di universitas memiliki
kualitas tidur yang buruk dan lebih dari separuh mahasiswa mengalami masalah
gangguan tidur dan durasi tidur yang singkat dibandingkan mahasiswa di STIKes.
Dalam penelitian yang dilakukan Madalena dkk (2020) menyebutkan bahwa telah
terjadi peningkatan yang signifikan dalam persentase mahasiswa tingkat akhir yang
menyebutkan tidak puas dengan tidur mereka. Di antara beberapa faktor yang
mengganggu pola tidur/bangun pada mahasiswa adalah berkurangnya total waktu
tidur, keterlambatan dari fase ke fase saat tidur dan peningkatan jumlah dari tidur
siang.

Penelitian yang dilakukan oleh Ratnaningtyas dan Fitriani (2020) di STIKes


Kharisma Persada, didapatkan data bahwa dari 133 responden terdapat 28 responden
dengan persentase 80,0% mengalami kualitas tidur buruk karena kecemasan yang
ringan dan terdapat 93 responden dengan persentase 94,9% mengalami kualitas tidur
buruk karena kecemasan yang berat. Untuk di Kota Padang, dalam penelitian yang
dilakukan oleh Leni (2018) terhadap 45 Mahasiswa Keperawatan di Stikes Ranah
Minang ditemukan sebanyak 38 mahasiswa akhir (82,6%) memiliki kualitas tidur
yang buruk. Kualitas tidur yang buruk pada mahasiswa tingkat akhir yang sedang
menyusun skripsi menunjukkan persentase sebesar 68,70% (Hidayati, Priyono dan
Anggraini, 2020).

Dengan fenomena dan teori serta penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Kecemasan
dengan Kualitas Tidur Pada Mahasiswa Tingkat Akhir program sarjana angkatan
2018 Fakultas Keperawatan Universitas Andalas”.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitiannya


adalah penelitian korelasi dengan rancangan penelitiannya cross sectional. korelasi
penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada,
berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidak hubungan itu. Populasi dalam
penelitian ini adalah mahasiswa tingkat akhir program sarjana angkatan 2018
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas tahun 2022 yaitu sebanyak 100
mahasiswa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan
total sampling yaitu dimana jumlah sampel sama dengan populasi. Sampel dalam
penelitian ini berjumlah 100 mahasiswa.

Instrumen penelitian untuk pengukuran kecemasan yang digunakan adalah


Zung Self-Rating Anxiety Scale (SAS/SRAS) adalah penilaian kecemasan pada
pasien dewasa yang dirancang oleh William W.K.Zung, dikembangkan berdasarkan
gejala kecemasan dalam diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders
(DSM-II). Terdapat 20 pertanyaan, dimana setiap pertanyaan dinilai 1-4 (1: tidak
pernah, 2: kadang-kadang, 3: sering, 4: selalu). Terdapat 15 pertanyaan ke arah
fisiologis kecemasan dan 5 pertanyaan ke arah psikologis kecemasan (Zung Self-
Rating Anxiety Scale dalam Ian mcdowell, 2006).

Untuk pengukuran kualitas tidur, instrument penelitian yang digunakan adalah


Pitsburgh Sleep Quality Index merupakan instrumen yang sangat efektif untuk
menilai kualitas tidur seseorang. Kuesioner ini dikembangkan untuk mengukur dan
membedakan individu dengan kualitas tidur yang baik dan kualitas tidur yang buruk.
Kuesioner PSQI memiliki 7 komponen penilaian dengan pertanyaan sebanyak 19.
Masing-masing komponen mempunyai nilai antara 0 (tidak ada masalah) sampai 3
(masalah berat). Skor total didapatkan dari penjumlahan dari masing-masing
komponen dengan kisaran nilai 0-21.
Analisa univariat dalam penelitian ini terdapat grafik frekuensi karakteristik
responden, tingkat kecemasan dan kualitas tidur mahasiswa tingkat akhir program A
S1 di Fakultas Keperawatan Universitas Andalas. Untuk karakteristik sendiri meliputi
nama, usia, jenis kelamin dan kelas. Analisa bivariat yang digunakan ntuk menguji
arah hubungan antara variable bebas dengan variabel terikat, uji yang digunakan
adalah uji korelasi Pearson Product Moment dengan menggunakan data interval
maupun rasio dan kedua variabel terdistribusi normal.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan tabel 5.1 didapatkan hampir seluruh responden penelitian


berjenis kelamin perempuan (93,6%) dan selebihnya berjenis kelamin laki-
laki. Untuk usia didapatkan hasil sebagian besar responden berusia 22 tahun
(71,3%) dan selebihnya berusia 20, 21 dan 23 tahun.
Tabel 5.1. Karakteristik Responden (n=94)

