You are on page 1of 16

MAKALAH

KERAJAAN KUTAI

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

1. ULIMA ASMI
2. EKA SAFITRI
3. HIKMAH RAMADANI
4. SYIFA NAJMIUL JANNAH
5. AHMAD YOGA
6. M. FARID ALFARIZI

KELAS XE.5

GURU PEMBIMBING

NELVA RIANTI, S.Pd

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SMA N 1 LEMBAH MELINTANG


TP. 2023/2024
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya.
Adapun judul makalah yang penulis ajukan adalah “KERAJAAN KUTAI”
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran
Sejarah Indonesia.
Dalam mempersiapkan, menyusun, dan menyelesaikan makalah ini, penulis tidak
lepas dari berbagai kesulitan dan hambatan yang dihadapi.
Penulis menyadari bahwa di dalam makalah ini masih banyak terdapat kelemahan dan
kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran, kritik, serta masukannya yang bersifat
membangun tentunya demi perbaikan dan pengembangan di dalam menyusun makalah di
masa mendatang.

Ujung Gading, 21 Januari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Kerajaan Kutai..................................................................................3
B. Letak Kerajaan Kutai.....................................................................................3
C. Peninggalan Sejarah Kerajaan Kutai.............................................................3
D. Kehidupan Politik, Sosial dan Budaya, serta Ekonomi ................................8
E. Nama Raja-raja Kerajaan Kutai....................................................................9
F. Masa Kejayaan Kerajaan Kutai....................................................................11
G. Masa Keruntuhanya Kerajaan Kutai............................................................11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................................12
B. Saran.............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tak dipungkiri bahwa Indonesia sangat mudah menerima masuknya kebudayaan
Hindu dan Budha. Masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Budha dari India ke
Indonesia berpengaruh besar terhadap perkembangan kebudayaan Indonesia. Unsure-
unsur kebudayaan Hindu-Budha tersebut berpadu dengan kebudayaan asli Indonesia
(terjadi proses akulturasi budaya dan proses sinkretisme kepercayaan).
Oleh karena itu, masuknya agama dan kebudayaan Hindu dan Budha membawa
perubahan-perubahan diberbagai aspek kehidupan, baik social, ekonomi, budaya
termasuk pada bidang birokrasi pemerintahan dengan munculnya kerajaan-kerajaan
Hindu dan Budha di Indonesia.
Di Indonesia sendiri banyak peninggalan sejarah yang berunsur Hindu seperti candi,
yupa, prasasti dan kerajaan. Salah satu peninggalan dari kebudayaan Hindu adalah
Kerajaan Kutai. Kerajaan Kutai merupakan kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Kerajaan
Kutai diperkirakan muncul pada abad 5 M atau kurang lebih 400 M. Kerajaan ini terletak
di Muara Kaman, Kalimantan Timur (dekat kota Tenggarong) tepatnya di hulu sungai
Mahakam. Nama Kutai diambil dari nama tempat ditemukannya prasasti yang
menggambarkan kerajaan tersebut. Nama Kutai diberikan oleh para ahli karena tidak ada
prasasti yang jelas menyebutkan nama kerajaan ini. Karena memang sedikit informasi
yang dapat diperoleh akibat kurangnya sumber sejarah.
Keberadaan kerjaan tersebut diketahui berdasarkan sumber berita yang ditemukan
yaitu berupa prasasti yang berbentuk yupa atau tiang batu yang berjumlah 7 buah. Yupa
yang menggambarkan huruf Pallawa dan bahasa sansererta tersebut, dapat disimpulkan
tentang keberadaan Kerajaan Kutai dalam berbagai aspek kebudayaan antara lainpolitik,
social, dan budaya.
Adapun isi prasasti tersebut menyatakan bahwa raja pertama kerajaan Kutai bernama
Kudungga. Ia mempunyai seorang putra bernama Aswarman yang disebut sebagai
wamsakerta (pembentuk keluarga). Setelah meninggal Aswarman digantikan oleh
Mulawarman. Penggunaan nama tersebut membuktikan bahwa telah masuknya pengaruh
ajaran hindu dalam kerajaan Kutai dan hal tersebut membuktikan bahwa raja raja Kutai
adalah orang asli Indonesia yang telah memeluk agama Hindu.

