Professional Documents
Culture Documents
SLF Spbu
SLF Spbu
BANGUNANGEDUNG(SLF)
UNTUK PEMENUHAN PERSYARATAN PERSETUJUAN
BANGUNAN GEDUNG
SPBU PERTAMINA
RUMPIN
Kampung. Sawah, Kec. Rumpin, Kabupaten Bogor,
Jawa Barat
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia-Nya Laporan Pengkajian Teknis Bangunan Gedung Sertifikasi Laik fungsi di
SPBU Cihaurbeuti dapat terselesaikan.
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah salah satu persyaratan untuk
memperoleh penerbitan Sertifikasi Laik Fungsi. Undang-undang Nomor 28 Tahun
2002 tentang Bangunan Gedung berikut peraturan pelaksanaannya, diamanatkan
bahwa bangunan gedung yang telah selesai pelaksanaan konstruksi, perlu dilakukan
kaji kelaikan bangunan.
Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam melaksanakan kegiatan pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan ini, dan bila
dalam pelaksanaannya masih di temui kekurangankekurangan, kami senantiasa
menunggu saran dan masukan yang membangun.
1.1 Pendahuluan
Bangunan gedung sebagai tempat manusia dalam melakukan kegiatannya,
mempunyai peran yang sangat penting dalam pembentukan watak, perwujudan
produktivitas, serta jatidiri. Selain itu juga bangunan gedung berfungsi sebagai tempat
manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, keagamaan,
usaha, sosial budaya maupun kegiatan khusus.
a. Data Umum
Nama Bangunan
Lokasi/Alamat
Fungsi
Luas/Jumlah Lantai
Pemilik
b. Data Penunjang
Tahun Pembangunan
Sejarah kepemilikan, kerusakan, dan fungsi bangunan gedung
Perencana
Kontraktor
Pengawas
Gambar Bangunan
Nomor IMB
Data Arsitektur
Permen PU 26/PRT/2008 (Perencana Arsitektur & Elektrikal)
Standar penyandang cacat Permen PU 30/PRT/2006 (Perencana
Arsitektur).
Permen PU Nomor 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis
Fasilitas dan Aksesibditas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
c. Data Struktur
Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung SNI
1726;2012
SNI 1727:2013 Beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan
struktur lain.
Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI
2847; 2013 d. Data Utilitas
Permen PU 26/PRT/2008 (Perencana Arsitektur & Elektrikal)
Permen PU no 26/PRT/M/2008 Tentang persyaratan Teknis Sistem
Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
1. Arsitektur
a. Menyiapkan gambar-gambar arsitektur yang diperlukan.
b. Menyiapkan formulir isian data lapangan.
c. Periksa dan cara kondisi fisik komponen arsitektur, sesuai formulir yang telah
dibuat.
2. Struktur
a. Menyiapkan gambar-gambar struktur yang diperlukan.
b. Menyiapkan formulir isian data lapangan.
c. Periksa dan catat kondisi fisik komponen struktur.
3. Utilitas
a. Menyiapkan gambar-gambar utilitas gedung, seperti : utilitas plumbing, sistem
penghawaan buatan, penerangan buatan, transportasi verlikal (lif, eskalator),
jaringan listrik, jaringan komunikasi, sanitasi, dan peralatan lain yang menunjang
fungsi bangunan gedung.
b. Menyiapkan formulir isian data lapangan.
c. Periksa dan catat komponen utilitas yang ada baik di dalam maupun di luar.
d. Menyiapkan (gambar-gambar prasarana dan sarana kebakaran pada bangunan
gedung seperti: hidran, sprinkler, tangga darurat, d1l, sesuai dengan Permen PU
No. 26/PRT/M/2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Prototipe Kebakaran
Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
Perancangan sebuah bangunan gedung merupakan hasil dari proses penciptaan karya
arsitektural yangg bertujuan mewadahi manusia untuk melakukan berbagai aktivitasnya.
Oleh sebab itu hasil dari rancangan tersebut yaitu bangunan gedung yang sudah dibangunan
dan dihuni seharusnya mencitrakan kreativitas yang unik dan spesifik dalam aspek fungsi,
tata ruang, penampilan dan kinerjanya.
Salah satu faktor yang menentukan kelancaran pekerjaan dalam bangunan adalah tata
ruang bangunan.
