You are on page 1of 13

Jurnal Kirana 202x Vol.

xx(xx)

Jurnal Komunikasi dan Penyuluhan Pertanian


Journal of Communication and Agricultural
Extension
email: jurnalkirana@unej.ac.id / jurnalkirana2020@gmail.com
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/jkrn

Pelaksanaan Pelatihan Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) di


Balai Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi (BPPMDDTT) Pekanbaru

Implementation of Training Village Community Empowerent Cadre


(KPMD) at The Training and Empowerment of Village Community
Centers, Less Developed and Transmigration Regions (BPPMDDTT)
Pekanbaru

Dwi Evaliza1*, Sri Wahyuni2, Aulia Dennysa Putri3

1 Staff Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Andalas


2 Staff Pengajar Program Studi Penyuluhan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Andalas
3 Mahasiswa Program Studi Penyuuhan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Andalas

INFO ARTIKEL ABSTRACT


This study aims to analyze the implementation of Village Community Empowerment Cadre
Diterima ………….. (KPMD) training at The Training and Empowerment of Village Community Centers, Less
Direvisi………...….. Developed and Transmigration Regions (BPPMDDTT) Pekanbaru. This research was
Diterbitkan...……... conducted from August 29th until September 9th, 2022. This study used a mixed method
involving 25 KPMD training participants. Data were analyzed quantitatively using a
Likert scale and qualitatively. The results showed that implementing the Village
e-ISSN 2747-2264
Community Empowerment Cadre (KPMD) training at The Training and Empowerment of
p-ISSN 2746-4628
Village Community Centers, Less Developed and Transmigration Regions (BPPMDDTT)
Pekanbaru meet the requirements of decrees, curriculum, and implementation reports. It
achieved the value of 91,9% under very appropriate criteria. For further training, the
Keywords: village that has not been able to form KPMD can send the village communities who play
implementation, a significant role in the development to attend training to be able to start a KPMD based
on a Decree (SK) from the head village. BPPMDDTT Pekanbaru can create
KPMD, training
Implementation Guidelines and Technical Instructions (Juklak and Juknis) for the
Implementation of Community Empowerment Training based on the decrees, existing
curriculum, and implementation reports produced by the Ministry of Villages, Less
Developed and Transmigration Regions of the Republic of Indonesia.

* Penulis Koresponden :
E-mail : dwievaliza@yahoo.com

JURNAL KIRANA | 1
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan pelatihan Kader Pemberdayaan
Masyarakat Desa (KPMD) di Balai Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (BPPMDDTT) Pekanbaru. Penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus sampai 9 September 2022. Penelitian ini
menggunakan metode campuran dengan responden pada penelitian ini adalah peserta
pelatihan KPMD yang berjumlah sebanyak 25 orang. Data dianalisis secara kuantitatif
dengan menggunakan skala likert serta secara kualitatif dengan mewawancarai informan
kunci. Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan pelatihan Kader Pemberdayaan
Masyarakat Desa (KPMD) yang dilaksanakan oleh Balai Pelatihan dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (BPPMDDTT) Pekanbaru sudah
sesuai dengan surat keputusan, kurikulum dan laporan penyelenggaraan yang menjadi
pedoman oleh BPPMDDTT Pekanbaru dengan persentase sebanyak 91,9% dengan
kriteria sangat sesuai. Untuk pelatihan selanjutnya bagi desa yang memang belum
membentuk KPMD dapat mengutus masyarakat desa yang berperan besar dalam
pembangunan di desa dan sesudah pelatihan langsung membentuk KPMD dengan
mengeluarkan Surat Keputusan (SK) dari kepala desa serta BPPMDDTT Pekanbaru
dapat membuat Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis (Juklak dan Juknis)
Pelaksanaan Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dari turunan surat keputusan,
kurikulum dan laporan penyelenggaraan yang ada dari Kementerian Desa Daerah
Kata kunci: Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia yang dibuat dalam satu panduan yang
pelaksanaan, lebih teknis.
KPMD, pelatihan
© 202x, PS Penyuluhan Pertanian UNEJ

PENDAHULUAN (12 Pt)


