Professional Documents
Culture Documents
xx(xx)
* Penulis Koresponden :
E-mail : dwievaliza@yahoo.com
JURNAL KIRANA | 1
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan pelatihan Kader Pemberdayaan
Masyarakat Desa (KPMD) di Balai Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (BPPMDDTT) Pekanbaru. Penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus sampai 9 September 2022. Penelitian ini
menggunakan metode campuran dengan responden pada penelitian ini adalah peserta
pelatihan KPMD yang berjumlah sebanyak 25 orang. Data dianalisis secara kuantitatif
dengan menggunakan skala likert serta secara kualitatif dengan mewawancarai informan
kunci. Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan pelatihan Kader Pemberdayaan
Masyarakat Desa (KPMD) yang dilaksanakan oleh Balai Pelatihan dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (BPPMDDTT) Pekanbaru sudah
sesuai dengan surat keputusan, kurikulum dan laporan penyelenggaraan yang menjadi
pedoman oleh BPPMDDTT Pekanbaru dengan persentase sebanyak 91,9% dengan
kriteria sangat sesuai. Untuk pelatihan selanjutnya bagi desa yang memang belum
membentuk KPMD dapat mengutus masyarakat desa yang berperan besar dalam
pembangunan di desa dan sesudah pelatihan langsung membentuk KPMD dengan
mengeluarkan Surat Keputusan (SK) dari kepala desa serta BPPMDDTT Pekanbaru
dapat membuat Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis (Juklak dan Juknis)
Pelaksanaan Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dari turunan surat keputusan,
kurikulum dan laporan penyelenggaraan yang ada dari Kementerian Desa Daerah
Kata kunci: Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia yang dibuat dalam satu panduan yang
pelaksanaan, lebih teknis.
KPMD, pelatihan
© 202x, PS Penyuluhan Pertanian UNEJ
JURNAL KIRANA | 3
menghasilkan pemahaman yang lebih baik terhadap masalah penelitian
dibandingkan hanya menggunakan satu pendekatan.
Variabel penelitian atau data-data yang diamati pada penelitian ini
ada 7 (tujuh) yaitu peserta, pemateri/pelatih, materi, metode, tujuan,
sasaran serta sarana dan prasarana. Informan kunci pada penelitian ini
adalah pelatih/pemateri pada saat pelatihan dan informan pendukung adalah
semua peserta pelatihan KPMD yang berjumlah 25 orang.
Analisa data menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan kuantitatif
dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif menggunakan skala likert
dengan pemberian skor terdapat dua perhitungan yaitu :
1. Dari rentang nilai 1 sampai 4, dengan kriteria pemberian skor berdasarkan :
1) sangat setuju (skor 4), 2) setuju (skor 3), 3) tidak setuju (2), 4) sangat
tidak setuju (1). Berdasarkan nilai skor kesesuaian tersebut, kemudian
dipresentasikan dengan rumus :
JURNAL KIRANA | 5
wilayah kerja menjadi 5 Provinsi yaitu Provinsi Aceh, Sumatera Utara,
Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau.
Balai Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi (BPPMDDTT) Pekanbaru beralamat di Jalan Raya Pekanbaru
– Bangkinang, Desa Rimba Panjang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar,
Provinsi Riau.