1
B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat penulis sampaikan, antara lain :
1. Bagaimanakah sejarah kerajaan kutai ?
2. Dimanakah letak kerajaan kutai ?
3. Apa saja peninggalan sejarah kerajaan kutai ?
4. Bagaimanakah kehidupan politik, sosial dan budaya, serta ekonomi ?
5. Siapa sajakah nama raja-raja kerajaan kutai ?
6. Bagaimana Masa Kejayaan Kerajaan Kutai?
7. Bagaimanakah masa keruntuhanya kerajaan kutai ?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai (Kutai Martadipura) adalah kerajaan bercorak hindu yang terletak
di muara Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu Sungai Mahakam. Kerajaan Kutai
berdiri sekitar abad ke-4. Nama kerajaan ini disesuaikan dengan nama daerah tempat
penemuan prasasti, yaitu daerah Kutai. Hal ini disebabkan, karena setiap prasasti yang
ditemukan tidak ada yang menyebutkan nama dari kerajaan tersebut. Wilayah Kerajaan
Kutai mencakup wilayah yang cukup luas, yaitu hampir menguasai seluruh wilayah
Kalimantan Timur. Bahkan pada masa kejayaannya Kerajaan Kutai hampir manguasai
sebagian wilayah Kalimantan.
B. Letak Kerajaan Kutai
Kerajaan kutai adalah kerajaan tertua di Indonesia. Kerajaan ini terletak ditepi
sungai Mahakam di Muarakaman, Kalimantan Timur, dekat kota Tenggarong.
C. Peninggalan Sejarah Kerajaan Kutai
Mengenal peninggalan kerajaan kutai menjadi hal wajib bagi para pelajar
indonesia. Peninggalan-peninggalan kerajaan Kutai diantaranya yaitu:

1. Prasasti Yupa

Prasasti Yupa merupakan salah satu bukti sejarah Kerajaan Kutai yang paling
tua. Dari prasasti inilah diketahui tentang adanya Kerajaan Kutai di Kalimantan. Di
dalam prasasti ini terdapat tulisan-tulisan yang menggunakan bahasa Sansekerta dan
juga aksara/huruf Pallawa.
Isi dari Prasasti Yupa mengungkapkan sejarah dari Kerajaan Hindu yang
berada di Muara Kaman, di hulu Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Secara garis

3
besar prasasti tersebut menceritakan tentang kehidupan politik, sosial dan budaya
Kerajaan Kutai.

2. Ketopong Sultan

Ketopong adalah mahkota yang biasa dipakai oleh Sultan Kerajaan Kutai yang
terbuat dari emas. Ketopong ini memiliki berat 1,98 kg dan saat ini masih tersimpan
di Museum Nasional Jakarta. Benda bersejarah yang satu ini ditemukan di Mura
Kaman, Kutai Kartanegara pada tahun 1890. Sedangkan yang dipajang di Museum
Mulawarman merupakan ketopong tiruan.

3. Kalung Ciwa

Peninggalan sejarah berikutnya adalah Kalung Ciwa yang ditemukan oleh


pemerintahan Sultan Aji Muhammad Sulaiman. Kalung ini ditemukan oleh seorang
penduduk di sekitar Danau Lipan Muara Kaman pada tahun 1890. Saat ini Kalung
Ciwa masih digunakan sebagai perhiasan oleh sultan dan hanya dipakai ketika ada
pesta penobatan sultan baru.

4
4. Kura-kura Emas

Bukti sejarah Kerajaan Kutai yang satu ini cukup unik, karena berwujud kura-
kura emas. Benda bersejarah ini saat ini berada di Museum Mulawarman. Benda yang
memiliki ukuran sebesar kepalan tangan ini ditemukan di daerah Long Lalang, daerah
yang berada di hulu Sungai Mahakam.
Dari riwayat yang diketahui benda ini merupakan persembahan dari seorang
pangeran dari Kerajaan China untuk Putri Raja Kutai, Aji Bidara Putih. Kura-kura
emas ini merupakan bukti dari pangeran tersebut untuk mempersunting sang putri.

5. Pedang Sultan Kutai

Pedang Sultan Kutai terbuat dari emat padat. Pada gagang pedang terdapat
ukiran gambar seekor harimau yang siap untuk menerkam mangsanya. Sedang pada
bagian ujung pedang terdapat hiasan seekor buaya. Untuk melihat benda ini kamu
harus berkunjung ke Museum Nasional di Jakarta.

