You are on page 1of 12

PERENCANAAN TERMINAL ANGKUTAN BARANG DI

KABUPATEN BINTAN
AFIFAH OCTARIYANTI TATANG ADHIATNA URIANSAH PRATAMA
Taruna Program Studi Sarjana Dosen Program Studi Sarjana Dosen Program Studi Sarjana
Terapan Transportasi Darat Terapan Transportasi Darat Terapan Transportasi Darat
Politeknik Transportasi Darat Politeknik Transportasi Darat Politeknik Transportasi Darat
Indonesia-STTD. Indonesia-STTD Indonesia-STTD
Jl Raya Setu Km 3,5, Cibitung, Jl Raya Setu Km 3,5, Jl Raya Setu Km 3,5,
Bekasi, Jawa Barat 17520 Cibitung, Bekasi, Jawa Barat Cibitung, Bekasi, Jawa Barat
afifahoctariyanti1@gmail.com 17520 17520

ABSTRACT
Bintan Regency is one of the regencies in the Riau Islands Province. The number of small islands that are
scattered will encourage increasing needs, along with increasing needs, it needs to be accompanied by the
development of goods transportation facilities and infrastructure. Due to the increasing number of requests for
fulfillment of needs and not yet supported by the existence of a strategic freight terminal, so that drivers can be
found parking their vehicles on the road on the outskirts of Bintan Regency until the evening. In addition, the
construction of the 6.4 km Batam - Bintan bridge has been planned, which is located in the Riau Islands. After the
construction of the Batam - Bintan bridge is completed, it can increase the potential for goods transportation
in/out of Bintan Regency. This can also interfere with the smoothness and safety of traffic and reduce the
performance of a road segment. Therefore, to overcome this problem, it is necessary to plan a freight
transportation terminal to facilitate mobility as an effort to meet the needs of the community in Bintan Regency by
considering the potential for freight transportation, the most strategic location, the facilities needed and the
layout design that is adjusted to the availability of land.

Keywords: Goods Terminal, Main Facilities, Supporting Facilities, and Goods Terminal Layout Design.

ABSTRAKSI
Kabupaten Bintan merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Kepulauan Riau. Banyaknya pulau
kecil yang tersebar maka akan mendorong kebutuhan yang semakin meningkat, seiring meningkatnya kebutuhan
perlu diiringi dengan pengembangan sarana dan prasarana angkutan barang. Dikarenakan semakin banyaknya
permintaan akan pemenuhan kebutuhan dan belum didukung dengan adanya terminal angkutan barang yang
strategis, sehingga dapat ditemukan pengemudi yang memarkirkan kendaraannya pada badan jalan di pinggiran
Kabupaten Bintan sampai malam hari. Selain itu telah direncanakannya pembangunan jembatan Batam - Bintan
sepanjang 6,4 km yang terletak di Kepulauan Riau. Setelah pembangunan jembatan Batam - Bintan selesai maka
dapat meningkatkan potensi angkutan barang yang keluar/masuk Kabupaten Bintan. Hal ini pun dapat
mengganggu kelancaran dan keselamatan lalu lintas serta menurunkan kinerja suatu ruas jalan. Oleh karena itu,
untuk mengatasi permasalahan ini adalah perlu direncanakannya terminal angkutan barang guna melancarkan
mobilitas sebagai upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat di Kabupaten Bintan dengan mempertimbangkan
potensi angkutan barang, lokasi yang paling strategis, fasilitas yang dibutuhkan serta desain layout yang
disesuaikan dengan ketersediaan lahan.

