You are on page 1of 11

PENGARUH KEPEMIMPINAN KAPRODI PASCASARJANA TERHADAP

MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA IAIN CURUP

Revi Permanasari, M. Andes Al-Aziz, Elsa Saputri, Taufikri Aula Ramadhan, Eka
Apriani, Saidil Mustar
Institut Agama Islam Negeri Curup
Email: revi@iaincurup.ac.id, andesalaziz@gmail.com, elsasaputri@gmail.com,
fikriaula00@gmail.com

Abstract: This study aims to explore the influence of the leadership of the Head of the Postgraduate
Study Program on the motivation and learning outcomes of students in the Islamic Education
Management Study Program IAIN Curup. Higher education, especially at the postgraduate level,
has a crucial role in developing quality human resources. The leadership of the Head of Study
Program is considered an important factor in managing the study program and affects student
motivation and learning outcomes. The importance of the leadership of the Head of Study Program
in the context of student motivation is revealed in its relation to a conducive and productive
learning environment. Effective leadership can inspire students, encourage enthusiasm for learning,
and overcome learning challenges. Good learning outcomes reflect the success of the institution in
providing appropriate curriculum and learning methods. Therefore, this study focuses on the
influence of the leadership of the Head of Study Program on the motivation and learning outcomes
of students at IAIN Curup. Although the leadership of the Head of Study Program is considered
important, the results of statistical analysis show that there is no significant influence between the
leadership of the Head of Study Program and student motivation, as well as their learning
outcomes. These findings suggest that other factors such as teaching methods and learning
environment may have a greater contribution to student motivation and learning outcomes at the
Postgraduate level. The results of this study provide important insights for the design of
management strategies and learning at the Postgraduate level. Although the leadership of the Head
of Study Program remains relevant, it is necessary to consider other factors that can more effectively
motivate students and improve learning outcomes. The findings also underscore the importance of
involving additional factors in future research to understand more holistically the factors
influencing student motivation and learning outcomes in the Postgraduate context.
Keywords: leadership, motivation, learning outcomes, students.

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengaruh kepemimpinan


Kaprodi Pascasarjana terhadap motivasi dan hasil belajar mahasiswa di Program Studi
Manajemen Pendidikan Islam IAIN Curup. Pendidikan tinggi, khususnya pada tingkat
pascasarjana, memiliki peran krusial dalam mengembangkan sumber daya manusia
berkualitas. Kepemimpinan Kaprodi dianggap sebagai faktor penting dalam mengelola
program studi dan memengaruhi motivasi serta hasil belajar mahasiswa. Pentingnya
kepemimpinan Kaprodi dalam konteks motivasi mahasiswa terungkap dalam
keterkaitannya dengan lingkungan belajar yang kondusif dan produktif. Kepemimpinan
yang efektif dapat menginspirasi mahasiswa, mendorong semangat belajar, dan mengatasi
tantangan pembelajaran. Hasil belajar yang baik mencerminkan keberhasilan institusi
dalam menyediakan kurikulum dan metode pembelajaran yang sesuai. Oleh karena itu,
penelitian ini fokus pada pengaruh kepemimpinan Kaprodi terhadap motivasi dan hasil
belajar mahasiswa di IAIN Curup. Meskipun kepemimpinan Kaprodi dianggap penting,
hasil analisis statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara
kepemimpinan Kaprodi dan motivasi mahasiswa, maupun hasil belajar mereka. Temuan
ini menunjukkan bahwa faktor lain seperti metode pengajaran dan lingkungan belajar
mungkin memiliki kontribusi yang lebih besar terhadap motivasi dan hasil belajar
mahasiswa di tingkat Pascasarjana. Hasil penelitian ini memberikan wawasan penting
untuk perancangan strategi manajemen dan pembelajaran di tingkat Pascasarjana.
Meskipun kepemimpinan Kaprodi tetap relevan, perlu pertimbangan terhadap faktor-
faktor lain yang dapat lebih efektif memotivasi mahasiswa dan meningkatkan hasil belajar.
Temuan ini juga menggarisbawahi pentingnya melibatkan faktor-faktor tambahan dalam
penelitian mendatang untuk memahami lebih holistik tentang faktor-faktor yang
memengaruhi motivasi dan hasil belajar mahasiswa di konteks Pascasarjana.
Kata Kunci : Kepemimpinan, Motivasi, Hasil Belajar, Mahasiswa.