Untuk mendapatkan tata ruang bangunan dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan
terhadap:
b. Penghawaan
Suhu yang nyaman dan optimum untuk suatu ruang adalah 22-25° C
dengan kelembaban 40%-60%. Penyimpangan dari standar tersebut akan
berpengaruh kepada kelangsungan aktivitas dalam ruang, penyimpangan
ini dapat menimbulkan kelelahan, kegerahan, dsb. Oleh sebab itu perlu
dipikirkan mengenai pemecahan untuk memperoleh suhu dan
kelembaban yang sesuai dengan standard sehingga ruang menjadi
nyaman.
Ketidaknyamanan ruang dipengaruhi oleh :
c. Penerangan
Dalam usaha untuk menunjang aktivitas yang terjadi maka
dibutuhkan sistem penerangan yang tepat. Sistem penerangan ini
dibedakan menjadi 2 yang disesuaikan dengan kebutuhan, yaitu :
- Penerangan alami
Penerangan alami pada siang hari dapat dimanfaatkan untuk
ruang-ruang yang langsung berhubungan dengan luar. Penerangan
alam ini memiliki jarak jangka mencapai 6 kali tinggi bukaan
sedangkan selebihnya dapat diupayakan penerangan buatan.
- Penerangan buatan
Sebagai bangunan perkantoran, pengadaan penerangan buatan
disesuaikan dengan aktivitas dan fungsi masing-masing ruang, yaitu :
Penerangan umum untuk memberikan iluminasi yang tersebar merata
ke seluruh ruangan, penerangan, penerangan khusus untuk ruang-
ruang yang membutuhkan ketelitian kerja yang cukup tinggi, selain itu
juga untuk menciptakan suasana yang diinginkan. Penerangan buatan
pada siang hari diupayakan hanya sebagai tambahan penerangan dari
terang alami atau untuk mengatasi permasalahan apabila kondisi tidak
memungkinkan, sehingga zonasi perletakan dari tata lampu yang ada
perlu untuk direncanakan secara seksama. Perletakan tata lampu dari
penerangan buatan yang terdapat pada bangunan eksisting, umumnya
sebagai penerangan umum dengan jenis penerangan langsung dan
merata pada seluruh ruang. Jumlah titik lampu dan jenis penerangan
yang ada secara umum telah memenuhi persyaratan. Pada perencanan
nantinya perlu direncanakan zonasi dari tata letak lampu yang
mengacu pada terang alami yang diterima oleh ruangan.
- Sumber bunyi yang berasal dari dalam bangunan seperti : suara yang
ditimbulkan oleh kegiatan manusia dan peralatan di dalamnya.
- Sumber bunyi dari luar bangunan, seperti suara yang ditimbulkan
oleh lalu lintas dari jalan sekitar bangunan.
Untuk mengatasi menjalarnya bunyi, salah satu yang dapat dilakukan
adalah dengan memberhentikan suara, pemisahan suara dengan
memisahkan sumber bunyi dari ruangruang yang membutuhkan
ketenangan, pencegahan suara dengan jalan memasang bahan penyerap
langsung pada sumber bunyi, masking dengan menutup suara atau
bunyi dan memberikan background music lembut. Pada kondisi
eksisting ruang-ruang yang membutuhkan perencanaan akustik
umumnya berupa ruang sidang dan rapat. Secara umum penyelesaian
akustik pada ruang-ruang tersebut belum memenuhi persyaratan,
sehingga untuk perencanaan nantinya perlu dilakukan pembenahan
pada ruangan tersebut agar dapat difungsikan secara maksimal. Metode
pengumpulan data adalah salah satu cara yang paling tepat dalam
melakukan identifikasi dan menganalisis data. Metode pengumpulan
data yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan beberapa
indikator. Beberapa indikator yang dapat dilakukan dalam metode
pengumpulan data adalah sebagaimana tercantum dalam tabel di bawah
ini.
2.2 Tabel Indikator Pengumpulan Data
(a) Distance
Meter, (b)Anemometer, (c)Light Meter, dan (d)Sound
Level Meter
- Sound level meter LUTRON SL-4012 untuk mengukur tingkat
kebisingan.
- Anemometer probe YK-200PAL-LUTRON + Intelligent Thermometer
YK- 2001TM
untuk mengukur laju kecepatan udara.
- Observasi.
- Item-item penting.
- Kesimpulan.
