You are on page 1of 7

JOURNAL OF Community Health Issues, Volume 2, No.

1 April 2022: 1-7

Pengalaman siswi di SMK Kesehatan mengalami body shaming


Asmi Yasyfa Rusyda, Rahmi Imelisa*, Ibrahim Noch Bolla
Fakultas Ilmu dan Teknologi KesehatanUniversitas Jenderal Achmad Yani Cimahi
Korespondensi penulis: Rahmi Imelisa. *Email: rahmiimelisa@ymail.com
Abstract

Female students experiencing body shaming at school


Background: Body shaming is an act of comparing, criticizing, or insulting a person's physical appearance, or self-
image by others or oneself that will cause feelings of shame. This is a type of bullying. This phenomenon could occur
because of a person’s physical condition did not meet with one’s and surrounding’s expectations. This action have a
negative impact to the victim if didnt prevented or handled properly. The act of body shaming was common in women,
and this related to the self ideal of teenagers or early adults who experience many changes in their physical appearance.
Purpose: This research aimed to explore the experiences of SMK Kesehatan students who experience body shaming.
Methods:This research used a qualitative methods and phenomenological approach. There were 5 participants selected
by purposive sampling technique. Data collected through in-depth interview and data analysis used the Collaizi’s
method.
Results:This study resulted 4 themes, namely : the incidence of body shaming in school, the causes of body shaming,
the impact of body shaming, and the response of body shaming’s victim.
Suggenstion: It was suggested that this research could be a basis to develop a prevention and control program for body
shaming and bullying in general.

Keywords : Body Shaming; Female Student; Experience; Phenomenology.

Pendahuluan: Body shaming merupakan tindakan membandingkan, mengkritik, atau menghina fisik, penampilan, atau
citra diri seseorang yang dilakukan oleh orang lain ataupun diri sendiri yang akan menimbulkan perasaan malu.
Tindakan body shaming merupakan salah satu tindakan bullying. Fenomena body shaming dapat terjadi karena
ketidaksesuaian kondisi fisik seseorang dengan harapan diri sendiri maupun harapan dari lingkungan sekitar. Tindakan
ini dapat berdampak negatif pada korbannya, jika tidak dicegah atau diatasi dengan baik. Tindakan body shaming lebih
banyak terjadi pada perempuan, hal ini dapat berkaitan dengan ideal diri remaja/dewasa awal yang sedang mengalami
banyak perubahan pada fisiknya.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menggali pengalaman siswi SMK Kesehatan yang mengalami body shaming.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi deskiptif. Terdapat 5 partisipan
yang terpilih melalui teknik purposive sampling. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan analisis
data menggunakan metode Collaizi.
Hasil: Penelitian ini menghasilkan 4 tema yaitu: kejadian body shaming di sekolah, penyebab body shaming, dampak
body shaming, respon korban body shaming.
Simpulan: Perasaan malu sebagai dampak ketika seseorang mengalami tindakan body shaming. Dilakukan oleh
teman-teman dan keluarga sendiri yang mengakibatkan kurangnya percaya diri.
Saran: Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi dasar untuk mengembangkan program pencegahan dan
penanggulangan body shaming dan bullying pada umumnya.

Kata kunci : Body Shaming; Siswi; Pengalaman; Fenomenologi.

PENDAHULUAN nyaman bertemu dengan orang lain ataupun merasa


Kejadian bullying terjadi pada berbagai tempat dan kurang percaya diri bahkan tidak bersyukur atas apa
dalam berbagai kondisi. Tindakan bullying juga dapat
terjadi dalam berbagai bentuk, diantaranya bullying yang sudah dimiliki.Tidak sedikit korban body shaming
secara verbal, tindakan fisik, cyber bullying, dan mempunyai pengalaman yang buruk atas tindakan
sebagainya. Korban dari body shaming dapat yang mereka dapatkan, sehingga peneliti tertarik untuk
mengalami dampak negatif seperti merasa tidak menggali pengalaman tersebut. Pengalaman remaja