Karakteristik responden f %
Jenis kelamin
Laki-laki 6 6,4
Perempuan 88 93,6
Usia
20 tahun 2 2,1
21 tahun 23 24,5
22 tahun 67 71,3
23 tahun 2 2,1
Total 94 100

Tabel 5.2. Rerata Skor Kecemasan Pada Mahasiswa Tingkat Akhir


Program Sarjana Angkatan 2018 Fakultas Keperawatan
Universitas Andalas (n=94)

Variabel Mean Min-Max SD


Kcemasan 39,85 20-80 9,507
Dari tabel 5.2 berdasarkan Zung-Self Rating Anxiety Scale rerata
mahasiswa tingkat akhir program sarjana angkatan 2018 Fakultas
keperawatan Universitas Andalas berada pada kategori ringan (20-44).
Diketahui skor rata-rata kecemasan pada mahasiswa tingkat akhir
program sarjana angkatan 2018 Fakultas Keperawatan Universitas
Andalas adalah 39,85 dengan nilai minimum 20, nilai maksimum 80 dan
standar deviasi 9,507.

Tabel 5.3. Rerata Skor Kualitas Tidur Pada Mahasiswa Tingkat Akhir
Program Sarjana Angkatan 2018Fakultas Keperawatan
Universitas Andalas (n=94)

Variabel Mean Min-Max SD


Kualitas tidur 7,88 2-14 2,774

Dari tabel 5.3 berdasarkan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) rerata
kualitas tidur mahasiswa tingkat akhir berada pada kategori buruk (>5).
Diketahui skor rata-rata kualitas tidur pada mahasiswa tingkat akhir program
sarjana angkatan 2018 Fakultas Keperawatan Universitas Andalas adalah 7,88
dengan nilai minimum 2, nilai maksimum 14 dan standar deviasi 2,774.
Tabel 5.4. Hubungan Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Pada Mahasiswa
Tingkat Akhir Program Sarjana Angkatan 2018 Fakultas
Keperawatan Universitas Andalas (n=94)

Variabel Kecemasan
Koefisien r2 p-value
Korelasi (r)
Kualitas Tidur 0,597 0,350 0,000

Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui hasil uji Pearson Product


Moment memiliki nilai p-value = 0,000 (<0,05), artinya terdapat hubungan
yang signifikan antara kecemasan dengan kualitas tidur. Nilai r = 0,597, dari
nilai ini dapat dilihat korelasi hubungan positif (+) atau searah dengan
kekuatan korelasi cukup kuat. Sehingga dapat disimpulkan semakin tinggi
kecemasan maka semakin buruk kualitas tidurnya.
PEMBAHASAN
Kecemasan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa skor rata-rata kecemasan pada
mahasiswa tingkat akhir program Sarjana Angkatan 2018 Fakultas Keperawatan
Universitas Andalas adalah 39,85 dengan nilai minimum 20 dan nilai maksimum 80.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa tingkat akhir program Sarjana
Angkatan 2018 Fakultas Keperawatan Universitas Andalas mengalami kecemasan.
Kecemasan ini menggunakan kuesioner Zung Self-Rating Anxiety Scale (SAS/ZRAS)
yang terdiri dari 20 indikator dimana 15 indikator kecemasan yang mengarah ke
fisiologis kecemasan dan 5 indikator mengarah ke psikologis kecemasan.

Hasil penelitian kecemasan pada mahasiswa tingkat akhir didapatkan bahwa


gejala kecemasan yang sering terjadi pada mahasiswa adalah merasa cemas yang
lebih dari biasanya, merasa takut tanpa alasan yang jelas dan merasa kesulitan dalam
mengerjakan sesuatu. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hastuti,
dkk (2016) dimana sebanyak 60% mahsiswa tingkat akhir mengalami gejala
kecemasan merasa cemas berlebihan dan kesulitan dalam mengerjakan skripsi. Selain
itu pada penelitian Sanger & Sepang (2021) merasa takut/khawatir tanpa alasan yang
jelas merupakan gejala utama yang banyak terjadi pada mahasiswanya.

Selain itu pada penelitian Sanger & Sepang (2021) merasa takut/khawatir
tanpa alasan yang jelas merupakan gejala utama yang banyak terjadi pada
mahasiswanya. Dari data-data tersebut dapat diberi kesimpulan dalam penelitian ini
didapatkan bahwa pada mahasiswa tingkat akhir program sarjana angkatan 2018
Fakultas Keperawatan memiliki kecemasan ringan dengan skor 39,85.