1. Konsep Perencanaan
Struktur yang didesain pada dasarnya harus memenuhi kriteria-kriteria
sebagai berikut:
h. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada pemilik pengurus bangunan gedung
Bangunan Usaha untuk mengetahui berbagai data pendukung yang
diperlukan.
Dalam PP ini juga dijelaskan tentang penetapan fungsi bangunan gedung yaitu :
1. Fungsi hunian
Mempunyai fungsi utama sebagai tempat tinggal manusia.
2. Fungsi keagamaan
Mempunyai fungsi utama sebagai tempat melakukan ibadah.
3. Fungsi usaha
Mempunyai fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan usaha, seperti
gedung perkantoran, gedung perdagangan dan lain sebagainya.
4. Fungsi sosial dan budaya
Mempunyai fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan sosial dan budaya.
5. Fungsi khusus
Mempunyai fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan yang mempunyai
tingkat kerahasiaan tinggi tingkat nasional atau yang penyelenggaraannya dapat
membahayakan masyarakat di sekitarnya dan atau mempunyai resiko tinggi.
Fungsi bangunan gedung menurut PERMEN PU NO 29/PRT/2006 tentang
persyaratan Teknis Bangunan Gedung adalah :
1. Fungsi hunian merupakan bangunan gedung dengan fungsi utama sebagai
tempat manusia tinggal yang berupa :
1. Keandalan Bangunan
Keandalan adalah tingkat kesempurnaan kondisi bangunan dan perlengkapannya,
yang menjamin keselamatan, fungsi, dan kenyamanan suatu bangunan gedung dan
lingkungannya selama masa pakai gedung tersebut.
2. Kelaikan Bangunan
Laik menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah memenuhi
persyaratan yang ditentukan atau yang harus ada. Jadi bisa dikatakan kelaikan adalah
keadaan yang memenuhi persyaratan yang ditentukan atau yang harus ada. Sedangkan
kelaikan bangunan adalah keadaan bangunan yang harus memenuhi persyaratan yang
telah ditentukan dalam hal ini ditentukan oleh pemerintah.
Kelaikan bangunan adalah suatu ukuran dimana bangunan tersebut dapat digunakan
secara aman dan nyaman atau tidak. Kelaikan bangunan sangat mutlak diperlukan
dalam penyelenggaraan bangunan. Menurut PP NO 36 TAHUN 2005 Tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang Undang No 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan
Gedung dijelaskan bangunan haruslah laik fungsi. Yang dimaksud laik fungsi dalam
PP ini adalah suatu kondisi bangunan gedung yang memenuhi persyaratan
administrative dan persyaratan teknis sesuai dengan fungsi bangunan gedung yang
ditetapkan.
3. Pedoman Teknis
Pedoman teknis adalah acuan teknis yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari
Peraturan Pemerintah dalam bentuk ketentuan teknis penyelenggaraan bangunan
gedung.
4. Standar Teknis
Standar teknis adalah standar yang dibakukan sebagai standar tata cara, standar
spesifikasi, dan standar metode uji baik berupa Standar Nasional Indonesia maupun
standar internasional yang diberlakukan dalam penyelenggaraan bangunan gedung.
7. Bangunan gedung
Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu
dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan atau di
dalam tanah ataudi air yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya,
baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan
sosial budaya maupun kegiatan khusus.
8. Keselamatan Gedung
Keselamatan gedung adalah kondisi yang menjamin terwujudnya kondisi aman dan
tercegahnya kondisi yang dapat menimbulkan bahaya/bencana terhadap gedung dan
seluruh isinya/penghuninya beserta perlengkapan dan lingkungannya. Kondisi
berbahaya tersebut antara lain disebabkan oleh:
a. Kegagalan struktur yang dapat diikuti oleh runtuhnya sebagian atau seluruh gedung.
b. Tidak tersedia / tidak berfungsinya sistem pencegah / pemadam kebakaran.
c. Tidak tersedia / tidak berfungsinya perlengkapan dan atau system penyelamat di
dalam dan di luar gedung untuk melancarkan upaya penyelamatan orang dan
barang berharga dalam keadaan darurat.
d. Akibat bencana alam, seperti angin kencang, gempa, tanah longsor, dan sebagainya.