1
JOURNAL OF Community Health Issues, Volume 2, No. 1 April 2022: 1-7

Pengalaman siswi di SMK Kesehatan mengalami body shaming

yang mengalami body shaming ini berbeda-beda dan mendapatkan penilaian dari diri sendiri dan penilaian
hanya dapat terungkap oleh wawancara dan tidak bisa lingkungan akan tubuhnya. Kondisi ini mengacu pada
digali secara kuantitatif. pemikiran dari individu lain yang menilai dirinya
Berdasarkan studi pendahuluan kepada dua orang sebagai seseorang yang kurang baik maupun rendah.
siswi di salah satu SMK Kesehatan didapatkan bahwa Dia juga beranggapan orang lain melihat dengan
kedua partisipan sama-sama merasa kurang percaya rendah dirinya sehingga mengakibatkan menilai diri
diri. Partisipan pertama merasa sedih, sering secara rendah (Gilbert & Miles, dalam Cahyani, 2018).
menangis malam hari, ada keinginan untuk keluar dari Hal ini akan memunculkan konsep diri yang tidak baik,
rumah, merasa kurang percaya diri dan merasa kesal. dimana mereka akan menyalahkan diri sendiri hingga
Partisipan kedua mengatakan merasa kesal, kurang memunculkan rasa tidak aman dan nyaman bagi
percaya diri ketika berpergian keluar rumah, merasa individu dalam berpenampilan.
takut terhadap pandangan orang lain terhadap dirinya, Hasil penelitian Haryati, dkk. (2021) menunjukkan
dan merasa cemas. bahwa peran lingkungan sekitar sangat dibutuhkan
Rasa kurang percaya diri yang dirasakan oleh untuk membentuk seseorang agar memiliki
partisipan merupakan hal yang wajar ketika partisipan pandangan yang positif. Hal tersebut dapat dilakukan
mengalami pengalaman yang buruk berupa kritikan lingkungan dengan cara memberikan dukungan dan
ataupun hinaan terhadap tubuh yang dimiliki. penguatan kepada korban body shaming. Pada
Seseorang yang mempunyai rasa percaya diri yang akhirnya akan membuat seseorang dapat menghargai
rendah cenderung merasa tidak aman, tidak bebas, dan mengapresiasi tubuhnya sendiri apa adanya atau
ragu-ragu dan menyalahkan lingkungan sebagai disebut dengan body positivity. Lingkungan sekitar
penyebab bila menghadapi suatu masalah (Perdana, korban body shaming diharapkan lebih sadar dan
2019). Percaya diri seseorang dapat tumbuh apabila memberi perhatian lebih terkait perilaku body shaming
individu tersebut mampu melakukan komunikasi dan yang banyak terjadi serta dapat mulai menerima
interaksi dengan lingkungan sekitarnya secara baik. perbedaan apapun serta tidak mudah menghakimi
Kemampuan melakukan semua itu dapat orang lain karena perbedaan yang dimiliki. Dengan
menumbuhkan rasa percaya diri pada diri seseorang adanya peran lingkungan akan membuat kepercayaan
(Perdana, 2019). diri korban body shaming menjadi lebih baik dari
Hal lain yang dirasakan partisipan adalah rasa sebelumnya.
takut. Rasa takut dianggap oleh beberapa peneliti Body Shaming adalah penilaian seseorang
sebagai salah satu emosi dasar manusia (Umroh, mengenai tubuhnya yang menyebabkan timbul
2019). Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa perasaan bahwa tubuhnya memalukan karena
Indonesia) takut merupakan merasa gentar (ngeri) penilaian dirinya dan orang lain terhadap bentuk tubuh
menghadapi sesuatu yang dianggap akan ideal yang tidak sesuai dengan tubuhnya (Damanik,
mendatangkan bencana. Rasa takut inilah yang bisa 2018). Body shaming merupakan tindakan
menimbulkan kecemasan juga terhadap korban body membandingkan, mengkritik, atau menghina fisik,
shaming atau partisipan. Supriyono (2012 dalam penampilan, atau citra diri seeorang yang dilakukan
Kumbara, et al., 2018) mendefinisikan kecemasan oleh orang lain ataupun diri sendiri yang akan
adalah reaksi dari rasa takut terhadap atau didalam menimbulkan perasaan malu (Chaplin, 2005 dalam
suatu situasi. Secara lebih jelas kecemasan Sari, 2020).
menunjukkan suatu kecenderungan untuk Disampaikan psikolog anak dan remaja dari
mempersepsikan suatu situasi sebagai ancaman atau EduPsycho Research Institute, Yasinta Indrianti M.
stressful (situasi yang menekan). Kecemasan Psi, fase remaja memang sangat rentan bagi anak
dianggap sebagai akibat dari stress yang sanggup untuk menjadi korban bullying atau bahkan pelaku.
mempengaruhi tingkah laku. Menurutnya, fase remaja merupakan masa pencarian
Hasil penelitian Damanik (2018) menunjukkan jati diri yang terkadang, hal ini tak disikapi secara
bahwa partisipan penelitian mengalami kecemasan positif sehingga menyebabkan anak mejadi korban
dan malu diakibatkan penilaian orang lain mengenai atau pelaku bullying (Fauziah & Rahmiaji, 2019). Di
tubuhnya. Hal ini disebabkan karena partisipan Indonesia pada tahun 2015 ada sebanyak 206 kasus