Hasil Penelitian
Tabel 1. Rangkuman Hasil Penelitian
No Variabel Nilai/Skor (%) Kriteria
1. Peserta 99,7 Sangat Sesuai
2. Pemateri/Pelatih 89,2 Sangat Sesuai
3. Materi 93,2 Sangat Sesuai
4. Metode 88,5 Sangat Sesuai
5. Tujuan 90,2 Sangat Sesuai
6. Sasaran 88,3 Sangat Sesuai
7. Sarana dan Prasarana 94,8 Sangat Sesuai
Sumber : Data Primer Diolah (2022)
JURNAL KIRANA | 6
Sumber
No Variabel Informan Kunci 1 Informan Kunci 2 Kesimpulan
Ayu Andria, Siska Yulia Sasri,
S.P, M.Si S.Pi, M.Si
2. Kendala Masalah yang Setelah pelatihan Kendala yang umum
Pelatih dalam sering dihadapi peserta menuntut dihadapi yaitu
Pelaksanaan yaitu pemahaman untuk di SK kan mengenai
Pelatihan serta materi yang serta sering pemahaman peserta
terhadap
Cara ditangkap oleh terjadinya
penguasaan materi
Penangangan peserta berbeda- perbedaan yang berbeda
beda sehingga pandangan terkadang adanya
penanganannya antara pelatih perbedaan
melakukan dan peserta pandangan sehingga
identifikasi pelatihan. pelatih harus
kemampuan awal Penanganan yang mampu dalam
pengelolaan suasana
(Pre-Test) dan dilakukan yaitu
pelatihan terutama
penyampaian berkomunikasi dalam penyampaian
materi dilakukan kepada desa materi agar materi
dengan cara mengenai peran yang disampaikan
bervariasi seperti KPMD ini benar-benar dapat
brainstorming, sehingga diserap peserta
pelatihan dengan
diskusi dll harapannya
baik dan jika terjadi
setelah pelatihan perbedaan
peserta pelatihan pandangan dapat
di SK kan sebagai didiskusikan
KPMD di desanya sehingga dapat
dicapainya satu
kesimpulan yang
sama.
3. Pemberian Semua materi Terkadang tidak Semua materi yang
Materi yang ada di semua materi ada di kurikulum
kurikulum diberikan, diberikan kepada
diberikan kepada tergantung waktu peserta pelatihan,
jika tidak
peserta pelatihan dan kebutuhan
tersampaikan
tetapi disesuaikan yang ada. Apalagi semuanya semua
lagi dengan jenis, pada saat offline materi itu ada pada
tematik dan sekarang buku yang dibagikan
durasi pelatihan. pelatihan yang pada saat pelatihan.
normalnya 5 hari Untuk saat ini
menjadi 3 hari karena pelatihan
hanya 3 hari maka
tentunya tidak
ada beberapa materi
semua materi yang ada di
diberikan, dilihat kurikulum tidak
mana yang paling diberikan pada saat
prioritas. pelatihan karena
kurangnya waktu
pelatihan.
4. Metode Menggunakan Menggunakan Metode pelatihan
Pelatihan metode andragogy metode yang digunakan
dan participatory pendidikan orang adalah metode
learning method dewasa andragogy
(pendidikan orang
dewasa) dan
pendekatan
partisipatif
JURNAL KIRANA | 7
Sumber
No Variabel Informan Kunci 1 Informan Kunci 2 Kesimpulan
Ayu Andria, Siska Yulia Sasri,
S.P, M.Si S.Pi, M.Si
5. Cara agar Melaksanakan Dengan cara Membuat Rencana
Tujuan dan pelatihan sesuai setelah akhir Kerja Tindak Lanjut
Sasaran dapat alur dan proses pelatihan peserta (RKTL) yang
Tercapai yang telah diminta untuk nantinya akan di
ditetapkan, lakukan
membuat RKTL
membuat RKTL, pendampingan
mendampingi dan kemudian pasca pelatihan
pelaksanaan dilakukan dengan cara pelatih
RKTL, serta monitoring baik berkunjung lagi ke
mengevaluasi itu langsung ke desa atau jika
RTKL desa melihat terlalu jauh
dilaksanakan Kembali atau jika melakukan
atau tidak pendampingan
terlalu jauh
melalui WhatsApp
melalui grup. Dan juga
WhatsApp grup dilakukan
serta juga dengan pendampingan
pendampingan melalui zoom
melalui zoom melalui kegiatan
Ngopi Brader
yang disebut
(Ngobrol Pintar
Ngopi Brader Bareng Kader) yang
(Ngobrol Pintar nantinya
Bareng Kader) mengundang
narasumber yang
sudah
berpengalaman di
bidang KPMD.
6 Sarana dan Sarana dan Yang sangat Sarana dan
Prasarana prasarana yaitu perlu prasarana yang
yang bahan ajar, ATK, dipersiapkan paling perlu
Dibutuhkan perlengkapan yaitu bahan dipersiapkan oleh
pelatihan, kursi, pelatih adalah
tayang dan media
laptop, kertas bahan ajar seperti
plano, spidol dan pembantu untuk bahan tayang dan
alat peraga dilakukan saat media pembantu
praktek. seperti laptop,
spidol, alat peraga
dan kertas plano.