Dalam suatu organisasi, sumber daya manusia merupakan sumber daya
yang penting, karena tanpa adanya sumber daya manusia maka organisasi akan
sulit untuk maju. Mengingat pentingnya sumber daya manusia yang ada pada
suatu organisasi, maka sumber daya manusia mendapatkan perhatian yang
besar sehingga harus dikelola secara profesional agar terwujudnya
keseimbangan antara kebutuhan sumber daya manusia dengan tuntutan dan
kemampuan pada organisasi. Kemajuan organisasi tergantung pada kinerja
sumber daya manusia yang ada pada organisasi, salah satu faktor yang
mempengaruhi kinerja sumber daya manusia adalah pelatihan (Felisita, 2016:
1). Pelatihan merupakan suatu aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan penyesuaian perilaku seseorang terhadap tugas-
tugas yang ditangani. Pelatihan pada umumnya diberikan kepada sekelompok
orang untuk kepentingan organisasi, baik organisasi pemerintah serta organisasi
swasta.
Berdasarkan uraian diatas, diketahui bahwa pelatihan sangat berperan
penting untuk meningkatkan keahlian dan kapasitas suatu individu. Hal inilah
yang menjadi pusat perhatian oleh Balai Pelatihan dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (BPPMDDTT) Pekanbaru,
dimana BPPMDDTT Pekanbaru merupakan Unit Pelaksana Teknis di bidang
pelatihan masyarakat yang bertanggungjawab serta berada dibawah Kepala
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat
Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang bertugas untuk melaksanakan
kegiatan pelatihan dalam rangka peningkatan kapasitas masyarakat dalam
lingkup desa, daerah tertinggal dan transmigrasi dengan wilayah kerja
meliputi 5 Provinsi yaitu Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Riau dan Kepulauan Riau.
JURNAL KIRANA | 2
Salah satu pelatihan yang sering dilaksanakan oleh Balai Pelatihan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Pekanbaru adalah Pelatihan Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD).
Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa dapat disebut sebagai sebuah institusi
kader lokal yang dibentuk secara mandiri oleh warga desa untuk
memperhatikan isu-isu publik serta sebagai wadah representasi dan partisipasi
mereka untuk memperjuangkan hak dan kepentingan maupun kewajiban
warga desa.
Berdasarkan data alumni 5 tahun terakhir yang didapatkan dari arsip
kantor, diketahui bahwa pada tahun 2017 Balai Pelatihan dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Pekanbaru sudah
melaksanakan pelatihan sebanyak 30 kali dengan total peserta 1200 orang,
pada tahun2018 sebanyak 27 kali dengan total peserta 1080 orang, pada tahun
2019 telah diadakannya pelatihan sebanyak 26 kali dengan total peserta
sebanyak 1040 orang, pada tahun 2020 tidak terlaksananya kegiatan pelatihan
dikarenakan pandemi dan pada tahun 2021 telah diadakannya pelatihan
sebanyak 17 kali dengan total peserta 425 orang. Sehingga pada 5 tahun
terakhir sudah terlaksananya kegiatan Pelatihan Kader Pemberdayaan
Masyarakat Desa sebanyak 100 kali dengan jumlah peserta sebanyak 3745
orang.
Hal ini tentunya menjadi suatu permasalahan dengan pelatihan yang
sudah dilakukan sebanyak itu serta jumlah peserta yang begitu banyak apakah
pelaksanaan pelatihan sudah dilakukan dengan baik dan para peserta mengikuti
pelatihan dengan baik serta dapat menerapkan ilmu yang didapat ke dalam
kehidupan sehari-hari. Sebagai balai yang mempunyai tugas utama untuk
melaksanakan pelatihan tentunya BPPMDDTT Pekanbaru harus dapat
melaksanakan kegiatan pelatihan dengan sebaik-baiknya dan para peserta
pelatihan setelah mengikuti pelatihan terjadi peningkatan kapasitas baik itu
hard skills maupun soft skills.
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan
diatas, maka tujuan penelitian ini adalah menganalisis pelaksanaan pelatihan
Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) di Balai Pelatihan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
(BPPMDDTT) Pekanbaru.

METODE PENELITIAN (12 Pt)


Penelitian ini dilakukan di Balai Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat
Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Pekanbaru yang beralamatkan di
Jalan Raya Pekanbaru-Bangkinang, Rimba Panjang, Kecamatan Tambang
Kabupaten Kampar, Riau dengan lokasi pelatihan di Desa Pancuran Gading.
Metode yang digunakan pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif
atau sering disebut dengan metode campuran (mix method). Menurut Hamidah
(2015), mix method merupakan suatu langkah penelitian dengan
menggabungkan dua bentuk pendekatan dalam penelitian, yaitu kualitatif
dan kuantitatif. Dengan menggunakan metode penelitian campuran akan