Asmi Yasyfa Rusyda, Rahmi Imelisa*, Ibrahim Noch Bolla

Fakultas Ilmu dan Teknologi KesehatanUniversitas Jenderal Achmad Yani Cimahi


Korespondensi penulis: Rahmi Imelisa. * Email: rahmiimelisa@ymail.com

2
JOURNAL OF Community Health Issues, Volume 2, No. 1 April 2022: 1-7

Pengalaman siswi di SMK Kesehatan mengalami body shaming

body shaming dan terus meningkat sebanyak 966 kualitatif dengan desain fenomenologi untuk
kasus pada tahun 2018 yang ditangani oleh pihak mengetahui pengalaman siswi SMK yang mengalami
kepolisian dari seluruh Indonesia dan sudah body shaming. Partisipan pada penelitian ini adalah
diselesaikan sebanyak 374 kasus. Hasil survey yang siswi di salah satu SMK kesehatan di Kota Cimahi.
dilakukan oleh KPAI tahun 2019, mencatat ada Melalui teknik purposive sampling didapatkan
sebanyak 68% kasus body shaming yang dilakukan partisipan sebanyak 5 orang. Penelitian dilaksanakan
oleh siswa SMK di Indonesia (Pratama & Rahmasari, di salah satu SMK kesehatan di Kota Cimahi.
2020). Pengambilan data dengan teknik indepth intervieuw
Responden yang berusia 13-22 tahun menjadi dilakukan pada Bulan Juni 2022.
korban body shaming terbanyak dengan persentase Analisis data penelitian ini dilakukan dengan
yaitu 67,8%. Sedangkan hasil survey Body Peace membuat transkrip wawancara dan membacanya
Resolution yang dilakukan oleh Yahoo! Health tahun berulang-ulang sebanyak 3-4 kali agar peneliti dapat
2016 sekitar 94% remaja perempuan mendapat memahami pernyataan-pernyataan partisipan tentang
perlakuan body shaming, sedangkan remaja laki-laki pengalamannya mengalami body shamingdi
hanya sekitar 64% (Alini, dkk 2021). Berdasarkan hasil sekolahnya. Selanjutnya peneliti mengidentifikasi kata
penelitian Irmayanti, Rosita dan Hendriana (2020) kunci dan kemudian diberi tanda pada pernyataan
terhadap siswi SMAN se-kota Cimahi menunjukkan yang penting dan selanjutnya dikelompokkan.
bahwa terdapat persepsi negatif dari para siswi Selanjutnya peneliti menentukan arti setiap
terhadap bentuk tubuhnya dan orang lain. Dari jumlah pernyataan yang penting dari semua partisipan. Lalu
siswi 1385 didapatkan data sebanyak 308 siswi dan peneliti mengelompokkan data ke dalam berbagai
180 diantaranya cenderung memiliki nilai tinggi kategori untuk selanjutnya dipahami secara utuh dan
terhadap body shaming. menentukan tema-tema yang muncul. Dan selanjutnya
Berdasarkan hasil penelitian Zulfanny (2022) peneliti memvalidasi hasil analisis berupa tema- tema
didapatkan fakta bahwa fenomena body shaming tidak dengan cara menunjukkan kisi-kisi tema terhadap
hanya sekedar gemuk dan kurus. Body shaming yang partisipan.
dilakukan oleh individu lain mulai meluas ke seluruh Informasi yang didapatkan adalah informasi primer,
penampilan seperti warna kulit, rambut, bahkan karena penelitian langsung memperoleh data. Sumber
banyaknya jerawat. informasi yaitu siswi SMK kesehatan di Kota Cimahi.
Permasalahan body shaming ini akan Untuk menjamin keabsahan penelitian ada empat
mempengaruhi kesehatan seseorang, terutama kriteria yang dilakukan, yaitu credibility (derajat
kesehatan jiwa. Dalam ranah keperawatan, kepercayaan), transferability (keteralihan),
permasalahan ini perlu menjadi perhatian dalam dependability (ketergantungan), dan confirmability
keperawatan jiwa. Diperlukan tindakan untuk (kepastian).
mencegah terjadinya body shaming yang akan
menjadi stressor bagi kesehatan jiwa seseorang. Dan HASIL
juga diperlukan tindakan untuk memulihkan seseorang Peneliti menggunakan metoda analisa Collaizi dan
yang sudah mengalami tindakan body shaming. mendapatkan 4 tema; yaitu 1) Kejadian body shaming
Edukasi mengenai tindakan body shaming dan di sekolah, 2) Penyebab body shaming, 3) Dampak
pengaruhnya pada kesehatan jiwa seseorang, dan body shaming, dan 4) Respon korban body shaming.
konseling untuk korban body shaming diperlukan
dalam peran perawat. Untuk mengetahui lebih dalam PEMBAHASAN
mengenai kejadian body shaming dan dampaknya Kejadian body shaming di sekolah
pada kesehatan seseorang maka diperlukan penelitian Dalam penelitian ini, dapat digambarkan mengenai
mengenai ‘pengalaman siswi SMK kesehatanyang bagaimana kejadian body shaming yang dialami oleh
mengalami body shaming’. partisipan. Body shaming merupakan tindakan
membandingkan, mengkritik, atau menghina fisik,
METODE penampilan, atau citra diri seeorang yang dilakukan
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian oleh orang lain ataupun diri sendiri yang akan

