You are on page 1of 14

Jurnal Syntax Transformation Vol. 2 No.

5, Mei 2021
p-ISSN : 2721-3854 e-ISSN : 2721-2769 Sosial Sains

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN


KESEHATAN KERJA TERHADAP KECELAKAAN KERJA (STUDI KASUS DI
RUANG IGD RSUP DR. HASAN SADIKIN, BANDUNG)

Tatang Adi Permana


Universitas Islam Bandung (UNISBA) Jawa Barat, Indonesia
Email: adipermana3003@gmail.com,

INFO ARTIKEL ABSTRACT


Diterima Several things that affect the level of work accidents, one
21 April 2021 hich is the work environment and occupational health
Direvisi safety management system (SMK3). study aims to analyze
2 Mei 2021 the work environment, K3 management and work accidents
Disetujui to analyze the influence of the work environment and K3
20 Mei 2021 management on work accidents in the Emergency Room of
Keywords: the Central Hospital dr. Hasan Sadikin Kota Bandung
Work Environment; K3 partially or simultaneously The sample used cluster
Management System; Work random sampling, amounting to seven eople who came
Accidents from medical personnel, health workers and non-medical
personnel Data collection tec ues are carried out through
observation, questionnaires and interviews. The research
method used is descriptive and verification, which
describes the influence of two or more different variables
according to the facts. The result shows that the work
environment variable according to the respondent's
assessment is in the sufficient category, then the SMK3
variable according to the r ondent's assessment is in the
sufficient category, and the incidence of work accidents is
low. The results of the t-test for the work environment and
SMK3 variables showed that it had no effect on work
accidents in the ergenc y room of dr. Hasan Sadikin Kota
Bandung, as well as the results of the f test stated that there
was no significant relationship between the emergency
room and the work environment, SMK3 and work accidents
at the Central General Hospital dr. Hasan Sadikin City of
Bandung

ABSTRAK
Beberapa yang mempengaruhi tingkat kecelakaan kerja
salah satunya adalah lingkungan kerja dan sistem
manajemen keselamatan kesehatan kerja (SMK3).
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lingkungan
kerja, manajemen K3 dan kecelakaan kerja untuk
menganalisis pengaruh lingkungan kerja dan manajemen
K3 terhadap kecelakaan kerja di Ruang Instalasi Gawat

How to cite: Permana, Tatang Adi (2021) Pengaruh Lingkungan Kerja dan Sistem Manajemen Keselamatan
Kesehatan Kerja Terhadap Kecelakaan Kerja (Studi Kasus Di Ruang Igd Rsup Dr. Hasan Sadikin,
Bandung). Jurnal Syntax Ttansformation 2(5).
https://doi.org/10.46799/jurnal%20syntax%20transformation.v2i5.281
E-ISSN: 2721-2769
Published by: Ridwan Institute
Pengaruh Lingkungan Kerja dan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja terhadap
Kecelakaan Kerja

Darurat (IGD) Rumah Sakit Pusat dr. Hasan Sadikin Kota


Bandung secara parsial maupun simultan. Untuk sampel
menggunakan klaster random sampling yang berjumlah
tujuh orang yang berasal dari tenaga medis, tenaga
kesehatan dan non medis. Teknik pengumpulan data
dilakukan melalui observasi, kuesioner dan wawancara.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan
verifikatif, yang menggambarkan pengaruh dua variabel
atau lebih yang berbeda sesuai dengan fakta-fakta yang
ada. Didapatkan hasil bahwa variabel lingkungan kerja
menurut penilaian responden berada dalam kategori cukup,
kemudian variabel SMK3 menurut penilaian responden
berada dalam kategori yang cukup, dan rendahnya kejadian
kecelakaan kerja. Hasil uji t hitung untuk variabel
lingkungan kerja dan SMK3 diperoleh hasil yaitu tidak
berpengaruh terhadap kecelakaan kerja di ruang IGD RSUP
dr. Hasan Sadikin Kota Bandung, begitu juga dengan hasil
Kata Kunci: uji f menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan Ruang
Iingkungan Kerja; Sistem IGD yang bermakna antara lingkungan kerja, SMK3
Manajemen K3; Kecelakaan terhadap kecelakaan kerja di Rumah Sakit Umum Pusat dr.
Kerja Hasan Sadikin Kota Bandung.

Pendahuluan Kesehatan diamanatkan bahwa upaya


Seiring berkembangnya kesehatan kerja ditujukan untuk
industrialisasi dan globalisasi, serta melindungi pekerja dari gangguan
kemajuan ilmu dan teknologi, maka kesehatan serta pengaruh buruk yang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja juga diakibatkan oleh pekerjaan. Keselamatan
semakin berkembang. Undang-undang dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan
Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan suatu keharusan untuk dilaksanakan oleh
sebagai dasar hukum penerapan K3 di penyelenggara kerja untuk meningkatkan
Indonesia telah diperkuat dengan keluarnya produktifitas perusahaan. Jika kesehatan
Undang- undang Nomor 36 Tahun 2009 pekerja terpelihara dengan baik, maka
tentang Kesehatan dimana pada pasal 164- angka kesakitan, absensi, kecacatan dan
165 tentang kesehatan kerja menyatakan kecelakaan kerja dapat diminimalkan,
bahwa semua tempat kerja wajib sehingga akan terwujud pekerja yang sehat
menerapkan upaya kesehatan kerja baik dan produktif.
sektor formal maupun informal termasuk Rumah sakit merupakan bagian
Aparatur Sipil Negara, TNI dan Kepolisian. integral dari sistem kesehatan di Indonesia
(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, yang menyelenggarakan pelayanan
2018) kesehatan secara komprehensif yang
Data Badan Pusat Statistik tahun meliputi upaya-upaya kesehatan
2018 mencatat jumlah usia kerja 193,55 berupa upaya pencegahan penyakit
Besarnya jumlah angkatan kerja (preventif), peningkatan kesehatan
merupakan aset berharga bagi kemajuan (promoti), penyembuhan (kuratif), dan
bangsa bila disertai dengan kualits dan pemulihan (rehabilitatif) yang bersifat
produktivitas pekerja yang prima.(Badan menyeluruh, terpadu, dan
Pusat Statistik, 2018). Dalam Undang- berkesinambungan dipengaruhi oleh
undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang berbagai faktor lingkungan sosial, budaya,