JURNAL KIRANA | 3
menghasilkan pemahaman yang lebih baik terhadap masalah penelitian
dibandingkan hanya menggunakan satu pendekatan.
Variabel penelitian atau data-data yang diamati pada penelitian ini
ada 7 (tujuh) yaitu peserta, pemateri/pelatih, materi, metode, tujuan,
sasaran serta sarana dan prasarana. Informan kunci pada penelitian ini
adalah pelatih/pemateri pada saat pelatihan dan informan pendukung adalah
semua peserta pelatihan KPMD yang berjumlah 25 orang.
Analisa data menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan kuantitatif
dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif menggunakan skala likert
dengan pemberian skor terdapat dua perhitungan yaitu :
1. Dari rentang nilai 1 sampai 4, dengan kriteria pemberian skor berdasarkan :
1) sangat setuju (skor 4), 2) setuju (skor 3), 3) tidak setuju (2), 4) sangat
tidak setuju (1). Berdasarkan nilai skor kesesuaian tersebut, kemudian
dipresentasikan dengan rumus :

Tingkat kesesuaian = Total skor yang diperoleh X 100%


Total skor yang diharapkan
Sehingga persentase kesesuaian variabel penelitian sesuai surat
keputusan, kurikulum dan laporan penyelenggaran yang menjadi pedoman
pelatihan tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut :
a. Tingkat kesesuaian dengan surat keputusan, kurikulum dan laporan
penyelenggaran sangat sesuai, apabila persentase yang diperoleh antara
76%-100%
b. Tingkat kesesuaian dengan surat keputusan, kurikulum dan laporan
penyelenggaran sesuai, apabila persentase yang diperoleh antara 51%-
75%
c. Tingkat kesesuaian dengan surat keputusan, kurikulum dan laporan
penyelenggaran cukup sesuai, apabila persentase yang diperoleh antara
26%-50%
d. Tingkat kesesuaian dengan surat keputusan, kurikulum dan laporan
penyelenggaran kurang sesuai, apabila persentase yang diperoleh antara
0%-25%

2. Dari rentang nilai 1 sampai 2, dengan kriteria pemberian skor berdasarkan


: 1) Ya (skor 2), 2) Tidak (skor 1). Berdasarkan nilai skor penerapan tersebut,
kemudian dipresentasikan dengan rumus :

Tingkat kesesuaian = Total skor yang diperoleh X 100%


Total skor yang diharapkan
Sehingga persentase kesesuaian variabel penelitian sesuai surat
keputusan, kurikulum dan laporan penyelenggaran yang menjadi pedoman
pelatihan tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut :
a. Tingkat kesesuaian dengan surat keputusan, kurikulum dan laporan
penyelenggaran sangat sesuai, apabila persentase yang diperoleh antara
50%-100%
b. Tingkat kesesuaian dengan surat keputusan, kurikulum dan laporan
penyelenggaran kurang sesuai, apabila persentase yang diperoleh antara
0%-49%

Pendekatan kualitatif dilakukan dengan mewawancarai informan kunci


mengenai pelaksanaan pelatihan KPMD. Teknik analisis data yang digunakan
adalah model Miles and Huberman. Dimana ada tiga tahapan yang dilaksanakan
(Sugiyono, 2017) yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
JURNAL KIRANA | 4
a. Reduksi Data
Menurut Sugiyono (2017) reduksi data adalah merangkum, memilih hal-
hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting yang sesuai
dengan topik penelitian, mencari tema dan pola. Pada akhirnya memberikan
gambaran yang lebih jelas dan memperudah untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya.
Pada penelitian ini peneliti data yang diperoleh dari wawancara mendalam
peneliti catat secara teliti dan rinci. Hasil yang sudah peneliti catat peneliti
rangkum lagi dan ditulis ke dalam hasil wawancara serta yang peneliti
cantumkan merupakan hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal
yang penting.
b. Penyajian Data
Setelah mereduksi data, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan
data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam
bentuk tabel, grafik, flowchart dan sejenisnya. Melalui penyajian data
tersebut maka dapat terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan
sehingga akan mudah dipahami. (Sugiyono, 2017). Dalam hal ini peneliti
menyajikan data dalam bentuk teks, untuk memperjelas hasil penelitian
maka peneliti bantu dengan mencantumkan tabel.
c. Penarikan Kesimpulan
Langkah terakhir dalam menganalisis penelitian kualitatif adalah
penarikan kesimpulan. Menurut Sugiyono (2017: 252) kesimpulan dalam
penelitian kualitatif dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan
sejak awal, tetapi mungkin juga tidak karena seperti telah dikemukakan
bahwa masalah dan perumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih
bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di
lapangan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru
yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran suatu objek yang sebelumnya masih belum jelas sehingga diteliti
menjadi jelas. Pada penelitian ini hasil wawancara dari infroman kunci
dikaitkan dengan variabel penelitian dan hasil analisis kualitatif sehingga
dapat ditarik kesimpulan terkait pelaksanaan pelatihan KPMD di
BPPMDDTT Pekanbaru.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Gambaran Umum Daerah Penelitian
Balai Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi (BPPMDDTT) Pekanbaru merupakan perwakilan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Republik Indonesia yang berkedudukan di Provinsi Riau serta merupakan
Unit Pelaksana Teknis di bidang pelatihan masyarakat yang bertanggung jawab
serta berada di bawah Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Pada tahun 2017 sebelumnya bernama Balai Latihan Masyarakat (BALATMAS)
Pekanbaru dengan wilayah kerja sebanyak 7 Provinsi yaitu Aceh, Sumatera Utara, Riau,
Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Jambi dan Bengkulu namun dikarenakan keluarnya
Peraturan Menteri Desa No. 22 Tahun 2020 pada tanggal 30 Desember 2020
tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi terjadi
perubahan nama menjadi Balai Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Pekanbaru dan terdapat perubahan