Untuk perlengkapan
pelatihan, kursi,
meja dll itu
dipersiapkan oleh
desa yang menjadi
lokasi pelatihan
Sumber : Data Primer Diolah (2022)
Peserta
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 1 peserta pelatihan yang tidak
memiliki KTP setempat, sehingga pada indikator 1 tidak terlaksana dengan
apa yang sudah ditentukan pada surat keputusan. Sehingga peneliti
melakukan wawancara bersama informan kunci dan mendapatkan informasi
bahwa pada saat dilakukannya penjajakan panitia pelatihan akan memberikan
kriteria yang harus dipenuhi oleh peserta pelatihan dan nantinya memberikan
hak sepenuhnya kepada kepala desa untuk memutuskan siapa yang mengikuti
kegiatan pelatihan dengan menerbitkan surat tugas kepada perwakilan yang
sudah ditunjuk untuk mengikuti pelatihan dengan syarat jika pada desa
tersebut belum terbentuk KPMD maka dapat diutus masyarakat yang
JURNAL KIRANA | 8
mempunyai peran besar dalam perkembangan di desa dan diperbolehkan untuk
mengikuti pelatihan walaupun tidak memiliki KTP setempat. Hasil olah data
terkait variabel peserta didapatkan nilai sebesar 99,7% atau dapat dikatakan
sudah sangat sesuai dengan surat keputusan yang dijadikan pedoman oleh
BPPMDDTT Pekanbaru
Pemateri/Pelatih
Hasil penelitian menunjukkan para peserta pelatihan merasa puas dengan
pemateri pelatihan, ini terlihat juga pada saat pelatihan pemateri menguasai
materi yang diajarkan kepada peserta pelatihan. Materi pelatihan yang
diberikan sangat beragam tetapi pemateri dapat menguasai materi yang
diberikan dimana pelatih mampu mendemonstrasikan materi seperti
musyawarah desa beserta memberikan contohnya kepada peserta pelatihan.
Berdasarkan wawancara bersama informan kunci, pemateri sudah
mempunyai pengalaman yang cukup lama dimana pemateri pelatihan ini yaitu
Ayu Andria, S.P, M.Si dengan pengalaman selama 12 tahun dan Siska Yulia
Sasri, S.Pi, M.Si selama tahun sehingga dalam penyampaian materi sudah
sangat baik dan sudah sangat paham dengan apa yang disampaikan ke peserta
pelatihan. Hasil olah data terkait variabel pemateri didapatkan nilai sebanyak
89,2% atau dapat dikatakan sudah sangat sesuai dengan surat keputusan.
Materi
Berdasarkan Tabel 12 tentang materi didapatkan hasil observasi yang
menunjukkan terjadi perluasan materi, dimana pada pelaksanaan pelatihan
yang dilaksanakan di Desa Pancuran Gading pemateri memberikan materi
mengenai Dinamika Kelompok, Konsep Dasar KPMD, Konsep Dasar Teknologi
Tepat Guna (TTG), Kesiapan TTG dalam Menghadapi Masa Replanting Tanaman
Sawit, Budidaya Pajale, Budidaya Serai Wangi, Kelembagaan, Pengenalan dan
Pengelolaan Sampah, Musyawarah Desa dan Rencana Kerja Tindak Lanjut. Hal
ini disebabkan pemateri melihat di Desa Pancuran Gading pada saat itu akan
melakukan replanting tanaman sawit sehingga para peserta pelatihan diberikan
materi dengan ruang lingkup Teknologi Tepat Guna (TTG) dan pelatihan ini juga
mempunyai tema yaitu “Tematik Teknologi Tepat Guna dalam Rangka Replanting
Sawit” dengan harapannya para KPMD dapat memberikan ilmu ini kepada
masyarakat setempat sehingga pada saat masa replanting tetap mempunyai
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat desa. Hasil olah
data terkait variabel pemateri didapatkan nilai sebanyak 93,2% atau dapat
dikatakan peserta pelatihan merasakan bahwa materi yang disampaikan sesuai
dengan apa yang mereka butuhkan sebagai peserta pelatihan.
