EFEKTIFITAS PEMAKAIAN KONTRASEPSI PIL KOMBINASI

(LAMA PEMAKAIAN)

Menurut WHO (2020) dalam Family Planing/ contraception method, metode kontrasepsi
meliputi pil kontrasepsi oral, implan, suntik, koyo, cincin vagina, alat kontrasepsi dalam rahim,
kondom, sterilisasi pria dan wanita, metode amenore laktasi, metode penghentian kehamilan, dan
metode berbasis kesadaran kesuburan. Metode-metode ini memiliki mekanisme kerja dan
efektivitas yang berbeda dalam mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Efektivitas metode
diukur dari jumlah kehamilan per 100 wanita yang menggunakan metode tersebut per tahun.
Metode diklasifikasikan berdasarkan keefektifannya seperti yang biasa digunakan:

1. Sangat efektif (0-0,9 kehamilan per 100 perempuan);

2. Efektif (1-9 kehamilan per 100 perempuan);
3. Cukup efektif (10-19 kehamilan per 100 perempuan);
4. Kurang efektif (20 atau lebih kehamilan per 100 perempuan).

Mekanisme kerja dan efektifitas metode kontrasepsi, sebagai berikut:

Effectiveness: Effectiveness:
pregnancies per 100 pregnancies per
Method How it works women per year 100 women per
with consistent and year as commonly
correct use used
Combined oral Prevents the release of
0.3
contraceptives (COCs) eggs from the ovaries 7
or “the pill” (ovulation)
Thickens cervical mucous
Progestogen-only pills
to block sperm and egg
(POPs) or "the 0.3 7
from meeting and
minipill"
prevents ovulation
Thickens cervical mucous
to blocks sperm and egg
Implants 0.1 0.1
from meeting and prevents
ovulation
Thickens cervical mucous
Progestogen only to block sperm and egg 0.2
4
injectables from meeting and prevents
ovulation
Monthly injectables or Prevents the release of eggs 0.05 3
 Effectiveness: Effectiveness:
pregnancies per 100 pregnancies per
Method How it works women per year 100 women per
with consistent and year as commonly
correct use used
combined injectable
from the ovaries (ovulation)
contraceptives (CIC)
Combined
7 (for patch)
contraceptive patch 0.3 (for patch)
Prevents the release of eggs
and combined
from the ovaries (ovulation) 7 (for contraceptive
contraceptive vaginal 0.3 (for vaginal ring)
vaginal ring)
ring (CVR)
Intrauterine device Copper component damages
(IUD): copper sperm and prevents it from 0.6 0.8
containing meeting the egg
Thickens cervical mucous
Intrauterine device
to block sperm and egg 0.5 0.7
(IUD) levonorgestrel
from meeting
Forms a barrier to prevent
Male condoms sperm and egg from 2 13
meeting
Forms a barrier to prevent
5
Female condoms sperm and egg from 21
meeting
Male sterilization Keeps sperm out of
0.1 0.15
(Vasectomy) ejaculated semen
Female sterilization Eggs are blocked from
0.5 0.5
(tubal ligation) meeting sperm
Lactational
Prevents the release of eggs
amenorrhea method 0.9 (in six months) 2 (in six months)
from the ovaries (ovulation)
(LAM)
Prevents pregnancy by
Standard Days avoiding unprotected
5 12
Method or SDM vaginal sex during most
fertile days.
Prevents pregnancy by
Basal Body Reliable effectiveness
avoiding unprotected
Temperature (BBT) rates are not available
vaginal sex during fertile
Method
days
Prevents pregnancy by
avoiding unprotected 4
TwoDay Method 14
vaginal sex during most
fertile days,
Sympto-thermal Prevents pregnancy by <1 2
 Effectiveness: Effectiveness:
pregnancies per 100 pregnancies per
Method How it works women per year 100 women per
with consistent and year as commonly
correct use used
avoiding unprotected
Method vaginal sex during most
fertile
< 1 for ulipristal
Emergency Prevents or delays the acetate ECPs
contraception pills release of eggs from the 1 for progestin-only
(ulipristal acetate 30 ovaries. Pills taken to ECPs
mg or levonorgestrel prevent pregnancy up to 5 2 for combined
1.5 mg) days after unprotected sex estrogen and
progestin ECPs
The couple prevents
pregnancy by avoiding
unprotected vaginal sex
Calendar method or Reliable effectiveness
during the 1st and last 15
rhythm method rates are not available
estimated fertile days, by
abstaining or using a
condom.
Tries to keep sperm out of
Withdrawal (coitus 4
the woman's body, 20
interruptus)
preventing fertilization