JURNAL KIRANA | 5
wilayah kerja menjadi 5 Provinsi yaitu Provinsi Aceh, Sumatera Utara,
Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau.
Balai Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi (BPPMDDTT) Pekanbaru beralamat di Jalan Raya Pekanbaru
– Bangkinang, Desa Rimba Panjang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar,
Provinsi Riau.

Hasil Penelitian
Tabel 1. Rangkuman Hasil Penelitian
No Variabel Nilai/Skor (%) Kriteria
1. Peserta 99,7 Sangat Sesuai
2. Pemateri/Pelatih 89,2 Sangat Sesuai
3. Materi 93,2 Sangat Sesuai
4. Metode 88,5 Sangat Sesuai
5. Tujuan 90,2 Sangat Sesuai
6. Sasaran 88,3 Sangat Sesuai
7. Sarana dan Prasarana 94,8 Sangat Sesuai
Sumber : Data Primer Diolah (2022)

Tabel 2. Rangkuman Hasil Wawancara Bersama Informan Kunci


Sumber
No Variabel Informan Kunci 1 Informan Kunci 2 Kesimpulan
Ayu Andria, Siska Yulia Sasri,
S.P, M.Si S.Pi, M.Si
1. Cara Penetapan peserta Melakukan Dalam penetapan
Penetapan pelatihan dimulai penjajakan ke peserta pelatihan
Peserta dari penjajakan ke desa terlebih BPPMDDTT
Pelatihan desa yang akan dahulu, setelah Pekanbaru
melakukan
dijadikan lokasi itu meminta
penjajakan terebih
pelatihan dan KPMD di desa dahulu dan
menemui untuk dijadikan memberikan hak
perangkat desa, peserta pelatihan, sepenuhnya kepada
setelah itu jika tidak ada desa untuk
menyerahkan dapat mengirim mengutus siapa
persyaratan yang peserta yang yang akan
mengikuti pelatihan
harus dilengkapi terlibat aktif di
sesuai dengan
oleh calon peserta kegiatan desa syarat peserta
pelatihan setelah pelatihan, jika tidak
itu baru di SK kan ada KPMD di desa
oleh kepala balai dapat mengutus
menjadi peserta peserta yang terlibat
aktif di desa.
pelatihan
Setelah peserta
sudah di utus maka
Kepala Balai akan
mengeluarkan Surat
Keputusan menjadi
peserta pelatihan.

