You are on page 1of 8

Sifat Mekanik Komposit Abaca – Fiber Reinforced Polymer Sebagai

Perekat Terhadap Beton Terkekang


Muhammad Qasthar1, Taufiq Saidi2*, Muttaqin3
1,2*,3
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Syiah Kuala
Jalan Tgk. Syech Abdur Rauf No. 7 Darussalam Banda Aceh 23111, Indonesia
Email: 1 m.qasthari@mhs.usk.ac.id, 2taufiq_saidi@usk.ac.id*, 3 muttaqin@usk.ac.id
*Corresponding author

Abstract
The concrete reinforcement system is a method used in strengthening concrete constructions, one of which
involves the use of Fiber Reinforced Polymer (FRP), a commonly used technique. Synthetic FRP materials tend to
be costly and not environmentally friendly. This research explores natural fibers as a component of composite
material for concrete reinforcement, specifically abaca fiber (abaca - fiber reinforced polymer) as an alternative.
Two types of abaca fiber were studied: loosely packed abaca fiber (SAAE) with a fiber density of 0.7 mm and
tightly packed abaca fiber (SABE) with a fiber density of 0.55 mm. The objective is to determine the mechanical
properties, various fiber configuration parameters, and the tensile strength of abaca fibers to ascertain their
properties for confined concrete application. The test specimens used in this research had dogbone dimensions of
115 x 19 mm. Tensile strength testing was conducted using a Shimadzu AGS - X series 10 kN machine. The study
found that the highest average tensile strength value was observed in the loosely packed fiber layer sample LP1 -
SAAE at 50.11 MPa and in the tightly packed fiber layer sample LP3 SABE at 40.97 MPa. The highest average
elasticity modulus value was found in sample LP3-SAAE at 5.80667 GPa and LP3 SABE at 4.80202 GPa. Failure
mode observed in the abaca composite fibers involved sudden rupture of the samples due to excessive tensile
loading beyond their capacity.

Keywords: Natural Fiber Reinforced Polymer (NFRP), abaca fiber, confined concrete compressive strength

Abstrak
Sistem perkuatan beton merupakan metode dalam penguatan pada konstruksi beton salah satunya ialah
dengan menggunakan Fiber Reinforced Polymer (FRP) yang sudah umum digunakan dalam metode perkuatan
beton. Bahan FRP sintetis sendiri memiliki kecenderungan dalam mahalnya biaya serta tidak ramah lingkungan.
Pada penelitian ini serat alami sebagai penyusun material komposit yang digunakan ialah serat abaka (abaca –
fiber reinforced polymer) sebagai altenatif. Terdapat dua jenis serat abaka, yaitu serat abaka tidak rapat (SAAE)
dengan kerapatan seratnya 0,7 mm dan serat abaka rapat (SABE) dengan kerapatan seratnya 0,55 mm. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui sifat mekanik, parameter jumlah konfigurasi serat serta kuat tarik serat abaka
sehingga dapat diketahui nilai propertisnya untuk pengaplikasian dalam beton terkekang. Benda uji yang
digunakan pada penelitian ini memiliki ukuran dogbone 115 x 19 mm. Pengujian sendiri menggunakan metode uji
kuat tarik menggunakan mesin shimadzu AGS – X seri 10 kN. Hasil dari penelitian ini didapat nilai kuat tarik rerata
paling besar pada sampel lapis serat tidak rapat LP1 – SAAE sebesar 50,11 MPa dan pada sampel lapis serat rapat
LP3 SABE sebesar 40,97 MPa. Pada nilai modulus elastisitas rerata paling besar ditemukan pada sampel LP3-
SAAE sebesar 5,80667 GPa dan LP3 SABE sebesar 4,80202 GPa. Mode kegagalan yang terjadi pada serat
komposit abaka ialah sampel mengalami putus secara tiba-tiba akibat diberikan beban tarik yang melebihi
kapasitasnya.