5
6. Keris Bukit Kang

Kering Bukit Kang merupakan keris yang digunakan oleh Permaisuri Aji Putri
Karang Melenu, permaisuri Raja Kutai Kartanegara yang pertama. Berdasarkan cerita
dari masyarakat menyebutkan bahwa putri ini merupakan putri yang ditemukan dalam
sebuah gong yang hanyut di atas bambu. Di dalam gong tersebut terdapat bayi
perempuan, telur ayam dan sebuah kering. Kering ini diyakini sebagai Keris Bukit
Kang.

7. Singgasana Sultan

Singgasana Sultan adalah salah satu peninggalan sejarah Kerajaan Kutai yang
masih terjaga sampai saat ini. Benda ini diletakan di Museum Mulawarman.
Pada zaman dahulu Singgasana ini digunakan oleh Sultan Aji Muhammad
Sulaiman serta raja-raja Kutai sebelumnya. Singgasana Sultan ini dilengkapi dengan
payung serta umbul-umbul serta peraduan pengantin Kutai Keraton.
8. Kalung Uncal.

6
Kalung Uncal adalah kalung emas seberat 170 gram yang dihiasi liontin
berelief cerita ramayana. Kalung ini menjadi atribut kerajaan Kutai Martadipura dan
mulai digunakan oleh Sultan Kutai Kartanegara pasca Kutai Martadipura berhasil di
taklukan. Adapun berdasar penelitian para ahli, kalung uncal sendiri diperkirakan
berasal dari India (Unchele). Di dunia, saat ini hanya ada 2 kalung uncal, satu berada
di India dan satunya lagi ada di Museum Mulawarman, Kota Tenggarong.
9. Tali Juwita.
Tali juwita adalah peninggalan kerajaan kutai yang menyimbolkan 7 muara
dan 3 anak sungai (sungai Kelinjau, Belayan dan Kedang Pahu) yang dimiliki sungai
mahakam. Tali juwita terbuat dari benang yang banyaknya 21 helai dan biasanyan
digunakan dalam upacara adat Bepelas.
10. Kelambu Kuning.
Ada beberapa benda peninggalan kerajaan yang dipercaya memiliki kekuatan
magis oleh masyarakat adat Kutai hingga saat ini. benda-benda ini ditempatkan dalam
kelambu kuning untuk menghindari tuah dan bala yang bisa ditimbulkannya.
Beberapa bendapeninggalan sejarah kerajaan kutai tersebut antara lain kelengkang
besi, tajau, gong raden galuh, gong bende, arca singa, sangkoh piatu, serta Keliau Aji
Siti Berawan.
11. Meriam Kerajaan kutai.
merupakan kerajaan yang dilengkapi dengan sistem pertahanan kuat. Hal ini
dibuktikan oleh banyaknya peninggalan sejarah berupa meriam dan beberapa alat bela
diri lainnya. Adapun meriam, kerajaan kutai memiliki 4 yang hingga kini masih
terjaga dengan rapi. Keempat meriam tersebut antara lain Meriam Sapu Jagat, Meriam
Gentar Bumi, Meriam Aji Entong, dan Meriam Sri Gunung. Peninggalan
12. Tombak Kerajaan Majapahit.
Tombak-tombak tua yang berasal dari Kerajaan Majapahit juga merupakan
peninggalan sejarah kerajaan kutai. Ya, tombak-tombak tersebut telah ada di Muara
Kaman sejak dulu. Ini membuktikan jika kerajaan kutai dan Kerajaan Majapahit pada
masa silam memiliki hubungan yang sangat erat. Peninggalan
13. Keramik Kuno Tiongkok.
Ratusan keramik kuno yang diperkirakan berasal dari berbagai dinasti di
kekaisaran Cina tempo dulu yang sempat ditemukan tertimbun di sekitar danau Lipan
membuktikan bahwa kerajaan kutai dan kekaisaran china telah melakukan hubungan
perdagangan yang erat pada masa silam. Ratusan keramik kuno yang menjadi

