You are on page 1of 24

Analisis Pendapatan dan Efisiensi Teknis …

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI TEKNIS


USAHATANI HORENSO KELOMPOK TANI AGRO SEGAR
KECAMATAN PACET KABUPATEN CIANJUR
JAWA BARAT

Decy Ekaningtias1) dan Heny K. Daryanto2)


1,2)
Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen,Institut Pertanian Bogor
2)
hdaryant@mb.ipb.ac.id

ABSTRACT
Vegetable is one of agricultural commodities that has potential related with economic value.
Nowadays, business in vegetable field especially Japanese vegetable is beginning to develop. A
large number of Japanese restaurant in Jabodetabek becomes a big opportunity for surrounding
Japanese vegetable farmer to become supplier. One of Japanese vegetable that widely consumed
and now beginning to attract horticultural farmers is Horenso. Agro Segar Farmers Group is
one of the farmers group in Cianjur that cultivate Japanese vegetable include Horenso. The
income from Japanese vegetable is more profitable than other commodities and demand from
Japanese restaurants and hotels in Jabodetabek are also quite high. Horenso demand that
reached 70 kilogram per day requires an adequate supply in everyday. Highly demand of
Horenso with limited land ownership and production takes an efficient production methods in
order to optimize crop yields per unit area of land and also maximize farm income. The purposes
of this research are to analyze farmers income in Agro Segar Farmers Group and to analyze
technical efficiency of Horenso cultivation. Income analysis applied using R/C ratio and frontier
production function applied using MLE estimation procedure with assuming that Cobb Douglas
is a functional form of production function in this research. The result from R/C ratio is 2,79
and 2,72. It shows that farmer’s income in Agro Segar Farmers Group is profitable. Seed and
pesticide have a negative effect on production function. Farmer’s age, experience, counseling
dummy and land ownership dummy have a positive effect on technical inefficiency.
Keyword(s): production function, income analysis, Horenso.

ABSTRAK
Sayuran merupakan salah satu komoditas pertanian yang memiliki potensi nilai ekonomi. Saat
ini, bisnis di bidang sayuran terutama sayuran Jepang mulai berkembang. Petani sayuran Jepang
mempunyai peluang yang besar untuk memasok sejumlah besar restoran Jepang di Jabodetabek.
Salah satu sayuran Jepang yang banyak dikonsumsi dan sekarang mulai dibudidayakan petani
adalah Horenso. Kelompok Tani Agro Segar adalah salah satu kelompok tani di Cianjur yang
dibudidayakan sayur Jepang termasuk Horenso. Pendapatan dari sayuran Jepang lebih
menguntungkan dibandingkan sayuran lain dan permintaan terhadap sayuran Jepang dari
restoran Jepang dan hotel di Jabodetabek juga cukup tinggi. Permintaan Horenso mencapai 70
kilogram per hari sehingga membutuhkan pasokan yang kontinyu. Tingginya permintaan
Horenso dengan kepemilikan lahan dan produksi yang terbatas mensyaratkan metode produksi
yang efisien dalam mengoptimalkan hasil panen per satuan luas lahan dan juga dapat
memaksimalkan pendapatan usahatani. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis
pendapatan petani di Kelompok Tani Agro Segar dan untuk menganalisis efisiensi teknis
produksi Horenso. Analisis pendapatan dilakukan dengan menggunakan R/C ratio dan fungsi
produksi frontier menggunakan estimasi MLE dengan mengasumsikan bahwa Cobb Douglas

87
Decy Ekaningtias dan Heny K. Daryanto

adalah bentuk fungsional dari fungsi produksi dalam penelitian ini. Hasil dari rasio R/C adalah
2,79 dan 2,72. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan petani di Kelompok Tani Agro Segar
adalah menguntungkan. Benih dan pestisida berpengaruh negatif terhadap produksi Horenso.
Usia petani, pengalaman, dummy penyuluhan dan dummy kepemilikan tanah berpengaruh
positif terhadap inefisiensi teknis produksi.
Kata Kunci: : analisis pendapatan, fungsi produksi, Horenso.