Asmi Yasyfa Rusyda, Rahmi Imelisa*, Ibrahim Noch Bolla

Fakultas Ilmu dan Teknologi KesehatanUniversitas Jenderal Achmad Yani Cimahi


Korespondensi penulis: Rahmi Imelisa. * Email: rahmiimelisa@ymail.com

3
JOURNAL OF Community Health Issues, Volume 2, No. 1 April 2022: 1-7

Pengalaman siswi di SMK Kesehatan mengalami body shaming

menimbulkan perasaan malu (Chaplin, 2005 dalam mendatangkan akibat baik positif maupun negatif.
Sari, 2020). Perasaan malu merupakan suatu respon Pengaruh adalah daya yang ada dan timbul dari
ketika seseorang mengalami tindakan body shaming. sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak,
Partisipan memahami kejadian body shaming kepercayaan atau perbuatan seseorang. Pengaruh
sebagai tindakan menjelekkan kondisi fisiknya, adalah suatu keadaan dimana ada hubungan timbal
pandangan buruk orang lain mengenai dirinya, dan balik atau hubungan sebab akibat antara apa yang
mengejek. Hal ini sesuai dengan penelitian mempengaruhi dengan apa yang dipengaruhi
(Rahmawati dan Zuhdi, 2022) bahwa informan yang (Suharso & Retnoningsih, 2011).
mengalami perlakuan body shaming membuatnya Dalam penelitian ini peneliti menemukan dampak
merasa rendah diri, dimana informan tidak memiliki yang dirasakan oleh partisipan merupakan dampak
rasa percaya terhadap dirinya serta merasa malu dan negatif yaitu adanya rasa malu ketika bertemu dengan
minder dengan orang lain, sebab mereka merasa tidak orang baru, dan merasa tidak percaya diri dengan
bisa memenuhi standar yang ada di masyarakat. bentuk tubuh yang dimiliki sehingga menganggu pola
Kepercayaan diri merupakan sikap pada diri makan sehari-hari agar dapat memiliki bentuk tubuh
seseorang yang dapat menerima kenyataan, yang diinginkan.
mengembangkan kesadaran diri, berpikir positif, Menurut (Khairunnisa, 2020) dampak negatif
memiliki kemandirian, dan mempunyai kemampuan adalah keinginan untuk membujuk, meyakinkan,
untuk memiliki suatu yang diinginkan ( Anthony, 1992 mempengaruhi, atau memberi kesan kepada orang
dalam Andiwijaya & Liauw, 2019). lain, dengan tujuan agar mereka mengikuti atau
mendukung keinginannya yang buruk dan
Penyebab body shaming menimbulkan akibat tertentu. Akibat yang ditimbulkan
Dalam penelitian ini, didapatkan faktor yang dari tindakan body shaming ini salah satunya adanya
