You are on page 1of 7

Volume 6, Nomor 1, April 2022 ISSN 2623-1581 (Online)

ISSN 2623-1573 (Print)

HUBUNGAN KECEMASAN TERHADAP KUALITAS TIDUR


MAHASISWA BARU PRODI FISIOTERAPI UNIVERSITAS
BALI INTERNASIONAL

I Gusti Ayu Sri Wahyuni Novianti1, Ida Ayu Astiti Suadnyana2


Program Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Bali Internasional1,2
sriwahyuni@iikmpbali.ac.id1, astitisuadnyana@iikmpbali.ac.id2

ABSTRACT
The problem that occurs in new students is anxiety. This anxiety can be caused by changes in the social
environment. This change in situation causes uncertainty which will lead to increased secretion of
adrenaline. Academic problems such as study load can be another factor for students experiencing
anxiety. When someone feels anxious, there will be an increase in the hormones cortisol, epinephrine,
and norepinephrine which is affect the central nervous system, causing a state of wakefulness and
increasing alertness in the central nervous system. This will make it difficult for students to start
sleeping and cause poor sleep quality. This study aims to determine the relationship between anxiety
and sleep quality in the new students in Prodi Fisioterapi Universitas Bali Internasional. This study
used a cross sectional study design. The sampling technique used is the total sampling for 29 people.
The research was conducted at the Program Studi Fisioterapi Universitas Bali Internasional in
December 2021. Measurement of sleep quality using PSQI (Pittsburgh Sleep Quality Index) and anxiety
measured using HSR-A (Hemiilton Rating Scale for Anxiety). Data were analyzed with SPSS 23.0,
using the chi square test. The results between anxiety and sleep quality is p=0,001 (p<0,05), which
means that there is a significant relationship between anxiety and sleep quality in new students.

Keyword : anxiety, new students, sleep quality

ABSTRAK
Permasalahan yang terjadi pada mahasiswa baru adalah kecemasan. Kecemasan ini dapat disebabkan
oleh perubahan lingkungan sosial, dimana perubahan situasi ini menyebabkan ketidakpastian yang akan
menimbulkan peningkatan sekresi adrenalin. Masalah akademik seperti beban belajar merupakan salah
satu faktor lain kecemasan yang dialami mahasiswa baru. Saat seseorang merasa cemas maka akan
terjadi peningkatan hormon kortisol, epinefrin, dan noreprinefrin yang akan mempengaruhi susunan
saraf pusat sehingga menimbulkan keadaan terjaga dan meningkatkan kewaspadaan pada sistem saraf
pusat. Hal ini akan membuat seseorang kesulitan untuk mulai tidur dan menyebabkan kualitas tidur
buruk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecemasan terhadap kualitas tidur
mahasiswa baru Prodi Fisioterapi Universitas Bali Internasional. Penelitian ini menggunakan rancangan
cross sectional. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode total sampling
dimana jumlah sampel 29 orang. Penelitian ini dilakukan di Program Studi Fisioterapi Universitas Bali
Internasional pada bulan Desember 2021. Pengukuran kualitas tidur menggunkan PSQI (Pittsburgh
Sleep Quality Index) dan kecemasan diukur dengan menggunakan HSR-A (Hemiilton Rating Scale for
Anxiety). Data dianalisis menggunakan SPSS 23.0 dengan uji chi-square. Hasil analisis hubungan
antara kecemasan terhadap kualitas tidur dengan uji chi-square, didapatkan hasil p=0,001 (p<0,05) yang
artinya terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat kecemasan terhadap kualitas tidur pada
mahasiswa baru.