A. PENDAHULUAN
Pendidikan tinggi, khususnya pada tingkat pascasarjana, memiliki peran yang
sangat penting dalam pengembangan sumber daya manusia yang unggul dan
berkualitas. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan tinggi adalah
kepemimpinan kaprodi (Ketua Program Studi) yang berperan dalam mengelola dan
mengarahkan program studi di suatu institusi. IAIN Curup, sebagai lembaga
pendidikan tinggi Islam yang memiliki program pascasarjana, tidak terkecuali dari
dampak signifikan kepemimpinan kaprodi terhadap motivasi dan hasil belajar
mahasiswa. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendalami pengaruh
kepemimpinan kaprodi terhadap motivasi dan hasil belajar mahasiswa pascasarjana di
IAIN Curup.
Perguruan tinggi Islam sebagai lembaga pendidikan memiliki tanggung jawab
besar dalam mencetak generasi yang berkualitas, baik secara akademis maupun
karakter. Pendidikan pascasarjana di IAIN Curup merupakan wahana untuk
menghasilkan para ahli dan profesional yang memiliki pemahaman mendalam
terhadap ilmu agama dan kemampuan praktis dalam berbagai bidang keilmuan.
Namun, keberhasilan pencapaian tujuan tersebut tidak terlepas dari peran aktif
kepemimpinan kaprodi dalam mengelola dan membimbing mahasiswa pascasarjana.
Pentingnya kepemimpinan kaprodi terungkap dalam dampaknya terhadap
motivasi mahasiswa. Motivasi mahasiswa memiliki peran sentral dalam menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif dan produktif. Kepemimpinan kaprodi yang efektif
dapat memberikan dorongan positif terhadap semangat belajar mahasiswa,
menginspirasi mereka untuk mencapai prestasi akademis tertinggi, dan mengatasi
berbagai tantangan dalam proses pembelajaran. Sebaliknya, kepemimpinan yang
kurang efektif dapat menghambat motivasi mahasiswa, bahkan menyebabkan
kelelahan dan ketidaknyamanan dalam lingkungan belajar.
Selain motivasi, hasil belajar mahasiswa juga menjadi parameter penting dalam
menilai kualitas pendidikan tinggi. Hasil belajar yang baik mencerminkan keberhasilan
institusi dalam menyediakan kurikulum dan metode pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan mahasiswa. Kepemimpinan kaprodi yang kuat dapat berdampak positif
pada perancangan kurikulum, strategi pengajaran, dan penilaian hasil belajar, sehingga
menciptakan mahasiswa pascasarjana yang mampu bersaing di tingkat nasional
maupun internasional.
Namun, hingga saat ini, belum banyak penelitian yang secara khusus membahas
pengaruh kepemimpinan kaprodi terhadap motivasi dan hasil belajar mahasiswa
pascasarjana di institusi pendidikan Islam seperti IAIN Curup. Oleh karena itu,
penelitian ini dianggap penting untuk melengkapi literatur akademis dan memberikan
pemahaman yang lebih mendalam tentang hubungan antara kepemimpinan kaprodi,
motivasi mahasiswa, dan hasil belajar mereka.
Keberhasilan IAIN Curup dalam mencetak lulusan pascasarjana yang
berkualitas akan turut memberikan kontribusi positif pada pengembangan masyarakat
dan bangsa. Mahasiswa pascasarjana yang memiliki motivasi tinggi dan hasil belajar
yang baik akan menjadi motor penggerak pembangunan di berbagai sektor, terutama
yang terkait dengan ilmu agama dan keislaman. Oleh karena itu, melalui penelitian ini
diharapkan dapat ditemukan solusi atau rekomendasi yang dapat meningkatkan
kualitas kepemimpinan kaprodi, motivasi mahasiswa, dan hasil belajar di IAIN Curup.
Dalam konteks yang lebih luas, penelitian ini juga dapat memberikan kontribusi
pada pemahaman teoritis dan praktis tentang pentingnya kepemimpinan dalam
konteks pendidikan tinggi Islam. Hasil penelitian dapat menjadi referensi bagi lembaga
pendidikan tinggi lainnya untuk mengembangkan model kepemimpinan yang efektif
guna meningkatkan motivasi dan hasil belajar mahasiswa. Selain itu, temuan penelitian
ini juga dapat menjadi dasar bagi pengambil kebijakan dalam merancang program
pembinaan dan pengembangan kepemimpinan kaprodi di berbagai institusi
pendidikan tinggi Islam di Indonesia.
Dengan demikian, penelitian ini tidak hanya relevan untuk IAIN Curup tetapi