JURNAL KIRANA | 6
Sumber
No Variabel Informan Kunci 1 Informan Kunci 2 Kesimpulan
Ayu Andria, Siska Yulia Sasri,
S.P, M.Si S.Pi, M.Si
2. Kendala Masalah yang Setelah pelatihan Kendala yang umum
Pelatih dalam sering dihadapi peserta menuntut dihadapi yaitu
Pelaksanaan yaitu pemahaman untuk di SK kan mengenai
Pelatihan serta materi yang serta sering pemahaman peserta
terhadap
Cara ditangkap oleh terjadinya
penguasaan materi
Penangangan peserta berbeda- perbedaan yang berbeda
beda sehingga pandangan terkadang adanya
penanganannya antara pelatih perbedaan
melakukan dan peserta pandangan sehingga
identifikasi pelatihan. pelatih harus
kemampuan awal Penanganan yang mampu dalam
pengelolaan suasana
(Pre-Test) dan dilakukan yaitu
pelatihan terutama
penyampaian berkomunikasi dalam penyampaian
materi dilakukan kepada desa materi agar materi
dengan cara mengenai peran yang disampaikan
bervariasi seperti KPMD ini benar-benar dapat
brainstorming, sehingga diserap peserta
pelatihan dengan
diskusi dll harapannya
baik dan jika terjadi
setelah pelatihan perbedaan
peserta pelatihan pandangan dapat
di SK kan sebagai didiskusikan
KPMD di desanya sehingga dapat
dicapainya satu
kesimpulan yang
sama.
3. Pemberian Semua materi Terkadang tidak Semua materi yang
Materi yang ada di semua materi ada di kurikulum
kurikulum diberikan, diberikan kepada
diberikan kepada tergantung waktu peserta pelatihan,
jika tidak
peserta pelatihan dan kebutuhan
tersampaikan
tetapi disesuaikan yang ada. Apalagi semuanya semua
lagi dengan jenis, pada saat offline materi itu ada pada
tematik dan sekarang buku yang dibagikan
durasi pelatihan. pelatihan yang pada saat pelatihan.
normalnya 5 hari Untuk saat ini
menjadi 3 hari karena pelatihan
hanya 3 hari maka
tentunya tidak
ada beberapa materi
semua materi yang ada di
diberikan, dilihat kurikulum tidak
mana yang paling diberikan pada saat
prioritas. pelatihan karena
kurangnya waktu
pelatihan.
4. Metode Menggunakan Menggunakan Metode pelatihan
Pelatihan metode andragogy metode yang digunakan
dan participatory pendidikan orang adalah metode
learning method dewasa andragogy
(pendidikan orang
dewasa) dan
pendekatan
partisipatif

JURNAL KIRANA | 7
Sumber
No Variabel Informan Kunci 1 Informan Kunci 2 Kesimpulan
Ayu Andria, Siska Yulia Sasri,
S.P, M.Si S.Pi, M.Si
5. Cara agar Melaksanakan Dengan cara Membuat Rencana
Tujuan dan pelatihan sesuai setelah akhir Kerja Tindak Lanjut
Sasaran dapat alur dan proses pelatihan peserta (RKTL) yang
Tercapai yang telah diminta untuk nantinya akan di
ditetapkan, lakukan
membuat RKTL
membuat RKTL, pendampingan
mendampingi dan kemudian pasca pelatihan
pelaksanaan dilakukan dengan cara pelatih
RKTL, serta monitoring baik berkunjung lagi ke
mengevaluasi itu langsung ke desa atau jika
RTKL desa melihat terlalu jauh
dilaksanakan Kembali atau jika melakukan
atau tidak pendampingan
terlalu jauh
melalui WhatsApp
melalui grup. Dan juga
WhatsApp grup dilakukan
serta juga dengan pendampingan
pendampingan melalui zoom
melalui zoom melalui kegiatan
Ngopi Brader
yang disebut
(Ngobrol Pintar
Ngopi Brader Bareng Kader) yang
(Ngobrol Pintar nantinya
Bareng Kader) mengundang
narasumber yang
sudah
berpengalaman di
bidang KPMD.
6 Sarana dan Sarana dan Yang sangat Sarana dan
Prasarana prasarana yaitu perlu prasarana yang
yang bahan ajar, ATK, dipersiapkan paling perlu
Dibutuhkan perlengkapan yaitu bahan dipersiapkan oleh
pelatihan, kursi, pelatih adalah
tayang dan media
laptop, kertas bahan ajar seperti
plano, spidol dan pembantu untuk bahan tayang dan
alat peraga dilakukan saat media pembantu
praktek. seperti laptop,
spidol, alat peraga
dan kertas plano.
Untuk perlengkapan
pelatihan, kursi,
meja dll itu
dipersiapkan oleh
desa yang menjadi
lokasi pelatihan
Sumber : Data Primer Diolah (2022)