Syntax Transformation, Vol. 2 No. 5, Mei 2021 721


Tatang Adi Permana

termasuk ekonomi, lingkungan fisik dan sekitar 2,5% petugas kesehatan di seluruh
bioDgis yang bersifat dinamis dan dunia menghadapi pajanan HIV, dan sekita
kompleks. (Rasmaliah, 2001) 40% menghadapi pajanan virus Hepatitis B
Selain itu juga rumah sakit dan Hepatitis C akibat pajanan darah yang
menghasilkan berbagai bahaya yang dapat terjadi di spat kerja melalui berbagai
menimpa para petugas kesehatan seperti sumber-sumber infeksi yang diketahui atau
terpajan agen biologis, bakteri, virus, dan tidak diketahui dimana salah satunya
bloodborne pathogen yang media melalui luka tusukan jarum bekas pakai
penularannya melalui inhalasi, kontak kulit, yang telah terkontaminasi. (Protecting
serta luka akibat tusukan jarum yang Health Care Workrs-Preventing Needlestick
terkontaminasi. (Hermana, 2006) Injuries, 2002)
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor Di Pakistan sebesar 50% dari injeksi
66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan yang digunakan menggunakan jarum suntik
Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS), bekas pakai. Penggunaan kembali jarum
mempertimbangkan bahwa rumah sakit suntik bekas dapat mengakibatkan
merupakan tempat kerja yang memiliki prevalensi virus Hepatitis B dan virus
risiko tinggi terhadap keselamatan dan Hepatitis C di Pakistan lebih dari 10%.
kesehatan, sumber daya manusia rumah (Janjau, N.Z, 2007)
sakit, pasien, pendamping pasien, Angka kecelakaan kerja di RS UGM
pengunjung, maupun lingkungan rumah pada tahun 2014 tercatat sebanyak 6 kasus,
sakit. Tujuan pengaturan K3RS tersebut terdiri dari 3 kasus tertusuk jarum, 2 kasus
agar terselenggaranya keselamatan dan kecelakaan IaIu lintas dan 1 kasus terpercik
kesehatan kerja di rumah sakit secara serbuk gerinda. Pada tahun 2015 terjadi
optimal, efektif, efisien dan kenaikan jumlah kecelakaan kerja
berkesinambungan. Sehingga, sesuai dengan sebanyak 266.7% yaitu tercatat 16 kasus.
Pasal 3 dalam Permenkes No 66 Tahun yang terdiri dari 9 kasus tertusuk jarum, 3
2016 tentang K3RS, bahwa setiap Rumah kasus kecelakaan IaIu lintas dan 4 kasus
Sakit wajib menyelenggarakan K3RS. sharp injury. Dan selama periode Januari
(Kemenkes RI, 2016) sampai dengan Juni 2016 tercatat sudah
Data mengenai Penyakit Akibat Kerja terjadi 7 kasus kecelakaan kerja.(Sarastuti,
(PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) 2016)
di sarana umum kesehatan di Indonesia Sedangkan di Rumah Hasan Sadikin
secara umum belum tercatat dengan baik, Bandung angka kecelakaan kerja berdasar
namun menurut Departemen Kesehatan, data dari bagian K3RS, terlampir dalam
diketahui bahwa risiko bahaya yang dialami tabel di bawah ini:
oleh pekerja di rumah sakit adalah infeksi Tabel 1.
HIV (0,3%), risiko pajanan membran Angka Kecelakaan Kerja di RSUP dr. Hasan
mukosa (1%), risiko pajanan kulit (<1%) Sadikin
dan sisanya tertusuk jarum, terluka akibat Tahun
Kecelakaan
pecahan gigi yang tajam dan bar metal 2018 2019
ketika melakukan pembersihan gigi, low Tertusuk jarum 28 26
back paint akibat mengangkat beban Tergores Benda 4 3
melebihi batas, gangguan pernapasan, Tajam
dermatitis dan hepatitis. (Depkes, 2007) Tertimpa Benda 2 5
World Healih Organization Berat
(WHO) menunjukkan setiap tahun bahwa

722 Syntax Transformation, Vol. 2 No. 5, Mei 2021


Pengaruh Lingkungan Kerja dan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Terhadap
Kecelakaan Kerja (Studi Kasus Di Ruang Igd Rsup Dr. Hasan Sadikin, Bandung)

Terciprat Cairan 3 4 kecelakaan kerja, adalah ruang Instalasi


Terpeleset/Terjatuh 4 9 Gawat Darurat, dengan kenaikan sebanyak
Terpapar Radiasi 0 2 tempat kasus dari tahun 2018 ke 2019.
Jumlah 41 49 Di Indonesia, berdasarkan penelitian
Studi Kecelakaan kerja yang dilakukan di
Rumah Sakit (RS) termasuk ke dalam RS Elim Rantepao Toraja Utara dan RSUD
kriteria lingkungan kerja dengan berbagai Lakipadada Makala Tana Toraja diperoleh
ancaman bahaya yang dapat menimbulkan beberapa faktor yang berkontribusi dalam
dampak kesehatan, terhadap para pelaku Kejadian Penyakit dan Kecelakaan Akibat
langsung yang bekerja di RS seperti Kerja, yaitu Faktor Manusia (meliputi
Perawat. Potensi bahaya di RS, selain Karakteristik Umur, Jenis Kelamin, Unit
penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi Kerja, Masa Kerja petugas kesehatan dan
bahaya-bahaya Iain yang mempengaruhi Perilaku yang tidak aman/berbahaya/
situasi dan kondisi di RS, yaitu Unsafe Action dari tenaga Kesehatan),
kecelakaan(peledakan, kebakaran, Faktor Lingkungan yang tidak aman/
kecelakaan yang berhubungan dengan berbahaya (Unsafe Condition) dan Faktor
instalasi listrik, dan sumber-sumber cidera Manajemen K3 (Upaya yang dilakukan
lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia yang dalam mengelola K3 untuk Pencegahan
berbahaya, gas- gas anastesi, gangguan penyakit dan Kecelakaan akibat
psikososial dan ergonomi.(Ahmad kerja).(Parubak, 2009)
Djojosugito, 2006) Berdasarkan hasil studi tersebut
Data kecelakaan kerja berdasarkan Petugas kesehatan yang mengalami
tempat terjadinya kecelakaandi RSUP Dr kecelakaan kerja sebesar 104 orang
Hasan Sadikin Bandung, yaitu: (40,47%) dari 257 responden, dimana 62
Tabel 2. orang (59,62%) dari 104 responden tersebut
Data Kecelakaan Kerja Berdasarkan Tempat mengalami lebih dari satu jenis kecelakaan
Kejadian Kecelakaan Kerja di RSUP dr. kerja, dengan gambaran yang paling banyak
Hasan sadikin mengalami kecelakaan adalah petugas
Ruangan Tahun kesehatan perempuan sebesar 70.9%, pada
2018 2019 umur 2 30 tahun sebesar 58,3%, unit kerja
Ruang Perawatan 7 11 rawat inap 90,5%, masa kerja 5 tahun
Ruang High care 4 3 68,6%, jenis kecelakaan yang dialami antara
Ruang Radioterapi 0 3 Iain: terjatuh 14,8%, tertimpa
Ruang Haemodialisa 0 1 2,7%,menginjak / terpukul 1,8%, terjepit
Ruang IGD 8 12 3,1%, tertusuk 26%, teriris 28,3%,
kehabisan tenaga 9%, terkena benda panas
Selasar RS 6 7
8,1%, terkena arus listrik 4%, terkena bahan
Ruang Operasi 1 2
merusak/ radiasi 2,2%. Adapun sifat cedera
Ruang Rawat Jalan 7 3
yang dialami cedera ringan 98
Ruang CSSD 1 0
orang(94,23%) dan cedera berat 6 orang
Tempat Pembuangan 3 0
(5,77%) letak cedera cenderung pada
Sampah
bagian tubuh dengan kategori tidak
Laboratorium 4 1
berbahaya 101 orang (97,12%) dan
Jumlah 41 49 pada kategori berbahaya 3 orang
Berdasarkan tabel di atas, tempat (2,88%). (Parubak, 2009)
yang paling sering mengalami kejadian

