You are on page 1of 12

1.

Pendahuluan
Amplifier adalah komponen elektronika yang dipakai untuk menguatkan daya atau
tenaga secara umum. Dalam pengunaannya, amplifier akan menguatkan sinyal suara
yaitu memperkuat arus (I) dan tegangan (V) listrik dari inputnya. Sedangkan outputnya
akan menjadi arus listrik dengan daya yang lebih besar[1]. Pada saat ini para produsen
industri di bidang audio berlomba-lomba untuk menciptakan suatu perangkat driver yang
lebih kompleks dan mampu menghasilkan suara dengan sangat detail dan lebih clarity
yaitu dengan cara melakukan riset pada berbagai macam kelas driver. Dimana yang
dimaksud dengan clarity disini adalah kualitas suara yang dihasilkan dari power amplifier
yang telah diteliti atau yang telah diimplementasikan dapat terdengar dengan lebih jelas
tanpa ada noise ketika input dikecilkan maupun dibesarkan[2].
Untuk jenis power amplifier yang sangat banyak diminati adalah kelas G dan D karena
memiliki efisiensi daya yang tinggi. Yang jadi permasalahan untuk saat ini adalah harga
komponen driver yang lebih mahal daripada kelas AB maka diciptakan modul stepper
tegangan untuk bisa menaikkan kelas driver AB menjadi kelas G. Stepper ini berfungsi
sebagai kontrol Tegangan Suplai (VCC) transistor final. Pada saat power amplifier
membutuhkan suplai tegangan yang tinggi dikarenakan sinyal input power amplifier
semakin besar maka stepper akan mengkondisikan tegangan pada transistor final naik ke
tegangan yang lebih tinggi (Hi Voltage)[3].
Driver power amplifier class AB memiliki disipasi daya yang lebih besar daripada class G
dikarenakan class G memiliki efisiensi daya sebesar 60% - 80% tergantung pada jenis power
supply yang digunakan diantaranya 2 step (Low Voltage – Hi Voltage) dan 3 step (Low voltage
– Mid Voltage – Hi Voltage)[4] sedangkan class AB memiliki efisiensi sebesar 50%[5], dan
catu daya yang konstan, bilamana class AB digunakan dalam daya yang kecil (volume kecil)
dengan sifat class AB yang memiliki catu daya konstan maka banyak tegangan VCC yang
terbuang sehingga tidak efisien. Sedangkan untuk class G memiliki lebih dari satu catu
daya dimana catu daya tersebut terdiri dari catu daya tegangan rendah (Low Volatge) dan
catu daya tegangan tinggi (Hi Voltage) dimana saat sinyal input kecil maka keluaran power
amplifier akan semakin kecil. Dalam hal ini power amplifier akan bekerja pada posisi catu
daya rendah (Low Voltage) dan sebaliknya[6].
Dari permasalahan diatas penulis ingin membuat sebuah rangkaian stepper yang
bertujuan agar disipasi daya dari class AB dapat diminimalkan sedemikian rupa sehingga
class AB dapat naik tangkat atau mendekati ke driver power amplifier class G.

2. Metode
Sistem ini dirancang menggunakan metode adaptif power supply dimana pada power
amplifier diberikan sebuah driver untuk mengontrol tegangan transistor final. Driver
tersebut disebut sebagai stepper. Pada driver stepper terdapat IC IR2117 yang digunakan
untuk men-drive mosfet IRF3710. Pada saat power amplifier menerima sinyal input yang
besar dan power amplifier juga mengeluarkan output (Vo) yang besar stepper akan
mendeteksi output power amplifier, apabila power amplifier menghasilkan output (Vo) besar
maka stepper akan mengkondisikan tegangan pada transistor final berada pada tegangan
power suplai yang tinggi (Hi Voltage). Begitu sebaliknya, apabila stepper mendeteksi output
(VO) power amplifier kecil maka stepper akan mengkondisikan tegangan pada transistor final
berada pada tegangan power suplai rendah (Low Voltage). Untuk memahami lebih lanjut

1
dapat dilihat pada Gambar 1. Diagram Alur untuk sistem kerja perangkat dan pada
Gambar 2 untuk alur system yang direalisasikan.