menyebabkan terjadinya body shaming. Penelitian perasaan malu ketika bertemu dengan orang baru. Hal
Sihombing (2021) menjelaskan bahwa pelaku body ini sejalan dengan hasil penelitian Damanik (2018),
shaming melakukan body shaming karena mereka bahwa partisipan penelitian mengalami kecemasan
mungkin memiliki kemampuan empati yang rendah. dan malu diakibatkan penilaian orang lain mengenai
Ketidakmampuan pelaku untuk berempati tubuhnya. Hal ini disebabkan karena partisipan
menyebabkan mereka kurang mampu untuk melihat mendapatkan penilaian dari diri sendiri dan penilaian
dari sudut pandang orang lain, mengenali perasaan lingkungan akan tubuhnya.
orang lain dan menyesuaikan kepeduliannya dengan Akibat lain yang ditimbulkan dari tindakan body
tepat. Kurangnya rasa peka akan kondisi orang lain shaming pada penelitian ini partisipan merasa tidak
membuat pelaku tidak memahami akan kondisi yang percaya diri sehingga menganggu pola aktivitas
dialami korban seperti perasaan sedih, tidak nyaman makan sehari-hari demi memiliki bentuk tubuh ideal
dan perasaan dihina yang dialaminya. yang diinginkan. Penderita cenderung memiliki rasa
Adapun pelaku body shaming merupakan teman- kepercayaan diri yang rendah karena mereka merasa
teman terdekat bahkan keluarga. Adapun faktor yang tidak memiliki bentuk tubuh yang kurus dan langsing
membuat partisipan merasa tidak percaya diri adalah (Eating Disorders Venture, 2006 dalam Sari &
kondisi muka yang berjerawat disebabkan oleh Rosyidah, 2020).
hormon serta bentuk tubuh yang dimiliki. Rasa kurang Pendapat yang hampir sama juga disampaikan
percaya diri yang dirasakan oleh partisipan merupakan oleh Krisnani, dkk (2017 dalam Sari & Rosyidah, 2020)
hal yang wajar ketika partisipan mengalami yang menyatakan bahwa faktor genetik, kepercayaan
pengalaman yang buruk berupa kritikan ataupun diri yang rendah, pola makan dan citra tubuh
hinaan terhadap tubuh yang dimiliki. merupakan sebagian dari faktor penyebab dari pola
makan yang menyimpang. Remaja perempuan yang
Dampak body shaming merasa kurang mampu menerima diri apa adanya,
Kejadian bodyshaming memberikan dampak dengan beranggapan bahwa memiliki tubuh kurus
kepada partisipan. Menurut Kamus Besar Bahasa akan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan
Indonesia dampak adalah benturan, pengaruh yang pergaulan disekitarnya, menjadikan sebagai tantangan