7
peninggalan sejarah kerajaan Kutai itu kini tersimpan di ruang bawah tanah musium
mulawarman di Tenggarong, Kutai kartanegara. Peninggalan
14. Gamelan Gajah Prawoto.
Di Museum Mulawarman saat ini juga terdapat seperangkat gamelan.
Gamelan-gamelan ini diyakini berasal dari pulau Jawa. Tak hanya itu, beberapa
topeng, keris, pangkon, wayang kulit, serta barang-barang kuningan dan perak yang
ada sebagai peninggalan sejarah kerajaan kutai tempo silam juga membuktikan bahwa
telah ada hubungan erat antara kerajaan-kerajaan di Jawa dengan Kerajaan Kutai
Kartanegara.
D. Kehidupan Politik, Sosial dan Budaya, serta Ekonomi
1. Kehidupan Politik
Sejak muncul dan berkembangnya Pengaruh Hindu di Kaltim, terjadi
perubahan dalam tata pemerintahan, yatu dari sistem pemerintahan kepala suku
menjadi sistem pemerintahan Raja atau feodal. Raja-raja yang pernah berkuasa pada
kerajaan Kutai adalah sebagai berikut:
Kudungga. Raja ini adalah Founding Father kerajaan Kutai, ada yang unik
pada nama raja pertama ini, karena nama Kudungga merupakan nama Lokal atau
nama yang belum dipengaruhi oleh budaya Hindu. Hal ini kemudian melahirkan
persepsi para ahli bahwa pada masa kekuasaan Raja Kudungga, pengaruh Hindu baru
masuk ke Nusantara, kedudukan Kudungga pada awalnya adalah seorang kepala suku.
Dengan masuknya pengaruh Hindu, ia megubah struktur pemerintahannya menjadi
kerajaan dan mengangkat dirinya mejadi raja, sehingga pergantian raja dilakukan
secara turun temurun.
Aswawarman. Prasasti Yupa menyatakan bahwa Raja aswawarman
merupakan raja yang cakap dan kuat. Pada masa pemerintahannya, wilayah kekuasaan
Kerajaan Kutai diperluas lagi. Hal ini dibuktikan dengan pelaksanaan upacara
Asmawedha. Upacara-upacara ini pernah dilakukan di India pada masa pemerintahan
raja Samudragupta, ketika ingin memperluas wilayahnya. Dalam upacara itu
dilaksanakan pelepasan kuda dengan tujuan untuk menentukan batas kekuasaan
kerajaan Kutai. Dengan kata lain, sampai dimana ditemukan tapak kaki kuda, maka
sampai disitulan batas kerajaan Kutai. Pelepasan kuda-kuda itu diikuti oleh prajurit
kerajaan Kutai.
Mulawarman. Raja ini adalah Putra dari raja Aswawarman, ia membawa
Kerajaan Kutai ke puncak kejayaan. Pada masa kekuasaannya Kutai mengalami masa

8
gemilang. Rakyat hidup tentram dan sejahtera. Dengan keadaan seperti itulah
akhirnya Raja Mulawarman mengadakan upacara korban emas yang amat banyak.
2. Kehidupan Sosial dan Budaya
Berdasarkan isi prasasti-prasasti Kutai, dapat diketahui bahwa pada abad ke -4
M di daerah Kutai terdapat suatu masyarakat Indonesiayang telah banyak menerima
pengaruh hindu. Masyarakat tersebut telah dapat mendirikan suatu kerajaan yang
teratur rapi menurut pola pemerintahan di India. Masyarakat Indonesia menerima
unsur-unsur dari luar dan mengembangkannya sesuai dengan tradisi bangsa Indonesia.
Kehidupan budaya masyarakat Kutai sebagai berikut :
1. Masyarakat Kutai adalah masyarakat yang menjaga akar tradisi budaya nenek
moyangnya.
2. Masyarakat yang sangat tanggap terhadap perubahan dan kemajuan kebudayaan.
3. Menjunjung tingi semangat keagamaan dalam kehidupan kebudayaannya.
Masyarakat Kutai juga adalah masyarakat yang respon terhadap perubahan
dankemajuan budaya. Hal ini dibuktikan dengan kesediaan masyarakat Kutai
yangmenerima dan mengadaptasi budaya luar (India) ke dalam kehidupan
masyarakat.Selain dari itu masyarakat Kutai dikenal sebagai masyarakat yang
menjunjung tinggispirit keagamaan dalam kehidupan kebudayaanya. Penyebutan
Brahmana sebagai pemimpin spiritual dan ritual keagamaan dalam yupa-prasasti yang
mereka tulismenguatkan kesimpulan itu
3. Kehidupan Ekonomi
Letak geografis Kerajaan Kutai berada pada jalur perdagangan antara Cina dan
India. Kerajaan Kutai menjadi tempat yang menarik untuk disinggahi para pedagang.
Hal tersebut memperlihatkan bahwa kegiatan perdagangan telah menjadi bagian dari
kehidupan masyarakat Kutai, disamping pertanian.
Keterangan tertulis pada prasasti yang mengatakan bahwa Raja Mulawarman
pernah memberikan hartanya berupa minyak dan 20.000 ekor sapi kepada para
Brahmana.
E. Nama Raja-raja Kerajaan Kutai
Nama raja-raja kerajaan kutai yang terkenal diantarannya sebagai berikut :
1. Maharaja Kudungga, adalah raja pertama yang berkuasa di kerajaan kutai. Nama
Maharaja Kudungga oleh para ahli sejarah ditafsirkan sebagai nama asli orang
Indonesia yang belum terpengaruh dengan nama budaya India.Dapat kita lihat,
nama raja tersebut masih menggunakan nama lokal sehingga para ahli berpendapat

