You are on page 1of 8

Jurnal Keperawatan Flora

Volume 13 No 1 Tahun 2020


Published by LPPM STIKes Flora
E-ISSN: 2089-4260
P-ISSN: 2828-3651
Homepages: https://jurnal.stikesflora-medan.ac.id/index.php/jkpf

Pengetahuan Dan Sikap Dengan Penatalaksanaan Pasien


Hipoglikemia Pada Pencerita DM Type II
RSU Mitra Medika Medan

Nico Hutama Manalu¹, Jesmo Aldoran Purba ²


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Flora, Medan, Indonesia¹
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Flora, Medan, Indonesia²
E-mail: nicohutama@gmail.com , jesmop28@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the relationship between knowledge, attitudes, and management of
type 2 DM patients with hypoglycemia at the Lalang village health center in 2019. The variables studied were
knowledge, attitudes and management of hypoglycemia. The population in this study were all type 2 diabetes
mellitus patients with hypoglycemia who visited the Lalang village health center. The sample in this study used
purposive sampling technique, so as to get a sample of 70 respondents. The instrument of this research is the
distribution of questionnaires, data processing using a computer software program Statistics Program for Social
Science (SPSS). The analysis used is bivariate analysis using the spearman's rho test. The results of the study
from 70 respondents obtained the following results: with an error level of 0.05 and a 95% confidence level.
Based on the calculation results obtained a significant value of 0.000. Because 0.000 <0.05, Ho is rejected and
Ha is accepted, meaning that it can be concluded that there is a relationship between knowledge, attitude and
management of type 2 DM patients with hypoglycemia at the Lalang village health center.

Keywords: Knowledge, Attitude, Management of Type 2 DM, Hypoglycemia

ABSTRAK

Hipoglikemia adalah komplikasi akut diabetes melitus yang seringkali terjadi secara berulang yang ditandai
dengan gula darah kurang dari 45-50 mg/dl. Penyandang diabetes mellitus akan menghadapi situasi dilematik
dimana mereka diharuskan memperoleh terapi obat penurun gula darah untuk mengontrol kadar gula darah tetap
normal, namun juga menghadapi kekhawatiran akan efek samping terapi yang dapat menyebabkan komplikasi
yaitu hipoglikemia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap, dan
penatalaksanaan pasien dm type 2 dengan hipoglikemia di RSU Mitra Medika Medan. Variabel yang diteliti
adalah pengetahuan, sikap dan penatalaksanaan hipoglikemia. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien
dm type 2 dengan hipoglikemia yang berkunjung sebanyak 70 responden. Instrument penelitian ini dengan
pembagian koesioner, pengolahan data menggunakan computer program software Statistic Program for Social
Science (SPSS). Analisis yang digunakan adalah analisis Bivariat dengan menggunakan uji spearman’s rho.
Hasil penelitian dari 70 responden didapatkan hasil sebagai berikut : dengan taraf kesalahan 0,05 dan tingkat
kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan nilai signifikan 0,000. Karena 0,000 < 0,05 maka
Ho ditolak dan Ha di terima, artinya dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan, sikap dan
penatalaksanaan pasien dm type 2 dengan hipoglikemia di RSU Mitra Medika Medan.

Kata Kunci :Pengetahuan, Sikap, Penatalaksanaan DM Tipe 2, Hipoglikemia

65
Jurnal Keperawatan Flora
Volume 13 No 1 Tahun 2020
Published by LPPM STIKes Flora
E-ISSN: 2089-4260
P-ISSN: 2828-3651
Homepages: https://jurnal.stikesflora-medan.ac.id/index.php/jkpf