Kata Kunci : Kecemasan, Kualitas Tidur, Mahasiswa Baru

PENDAHULUAN beradaptasi dengan lingkungan baru


mereka. Hal inilah yang membuat
Mahasiswa merupakan seseorang mahasiswa mengalami rasa cemas (Hotijah
yang menuntut ilmu di perguruan tinggi. et al., 2021). Faktor lain yang menyebabkan
Mahasiswa akan dituntut untuk bisa kecemasan pada mahasiswa adalah

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 495


Volume 6, Nomor 1, April 2022 ISSN 2623-1581 (Online)
ISSN 2623-1573 (Print)

munculnya suatu kejadian yang tidak Kecemasan yang terus dialami oleh
terduga dan masalah akademi. Salah satu mahasiswa akan mengganggu pola tidur
contoh kejadian yang tidak terduga yaitu mereka. Pola tidur merupakan bentuk atau
pandemi COVID–19. Pada masa pandemi model tidur dari individu dalam kurun
COVID–19 ini mahasiswa tidak bisa waktu yang konsisten, dimana pola tidur ini
melakukan interaksi sosial, fisik serta mencakup kualitas dan kuantitas tidur.
terjadi perubahan sistem pembelajaran dari Kualitas tidur sendiri meliputi aspek
tatap muka menjadi daring. Hal ini kuantitatif dan kualitatif, seperti lamanya
menyebabkan mahasiswa mengalami tidur, waktu yang diperlukan untuk bisa
culture shock yaitu mahasiswa belum tertidur, frekuensi terbangun dan aspek
terbiasa dan belum menyesuaikan diri subjektif seperti kedalaman dan kepulasan
dengan budaya serta kondisi belajar yang tidur. Kualitas tidur dikatakan baik jika
baru. Masalah akademik seperti beban individu tidak menunjukkan tanda-tanda
belajar berupa tugas maupun ketakutan kekurangan tidur dan tidak mengalami
akan kesehatan dapat menjadi faktor masalah dalam tidur (Maryono et al., 2020).
lainnya mahasiswa mengalami kecemasan Terganggunya pola tidur tersebut
(Altena et al., 2020) akan mengakibatkan semakin
Kecemasan merupakan suatu meningkatnya seseorang mengalami
penyesuaian terhadap keadaan yang insomnia dan orang–orang yang sudah
dirasakan oleh seseorang yang dapat mengalami insomnia gejalanya akan
menimbulkan rasa kekhawatiran, semakin bertambah parah (Maryono et al.,
ketegangan, ketakutan karena ancaman 2020). Insomnia merupakan salah satu
yang berasal dari dalam maupun dari luar gejala yang penting dari gangguan
dirinya. Kecemasan yang tidak wajar dapat kesehatan mental seperti kecemasan
membuat mahasiswa mengalami gejala (Fauziyah & Aretha, 2021). Mahasiswa
psikosomatik. Apabila seseorang dapat akan berisiko lebih besar untuk mengalami
mengontrol diri dari rasa cemas dengan efek samping jangka panjang yang
baik maka kecemasannya dapat diatasi, diakibatkan dari gangguan tidur tatau
sebaliknya jika kecemasan tersebut tidak insomnia tersebut (Morin & Carrier, 2021).
dapat dikontrol maka akan menghambat Tujuan dari penelitian ini adalah
aktivitas sehari–hari (Anissa et al., 2018). untuk mengetahui hubungan tingkat
Menurut National Comorbidity Survey kecemasan terhadap kualitas tidur
prevalensi kecemasan pada laki-laki mahasiswa baru Prodi Fisioterapi
sebanyak 2% dan perempuan sebanyak Universitas Bali Internasional.
4,3%. Prevalensi gangguan kecemasan di
Indonesia berdasarkan hasil Riset METODE
Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun
2018 menunjukkan bahwa sebesar 6% pada Penelitian ini merupakan penelitian
usia 15 tahun keatas atau sekitar 14 juta observasional dengan menggunakan
penduduk di Indonesia mengalami rancangan cross sectional. Sampel pada
gangguan mental emosional yang penelitian ini menggunakan total sampling
ditunjukkan dengan gejala-gejala yang diambil dari seluruh mahasiswa baru
kecemasan dan depresi (Riskesdas, 2018). Program Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu-
Sejumlah kasus memperlihatkan bahwa Ilmu Kesehatan Universitas Bali
manifestasi pertama kecemasan terjadi saat Internasional yang berjumlah 29 orang.
masa kecil dan remaja awal. Onset Penelitian dilakukan pada bulan Desember
kecemasan terjadi secara bertahap dan 2021.
berbahaya terutama saat usia remaja dan Alat ukur yang digunakan dalam
dekade ketiga kehidupan (Stein et al., penelitian ini adalah HSR-A (Hemiilton
2017). Rating Scale for Anxiety) untuk mengukur