PENDAHULUAN Didukung pula oleh kondisi alam di


Latar Belakang beberapa wilayah di Indonesia yang
Sayuran merupakan salah satu sesuai untuk budidaya, usia panen yang
komoditi hortikultura yang banyak singkat, dan teknik budidaya yang relatif
dikonsumsi masyarakat. Tingginya kan- mudah. Selain itu, restoran Jepang yang
dungan vitamin dan mineral pada sayuran beberapa tahun terakhir banyak didirikan
membuat komoditi ini dinilai sangat di wilayah Jabodetabek menjadi peluang
bermanfaat bagi kesehatan. Di sisi lain, besar bagi petani sayuran eksklusif
sayuran juga memiliki potensi terkait Jepang untuk menjadi pemasok restoran-
dengan nilai ekonomi dan kemampuan restoran tersebut dengan mengem-
menyerap tenaga kerja yang baik. bangkan budidaya sayuran eksklusif
Kelebihan-kelebihan tersebut yang me- Jepang. Adapun komoditas yang ter-
nyebabkan produksi sayuran terus masuk ke dalam jenis sayuran eksklusif
dilakukan. Salah satu wilayah di Jepang adalah edamame, gobo, kyuuri,
Indonesia yang memiliki kondisi lahan Horenso, zukini, daikon, nasubi, dan
dan iklim yang sesuai untuk budidaya sebagainya. Salah satu komoditas sayuran
sayuran adalah Jawa Barat. Berdasarkan eksklusif Jepang yang banyak di-
data Dinas Pertanian Jawa Barat tahun konsumsi masyarakat dan kini mulai
2009, produksi sayuran di Jawa Barat menarik minat petani budidaya adalah
terus meningkat sejak tahun 2004 hingga Horenso.
tahun 2008. Namun pada tahun 2006 Kelompok Tani Agro Segar me-
terjadi penurunan produksi sebesar 8,06 rupakan salah satu kelompok tani di
persen yang disebabkan penurunan wilayah Cianjur yang menjadi wadah atau
produksi yang signifikan pada beberapa perkumpulan bagi para petani sayuran
komoditi seperti wortel, cabai dan daun khususnya sayuran eksklusif Jepang
bawang. termasuk Horenso. Selain menjadi salah
Pada beberapa tahun terakhir, ter- satu pusat pemasok kebutuhan sayur
dapat jenis sayuran yang mulai diminati mayur untuk wilayah Jabodetabek,
para petani di bidang hortikultura, yaitu Kelompok Tani Agro Segar juga menjadi
jenis sayuran eksklusif Jepang. Jenis salah satu pilot project agro industri di
sayuran ini dinilai sangat prospektif Kabupaten Cianjur. Dengan predikat
karena harganya yang tinggi bahkan tersebut, Kelompok Tani Agro Segar
berkali-kali lipat dari harga sayuran lokal. membantu dan memfasilitasi para petani

88
Analisis Pendapatan dan Efisiensi Teknis …

baik dalam hal pembelajaran maupun alih sayuran Jepang kini memiliki permintaan
teknologi melalui pelatihan dan praktek akan komoditi Horenso yang relatif
magang. Hal tersebut sangat membantu tinggi. Permintaan Horenso yang
petani untuk dapat menghasilkan produk mencapai 70-80 kg per hari mem-
sayuran eksklusif Jepang yang sesuai butuhkan pasokan yang memadai setiap
dengan kebutuhan pasar3. Hasil panen harinya. Dengan kepemilikan luas lahan
dari kelompok tani ini kemudian dipasok yang terbatas serta perkembangan
ke berbagai supermarket dan restoran Horenso yang potensial namun pro-
Jepang di wilayah Jabodetabek. Hingga duksinya masih terbatas, dibutuhkan
saat ini Kelompok Tani Agro Segar telah metode produksi yang efisien agar
memasok sayuran eksklusif Jepang ke mampu mengoptimalkan hasil panen
sekitar 25 supermarket dan restoran untuk setiap satuan luas lahan. Hal
Jepang di Jabodetabek. Berdasarkan data tersebut juga bertujuan untuk
administrasi Kelompok Tani Agro Segar memaksimalkan pendapatan usahatani
tahun 2011, volume rata-rata permintaan yang diperoleh.
sayuran eksklusfi Jepang pada Kelompok Badan Penyuluh Pertanian (BPP)
Tani Agro Segar tergolong tinggi, namun Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur
Horenso merupakan komoditas yang pada tahun 2011 berencana untuk
memiliki volume rata-rata permintaan menyusun buku tentang panduan
tertinggi dari supermarket dan restoran budidaya aneka sayuran Jepang dengan
Jepang yang dipasok oleh kelompok tani meminta bantuan kepada Kelompok Tani
tersebut. Volume rata-rata permintaan Agro Segar sebagai kelompok tani
Horenso yaitu sekitar 70-80 kg per hari pelopor yang menjadikan sayuran
dan mencapai 2400 kg per bulan. eksklusif Jepang sebagai komoditi
unggulannya. Dalam penyusunan pan-
Perumusan masalah duan budidaya sayuran Jepang tersebut
Horenso sebagai salah satu diperlukan adanya komposisi faktor-
komoditas sayuran eksklusif Jepang yang faktor produksi yang sesuai serta efisien
banyak dikonsumsi masyarakat, kini agar petani yang membudidayakan
mulai menarik minat petani budidaya sayuran eksklusif Jepang tersebut dapat
hortikultura. Dengan teknik budidaya memperoleh hasil panen yang optimal
yang tidak terlalu rumit dan usia panen dengan sumber daya yang ada. Hal ini
yang relatif cepat, petani dapat menjual akan berdampak pada pendapatan
hasil panen Horenso tersebut dengan usahatani sayuran eksklusif Jepang
harga Rp5.000-Rp12.000 per kg. tersebut.
Kelompok Tani Agro Segar sebagai Efisiensi teknis dan pendapatan
kelompok tani yang membudidayakan usahatani merupakan hal yang saling