PENDAHULUAN mana pasien DM tipe 1 dapat lebih sering


Hipoglikemia adalah keadaan kadar mengalami hipoglikemia dibandingkan
gula darah di bawah nilai normal (<45- dengan pasien DM tipe 2. Pasien DM Tipe
50 mg/dL). Hipoglikemia perlu dicegah 1 dapat mengalami 2 episode hipoglikemia
pada pasien diabetes yang mendapatkan asimptomatis dalam 1 minggu dan
terapi pengendalian kadar glukosa darah mengalami 1 kali serangan hipoglikemia
karena dapat menyebabkan kematian berat setiap tahun. Pada DM tipe 2
apabila kadar gula darah tidak segera didapatkan kejadian hipoglikemia berat
ditingkatkan (Cryer PE, 2011). terjadi 3–72 episode per 100 pasien per
Hipoglikemia adalah salah satu tahun (Cryer PE, 2013).
komplikasi yang dihadapi oleh penderita Rata-rata kejadian hipoglikemia
diabetes melitus. Tidak seperti nefropati meningkat 3.2 per 100 orang per tahun
diabetic ataupun retinopati diabetik yang menjadi 7.7 per 100 orang per tahun pada
berlangsung secara kronis, hipoglikemia pennggunaan insulin. Pasien yang
dapat terjadi secara akut dan tiba– tiba dan menggunakan insulin atau obat
dapat mengancam nyawa (Cryer PE, hipoglikemik oral dapat mengalami
2013). Hal tersebut disebabkan karena hipoglikemia ringan, yang dapat ditangani
glukosa adalah satu-satunya sumber energy sendiri, dimana episode hipoglikemiknya
otak dan hanya dapat diperoleh dari terjadi sekitar dua kali per minggu.
sirkulasi darah karena jaringan otak tidak Hipoglikemia berat yang membutuhkan
memiliki cadangan glukosa. Kadar gula bantuan orang lain untuk mendapatkan
darah yang rendah pada kondisi kembali kadar gula darah normal, minimal
hipoglikemia dapat menyebabkan terjadi sekali per tahun sebesar 27% pada
kerusakan sel – selotak. Kondisi inilah pasien yang diobati regimen insulin
yang menyebabkan hipoglikemia memiliki intensif. Hipoglikemia merupakan
efek yang fatal bagi penyandang diabetes penyebab kematian pada sekitar 3% dari
melitus, di mana 2%-4% kematian penderita diabetes mellitus yang
penderita diabetes mellitus disebabkan bergantung pada insulin (Self et all, 2013).
oleh hipoglikemia (Cryer PE, 2013). Jumlah penderita hipoglikemia pada
Gejala yang muncul saat terjadi diabetes di Indonesia senada dengan
hipoglikemia dapat dikategorikan sebagai prevalensi diabetes di Indonesia yaitu 1,1%
gejala neuroglikopenik dan neurogenik secara nasional dan 5,7% pada penduduk
(otonom). Gejala neuroglikopenik perkotaan di Indonesia (UKK
merupakan dampak langsung dari deficit Endokrinologi Anak dan Remaja, 2010).
glukosa pada sel-sel neuron sistem saraf Data dari WHO tahun 2016, Indonesia
pusat, meliputi perubahan perilaku, pusing, menempati urutan kedua setelah India di
lemas, kejang, kehilangan kesadaran, dan Asia Tenggara padatahun 2010 jumlah
apabila hipoglikemia berlangsung lebih penderita diabetes sebanyak 8.4 juta
lama dapat mengakibatkan terjadinya penderita dan akan meningkat sebanyak
kematian. Gejala neurogenik (otonom) 21.3 juta pada tahun 2030.
meliputi berdebar-debar, tremor, dan Data WHO menyebutkan bahwa
anxietas (gejala adrenergik) dan jumlah penderita diabetes melitus di
berkeringat, rasa lapar, dan paresthesia seluruh dunia meningkat yaitu sebanyak
(gejala kolinergik) (Cryer PE, 2011). 108 juta orang padat ahun 1980 dan 422
Hipoglikemia dapat dialami oleh juta orang pada tahun 2014 (WHO, 2016).
semua pasien diabetes melitus (DM) dalam Menurut estimasi data International
terapi pengendalian kadar gula darah, di Diabetes Federation, Indonesia menempati

66
Jurnal Keperawatan Flora
Volume 13 No 1 Tahun 2020
Published by LPPM STIKes Flora
E-ISSN: 2089-4260
P-ISSN: 2828-3651
Homepages: https://jurnal.stikesflora-medan.ac.id/index.php/jkpf