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 496


Volume 6, Nomor 1, April 2022 ISSN 2623-1581 (Online)
ISSN 2623-1573 (Print)

tingkat kecemasan dan PSQI (Pittsburgh


Sleep Quality Index) untuk mengukur Tabel 2. Distribusi Responden
kualitas tidur. Analisia bivariat pada Berdasarkan Tingkat Kecemasan
penelitian ini menggunakan uji korelasi f
Distribusi
n=29 %
Chi Square untuk mencari dan menguji Responden
orang
hipotesa antara dua variabel atau lebih Tingkat
dengan kemaknaan 0,05 dan interval Kecemasan
kepercayaan 95%. Ringan 10 34,5
Sedang 15 51,7
HASIL Berat 4 13,8

Tabel 1. Distribusi Data Karakteristik Pada tabel 2 menunjukkan bahwa


Responden responden dengan tingkat kecemasan
f sedang lebih banyak yaitu berjumlah 15
Karakteristik
n=29 mean±SD % responden (51,7%) dari pada responden
Responden
orang dengan tingkat kecemasan ringan maupun
Usia 100
tingkat kecemasan berat dengan masing-
18 tahun 22 75,9
19 tahun 6 18,28±0,53 20,7 masing berjumlah 10 responden (34,5%)
20 tahun 1 3,4 dan 4 responden (13,8%).
Jenis Kelamin
Laki-laki 11 37,9 Tabel 3. Distribusi Responden
-
Perempuan 18 62,1 Berdasarkan Kualitas Tidur
f
Distribusi
Pada Tabel 1 data karakteristik Responden
n=29 %
responden menunjukan bahwa usia orang
Kualitas Tidur
responden tebanyak adalah usia 18 tahun
Baik 10 34,5
sebanyak 22 responden (75,9%), usia 19 Buruk 19 65,5
tahun sebanyak 6 responden (20,7%) dan
untuk usia 20 tahun berjumlah 1 Tabel 3 menunjukkan terdapat 10
responden (3,4%), kemudian untuk responden (34,5%) dengan kualitas tidur
karakteristik responden berdasarkan jenis yang baik sedangkan responden dengan
kelamin didapatkan sebanyak 11 kualitas tidur buruk berjumlah 19
responden (37,9%) berjenis kelamin laki- responden (65%).
laki dan 18 responden (62,1%) berjenis
kelamin perempuan.

Tabel 4. Tabel Silang Tingkat Kecemasan terhadap Kualitas Tidur


Kualitas Tidur
Tingkat Total Nilai p
Baik Buruk
Kecemasan
f % f % n %
Ringan 8 27,6 2 6,9 10 34,5
Sedang 2 6,9 13 44,8 15 51,7
0,001
Buruk 0 0 4 13,8 4 13,8
Jumlah 10 34,5 19 65,5 29 100

Pada tabel 4 menunjukkan responden serta tidak terdapat responden yang


dengan kualitas tidur baik dengan tingkat kualitas tidurnya baik dengan tingkat
kecemasan ringan berjumlah 8 responden kecemasan buruk.
(27,6%) dan responden dengan kualitas Sedangkan pada responden dengan
tidur baik dengan tingkat kecemasan kualitas tidur buruk dengan tingkat
sedang sebanyak 2 responden (6,9%), kecemasan rendah sebanyak 2 responden

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 497


Volume 6, Nomor 1, April 2022 ISSN 2623-1581 (Online)
ISSN 2623-1573 (Print)

