Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Terhadap Kecelakaan Kerja
Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Terhadap Kecelakaan Kerja
5, Mei 2021
p-ISSN : 2721-3854 e-ISSN : 2721-2769 Sosial Sains
ABSTRAK
Beberapa yang mempengaruhi tingkat kecelakaan kerja
salah satunya adalah lingkungan kerja dan sistem
manajemen keselamatan kesehatan kerja (SMK3).
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lingkungan
kerja, manajemen K3 dan kecelakaan kerja untuk
menganalisis pengaruh lingkungan kerja dan manajemen
K3 terhadap kecelakaan kerja di Ruang Instalasi Gawat
How to cite: Permana, Tatang Adi (2021) Pengaruh Lingkungan Kerja dan Sistem Manajemen Keselamatan
Kesehatan Kerja Terhadap Kecelakaan Kerja (Studi Kasus Di Ruang Igd Rsup Dr. Hasan Sadikin,
Bandung). Jurnal Syntax Ttansformation 2(5).
https://doi.org/10.46799/jurnal%20syntax%20transformation.v2i5.281
E-ISSN: 2721-2769
Published by: Ridwan Institute
Pengaruh Lingkungan Kerja dan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja terhadap
Kecelakaan Kerja
termasuk ekonomi, lingkungan fisik dan sekitar 2,5% petugas kesehatan di seluruh
bioDgis yang bersifat dinamis dan dunia menghadapi pajanan HIV, dan sekita
kompleks. (Rasmaliah, 2001) 40% menghadapi pajanan virus Hepatitis B
Selain itu juga rumah sakit dan Hepatitis C akibat pajanan darah yang
menghasilkan berbagai bahaya yang dapat terjadi di spat kerja melalui berbagai
menimpa para petugas kesehatan seperti sumber-sumber infeksi yang diketahui atau
terpajan agen biologis, bakteri, virus, dan tidak diketahui dimana salah satunya
bloodborne pathogen yang media melalui luka tusukan jarum bekas pakai
penularannya melalui inhalasi, kontak kulit, yang telah terkontaminasi. (Protecting
serta luka akibat tusukan jarum yang Health Care Workrs-Preventing Needlestick
terkontaminasi. (Hermana, 2006) Injuries, 2002)
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor Di Pakistan sebesar 50% dari injeksi
66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan yang digunakan menggunakan jarum suntik
Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS), bekas pakai. Penggunaan kembali jarum
mempertimbangkan bahwa rumah sakit suntik bekas dapat mengakibatkan
merupakan tempat kerja yang memiliki prevalensi virus Hepatitis B dan virus
risiko tinggi terhadap keselamatan dan Hepatitis C di Pakistan lebih dari 10%.
kesehatan, sumber daya manusia rumah (Janjau, N.Z, 2007)
sakit, pasien, pendamping pasien, Angka kecelakaan kerja di RS UGM
pengunjung, maupun lingkungan rumah pada tahun 2014 tercatat sebanyak 6 kasus,
sakit. Tujuan pengaturan K3RS tersebut terdiri dari 3 kasus tertusuk jarum, 2 kasus
agar terselenggaranya keselamatan dan kecelakaan IaIu lintas dan 1 kasus terpercik
kesehatan kerja di rumah sakit secara serbuk gerinda. Pada tahun 2015 terjadi
optimal, efektif, efisien dan kenaikan jumlah kecelakaan kerja
berkesinambungan. Sehingga, sesuai dengan sebanyak 266.7% yaitu tercatat 16 kasus.
Pasal 3 dalam Permenkes No 66 Tahun yang terdiri dari 9 kasus tertusuk jarum, 3
2016 tentang K3RS, bahwa setiap Rumah kasus kecelakaan IaIu lintas dan 4 kasus
Sakit wajib menyelenggarakan K3RS. sharp injury. Dan selama periode Januari
(Kemenkes RI, 2016) sampai dengan Juni 2016 tercatat sudah
Data mengenai Penyakit Akibat Kerja terjadi 7 kasus kecelakaan kerja.(Sarastuti,
(PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) 2016)
di sarana umum kesehatan di Indonesia Sedangkan di Rumah Hasan Sadikin
secara umum belum tercatat dengan baik, Bandung angka kecelakaan kerja berdasar
namun menurut Departemen Kesehatan, data dari bagian K3RS, terlampir dalam
diketahui bahwa risiko bahaya yang dialami tabel di bawah ini:
oleh pekerja di rumah sakit adalah infeksi Tabel 1.