3
cianjurkab.go.id/.../poktan-agro-segar-cigombong-kec-pacet-cianjur-tembus-pasar-luar-
negeri.htm

89
Decy Ekaningtias dan Heny K. Daryanto

berkaitan. Efisiensi teknis yang dicapai 1. Menganalisis tingkat pendapatan


oleh petani akan mempengaruhi besar usahatani Horenso di Kelompok Tani
kecilnya pendapatan yang didapat petani Agro Segar Kecamatan Pacet
tersebut. Begitu pula pendapatan usaha- Kabupaten Cianjur
tani yang diterima petani akan digunakan 2. Menganalisis efisiensi teknis usaha-
untuk membeli faktor-faktor produksi tani Horenso di Kelompok Tani Agro
yang akan berpengaruh terhadap efisiensi Segar Kecamatan Pacet Kabupaten
teknis. Maka dari itu diperlukan informasi Cianjur.
mengenai faktor-faktor yang mem- 3. Menganalisis faktor-faktor sosial
pengaruhi efisiensi teknis dan pendapatan ekonomi yang mempengaruhi tingkat
usahatani. Efisiensi teknis dan tingkat efisiensi teknis usahatani Horenso
pendapatan usahatani yang dijalankan yang dilakukan Kelompok Tani Agro
dapat digunakan sebagai pertimbangan Segar Desa Ciherang Kecamatan
pengambilan keputusan untuk kombinasi Pacet Kabupaten Cianjur
input usahatani yang optimal dan
kebijakan pertanian untuk masa yang KERANGKA PEMIKIRAN
akan datang. Horenso kini mulai banyak di-
Mengacu pada permasalahan yang konsumsi oleh masyarakat di kota-kota
telah diuraikan, perumusan masalah besar khususnya kalangan menengah ke
dalam penelitian ini adalah sebagai atas. Hal ini disebabkan keunggulan kan-
berikut : dungan gizi dan nutrisi yang dimiliki oleh
1. Bagaimana tingkat pendapatan usaha- sayuran ini. Manfaat serta prestise bagi
tani Horenso di Kelompok Tani Agro konsumen jika mengkonsumsi Horenso
Segar Kecamatan Pacet Kabupaten menjadikan komoditi ini memiliki harga
Cianjur? yang lebih tinggi dibanding harga sayuran
2. Apakah usahatani Horenso yang lokal. Dengan berbagai kelebihan yang
dilakukan Kelompok Tani Agro Segar dimiliki, potensi pasar untuk Horenso
Desa Ciherang Kecamatan Pacet menjadi semakin terbuka lebar.
Kabupaten Cianjur sudah efisien? Kabupaten Cianjur khususnya
3. Faktor-faktor sosial ekonomi apa saja Kecamatan Pacet sebagai salah satu
yang mempengaruhi tingkat efisiensi sentra produksi sayuran termasuk
teknis usahatani Horenso yang di- Horenso, memiliki keunggulan berupa
lakukan Kelompok Tani Agro Segar tempat yang strategis. Jika dibandingkan
Desa Ciherang Kecamatan Pacet dengan sentra sayuran lain seperti
Kabupaten Cianjur? Lembang, wilayah ini memiliki jarak
yang lebih dekat dengan Jakarta, dimana
Tujuan Penelitian Jakarta memiliki tingkat konsumsi yang
Berdasarkan latar belakang dan per- tinggi karena tingginya jumlah penduduk
masalahan di atas, penelitian mengenai serta daya beli penduduk di daerah
analisis pendapatan dan efisiensi teknis tersebut. Hal ini menjadikan hasil
Horenso ini bertujuan untuk : produksi sayuran di Kabupaten Cianjur