juga memiliki implikasi lebih luas dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi
Islam secara umum. Melalui pemahaman yang lebih baik tentang pengaruh
kepemimpinan kaprodi, motivasi mahasiswa, dan hasil belajar, diharapkan dapat
tercipta lingkungan pendidikan tinggi Islam yang dinamis, inovatif, dan berdaya saing
global.
B. LANDASAN TEORI
1. Kepemimpinan Kaprodi di Tingkat Pascasarjana
Kepemimpinan di level Program Studi Pasca Sarjana (Kaprodi Pasca)
menjadi aspek krusial dalam menentukan arah dan efektivitas dari suatu program
pendidikan tinggi (Curphy, n.d.). Teori transformasional oleh Bass, menggaris
bawahi bahwa kepemimpinan yang efektif mencakup kemampuan untuk
memberikan pengaruh inspirasional, intelektual, motivasi, dan pemberian (Sari &
Se, n.d.). Dalam konteks Kaprodi Pasca, hal ini dapat diartikan sebagai kemampuan
untuk membimbing staf akademik dan mahasiswa dalam mencapai tujuan
akademik dan profesional mereka. Kepemimpinan Kaprodi yang visioner dan
adaptif mampu menciptakan lingkungan yang dinamis dan responsif terhadap
perubahan, yang pada gilirannya dapat memotivasi staf dan mahasiswa untuk
mencapai prestasi lebih tinggi (Sagala & Sos, 2018).
2. Motivasi Mahasiswa dalam Konteks Pendidikan Tinggi
Motivasi mahasiswa dalam konteks pendidikan tinggi menjadi aspek utama
yang mempengaruhi proses belajar. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow,
menyatakan bahwa motivasi seseorang dipengaruhi oleh pemenuhan kebutuhan
dasar, yang melibatkan kebutuhan fisik, keamanan, sosial, penghargaan, dan
aktualisasi diri (Maslow, 1954). Untuk mahasiswa, hal ini dapat diartikan sebagai
kebutuhan akan keberlanjutan akademik, dukungan sosial, pengakuan, dan
pengembangan pribadi. Teori Diri-Determinasi, menambahkan dimensi motivasi
intrinsik yang berasal dari dalam diri mahasiswa, seperti rasa kepuasan dan minat
terhadap materi pembelajaran (Deci et al., 1991). Kepemimpinan Kaprodi yang
memahami kompleksitas faktor-faktor ini dapat membentuk strategi yang tepat
untuk meningkatkan motivasi mahasiswa.
3. Hubungan Kepemimpinan Kaprodi dan Motivasi Mahasiswa
Penelitian terkini menyoroti konsep kepemimpinan transformasional yang
berkaitan dengan kemampuan seorang pemimpin untuk menginspirasi dan
memberikan arah yang bermakna (Heynen et al., 2007). Dalam konteks Kaprodi
Pasca, kepemimpinan transformasional dapat mencakup upaya untuk merumuskan
visi bersama, memotivasi staf dan mahasiswa untuk mencapai tujuan tersebut, serta
menciptakan iklim kerja yang positif (Nasution et al., 2023). Adanya keterkaitan
yang positif antara kepemimpinan Kaprodi yang memotivasi dan motivasi
mahasiswa diharapkan dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang dinamis,
di mana mahasiswa merasa termotivasi untuk berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran (Hariyadi et al., 2023).
4. Pengaruh Motivasi terhadap Hasil Belajar Mahasiswa
Teori Vroom, menyatakan bahwa motivasi dapat memengaruhi tingkat
usaha dan kinerja seseorang (Prihartanta, 2015). Dalam konteks pendidikan tinggi,
motivasi mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan kualitas belajar dan hasil
akademik. Teori Diri-Determinasi, menunjukkan bahwa mahasiswa yang memiliki
motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri, cenderung mencapai
hasil belajar yang lebih baik. Kepemimpinan Kaprodi yang mampu merangsang
motivasi intrinsik mahasiswa diharapkan dapat menjadi katalisator untuk
meningkatkan pencapaian hasil belajar yang optimal (Deci et al., 1991).
5. Pengaruh Kepemimpinan Kaprodi terhadap Motivasi dan Hasil Belajar
Mahasiswa
Kepemimpinan yang efektif di tingkat Kaprodi Pasca dapat menciptakan
lingkungan yang memotivasi, mendorong mahasiswa untuk mencapai potensi
maksimal mereka, dan menghasilkan prestasi akademik yang memuaskan.
Penelitian ini akan melibatkan pengumpulan data yang teliti dan analisis yang
mendalam untuk menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan, serta
memberikan kontribusi signifikan terhadap pemahaman tentang peran
kepemimpinan Kaprodi dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar mahasiswa