11. Arsitektural
Arsitektural adalah mutu hasil perencanaan dan pengerjaan dari suatu gedung, yang
meliputi aspek-aspek:
a. Estetika bangunan dan penyelesaian (finishing).
b. Bentuk dan dimensi serta kesesuaian organisasi ruang, sirkulasi dalam
bangunan, hubungan antar ruang, kondisi eksterior dan interior gedung yang
dapat menjamin fungsi gedung, kenyamanan dan kesehatan gedung sesuai
dengan rencana yang diinginkan.
c. Keserasian tata letak gedung terhadap lahan bangunan serta lingkungan
sekitarnya, sesuai dengan KDB (koefisien dasar bangunan) dan KLB
(koefisien lantai bangunan).
d. Ketepatan jumlah, kapasitas dan penempatan ruangan untuk penempatan
sistem pengamanan bangunan.
e. Ketepatan pemilihan bahan bangunan.
f. Ketepatan pengaturan tata cahaya dan ventilasi.
12. Struktural
Struktural adalah segala aspek berkenaan dengan perihal struktur bangunan gedung
secara keseluruhan yang menentukan kekuatan, kekakuan, kestabilan dan keselamatan
bangunan gedung.
22. Plambing/Plumbing
Plambing adalah sistem jaringan per-pipa-an dan kelengkapannya didalam gedung
yang berfungsi untuk mengalirkan kedalam bangunan gedung zat/benda yang
diperlukan seperti airbersih, gas masak (bahan bakar gas), udara bersih, dsb. Juga yang
berfungsi mengalirkan keluar dari gedung segala zat/benda (cair,gas) yang tidak
berguna atau yang dapat mengganggu/membahayakan gedung/isinya serta kesehatan
dan keselamatan penghuninya. Termasuk didalamnya peralatan yang mendukung
berfungsinya sistem plambing seperti pompa air, bak/tangki penampungan air, tangki
septic, dsb.
23. Eskalator/Escalator
Eskalator adalah alat/sistem transportasi didalam bangunan gedung untuk
mengangkut penumpang (pemakai/penghuni gedung) dari suatu tempat ke tempat lain
yang bergerak secara terus menerus baik dalam arah horizontal maupun dalam arah
miring atau diagonal.
24. Kompartemenisasi
Kompartemenisasi adalah usaha untuk mencegah penjalaran kebakaran dengan cara
membatasi api dengan dinding, lantai, kolom, balok yang tahan terhadap api untuk
waktu yang sesuai dengan kelas bangunan.
c. pada permukaan untuk tingkat bahan sukar terbakar serta memenuhi ujian
permukaan tambahan.
d. Bahan mutu tingkat III atau bahan penghambat rambatan nyala api adalah
lahan yang sekurang-kurangnya memenuhi persyaratan pada pengujian
penjalaran api permukaan, untuk tingkat bahan yang bersifat menghambat
api.
f. Bahan mutu tingkat V atau bahan mudah terbakar adalah bahan yang tidak
memenuhi baik persyaratan uji sifat bakar maupun persyaratan sifat
penjalaran api permukaan.
Ketahanan terhadap api adalah sifat dari komponen struktur untuk tetap bertahan
terhadap api tanpa kehilangan fungsinya sebagai komponen struktur dalam satuan
waktu yang dinyatakan dalam jam.
31. Sprinkler
Sprinkler otomatis dalam ketentuan ini adalah suatu sistem pemancar air yang
bekerja secara otomatis bilamana suhu ruangan mencapai suhu tertentu yang
menyebabkan pecahnya tabung/tutup kepala sprinkler sehingga air memancar keluar.
Deflector yang tedapat pada kepala sprinkler menimbulkan distribusi pancaran ke
semua arah.
Proses penyelenggaraan bangunan gedung secara garis besar dibagi menjadi dua
bagian yaitu bangunan gedung pada umunnya dan bangunan gedung tertentu. Adapun
lebih jelasnya proses penyelenggaraan bangunan gedung dapat dilihat pada diagram
alir gambar 2.1 dan 2.2. berikut ini :
Bagan 2.1 Bagan Penyelenggaraan Bangunan Gedung Pada Umumnya
Bagan 2.2 Bagan Penyelenggaraan Bangunan Gedung Khusus
2.5. Tata Cara Penerbitan Sertifikat Laik Fungsi
Sertifikat Laik Fungsi bangunan gedung yang diberikan oleh pemerintah kota
untuk bangunan gedung fungsi khusus, kepada pemilik/pengguna bangunan gedung
meliputi:
• Penerbitan IMB;
• Penerbitan SLF bangunan gedung, perpanjangan SLF bangunan
gedung; dan
Pada bagian ini akan dipaparkan hasil pemeriksaan kelaiakan Bangunan Usaha dan
analisisnya berdasarkan pengamatan langsung, pengujian dan wawancara. Pemeriksaan
pemenuhan Standar Administrasi dan Teknis kelaikan fungsi gedung sebagaimana tercantum
pada PP No. 16 Tahun 2021 pasal 215 terbagi menjadi 2 bagian yaitu persyaratan tata
bangunan serta keandalan bangunan.