Gambar 1. Diagram Alur Kerja Sistem

Gambar 2. Gambar Alur System

2
Rancang Bangun Stepper Suplai Power Amplifier Class G
Adityo Winardi, Budihardja Murtianta, Gunawan Dewantoro

2.1. Power Supply Unit (PSU)


Pada power supply menggunakan 1 buah Trafo step-down 5A CT 45V. pada trafo
tegangan output yang digunakan adalah 25V untuk tegangan suplai rendah (Low Voltage)
dan 45V untuk tegangan suplai tinggi (Hi Voltage). Untuk proses penyearah, power suplai
ini menggunakan 2 buah dioda bridge dan 4 buah elko untuk mengkonversi tegangan AC
menjadi DC. Skema Power Supply 2 step dapat dilihat seperti pada Gambar 3.

D1 + Hi Voltage
BRIDGE

+
C1
10000uF
45V + Low Volatge

+
C2
25V 10000uF

CT CT (Ground)
D2
25V BRIDGE

+
C3
10000uF
45V - Low Voltage
+ C4
10000uF
- Hi Voltage

Gambar 3. Skema Power Suplai 2 Step

2.2. Driver Stepper


Driver stepper menggunakan 2 buah IC IR2117 yang digunakan untuk men-drive 2 buah
mosfet IRF3710. Driver mosfet tersebut menerima input triger dari keluaran power amplifier.
Apabila output (VO) power amplifier belum melewati batas tegangan threshold (Low Voltage)
maka stepper berada dalam kondisi tidak aktif dan stepper memberikan tegangan suplai
rendah pada transistor final. Sebaliknya apabila output (VO) power amplifier melewati batas
tegangan threshold (Low Voltage) maka stepper berada dalam posisi aktif dan memberikan
suplai tegangan tinggi (Hi Voltage) pada transistor final. Skema rangkaian stepper dapat
dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Skema Stepper

3
2.3. Driver OCL Class AB
Driver class AB merupakan perpaduan dari driver yang telah di ciptakan terlebih
dahulu yaitu Class A dan Class B[7]. Power Amplifier Class A diakui mempunyai mutu suara
sangat detail dan juga jernih tetapi mempunyai kekurangan yaitu lebih cepat panas
sehingga tidak efisien[8] dan kurang sesuai untuk power amplifier berdaya besar.
Sedangkan power amplifier Class B mempunyai konfigurasi push-pull, dimana lebih efektif
serta lebih dingin daripada Class A.Tetapi harus mengorbankan dengan adanya cacat
crossover yang cukup signifikan[9] sehingga diciptalah power amplifier Class AB yang
merupakan gabungan dari 2 jenis Class A dan Class B. Class AB yang paling umum
ditemukan adalah driver OCL (Output Capacitor Less = keluaran tanpa kapasitor)[10],
yaitu rangkaian amplifier yang memiliki skema rangkaian dari transistor/IC penguat final
langsung ke speaker (tanpa perantara apapun). Umumnya tegangan suplai amplifier ini
simetris yaitu + (positif), 0 (ground), – (negatif). Fungsi dari driver tersebut adalah untuk
men-drive transistor final yang akan digunakan untuk memperkuat daya dari sinyal input.
Pada driver diberikan 2 set transistor final yaitu 2SC5200 (NPN) dan 2SA1943 (PNP).
Rangkaian driver OCL dapat dilihat seperti pada Gambar 5 berikut.
V1 V2
R10 60V 60V
100

+
C4 R5
100uF Bias - 330
C10 C11
+

Q6 Q7
ECG291 ECG292 10000uF 10000uF

+
+
C6 29.00 V
R4 565.6mV Q4 Q1 AC V
680 100pF 2N2955 2N2955
AC V
D1
DIODE
R14 R16 R18 -63.33mV
D4 330 0.5 0.5 DC V
1N4148
C1 R6
100nF 30k
Q10 Q11
2N3634 2N3634 C7
R2 R3 C5 D5 100nF
+