Berdasarkan table diatas bahwa penggunaan Kontrasepsi oral kombinasi (COC) atau "pil"
Mencegah pelepasan sel telur dari indung telur (ovulasi) dan Pil khusus progestogen (POP) atau
"minipill" Mengentalkan lendir serviks untuk menghalangi sperma dan sel telur bertemu dan
mencegah terjadinya ovulasi, keduanya memiliki nilai efektifitas sangat efektif yaitu 0,3
kehamilan per 100 wanita per tahun dengan penggunaan yang konsisten dan benar, nilai
efektifitas efektif yaitu 7 kehamilan per 100 wanita per tahun seperti yang biasa digunakan.

Menurut penelitian yang dilaksanakan di Puskesmas Burneh terkait lama pemakaian KB

hormonal akseptor dimana terdapat data yang menunjukan setengah dari responden merupakan
pengguna akseptor kb pil > 1 tahun sebanyak 22 orang (50%). Berdasarkan data umum, jumlah
anak akseptor yang sebagian besar adalah 2 orang juga menjadi faktor penyebab ibu
menggunakan kontrasepsi hormonal lebih dari satu tahun. Selain karena merasa sudah cukup
memiliki 2 anak, akseptor merasa tidak mau mempunyai anak lagi ataupun mau menunda
kehamilan dalam jangka waktu panjang. Lama pemakaian KB hormonal tentunya tidak baik jika
digunakan dalam jangka waktu lama misalnya lebih dari 2 tahun, karena setiap KB hormonal
memiliki batas waktu pemakaian sehingga tidak memunculkan dampak yang kurang baik untuk
kesehatan akseptor. (Alivia, 2021)

Hasil penelitian Sari et al. (2018) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tekanan darah
yang signifikan antara akseptor KB oral kombinasi 1 sampai 3 tahun dan ≥3 sampai 5 tahun.
Tekanan darah sistolik 116,80 ± 10,69 mmHg untuk 1 sampai 3 tahun penggunaan dan 128,00 ±
15,54 mmHg (p <0,05) untuk 3 sampai 5 tahun penggunaan. Tekanan darah diastolik 76,80 ±
8,52 mmHg untuk 1 sampai 3 tahun penggunaan, dan 84,80 ± 10,84 mmHg (p <0,05) untuk 3
sampai 5 tahun penggunaan.

Sejalan dengan penelitian Sari (2019) juga menunjukkan hubungan signifikan antara lama
penggunaan kontrasepsi dengan kejadian hipertensi pengguna KB oral kombinasi. Kontrasepsi
pil kombinasi juga mengandung progeseron yang dapat mempengaruhi sintesis aldosteron
melalui reaksi hidroksilasi.22 Struktur kimia progesteron sama seperti aldosteron. Hal tersesebut
sejalan dengan penelitian Sari (2018) yang menunjukkan bahwa rata-rata kadar aldosteron pada
pengguna pil KB kombinasi lebih tinggi pada pemakaian lebih dari sama dengan 3 sampai 5
tahun dibandingkan 1 sampai 3 tahun.

Pemakaian kontrasepsi hormonal disarankan dibatasi cuma 2 tahun saja, perihal tersebut
bertujuan buat meminimalkan dari dampak samping yang tidak di idamkan. Dikala menyudahi
dari memakai kontrasepsi hormonal, diharapkan membagikan waktu sela waktu pada badan buat
memperoleh siklus haid wajar kembali. Dikala perempuan pengguna kontrasepsi hormonal
memperoleh siklus haid wajar minimun 3 kali, akseptor diperbolehkan kembali memakai selaku
kontrasepsi pilihannya( Wahyuni, 2018).