Tabel 3.2
Intensitas Bangunan Gedung
No Variabel Penilaian Keterangan
2 Persyaratan tata ruang dalam Secara pengamatan visual tata ruang dalam
bangunan gedung bangunan gedung secara kenyamanan ruang
gerak manusia dan ruang gerak kendaraan
untuk bermanuver.
Dokumentasi
1. Fasilitas dan aksesibilitas hubungan ke, dari, dan di dalam bangunan gedung,
Pemeriksaan bukaan pintu sebagai fasilitas asksesibiltas, dimaksudkan untuk
memeriksa ada tidaknya bukaan pintu yang dapat mengganggu lalu lintas
operasional antar ruang. Hasil pemeriksaan menunjukan bukaan pintu sudah
sesuai dan tidak menyebabkan hambatan sehingga sesuai dengan spesifikasi
teknik.
2. Kelengkapan prasarana dan sarana dalam pemanfaatan bangunan gedung.
Prasarana dan sarana bangunan Usaha saat ini terdiri dari Pulau pompa dan Area
pengisian BBM.
BAGIAN 4
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pada bagian ini akan dipaparkan kesimpulan dari hasil pembahasan dan analisis
beserta rekomendasi yang perlu dilakukan untuk menciptakan kondisi bangunan
gedung yang lebih baik.
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis pada Bagian 3, maka dapat
disimpulkanberbagai hal yang disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.1
Kesimpulan hasil analisis kondisi bangunan gedung
Jenis Hasil
Pemeriksaan Pemeriksaan
Bidang Sub-bidang Anak Sub-bidang
A. Pemeriksaan ketentuan tata bangunan
A .1.Keseuaian FungsiBangu - Laik/sesuai
pemanfaatan nan gedung ketentuan teknis
bangunan Pemanfaatan - Laik/sesuai
gedung setiap ruang ketentuan teknis
terhadap dala
fungsi m bangunan
bangunan gedung
gedung Pemanfaatan Laik/sesuai
ruang luar pada ketentuan teknis
persil bangunan
gedung
A.2.Kesesuaian Luas lantai Laik/sesuai
-
intensitas dasar ketentuan teknis
bangunan bangunan gedung
gedung Luas dasar - -
basemen
Luas total lantai - Laik/sesuai
bangunan gedung ketentuan teknis
Jumlah lantai - Laik/sesuai
bangunan gedung ketentuan teknis
Jumlah - -
lantai
basemen
Ketinggian - Laik/sesuai
bangunan gedung ketentuan teknis
Luas daerah - Laik/sesuai
hijau dalam ketentuan teknis
persil
Jarak sempadan - Laik/sesuai
bangunan ketentuan teknis
gedung
terhadap jalan,
sungai,
relkereta api,
dan/atau jalur
tegangan tinggi
System - Laik,
instalasi
lisfrik
Jalur evakuasi - Laik
(mean of gress)
B.2.Kesehatan penghawaan Ventilasi Laik/sesuai
bangunan alami dan/atau dengan
gedung mekanis ketentuan teknis
System
pengkondisian
udara
Kadar polutan
udara dalam
ruangan
System Pencahayaan alami Laik
Jenis Hasil
Pemeriksaan Pemeriksaan
Bidang Sub-bidang Anak Sub-bidang
pencahayaan Pencahayaan Laik
buatan atau
artifisial
Tingkat luminansi Laik
System utilitas Air bersih Laik
Pembuangan air Laik
kotor dan/atau air
limbah
Pembuangan Laik
kotora
n dan sampah
Pengelolaan air Laik
hujan
Penggunaan Kandunganbahan Laik
baha berbahaya atau
n bangunan gedung beracun
Efek silau dan Laik
pantulan
Efek peningkatan Laik
suhu
B.3 Ruang Gerak Jumlah pengguna Laik
Kenyaman dalam bangunan dan batas
an gedung penghunian (
Bangunan occupancy )
Gedung bangunan gedung
Kapasitas rata – Laik
rata letak prabot
PENYEDIA JASA