Asmi Yasyfa Rusyda, Rahmi Imelisa*, Ibrahim Noch Bolla

Fakultas Ilmu dan Teknologi KesehatanUniversitas Jenderal Achmad Yani Cimahi


Korespondensi penulis: Rahmi Imelisa. * Email: rahmiimelisa@ymail.com

4
JOURNAL OF Community Health Issues, Volume 2, No. 1 April 2022: 1-7

Pengalaman siswi di SMK Kesehatan mengalami body shaming

untuk melakukan diet walaupun dengan cara ekstrim kesediaan seseorang untuk bertingkah laku saat
yang dapat membahayakan kesehatannya dan menghadapi suatu rangsangan tertentu, yang
menimbulkan kecenderungan anorexia nervosa 6 didalamnya terdapat aksi dan reaksi terhadap
(Ratnawati, Dkk., 2012 dalam Sari & Rosyidah, 2020). lingkungannya. Adapun respon partisipan yang
mengalami body shaming dikategorikan sebagai
Respon korban body shaming respons pasif dan asertif (Sihombing, 2021).
Menurut Jhon. M. Echoles dan Hassan Shadily Respon pasif merupakan respon dimana individu
(2019) Respon berasal dari kata response, yang tidak mampu mengungkapkan perasaan yang dialami,
berarti jawaban, balasan atau tanggapan (reaction). sifat tidak berani mengemukakan keinginan dan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, respon pendapat sendiri, tidak ingin menjadi konflik karena
diartikan sebagai tanggapan, jawaban dan reaksi takut akan tidak disukai atau menyakiti perasaan
psikologis-metabolik terhadap tibanya suatu rangsang, orang lain.Pada beberapa informan menunjukan
ada yang bersifat otomatis seperti refleksi dan reaksi respons pasif yang menerima begitu saja tindakan
emosional langsung, adapula yang bersifat terkendali. body shaming yang menimpa mereka. Mereka
Respon seseorang yang mengalami body shaming menerima dengan pasrah segala bentuk komentar
akan beragam tergantung pengalaman yang mereka menyinggung ataupun ejekan yang dilontarkan oleh
alami. Respons pada prosesnya didahului oleh sikap teman-teman mereka tanpa berani untuk melakukan
individu, karena sikap merupakan kecenderungan atau suatu penolakan. Menurut keterangan partisipan body
kesediaan seseorang untuk bertingkah laku saat shaming yang mereka alami menmbulkan rasa sakit
menghadapi suatu rangsangan tertentu, yang hati yang membuat mereka sering menangis sehingga
didalamnya terdapat aksi dan reaksi terhadap merasa tidak nyaman dan tidak percaya diri dalam
lingkungannya. Adapun respon seseorang yang melakukan interaksi.
mengalami body shaming salah satunya sikap Respon asertif merupakan respons pengungkapan
membandingkan diri dengan orang lain. Contohnya marah tanpa menyakiti, melukai perasaan orang lain.
ketika membuka media sosial melihat artis yang Perilaku asertif memerlukan rasa percaya diri yang
memiliki bentuk tubuh yang ideal tak jarang kita tinggi. Dengan rasa percaya diri, maka siswi yang
langsung membandingkan bentuk tubuh sendiri mengalami body shaming akan berani menolak
dengan bentuk tubuh salah satu artis tersebut, perlakuan body shaming yang mereka alami meskipun
sehingga hal itu dapat menimbulkan rasa kurang sebetulnya merasa tidak enak hati.
percaya diri. Mereka mengungkapkan respons tegas yang tidak
Dalam penelitian ini didapatkan upaya partisipan setuju terhadap tindakan body shaming yang menimpa
setelah mendapatkan perlakuan body shaming yang mereka dan berusaha mengungkapkan pengertian
dikategorikan menjadi respon partisipan saat untuk sebuah penolakan. Mereka bersikap asertif
mendapatkan perilaku body shaming.serta upaya di untuk mengekspresikan hak pribadinya. Mereka
masa yang akan datang terhadap tindakan dan pelaku menganggap bahwa tindakan body shaming yang
body shaming. dilontarkan sudah termasuk kekerasan yang mereka
Menurut Jhon. M. Echoles dan Hassan Shadily alami.
(2019) Respon berasal dari kata response, yang Mereka yang menunjukan sikap asertif adalah
berarti jawaban, balasan atau tanggapan (reaction). mereka yang sudah memiliki kesadaran dan paham
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, respon dengan pengetahuan tentang body shaming yang
diartikan sebagai tanggapan, jawaban dan reaksi merupakan suatu tindakan kekerasan. Dengan
psikologis-metabolik terhadap tibanya suatu rangsang, melakukan interaksi terhadap pelaku mereka
ada yang bersifat otomatis seperti refleksi dan reaksi menunjukan sikap terbuka dan adanya sebuah
emosional langsung, adapula yang bersifat terkendali. harapan agar pelaku body shaming tidak lagi
Respon seseorang yang mengalami body shaming melakukan perbuatannya. Hal ini yang dilakukan oleh
akan beragam tergantung pengalaman yang mereka partisipan 2 terhadap body shaming yang dilontarkan
alami. Respons pada prosesnya didahului oleh sikap oleh teman-temannya. Dari beberapa respon
individu, karena sikap merupakan kecenderungan atau partisipan tersebut berupa tindakan yang dilakukan