(6,9%), kemudian mahasiswa dengan (62,1%) dari laki-laki yang berjumlah 11


kualitas tidur buruk dengan tingkat orang (37,9%). Hal ini sejalan dengan
kecemasan sedang berjumlah 13 orang penelitian yang dilakukan oleh Vellyana et
(44,8%) dan mahasiswa yang kualitas al (2017) bahwa perempuan lebih berisiko
tidurnya buruk dengan tingkat kecemasan mengalami kecemasan di banding laki–laki
buruk sebanyak 4 orang (13,8%). dikarenakan perbedaan otak dan juga
Hasil penelitian dengan hormon. Perempuan lebih mengaitkan
menggunakan uji hipotesis chi-square memori dengan keadaan sosial sehingga
diperoleh nilai p=0,001 maka dapat lebih cenderung mengandalkan perasaan
disimpulkan p<0,05 sehingga terdapat dan terlalu cepat menyimpulkan sesuatu.
hubungan yang signifikan antara tingkat Tabel 2 menunjukkan data responden
kecemasan terhadap kualitas tidur pada dengan tingkat kecemasan rendah
mahasiswa baru di Program Studi sebanyak 10 responden (34,5%), tingkat
Fisioterapi Universitas Bali Internasional. kecemasan sedang 14 responden (51,7%)
dan tingkat kecemasan berat 4 responden
PEMBAHASAN (13,8%). Dari analisis tersebut dapat dilihat
bahwa cukup banyak mahasiswa baru
Karakteristik Responden Prodi Fisioterapi UNBI mengalami tingkat
Responden dalam penelitian ini adalah kecemasan yang sedang. Hal ini dapat
mahasiswa baru Prodi Fisioterapi disebabkan oleh beberapa faktor
Universitas Bali Internasional dengan diantaranya pembelajaran daring,
metode total sampling sebanyak 29 orang. perubahan gaya hidup dan hubungan sosial
Pada tabel 1 karakteristik responden (Marelli et al., 2021).
berdasarkan usia menunjukkan bahwa rata- Sedangkan, pada data kualitas tidur
rata responden dalam penelitian ini berusia didapatkan responden dengan kualitas tidur
(18,28±0,53) tahun. Mahasiswa baru akan baik sebanyak 10 responden (34,5%) dan
mengalami perubahan pada lingkungan kualitas tidur buruk sebanyak 19 responden
belajarnya sehingga mereka harus (64,5%). Hal ini menunjukkan kualitas
melakukan proses adaptasi terhadap tidur buruk sering dialami oleh mahasiswa
lingkungan barunya tersebut. Penyesuaian baru Prodi Fisioterapi UNBI dengan
atau proses adaptasi terhadap lingkungan tingkat kecemasan sedang. Hal ini sejalan
baru terkadang berbenturan dengan dengan penelitian yang dilakukan oleh Laia
kebiasaan, budaya, dan sistem et al (2019) pada mahasiswa program studi
pembelajaraan yang berbeda di saat mereka keperawatan STIKes didapatkan bahwa
masih sekolah tingkat atas. Hal inilah yang sebanyak 43,3% responden mengalami
menyebabkan mahasiswa baru rentan tingkat kecemasan sedang dan 64,9%
terhadap kecemasan (Hotijah et al., 2021). responden mengalami kualitas tidur yang
Sejalan dengan penelitian oleh Corrêa et al buruk. Hasil ini juga sejalan dengan teori
(2017) dimana mahasiswa tingkat awal yang dikemukakan oleh Hotijah et al
memiliki pola tidur yang buruk (2021) yaitu perasaan cemas akan
dibandingkan mahasiswa tingkat atas hal mengakibatkan seseorang kesulitan untuk
ini disebabkan pada mahasiswa tingkat memulai tidur, siklus tidur berubah, sering
awal masih mengalami penyesuaian terbangun di malam hari serta terlalu
terhadap kehidupan kampus dengan banyak tidur dapat menyebabkan kualitas
perubahan waktu tidur dan juga kebiasaan tidur buruk.
tidur.
Karakteristik responden berdasarkan Hubungan Antara Tingkat Kecemasan
jenis kelamin menunjukkan bahwa Terhadap Kualitas Tidur
responden berjenis kelamin perempuan Hasil tabel silang kualitas tidur dengan
lebih banyak yaitu berjumlah 18 orang tingkat kecemasan menunjukkan