TEKNIKTENAGA AHLI
DAFTAR SIMAK PEMERIKSAAN KELAIKAN BANGUNAN GEDUNG
3. Dinding-Dinding Penyekat
Sampel Pengamatan Visual terhadap Pemeriksaan Kesesuaian Kondisi Faktual Keterangan
Ke… Kerusakan Dengan Rencana Teknis dan Gambar
Terbangun
1 □ Tidak Rusak □ Rusak Ringan □ Sesuai □ Tidak Sesuai yaitu …
□ Rusak Sedang □ Rusak Berat
4. Pintu/Jendela
Sampel Pengamatan Visual terhadap Pemeriksaan Kesesuaian Kondisi Faktual Keterangan
Ke… Kerusakan Dengan Rencana Teknis dan Gambar
Terbangun
1 □ Tidak Rusak □ Rusak Ringan □ Sesuai □ Tidak Sesuai yaitu …
□ Rusak Sedang □ Rusak Berat
5 Tinggi Ruang
Sampel Pengukuran Pemeriksaan Kesesuaian Kondisi Faktual Dengan Keterangan
Ke… Rencana Teknis dan Gambar Terbangun
1 Hasil 6,6 meter □ Sesuai □ Tidak Sesuai
yaitu…
8 Penutup Lantai
Sampel Pengamatan Visual terhadap Pemeriksaan Kesesuaian Kondisi Faktual Keterangan
Ke… Kerusakan Dengan Rencana Teknis dan Gambar
Terbangun
1 □ Tidak Rusak □ Rusak Ringan □ Sesuai □ Tidak Sesuai yaitu … Beton
□ Rusak Sedang □ Rusak Berat
9. Pertandaan ( Signage )
Sampel Pengamatan Visual terhadap Pemeriksaan Kesesuaian Kondisi Faktual Keterangan
Ke… Kerusakan Dengan Rencana Teknis dan Gambar
Terbangun
1 □ Tidak Rusak □ Rusak Ringan □ Sesuai □ Tidak Sesuai yaitu …
□ Rusak Sedang □ Rusak Berat
2. Kolom
Sampel Pengamatan Pengukuran Pemeriksaan Penggunaan Pengujian Keterangan
Ke… Visual terhadap Kesesuaian Kondisi Peralatan Kekuatan dan
Kerusakan Faktual Dengan Non- Material
Rencana Teknis dan Distruktif (Apabila
Gambar Terbangun Diperlukan)
1 □ Tidak Rusak Dimensi □ Sesuai Hasil : … Hasil : … Kolom
□ Rusak Ringan 30X30 □ Tidak Sesuai yaitu … Utama
□ Rusak Sedang
□ Rusak Berat
2 □ Tidak Rusak Dimensi … □ Sesuai Hasil : … Hasil : …
□ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai yaitu …
□ Rusak Sedang
□ Rusak Berat
3. Balok Lantai
Sampel Pengamatan Pengukuran Pemeriksaan Penggunaan Pengujian Keterangan
Ke… Visual terhadap Kesesuaian Kondisi Peralatan Kekuatan dan
Kerusakan Faktual Dengan Non- Material
Rencana Teknis dan Distruktif (Apabila
Gambar Terbangun Diperlukan)
1 □ Tidak Rusak Dimensi □ Sesuai Hasil : … Hasil : … Tidak Dapat
□ Rusak Ringan 20x40 cm diamati
□ Tidak Sesuai yaitu …
□ Rusak Sedang
□ Rusak Berat
2 □ Tidak Rusak Dimensi … □ Sesuai Hasil : … Hasil : …
□ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai yaitu …
□ Rusak Sedang
□ Rusak Berat
4. Pelat Lantai
Sampel Pengamatan Pengukuran Pemeriksaan Penggunaan Pengujian Keterangan
Ke… Visual terhadap Kesesuaian Kondisi Peralatan Kekuatan dan
Kerusakan Faktual Dengan Non- Material
Rencana Teknis dan Distruktif (Apabila
Gambar Terbangun Diperlukan)
1 □ Tidak Rusak Dimensi … □ Sesuai Hasil : … Hasil : …
□ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai yaitu …
□ Rusak Sedang
□ Rusak Berat
2 □ Tidak Rusak Dimensi … □ Sesuai Hasil : … Hasil : …
□ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai yaitu …
□ Rusak Sedang
□ Rusak Berat
5. Rangka Atap
3. Sistem Pembumian
Sampel Pengamatan Pemeriksaan Kesesuaian Pengetesan dan Pengujian Keterangan
Ke… Visual terhadap Kondisi Faktual Dengan (Apabila Diperlukan)