Kata kunci: Natural Fiber Reinforced Polymer (NFRP), serat abaka, kuat tarik komposit A-FRP

I. Pendahuluan mana FRP digunakan untuk membungkus beton


Metode penguatan beton adalah cara untuk dari luar [2].
meningkatkan performa dan masa pakai Penggunaan FRP memiliki berbagai
struktur bangunan, dengan tujuan mencegah keunggulan, seperti berat yang ringan,
kerusakan pada bangunan tersebut [1]. ketahanan yang tinggi terhadap korosi,
Salah satu metode untuk memperkuat pemasangan yang mudah, serta kemampuan
konstruksi beton adalah melalui penggunaan untuk secara signifikan meningkatkan kekuatan
Fiber Reinforced Polymer (FRP). FRP adalah tekan dan daktilitas beton. Namun, bahan FRP
bahan komposit yang terbuat dari resin polimer sintetis memiliki biaya yang cenderung tinggi
sebagai matriks yang diperkuat dengan serat. dan tidak ramah lingkungan. Oleh karena itu,
Selain itu, FRP dapat digunakan untuk penggunaan FRP yang terbuat dari serat alami,
menguatkan struktur beton secara eksternal, di yang dikenal sebagai Natural FRP (NFRP),
dapat menjadi alternatif yang lebih ekonomis
dalam aplikasinya dan juga lebih ramah Adapun sifat mekanik serat sangat
lingkungan [3]. bergantung pada konfigurasi jumlah lapis serat.
Penggunaan serat alami seperti serat abaka Konfigurasi jumlah lapis serat sendiri dapat
dianggap sebagai opsi yang potensial dalam mempengaruhi kekuatan, kekakuan,elastisitas,
pembuatan material komposit untuk Natural serta sifat-sifat mekanik lainnya dari serat abaka
Fiber Reinforced Polymer (NFRP). Hal ini [8].
dikarenakan serat abaka merupakan serat alami Hasil penelitian [9], menunjukkan bahwa
yang memiliki kekuatan tarik yang cukup serat dengan adanya peningkatan konfigurasi
tinggi, sehingga dalam penelitian ini, NFRP jumlah lapis serat cenderung memiliki kekuatan
digunakan untuk menguatkan beton secara yang jauh lebih tinggi dalam beberapa situasi,
eksternal dengan mengelilingi seluruh hal ini juga dapat dipengaruhi dengan beberapa
permukaan beton. Dengan cara ini, beton akan faktor seperti metodologi pembuatan komposit,
terbungkus dengan rapat dari atas hingga perlakuan resin terhadap serat serta
bawah, sehingga kami dapat mengamati pengaplikasiannya.
dampak penggunaan serat abaka atau abaca-
fiber reinforced polymer pada kekuatan tekan II. Metodologi Penelitian
beton yang diperkuat dan hubungannya dengan Hasil dari pengujian kuat tarik digunakan
tegangan regangannya [4]. untuk menentukan nilai properti material pada
Serat alam yang menjadi fokus benang serat abaka dan NFRP abaka.
penelitian ini adalah serat abaka. Serat abaka, Pengujian ini dilakukan pada komposit serat
juga dikenal sebagai abaca - fiber, berasal dari abaka dengan bentuk dogbone berukuran 19 x
pelepah pohon pisang abaka, yang sering 115 mm.
disebut sebagai pisang manila. Serat abaka
memiliki potensi besar sebagai sumber serat A. Pembuatan dan pengujian Abaca – Fiber
yang dapat diperbarui untuk berbagai aplikasi Reinforced Polymer
industri. Ini disebabkan oleh kekuatan mekanik Standar pengujian abaca – fiber reinforced
yang tinggi, daya tahan, fleksibilitas, daya polymer (serat abaka) mengacu pada [10]. Serat
apung, dan panjang serat yang signifikan [3][5] yang digunakan adalah serat abaka tidak rapat
dan rapat dengan jarak antar helainya ±0,7 mm
dan ±0,55 mm. Untuk detail serat dapat dilihat
pada gambar 2.

Sumber: Barba dkk, 2020 [5]


(a)
Gambar 1. Tanaman Abaka (atas) dan serat
Abaka olahan (bawah)