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 498


Volume 6, Nomor 1, April 2022 ISSN 2623-1581 (Online)
ISSN 2623-1573 (Print)

mahasiswa dengan kualitas tidur baik di perkulihan serta perubahan metode


paling banyak pada mahasiswa dengan pembelajaran di perguruan tinggi dari tatap
tingkat kecemasan ringan yaitu sebanyak 8 muka menjadi daring selama masa
orang (27,6%), sedangkan kualitas buruk pandemi COVID-19 menjadi faktor
paling banyak pada mahasiswa dengan mahasiswa baru mengalami kecemasan.
tingkat kecemasan sedang sebanyak 13 Berdasarkan teori, mahasiswa yang
orang (44,8%). Hasil uji chi-square yang merasa cemas maka konsentrasinya akan
dilakukan menunjukkan hasil p=0,001 berkurang sehingga saat malam hari akan
dimana (p<0,05), yang membuktikan sulit tidur dan juga menyebabkan imunitas
bahwa terdapat hubungan yang bermakna tubuh menurun (Alfi, 2018). Selain itu,
antara tingkat kecemasan terhadap kualitas kecemasan yang berlebihan membuat
tidur pada mahasiswa baru Program Studi mahasiswa mengalami masalah
Fisioterapi Universitas Bali Internasional. psikomatik yaitu gangguan tidur, murung,
Berdasarkan hasil penelitian ini maka ketakutan dan ketegangan otot. Tubuh
dapat dibuktikan bahwa ada hubungan meningkatkan sistem kerja saraf simpatik
yang bermakna antara tingkat kecemasan sehingga menyebabkan perubahan pada
terhadap kualitas tidur pada mahasiswa respons tubuh (Dewi, 2020). Teori lain
baru. Hal ini didukung oleh penelitian menyatakan bahwa reaksi cemas berkaitan
(Silvia et al., 2020) pada mahasiswa dengan peningkatan kadar katekolamin
Kedokteran Universitas Malahayati dengan yang beredar dalam tubuh. Mahasiswa
rentang usia 18-20, sebanyak 75,8% baru akan mengalami perubahan situasi di
memiliki pola tidur yang buruk. Hal ini perguruan tinggi, dimana perubahan
dikarenakan terjadinya perubahan- situasi ini menyebabkan ketidakpastian
perubahan dari pelajar menjadi mahasiswa sehingga akan menimbulkan peningkatan
yang dapat menjadi sumber kecemasan. sekresi adrenalin (epinephrine) berkaitan
Ketika cemas konsentrasi mahasiswa dengan intensitas reaksi–reaksi subjektif
biasanya berkurang dan di malam hari akan yang ditimbulkan oleh kondisi yang
sulit tidur. Oleh karena itu, tubuh menjadi merangsangnya (Kaplan et al., 2010).
lelah dan kurang tidur (Permata & Pada saat seseorang merasa cemas
Widiasavitri, 2019). maka akan terjadi peningkatan hormon
Hasil ini juga sejalan dengan kortikol, epinephrine dan noreprinephrine.
penelitian yang dilakukan oleh Fauziyah & Peningkatan ketiga hormon ini akan
Aretha, 2021 pada mahasiswa Fakultas mempengaruhi susunan saraf pusat
Kedokteran tentang hubungan kecemasan sehingga menimbulkan keadaan terjaga
dengan kualitas tidur di masa pandemi dan meningkatkan kewaspadaan pada
COVID–19 yang menyatakan terdapat sistem saraf pusat. Hal inilah yang akan
hubungan yang signifikan antara tingkat mempengaruhi kualitas tidur pada individu
kecemasan dengan kualitas tidur dengan (Sherwood, 2011). Hal yang sama juga
nilai p=0,030. Hasil ini diperkuat dengan ditunjukkan pada penelitian yang
teori yang menyatakan bahwa kecemasan dilakukan oleh Attri & Neelam, 2013
dapat mempengaruhi kualitas tidur dan didapatkan bahwa mahasiswa paling
kualitas tidur juga dapat menyebabkan banyak mengalami kecemasan sedang
meningkatnya kecemasan (Yang et al., yakni sebanyak 70,96% mengalami
2020). Semakin sedikit waktu tidur yang kualitas tidur yang buruk.
diperoleh mahasiswa maka semakin besar
tingkat kecemasannya (Fitria & Ifdil, KESIMPULAN
2020). Selain itu menurut Sepriani, 2020
mahasiswa baru yang baru masuk di Berdasarkan hasil diatas maka dapat
perguruan tinggi masih belum memiliki disimpulkan bahwa terdapat hubungan
pengalaman mengeni proses pembelajaran yang bermakna antara tingkat kecemasan