di konteks pendidikan tinggi pasca sarjana (Mokdad et al., 2018).
C. METODE PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan
kepala program studi terhadap motivasi dan hasil belajar mahasiswa di Program Studi
Manajemen Pendidikan Islam Pascasarjana IAIN Curup. Pada bab ini peneliti
menjelaskan secara rinci metode apa saja yang digunakan dalam penelitian untuk
memahami hubungan gaya kepemimpinan dan dampaknya terhadap motivasi dan
hasil belajar mahasiswa di lingkungan program studi.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan survei.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena bertujuan untuk
mengukur variabel variabel. Pendekatan ini memungkinkan peneliti menganalisis
data secara statistik untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas dan generalisasi
tentang dampak kepemimpinan terhadap motivasi dan hasil belajar mahasiswa.
Pendekatan ini dirasa sesuai untuk penelitian ini yang memerlukan analisis statistik
yang lebih terstruktur (Sugiyono, 2015).
Pendekatan penelitian dengan metode survei dipilih untuk mengukur variabel
kepemimpinan, motivasi, dan hasil belajar siswa dengan lebih baik. Metode survei
dipilih karena data dapat dikumpulkan dari responden dalam jumlah besar dan dalam
waktu singkat. Kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan terstruktur yang dapat diukur
secara kuantitatif, sehingga memungkinkan peneliti mengumpulkan data secara
sistematis dan efektif. Dapat juga diteliti pada sampel dari populasi mahasiswa
program studi.
Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner yang dirancang untuk
mengukur persepsi siswa terhadap kepemimpinan kepala Program Studi, tingkat
motivasi belajar, dan hasil belajar mahasiswa. Kuesioner merupakan suatu formulir
atau daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk diisi. Pertanyaan
kuesioner harus jelas, terstruktur dengan jelas dan mudah dijawab oleh responden.
Kuesioner bersifat tertutup dan harus mencakup pertanyaan tentang variabel yang
ingin diukur, seperti kepemimpinan, motivasi dan hasil belajar. Kuesioner pada
penelitian ini dibuat menggunakan google form agar lebih mudah disebarluaskan dan
lebih banyak responden yang dapat di ikutsertakan dalam pengisiannya.
Skala pengukuran pada kuesioner ini menggunakan skala likert, yang
digunakan untuk mengukur tingkat atau frekuensi respon responden terhadap suatu
pertanyaan, dimana responden memberikan tanggapan berupa pernyataan yang
diukur dengan skala ordinal dari 1 (sangat tidak baik) hingga 5 (sangat baik).
Populasi penelitian pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa yang ada
pada program studi Manajemen Pendidikan Islam Pascasarjana IAIN Curup. Populasi
ini mencakup seluruh mahasiswa dari berbagai usia, semester, dan pada program
studi ini. Penting untuk memastikan bahwa populasi ini mencerminkan keberagaman
dan keterwakilan yang adil dari semua siswa dalam program studi.
Penelitian ini menggunakan teknik random sampling, Teknik pengambilan
sampel yang dilakukan dengan memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh
anggota populasi yang dapat dijadikan sampel untuk dipilih (Sugiyono, 2015).
Kuisioner yang disebarkan ke semua grup Whatsapp mahasiswa program studi
Manajemen Pendidikan Islam IAIN Curup, sehingga sampel atau responden yang
mengisi kuisioner tersebut yang dijadikan sampel dalam penelitian ini.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Analsisis Data Deskriptif
a. Deskripsi Data Variabel Kepemimpinan Kaprodi Pascasarjana
Table 1
Output Data Deskriptif Variabel Kepemimpinan Kaprodi Pascasarjana
Descriptive Statistics
Std.
N Range Minimum Maximum Sum Mean Deviation Variance
X1 30 2 3 5 123 4.10 .403 .162
X2 30 1 3 4 112 3.73 .450 .202
X3 30 4 1 5 119 3.97 .850 .723
X4 30 3 2 5 126 4.20 .610 .372
X5 30 2 3 5 129 4.30 .535 .286
X6 30 1 4 5 132 4.40 .498 .248
X7 30 2 3 5 126 4.20 .484 .234
X8 30 3 2 5 123 4.10 .548 .300
X9 30 2 3 5 115 3.83 .461 .213
X10 30 1 4 5 128 4.27 .450 .202
Total.X 30 13 35 48 1233 41.10 2.721 7.403
Valid N 30
(listwise)