urutan ketujuh tertinggi di dunia setelah kesehatan yang cukup besar (Perkeni,
Cina, India, Amerika, Brazil, Rusia, dan 2015).
Mexico. IDF juga memprediksi adanya Pada pasien DM, hipoglikemia
kenaikan jumlah penyandang DM di merupakan faktor penghambat utama
Indonesia dari 10 juta jiwa pada tahun dalam mencapai sasaran kendali glukosa
2015 menjadi 16,2 juta jiwa pada tahun darah normal. Hipoglikemia yang terjadi
2040 (IDF, 2015). pada DM merupakan suatu keadaan yang
Proporsi penderita diabetes melitus di terjadi ketika insulin dan glukosa darah
Indonesia hasil Riskesdas 2013 sebesar dalam keadaan tidak seimbang. Hal ini
6,9% toleransi gula darah terganggu dapat terjadi setelah menggunakan insulin
sebesar 29,9%, dan gula darah puasa atau oba anti diabetic lainnya, tidak cukup
terganggu sebesar 36,6% dengan jumlah makan atau waktu jeda antar makan yang
penduduk Indonesia adalah 176.689.336 lama (biasanya pada tengah malam),
orang (Kemenkes RI, 2013). latihan fisik tanpa asupan makanan yang
Perkiraan jumlah penduduk di cukup sebelumnya, atau tidak cukup
Sumatera Utara yang pernah di diagnosis konsumsi karbohidrat (ADA, 2012)
diabetes mellitus oleh dokter adalah sekitar dimana gejala yang di timbulkannya dapat
160.913 orang, dan jumlah penduduk yang berupa gejala otonom seperti berkeringat,
mengalami gejala diabetes mellitus namun gemetar, palpitasi, dll, dan/atau gejala dari
belum terdiagnosis diabetes adalah sekitar disfungsi neurologi seperti kejang, lethargi,
44.698 orang. Hasil tersebut dikumpulkan hingga koma (Self et al., 2013).
dari 8.939.623 jumlah penduduk usia lebih Pengetahuan atau kognitif merupakan
dari 14 tahun di Sumatera Utara domain yang sangat penting untuk
(Kemenkes RI, 2013). terbentuknya tindakan seseorang (Wawan
Data Dinas Kesehatan kota Medan , dan Dewi, 2016). Pengetahuan merupakan
terdapat sepuluh penyakit terbesar di RSU dasar utama untuk melakukan pengobatan
Mitra Medika Medan. Salah satu dan pencegahan hipoglikemia yang
diantaranya adalah diabetes melitus, sempurna. Seseorang yang mempunyai
berdasarkan jenis kelamin wanita lebih pengetahuan yang kurang tentang
besar menderita diabetes mellitus hipoglikemia akan sulit untuk mencegah
dibandingkan dengan laki-laki (Angkat, terjadinya hipoglikemia.
2017). Peningkatan risiko hipoglikemia
Hasil survey awal, didapatkan bahwa dipengaruhi oleh umur, obesitas,
sekitar 234 orang yang menderita diabetes kurangnya pengetahuan, dan kebiasaan
di RSU Mitra Medika Medan. Hal ini hidup yang kurang sehat. Terapi diabetes
menggambarkan banyaknya penderita mellitus tergantung pada pasien diabetes
diabetes di RSU Mitra Medika Medan. karena keberhasilan suatu pengobatan
Data-data di atas menunjukkan bahwa tidak hanya dipengaruhi oleh kualitas
jumlah penyandang DM di Indonesia pelayanan kesehatan, sikap dan
sangat besar. Kemungkinan apabila tidak keterampilan petugasnya, sikap dan pola
ada tindakan yang dilakukan oleh hidup pasien beserta keluarganya, tetapi
masyarakat tentang penyakit diabetes dipengaruhi juga oleh kepatuhan pasien
melitus, maka akan terjadi peningkatan terhadap pengobatannya (Bustan, 2017).
jumlah penyandang di masa mendatang. Pengetahuan pasien tentang DM
Penyakit DM sangat berpengaruh terhadap merupakan sarana yang bisa membantu
kualitas sumber daya manusia dan penderita menjalankan penanganan
berdampak pada peningkatan biaya diabetes sehingga semakin banyak dan

67
Jurnal Keperawatan Flora
Volume 13 No 1 Tahun 2020
Published by LPPM STIKes Flora
E-ISSN: 2089-4260
P-ISSN: 2828-3651
Homepages: https://jurnal.stikesflora-medan.ac.id/index.php/jkpf