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 499


Volume 6, Nomor 1, April 2022 ISSN 2623-1581 (Online)
ISSN 2623-1573 (Print)

terhadap kualitas tidur mahasiswa baru Brasileiro de Pneumologia, 43(4),


Prodi Fisioterapi UNBI dimana semakin 285–289.
cemas seseorang maka semakin buruk juga https://doi.org/10.1590/s1806-
kualitas tidur mereka. 37562016000000178
Dewi, E. U. (2020). Pengaruh Kecemasan
UCAPAN TERIMAKASIH Saat Pembelajaran Daring Masa
Pandemi Covid-19 Terhadap Prestasi
Ucapan terimakasih disampaikan Belajar Mahasiswa Stikes William
kepada mahasiswa Prodi Fisioterapi UNBI Surabaya. Jurnal Keperawatan, 9(1),
yang telah membantu dalam proses 18–23.
penelitian serta semua pihak yang telah Fauziyah, N. F., & Aretha, K. N. (2021).
memberikan banyak bantuan dalam Hubungan Kecemasan, Depresi Dan
menyelesaikan penelitian ini. Stres Dengan Kualitas Tidur
Mahasiswa Fakultas Kedokteran
DAFTAR PUSTAKA Selama Pandemi Covid-19. Herb-
Medicine Journal, 4(2), 42–50.
Alfi, W. N. (2018). Hubungan Kualitas Fitria, L. F., & Ifdil, I. (2020). Kecemasan
Tidur Dengan Tekanan Darah Remaja Pada Masa Pandemi COVID-
Pasien Hipertensi. Yuliwar, Roni, 19. Jurnal EDUCATIO: Jurnal
6(1), 18–26. Pendidikan Indonesia, 6(1), 1–4.
Altena, E., Baglioni, C., Espie, C. A., Ellis, Hotijah, S. H., Dewi, E. I. D., &
J., Gavriloff, D., Holzinger, B., Kurniyawan, E. H. (2021). Hubungan
Schlarb, A., Frase, L., Jernelöv, S., & Tingkat Kecemasan dengan Kualitas
Riemann, D. (2020). Dealing with Tidur pada Mahasiswa Baru Luar
sleep problems during home Pulau Jawa Universitas Jember.
confinement due to the COVID-19 Pustaka Kesehatan, 9(2), 111–115.
outbreak: Practical recommendations Kaplan, H. I., Sadock, B. J., & Grebb, J. A.
from a task force of the European (2010). Sinopsis Psikiatri Ilmu
CBT-I Academy. In Journal of Sleep Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis
Research (Vol. 29, Issue 4). Blackwell (II). In Binapura Askara (2nd ed.).
Publishing Ltd. EGC.
https://doi.org/10.1111/jsr.13052 Laia, J., Wijaya, S., & Bogor, H. (2019).
Anissa, L. M., Suryani, S., & Mirwanti, R. Hubungan Tingkat Kecemasan
(2018). Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Pada
Mahasiswa Keperawatan Dalam Mahasiswa Program Studi S1
Menghadapi Ujian Berbasis Computer Keperawatan Stikes Wijaya Husada
Based Test. Medisains: Jurnal Ilmiah Bogor. In Jurnal Ilmiah Wijaya (Vol.
Ilmu-Ilmu Kesehatan, 16(2), 67–75. 11). www.jurnalwijaya.com;
Attri, A. K., & Neelam. (2013). Academic Marelli, S., Castelnuovo, A., Somma, A.,
Anxiety and Achievment of Castronovo, V., Mombelli, S.,
Secondary School Students–A Study Bottoni, D., Leitner, C., Fossati, A., &
on Gender Different. International Ferini-Strambi, L. (2021). Impact of
Journal of Behavioral Social and COVID-19 lockdown on sleep quality
Movement Sciences, 2(1), 27–33. in university students and
Corrêa, C. de C., de Oliveira, F. K., administration staff. Journal of
Pizzamiglio, D. S., Ortolan, E. V. P., Neurology, 268(1), 8–15.
& Weber, S. A. T. (2017). Sleep https://doi.org/10.1007/s00415-020-
Quality in Medical Students: 10056-6
a Comparison Across The Various Maryono, N. A., Sutrisno, & Riniasih, W.
Phases of The Medical Course. Jornal (2020). Pengaruh Pola Tidur Terhadap