D2 30k
DIODE 100k C2 100uF 1N4148
+

100uF R17 R19


R13 0.5 SPK1
4k7 0.5 R7
Q3 R8 10 4
2N3634 560 R11 Q8
2200 ECG291
Q5 Q2
D3 2N3055 2N3055
1N4148 R1 C3
Bias + 330 100uF R9
100
+

R26
V4 2k
-800m/800mV C8 R21 U1
1uF TL072 C9
+ 10k + 1uF R27
+ R28
10k 2k
R20 D6 D7
1kHz
+

47k C12 1N4744 1N4744


R22 R23 100uF
10k 47k
R24
47k
+

R25 C13
50k 9% 100uF

Gambar 5. Rangkaian Driver Class AB

4
Rancang Bangun Stepper Suplai Power Amplifier Class G
Adityo Winardi, Budihardja Murtianta, Gunawan Dewantoro

3. Hasil dan Pembahasan


Berikut ini adalah gambar bentuk realisasi alat yang di Rancang. Rangkaian
keseluruhan alat dapa disajikan seperti yang ditunjukan pada gambar 6.

Gambar 6. Realisasi Alat

3.1 Pengujian Power Supply Unit (PSU)


Setelah perakitan power supply unit selesai, dilakukan pengukuran output tegangan DC
dengan menggunakan multimeter. Berikut ini hasil pengukuran tegangan output DC pada
power supply unit terdapat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Ukur Tegangan Output PSU

Tabel Keluaran Power Supply Unit


Output Trafo Output DC + Output DC -
25VAC-CT 34,5VDC 34,5VDC
45VAC-CT 62VDC 62VDC

Berdasarkan hasil dari Tabel 1. Hasil ukur tegangan output PSU diatas, tegangan output
power supply terdiri dari 2 step, step 1 adalah 25VAC dan step 2 adalah 45VAC. Step 1
digunakan untuk tegangan rendah (Low Voltage) dan step 2 digunakan untuk tegangan
tinggi (Hi Voltage). Seperti pada gambar 7.

Gambar 7. Rangkaian Power Supply 2 Step.

5
3.2 Rangkaian Stepper
Rangkaian stepper yang berfungsi untuk memindah (swicthing) tegangan dari Low
Voltage ke Hi Voltage ataupun sebaliknya. Rangkaian stepper ini menerina sumber tegangan
dari power supply sebelum di distribusikan ke transistor final. Rangkaian stepper menerima
triger dari output power amplifier. Pada driver stepper ini menggunakan 2 buah IC IR2117
untuk men-drive 2 buah mosfet IRF3710 dan dilengkapi lampu LED, apabila LED tidak
hidup menandakan stepper dalam kondisi tidak aktif, apabila LED menyala menandakan
stepper dalam kondisi aktif. Rangkain jadi stepper dapat disajikan seperti pada Gambar 8.

Gambar 8. Rangkaian Stepper

3.3 Rangkaian Driver Class AB (OCL)


Driver class AB merupakan gabungan dari driver yang telah di ciptakan dahulu yaitu
kelas A serta kelas B. Power amplifier Class A memang mempunyai hasil suara sangat detail
dan jernih tetapi mempunyai kekurangan yaitu lebih cepat panas sehingga kurang sesuai
untuk digunakan sebagai power amplifier berdaya besar. Sedangkan amplifier Class B
mempunyai konfigurasi push-pull, dimana dinilai lebih efektif serta lebih dingin daripada
kelas A tetapi harus mengorbankan dengan adanya cacat crossover sehingga diciptalah
power amplifier Class AB yang merupakan gabungan dari 2 jenis power amplifier kelas A dan
kelas B tadi sehingga jadi kelas AB[11]. Fungsi dari driver tersebut adalah untuk men-drive
transistor final yang akan digunakan untuk memperkuat daya dari sinyal yang di input.
Pada driver diberikan 2 set transistor final yaitu 2SC5200 (NPN) dan 2SA1943 (PNP).
Rangkaian driver class AB dapat dilihat seperti pada Gambar 9.