Tabel 1 menampilkan data deskriptif mengenai variabel kepemimpinan Kaprodi


Pascasarjana. Sepuluh variabel kepemimpinan (X1 hingga X10) diukur pada 30
responden, dan statistik deskriptif seperti rentang (range), nilai minimum, nilai
maksimum, jumlah, rata-rata (mean), deviasi standar (std. deviation), dan varians
disajikan untuk setiap variabel.
Rentang (range) mengindikasikan sebaran nilai antara nilai minimum dan
maksimum. Nilai minimum dan maksimum untuk setiap variabel memberikan
gambaran tentang variasi data. Sebagai contoh, untuk variabel X1, rentangnya
adalah 2 (5-3), dengan nilai minimum 3 dan nilai maksimum 5. Proses ini diulangi
untuk setiap variabel.
Rata-rata (mean) menggambarkan nilai tengah distribusi data. Nilai rata-rata X1-
X10 berkisar antara 3.73 hingga 4.40. Variabel dengan nilai rata-rata yang tinggi
menunjukkan adanya kecenderungan responden memberikan skor tinggi pada
aspek kepemimpinan tersebut.
Deviasi standar (std. deviation) dan varians mengukur sejauh mana data
tersebar dari rata-rata. Semakin rendah deviasi standar dan varians, semakin
homogen distribusi data. Nilai deviasi standar terendah terdapat pada variabel X1
(0.403), sedangkan yang tertinggi pada variabel X3 (0.850).
Dari tabel, dapat diketahui bahwa nilai paling dominan dapat dilihat dari nilai
rata-rata tertinggi. Variabel X6 memiliki nilai rata-rata paling tinggi yaitu 4.40,
menunjukkan bahwa aspek kepemimpinan yang diukur oleh X6 memiliki
kecenderungan mendapatkan skor lebih tinggi dari variabel lainnya dalam
penelitian ini. Oleh karena itu, variabel X6 dapat dianggap sebagai yang paling
dominan dalam konteks kepemimpinan Kaprodi Pascasarjana berdasarkan data
yang diberikan.
b. Deskripsi Data Variabel Motivasi Mahasiswa
Table 2
Output Data Deskriptif Variabel Motivasi Mahasiswa
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Variance
Y1.P1 30 2 3 5 124 4.13 .507 .257
Y1.P2 30 2 3 5 127 4.23 .504 .254
Y1.P3 30 1 4 5 130 4.33 .479 .230
Y1.P4 30 2 3 5 124 4.13 .507 .257
Y1.P5 30 2 3 5 127 4.23 .504 .254
Y1.P6 30 1 4 5 130 4.33 .479 .230
Y1.P7 30 2 3 5 124 4.13 .507 .257
Y1.P8 30 4 1 5 121 4.03 .809 .654
Y1.P9 30 2 3 5 111 3.70 .596 .355
Y1.P10 30 2 3 5 124 4.13 .507 .257
Total.Y1 30 17 33 50 1242 41.40 4.182 17.490
Valid N (listwise) 30