Kerusakan Rencana Teknis dan Gambar
Terbangun
1 □ Tidak Rusak □ Sesuai Hasil : Terdapan system
Grounding
□ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai yaitu …
□ Rusak Sedang
□ Rusak Berat
2 □ Tidak Rusak □ Sesuai Hasil : …
□ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai yaitu …
□ Rusak Sedang
□ Rusak Berat
D. Pemeriksaan Sistem Instalasi Listrik 1.
Sumber Listrik
Sampel Pengamatan Pemeriksaan Kesesuaian Pengetesan dan Pengujian Keterangan
Ke… Visual terhadap Kondisi Faktual Dengan (Apabila Diperlukan)
Kerusakan Rencana Teknis dan Gambar
Terbangun
1 □ Tidak Rusak □ Sesuai Hasil : … Dari Sumber PLN
□ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai yaitu …
□ Rusak Sedang
□ Rusak Berat
2 □ Tidak Rusak □ Sesuai Hasil : …
□ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai yaitu …
□ Rusak Sedang
□ Rusak Berat
2. Panel Listrik
3. Instalasi Listrik
Sampel Pengamatan Pemeriksaan Kesesuaian Pengetesan dan Pengujian Keterangan
Ke… Visual terhadap Kondisi Faktual Dengan (Apabila Diperlukan)
Kerusakan Rencana Teknis dan Gambar
Terbangun
1 □ Tidak Rusak □ Sesuai Hasil : …
□ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai yaitu …
□ Rusak Sedang
□ Rusak Berat
2 □ Tidak Rusak □ Sesuai Hasil : …
□ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai yaitu …
□ Rusak Sedang
□ Rusak Berat
4. Sistem Pembumian
Sampel Pengamatan Pemeriksaan Kesesuaian Pengetesan dan Pengujian Keterangan
Ke… Visual terhadap Kondisi Faktual Dengan (Apabila Diperlukan)
Kerusakan Rencana Teknis dan Gambar
Terbangun
1 □ Tidak Rusak □ Sesuai Hasil : …
□ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai yaitu …
□ Rusak Sedang
□ Rusak Berat
2 □ Tidak Rusak □ Sesuai Hasil : …
□ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai yaitu …
□ Rusak Sedang
□ Rusak Berat
6. Ventilasi Mekanik
Sampel Pengamatan Pemeriksaan Kesesuaian Pengetesan dan Pengujian Keterangan
Ke… Visual terhadap Kondisi Faktual Dengan (Apabila Diperlukan)
Kerusakan Rencana Teknis dan Gambar
Terbangun
1 □ Tidak Rusak □ Sesuai Hasil : …
□ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai yaitu …
□ Rusak Sedang
□ Rusak Berat
2 □ Tidak Rusak □ Sesuai Hasil : …
□ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai yaitu …
□ Rusak Sedang
□ Rusak Berat
7. Sistem Pengkondisian Udara
Sampel Pengamatan Pemeriksaan Kesesuaian Pengetesan dan Pengujian Keterangan
Ke… Visual terhadap Kondisi Faktual Dengan (Apabila Diperlukan)
Kerusakan Rencana Teknis dan Gambar
Terbangun
1 □ Tidak Rusak □ Sesuai Hasil : …
□ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai yaitu …
□ Rusak Sedang
□ Rusak Berat
2 □ Tidak Rusak □ Sesuai Hasil : …
□ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai yaitu …
□ Rusak Sedang
□ Rusak Berat
2. Sistem Penyaluran Air Hujan, Termasuk Pipa Tegak Dan Drainase dalam Persil
Sampel Pengamatan Pemeriksaan Kesesuaian Pengetesan dan Pengujian Keterangan
Ke… Visual terhadap Kondisi Faktual Dengan (Apabila Diperlukan)