Metode
Metode yang digunakan oleh pemateri didapatkan bahwa ada 2
metode yang digunakan yaitu andragogi dan partisipatif. Kedua metode ini
tepat digunakan karena peserta pelatihan paling banyak berada pada usia
18-40 tahun yang termasuk dalam pada masa dewasa dini sehingga metode
yang digunakan tentunya pendidikan orang dewasa dan melibatkan peserta
secara aktif dalam membahas suatu topik materi. Hasil olah data terkait
variabel pemateri didapatkan nilai sebanyak 88,5% atau dapat dikatakan
peserta pelatihan merasakan bahwa metode pelatihan yang digunakan sudah
sangai sesuai dengan apa yang mereka butuhkan sebagai peserta pelatihan.
JURNAL KIRANA | 9
Tujuan
Peserta pelatihan memberikan respon yang positif terhadap apa yang
terjadi setelah dilaksanakannya pelatihan. Hal ini juga didukung dengan adanya
kegiatan bimbingan dari pelatih, karena setelah pelatihan berakhir pelatih selalu
memantau bagaimana kinerja dari KPMD ini dan bahkan juga ada
pendampingan yang dilakukan oleh pelatih. Pendampingan dilakukan dengan
dua cara, pertama yaitu melalui grup WhatsApp dimana dapat dijadikan
sebagai wadah untuk sharing dan kedua dilakukan dengan pelatih berkunjung
lagi ke desa yang sudah dilaksanakannya pelatihan dan nantinya melihat
bagaimana KPMD yang sudah diberikan pelatihan apakah sudah menerapkan
materi yang diberikan selama pelatihan. Berdasarkan hasil olah data didapatkan
skor sebesar 90,2% dengan kriteria sangat sesuai, sehingga dapat dikatakan
tujuan yang sudah dibuat.
Sasaran
Variabel sasaran merupakan variabel dengan skor paling rendah dari
7 variabel yang dijadikan variabel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 88,3%.
Ini bisa disebabkan karena apa yang harus dicapai oleh peserta pelatihan
terlalu luas cakupannya sehingga peserta pelatihan merasa agak berat dalam
penerapannya di masyarakat. Sasaran merupakan target yang terukur
sebagai indikator tingkat keberhasilan dari tujuan yang telah ditetapkan,
sehingga sasaran dan tujuan saling berkaitan satu sama lain. Apabila sasaran
tercapai maka tujuan yang ditetapkan juga sudah tercapai. Berdasarkan hasil
olah data, variabel sasaran mendapatkan skor akhir sebesar 88,3% dan dapat
dikatakan sudah sangat sesuai dengan laporan penyelenggaraan.
Pembahasan
Pada variabel pelatihan terlihat pada saat pelaksanaan ada satu peserta
yang tidak sesuai dengan persyaratan tetapi tetap diizinkan karena merupakan
peserta merupakan orang yang mempunyai peran dalam pembangunan di desa,
sebaiknya persyaratan harus dipenuhi oleh peserta pelatihan agar peserta yang
mengikuti pelatihan dapat menjalankan tugasnya dengan baik sebagai KPMD.
Untuk variabel pemateri/pelatih dapat dikatakan sudah berkompeten dalam
menguasai kelas, karena pemateri sendiri sudah melaksanakan tidak hanya satu
atau dua kali tetapi sudah mempunyai pengalaman yang lama sehingga dalam
pengorganisasian kelas dapat dilaksanakan dengan baik.
Selanjutnya pada variabel materi, materi yang dijelasakan kepada peserta
pelatihan tidak sesuai dengan kurikulum yang ada disebabkan pada pelatihan
ini terjadi perluasan materi karena pelatih melihat petani Desa Pancuran Gading
JURNAL KIRANA | 10
akan melakukan re-planting sawit sehingga materi yang diberikan terkait re-
planting sawit. Dengan adanya perluasan materi ini seharusnya dapat
disesuaikan lagi dengan kurikulum, sehingga peserta tidak bingung saat melihat
kurikulum dan saat pelaksanaan pelatihan materi yang diberikan tidak sesuai.
Untuk variabel metode, metode yang digunakan saat pelaksanaan pelatihan ada
pendidikan orang dewasa dan partisipatif, ini sesuai dengan apa yang dikatakan
oleh pemateri saat wawancara mendalam. Pelatih menganggap metode ini
merupakan metode yang paling tepat digunakan untuk peserta pelatihan yang
berada di usia dewasa, dilihat pada pelaksanaan pelatih peserta pelatihan paling
banyak berada di usia 18-40 tahun yang termasuk dalam pada masa
dewasa dini sehingga metode yang digunakan tentunya pendidikan orang
dewasa.