Syntax Transformation, Vol. 2 No. 5, Mei 2021 723


Tatang Adi Permana

Sistem Manajemen Keselamatan dan fakta yang ada. Penggunaan metode


Kesehatan Kerja di Rumah Sakit dibentuk deskriptif verfikatif untuk mendeskripsikan
melalui K3RS (Keselamatan dan Kesehatan pengaruh lingkungan kerja, manajemen
Kerja Rumah Sakit). Keselamatan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap
Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) kecelakaan kerja sedangkan metode
merupakan salah satu upaya untuk verifikatif dalam penelitian ini adalah untuk
meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, menganalisa pengaruh lingkungan kerja,
khususnya dalam hal kesehatan dan manajemen keselamatan dan kesehatan
keselamatan bagi Sumber Daya Manusia kerja terhadap kecelakaan kerja di Rumah
(SDM) rumah sakit, pasien, Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Kota
pengunjung/pengantar pasien, dan Bandung. Alat yang digunakan yaitu
masyarakat sekitar rumah sakit. K3RS menggunakan kuisioner.
merupakan sebuah pelaksanaan yang Populasi dalam penelitian kali ini
penting dalam menciptakan lingkungan adalah seluruh pekerja yang bertugas di
yang baik di rumah sakit untuk menjaga ruang IGD RSUP dr. Hasa dikin Bandung.
kesejahteraan orang-orang yang berada pada Jumlah populasi pekerja di RSUP dr Hasan
lingkungan tersebut. Namun, pelaksanaan Sadikin Bandung Ruang IGD, adalah :
K3RS yang efektif memerlukan komitmen Tabel 3.
bersama antara pihak yang kompeten, Jumlah Pegawai yang Bekerja di ruang IGD
pengusaha, pekerja, dan perwakilan mereka RSUP dr Hasan Sadikin Bandung
(ILO, 2008) No Kategori Jml %
Pada penelitian yang dilakukan 1 Dokter 71 29.96
menjelaskan bahwa perawat yang tidak 2 Perawat 67 28.27
lengkap mendapatkan sosialisasi promosi 3 Bidan 12 5.06
K3 berisiko 14 kali mengalami kejadian 4 Farmasi 11 4.64
kecelakan kerja dibandingkan dengan 5 Rekam Medis 5 2.11
perawat yang lengkap mendapatkan 6 Radio rater 9 3.80
sosialisasi promosi K3. (Putri et al., 2018) 7 Administrasi 12 5.06
Risiko-risiko kecelakaan kerja di 8 Prakarya 23 9.70
rumah sakit selalu ada, termasuk dalam 9 Sapam 10 4.22
kondisi saat ini, ketika terjadi kondisi 10 Cleaning 17 7.17
darurat kesehatan dan Kejadian Luar Biasa Service
(KLB) dengan mewabahnya Covid-19
Total 237 100
hingga menjadi pandemi. Rumah Sakit
Teknik pengambilan sampel
merupakan tempat yang berisiko terjadinya
yang digunakan adalah cluster random
penularan pada tenaga kesehatan karena
sampling Teknik pengambilan sampel
berhadapan langsung dengan pasien yang
secara cluster random sampling
terkonfirmasi oleh Covid-19.
digunakan karena penelitian ini mengambil
sampel pada keseluruhan bagian dan
Metode Penelitian
ruang kerja di IGD Rumah Sakit Umum
Penelitian ini menggunakan metode
Pusat dr. Hasan Sadikin.
penelitian kuantitatif dengan pendekatan
Tabel 4. sebaran sampel
desktiptif dan verifikatif. Metode deskriptif
No Kategori Populasi Sampel
verifikatif adalah metode yang
1 Dokter 71 21
menggambarkan pengaruh dua variabel atau
2 Perawat 67 20
lebih yang berbeda sesuai dengan fakta-

724 Syntax Transformation, Vol. 2 No. 5, Mei 2021


Pengaruh Lingkungan Kerja dan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Terhadap
Kecelakaan Kerja (Studi Kasus Di Ruang Igd Rsup Dr. Hasan Sadikin, Bandung)