Kerusakan Rencana Teknis dan Gambar
Terbangun
1 □ Tidak Rusak □ Sesuai Hasil : …
□ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai yaitu …
□ Rusak Sedang
□ Rusak Berat
1 Hasil 33,70C
2 Hasil 33.50C
3 Hasil 33.2 0C
2. Kelembapan Ruangan
Sampel Ruangan Ke Pengukuran Menggunakan Peralatan
1 Hasil 41 %
2 Hasil 51 %
3 Hasil 44%
Bukaan
Kedalam
Bukaan
Kedalam
2. Kondisi Koridor
Sampel Pengukuran Pengamatan Pemeriksaan Kesesuaian Pengetesan dan Keterangan
Ke… Visual terhadap Kondisi Faktual Dengan Pengujian
Kerusakan Rencana Teknis dan Gambar (Apabila Diperlukan)
Terbangun
1 Dimensi … □ Tidak Rusak □ Sesuai Hasil : …
□ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai yaitu …
□ Rusak Sedang
□ Rusak Berat
2 Dimensi … □ Tidak Rusak □ Sesuai Hasil : …
□ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai yaitu …
□ Rusak Sedang
□ Rusak Berat
B. Pemeriksaan Sarana Hubungan Vertikal Antarlantai
1.Toilet
Sampel Pengukuran Pengamatan Pemeriksaan Kesesuaian Pengetesan dan Keterangan
Ke… Visual terhadap Kondisi Faktual Dengan Pengujian
Kerusakan Rencana Teknis dan Gambar (Apabila Diperlukan)
Terbangun
1 Dimensi … □ Tidak Rusak □ Sesuai Hasil : …
□ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai yaitu …
□ Rusak Sedang
□ Rusak Berat
2 Dimensi … □ Tidak Rusak □ Sesuai Hasil : …
□ Rusak Ringan □ Tidak Sesuai yaitu …
□ Rusak Sedang
□ Rusak Berat
2. Fasilitas Parkir
Sampel Pengukuran Pengamatan Visual terhadap Kerusakan Pemeriksaan Kesesuaian Keterangan
Ke… Kondisi Faktual Dengan
Rencana Teknis dan Gambar
Terbangun
1 Dimensi … □ Tidak Rusak □ Rusak Ringan □ Sesuai
□ Rusak Sedang □ Rusak Berat □ Tidak Sesuai yaitu …
3. Ruang Ibadah
Sampel Pengukuran Pengamatan Visual terhadap Kerusakan Pemeriksaan Kesesuaian Keterangan
Ke… Kondisi Faktual Dengan
Rencana Teknis dan Gambar
Terbangun
1 Dimensi … □ Tidak Rusak □ Rusak Ringan □ Sesuai
□ Rusak Sedang □ Rusak Berat □ Tidak Sesuai yaitu …
4. Ruang Laktasi
Sampel Pengukuran Pengamatan Visual terhadap Kerusakan Pemeriksaan Kesesuaian Keterangan
Ke… Kondisi Faktual Dengan
Rencana Teknis dan Gambar
Terbangun
1 Dimensi … □ Tidak Rusak □ Rusak Ringan □ Sesuai
□ Rusak Sedang □ Rusak Berat □ Tidak Sesuai yaitu …
6. Tempat Sampah
Sampel Pengukuran Pengamatan Visual terhadap Kerusakan Pemeriksaan Kesesuaian Keterangan
Ke… Kondisi Faktual Dengan
Rencana Teknis dan Gambar
Terbangun
1 Dimensi 1 □ Tidak Rusak □ Rusak Ringan □ Sesuai
□ Rusak Sedang □ Rusak Berat □ Tidak Sesuai yaitu …
7. Taman
Sampel Pengukuran Pengamatan Visual terhadap Kerusakan Pemeriksaan Kesesuaian Keterangan
Ke… Kondisi Faktual Dengan
Rencana Teknis dan Gambar
Terbangun
1 Dimensi … □ Tidak Rusak □ Rusak Ringan □ Sesuai
□ Rusak Sedang □ Rusak Berat □ Tidak Sesuai yaitu …
8. Prasaran lainnya
Sampel Pengukuran Pengamatan Visual terhadap Kerusakan Pemeriksaan Kesesuaian Keterangan
Ke… Kondisi Faktual Dengan
Rencana Teknis dan Gambar
Terbangun
1 Dimensi … □ Tidak Rusak □ Rusak Ringan □ Sesuai
□ Rusak Sedang □ Rusak Berat □ Tidak Sesuai yaitu …