Kualitas tidur

Berdasarkan penelitian kepada mahasiswa tingkat akhir didapatkan hasil skor


rata-ratanya 7,88 dimana skor tersebut dikategorikan bahwa kualitas tidur mahasiswa
tingkat akhir dalam kategori buruk (>5). Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sanger & Sepang (2021) terhadap 111 responden, dimana 96
responden (86%) memiliki kualitas tidur yang buruk. Hal ini tidak jauh berbeda
dengan penelitian yang dilakukan oleh Chattu et.,al (2018) di Belanda didapatkan
sebanyak 20.000 responden memiliki kualitas tidur yang buruk. Berdasarkan
instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian yaitu Pittsburgh Sleep Quality
Index (PSQI) terdapat 7 komponen.
Komponen pertama yaitu kualitas tidur subyektif. Hasil penelitian kualitas tidur
didapatkan hasil bahwa sebanyak setengan responden (50%) merasa memliki kualitas
tidur yang kurang baik dan sebagian kecil responden (9,6%) merasa memiliki kualitas
tidur yang sangat buruk. Umtuk komponen durasi tidur, dalam penelitian didapatkan
hasil (47,9%) responden memiliki durasi tidur selama 5-6 jam. Komponen latensi tidur
didapatkan 59 responden memiliki latensi tidur yang buruk. Latensi tidur yaitu kondisi
dimana seseorang mengalami kesulitan untuk tidur selama lebih dari 15 menit. Dari
penelitian sebanyak (39,4%) membutuhkan waktu tertidur selama 16-30 menit.

Untuk komponen efisiensi tidur didapatkan sebanyak (65,6%) responden


memiliki efisiensi tidur yang kurang. Komponen penggunaan obat-obatan untuk tidur
didapatkan hasil penelitian sebanyak 92,6% responden tidak menggunakan obat-obatan
untuk tertidur dalam sebulan terakhir. Komponen disfungsi aktivitas disiang hari
didapatkan sebanyak 61,7% responden memiliki beberapa masalah yang dihadapi dalam
sebulan terakhir yang mempengaruhi konsentrasi maupun antusias untuk dapat
menyelesaikan pekerjaan maupun skripsi sehari-hari.

Umumnya mental mahasiswa tingkat akhir terguncang karena aktifitas


penyusunan skripsi yang kerap merasa kesulitan dalam pengerjaannya. Oleh karena itu
kualitas tidur mahasiswa yang buruk ini harus diperhatikan, karena jika dibiarkan
terus menerus akan memberi dampak buruk kepada mahasiswa. Hal ini dapat diatasi
dengan memberikan informasi dan edukasi pada mahasiswa untuk dapat menjaga
keseimbangan mental dan emosinya.

Hubungan Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Pada Mahasiswa Tingkat Akhir


Program Sarjana Angkatan 2018 S1 Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Berdasarkan hasil analisa bivariat dengan menggunakan uji Pearson Product


Moement pada tabel diatas terdapat hubungan yang signifikan antara variabel independen
(kecemasan) dengan variabel dependen (kualitas tidur) dengan arah korelasi positif atau
searah dengan kekuatan korelasi cukup kuat (p value = 0,000 dan koefisien korelasi =
0,597). Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha yang menyatakan terdapat hubungan
antara kecemasan dengan kualitas tidur pada mahasiswa tingkat akhir program sarjana
angkatan 2018 Fakultas Keperawatan Universitas Andalas dapat diterima.

Penelitian yang dilakukan oleh Sanger & Sepang (2021) yang menyatakan
adanya hubungan yang signifikan antara kecemasan dengan kualitas tidur mahasiswa
tingkat akhir. Artinya semakin meningkat/tinggi kecemasan seseorang maka akan
semakin buruk kualitas tidurnya begitupun sebaliknya jika kecemasan nya rendah maka
kualitas tidurnya akan membaik. Untuk gejala sulit tidur dan istirahat malam hampir
seluruh repsonden (83%) mengalami gejala tersebut dalam sebulan terakhir. Sedangkan
gejala mengalami mimpi buruk hampir seluruh responden (76,6%) mengalami gejala
tersebut dalam sebulan terakhir. Dari hasil penelitian tersebut terlihat bahwa kecemasan
berpengaruh terhadap kualitas tidur mahasiswa tingkat akhir.

Stresor yang timbul pada mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyusun skripsi
akan membuat seseorang terjaga pada malam hari sehingga sulit untuk memulai tidur
ataupun tidur kembali (Chattu et.,al, 2018). Padatnya aktivitas dan banyaknya stresor
yang harus dihadapi membuat mahasiswa tingkat akhir cenderung memiliki kualitas tidur
yang buruk. Hal ini juga ditambahkan dengan perasaan tidak segar saat bangun tidur
yang ditandai dengan merasa lemas dan lelah, pusing, tidak bersemangat dan mudah
marah (Laia, 2019).