HIV (0,3%), risiko pajanan membran Angka Kecelakaan Kerja di RSUP dr. Hasan
mukosa (1%), risiko pajanan kulit (<1%) Sadikin
dan sisanya tertusuk jarum, terluka akibat Tahun
Kecelakaan
pecahan gigi yang tajam dan bar metal 2018 2019
ketika melakukan pembersihan gigi, low Tertusuk jarum 28 26
back paint akibat mengangkat beban Tergores Benda 4 3
melebihi batas, gangguan pernapasan, Tajam
dermatitis dan hepatitis. (Depkes, 2007) Tertimpa Benda 2 5
World Healih Organization Berat
(WHO) menunjukkan setiap tahun bahwa
3 0.753 0.444 Valid tersebut digunakan dua kali atau lebih untuk
4 0.916 0.444 Valid mengukur gejala yang sama dengan
5 0.845 0.444 Valid keandalan sebesar 85,6%. Untuk variabel
6 0.722 0.444 Valid X2 yaitu SMK3 memiliki keandalan sebesar
7 0.666 0.444 Valid 0,968 atau 96,8% serta termasuk dalam
8 0.747 0.444 Valid kategori reliabel, artinya alat ukur
9 0.814 0.444 Valid (kuesioner) SMK3 dapat dipercaya dengan
10 0.895 0.444 Valid tingkat keandalan yang baik, apabila alat
11 0.840 0.444 Valid ukur (kuesioner) tersebut digunakan dua
12 0.778 0.444 Valid kali atau lebih untuk mengukur gejala yang
sama dengan keandalan sebesar 96,8%.
13 0.832 0.444 Valid
Untuk variabel Y yaitu kecelakaan
14 0.815 0.444 Valid
kerja memiliki keandalan sebesar 0,899 atau
15 0.834 0.444 Valid
89,9% dan termasuk dalam kategori
16 0.861 0.444 Valid
reliabel, artinya alat ukur (kuesioner) kinerja
17 0.806 0.444 Valid
dapat dipercaya dengan tingkat keandalan
18 0.861 0.444 Valid
yang baik, apabila alat ukur (kuesioner)
tersebut digunakan dua kali atau lebih untuk
Dari tabel di atas diperoleh hasil uji
mengukur gejala yang sama dengan
validitas untuk variabel kecelakaan kerja
keandalan 89,9%.
yang terdiri dari 18 butir pertanyaan.
Diketahui jumlah responden
Pertanyaan- pertanyaan tersebut menggali
penelitian ini adalah 70 responden. Berikut
terkait dimensi-dimensi kecelakaan kerja
ini adalah penjelasan dari masing-masing
berdasarkan dimensi fisik, kimia, biologi,
karakteristik responden.
mekanis dan ergonomi. Koefisien
Tabel 9.
reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk
Distribusi Frekuensi Berdasarkan
melihat konsistensi jawaban butir-butir
Jenis Kelamin
pernyataan yang diberikan oleh responden.
Jenis Frekuensi Presentase
Tabel 8.
Kelamin
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Laki-laki 28 40%
Penelitian
Perempuan 42 60%
Variable Nilai Ket
Jumlah 70 100%
Reliabilitas
Berdasarkan tabel dan diagram di
Lingkungan 0.856 Reliabel
atas, lebih dari setengah responden, yaitu
Kerja
60% atau 42 orang berjenis kelamin
SMK3 0.968 Reliabel
perempuan dan sisanya sebesar 40% atau 28
Kecelakaan 0.899 Reliabel
orang berjenis kelamin laki-laki.
Kerja
Tabel 10.
Berdasarkan hasil pengujian
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia
reliabilitas, diperoleh variabel X1 yaitu
Keloompok Frekuensi Presentase
lingkungan kerja memiliki keandalan
Usia
sebesar 0,856 atau 85,6% dan termasuk
20-35 34 48%
dalam kategori reliabel, artinya alat ukur
36-50 32 46%
(kuesioner) lingkungan kerja dapat
>50 4 6%
dipercaya dengan tingkat keandalan yang
Jumlah 70 100%
baik dan apabila alat ukur (kuesioner)
Berdasarkan tabel dan diagram di atas merupakan pegawai BLU yang sudah lama
sebanyak 48% atau 34 orang berusia 20-35 mengabdi atau bekerja di RSHS.
tahun, kemudian sebanyak 46% atau 32 Tabel 12.