semakin baik pasien DM mengetahui Total 70 100


tentang diabetes melitus, kemudian dapat 3 Jenis Kelamin
mengubah perilakunya. Hal ini dapat 1. Laki-laki 49 70
mengendalikan kondisi penyakitnya, 2. Perempuan 21 30
sehingga penderita diabetes tersebut dapat Total 70 100
hidup lebih lama dengan kualitas hidup 4 Pekerjaan
yang lebih baik (Soegondo, 2009). 1. Petani 4 5,7
Berdasarkan cerita latar belakang di 2. IRT 19 27,1
atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti 3. Wiraswasta 5 7,1
“Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan 4. Pegawai Swasta 22 31,4
Penatalaksanaan Pasien DM Type II 5. PNS/TNI/POLRI 20 28,6
dengan Hipoglikemia di RSU Mitra
Total 70 100
Medika Medan”.
5. Pengetahuan
METODE PENELITIAN 1. Baik 38 54,3
Desain penelitian yang akan 2. Cukup 22 31,4
digunakan adalah bersifat deskriptif 3. Kurang 10 14,3
analitik dengan pendekatan cross secsional Total 70 100
yaitu jenis penelitian yang menekankan 6. Sikap
waktu pengukuran/ observasi data variabel 1. Baik 47 67,1
independent dan dependent hanya satu kali 2. Cukup 16 22,9
pada satu waktu. 3. Kurang 7 10,0
Penelitian dilakukan di RSU Mitra Total 70 100
Medika Medan”. Penelitian ini 7. Penatalaksanaan
dilaksanakan mulai pada bulan Maret 2020 Hipoglikemia
sampai dengan bulan April 2020. Pada 1. Mampu 54 77,1
penelitian ini populasinya adalah semua 2. Tidak Mampu 16 22,9
penderita Diabetes Melitus Type 2 yang Total 70 100
pernah mengalami hipoglikemia di wilayah
RSU Mitra Medika Medan, sebesar 234 Berdasarkan tabel diatas diketahui
orang. Maka sampel dalam penelitian ini bahwa kategori umur sebagian besar
adalah sebanyak 70 orang responden adalah responden yang berumur
41-60 tahun yaitu 53 responden (75.7%).
HASIL PENELITIAN DAN Kategori jenis kelamin sebagian besar
PEMBAHASAN responden adalah berjenis kelamin
Distribusi Frekuensi Karekteristik perempuan yaitu 49 responden (70.0%).
Responden Kategori tingkat pendidikan sebagian besar
No Karakteristik Jumlah (%) responden adalah perguruan tinggi, yakni
1 Umur 32 responden (45.7%). Dan kategori untuk
18 – 40 Tahun 17 24,3 pekerjaan sebagian besar responden adalah
41 – 60 Tahun 53 75,7 pegawai swasta, yakni 22 responden
Total 70 100 (31.4%). Diketahui bahwa sikap responden
2 Pendidikan sebagian besar adalah baik sebanyak 47
1. SD 2 2,9 responden (67.1%), dan sebagian kecil
2. SMP 5 7,1 adalah kurang sebanyak 7 responden
3. SMA 31 44,3 (10.0%). diketahui bahwa penatalaksanaan
4. PT 32 45,7 hipoglikemia sebagian besar adalah

68
Jurnal Keperawatan Flora
Volume 13 No 1 Tahun 2020
Published by LPPM STIKes Flora
E-ISSN: 2089-4260
P-ISSN: 2828-3651
Homepages: https://jurnal.stikesflora-medan.ac.id/index.php/jkpf

mampu sebanyak 54 responden (77.1%) besar adalah baik sebanyak 38 responden


dan sebagian kecil adalah tidak mampu (54.3%), dan sebagian kecil adalah kurang
sebanyak 16 responden (22.9%). Diketahui sebanyak 10 responden (14.3%).
bahwa pengetahuan responden sebagian Hasil Bivariat.