Dari hasil penelitian ini sebanyak 35% kecemasan menyumbangkan korelasi


efektif terhadap kualitas tidur,artinya kecemasan mempengaruhi kualitas tidur seseorang.
Selebihnya sebanyak 65% kualitas tidur pada mahasiswa tingkat akhir dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain seperti penyakit (gangguan pernafasan, kardiovaskular, dan persarafan),
lingkungan, motivasi, kelelahan, alcohol (menyebabkan insomnia dan mudah marah),
serta obat-obatan (diuretic, antidepresan, kafein, beta bloker, serta narkotika).

Skor rata-rata kualitas tidur tergolong kategori buruk dimana hasilnya >5.
Dengan begitu buruknya kualitas tidur yang dialami oleh mahasiswa tingkat akhir ini
akan menimbulkan dampak fisik seperti kelelahan, lesu dan apatis, kehitaman
disekitar mata, kelopak mata bengkak, sulit focus dan berkonsentrasi dan sering
menguap/mengantuk (Hidayat, 2013).

KESIMPULAN

Skor rata-rata kecemasan pada mahasiswa tingkat akhir program sarjana


angkatan 2018 Fakultas Keperawatan Universitas Andalas adalah 39,85 dimana skor
tersebut berada pada kategori ringan (20-44). Skor rata-rata kualitas tidur pada
mahasiswa tingkat akhir program sarjana angkatan 2018 Fakultas Keperawatan
Universitas Andalas adalah 7,88 dimana skor tersebut berada pada kategori buruk
(>5). Terdapat hubungan yang signifikan antara kecemasan dengan kualitas tidur
dengan arah korelasi positif/searah dengan kekuatan korelasi cukup kuat.

Peneliti mengharapkan perlunya diterapkan strategi-strategi pecegahan


intervensi (guided imagery) untuk mengurangi buruknya kualitas tidur mahasiswa
tingkat akhir dengan penurunan tingkat kecemasan oleh mahasiswa tersebut dengan
adanya terapi psikologis (terapi berpikir positif dan terapi cognitive behavior therapy
(CBT) yang difasilitasi oleh institusi / pelayanan kesehatan sehingga jika kecemasan
menurun maka kualitas tidur akan semakin membaik.

DAFTAR PUSTAKA

Chattu, V., Manzar, D., Kumary, S., Burman, D., Spence, D., & Seithikurippu, R.
(2018, December 20). The Global Problem of Insufficient Sleep and its
Serious Public Health Implications. US National Library of Medicine National
InstitutesHealth,VII,1.Dapatdiaksesdari:https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/
articles/PMC6473877/
Dewantri, A. R. (2016). Gambaran Kualitas Tidur Pada Mahasiswa Program Studi
Ilmu Keperawatan Universitas Diponegoro Dan Stikes Ngudi Waluyo
Semarang. Semarang : Universitas Diponegoro.
Emilien, G., Durlach, C., Lepola, U., & Dinan, T. 2012). Anxiety Disorders:
Pathophysiology and Pharmacological Treatment. Switzerland: Springer
Basel Ag.
Hidayat, Aziz A. 2013. Kebutuhan dasar Manusia: Aplikasi Konsep Dan Proses
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Ilham, Sukri Afrizul. 2014. Pengaruh Posisi Tidur Semifowler Terhadap Kualitas
Tidur pada Pasien Asma. Skripsi: STIKES Muhammadiyah Klaten.
Laia, J. (2019). Hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada mahasiswa
program studi s1 keperawatan STIKES Wijaya Husada Bogor. Jurnal Ilmiah
Wijaya, 11(1), 55–65.
Nuraini. (2014). Comparing Sleep Disorders in Urban and Sub Urban Adolescents.
Pawdiatr Indones, 299-304.
Rifai, C., Utami, D., Supriyati, & Farich, A. (2020). Kualitas Tidur dan Kestabilan
Emosi dengan Hasil Prestasi Belajar pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran.
Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 72-77.
Sanger, A. Y., & Sepang, M. (2021). Kecemasan Dan Kualitas Tidur Pada
Mahasiswa Keperawatan Tingkat Akhir. Nutrix Journal, 5(2), 27–34.
Stores, G. 2019. Insomnia and other adult sleep problem. Oxford: Oxford University
Press.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung :
Alfabeta.
Syamsu., Yusup & Juntika, N. (2017). Teori Kepribadian. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.

You might also like