Adapun peran perekat yang berfungsi


sebagai pengikat serat dengan beton. Bahan
yang digunakan untuk menciptakan material
komposit dalam abaca - fiber reinforced
polymer adalah resin epoxy bersama dengan
hardener [6]. Resin epoxy memiliki beberapa
keunggulan, seperti kemampuan menahan
panas yang baik, tingkat kekuatan yang tinggi, (b)
ketahanan yang baik terhadap beban yang Gambar 2. Detail serat;(a) Serat abaka tidak
berkelanjutan, dan potensi retak selama proses rapat, (b) serat abaka rapat
pengeringan yang relatif kecil [7].
Serat yang telah dipotong secara
persegi diatur dalam cetakan yang telah dioles
dengan margarin untuk memungkinkan Menentukan nilai kuat tarik
komposit dapat dengan mudah dilepaskan 𝐹 𝐹
𝜎= =
setelah mengeras. Campuran resin epoxy dan 𝐴0 𝑤 𝑥 𝑡
hardener dalam perbandingan 4:1 dituangkan ke
dalam cetakan akrilik yang berisi serat,
kemudian disebar merata hingga serat Keterangan:
menyerap resin hingga mencapai kejenuhan.
𝜎 = Kuat tarik (MPa)
Cetakan ditutupi dengan bagian atas serat dan
F = Beban (N)
ditekan dengan menggunakan akrilik yang
A0 = Luas penampang spesimen (mm2)
kemudian dijepit dengan pengunci besi. Setelah
W = Lebar spesimen (mm)
mengering selama kurang lebih 24 jam, serat
tersebut berubah menjadi komposit seperti yang
terlihat pada gambar 3.

Gambar 3. Proses pembuatan kompsoit


Gambar 5. Sampel komposit serat abaka
Komposit ini selanjutnya dipotong
sesuai dengan ukuran yang telah direncanakan,
yaitu berbentuk dogbone dengan ukuran 19 ×
115 mm. Kemudian, komposit ini diuji
kekuatannya dengan menggunakan mesin uji
tarik Universal Testing Machine (UTM) seri 10
kN. Gambar dari benda uji komposit dapat
dilihat pada Gambar 4 dan 5. Untuk proses
pengujian kuat tarik dapat dilihat pada gambar
6.

Sumber: Nazia Suha Al Bakri, 2021 [11] Gambar 6. Set Up dan pengujian serat komposit
abaka
Gambar 4. Detail benda uji serat abaka
komposit B. Teknik pengumpulan dan analisis data

Keterangan: Pengambilan informasi dalam pengujian kuat


t = Tebal Spesimen (mm) tarik komposit akan melibatkan observasi,
pencatatan, serta dokumentasi pada objek benda uji
Menentukan nilai modulus elastisitas. saat pengejuian. Selanjutnya, data yang diperoleh
𝜎 mencakup data kuat tarik dan modulus elastisitas
𝐸= 𝜀 pada setiap benda uji. Pengujian akan dilaksanakan
Keterangan: di pusat riset ekologi dan etnobiologi Cibinong,
E = Modulus elastisitas tarik (MPa) Bogor. Seluruh data yang diperoleh akan diolah
𝜎 = Kuat tarik (MPa) menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel dan
𝜀 = Regangan (mm/mm) akan dijelaskan dalam bentuk tabel serta grafik.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 18 LP3-SAAE-S3 4,64352
A. Hasil pengujian kuat tarik komposit Keterangan:
NFRP serat abaka LP = Jumlah lapis
Data mengenai nilai maksimum kekuatan SAAE = Serat abaka tidak rapat
tarik dari komposit serat abaka dan nilai SABE = Serat abaka rapat
modulus elastisitas akibat kuat tarik dapat S = Sampel
ditemukan dalam Tabel 1 dan 2. Untuk grafik
dapat dilihat gambar 3 dan 4. Foto pengujian
dan hasil pengujian kuat tarik komposit dapat
dilihat pada gambar 5.
Tabel 1. Hasil pengujian kuat tarik komposit

No Nama Kuat Kuat


Tarik Tarik
(MPa) Rerata
(MPa)
1. LP1-SAAE-S1 50,04 (a)
2. LP1-SAAE-S2 56,27 52,43
3. LP1-SAAE-S3 50,7
4.. LP2-SAAE-S1 44,09
5. LP2-SAAE-S2 45,73 45,53
6. LP2-SAAE-S3 40,76
7. LP3-SAAE-S1 44,58
8. LP3-SAAE-S2 48,74 50,11
9. LP3-SAAE-S3 57,00
10. LP1-SABE-S1 34,88
11. LP1-SABE-S2 40,80 38,39 (b)
12. LP1-SABE-S3 39,39
13. LP2-SABE-S1 33,31
14. LP2-SABE-S2 29,74 32,28
15. LP2-SABE-S3 33,78
16. LP3-SABE-S1 41,53
17. LP3-SABE-S2 40,90 40,97
18. LP3-SABE-S3 40,46