Gambar 9. Driver Class AB

6
Rancang Bangun Stepper Suplai Power Amplifier Class G
Adityo Winardi, Budihardja Murtianta, Gunawan Dewantoro

3.4 Hasil Percobaan Sistem


Berikut ini terdapat beberapa hasil percobaan yang dilakukan.
3.4.1 Driver Class AB dengan Stepper Kondisi Tidak Aktif
Pada percobaan ini power amplifier diberi input berupa sinyal Sinus
dengan frequensi 1kHz dan amplitudo yang disesuiakan ketika output (VO)
belum melewati batas tegangan rendah (Low Voltage). Gambar output (VO)
dan tegangan (VCC) dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Output Power Amplifier

Garis Biru = Output Power Amplifier (VO)


Garis Kuning = Tegangan VCC Transistor Final

Dalam kondisi stepper tidak aktif, power amplifier menghasilkan


tegangan pada beban sebesar 18,2VRMS dan arus pada beban sebesar 1,97
ampere (A) dan daya yang digunakan untuk power amplifier memperkuat
sinyal input adalah 91,3 Watt. Untuk hasil pengukuran output (VO), Arus
(I) dan Daya yang diserap (PS) dapat dilihat pada Gambar 11, Gambar 12,
dan Gambar 13.

Gambar 11. Tegangan Output Gambar 12. Arus Pada Gambar 13. Daya Serap (Ps)
(Vo) Beban

7
Untuk penghitungan daya power amplifier (PO) dapat dihitung
menggunakan rumus Persamaan PO = VO × IL maka PO = 18,2V × 1,97A =
35,8 Watt dari perhitungan tersebut didapatkan hasil daya power amplifier
sebesar 35,8 Watt pada beban 8Ω. Untuk efisiensi daya dapat dihitung
menggunakan Persamaan

𝑃o
𝐸𝑓𝑓 = × 100% (1)
𝑃s
Eff = Efisiensi
PO = Daya Output
PS = Daya Serap
Dari Persamaan 1 didapatkan hasil efisiensi untuk power amplifier
class AB pada saat stepper tidak aktif adalah sebesar 39,2%.

3.4.2 Driver Class AB dengan Stepper Kondisi Aktif


Pada percobaan ini power amplifier diberi input berupa sinyal Sinus
dengan frekuensi 1kHz dan amplitudo yang disesuiakan ketika output (VO)
melewati batas tegangan rendah (Low Voltage). Gambar output (VO) dan
tegangan (VCC) dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14. Output Power Amplifier (Vo)

Garis Biru = Output Power Amplifier (VO)


Garis Kuning = Tegangan VCC Transistor Final

Dalam kondisi aktif, power amplifier menghasilkan tegangan pada


beban sebesar 38,6VRMS dan arus pada beban sebesar 4,146 ampere (A)
dan daya yang digunakan untuk power amplifier memperkuat sinyal input
adalah 234,2 Watt. Untuk hasil pengukuran output (VO), Arus (I) dan
Daya yang diserap (PS) dapat dilihat pada Gambar 15, Gambar 16, dan
Gambar 17.

8
Rancang Bangun Stepper Suplai Power Amplifier Class G
Adityo Winardi, Budihardja Murtianta, Gunawan Dewantoro

Gambar 15. Output (Vo) Gambar 16. Arus Pada Beban Gambar 17. Daya Serap (Ps)

Untuk penghitungan daya power amplifier (PO) dapat dihitung


menggunakan rumus Persamaan PO = VO × IL (2) maka PO = 38,6V ×
4,146A = 160 Watt dari perhitungan Persamaan 2 tersebut didapatkan
hasil daya power amplifier sebesar 160 Watt pada beban 8Ω. Untuk
efisiensi daya dapat dihitung menggunakan Persamaan

𝑃o
𝐸𝑓𝑓 = × 100% (2)
𝑃s
Eff = Efisiensi
PO = Daya Output
PS = Daya Serap
Dari Persamaan 2 didapatkan hasil efisiensi untuk power amplifier
class AB pada saat stepper dalam kondisi aktif adalah sebesar 68,3%.