Kata Kunci : Terminal Barang, Fasilitas Utama, Fasilitas Penunjang, dan Desain Layout Terminal Barang.
PENDAHULUAN
Kabupaten Bintan merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Kepulauan Riau yang mempunyai ciri
khas yaitu terdiri dari ribuan pulau besar dan kecil yang tersebar di Laut Cina Selatan. Oleh karena itu banyaknya
pulau yang memungkinkan mendorong akan semakin banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi dan semakin
meningkat, seiring meningkatnya keperluan maka perlu mengembangkan sarana dan prasarana angkutan barang.
Salah satu upaya pemenuhan dari pihak penyelenggara yaitu perusahaan swasta maupun pemerintah mulai
berlomba mencari laba/keuntungan dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat akan transportasi barang melalui arus
keluar masuk di kabupaten Bintan. Semakin banyaknya permintaan akan pemenuhan kebutuhan belum didukung
dengan adanya terminal angkutan barang yang strategis, sehingga dapat ditemukan pengemudi yang memarkirkan
kendaraannya pada badan jalan di pinggiran Kabupaten sampai malam hari.

Selain itu telah direncanakannya pembangunan jembatan Batam-Bintan sepanjang 6,4 km yang terletak di
Kepulauan Riau. Jembatan ini direncanakan dibangun pada tahun 2020 dengan masa pembangunan diperkirakan
selama 3-4 tahun guna mendorong kegiatan ekonomi seperti industri, pariwisata, konstruksi, dll. Dan setelah
pembangunan jembatan Batam-Bintan pun selesai maka dapat meningkatkan potensi angkutan barang yang
keluar/masuk Kabupaten Bintan. Hal ini pun dapat mengganggu kelancaran dan keselamatan lalu lintas serta
menurunkan kinerja suatu ruas jalan. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan ini adalah perlu
direncanakannya pembuatan terminal angkutan barang.

Dalam perencanaan terminal angkutan barang perlu mempertimbangkan aspek lokasi penempatan dengan
pertimbangan bahwa terminal angkutan barang memiliki skala lebih kompleks dan terdapat aktivitas-aktivitas
yang terdapat didalamnya. Terminal angkutan barang tersebut diharapkan menjadi terminal yang representatif dan
memadai untuk menampung aktivitas transportasi darat, khususnya distribusi barang. Berdasarkan latar belakang
yang ada ditemukan maka penelitian ini diberi judul : “ Perencanaan Terminal Angkutan Barang di
Kabupaten Bintan’’
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian merupakan langkah yang dimiliki dan dilakukan oleh peneliti dalam rangka untuk
mengumpulkan informasi atau data serta melakukan investigasi pada data yang telah diperoleh. Adapun alur
pikir penyusunan Perencanaan Terminal Angkutan Barang di Kabupaten Bintan adalah sebagai berikut:

MULAI

IDENTIFIKASI MASALAH

RUMUSAN MASALAH

PENGUMPULAN
DATA
DATA PRIMER
DATA PRIMER DATA SEKUNDER

1. Data Kondisi Jaringan Lintas Angkutan


Barang
2. Data Volume Lalu Lintas Pada Jaringan 1. Peta Administratif
Lintas Angkutan Barang 2. Peta Jaringan Jalan
3. Data Kecepatan dan Kepadatan Lalu Lintas 3. Peta Tata Guna Lahan
4. Kondisi Topografi
Pada Jaringan Lintas Angkutan Barang
4. Data Perjalanan Angkutan barang

ANALISIS DATA

Mempertimbangkan
PEMILIHAN LOKASI 1. Ketersediaan Lahan
ALTERNATIF 2. Kondisi Topografi

B
B

ALTERNATIF 1 ALTERNATIF 2 ALTERNATIF 3

ANALISIS
KRITERIA

ANALISIS ANALISIS
ANALISIS ANALISIS
KRITERIA KRITERIA
KRITERIA KRITERIA BIAYA
KINERJA RUAS KELESTARIAN INVESTASI AWAL
AKSESIBILITAS
JALAN LINGKUNGAN