Gambaran Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Penatalaksanaan


Correlations
Pengetahuan Sifat Penatalaksanaan
Pengetahuan p.value . 0.000 0.000
Sifat p.value 0.000 . 0.000
Penatalaksanaan p.value 0.000 0.000 .
sedang 52,4%, dan terkendali kurang
Berdasarkan tabel diketahui bahwa 40,5%. Dapat disimpulkan bahwa
hasil perhitungan dengan menggunakan pengetahuan berhubungan signifikan
analisa statistik spearman’s rho didapatkan dengan pengendalian kadar glukosa darah
nilai signifikan 0.000. Karena 0.000 < 0.05 pada pasien diabetes mellitus.
maka Ho ditolak dan Ha di terima, artinya Hasil penelitian Ernawati (2014) dapat
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan disimpulkan bahwa ada perbedaan
pengetahuan, sikap dan penatalaksanaan kemampuan penatalaksanaan hipoglikemia
pasien dm type 2 dengan hipoglikemia. antara responden pasien diabetes yang
Pengetahuan adalah berbagai gejala memiliki pengetahuan baik tentang
yang ditemui dan diperoleh manusia penatalaksanaan hipoglikemia dan pasien
melalui pengamatan inderawi. diabetes yang kurang memiliki
Pengetahuan muncul ketika seseorang pengetahuan tentang penatalaksanaan
menggunakan indera atau akal budinya hipoglikemia (p=0,0005, α = 0,05).
untuk mengenali benda atau kejadian Menurut asumsi peneliti, dari hasil
tertentu yang belum pernah dilihat atau penelitian terlihat bahwa responden yang
dirasakan sebelumnya (Meliono, 2008). berpengetahuan baik lebih banyak
Berdasarkan tabel diketahui bahwa dibandingkan pengetahuan kurang terkait
pengetahuan responden sebagian besar komplikasi hipoglikemia dikarenakan
adalah baik sebanyak 38 responden sudah banyak responden yang mengetahui
(54.3%), dan sebagian kecil adalah kurang penyebab hipoglikemia dan informasi
sebanyak 10 responden (14.3%). pengetahuan secara holistik terkait dengan
Penelitian yang dilakukan oleh Nina komplikasi hipoglikemia.
Rahmadiliyani dan Abi Muhlisin (2014) Hal ini berarti bahwa pengetahuan
mengenai pengetahuan tentang penyakit memiliki pengaruh terhadap pencegahan
dan komplikasi DM di Puskesmas Gatak komplikasi hipoglikemia. Responden yang
Sukoharjo menunjukkan tingkat memiliki pengetahuan baik akan memiliki
pengetahuan pasien DM tentang penyakit status hipoglikemia yang kurang karena
DM masih cukup banyak yang kurang, dapat menghindari penyebab dan
dimana yang memiliki pengetahuan yang mengontrol terjadinya hipoglikemia.
baik 9,5%,pengetahuan sedang 47,6%, dan Sedangkan responden yang memiliki
tingkat pengetahuan kurang 42,9% dan pengetahuan baik tetapi tidak dapat
pasien dengan kadar glukosa darah mengontrol penyebab dari hipoglikemia,
terkendali baik terdapat 7,1%, terkendali

69
Jurnal Keperawatan Flora
Volume 13 No 1 Tahun 2020
Published by LPPM STIKes Flora
E-ISSN: 2089-4260
P-ISSN: 2828-3651
Homepages: https://jurnal.stikesflora-medan.ac.id/index.php/jkpf