9
bahwa pada masa pemerintahan Raja Kudungga pengaruh Hindu baru masuk ke
wilayahnya. Kedudukan Raja Kudungga pada awalnya adalah kepala suku. Dengan
masuknya pengaruh Hindu, ia mengubah struktur pemerintahannya menjadi
kerajaan dan mengangkat dirinya sebagai raja, sehingga penggantian raja dilakukan
secara turun temurun.
2. Maharaja Asmawarman. Prasasti yupa menceritakan bahwa Raja Aswawarman
adalah raja yang cakap dan kuat. Pada masa pemerintahannya, wilayah kekuasaan
Kutai diperluas lagi. Hal ini dibuktikan dengan dilakukannya Upacara Asmawedha
pada masanya. Upacara-upacara ini pernah dilakukan di India pada masa
pemerintahan Raja Samudragupta ketika ingin memperluas wilayahnya. Dalam
upacara itu dilaksanakan pelepasan kuda dengan tujuan untuk menentukan batas
kekuasaan Kerajaan Kutai (ditentukan dengan tapak kaki kuda yang nampak pada
tanah hingga tapak yang terakhir nampak disitulah batas kekuasaan Kerajaan
Kutai). Pelepasan kuda-kuda itu diikuti oleh prajurit Kerajaan Kutai.
3. Maharaja Mulawarman. Raja Mulawarman merupakan anak dari Raja
Aswawarman yang menjadi penerusnya. Nama Mulawarman dan Aswawarman
sangat kental dengan pengaruh bahasa Sanskerta bila dilihat dari cara
penulisannya. Raja Mulawarman adalah raja terbesar dari Kerajaan Kutai. Di
bawah pemerintahannya, Kerajaan Kutai mengalami masa kejayaan.
Rakyat-rakyatnya hidup tentram dan sejahtera hingga Raja Mulawarman
mengadakan upacara kurban emas yang amat banyak.
4. Maharaja Marawijaya Warman
5. Maharaja Gajayana Warman
6. Maharaja Tungga Warman
7. Maharaja Jayanaga Warman
8. Maharaja Nalasinga Warman
9. Maharaja Nala Parana Tungga Warman
10. Maharaja Gadingga Warman Dewa
11. Maharaja Indra Warman Dewa
12. Maharaja Sangga Warman Dewa
13. Maharaja Candrawarman
14. Maharaja Sri Langka Dewa Warman
15. Maharaja Guna Parana Dewa Warman
16. Maharaja Wijaya Warman

10
17. Maharaja Sri Aji Dewa Warman
18. Maharaja Mulia Putera Warman
19. Maharaja Nala Pandita Warman
20. Maharaja Indra Paruta Dewa Warman
21. Maharaja Dharma Setia Warman