Tabel 2 menyajikan data deskriptif untuk variabel motivasi mahasiswa


dengan sepuluh subvariabel (Y1.P1 hingga Y1.P10). Data ini diambil dari 30
responden, dan statistik deskriptif seperti rentang (range), nilai minimum, nilai
maksimum, jumlah, rata-rata (mean), deviasi standar (std. deviation), dan varians
disajikan untuk masing-masing subvariabel.
Rentang (range) menggambarkan sebaran nilai antara nilai minimum dan
maksimum. Nilai minimum dan maksimum masing-masing subvariabel
memberikan gambaran tentang variasi motivasi mahasiswa. Sebagai contoh,
subvariabel Y1.P3 memiliki rentang 1 (5-4), dengan nilai minimum 4 dan nilai
maksimum 5. Proses ini diulangi untuk semua subvariabel.
Rata-rata (mean) memberikan nilai tengah distribusi data. Rata-rata
subvariabel Y1.P1 hingga Y1.P10 berkisar antara 3.70 hingga 4.33. Nilai rata-rata
yang tinggi menunjukkan tingkat motivasi yang baik pada aspek tersebut.
Deviasi standar (std. deviation) dan varians mengukur sejauh mana data
tersebar dari rata-rata. Nilai deviasi standar dan varians yang lebih rendah
menunjukkan tingkat homogenitas yang lebih baik dalam distribusi data motivasi
mahasiswa. Subvariabel Y1.P8 memiliki deviasi standar tertinggi yaitu 0.809,
sedangkan yang terendah pada subvariabel Y1.P9 (0.596).
Dari tabel, nilai paling dominan dapat dilihat dari nilai rata-rata tertinggi.
Subvariabel Y1.P6 memiliki nilai rata-rata paling tinggi yaitu 4.33, menunjukkan
bahwa aspek motivasi mahasiswa yang diukur oleh Y1.P6 memiliki kecenderungan
mendapatkan skor lebih tinggi dari subvariabel lainnya dalam penelitian ini. Oleh
karena itu, subvariabel Y1.P6 dapat dianggap sebagai yang paling dominan dalam
konteks motivasi mahasiswa berdasarkan data yang diberikan.
c. Deskripsi Data Variabel Hasil Belajar Mahasiswa

Table 3
Output Data Deskriptif Variabel Hasil Belajar Mahasiswa
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Variance
Y2.P1 30 4 1 5 124 4.13 .860 .740
Y2.P2 30 3 2 5 124 4.13 .730 .533
Y2.P3 30 2 3 5 124 4.13 .507 .257
Y2.P4 30 2 3 5 120 4.00 .643 .414
Y2.P5 30 3 2 5 115 3.83 .648 .420
Y2.P6 30 2 3 5 121 4.03 .669 .447
Y2.P7 30 3 2 5 122 4.07 .785 .616
Y2.P8 30 3 2 5 125 4.17 .747 .557
Y2.P9 30 1 4 5 135 4.50 .509 .259
Y2.P10 30 3 2 5 109 3.63 .850 .723
Total.Y2 30 17 33 50 1219 40.63 4.398 19.344
Valid N (listwise) 30

Tabel 3 memberikan data deskriptif mengenai variabel hasil belajar


mahasiswa dengan sepuluh subvariabel (Y2.P1 hingga Y2.P10). Data ini diperoleh
dari 30 responden, dan statistik deskriptif seperti rentang (range), nilai minimum,
nilai maksimum, jumlah, rata-rata (mean), deviasi standar (std. deviation), dan
varians disajikan untuk setiap subvariabel.
Rentang (range) menggambarkan sebaran nilai antara nilai minimum dan
maksimum. Nilai minimum dan maksimum masing-masing subvariabel
memberikan gambaran tentang variasi hasil belajar mahasiswa. Sebagai contoh,
subvariabel Y2.P1 memiliki rentang 4 (5-1), dengan nilai minimum 1 dan nilai
maksimum 5. Proses ini diulangi untuk semua subvariabel.
Rata-rata (mean) memberikan nilai tengah distribusi data. Rata-rata
subvariabel Y2.P1 hingga Y2.P10 berkisar antara 3.63 hingga 4.50. Nilai rata-rata
yang tinggi menunjukkan tingkat hasil belajar yang baik pada aspek tersebut.
Deviasi standar (std. deviation) dan varians mengukur sejauh mana data
tersebar dari rata-rata. Nilai deviasi standar dan varians yang lebih rendah
menunjukkan tingkat homogenitas yang lebih baik dalam distribusi data hasil
belajar mahasiswa. Subvariabel Y2.P9 memiliki deviasi standar tertinggi yaitu 0.509,
sedangkan yang terendah pada subvariabel Y2.P3 (0.507).
Dari tabel, nilai paling dominan dapat dilihat dari nilai rata-rata tertinggi.
Subvariabel Y2.P9 memiliki nilai rata-rata paling tinggi yaitu 4.50, menunjukkan
bahwa aspek hasil belajar mahasiswa yang diukur oleh Y2.P9 memiliki
kecenderungan mendapatkan skor lebih tinggi dari subvariabel lainnya dalam
penelitian ini. Oleh karena itu, subvariabel Y2.P9 dapat dianggap sebagai yang
paling dominan dalam konteks hasil belajar mahasiswa berdasarkan data yang
diberikan.
2. Uji Hipotesis
a. Pengaruh Kepemimpinan Kaprodi Pascasarjana Terhadap Motivasi Mahasiswa