3 Bidan 12 4 penyelenggaraan Rumah Sakit adalah


4 Farmasi 11 3 sebagai berikut:
5 Rekam Medis 5 1 1) Mempermudah akses masyarakat untuk
6 Radio rater 9 3 mendapatkan pelayanan kesehatan
7 Administrasi 12 4 2) Memberikan perlindungan terhadap
8 Prakarya 23 7 keselamatan pasien, masyarakat,
9 Sapam 10 3 lingkungan rumah sakit dan sumber
10 Cleaning 17 5 daya manusia di rumah sakit
Service 3) Meningkatkan mutu dan
Total 237 71 mempertahankan standar pelayanan
rumah sakit
Hasil dan Pembahasan 4) Memberikan kepastian hukum kepada
Grand theory yang digunakan untuk pasien, masyarakat, sumber daya
penelitian ini adalah manajemen rumah manusia rumah sakit, dan Rumah
sakit, middle theory-nya adalah Sistem Sakit.(Kemenkes RI, 2019)
Manajemen Kesehatan dan Kesehatan Adapun peran dan fungsi rumah sakit
Kerja (SMK3) dan applied theory-nya adalah sebagai berikut:
adalah Lingkungan Kerja, dan Kecelakaan 1) Menyediakan dan Menyelenggarakan:
Kerja. a) Pelayanan medik
Manajemen adalah memantau dan b) Pelayanan penunjang medik
mengawasi kegiatan orang Iain sehingga c) Pelayanan perawat
kegiatan mereka selesai dengan efisien dan d) Pelayanan Rehabilitas
efektif. (Stephen P. Robbins, 2013) e) Pencegahan dan peningkatan
Sedangkan Menurut (James A.F. Stoner, kesehatan
2016) manajemen adalah suatu proses 2) Sebagai tempat pendidikan dan atau
perencanaan, pengorganisasian. latihan tenaga medik atau tenaga
kepemimpinan, dan pengendalian upaya paramedik.
dari anggota organisasi serta penggunaan 3) Sebagai tempat penelitian dan
sumber daya yang ada pada organisasi untuk pengembangan Ilmu dan teknologi
mencapai tujuan organisasi yang telah bidang kesehatan(Kemenkes RI, 2019)
ditetapkan sebelumnya. Selain itu Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah
manajemen adaalah efektifitas dan efisiensi sakit mempunyai tugas menyelenggarakan
pencapaian tujuan organisasi melalui pelayanan asuhan medis dan asuhan
perencanaan, pengorganisasian, keperawatan sementara serta pelayanan
memimpin dan mengendalikan sumber pembedahan darurat bagi pasien yang
daya organisasi.(Richard L. Daft, 2013) datang dengan gawat darurat medis. IGD
Dari pendapat beberapa ahli dapat memiliki peransebagai gerbang utama
disimpulkan bahwa, manajemen adalah masuknya penderita gawat darurat.
suatu proses yang meliputi proses Pelayanan pasien gawat darurat adalah
perencanaan, pengorganisaian, pelayanan yang memerlukan pelayanan
kepemimpinan dan pengendalian dalam segera, yaitu cepat, tepat dan cermat untuk
suatu organisasi untuk mencapai suatu can mencegah kematian dan kecacatan.
yang telah ditetapkan. Dalam pasal 3 dang- Pelayanan ini bersifat penting (emergency)
Undang No 44 tahun 2009 tujuan sehingga diwajibkan untuk melayani pasien
24 jam sehari secara terus menerus.
(Kemenkes RI, 2019)

Syntax Transformation, Vol. 2 No. 5, Mei 2021 725


Tatang Adi Permana

Ada beberapa pembagian penanganan e) Terkena arus listrik


dan kriteria pasien dalam kondisi f) Kontak dengan bahan-bahan
kegawatdaruratan di IGD, yaitu: berbahaya atau radiasi
1) Prioritas I (label mereah): Emergency 2) Klasifikasi menurut penyebab
Pada prioritas I yaitu pasien dengan a) Mesin (mesin penyalur, pengolah
kondisi gawat darurat yang mengancam logam/kayu,alat tani/tambang, dan
nyawa/fungsi vital dengan penanganan lain-lain)
dan pemindahan bersifat segera, antara b) Alat angkat dan angkut (mesin
Iain: gangguan pernapasan, gangguan angkat barang, alat berada, alat
jantung dan gangguan kejiwaan yang bangunan, dan lain-lain)
serius c) Peralatan Iain (bejana bertekanan,
2) Prioritas II (label kuning): Urgensi Pada pembakar/pemanas, instalasi
prioritas II yaitu pasien dalam kondisi pendingin, instalasi listrik, dan lain-
darurat yang perlu evaluasi secara lain)
menyeluruh dan ditangani oleh dokter d) Bahan-bahan, zat-zat dan radiasi
untuk stabilisasi, diagnosa dan terapi (bahan peledak, gas/cairan kimia,
definitif, potensial mengancam benda melayang, dan lain-lain)
jiwa/fungsi vital bila tidak segera e) Lingkungan kerja (dari luar/dalam
ditangani dalam waktu singkat bangunan atau dari dalam tanah)
penanganan dan pemindahan bersifat f) Penyebab-penyebab yang belum
jangan terlambat, antara Iain: pasien termasuk golongan-golongan
dengan risiko syok, fraktur multiple, tersebut, misal :hewan
fraktur femur/pelvis, luka bakar luas. 3) Klasifikasi menurut sifat luka atau
gangguan kesadaran/trauma kepala. kelainan (patah tulang, dix@‹asi,
3) Prioritas III (label hijau): A/on renggang otot, memar, amputasi, dan
Emergency Pada prioritas III yaitu lain-lain)
Pasien gawat darurat semu false 4) Klasifikasi menurut letak kelainan atau
emergency) yang tidak memerlukan luka di tubuh (kepala, leher, badan,
pemeriksaan dan perawatan segera. anggota gerak atas/bawah, dan lain-lain)
4) Prioritas IV (label hitam): Deaih Pasien Jenis pekerjaan mempunyai peranan
datang dalam keadaan sudah meninggal. besar dalam menentukan jumlah dan macam
Kecelakaan kerja adalah kejadian kecelakaan, demikian pula jumlah dan
yang tidak terduga dan tidak diharapkan. macam kecelakaan diberbagai kesatuan
Biasanya kecelakaan menyebabkan, operasi dalam suatu proses, seterusnya pada
kerugian material dan penderitaan dari yang berbagai pekerjaan yang tergolong kepada
paling ringan sampai kepada yang paling suatu kesatuan operasi (Suma”mur, 1996).
berat. (Depkes, 2008). Klasifikasi Penyebab kecelakaan kerja di
kecelakaan kerja menurut Organisasi berbagai negara tidak sama, namun ada
Perburuhan Internasional (ILO, 1962) dalam kesamaan umum yaitu kecelakaan kerja
(suma’mur, 1987), adalah sebagai berikut: disebabkan oleh:
1) Klasifikasi menurut jenis kecelakaan 1) Kondisi bahan berbahaya (mesin,
a) Terjatuh lingkungan, proses kerja, sifat pekerjaan
b) Tertimpa, tertumbuk, terjepit benda dan cara bekerja)
c) Gerakan-gerakan melebihi 2) Perbuatan berbahaya (Unsafe Acfion)
kemampuan dari manusia (sikap/tingkah laku tidak
d) Pengaruh suhu tinggi baik, kurang keterampilan dan