F. Masa Kejayaan Kerajaan Kutai


Masa kejayaan Kerajaan Kutai berlangsung saat dipimpin oleh raja bernama
Mulawarman. Informasi mengenai masa kejayaan dapat kita peroleh dari prasasti Yupa.
Pada masa pemerintahan Mulawarman, masyarakat kerajaan Kutai hidup makmur, aman
dan sejahtera. Kekuasaan kerajaan sangat luas, yaitu terdiri dari seluruh daerah yang ada
di Kalsel (Kalimantan Selatan). Sumber informasi terkait dengan masa kejayaan sangat
minim, kita
G. Masa Keruntuhan Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai berakhir pada saat Raja Kutai yang bernama Maharaja Dharma
Setia tewas dalam peperangan di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran
Anum Panji Mendapa. Perlu diingat bahwa Kutai ini (Kutai Martadipura) berbeda
dengan Kerajaan Kutai Kartanegara yang saat itu ibukota di Kutai Lama (Tanjung Kute).
Kutai Kartanegara inilah, di tahun 1365, yang disebutkan dalam sastra Jawa
Negarakertagama. Kutai Kartanegara selanjutnya menjadi kerajaan Islam. Sejak tahun
1735 kerajaan Kutai Kartanegara yang semula rajanya bergelar Pangeran berubah
menjadi bergelar Sultan (Sultan Aji Muhammad Idris) dan hingga sekarang disebut
Kesultanan Kutai Kartanegara.
Begitulah didalam sejarah tercatat, kerajaan kutai akhirnya mengalami keruntuhan.

11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kerajaan Kutai berada di kalimantan Timur, yaitu di sungai hulu Mahakam.
Nama kerajaan ini disesuaikan dengan nama tempat penemuan prasasti, yaitu didaerah
Kutai. Kaltim telah berdiri dan berkembang kerajaan yang mendapatkan pegaruh Hindu
adalah beberapa penemuan berupa batu bertulis atau Prasasti. Tulisan itu ada pada tujuh
tiang batu yang disebut Yupa. Yupa ini berfungsi utuk mengikat hewan Korban. Korban
itu merupakan pwersembahan rakyat kepada para Dewa yang dipujanya.
Kehidupan social dan budayanya pun sangat menjujung tinggi nilai kebudayaan
yang ada. Kehidupan ekonomi masyarakat kutai sangat makmur, dengan bukti bahwa
Kerajaan Kutai berada pada jalur perdagangan antara Cina dan India. Kerajaan Kutai
menjadi tempat yang menarik untuk disinggahi para pedagang. Hal tersebut
memperlihatkan bahwa kegiatan perdagangan telah menjadi bagian dari kehidupan
masyarakat Kutai, disamping pertanian.
Keterangan tertulis pada prasasti yang mengatakan bahwa Raja Mulawarman
pernah memberikan hartanya berupa minyak dan 20.000 ekor sapi kepada para
Brahmana.
Masa keruntuhan Kerajaan Kutai runtuh ketika Raja Dharma Setia tewas
ditangan Raja Kutai Kartanegara. Raja Dhamarmasetia adalah anak dari Raja
Mulawarman, cucu dari Raja Asmawarman, buyut dari Raja Kudungga. Dan Raja
Dharma Setia adalah Raja terakhir diKerajaan Kutai .

B. SARAN
Kita sebagai masyarakat Indonesia harus mencintai budaya budaya yang ada saat
ini. Peninggalan-peninggalan yang begitu besar di Indonesia membuktikan bahwa
Indonesia adalah negeri yang kaya akan budaya. Dengan cara merawat,melestarikan dan
tidak merusak budaya yang ada itu juga merupakan bukti cinta kita terhadapan
peninggalan budaya diIndonesia.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://ratnafitri11ips517.blogspot.co.id/2012/11/makalah-kerajaan-kutai.html

http://rangkumsejarah.blogspot.co.id/p/kerajaan-kutai.html

http://www.gurusejarah.com/2017/07/sejarah-lengkap-kerajaan-kutai.html

http://www.sumbersejarah.com/2017/05/sejarah-kerajaan-kutai-masa-kejayaan-keruntuhan-
dan-peninggalan.html#ixzz5U4YJYeRd

http://falah-kharisma.blogspot.co.id/2016/02/sejarah-kerajaan-kutai-kehidupan.html

http://myschool039.blogspot.co.id/2015/10/makalah-kerajaan-kutai.html

http://samarindaguide.com/peninggalan-kerajaan-kutai/

http://kerajaan-singasari.blogspot.co.id/2013/10/masa-kejayaan-kerajaan-kutai.html

http://jagosejarah.blogspot.co.id/2015/12/sejarah-kerajaan-kutai.html

http://kerajaan-singasari.blogspot.co.id/2013/10/sejarah-runtuhnya-kerajaan-kutai.html

http://almaromikerajaankutai.blogspot.co.id/2016/09/makalah-kerajaan-kutai.html

13

You might also like