orang berusia antara 36-50 tahun dan 6% Distribusi Frekuensi
atau 4 orang responden berusia > 50 tahun. Berdasarkan Profesi Responden
Menurut hasil wawancara, usia 20-35 Jenis Frekuensi Presentase
tahun menjadi usia yang paling Pekerjaan
mendominasi, dikarenakan rumah sakit Dokter 17 24
melakukan rotasi dan kemudian refreshment Perawat 25 36
dengan para pekerja fresh graduate Farmasi 6 9
berdasarkan lowongan pekerjaan yang Bidan 5 7
dibuka sekitar tahun 2015, namun terdapat Radiologi 4 5
pula usia sebanyak 36-50 tahun dikarenakan Medical 5 7
ada beberapa pekerja yang dianggap Record
senioruntuk membantu di ruang IGD. Dan Admin 8 11
sisanya 4 orang responden > 50 tahun Jumlah 70 100%
merupakan dokter yang sudah lama bertugas Berdasarkan tabel atas, dari 70
di IGD, dua orang perawat dan satu responden, sebanyak 36% atau 25 orang
administrasi yang juga sudah lama bertugas berprofesi sebagai perawat, kemudian
di ruangan tersebut. sebanyak 24% atau 17 orang berprofesi
Tabel 11. sebagai dokter, IaIu sebanyak 11% atau 8
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kerja orang berprofesi sebagai admin, selanjutnya
Lama Kerja Frekuensi Presentase sebanyak 9% atau 6 orang bekerja sebagai
< 5-20 14 20% farmasi, dan sisanya sebanyak 7% dan 6%
Tahun atau sebanyak 4-5 orang terbagi kepada
21-30 46 66% profesi bidan, radiologi dan medical record.
Tahun Berdasarkan hasil wawancara, pembagian
> 30 Tahun 9 13% profesi pekerja di IGD didominasi oleh
Jumlah 70 100% tenaga medis mulai dari perawat, dokter,
Berdasarkan tabel di atas, 66% atau bidan dan farmasi.
sebanyak 46 orang responden telah bekerja
selama kurun waktu antara 5- 20 tahun, PEMBAHASAN
sebanyak 20% atau sebanyak 14 orang telah Variabel peneIitian terdiri dari tiga variabel,
bekerja selama kurun waktu <5 tahun, yaitu variabel lingkungan kerja, dan SMK3
sebanyak 13% atau sebanyak 9 orang telah sebagai variabel independen, serta variabel
bekerja selama kurun waktu 21-30 tahun kecelakaan kerja sebagai variabel dependen.
dan satu orang atau 1% telah bekerja Penelitian ini dilakukan dengan cara
selama >30 tahun. menganalisis variabel lingkungan kerja, dan
Berdasarkan hasil wawancara variabel SMK3 yang diperkirakan memiliki
sebanyak 66% pekerja bekerja selama kurun pengar terhadap kejadian kecelakaan kerja
waktu 5-20 tahun dikarenakan sangat jarang di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan
pekerja keluar dari RSUP dr. Hasan Sadikin. Sadikin.
Adapun lowongan pekerjaan calon Aparatur 1) Dimensi Fisik
Sipil Negara (ASN) di RSHS yang setiap Dimensi fisik rupakan salah satu
tahun di adakan yang di terima kebanyakan aspek dalam lingkungan kerja yang
(Y) di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan masih rendah dan jarang Hadi kecelakaan
Sadikin Kota Bandung. kerja. Keempat, lingkungan kerja dan
Tabel 16. SMK3 secara bersama-sama berpengaruh
Analisis Pengaruh sistem Manajemen signifikan terhadap kecelakaan kerja yang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (A) terjadi di RS hasan Sadikin Bandung
terhadap Kecelakaan Kerja (Y) khususnya di ruang IGD.
Variabel T P Vniue
SMK3 0.738 1.4fa3 Bibliografi
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat Ahmad Djojosugito. (2006). Ahmad
dilihat, Hasil Uji t hitung untuk variabel Djojosugito.
lingkungan kerja (X1), diperoleh = 0,738 http://www.konsultasik3.com/2013/01/
k3rs-keselamatan-dan-kesehatan-
dengan tingkat signifikansi = 0,463 dan nilai
kerja-di.html. Google Scholar
a = 10% atau 0,1 Maka, tr,«t =0,738 < typ, =
0,678 dengan tingkat signifikansi 0 > 0,1 Badan Pusat Statistik. (2018). Statistik
kriteria uji maka variabel sistem manajemen Indonesia 2018. Google Scholar
keselamatan kesehatan kerja secara parsial
berpengaruh terhadap kecelakaan kerja (Y) Depkes. (2007). No Title. Google Scholar
di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan
Depkes. (2008). Pusat Kesehatan Kerja.
Sadikin Kota Bandung. Google Scholar
Copyright holder:
Tatang Adi Permana (2021).