Professional Documents
Culture Documents
Abstract
The concrete reinforcement system is a method used in strengthening concrete constructions, one of which
involves the use of Fiber Reinforced Polymer (FRP), a commonly used technique. Synthetic FRP materials tend to
be costly and not environmentally friendly. This research explores natural fibers as a component of composite
material for concrete reinforcement, specifically abaca fiber (abaca - fiber reinforced polymer) as an alternative.
Two types of abaca fiber were studied: loosely packed abaca fiber (SAAE) with a fiber density of 0.7 mm and
tightly packed abaca fiber (SABE) with a fiber density of 0.55 mm. The objective is to determine the mechanical
properties, various fiber configuration parameters, and the tensile strength of abaca fibers to ascertain their
properties for confined concrete application. The test specimens used in this research had dogbone dimensions of
115 x 19 mm. Tensile strength testing was conducted using a Shimadzu AGS - X series 10 kN machine. The study
found that the highest average tensile strength value was observed in the loosely packed fiber layer sample LP1 -
SAAE at 50.11 MPa and in the tightly packed fiber layer sample LP3 SABE at 40.97 MPa. The highest average
elasticity modulus value was found in sample LP3-SAAE at 5.80667 GPa and LP3 SABE at 4.80202 GPa. Failure
mode observed in the abaca composite fibers involved sudden rupture of the samples due to excessive tensile
loading beyond their capacity.
Keywords: Natural Fiber Reinforced Polymer (NFRP), abaca fiber, confined concrete compressive strength
Abstrak
Sistem perkuatan beton merupakan metode dalam penguatan pada konstruksi beton salah satunya ialah
dengan menggunakan Fiber Reinforced Polymer (FRP) yang sudah umum digunakan dalam metode perkuatan
beton. Bahan FRP sintetis sendiri memiliki kecenderungan dalam mahalnya biaya serta tidak ramah lingkungan.
Pada penelitian ini serat alami sebagai penyusun material komposit yang digunakan ialah serat abaka (abaca –
fiber reinforced polymer) sebagai altenatif. Terdapat dua jenis serat abaka, yaitu serat abaka tidak rapat (SAAE)
dengan kerapatan seratnya 0,7 mm dan serat abaka rapat (SABE) dengan kerapatan seratnya 0,55 mm. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui sifat mekanik, parameter jumlah konfigurasi serat serta kuat tarik serat abaka
sehingga dapat diketahui nilai propertisnya untuk pengaplikasian dalam beton terkekang. Benda uji yang
digunakan pada penelitian ini memiliki ukuran dogbone 115 x 19 mm. Pengujian sendiri menggunakan metode uji
kuat tarik menggunakan mesin shimadzu AGS – X seri 10 kN. Hasil dari penelitian ini didapat nilai kuat tarik rerata
paling besar pada sampel lapis serat tidak rapat LP1 – SAAE sebesar 50,11 MPa dan pada sampel lapis serat rapat
LP3 SABE sebesar 40,97 MPa. Pada nilai modulus elastisitas rerata paling besar ditemukan pada sampel LP3-
SAAE sebesar 5,80667 GPa dan LP3 SABE sebesar 4,80202 GPa. Mode kegagalan yang terjadi pada serat
komposit abaka ialah sampel mengalami putus secara tiba-tiba akibat diberikan beban tarik yang melebihi
kapasitasnya.
Kata kunci: Natural Fiber Reinforced Polymer (NFRP), serat abaka, kuat tarik komposit A-FRP
Sumber: Nazia Suha Al Bakri, 2021 [11] Gambar 6. Set Up dan pengujian serat komposit
abaka
Gambar 4. Detail benda uji serat abaka
komposit B. Teknik pengumpulan dan analisis data
No Nama E E Rerata
GPa GPa (c)
1 LP1-SAAE-S1 4,74335 Gambar 3. Grafik hubungan tegangan –
2 LP1-SAAE-S2 5,3194 4,85557 regangan material komposit serat abaka tidak
3 LP1-SAAE-S3 4,50387 rapat: (a) LP1 – SAAE; (b) LP2 – SAAE; (c)
4 LP2-SAAE-S1 6,12663 LP3 – SAAE
5 LP2-SAAE-S2 5,75816 5,75199
6 LP2-SAAE-S3 5,37117
7 LP3-SAAE-S1 5,44245
8 LP3-SAAE-S2 5,60728 5,80667
9 LP3-SAAE-S3 6,38002
10 LP1-SABE-S1 3,27738
11 LP1-SABE-S2 3,86862 3,34253
12 LP1-SABE-S3 2,88160
13 LP2-SABE-S1 3,87070
14 LP2-SAAE-S2 3,46969 3,62850 (a)
15 LP2-SAAE-S2 3,54510
16 LP3-SAAE-S1 4,93628
4,80202
17 LP3-SAAE-S2 4,82626
(b)
(e) (f)
Gambar 5. Foto sampel Abaca-fiber reinforced
polymer (SAAE dan SABE) hasil
B. Pembahasan
1. Kuat Tarik Komposit abaca – fiber
reinforced polymer
Pada pengujian kuat tarik komposit abaca –
fiber reinforced polymer, serat abaka tidak rapat
pada tabel 1, dapat dilihat pada sampel SABE
(c) (serat abaka rapat) sampel dengan satu lapis
Gambar 4. Grafik hubungan tegangan – memiliki kuat tarik Rerata yang lebih besar
regangan material komposit serat abaka rapat: dibandingkan dengan sampel dengan dua lapis
(a) LP1 – SABE; (b) LP2 – SABE; (c) LP3 - serat. Kemudian nilai tiga lapis serat mengalami
SABE
peningkatan nilai kuat tarik Rerata
dibandingkan dengan sampel dua lapis serat.x
Pada sampel SAAE (serat abaka tidak rapat),
sampel dengan satu lapis memiliki kuat tarik
rerata yang lebih besar dibandingkan dengan
sampel dengan dua lapis serat. Kemudian nilai
tiga lapis serat mengalami peningkatan nilai
kuat tarik Rerata dibandingkan dengan sampel
dua lapis serat. Namun, nilai kuat tarik masih
kurang jika dibandingkan dengan nilai kuat
tarik satu lapis serat. Hal tersebut bisa terjadi
dikarenakan proses pembuatan dan
pengaplikasian resin bisa memperngaruhi nilai
kuat tarik dari komposit. Hal lain ini juga bisa
(a) (b) dipicu dari kuat tarik benang yang beragam
menyebabkan keberagaman pula pada kuat tarik
NFRP.