Asmi Yasyfa Rusyda, Rahmi Imelisa*, Ibrahim Noch Bolla

Fakultas Ilmu dan Teknologi KesehatanUniversitas Jenderal Achmad Yani Cimahi


Korespondensi penulis: Rahmi Imelisa. * Email: rahmiimelisa@ymail.com

5
JOURNAL OF Community Health Issues, Volume 2, No. 1 April 2022: 1-7

Pengalaman siswi di SMK Kesehatan mengalami body shaming

partisipan setelah mendapatkan body shaming dan Andiwijaya & Liauw. (2019). Pusat Pengembangan
berupa upaya yang akan dilakukan partisipan Kepercayaan Diri. Jakarta: Jurnal Stupa. Vol 1(2),
terhadap tindakan dan pelaku body shaming. Oktober 2019. ISBN 2685-5631.
Dalam penelitian ini menurut keterangan partisipan Cahyani, R.R. (2018). Efektivitas Cognitive Behavior
respon yang ditunjukkan oleh partisipan sangat Therapy untuk Menurunkan Tingkat Body Shaming,
beragam. Ada yang bersikap menjauhi pelaku dan Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri
adapula yang bersikap sewajarnya saja tidak menjauhi Maulana Malik Ibrahim, Malang.
dan berusaha untuk bersikap masa bodoh. Damanik, T. (2018). Dinamika Psikologis Perempuan
Bagaimanapun tindakan body shaming yang dialami Mengalami Body Shame, Skripsi. Universitas Sanata
partisipan sangat berpengaruh terhadap dirinya Dharma, Yogyakarta.
karena rasa tersakiti yang dirasakan oleh partisipan Echols, J. M., & Shadily, H. (1975). Kamus inggris
dapat membekas serta body shaming yang dialami indonesia.
dapat mempengaruhi kepercayaan dirinya. Dan Fauzia, T. F., & Rahmiaji, L. R. (2019). Memahami
didapatkan upaya yang akan dilakukan di masa yang pengalaman body shaming pada remaja
akan datang yaitu menjauhi pelaku body perempuan. Interaksi Online, 7(3), 238-248.
shaminguntuk menghindari dampak negatif pada diri Haryati, dkk. (2021). Peran Lingkungan Terhadap Rasa
sendiri Percaya Diri Mahasiswa Yang Mengalami Body
Shaming. Bulletin f Counseling and psychotherapy.
SIMPULAN Vol 3(2).
Perasaan malu sebagai dampak ketika seseorang Irmayanti, dkk. (2020). Persepsi Body Shame Pada Siswi
mengalami tindakan body shaming. Kejadian body SMA Negeri Se-Kota Cimahi. Jurnal Penelitian
shaming sebagai tindakan menjelekkan kondisi Bimbingan dan Konseling. Vol 5(2).
fisiknya, pandangan buruk orang lain mengenai KBBI, 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
dirinya, dan mengejek. Dilakukan oleh teman-teman [Online] Available at : https://kbbi.web.id/takut [Diakses
dan keluarga sendiri yang mengakibatkan kurangnya 11 Juli 2022].
percaya diri. Sebagian responden meresspon dengan KBBI, 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
pasif dan asertif terhadap body shaming. [Online] Available at : https://kbbi.web.id/dampak
[Diakses 06 Agustus 2022].
SARAN Kumbara, H., Metra, Y., & Ilham, Z. (2018). Analisis
Bagi Institusi sekolah hasil penelitian ini tingkat kecemasan (anxiety) dalam menghadapi
menunjukkan bahwa perilaku body shaming rentan pertandingan atlet sepak bola Kabupaten Banyuasin
terjadi terutama pada siswi di sekolah. Oleh karena itu pada Porprov 2017. Jurnal Ilmu Keolahragaan, 17(2),
disarankan pada institusi sekolah untuk merancang 28-35.
kegiatan untuk memberikan pemahaman pada siswa/i Perdana, F. J. (2019). Pentingnya kepercayaan diri dan
didiknya mengenai buruknya tindakan body shaming motivasi sosial dalam keaktifan mengikuti proses
dan dampaknya pada seseorang. kegiatan belajar. Edueksos: Jurnal Pendidikan Sosial
Bagi siswi di sekolah diharapkan dapat bersikap & Ekonomi, 8(2).
asertif sehingga dirinya tidak menjadi pelaku body Pratama, A. S & Rahmasari, D. (2020). Hubungan Antara
shaming, dapat mencegah dan menghadapi pelaku Body Shaming dan Happiness dengan Konsep Diri
body shaming. Serta meningkatkan kemampuan sebagai Variabel Mediator. Surabaya: Jurnal
koping individu agar kondisi kesehatan jiwanya tetap Penelitian Psikologi. Vol 7(3), 5-94.
optimal. Rahmawati & Zuhdi. (2022). Pengaruh Body Shaming
Terhadap Kepercayaan Diri Mahasiswa Di Universitas
DAFTAR PUSTAKA Ali Sayyid Rahmatullah Tulungangung. Tulungangung
Alini, dkk. (2021). Gambaran Kejadian Body Shaming dan : Jurnal Ilmiah BK. Vol 5(1) 27-33.
Konsep Diri Pada Remaja Di SMKN 1 Kuok, Laporan Retnoningsih, S. (2011). Kamus Besar Bahasa
Penelitian. Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai. Indonesia. Widya Karya. Semarang.
Riau. Roosihermiatie, B., Leksani, I. N. E., Oktarina, O., &