90
Analisis Pendapatan dan Efisiensi Teknis …

khususnya Kecamatan Pacet sebagian dan pendapatan usahatani. Oleh karena


besar di pasok ke Jakarta. Di Jakarta itu, pada penelitian ini digunakan model
sendiri Horenso cukup banyak tersedia di fungsi produksi Cobb-Douglas Stochastic
restoran Jepang dan swalayan. Jumlah Frontier untuk menduga input yang
restoran Jepang yang cukup tinggi di digunakan dalam usahatani Horenso. Hal
Jakarta secara langsung berdampak pada ini dilakukan untuk melihat bagaimana
jumlah permintaan Horenso. Dengan input-input tersebut mempengaruhi pro-
begitu, pemasok Horenso dituntut untuk duksi Horenso. Input-input yang diduga
berproduksi dalam jumlah besar dan adalah luas lahan, benih, pupuk kandang,
kontinu. jumlah pupuk N, jumlah pupuk P, jumlah
Horenso di Kabupaten Cianjur khu- pupuk K, pestisida, tenaga kerja.
susnya Kecamatan Pacet merupakan Pada penelitian ini juga dilakukan
komoditi yang tergolong baru dibudi- analisis inefisiensi teknis. Analisis ini
dayakan. Namun saat ini sudah cukup dilakukan untuk mengetahui ketersediaan
banyak petani yang membudidayakan efek inefisiensi secara teknis pada model.
komoditi tersebut. Hal ini dikarenakan Variabel yang diduga mempengaruhi
munculnya Kelompok Tani Agro Segar inefisiensi adalah luas lahan, umur petani,
yang merupakan kelompok tani pelopor pengalaman usahatani, pendidikan for-
yang membudidayakan sayuran Jepang mal, lama kerja di luar usahatani,
pada beberapa tahun lalu. Peluang yang pendapatan di luar usahatani, penyu-
dirasa bagus oleh petani-petani di luhan, dan status kepemilikan lahan.
Kabupaten Cianjur mendorong mereka Variabel-variabel ini dipilih dengan
untuk membudidayakan sayuran Jepang. alasan beberapa penelitian terdahulu
Selain itu, harga yang cukup tinggi dan menggunakan variabel-variabel tersebut
relatif stabil membuat para petani untuk menganalisis inefisiensi usahatani.
memilih Horenso untuk dibudidayakan di Hasil olahan ini akan menggambarkan
lahan mereka. Petani Horenso pada faktor-faktor apa saja yang menyebabkan
Kelompok Tani Agro Segar juga memi- inefisensi usahatani Horenso.
liki tingkat permintaan yang tinggi, tetapi Hasil analisis tersebut akan me-
hal ini belum diimbangi dengan hasil nunjukkan tingkat efisiensi dari masing-
produksi yang mampu memenuhi masing petani. Hal ini dapat digunakan
permintaan tersebut. Hal ini menjadi untuk pengambilan keputusan terkait
kendala bagi para petani Horenso pada kombinasi faktor-faktor produksi usaha-
Kelompok Tani Agro Segar Kabupaten tani yang optimal dan melihat faktor
Cianjur. efisiensi teknis yang mempengaruhi
Dalam kegiatan usahatani secara usahatani Horenso serta faktor-faktor
umum, ketersediaan dan penggunaan yang harus segera diperhatikan untuk
faktor-faktor produksi serta teknik meningkatkan produktivitas dan pen-
budidaya sangat berpengaruh pada dapatan petani. Tingkat efisiensi teknis
tingkat efisiensi teknis. Hal ini juga akan dapat juga digunakan untuk pengambilan
berdampak pada tingkat produktivitas kebijakan pertanian di masa mendatang.