itu dikarenakan klien tidak mengikuti saran dengan praktek. Hal ini sejalan dengan
dari petugas kesehatan. penelitian Dewi, dkk (2008) bahwa
Sikap adalah keteraturan tertentu responden yang menempuh lama
dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran pendidikan formal < 9 tahun lebih banyak
(kognisi) dan predisposisi tindakan melakukan kesalahan sebanyak 35
(konasi) seseorang terhadap suatu aspek di responden (62,5%) dibanding dengan
lingkungan sekitarnya (Azwar, 2009). responden yang menempuh pendidikan
Berdasarkan tabel diketahui bahwa formal 9 tahun.
sikap responden sebagian besar adalah baik Berdasarkan tabel diketahui bahwa
sebanyak 47 responden (67.1%), dan Hasil perhitungan dengan menggunakan
sebagian kecil adalah kurang sebanyak 7 analisa statistik spearman’s rho didapatkan
responden (10.0%). nilai signifikan 0.000. Karena 0.000 < 0.05
Hal ini berarti bahwa responden yang maka Ho ditolak dan Ha di terima, artinya
memiliki sikap baik lebih banyak dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
dibandingkan dengan responden yang pengetahuan dan sikap dengan
memiliki sikap kurang, berarti bahwa sikap penatalaksanaan pasien dm type 2 dengan
memiliki pengaruh terhadap hipoglikemia.
penatalaksanaan hipoglikemia. Kondisi ini Menurut Notoatmodjo (2013),
terjadi, karena sikap responden tentang pengetahuan atau kognitif merupakan
pengetahuan responden yang baik. Pada domain yang sangat penting untuk
umumnya sikap seseorang terjadi setelah ia terbentuknya tindakan (perilaku) seseorang
mengetahui dan menyikapi tentang hal karena terbentuknya perilaku baru dimulai
yang baru diterimanya. dari pengetahuan terhadap stimulus berupa
Hasil penelitian ini belum ditemukan materi atau objek tentang pengelolaan
hasil penelitian yang sama. Namun hanya hipoglikemia sehingga menimbulkan
ditemukan hasil penelitian yang tidak pengetahuan baru pada subjek tersebut dan
sejalan dengan hasil penelitian (Norhayati, selanjutnya dalam menimbulkan respon
2011) yang berjudul “Hubungan batin dalam bentuk sikap terhadap objek
pengetahuan dan sikap keluarga terhadap yang diketahuinya, kemudian pada
tindakan dukungan kotrol gula darah pada akhirnya akan menimbulkan respon yang
penderita diabetes mellitus di kabupaten lebih jauh yaitu berupa tindakan apakah
ponorogo”, menunjukkan bahwa ada melakanakan pengelolaan hipoglikemia
hubungan antara tindakan dukungan atau tidak melaksanakan pengelolaan
kontrol gula darah dengan sikap, dimana p. hipoglkemia.
value = 0,007 (0 > 0,05). Menurut asumsi semakin baik
Berdasarkan tabel diketahui bahwa pengetahuan seseorang maka akan
penatalaksanaan hipoglikemia sebagian mempengaruhi segala sikap dan
besar adalah mampu sebanyak 54 tindakannya berupa penatalaksanaan
responden (77.1%) dan sebagian kecil terhadap sesuatu.
adalah tidak mampu sebanyak 16
responden (22.9%). SIMPULAN DAN SARAN
Menurut asumsi, hal ini berarti bahwa Simpulan
tindakan memiliki pengaruh dari tingkat Dari hasil penelitian tentang hubungan
pendidikan termasuk faktor predisposisi pengetahuan dan sikap dengan
yang menjelaskan bahwa semakin tinggi penatalaksanaan pasien dm type 2 dengan
pendidikan seseorang lebih dapat hipoglikemia di RSU Mitra Medika
menerima pembelajaran yang berhubungan

70
Jurnal Keperawatan Flora
Volume 13 No 1 Tahun 2020
Published by LPPM STIKes Flora
E-ISSN: 2089-4260
P-ISSN: 2828-3651
Homepages: https://jurnal.stikesflora-medan.ac.id/index.php/jkpf

Medan, maka dapat disimpulkan sebagai Agents. Diabetes Care. 2010; 5: 64-71
berikut :
Pengetahuan responden sebagian besar Bauduceau B, Doucet J, Bordier L, Garcia
adalah baik sebanyak 38 responden C, Dupuy O, Mayaudon H.
(54.3%), dan sebagian kecil adalah kurang Hypoglycaemia and dementia in
sebanyak 10 responden (14.3%). diabetic patients. Diabetes &
Sikap responden sebagian besar Metabolism. 2010; 36: 10611
adalah baik sebanyak 47 responden Briscoe VJ, Davis SN. Hypoglycemia in
(67.1%), dan sebagian kecil adalah kurang Type 1 and Type 2 Diabetes:
sebanyak 7 responden (10.0%). Physiology, Pathophysiology, and
Penatalaksanaan hipoglikemia Management. Clin Diabetes 2016; 24:
sebagian besar adalah mampu sebanyak 54 115 – 21
responden (77.1%) dan sebagian kecil Budiman & Riyanto, A., 2014, Kapita
adalah tidak mampu sebanyak 16 Selekta Kuesioner Pengetahuan dan
responden (22.9%). Sikap dalam Penelitian Kesehatan,
Hasil perhitungan dengan Salemba Medika, Jakarta.
menggunakan analisa statistik spearman’s Cavanaugh KL. Diabetes Management
rho didapatkan nilai signifikan 0.000. Issues for Patients With Chronic
Karena 0.000 < 0.05 maka Ho ditolak dan Kidney Disease, Clinical Diabetes.
Ha di terima, artinya dapat disimpulkan 2017; 25: 90–
bahwa ada hubungan pengetahuan, sikap Cryer E. The Barrier of hypoglycemia in
dan penatalaksanaan pasien dm type 2 diabetes. Diabetes. 2008; 57: 3169 –
dengan hipoglikemia. 75
Cryer PE. Hypoglycemia. In: Longo DL,
Saran Kasper DL, Jameson JL, Fauci AS,
Diharapkan tempat pelayanan Hauser SL, Loscalzo J (eds.)
kesehatan dapat meningkatkan pelatihan Harrison’s Principles of Internal
kepada petugas kesehatan khususnya Medicine. 18th ed. New York: Mc
perawat sehingga dapat meningkatkan Graw Hill; 2011: 132 – 9
penyebar luasan informasi kesehatan Cryer PE, Davis SN, Shamoon H.
mengenai penatalaksanaan hipoglikemia. Hypoglycemia in diabetes. Diabetes
Care 2013; 26: 1902 – 12
DAFTAR PUSTAKA Cryer PE. Hypoglycemia, functional brain
American Diabetes Association, 2013, failure, and brain death. The Journal
„Standards of Medical Care In of Clinical Investigation 2017; 117:
Diabetes. 2013‟, The Journal of 868 – 70
Clinical and Applaied Research and
Education, Vol. 38, Supplement 1. Efendy, F. & Makhfudli. 2009,
American Diabetes Association Keperawatan Kesehatan Komunitas.
Workgroup on Hypoglycemia. Salemba Medika, Jakarta.
Defining and reporting hypoglycemia Ernawati. 2013, Penatalaksaan
in diabetes. Diabetes Care. 2015; 28: Keperawatan Diabetes Melitus
1245 – 9 Terpadu, Mitra Wacana Media,
Amico JA, Klein I. Diabetic Management Jakarta.
in Patients with Renal Failure. Jelantik, G. M. G & Haryati, E. 2014,
Diabetes Care. 2013; 4: 430 – 4 „Hubungan Faktor Risiko Usia, Jenis
Baron SH. Salycilates as hypoglycemic Kelamin, Kegemukan dan Hipertensi