Asmi Yasyfa Rusyda, Rahmi Imelisa*, Ibrahim Noch Bolla

Fakultas Ilmu dan Teknologi KesehatanUniversitas Jenderal Achmad Yani Cimahi


Korespondensi penulis: Rahmi Imelisa. * Email: rahmiimelisa@ymail.com

6
JOURNAL OF Community Health Issues, Volume 2, No. 1 April 2022: 1-7

Pengalaman siswi di SMK Kesehatan mengalami body shaming

Khairunnisa, M. (2020). Tenageer Behaviors and Perempuan (Studi Kasus Mahasiswi FISIP USU),
Teenager Pregnancies in Limakoli Village, Rote Ndao Skripsi. Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara.
District, East Nusa Tenggara Province, Umroh, L. (2019). Penerapan Teknik Modifikasi Perilaku
Indonesia. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 23(4), Desensitisasi In Vivo untuk Mengatasi Fobia terhadap
284-293. Lem Kertas pada Anak Usia 5-6 Tahun: studi kasus tk
Sari, R. P. (2020). Hubungan Body Shaming dengan islam al-istikmal juwet nanom gresik (Doctoral
Interaksi Sosial Teman Sebaya Di SMKN 7 Tangerang dissertation, UIN Sunan Ampel Surabaya).
Selatan, Skripsi. Jakarta. Universitas Islam Syarif Zulfanny, A. (2022). Fenomena Body Shaming Sebagai
Hidayatullah. Bentuk Perilaku Kekerasan Kepada Perempuan
Sari, T. I., & Rosyidah, R. (2020). Pengaruh Body Dalam Teori Interseksionalitas Crenshaw di
Shaming terhadap Kecenderungan Anorexia Nervosa Kecamatan Sukodono Kabupaten Sidoarjo, Skripsi.
pada Remaja Perempuan di Surabaya. Personifikasi: Surabaya. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Jurnal Ilmu Psikologi, 11(2), 202-217. Surabaya.
Sihombing, J. (2021). Fenomena Body Shaming Terhadap

Asmi Yasyfa Rusyda, Rahmi Imelisa*, Ibrahim Noch Bolla

Fakultas Ilmu dan Teknologi KesehatanUniversitas Jenderal Achmad Yani Cimahi


Korespondensi penulis: Rahmi Imelisa. * Email: rahmiimelisa@ymail.com

You might also like