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 500


Volume 6, Nomor 1, April 2022 ISSN 2623-1581 (Online)
ISSN 2623-1573 (Print)

Peningkatan Tekanan Darah Pada Sherwood, L. (2011). Fisiologi Manusia:


Penderita Hipertensi Di Desa Jambon Dari Sel Ke Sistem . In Buku
Kecamatan Pulokulon-Grobogan. The Kedokteran (6th ed.). EGC.
Shine Cahaya Dunia D-III Silvia, E., Febriyani, A., & Riza, A. (2020).
Keperawatan. Thw Shine Cahaya Hubungan Antara Kualitas Tidur
Dunia D-III Keperawatan, 5(1), 34– Dengan Acne Vulgaris Pada
41. Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Morin, C. M., & Carrier, J. (2021). The Umum Universitas Malahayati
acute effects of the COVID-19 Angkatan 2019. Jurnal Medika
pandemic on insomnia and Malahayati, 4(1), 33–38.
psychological symptoms. In Sleep Stein, D. J., Scott, K. M., Peter De Jonge, ;,
Medicine (Vol. 77, pp. 346–347). & Kessler, R. C. (2017). Epidemiology
Elsevier B.V. of anxiety disorders: from surveys to
https://doi.org/10.1016/j.sleep.2020.0 nosology and back. www.dialogues-
6.005 cns.org
Permata, K. A. P., & Widiasavitri, P. N. Vellyana, D., Lestari, A., & Rahmawati, A.
(2019). Hubungan antara kecemasan (2017). Faktor-Faktor yang
akademik dan sleep paralysis pada Berhubungan dengan Tingkat
mahasiswa Fakultas Kedokteran Kecemasan pada Pasien Preoperative
Universitas Udayana Tahun Pertama. di RS Mitra Husada Pringsewu. Jurnal
Jurnal Psikologi Udayana, 6(1), 1–10. Kesehatan, 8(1), 108–113.
https://doi.org/https://doi.org/10.2484 Yang, L., Yu, Z., Xu, Y., Liu, W., Liu, L.,
3/JPU.2019.v06.i01.p01 & Mao, H. (2020). Mental status of
Riskesdas. (2018). Laporan Nasional 2018. patients with chronic insomnia in
Badan Penelitian dan Pengembangan China during COVID-19 epidemic.
Kesehatan Departemen Kesehatan. International Journal of Social
Sepriani, R. (2020). Analisis Psikologis Psychiatry, 66(8), 821–826.
Mahasiswa Baru Jurusan Pendidikan https://doi.org/10.1177/00207640209
Olahraga Saat Pembelajaran Daring di 37716.
Masa Pandemi. Urnal Pendidikan
Dan Olahraga, 3(10), 9–16.

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 501

You might also like