726 Syntax Transformation, Vol. 2 No. 5, Mei 2021


Pengaruh Lingkungan Kerja dan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Terhadap
Kecelakaan Kerja (Studi Kasus Di Ruang Igd Rsup Dr. Hasan Sadikin, Bandung)

pengetahuan dalam pekerjaan yang Uji validitas dalam penelitian ini


bersangkutan, cacat tubuh tak terlihat, dilakukan dengan 20 Responden dengan
atau keletihan). (Tresnaningsih, 2007) nilai r-tabel yaitu 0.444. Adapun Uji
Contoh kecelakaan yang banyak terjadi di validitas pada variabel independen X
laboratorium: (Lingkungan Kerja), tercantum dalam tabel
1) Terpeleset (terjatuh) bias anya karena di bawah ini:
lantai licin, akibat: ringan (memar), Tabel 5.
berat ( traktura, dislokasi, memar otak, Hasil Uji Validitas Variabel Lingkungan
dan lain-lain) Kerja
2) Cedera pada punggung oleh karena Item butir Nilai Nilai Ket
mengangkat beban yang cukup berat, pertanyaan Korelasi Tabel
terutama bila mengabaikan kaidah 1 0.838 0.444 Valid
ergonomi. 2 0.836 0.444 Valid
3) Tertusuk jarum suntik saat mengambil 3 0.518 0.444 Valid
sampel darah/cairan tubuh 4 0.476 0.444 Valid
lainnya.Akibatnya tertular virus HIV, 5 0.618 0.444 Valid
Hepatitis B 6 0.677 0.444 Valid
4) Terjadi kebakaran yang bersumber dari 7 0.551 0.444 Valid
bahan kimia, kompor, bahan 8 0.591 0.444 Valid
desinfektan yang mungkin mudah 9 0.847 0.444 Valid
menyala dan beracun. (Tresnaningsih, 10 0.599 0.444 Valid
2007)
11 0.672 0.444 Valid
Indikator-indikator kecelakaan kerja
12 0.575 0.444 Valid
yang peneliti gunakan, berdasarkan
13 0.476 0.444 Valid
beberapa teori, yaitu dari Keputusan Menteri
14 0.684 0.444 Valid
Kesehatan No.432 Tahun 2007 tentang
Dari tabel di atas diperoleh hasil uji
Pedoman Manajemen Keselamatan dan
validitas.untuk variabel lingkungan kerja
Keselamatan Kerja di Rumah Sakit,
yang terdiri dari 14 butir pertanyaan, yang
International Labour Organization (ILO) dan
menggali kondisi lingkungan kerja fisik dari
(Tarwaka, 2008), yaitu:
mulai sirkulasi udara, pencahayaan,
1) Dimensi Fisik (tertusuk jarum/benda
kebisingan, kelembaban udara, hingga
tajam)
lingkungan kerja non fisik dari mulai
2) Dimensi Biologis (terpapar
hubungan kerja antar pegawai, serta
jamur/penyakit menular)
hubungan kerja pegawai dan pimpinan.
3) Dimensi Mekanis (tertimpa/tertindih
Kemudian, untuk hasil uji validitas
benda berat)
dengan variabel Sistem Manajemen
4) Dimensi Kimia (menghirup bahan
selamatan Kesehatan Kerja, tercantum pada
kimia/keracunan)
tabel di bawah ini.
5) Dimensi Ergonomis (Low Back
Tabel 6.
PainJyeri punggung/terkilir)
Hasil Uji Validitas Variabel Sistem
Untuk menganalisa hal tersebut,
Manajemen K3
penelitian ini melibatkan 70 orang
Item butir Nilai Nilai Ket
responden multi profesi dari mulai perawat,
pertanyaan Korelasi Tabel
dokter, bidan, administrasi, rekam medik,
hingga farmasi, yang bertugas di dalam 1 0.826 0.444 Valid
ruangan IGD. 2 0.816 0.444 Valid