METODE COMPOSITE
PERFOMANCE INDEX

LOKASI TERPILIH

ANALISIS KEBUTUHAN
FASILITAS TERMINAL
ANGKUTAN BARANG

DESAIN LAYOUT

SELESAI

Tabel 1. Alur Pikir Penyusunan Rencana Terminal Angkutan Barang


ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH
Analisis Permintaan Angkutan Barang Di Kabupaten Bintan
Potensi angkutan barang yang berada di dalam Kabupaten Bintan didukung oleh terdapat banyaknya PT yang
melayani masyarakat dalam bidang pemenuhan kebutuhan hidup yakni kebutuhan pokok, kebutuhan penunjang
hidup maupun kebutuhan akan pendidikan dan kesehatan. Sehingga memicu pergerakan angkutan barang dalam
mengiri, ataupun menyalurkan kebutuhan dari dalam wilayah Kabupaten Bintan atau keluar Kabupaten Bintan. PT
tersebut diantara lain adalah PT. Bintan Alumina Indonesia, PT. Pulau Bintan Djaya, PT. Tirtamadu, PT. Singatac
Bintan Indonesia, PT. CCI Bintan, PT. Bintan Inti Industrial Estate, PT. Esco Bintan Indonesi.

Berdasarkan OD perjalanan potensi angkutan barang diatas, maka dapat diketahui bahwasannya perjalanan
angkutan barang yang ada di Kabupaten Bintan adalah sebanyak 207 kendaraan/hari dari asal masing-masing
PT/Perusahaan dalam menyalurkan barang ke seluruh wilayah Kabupaten Bintan.

Pada O/D Road Side Interview (RSI) perjalanan angkutan barang paling banyak dilakukan dengan pola eksternal-
internal pada zona 26 menuju zona 1 dengan jumlah perjalanan 899 kendaraan/hari, dan perjalanan terkecil
dilakukan dengan pola internal – eksternal pada zona 2 menuju zona 24 dengan banyaknya perjalanan 56
kendaraan/hari.

Analisis Pemilihan Lokasi Alternatif


Sebelum dilakukannya pembangunan terminal angkutan barang terlebih dahulu perlu dilakukan pemilihan lokasi
terminal angkutan barang yang berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Jendral Perhubungan Darat Nomor :
SK.1361/AJ/106/DRDJ/2003 tentang penetapan simpul trasnportasi jalan untuk terminal. Terdapat 3 lokasi
alternatif yaitu pada ruas Jalan Lintas Barat, Jalan W.R. Supratman, Jalan Raya Busung.

Analisis Penentuan dan Penetapan Lokasi Terminal Angkutan Barang dengan Metode
CPI
• Analisis Kriteria Ruas Jalan
Berpedoman pada Surat Keputusan Direktorat Jendral Perhubungan Darat Nomor :
SK.1361/AJ/106/DRDJ/2003 tentang penetapan simpul transportasi jalan untuk terminal, pemilihan lokasi
terminal angkutan barang harus memperhatikan kepadatan lalu lintas dan kapasitas jalan di lokasi terminal,
maka dari itu analisis kriteria kinerja ruas jalan pada lokasi alternatif perlu dilakukan. Kinerja ruas jalan dapat
dinilai dari beberapa parameter yaitu kapasitas jalan, V/C ratio, kecepatan, dan road occupancy. Berikut adalah
hasil analisis kriteria kinerja ruas jalan pada 3 (tiga) lokasi alternatif yang dipilih, dimana nilai dari setiap
parameter telah ditransformasi sesuai aturan metode Composite Perfomance Index (CPI). Hasil nilai dari kriteria
kinerja ruas jalan setelah ditransformasi, menunjukkan lokasi alternatif 1 memiliki total nilai transformasi
paling tinggi yakni sebesar 427,33.
Tabel 2. Analisis Kriteria Kinerja Ruas Jalan Lokasi Alternatif