Tabel 2. Nilai modulus elastisitas

No Nama E E Rerata
GPa GPa (c)
1 LP1-SAAE-S1 4,74335 Gambar 3. Grafik hubungan tegangan –
2 LP1-SAAE-S2 5,3194 4,85557 regangan material komposit serat abaka tidak
3 LP1-SAAE-S3 4,50387 rapat: (a) LP1 – SAAE; (b) LP2 – SAAE; (c)
4 LP2-SAAE-S1 6,12663 LP3 – SAAE
5 LP2-SAAE-S2 5,75816 5,75199
6 LP2-SAAE-S3 5,37117
7 LP3-SAAE-S1 5,44245
8 LP3-SAAE-S2 5,60728 5,80667
9 LP3-SAAE-S3 6,38002
10 LP1-SABE-S1 3,27738
11 LP1-SABE-S2 3,86862 3,34253
12 LP1-SABE-S3 2,88160
13 LP2-SABE-S1 3,87070
14 LP2-SAAE-S2 3,46969 3,62850 (a)
15 LP2-SAAE-S2 3,54510
16 LP3-SAAE-S1 4,93628
4,80202
17 LP3-SAAE-S2 4,82626
(b)

(e) (f)
Gambar 5. Foto sampel Abaca-fiber reinforced
polymer (SAAE dan SABE) hasil

B. Pembahasan
1. Kuat Tarik Komposit abaca – fiber
reinforced polymer
Pada pengujian kuat tarik komposit abaca –
fiber reinforced polymer, serat abaka tidak rapat
pada tabel 1, dapat dilihat pada sampel SABE
(c) (serat abaka rapat) sampel dengan satu lapis
Gambar 4. Grafik hubungan tegangan – memiliki kuat tarik Rerata yang lebih besar
regangan material komposit serat abaka rapat: dibandingkan dengan sampel dengan dua lapis
(a) LP1 – SABE; (b) LP2 – SABE; (c) LP3 - serat. Kemudian nilai tiga lapis serat mengalami
SABE
peningkatan nilai kuat tarik Rerata
dibandingkan dengan sampel dua lapis serat.x
Pada sampel SAAE (serat abaka tidak rapat),
sampel dengan satu lapis memiliki kuat tarik
rerata yang lebih besar dibandingkan dengan
sampel dengan dua lapis serat. Kemudian nilai
tiga lapis serat mengalami peningkatan nilai
kuat tarik Rerata dibandingkan dengan sampel
dua lapis serat. Namun, nilai kuat tarik masih
kurang jika dibandingkan dengan nilai kuat
tarik satu lapis serat. Hal tersebut bisa terjadi
dikarenakan proses pembuatan dan
pengaplikasian resin bisa memperngaruhi nilai
kuat tarik dari komposit. Hal lain ini juga bisa
(a) (b) dipicu dari kuat tarik benang yang beragam
menyebabkan keberagaman pula pada kuat tarik
NFRP.