91
Decy Ekaningtias dan Heny K. Daryanto

Jika tingkat efisiensi teknis yang dicapai Pertanian, Dinas Pertanian Kabupaten
sangat tinggi (mendekati frontier), artinya Cianjur, Pemerintah Desa Ciherang dan
peluang untuk meningkatkan lebih lanjut lain-lain. Jumlah responden yang
tidak optimistik sehingga kebijakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30
ditempuh haruslah mencari alternatif lain petani Horenso. Pemilihan responden
(misalnya melakukan perluasan areal penelitian dilakukan secara purposive.
budidaya Horenso). Data yang diperoleh kemudian
Kinerja (performansi) produksi diolah dengan metode kualitatif dan
petani juga dapat dianalisis menggunakan kuantitatif. Pengolahan data dilakukan
analisis pendapatan usahatani. Analisis dengan menggunakan program Microsoft
tersebut digunakan untuk menggambar- excel, Minitab 14, dan Frontier 4.1.
kan kondisi umum usahatani Horenso di Analisis pendapatan usahatani
Desa Ciherang. Adapun analisis pen- Horenso yang dilakukan terdiri dari
dapatan usahatani Horenso yang dilaku- analisis penerimaan, analisis biaya,
kan terdiri dari analisis penerimaan, ana- analisis pendapatan serta analisis R/C
lisis biaya, analisis pendapatan serta ana- rasio usahatani Horenso. Untuk analisis
lisis R/C rasio usahatani Horenso. Ke- efisiensi teknis, bentuk fungsi produksi
rangka pemikiran operasional pada pe- yang digunakan adalah Stochastic
nelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1. Frontier Cobb-Douglas. Spesifikasi
model tersebut akan dirumuskan ke
METODE PENELITIAN dalam persamaan di bawah ini :
Penelitian ini membahas tentang
pendapatan dan efisiensi teknis usahatani ln Y = ln β0 + β1 ln L + β2 ln B + β3 ln
Horenso pada Kelompok Tani Agro TK + β4 ln Pa + β5 ln Po + β6 ln
Segar Kecamatan Pacet Kabupaten Pest + vi - ui
Cianjur Jawa Barat. Penelitian ber- dimana :
langsung dari bulan April hingga Juni Y : Produksi total Horenso (kg)
L : Luas lahan yang digarap (ha)
2011. B : Jumlah bibit (kg)
Jenis data yang digunakan pada TK : Penggunaan tenaga kerja (HKP)
Pa : Jumlah pupuk organik (kg)
penelitian ini adalah data primer dan data Po : Jumlah pupuk anorganik (kg)
sekunder. Data primer diperoleh melalui Pest : Jumlah pestisida (kg)
β0 : Intersep
pengamatan di lokasi penelitian dan βi : Koefisien Parameter Penduga,
wawancara secara langsung dengan dimana i = 1,2,3…9.
0 < βi < 1 (Diminishing Return)
petani menggunakan kuisioner. Data vi - ui : Error term (ui = efek inefisiensi teknis dalam
primer yang dilakukan meliputi data model)

karakteristik petani dan data usahatani Sedangkan untuk analisis inefisiensi


Horenso. Sedangkan data sekunder teknis, metode efek inefisiensi teknis
diperoleh dari beberapa jurnal, data yang digunakan didasari pada model efek
internet, dan berbagai instansi yang inefisiensi teknis yang dikembangkan
terkait dengan penelitian ini, antara lain : oleh Battese dan Coelli (1998). Nilai
Biro Pusat Statistik (BPS), Departemen

92
Analisis Pendapatan dan Efisiensi Teknis …

parameter distribusi dari inefisiensi teknis bangunan, yaitu : wilayah utara, tengah
pada penelitian ini adalah sebagai berikut: dan selatan.