• Analisis Kriteria Aksesibilitas


Lokasi terminal angkutan barang harus memiliki aksesibilitas yang baik terhadap pusat kabupaten dan pusat
perdagangan serta batas kordon luar pintu keluar masuk wilayah kajian. Analisis aksesibilitas ini diasumsikan
oleh kedekatan terminal angkutan barang terhadap lokasi – lokasi yang berpotensi untuk mendistribusikan
barang. Lokasi – lokasi tersebut yaitu Lokasi Perdagangan, Pusat Kabupaten, Kedekatan dengan batas kordon
luar pintu keluar masuk wilayah Kabupaten Bintan. Analisis kriteria aksesibilitas pada lokasi penyediaan dapat
dilihat pada tabel dibawah. Dapat diketahui bahwa pada hasil analisis kriteria aksesibilitas, lokasi alternatif 1
merupakan lokasi dengan total nilai transformasi paling tinggi sebesar 827,80.

Tabel 3. Analisis Kriteria Aksesibilitas Lokasi Alternatif


• Analisis Kriteria Kelestarian Lingkungan
Faktor lingkungan yang sesuai dengan lokasi akan dapat menunjang mobilitas. Walaupun demikian keberadaan
terminal angkutan barang dapat dipastikan akan mengganggu lingkungan sekitar. Oleh sebab itu, perlu
diantisipasi dari awal pengaruh buruk yang akan timbul dengan mengupayakan lokasi yang tepat agar
keberadaan terminal angkutan barang tersebut tidak mengganggu keseimbangan lingkungan hidup. Faktor
lingkungan yang digunakan dalam penulisan ini terbatas, tidak mencakup pada faktor - faktor penilaian terhadap
dampak lalu lintas, aspek lingkungan fisik, biotik, dan kimiawi, tetapi diharapkan dapat mewakili kondisi yang
ada. Faktor faktor yang dijadikan acuan pemilihan lokasi terminal angkutan barang adalah tidak rawan polusi,
tidak mengganggu lingkungan, tidak rawan kebisingan dan tidak rawan banjir. Analisis kriteria kelestarian
lingkungan pada lokasi penyediaan dapat dilihat pada tabel dibawah. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa
dari hasil analisis kelestarian lingkungan, lokasi alternatif 3 merupakan lokasi yang memiliki total nilai
transformasi paling tinggi yakni sebesar 800.

Tabel 4. Analisis Kriteria Kelestarian Lingkungan

• Analisis Kriteria Biaya Investasi Awal


Pemerintah daerah setempat mengharapkan biaya seminimal mungkin yang harus dikeluarkan untuk
pembangunan terminal angkutan barang, dan diupayakan pula akan mendapatkan luasan lahan yang sesuai
dengan peraturan pembangunan terminal tersebut. Dalam penulisan ini, harga tanah diasumsikan sebagai biaya
investasi awal yang akan dikeluarkan untuk pembangunan terminal angkutan barang. Data mengenai harga
tanah didapatkan dari hasil wawancara kepada penduduk sekitar lokasi alternatif dengan menanyakan harga
tanah pada masing-masing lokasi alternatif. Analisis kriteria biaya investasi awal dari lokasi penyediaan yang
telah dipilih dapat dilihat pada tabel dibawah. Dan dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa hasil analisis
kriteria biaya investasi awal, lokasi alternatif 1 memiliki total nilai transformasi kriteria biaya investasi awal
paling tinggi yakni sebesar 100.
Tabel 5. Analisis Kriteria Biaya Investasi Awal