3.4.3 Driver Class AB Tanpa Stepper


Pada percobaan ini power amplifier diberi input berupa sinyal Sinus
dengan frequensi 1kHz dan amplitudo disesuaikan ketika output (VO)
hampir terjadi cacat (clipping). Gambar output (VO) dan tegangan (VCC)
dapat dilihat pada Gambar 18.

Gambar 18. Output Amplifier Class AB

9
Garis Biru = Output Power Amplifier (VO)
Garis Kuning = Tegangan VCC Transistor Final

Dalam kondisi ini, power amplifier disuplai tegangan konstan


(Class AB). Power amplifier menghasilkan tegangan pada beban sebesar
36VRMS dan arus pada beban sebesar 3,962 ampere (A) dan daya yang
digunakan untuk power amplifier memperkuat sinyal input adalah 262,5
Watt. Untuk hasil pengukuran output (VO), Arus (I) dan Daya yang diserap
(PS) dapat dilihat pada Gambar 19, Gambar 20, dan Gambar 21..

Gambar 19. Output (Vo) Gambar 20. Arus Pada Beban Gambar 21. Daya Serap (Ps)

Untuk penghitungan daya power amplifier (PO) dapat dihitung


menggunakan rumus Persamaan PO = VO × IL (3) maka PO = 36V × 3,962A
= 142,6 Watt dari perhitungan Persamaan 3 tersebut didapatkan hasil daya
power amplifier sebesar 142,6 Watt pada beban 8Ω. Untuk efisiensi daya
dapat dihitung menggunakan Persamaan

𝑃o
𝐸𝑓𝑓 = × 100% (3)
𝑃s
Eff = Efisiensi
PO = Daya Output
PS = Daya Serap
Dari Persamaan 3 didapatkan hasil efisiensi untuk power amplifier
class AB adalah sebesar 54,3%.

10
Rancang Bangun Stepper Suplai Power Amplifier Class G
Adityo Winardi, Budihardja Murtianta, Gunawan Dewantoro

Berdasarkan beberapa hasil percobaan diatas dapat diketahui bahwa power


amplifier dengan penambahan stepper memiliki efisiensi daya lebih besar daripada power
amplifier tanpa stepper. Hal ini dikarenakan power amplifier dengan penambahan stepper
hanya menggunakan catu daya yang besar pada saat keluaran power amplifier (VO) juga
besar dan pada saat keluaran power amplifier kecil maka stepper akan mengkondisikan power
amplifier berada pada catu daya yang rendah. Hasil uji dapat dilihat melalui tabel hasil
pengujian seperti Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. Hasil Pengujian

Stepper Vo ILoad PO Ps Efisiensi


Aktif 38,6 V 4,146 A 160 W 234.2 W 68,30%
Tidak Aktif 18,2 V 1,971 A 34,5 W 91,3 W 37,00%
Tidak Ada 36 V 3,962 A 142 W 262,5 W 54%