Peserta
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 1 peserta pelatihan yang tidak
memiliki KTP setempat, sehingga pada indikator 1 tidak terlaksana dengan
apa yang sudah ditentukan pada surat keputusan. Sehingga peneliti
melakukan wawancara bersama informan kunci dan mendapatkan informasi
bahwa pada saat dilakukannya penjajakan panitia pelatihan akan memberikan
kriteria yang harus dipenuhi oleh peserta pelatihan dan nantinya memberikan
hak sepenuhnya kepada kepala desa untuk memutuskan siapa yang mengikuti
kegiatan pelatihan dengan menerbitkan surat tugas kepada perwakilan yang
sudah ditunjuk untuk mengikuti pelatihan dengan syarat jika pada desa
tersebut belum terbentuk KPMD maka dapat diutus masyarakat yang
JURNAL KIRANA | 8
mempunyai peran besar dalam perkembangan di desa dan diperbolehkan untuk
mengikuti pelatihan walaupun tidak memiliki KTP setempat. Hasil olah data
terkait variabel peserta didapatkan nilai sebesar 99,7% atau dapat dikatakan
sudah sangat sesuai dengan surat keputusan yang dijadikan pedoman oleh
BPPMDDTT Pekanbaru

Pemateri/Pelatih
Hasil penelitian menunjukkan para peserta pelatihan merasa puas dengan
pemateri pelatihan, ini terlihat juga pada saat pelatihan pemateri menguasai
materi yang diajarkan kepada peserta pelatihan. Materi pelatihan yang
diberikan sangat beragam tetapi pemateri dapat menguasai materi yang
diberikan dimana pelatih mampu mendemonstrasikan materi seperti
musyawarah desa beserta memberikan contohnya kepada peserta pelatihan.
Berdasarkan wawancara bersama informan kunci, pemateri sudah
mempunyai pengalaman yang cukup lama dimana pemateri pelatihan ini yaitu
Ayu Andria, S.P, M.Si dengan pengalaman selama 12 tahun dan Siska Yulia
Sasri, S.Pi, M.Si selama tahun sehingga dalam penyampaian materi sudah
sangat baik dan sudah sangat paham dengan apa yang disampaikan ke peserta
pelatihan. Hasil olah data terkait variabel pemateri didapatkan nilai sebanyak
89,2% atau dapat dikatakan sudah sangat sesuai dengan surat keputusan.

Materi
Berdasarkan Tabel 12 tentang materi didapatkan hasil observasi yang
menunjukkan terjadi perluasan materi, dimana pada pelaksanaan pelatihan
yang dilaksanakan di Desa Pancuran Gading pemateri memberikan materi
mengenai Dinamika Kelompok, Konsep Dasar KPMD, Konsep Dasar Teknologi
Tepat Guna (TTG), Kesiapan TTG dalam Menghadapi Masa Replanting Tanaman
Sawit, Budidaya Pajale, Budidaya Serai Wangi, Kelembagaan, Pengenalan dan
Pengelolaan Sampah, Musyawarah Desa dan Rencana Kerja Tindak Lanjut. Hal
ini disebabkan pemateri melihat di Desa Pancuran Gading pada saat itu akan
melakukan replanting tanaman sawit sehingga para peserta pelatihan diberikan
materi dengan ruang lingkup Teknologi Tepat Guna (TTG) dan pelatihan ini juga
mempunyai tema yaitu “Tematik Teknologi Tepat Guna dalam Rangka Replanting
Sawit” dengan harapannya para KPMD dapat memberikan ilmu ini kepada
masyarakat setempat sehingga pada saat masa replanting tetap mempunyai
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat desa. Hasil olah
data terkait variabel pemateri didapatkan nilai sebanyak 93,2% atau dapat
dikatakan peserta pelatihan merasakan bahwa materi yang disampaikan sesuai
dengan apa yang mereka butuhkan sebagai peserta pelatihan.

Metode
Metode yang digunakan oleh pemateri didapatkan bahwa ada 2
metode yang digunakan yaitu andragogi dan partisipatif. Kedua metode ini
tepat digunakan karena peserta pelatihan paling banyak berada pada usia
18-40 tahun yang termasuk dalam pada masa dewasa dini sehingga metode
yang digunakan tentunya pendidikan orang dewasa dan melibatkan peserta
secara aktif dalam membahas suatu topik materi. Hasil olah data terkait
variabel pemateri didapatkan nilai sebanyak 88,5% atau dapat dikatakan
peserta pelatihan merasakan bahwa metode pelatihan yang digunakan sudah
sangai sesuai dengan apa yang mereka butuhkan sebagai peserta pelatihan.