Setelah dilakukan analisis kriteria dengan memberikan nilai transformasi sesuai tren positif (+) dan tren negatif (-)
yang berlaku sesuai aturan metode pengambil keputusan Composite Performance Index (CPI), maka selanjutnya
hasil nilai transformasi dikalikan dengan bobot yang berlaku pada setiap kriteria-kriteria yang ada sesuai dengan
aturan metode pengambil keputusan Composite Performance Index (CPI). Dan hasil dari penjumlahan perkalian
pembobotan pada setiap lokasi alternatif dirangkingkan. Lokasi alternatif yang memiliki rangking teratas,
merupakan pilihan lokasi yang paling tepat untuk penyediaan lokasi terminal angkutan barang di wilayah
Kabupaten Bintan. Lokasi yang memiliki ranking teratas tersebut adalah lokasi alternatif 1 yang terletak di zona 14
pada ruas Jalan Lintas Barat link 1401 – 1501, dengan akumulasi nilai lokasi sebesar 694,02. Sehingga lokasi
alternatif 1 adalah lokasi yang paling tepat untuk direncanakan sebagai lokasi pembangunan terminal angkutan
barang di wilayah Kabupaten Bintan.

Tabel 6. Penetapan Lokasi Terminal Angkutan Barang Dengan Metode CPI


Tabel 7. Hasil Lanjutan Penetapan Lokasi Terminal Angkutan Barang dengan Metode CPI

Analisis Kebutuhan Fasilitas Terminal Angkutan Barang


Terminal barang didesain sedemikian rupa yaitu fasilitas utama dan fasilitas penunjang sehingga terjadi satu
kesatuan yang berintegrasi dengan baik agar fungsi dari suatu Terminal barang dapat berjalan sesuai kebutuhan
akan kelancaran arus barang yang ada di Kabupaten Bintan. Dengan Fasilitas yang tersedia, tentu saja menciptakan
berbagai kepentingan yang berbeda-beda antara pengguna jasa dan pengelola Terminal barang. Pengaturan sirkulasi
dan urutan kegiatan yang ada di dalam Terminal barang perlu dilakukan untuk memudahkan penggunaan Terminal
baik bagi pengelola dan pengguna jasa Terminal barang yang ada di Kabupaten Bintan.

Analisis Usulan Desain Terminal Barang

Gambar 1. Usulan Desain Layout Terminal Angkutan Barang


Gambar 2. Usulan Sirkulasi Layout Terminal Angkutan Barang

Gambar diatas merupakan usulan layout Terminal Angkutan Barang di Kabupaten Bintan. Luas lahan yang
tersedia di lokasi alternatif 1 (lokasi yang terpilih) yaitu seluas 2 Ha. Berdasarkan gambar usulan yang diberikan,
terdapat fasilitas utama dan fasilitas penunjang yang berada di dalam terminal angkutan barang. Seperti Kantor
Terminal, gudang barang umum dan khusus, lokasi bongkar muat/distribution center, dan tempat parkir kendaraan
barang. Sementara untuk fasilitas penunjang terdiri dari pos kedatangan dan keberangkatan, fasilitas umum
meliputi bengkel, pom bensin, mushola, toilet, tempat istirahat awak kendaraan.

Tempat parkir kendaraan barang dan pusat bongkar muat barang memiliki jalan akses masuk yang berbeda agar
tidak terjadi antrian kendaraan sebelum memasuki terminal dan mengahambat lalu lintas sekitar. Berdasarkan
gambar tersebut dapat dilihat juga penempatan kantor dan pusat pelayanan dibagian depan terminal agar dapat
dengan mudah memantau angkutan barang yang masuk dan keluar terminal, dan tersedianya taman dibagian
depan dapat mereduksi polusi suara dan udara yang dihasilkan oleh kegiatan angkutan barang.