Table 4
Output Pengaruh Kepemimpinan Kaprodi Pascasarjana Terhadap Motivasi Mahasiswa
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 33.973 11.880 2.860 .008
Total.X .181 .288 .118 .627 .536
a. Dependent Variable: Total.Y1

Diketahui Nilai Sig. untuk pengaruh Kepemimpinan Kaprodi (X) terhadap


Motivasi Mahasiswa (Y1) adalah sebesar 0.536 > 0.05 dan nilai T hitung 0.627 < T
tabel 2.048 Sehingga dapat di simpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh
Kepemimpinan Kaprodi Pascasarjana (X) Terhadap Motivasi Mahasiswa (Y1).
b. Pengaruh Kepemimpinan Kaprodi Pascasarjana Terhadap Hasil Belajar
Mahasiswa

Table 5
Output Pengaruh Kepemimpinan Kaprodi Pascasarjana Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 26.066 12.275 2.123 .043
Total.X .354 .298 .219 1.189 .244
a. Dependent Variable: Total.Y2

Diketahui Nilai Sig. untuk pengaruh Kepemimpinan Kaprodi (X) terhadap Hasil
Belajar Mahasiswa (Y2) adalah sebesar 0.244 > 0.05 dan nilai T hitung 1.189 <
2.048 Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh
Kepemimpinan Kaprodi Pascasarjana (X) terhadap Hasil Belajar Mahasiswa
(Y2).
3. PEMBAHASAN
Penelitian ini mengeksplorasi pengaruh kepemimpinan Kaprodi
Pascasarjana terhadap dua variabel penting, yaitu motivasi mahasiswa (Y1) dan
hasil belajar mahasiswa (Y2). Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa untuk
pengaruh kepemimpinan Kaprodi terhadap motivasi mahasiswa (Y1), nilai
signifikansi (Sig.) sebesar 0.536, yang lebih besar dari tingkat signifikansi 0.05.
Selain itu, nilai T hitung sebesar 0.627 juga lebih kecil dari T tabel sebesar 2.048. Dari
hasil ini, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
kepemimpinan Kaprodi Pascasarjana (X) dan motivasi mahasiswa (Y1).
Hal serupa terjadi pada variabel hasil belajar mahasiswa (Y2). Nilai Sig.
untuk pengaruh kepemimpinan Kaprodi terhadap hasil belajar mahasiswa adalah
sebesar 0.244, yang juga melebihi tingkat signifikansi 0.05. Selanjutnya, nilai T
hitung sebesar 1.189 lebih kecil dari T tabel sebesar 2.048. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan
Kaprodi Pascasarjana (X) dan hasil belajar mahasiswa (Y2).
Penemuan ini memberikan gambaran bahwa, dalam konteks Pascasarjana,
kepemimpinan Kaprodi mungkin tidak menjadi faktor penentu utama dalam
memotivasi mahasiswa atau memengaruhi hasil belajar mereka. Meskipun
kepemimpinan Kaprodi memiliki peran penting dalam manajemen program studi,
tampaknya faktor-faktor lain, seperti metode pengajaran, ketersediaan sumber
daya, dan lingkungan belajar, mungkin memiliki kontribusi yang lebih signifikan
terhadap motivasi dan hasil belajar mahasiswa.
Pentingnya hasil penelitian ini dapat diperkuat dengan merujuk pada studi
terdahulu yang relevan. Sebagai contoh, penelitian Aminuddin (2017) berjudul
"Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Belajar Siswa di
Sekolah Menengah Atas," menyoroti pentingnya kepemimpinan dalam konteks
pendidikan. Meskipun fokusnya berbeda, temuan tersebut dapat memberikan
konteks yang relevan untuk pemahaman kepemimpinan dalam lingkungan
pendidikan. Demikian pula, penelitian Santoso (2018) dengan judul "Pengaruh
Kepemimpinan Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai," dapat memberikan
wawasan tentang pengaruh kepemimpinan terhadap hasil kinerja, yang dapat
dihubungkan dengan hasil belajar mahasiswa dalam konteks Pascasarjana.
Secara keseluruhan, temuan penelitian ini memberikan sumbangan penting
terhadap pemahaman mengenai peran kepemimpinan Kaprodi Pascasarjana.
Meskipun hasilnya menunjukkan bahwa kepemimpinan Kaprodi tidak signifikan
memengaruhi motivasi mahasiswa dan hasil belajar, hal ini perlu diperhatikan
dalam merancang strategi manajemen dan pembelajaran di tingkat Pascasarjana.
Penelitian ini juga menegaskan pentingnya melibatkan faktor-faktor tambahan
dalam penelitian mendatang untuk mendapatkan pemahaman yang lebih
komprehensif tentang faktor-faktor yang memengaruhi motivasi dan hasil belajar
mahasiswa.
E. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis statistik, penelitian ini menemukan bahwa
kepemimpinan Kaprodi Pascasarjana tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
motivasi mahasiswa (Y1) maupun hasil belajar mahasiswa (Y2). Nilai signifikansi (Sig.)
yang melebihi tingkat signifikansi 0.05 dan nilai T hitung yang tidak memenuhi kriteria
signifikansi menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan Kaprodi tidak secara statistik
berpengaruh pada motivasi maupun hasil belajar mahasiswa Pascasarjana.
Temuan ini memberikan wawasan penting dalam konteks Pascasarjana,
menunjukkan bahwa faktor-faktor lain mungkin memiliki peran yang lebih dominan
dalam memotivasi mahasiswa dan memengaruhi hasil belajar mereka. Meskipun
kepemimpinan Kaprodi memiliki peran strategis dalam manajemen program studi,
penelitian ini menyiratkan bahwa aspek-aspek seperti metode pengajaran, ketersediaan
sumber daya, dan lingkungan belajar mungkin memiliki dampak yang lebih besar
terhadap motivasi dan hasil belajar mahasiswa Pascasarjana.
Hasil penelitian ini juga perlu dipertimbangkan dalam merancang kebijakan
manajemen dan pembelajaran di tingkat Pascasarjana. Meskipun kepemimpinan
Kaprodi tetap relevan, perlu ada perhatian khusus terhadap faktor-faktor lain yang
dapat lebih efektif meningkatkan motivasi dan hasil belajar mahasiswa. Oleh karena
itu, rekomendasi untuk penelitian mendatang adalah melibatkan faktor-faktor
tambahan yang mungkin memainkan peran penting dalam konteks Pascasarjana.
Secara keseluruhan, temuan ini menggarisbawahi kompleksitas faktor-faktor
yang memengaruhi motivasi dan hasil belajar mahasiswa Pascasarjana. Meskipun
kepemimpinan Kaprodi tidak signifikan, penting untuk terus menyelidiki faktor-faktor
yang lebih spesifik dan kontekstual guna merancang strategi efektif dalam
meningkatkan kualitas pendidikan di tingkat tersebut.