JURNAL KIRANA | 9
Tujuan
Peserta pelatihan memberikan respon yang positif terhadap apa yang
terjadi setelah dilaksanakannya pelatihan. Hal ini juga didukung dengan adanya
kegiatan bimbingan dari pelatih, karena setelah pelatihan berakhir pelatih selalu
memantau bagaimana kinerja dari KPMD ini dan bahkan juga ada
pendampingan yang dilakukan oleh pelatih. Pendampingan dilakukan dengan
dua cara, pertama yaitu melalui grup WhatsApp dimana dapat dijadikan
sebagai wadah untuk sharing dan kedua dilakukan dengan pelatih berkunjung
lagi ke desa yang sudah dilaksanakannya pelatihan dan nantinya melihat
bagaimana KPMD yang sudah diberikan pelatihan apakah sudah menerapkan
materi yang diberikan selama pelatihan. Berdasarkan hasil olah data didapatkan
skor sebesar 90,2% dengan kriteria sangat sesuai, sehingga dapat dikatakan
tujuan yang sudah dibuat.

Sasaran
Variabel sasaran merupakan variabel dengan skor paling rendah dari
7 variabel yang dijadikan variabel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 88,3%.
Ini bisa disebabkan karena apa yang harus dicapai oleh peserta pelatihan
terlalu luas cakupannya sehingga peserta pelatihan merasa agak berat dalam
penerapannya di masyarakat. Sasaran merupakan target yang terukur
sebagai indikator tingkat keberhasilan dari tujuan yang telah ditetapkan,
sehingga sasaran dan tujuan saling berkaitan satu sama lain. Apabila sasaran
tercapai maka tujuan yang ditetapkan juga sudah tercapai. Berdasarkan hasil
olah data, variabel sasaran mendapatkan skor akhir sebesar 88,3% dan dapat
dikatakan sudah sangat sesuai dengan laporan penyelenggaraan.

Sarana dan Prasarana


Berdasarkan indikator sarana dan prasarana yang disediakan oleh panitia
pelatihan dan perangkat desa Pancuran Gading sudah sangat memadai untuk
membantu dalam proses belajar dan peralatan yang diperlukan sudah tersedia
dan lengkap, dimana pelaksanaan pelatihan dilaksanakan di Aula Desa
Pencuran Gading namun hanya saja lokasi aula desa terletak di tepi jalan raya
dan aula tidak tertutup sehingga kendaraan yang lewat dapat terlihat dengan
jelas sehingga cukup menganggu konsentrasi para peserta pelatihan bahkan
terkadang ada kendaraan yang bising sehingga suara pemateri terhalang untuk
beberapa saat. Hasil olah data menunjukkan hasil sebesar 93,8% yang artinya
variabel sarana dan prasaran sudah sangat sesuai dengan pedoman umum yang
ada di surat edaran.

Pembahasan
Pada variabel pelatihan terlihat pada saat pelaksanaan ada satu peserta
yang tidak sesuai dengan persyaratan tetapi tetap diizinkan karena merupakan
peserta merupakan orang yang mempunyai peran dalam pembangunan di desa,
sebaiknya persyaratan harus dipenuhi oleh peserta pelatihan agar peserta yang
mengikuti pelatihan dapat menjalankan tugasnya dengan baik sebagai KPMD.
Untuk variabel pemateri/pelatih dapat dikatakan sudah berkompeten dalam
menguasai kelas, karena pemateri sendiri sudah melaksanakan tidak hanya satu
atau dua kali tetapi sudah mempunyai pengalaman yang lama sehingga dalam
pengorganisasian kelas dapat dilaksanakan dengan baik.
Selanjutnya pada variabel materi, materi yang dijelasakan kepada peserta
pelatihan tidak sesuai dengan kurikulum yang ada disebabkan pada pelatihan
ini terjadi perluasan materi karena pelatih melihat petani Desa Pancuran Gading