KESIMPULAN
1. Permintaan angkutan barang di Kabupaten Bintan dapat diketahui bahwasannya angkutan barang melakukan
perjalanan sebanyak 207 kendaraan/hari dari asal masing-masing PT/Perusahaan dalam menyalurkan barang ke
seluruh wilayah Kabupaten Bintan dan berdasarkan O/D Road Side Interview (RSI) perjalanan angkutan barang
yang paling banyak dilakukan dengan pola eksternal - internal pada zona 26 menuju zona 1 dengan jumlah
perjalanan 899 kendaraan/hari, dan perjalanan terkecil dilakukan dengan pola internal – eksternal pada zona 2
menuju zona 24 dengan banyaknya perjalanan 56 kendaraan/hari.
2. Berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Jendral Perhubungan Darat Nomor : SK.1361/AJ/106/DRDJ/2003
tentang penetapan simpul transportasi jalan untuk terminal dan hasil pembahasan yang meliputi : Hal-hal yang
harus diperhatikan dalam Penentuan Lokasi Terminal serta Persyaratan Lokasi Terminal, diperoleh 3 (tiga)
lokasi alternatif yaitu alternatif 1 Lokasi di Ruas Jalan Lintas Barat, alternatif 2 Lokasi di Ruas Jalan WR.
Supratman, dan alternative 3 Lokasi di Ruas Jalan Raya Busung.
3. Setelah penentuan alternatif lokasi dilakukanlah pemilihan untuk penetapan lokasi terminal angkutan barang
menggunakan metode Composite Performance Index (CPI). Hasil Analisis terhadap alternatif lokasi, diperoleh
lokasi dengan nilai bobot akhir lokasi alternatif 1 dengan total nilai keseluruhan sebesar 694.02; nilai bobot
lokasi alternatif 2 dengan total nilai keseluruhan sebesar 454.90; dan nilai bobot lokasi alternatif 3 dengan total
nilai keseluruhan sebesar 470.29. Hasil Akhir dari Analisis demand dan pembobotan telah dilakukan dan
didapatkanlah lokasi terpilih yaitu lokasi alternatif 1 yang terletak di zona 14 di Jalan Lintas Barat pada link
1401-1501.
4. Dengan adanya proses kegiatan di dalam terminal angkutan barang, maka dapat terdapat kebutuhan fasilitas di
dalamnya adalah sebagai berikut :
a. Fasilitas terminal barang terdiri dari fasilitas utama dan fasilitas penunjang.
b. Fasilitas utama terdiri dari :

1) Bangunan kantor penyelenggara terminal;

2) Tempat kendaraan untuk melakukan bongkar dan/atau muat barang;


3) Fasilitas gudang untuk barang;

4) Tempat parkir kendaraan angkutan barang;

5) Perlengkapan jalan berupa marka jalan, rambu lalu lintas, dan lain-lain.
c. Fasilitas penunjang berupa :

1) Pos kedatangan dan keberangkatan;

2) Fasilitas kesehatan;

3) Fasilitas peribadatan;

4) Ruang tunggu;

5) Alat timbang kendaraan dan muatanya;

6) Fasilitas parkir kendaraan selain kendaraan barang untuk pengunjung dan pengelola terminal angkutan
barang;
7) Perbengkelan;

8) Kamar mandi atau toilet;

9) Kios atau kantin;

10) Taman.

d. Dengan adanya proses kegiatan yang terjadi di dalam terminal barang tersebut maka usulan desain
layout terminal barang disesuaikan dengan kebutuhan fasilitas utama dan fasilitas penunjang terminal.
e. Usulan fasilitas dan desain layout yang digunakan berdasarkan hasil analisa.
DAFTAR PUSTAKA
________,1995, Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1995 tentang Terminal
Transportasi Jalan. Jakarta
________,2009, Undang – undang Republik Indonesia No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Jakarta
________,2013, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan. Jakarta
________,2018, Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor Pm 102 Tahun 2018 Tentang
Penyelenggaraan Terminal Barang. Jakarta

________Kurniawan, Fahri. 2012. Analisa Penentuan Letak dan Fungsi Terminal Angkutan Barang Kota Cirebon.
STTD Bekasi
________Morlok, Edward K. 2005. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Erlangga: Jakarta
________Tamin, Ofyar Z. 2000. Perencanaan dan pemodelan Transportasi. Penerbit ITB : Bandung
Ardika, I. Gede ,2004. Standar Toilet Umum Indonesia. Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata. Jakarta

You might also like