Pada variabel tujuan dan sasaran para peserta pelatihan memberikan
tanggapan bahwa mereka sudah mampu melaksanakan semua tugas-tugas yang
ada pada indikator tujuan dan sasaran. Dapat dilihat indikator yang ada pada
variabel tujuan dan sasaran mempunyai tugas yang sulit dan berat karena
sesudah mengikuti pelatihan para peserta harus dapat menerapkan semuanya
itu dalam kemajuan desanya sehingga peran pelatih sangat perlu terutama
dalam memberikan motivasi kepada peserta pelatihan. Untuk variabel tujuan
juga didukung dengan adanya nilai pre-test dan post-test peserta pelatihan pada
Tabel 14 yang menunjukkan terjadinya peningkatan pengetahuan oleh peserta
pelatihan. Terakhir pada variabel sarana dan prasarana, pada saat pelaksanaan
pelatihan sarana dan prasarana sudah memadai untuk membantu dalam proses
belajar dan peralatan yang diperlukan sudah tersedia dengan lengkap.
Dengan penilaian yang sudah dilakukan oleh peserta pelatihan dilihat
bahwa BPPMDDTT Pekanbaru menjalankan tugasnya dengan baik maka itulah
yang menyebabkan hasil penilaian setiap variabel mendapatkan persentase yang
tinggi. Penelitian sudah dilaksanakan dengan dua pendekatan dan dari dua
pendekatan ini juga didapatkan hasil yang sejalan, dimana apa yang
disampaikan oleh informan kunci memang terlaksana dan diakui oleh para
peserta pelatihan ini dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2. Sehingga dapat
dikatakan bahwa BPPMDDTT Pekanbaru sudah menjalankan tugasnya dengan
baik dalam melaksanakan pelatihan, terutama dalam pelatihan KPMD.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat diambil
kesimpulan bahwa Pelaksanaan Pelatihan Kader Pemberdayaan Masyarakat
Desa (KPMD) yang dilaksanakan oleh Balai Pelatihan dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (BPPMDDTT) Pekanbaru
sudah sesuai dengan surat keputusan, kurikulum dan laporan penyelenggaraan
yang menjadi pedoman oleh balai dalam menjalankan tugasnya dengan
persentase sebanyak 91,9% dengan kriteria sangat sesuai. Dengan adanya
penelitian tentunya dapat menjadi pertimbangan dalam melaksanakan pelatihan
selanjutnya karena memang belum ada penelitian yang melihat bagaimana
pelaksanaan pelatihan KPMD yang dilaksanakan oleh BPPMDDTT Pekanbaru,
dimana pelatihan ini merupakan pelatihan yang rutin dilaksanakan setiap
tahunnya.
Adapun saran yang mungkin dapat dipertimbangkan adalah sebaiknya
desa yang memang belum membentuk KPMD dapat mengutus masyarakat desa
yang berperan besar dalam pembangunan di desa dan sesudah pelatihan
langsung membentuk KPMD dengan mengeluarkan Surat Keputusan (SK) dari
Kepala Desa serta Balai Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa,
JURNAL KIRANA | 11
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (BPPMDDTT) Pekanbaru dapat
membuat Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis (Juklak dan Juknis)
Pelaksanaan Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dari turunan surat
keputusan, kurikulum dan laporan penyelenggaraan yang ada dari
Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik
Indonesia dibuat dalam satu panduan yang lebih teknik.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Sugiyono. (2017). Etode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. CV Alfabeta.
Skripsi
Felisita. (2016). Pengaruh Pelatihan, Pengembangan, Kompensasi dan Motivasi
Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus pada Karyawan Administrasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta). Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
Hamidah, Siti. 2015. Toleransi Perguruan Pencak Silat (Pagar Nusa, Kera Sakti
dan PSHT). Skripsi. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
JURNAL KIRANA | 12
e-ISSN 2747-2264 Evaliza, Dwi, Sri Wahyuni, dan Aulia Dennysa Putri
p-ISSN 2746-4628 KIRANA
Jurnal Komunikasi dan Penyuluhan Pertanian
JURNAL KIRANA | 13