2. Nilai modulus elastisitas tarik


Sementara itu, nilai modulus elastisitas (E)
dari pengujian kuat tarik komposit bisa dilihat
pada tabel 2. Sampel Komposit SAAE (serat
abaka tidak rapat) dangan jumlah tiga lapis
memiliki nilai Rerata yang paling besar jika
dibandingkan dengan sampel satu lapis dan dua
lapis. Hal ini menunjukkan bahwa dengan
(c) (d) penambahan jumlah lapis serat, sampel
komposit SAAE tiga lapis memiliki sifat
keuletan yang lebih jika dibandingkan dengan
sampel dengan jumlah satu lapis dan dua lapis.
Sama halnya dengan sampel komposit SABE
(Serat abaka rapat) dengan penambahan jumlah
lapis serat, bertambah juga sifat keuletannya.
Ini berarti kemampuan serat untuk menerima Daftar Pustaka
gaya eksternal tanpa mengalami deformasi
[1] T. Saidi, Z. Amalia, M. Hasan, I.
lebih besar dibandingkan dengan serat tanpa
Hasanuddin, and K. Setiawan, “Number
penambahan jumlah lapis.
of layer effect of abaca fiber as natural
FRP material for shear-strengthened
3. Mode kegagalan benda uji
reinforced concrete beam,” IOP Conf.
Mode kegagalan yang terjadi pada saat
Ser. Mater. Sci. Eng., vol. 1087, no. 1,
pengujian ialah sampel mengalami fraktur serat.
p. 012006, 2021, doi: 10.1088/1757-
Fraktur serat sendiri terjadi pada saat serat
899x/1087/1/012006.
mengalami patah ataupun putus dikarenakan
beban yang berlebih ataupun terpisahnya resin [2] E. Akın and M. Rashidi, “Axial
dengan serat. Pada pengujian kali ini saat behavior of concrete confined with flax
sampel menerima beban tarik maksimum, serat fiber-reinforced polymers,” Mater.
komposit akan terputus secara perlahan. Hal ini Today Commun., vol. 28, no. July,
dapat dilihat pada gambar 7 . 2021, doi:
10.1016/j.mtcomm.2021.102646.
[3] N. Bakri, T. Saidi, And Muttaqin,
“Review Mengenai Peningkatan Kuat
Tekan Beton Yang Terkekang Secara
Sempurna Dengan Eksternal Natural
Fiber Reinforced Polymer ( NFRP ),”
Vol. 5, No. 2, Pp. 110–118, 2022.
[4] R. Tampi, H. Parung, R. Djamaluddin,
and A. Amiruddin, “Elasticity modulus
concrete of abaca fiber,” IOP Conf.
Ser. Earth Environ. Sci., vol. 473, no. 1,
2020, doi: 10.1088/1755-
1315/473/1/012146.
[5] B. I. N. J. D. Barba, J. F. Madrid, and
D. P. P. Jr, “A Review Of Abaca Fiber-
Reinforced Polymer Composites:
Gambar 7. Sampel mengalami mode kegagalan Different Modes Of Preparation And
Their Applications,” vol. 3, no. 65, pp.
IV. Kesimpulan 4919–4924, 2020.
Dari penelitisn ini bisa didapat nilai [6] Y. D. Setiyarto, “Pengaruh Penggunaan
propertis dari serat abaka sebagai pengekang Zat Epoxy Terhadap Kuat Tekan Beton
ekstenal pada beton terkekang. Hasil dari Normal,” CRANE Civ. Eng. Res. J., vol.
penelitian ini didapat nilai kuat tarik rerata 3, no. 1, pp. 12–21, 2022, doi:
paling besar terjadi pada sampel lapis serat tidak 10.34010/crane.v3i1.7135.
rapat LP1 – SAAE sebesar 50,11 MPa dan LP3 [7] M. Hasan, T. Saidi, and Z. Amalia,
SABE sebesar 40,97 MPa. Pada nilai modulus “Pengaruh Jenis Serat Alam Natural
elastisitas rerata paling besar ditemukan pada Fiber Reinforced Polymer ( NFRP )
sampel LP3-SAAE sebesar 5,80667 GPa dan Pada Perkuatan Balok Beton
LP3 SABE sebesar 4,80202 GPa. Mode Bertulang,” pp. 763–769, 2021.
kegagalan yang terjadi pada serat komposit [8] S. Sabri et al., “Tensile Strength and
abaka ialah sampel mengalami putus secara Fracture Behavior of Single Abaca
tiba-tiba. Fiber,” J. Nat. Fibers, vol. 19, no. 14,
pp. 8796–8810, 2022, doi:
V. Saran
10.1080/15440478.2021.1967832.
Diperlukan penambahan jumlah sampel
benda uji agar mendapatkan hasil yamg lebih [9] F. Seculi, F. X. Espinach, F. Julián, M.
akurat serta digunakannya serat yang sudah Delgado-Aguilar, P. Mutjé, and Q.
terstandarisasi dari segi diameter benang dan Tarrés, “Evaluation of the Strength of
umur serat yang sama. the Interface for Abaca Fiber
Reinforced Hdpe and Biope Composite
Materials, and Its Influence over
Tensile Properties,” Polymers (Basel).,
vol. 14, no. 24, 2022, doi:
10.3390/polym14245412.
[10] ASTM D638, “D638, Standard test
method for tensile properties of
plastics, doi: 10.1520/D0638-10.1.
[11] N. S. Al Bakri, Peningkatan Kuat
Tekan Beton Yang
TerkekangSempurna Dengan Eksternal
Natural Fiber Reinforced Polymer
(NFRP) Serat Abaka. Universitas Syiah
Kuala, 2022.

You might also like