JURNAL KIRANA | 10
akan melakukan re-planting sawit sehingga materi yang diberikan terkait re-
planting sawit. Dengan adanya perluasan materi ini seharusnya dapat
disesuaikan lagi dengan kurikulum, sehingga peserta tidak bingung saat melihat
kurikulum dan saat pelaksanaan pelatihan materi yang diberikan tidak sesuai.
Untuk variabel metode, metode yang digunakan saat pelaksanaan pelatihan ada
pendidikan orang dewasa dan partisipatif, ini sesuai dengan apa yang dikatakan
oleh pemateri saat wawancara mendalam. Pelatih menganggap metode ini
merupakan metode yang paling tepat digunakan untuk peserta pelatihan yang
berada di usia dewasa, dilihat pada pelaksanaan pelatih peserta pelatihan paling
banyak berada di usia 18-40 tahun yang termasuk dalam pada masa
dewasa dini sehingga metode yang digunakan tentunya pendidikan orang
dewasa.
Pada variabel tujuan dan sasaran para peserta pelatihan memberikan
tanggapan bahwa mereka sudah mampu melaksanakan semua tugas-tugas yang
ada pada indikator tujuan dan sasaran. Dapat dilihat indikator yang ada pada
variabel tujuan dan sasaran mempunyai tugas yang sulit dan berat karena
sesudah mengikuti pelatihan para peserta harus dapat menerapkan semuanya
itu dalam kemajuan desanya sehingga peran pelatih sangat perlu terutama
dalam memberikan motivasi kepada peserta pelatihan. Untuk variabel tujuan
juga didukung dengan adanya nilai pre-test dan post-test peserta pelatihan pada
Tabel 14 yang menunjukkan terjadinya peningkatan pengetahuan oleh peserta
pelatihan. Terakhir pada variabel sarana dan prasarana, pada saat pelaksanaan
pelatihan sarana dan prasarana sudah memadai untuk membantu dalam proses
belajar dan peralatan yang diperlukan sudah tersedia dengan lengkap.
Dengan penilaian yang sudah dilakukan oleh peserta pelatihan dilihat
bahwa BPPMDDTT Pekanbaru menjalankan tugasnya dengan baik maka itulah
yang menyebabkan hasil penilaian setiap variabel mendapatkan persentase yang
tinggi. Penelitian sudah dilaksanakan dengan dua pendekatan dan dari dua
pendekatan ini juga didapatkan hasil yang sejalan, dimana apa yang
disampaikan oleh informan kunci memang terlaksana dan diakui oleh para
peserta pelatihan ini dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2. Sehingga dapat
dikatakan bahwa BPPMDDTT Pekanbaru sudah menjalankan tugasnya dengan
baik dalam melaksanakan pelatihan, terutama dalam pelatihan KPMD.

KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat diambil
kesimpulan bahwa Pelaksanaan Pelatihan Kader Pemberdayaan Masyarakat
Desa (KPMD) yang dilaksanakan oleh Balai Pelatihan dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (BPPMDDTT) Pekanbaru
sudah sesuai dengan surat keputusan, kurikulum dan laporan penyelenggaraan
yang menjadi pedoman oleh balai dalam menjalankan tugasnya dengan
persentase sebanyak 91,9% dengan kriteria sangat sesuai. Dengan adanya
penelitian tentunya dapat menjadi pertimbangan dalam melaksanakan pelatihan
selanjutnya karena memang belum ada penelitian yang melihat bagaimana
pelaksanaan pelatihan KPMD yang dilaksanakan oleh BPPMDDTT Pekanbaru,
dimana pelatihan ini merupakan pelatihan yang rutin dilaksanakan setiap
tahunnya.
Adapun saran yang mungkin dapat dipertimbangkan adalah sebaiknya
desa yang memang belum membentuk KPMD dapat mengutus masyarakat desa
yang berperan besar dalam pembangunan di desa dan sesudah pelatihan
langsung membentuk KPMD dengan mengeluarkan Surat Keputusan (SK) dari
Kepala Desa serta Balai Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa,

JURNAL KIRANA | 11
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (BPPMDDTT) Pekanbaru dapat
membuat Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis (Juklak dan Juknis)
Pelaksanaan Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dari turunan surat
keputusan, kurikulum dan laporan penyelenggaraan yang ada dari
Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik
Indonesia dibuat dalam satu panduan yang lebih teknik.

DAFTAR PUSTAKA

Buku
Sugiyono. (2017). Etode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. CV Alfabeta.

Skripsi
Felisita. (2016). Pengaruh Pelatihan, Pengembangan, Kompensasi dan Motivasi
Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus pada Karyawan Administrasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta). Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.

Hamidah, Siti. 2015. Toleransi Perguruan Pencak Silat (Pagar Nusa, Kera Sakti
dan PSHT). Skripsi. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

JURNAL KIRANA | 12
e-ISSN 2747-2264 Evaliza, Dwi, Sri Wahyuni, dan Aulia Dennysa Putri
p-ISSN 2746-4628 KIRANA
Jurnal Komunikasi dan Penyuluhan Pertanian

JURNAL KIRANA | 13

You might also like