3.5 Pembahasan.
Pada percobaan 3.4.1, rangkaian sistem power amplifier diberikan dua catu daya
dan keluaran dari semua catu daya akan di pusatkan pada rangkaian stepper. Rangkaian
stepper ini berfungsi untuk mengontrol tegangan pada transistor final. Pada percobaan
tersebut power amplifier diberikan input sebuah sinyal sinusoida pada frekuensi 1kHz dan
dengan amplitudo yang ditentukan. Pada percobaan ini power amplifier diuji pada saat
kondisi stepper tidak aktif dan didapatkan data seperti yang tertera pada Gambar 8,
Gambar 9, Gambar 10, dan Gambar 11. Pada kondisi ini power amplifier berada pada kelas
AB (Class AB Mode).
Pada percobaan 3.4.2, power amplifier diberikan sinyal input sinusoida pada
frekuensi 1kHz dengan level amplitudo yang lebih tinggi sehingga menghasilkan output
(VO) yang lebih besar daripada sebelumnya (Percobaan 3.4.1). Pada kondisi ini stepper
bekerja menaikkan tegangan transistor final pada power amplifier. Pada saat keluaran power
amplifier mendekati batas tegangan rendah (Low Voltage) maka stepper akan menaikkan
tegangan sampai batas waktu tertentu dimana stepper mendeteksi keluaran power amplifier
mulai turun mendekati batas tegangan rendah dan ketika keluaran power amplifier berada
pada batas tegangan rendah maka stepper akan menurunkan tegangan pada transistor final.
Seperti pada Gambar 12, Gambar 13, Gambar 14, dan Gambar 15. Pada kondisi ini power
amplifier berada pada kelas G (Class G Mode).
Pada percobaan 3.4.3, power amplifier diberikan catu daya konstan seperti power
amplifier Class AB pada umumnya. Sistem diberikan input sinyal sinusoida dengan
frekuensi 1khz dan amplitudo yang disesuaikan ketika keluaran power amplifier (VO)
hampir mendekati cacat (clipping). Didapatkan hasil seperti pada Gambar 16, Gambar 17,
Gambar 18 dan Gambar 19. Pada kondisi ini power amplifier di fungsikan sebagai penguat
kelas AB (tanpa penambahan stepper).

11
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian didapatkan hasil daya output power amplifier pada saat
stepper dalam kondisi tidak aktif adalah 34,5 Watt pada beban 8Ω, efisiensi daya sebesar
37% dan untuk output (Vo) belum melebihi 34,7VDC (batas tegangan Low Voltage). Pada
kondisi ini power amplifier masih dalam kelas AB karena stepper belum bekerja.
Ketika stepper dalam kondisi aktif didapatkan hasil daya output power amplifier sebesar
160 Watt pada beban 8Ω, efisiensi daya sebesar 68,3% dan untuk output (Vo) sudah
melebihi 34,7VDC (batas tegangan Low Voltage). Pada kondisi ini stepper berada dalam
kondisi aktif dan stepper mensuplai tegangan tinggi (Hi Voltage) ke transistor final sehingga
pada kondisi ini driver power amplifier bisa naik kelas dari AB menjadi kelas G karena
tegangan yang disuplai ke transistor final sudah naik dari tegangan rendah (Low Voltage)
menjadi tegangan tinggi (Hi Voltage) dengan dikontrol oleh rangkaian stepper.
Sedangkan power amplifier tanpa stepper (Satu Catu Daya Simetris) tidak lebih efisien
daripada menggunakan stepper dikarenakan driver power amplifier sepenuhnya
menggunakan tegangan secara konstan mulai dari penguatan paling kecil hingga
penguatan paling besar power amplifier tanpa stepper (Class AB) hanya mengandalkan satu
catu daya dan bisa berakibat pada terbuangnya daya pada proses penguatan terjadi.
Power amplifier dengan penambahan stepper tegangan lebih efisien daripada tanpa
menggunakan stepper dikarenakan power amplifier dengan stepper menggunakan dua catu
daya simetris yaitu Low Volatge dan Hi Voltage dimana dua catu daya tersebut dikontrol
oleh stepper sebelum disuplai ke transistor final. pada saat output power amplifier kecil maka
stepper akan mensuplai catu daya rendah (Low Voltage) ke transistor final dan catu daya
tegangan tinggi (Hi Voltage) tidak digunakan. Ketika output power amplifier besar maka
stepper akan menaikkan tegangan yang tadinya berada di tegangan rendah (Low Volatge)
menjadi tegangan tinggi (Hi Voltage).

12

You might also like