REFERENSI
Curphy, G. J. (n.d.). An Empirical Evaluation Of Bass’(1985) Theory Of Transformational
And Transactional Leadership. In 1991. University Of Minnesota.
Deci, E. L., Vallerand, R. J., Pelletier, L. G., & Ryan, R. M. (1991). Motivation And
Education: The Self-Determination Perspective. Educational Psychologist.
Hariyadi, H., Misnawati, M., & Yusrizal, Y. (2023). Mewujudkan Kemandirian Belajar:
Merdeka Belajar Sebagai Kunci Sukses Mahasiswa Jarak Jauh. Badan Penerbit Stiepari
Press.
Heynen, N., Mccarthy, J., Prudham, S., & Robbins, P. (2007). Neoliberal Environments: False
Promises And Unnatural Consequences. Routledge.
Maslow, A. H. (1954). The Instinctoid Nature Of Basic Needs. Journal Of Personality.
Mokdad, A. H., Azzopardi, P.Cini, K., Kennedy, E., Sawyer, S., El Bcheraoui, C., & Tehrani-
Banihashemi, A. (2018). Adolescent Health In The Eastern Mediterranean Region:
Findings From The Global Burden Of Disease 2015 Study. International Journal Of
Public Health, 6(1).
Nasution, K., Nurapnilelawati, N., & Mesiono, M. (2023). Kepemimpinan Dalam Lembaga
Pendidikan Tinggi Di Program Studi Pai Universitas Al-Washliyah Labuhan Batu
Sumatera Utara. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 23(2).
Prihartanta, W. (2015). Teori-Teori Motivasi. Jurnal Adabiya, 1(83).
Sagala, H. S., & Sos, S. (2018). Pendekatan & Model Kepemimpinan. Prenada Media.
Sari, V. N., & Se, M. (n.d.). Pendekatan-Pendekatan Kepemimpinan. In 2023.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. ALVABETA.

You might also like