Syntax Transformation, Vol. 2 No. 5, Mei 2021 727


Tatang Adi Permana

3 0.753 0.444 Valid tersebut digunakan dua kali atau lebih untuk
4 0.916 0.444 Valid mengukur gejala yang sama dengan
5 0.845 0.444 Valid keandalan sebesar 85,6%. Untuk variabel
6 0.722 0.444 Valid X2 yaitu SMK3 memiliki keandalan sebesar
7 0.666 0.444 Valid 0,968 atau 96,8% serta termasuk dalam
8 0.747 0.444 Valid kategori reliabel, artinya alat ukur
9 0.814 0.444 Valid (kuesioner) SMK3 dapat dipercaya dengan
10 0.895 0.444 Valid tingkat keandalan yang baik, apabila alat
11 0.840 0.444 Valid ukur (kuesioner) tersebut digunakan dua
12 0.778 0.444 Valid kali atau lebih untuk mengukur gejala yang
sama dengan keandalan sebesar 96,8%.
13 0.832 0.444 Valid
Untuk variabel Y yaitu kecelakaan
14 0.815 0.444 Valid
kerja memiliki keandalan sebesar 0,899 atau
15 0.834 0.444 Valid
89,9% dan termasuk dalam kategori
16 0.861 0.444 Valid
reliabel, artinya alat ukur (kuesioner) kinerja
17 0.806 0.444 Valid
dapat dipercaya dengan tingkat keandalan
18 0.861 0.444 Valid
yang baik, apabila alat ukur (kuesioner)
tersebut digunakan dua kali atau lebih untuk
Dari tabel di atas diperoleh hasil uji
mengukur gejala yang sama dengan
validitas untuk variabel kecelakaan kerja
keandalan 89,9%.
yang terdiri dari 18 butir pertanyaan.
Diketahui jumlah responden
Pertanyaan- pertanyaan tersebut menggali
penelitian ini adalah 70 responden. Berikut
terkait dimensi-dimensi kecelakaan kerja
ini adalah penjelasan dari masing-masing
berdasarkan dimensi fisik, kimia, biologi,
karakteristik responden.
mekanis dan ergonomi. Koefisien
Tabel 9.
reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk
Distribusi Frekuensi Berdasarkan
melihat konsistensi jawaban butir-butir
Jenis Kelamin
pernyataan yang diberikan oleh responden.
Jenis Frekuensi Presentase
Tabel 8.
Kelamin
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Laki-laki 28 40%
Penelitian
Perempuan 42 60%
Variable Nilai Ket
Jumlah 70 100%
Reliabilitas
Berdasarkan tabel dan diagram di
Lingkungan 0.856 Reliabel
atas, lebih dari setengah responden, yaitu
Kerja
60% atau 42 orang berjenis kelamin
SMK3 0.968 Reliabel
perempuan dan sisanya sebesar 40% atau 28
Kecelakaan 0.899 Reliabel
orang berjenis kelamin laki-laki.
Kerja
Tabel 10.
Berdasarkan hasil pengujian
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia
reliabilitas, diperoleh variabel X1 yaitu
Keloompok Frekuensi Presentase
lingkungan kerja memiliki keandalan
Usia
sebesar 0,856 atau 85,6% dan termasuk
20-35 34 48%
dalam kategori reliabel, artinya alat ukur
36-50 32 46%
(kuesioner) lingkungan kerja dapat
>50 4 6%
dipercaya dengan tingkat keandalan yang
Jumlah 70 100%
baik dan apabila alat ukur (kuesioner)

728 Syntax Transformation, Vol. 2 No. 5, Mei 2021


Pengaruh Lingkungan Kerja dan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Terhadap
Kecelakaan Kerja (Studi Kasus Di Ruang Igd Rsup Dr. Hasan Sadikin, Bandung)

Berdasarkan tabel dan diagram di atas merupakan pegawai BLU yang sudah lama
sebanyak 48% atau 34 orang berusia 20-35 mengabdi atau bekerja di RSHS.
tahun, kemudian sebanyak 46% atau 32 Tabel 12.
orang berusia antara 36-50 tahun dan 6% Distribusi Frekuensi
atau 4 orang responden berusia > 50 tahun. Berdasarkan Profesi Responden
Menurut hasil wawancara, usia 20-35 Jenis Frekuensi Presentase
tahun menjadi usia yang paling Pekerjaan
mendominasi, dikarenakan rumah sakit Dokter 17 24
melakukan rotasi dan kemudian refreshment Perawat 25 36
dengan para pekerja fresh graduate Farmasi 6 9
berdasarkan lowongan pekerjaan yang Bidan 5 7
dibuka sekitar tahun 2015, namun terdapat Radiologi 4 5
pula usia sebanyak 36-50 tahun dikarenakan Medical 5 7
ada beberapa pekerja yang dianggap Record
senioruntuk membantu di ruang IGD. Dan Admin 8 11
sisanya 4 orang responden > 50 tahun Jumlah 70 100%
merupakan dokter yang sudah lama bertugas Berdasarkan tabel atas, dari 70
di IGD, dua orang perawat dan satu responden, sebanyak 36% atau 25 orang
administrasi yang juga sudah lama bertugas berprofesi sebagai perawat, kemudian
di ruangan tersebut. sebanyak 24% atau 17 orang berprofesi
Tabel 11. sebagai dokter, IaIu sebanyak 11% atau 8
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kerja orang berprofesi sebagai admin, selanjutnya
Lama Kerja Frekuensi Presentase sebanyak 9% atau 6 orang bekerja sebagai
< 5-20 14 20% farmasi, dan sisanya sebanyak 7% dan 6%
Tahun atau sebanyak 4-5 orang terbagi kepada
21-30 46 66% profesi bidan, radiologi dan medical record.
Tahun Berdasarkan hasil wawancara, pembagian
> 30 Tahun 9 13% profesi pekerja di IGD didominasi oleh
Jumlah 70 100% tenaga medis mulai dari perawat, dokter,
Berdasarkan tabel di atas, 66% atau bidan dan farmasi.
sebanyak 46 orang responden telah bekerja
selama kurun waktu antara 5- 20 tahun, PEMBAHASAN
sebanyak 20% atau sebanyak 14 orang telah Variabel peneIitian terdiri dari tiga variabel,
bekerja selama kurun waktu <5 tahun, yaitu variabel lingkungan kerja, dan SMK3
sebanyak 13% atau sebanyak 9 orang telah sebagai variabel independen, serta variabel
bekerja selama kurun waktu 21-30 tahun kecelakaan kerja sebagai variabel dependen.
dan satu orang atau 1% telah bekerja Penelitian ini dilakukan dengan cara
selama >30 tahun. menganalisis variabel lingkungan kerja, dan
Berdasarkan hasil wawancara variabel SMK3 yang diperkirakan memiliki
sebanyak 66% pekerja bekerja selama kurun pengar terhadap kejadian kecelakaan kerja
waktu 5-20 tahun dikarenakan sangat jarang di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan
pekerja keluar dari RSUP dr. Hasan Sadikin. Sadikin.
Adapun lowongan pekerjaan calon Aparatur 1) Dimensi Fisik
Sipil Negara (ASN) di RSHS yang setiap Dimensi fisik rupakan salah satu
tahun di adakan yang di terima kebanyakan aspek dalam lingkungan kerja yang