71
Jurnal Keperawatan Flora
Volume 13 No 1 Tahun 2020
Published by LPPM STIKes Flora
E-ISSN: 2089-4260
P-ISSN: 2828-3651
Homepages: https://jurnal.stikesflora-medan.ac.id/index.php/jkpf

dengan Kejadian Diabetes Melitus


Tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Sutanto, T.2016, Diabetes Deteksi,
Mataram‟, Media Bina Ilmiah, Vol. Pencegahan, dan Pengobatan, Buku
8, no. 1, pp. 49-52. Pintar, Yogyakarta.
Kemenkes RI. 2015, Petunjuk Teknis
Pengukuran Faktor Risiko Diabetes UCAPAN TERIMAKASIH
Melitus, Direktorat PPTM Ditjen PP
& PL, Jakarta. Peneliti ingin mengucapkan terima
Kushner P. Minimizing the risk of kasih kepada semua pihak yang telah
hypoglycemia in patients with type 2 banyak membantu peneliti dalam
diabetes melitus. Diabetes, Metabolic menyelesaikan penelitian ini, peneliti
Syndrome, and Obesity : Targets and mengucapkan terima kasih kepada :
Therapy 2011; 3: 49–53 dr. Fithria Aldy, M.Ked (Oph)., Sp.M
Lefebvre PJ, Scheen AJ. Hypoglycemia. (K) selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
In: Porte D, Sherwin RS, Baron A Kesehatan Flora yang membantu peneliti
(eds.) Ellenberg & Rifkin’s Diabetes dalam bentuk hibah
Melitus. 6th ed. New York: Mc Graw
Hill; 2013: 122 – 8 LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Nolte MS. Pancreatic Hormones and Flora.
Antidiabetic Drugs. In: Katzung BG, Direktur RSU Mitra Medika Medan
Masters SB, Trevor AJ (eds.) Basic
and Clinical Pharmacology 11th Ed.
New York: Mc Graw Hill; 2009: 727
– 45
Notoatmojo, S. 2012, Metodologi
Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta,
Jakarta.
Perkeni. 2015, Konsensus Pengelolaan dan
Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2
di Indonesia 2015, PB Perkeni,
Jakarta.
Price, S. A. & Wilson, L. M. 2015,
Patofisiologi, EGC, Jakarta.
Sherwood, L. 2014, Fisiologi Manusia,
EGC, Jakarta.

Soeatmadji DW. Hipoglikemia Iatrogenik.


In: Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi
V. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam
FKUI; 2008: 1900 – 6.

Soegondo, S., Soewondo, P. & Subekti, I.


2009, Penatalaksanaan Diabetes
Melitus Terpadu, Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia,
Jakarta.

72

You might also like