Syntax Transformation, Vol. 2 No. 5, Mei 2021 729


Tatang Adi Permana

berhubungan dan mempengaruhi kondisi berdasarkan jawaban responden dari


manusia, misalnya temperatur, Variabel lingkungan kerja
kelembaban, sirkulasi udara, berdasarkan indikator kelembaban
pencahayaan, kebisingan dan lainnya. dalam dimensi fisik yaitu 218,75
a) Tingkat Sirkulasi Udara dengan klasifikasi cukup, artinya
Berdasarkan penelitian yang menunjukan tingkat kelembaban
dilakukan diperoleh rata-rata skor udara di ruangan yang membuat
berdasarkan jawaban responden dari nyaman bekerja, kemudian tingkat
Variabel Lingkungan Kerja kelembaban di ruangan hingga
berdasarkan indikator sirkulasi udara pekerja merasa cepat lelah, hingga
dalam dimensi fisik yaitu 243 dengan tingkat ketersediaan alat pengukuran
klasifikasi cukup, yang menunjukan kelembaban udara.
tingkat kenyamanan sirkulasi udara 2) Dimensi Non Fisik
dalam ruangan kerja dan tingkat Dimensi Non Fisik merupaka
kebersihan sirkulasi udara yang tidak keadaan lingkungan tempat kerja
mengandung debu serta bahan Iain karyawan yang berupa suasana kerja
yang menyebabkan alergi pada yang harmonis dimana terjadi hubungan
pernafasan. atau komunikasi antara bawahan dengan
b) Tingkat Pencahayaan atasan (hubungan vertikal) serta
Berdasarkan penelitian yang hubungan antar sesama karyawan
diperoleh rata-rata skor berdasarkan (hubungan horisontal).
jawaban responden dari Variabel a) Hubungan Kerja Antar Pegawai
Lingkungan Kerja berdasarkan Berdasarkan tabel di atas
indikator Pencahayaan dalam dimensi diperoleh rata-rata skor berdasarkan
fisik yaitu 244 dengan klasifikasi jawaban responden dari Variabel
cukup, kondisi tersebut menunjukan lingkungan kerja berdasarkan
tingkat kecukupan penerangan dari indikator hubungan kerja antar
sumber sinar matahari dan cahaya pegawai dalam dimensi non fisik,
penerangan lampu listrik dalam yaitu 270 dengan klasifikasi tinggi.
mendukung pekerjaan. Artinya nilai tersebut
c) Tingkat Kebisingan menggambarkan tingkat
Berdasarkan penelitian yang keharmonisan antar pegawai serta
dilakukan diperoleh rata-rata skor tingkat kerjasama yang baik dalam
berdasarkan jawaban responden dari menyelesaikan pekerjaan di ruang
variabel lingkungan kerja IGD.
berdasarkan indikator kebisingan b) Hubungan Kerja Pegawai dan
dalam dimensi fisik yaitu 225,5 Pimpinan
dengan klasifikasi cukup, kondisi Berdasarkan tabel di atas
tersebut menunjukan tingkat diperoleh rata-rata skor jawaban
kekedapan ruangan dari suara responden dari Variabel Lingkungan
kebisingan dari luar dan kondisi suara Kerja berdasarkan indikator
dari dalam kantor yang berasal dari hubungan kerja pegawai dan
suara alat-alat kantor/mesin. pimpinan dalam dimensi non fisik,
d) Kelembaban Udara yaitu 266,33 dengan klasifikasi
Berdasarkan penelitian yang Tinggi Artinya nilai tersebut
dilakukan diperoleh rata-rata skor menggambarkan tingkat

730 Syntax Transformation, Vol. 2 No. 5, Mei 2021


Pengaruh Lingkungan Kerja dan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Terhadap
Kecelakaan Kerja (Studi Kasus Di Ruang Igd Rsup Dr. Hasan Sadikin, Bandung)

keharmonisan antara pegawai dan bebas. Hasil dari pengujian


pimpinan yang baik, kemudian multikolinearitas sebagai berikut:
tingkat saling menghargai antara Tabel 13.
pimpinan dan pegawai hingga Tabel Uji Multikolinieritas
tingkat kerjasama yang baik pula Collinearity Statistics
Variabel
dalam menyelesaikan target Tolerance VIF
bersama pimpinan. Lingkunga 0.664 1.5d7
Uji Normalitas n Kerja
Uji ini bertujuan untuk menguji SMK3 0.664 1.507
apakah dalam model regresi, variable Berdasarkan hasil di atas diperoleh
pengganggu atau residual memiliki nilai VIF dari kedua variabel bebas < 10,
distribusi normal? Seperti diketahui bahwa yang berarti tidak adanya multikolinearitas
Uji t dan Uji F mengasumsikan bahwa nilai antara variabel bebasnya. Dari ketiga uji
residual mengikuti distribusi nc@§aI, asumsi analisis regresi semuanya terpenuhi
Hipotesis uji yang digunakan adalah sebagai sehingga analisis regresi yang digunakan
berikut: dapat disebut sebagai model yang baik.
Ha : E; (sisaan) berdistribusi normal Tabel 14.
H1 : E:, (sisaan) tidak berdistribusi normal Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja
Dengan mengunakan uji kolmogorof (x) sistem Manajemen Keselamatan
smirnov diperoleh nilai Pvalue = 0.2. Kesehatan Kerja {A) terhadap
Dengan mengambil nilai a = 10% atau 0.1 Kecelakaan Kerja (Y)
maka Ho diterima karena nilai Pvalue > 0.1, Nilai F P.
sehingg apat kita simpulkan bahwa E; 2.356 0,103
(sisaan) berdistribusi normal Berdasarkan uji Anova diperoleh nilai
Heteroskedasitas Fr,«,t= 2,356 dan nilai sig 0,103 dengan
Uji ini dipergunakan untuk menguji apakah mengambil nilai a = 0,1 atau 10%, maka
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan dapat disimpulkan bahwa Ho diterima.
varians dari residual satu pengamatan ke Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
pengamatan lainya. Untuk mengetahui lingkungan kerja dan SMK3 secara
apakah dalam residual satu pengamatan bersama-sama berpengaruh signifikan
dengan pengamatan yang Iain terdapat terhadap kecelakaan kerja.
ketidaksamaan varian dapat dilihat dari Tabel 15
scater plot (diagram penceBerdasarkan Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja
diagram pencar apabila terlihat titik-titik (X1) terhadap Kecelakaan Kerja (Y)
tidak membentuk pola tertentu dapat Variabel T P Value
disimpulkan tidak adanya heteroskedasitas Lingkungan Kerja 138 0.259
varians dari pengamatan yang satu terhadap Berdasarkan tabel di atas, maka dapat
pengamatan yang lainnya. dilihat:
Multikolinieritas Hasil Uji t hitung untuk variabel lingkungan
Uji ini bertujuan untuk menguji kerja (X,), diperoleh = 1,138 dengan tingkat
apakah model regresi ditemukan adanya signifikansi = 0 259, dan nilai a = 10% atau
korelasi antar variabel bebasnya. Untuk 0,1 Maka, tr« =1,138 < typ, = 0,678 dengan
mengetahui ada tidaknya korelasi anBr tingkat signifikansi 0,259 > 0,1 kriteria uji
variabel bebas dapat dilihat dari nilai VIF. maka variabel lingkungan kerja secara
Jika Nilai VIF >10 maka dapat dikatakan parsial b ngaruh terhadap kecelakaan kerja
adanya multikolinearitas antara variabel

Syntax Transformation, Vol. 2 No. 5, Mei 2021 731


Tatang Adi Permana

(Y) di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan masih rendah dan jarang Hadi kecelakaan
Sadikin Kota Bandung. kerja. Keempat, lingkungan kerja dan
Tabel 16. SMK3 secara bersama-sama berpengaruh
Analisis Pengaruh sistem Manajemen signifikan terhadap kecelakaan kerja yang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (A) terjadi di RS hasan Sadikin Bandung
terhadap Kecelakaan Kerja (Y) khususnya di ruang IGD.
Variabel T P Vniue
SMK3 0.738 1.4fa3 Bibliografi
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat Ahmad Djojosugito. (2006). Ahmad
dilihat, Hasil Uji t hitung untuk variabel Djojosugito.
lingkungan kerja (X1), diperoleh = 0,738 http://www.konsultasik3.com/2013/01/
k3rs-keselamatan-dan-kesehatan-
dengan tingkat signifikansi = 0,463 dan nilai
kerja-di.html. Google Scholar
a = 10% atau 0,1 Maka, tr,«t =0,738 < typ, =
0,678 dengan tingkat signifikansi 0 > 0,1 Badan Pusat Statistik. (2018). Statistik
kriteria uji maka variabel sistem manajemen Indonesia 2018. Google Scholar
keselamatan kesehatan kerja secara parsial
berpengaruh terhadap kecelakaan kerja (Y) Depkes. (2007). No Title. Google Scholar
di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan
Depkes. (2008). Pusat Kesehatan Kerja.
Sadikin Kota Bandung. Google Scholar

Kesimpulan Hermana, A. D. (2006). Faktor-faktor Yang


Dari hasil penelitian yang dilakukan, Berhubungan Dengan Terjadinya Luka
maka dapat dikemukakan beberapa Tusuk Jarum Atau Benda Tajam
kesimpulan dari penelitian ini yaitu sebagai Lainnya Pada Perawat Di Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Cianjur.
berikut. Pertama, Lingkungan kerja di
Depok: Tesis Universitas Indonesia.
Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Google Scholar
Sadikin Kota Bandung khususnya ruang
IGD masuk dalam kategori Cukup dan telah ILO. (1962). No Title. Google Scholar
diukur dari dimensi fisik yang meliputi
sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan ILO. (2008). Executive summary - World of
hingga kelembaban udara, IaIu dimensi non Work Report 2008: Income
inequalities in the age of financial
fisik yang mencakup hubungan kerja antar
globalization. In World of Work
pegawai, maupun pimpinan. Kedua, Sistem Report (Vol. 2008, Issue 1). Google
Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Scholar
(SMK3) di Rumah Sakit Umum Pusat dr.
Hasan Sadikin Kota Bandung masuk dalam James A.F. Stoner, C. W. (2016).
kategori sedang dan telah diukur dari kelima Management. Google Scholar
dimensi dalam SMK3. Yang artinya
Janjau, N.Z, et all. (2007). Poor knowledge
pelaksanaan sistem manajemen K3 di RS – predictor of nonadherence to
hasan sadikin bandung sudah berjalan universal precautions for blood borne
dengan baik sesuai dengan SOP yang ada. pathogens at first level care facilities
Ketiga, Tingkat kecelakaan kerjadi RS in Pakistan. NCBI.
Hasan Sadikin Khususnya di ruang https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/arti
IGD termasuk dalam tingkat rendah, artinya cles/PMC1945028/. Google Scholar
tingkat kecelakaan berdasarkan dimensi
Kemenkes RI. (2016). Permenkes No 66
fisik, biologi, kimia, mekanis dan ergonomi

732 Syntax Transformation, Vol. 2 No. 5, Mei 2021


Pengaruh Lingkungan Kerja dan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Terhadap
Kecelakaan Kerja (Studi Kasus Di Ruang Igd Rsup Dr. Hasan Sadikin, Bandung)

Tahun 2016 (p. 2016). Goggle Scholar Richard L. Daft, D. M. (2013).


Management. Google Scholar
Kemenkes RI. (2019). UU No 44 Tahun
2019 Tentang Rumah Sakit. Google Sarastuti, D. (2016). Analisis Kecelakaan
Scholar Kerja di Rumah Sakit Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta. Jurnal
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Kesehatan Masyarakat, 21.
(2018). No Title. http://eprints.ums.ac.id/46459/1/NAS
https://pusdatin.kemkes.go.id/resource KAH PUBLIKASI.pdf. Google
s/download/pusdatin/infodatin/Infodati Scholar
n-K3.pdf. Google Scholar
Stephen P. Robbins, M. K. C. (2013).
Parubak, M. dll. (2009). Studi Kecelakaan Management. Google Scholar
Kerja Pada Petugas RS Elim Rantepao
dan RSUD Lakipada Makale suma’mur. (1987). Higene Perusahaan dan
Kabupaten Tana Toraja. Jurnal Kesehatan Kerja. Google Scholar
MKMI. Google Scholar
Tarwaka. (2008). No Title. Google Scholar
Putri, S., Santoso, S., & Rahayu, E. P.
(2018). Pelaksanaan Keselamatan Dan Tresnaningsih. (2007). Kesehatan dan
Kesehatan Kerja Terhadap Kejadian Keselamatan Kerja Laboratorium
Kecelakaan Kerja Perawat Rumah Kesehatan. Google Scholar
Sakit. Jurnal Endurance, 3(2), 271.
Google Scholar Protecting Health Care Workrs-Preventing
Needlestick Injuries, (2002).
Rasmaliah. (2001). Epidemiologi HIV/AIDS http://www.who.int/occupational
dan upaya penanggulangannya. 1–7. _health/topics/needinjuries/en/
Google Scholar

Copyright holder:
Tatang Adi Permana (2021).

First publication right:


Journal Syntax Transformation

This article is licensed under:

Syntax Transformation, Vol. 2 No. 5, Mei 2021 733

You might also like