µi = δ0 + Z1δ1 + Z2δ2 + Z3δ3 + Z4δ4 + Z5δ5


+ wit 1. Wilayah Utara
dimana :
Z1 : Umur petani (tahun) Wilayah utara merupakan daerah
Z2 : Pendidikan formal petani (tahun) yang beriklim tropis sehingga cocok
Z3 : Pengalaman usahatani (tahun)
Z4 : Dummy status kepemilikan lahan untuk areal pertanian yang subur seperti
Z5 : Dummy penyuluhan
sayuran, teh dan tanaman hias. Sebagian
besar daerahnya berupa pegunungan dan
Hipotesis yang dibentuk pada penelitian
ini adalah sebagai berikut : sebagian lagi berupa dataran yang
digunakan untuk areal perkebunan dan
H0 : δ1 = 0 persawahan. Daerah tersebut meliputi 15
H1 : δ1 ≠ 0 kecamatan, di antaranya : Cibeber,
Warungkondang, Pacet, dan Cipanas.
Hipotesis nol memiliki arti bahwa
koefisien dari masing-masing variabel di 2. Wilayah Tengah
dalam model efek inefisiensi sama Wilayah tengah tergolong kedalam
dengan nol. Jika hipotesis ini diterima, daerah perbukitan kecil. Kecamatan yang
maka masing-masing variabel penjelas tergolong kedalamnya meliputi Tang-
dalam model efek inefisiensi tidak geung, Pagelaran, Kadupandak, Takokak,
memiliki pengaruh terhadap tingkat Sukanagara, Campaka dan Campaka-
inefisiensi di dalam proses produksi. mulya. Wilayah tengah cocok untuk
Uji statistik yang digunakan yaitu : ditanami padi, kelapa dan buah-buahan.

t-hitung = 3. Wilayah Selatan


( )
t-tabel = t(α, n-k-1) Wilayah selatan merupakan dataran
rendah dan terdapat bukit-bukit kecil
Kriteria uji : yang diselingi pegunungan melebar
sampai ke daerah pantai Samudra
│t- hitung│ > t-tabel t(α, n-k-1) : tolak H0 Indonesia. Areal perkebunan dan per-
│t- hitung│< t-tabel t(α, n-k-1) : terima H0 sawahan di daerah ini juga tidak terlalu
luas yang mencakup Kecamatan
dimana :
k : Jumlah variabel bebas Agrabinta, Leles, Sindangbarang,
n : Jumlah pengamatan (responden) Cidaun, dll.
S (δi) : Simpangan baku koefisien efek inefisiensi.

GAMBARAN UMUM LOKASI Profil Kelompok Tani Agro Segar


DAN RESPONDEN Kelompok Tani Agro Segar me-
Gambaran Umum Kabupaten Cianjur rupakan kelompok tani pelopor yang
Secara geografis Kabupaten Cianjur pertama kali membudidayakan sayuran
terbagi menjadi tiga wilayah pem- Jepang di Kabupaten Cianjur. Kelompok

93
Decy Ekaningtias dan Heny K. Daryanto

tani ini fokus pada komoditas sayuran dan Karakteristik Petani Responden
buah khususnya pada sayuran Jepang. Karakteristik petani responden yang
Kelompok tani yang beralamat di Jalan akan dijelaskan dikelompokkan menurut
Raya Cipanas, Ciherang, Pacet ini berdiri usia, tingkat pendidikan formal, pe-
sejak tahun 2000 dibawah pimpinan nyuluhan, pengalaman usahatani dan
Bapak Santoso. Hingga saat ini status kepemilikan lahan. Keragaman
Kelompok Tani Agro Segar memiliki karakteristik tersebut akan mempenga-
anggota sejumlah 43 orang dengan total ruhi keputusan petani responden dalam
luas lahan sebesar 16,83 hektar. Dengan melakukan kegiatan usahatani.
luas lahan yang relatif kecil Kelompok Petani yang menjadi responden
Tani Agro Segar memiliki kapasitas memiliki rentang usia antara 20-60 tahun,
sayuran dan buah yang cukup tinggi yaitu namun didominasi oleh petani dengan
sekitar 1500 kg per hari. Sayuran dan usia 45-54. Hal ini menunjukkan bahwa
buah ini yang kemudian akan disalurkan mayoritas petani telah berada pada usia
ke supermarket dan restauran Jepang di yang tidak produktif dimana akan
wilayah Jabodetabek. mempengaruhi pengambilan keputusan
Kelompok Tani Agro Segar me- dan kemampuan fisik petani dalam
miliki kegiatan-kegiatan usaha yang melakukan kegiatan usahatani. Mayoritas
dilaksanakan dengan tujuan untuk me- petani responden memiliki tingkat
ningkatkan kesejahteraan petani anggota pendidikan lulusan SD, yaitu 70 persen
yang terdiri dari : menyediakan sarana yang akan sangat mempengaruhi pe-
produksi berupa bibit, memproduksi ngambilan keputusan usahatani dan
berbagai jenis sayur dan buah, me- kemampuan adaptasi terhadap teknologi
nampung hasil produksi, pengolahan baru yang diperkenalkan guna pening-
hasil berupa sortasi dan pengemasan, katan produksi tanaman. Petani respon-
serta pemasaran hasil panen sayur dan den yang pernah mengikuti penyuluhan
buah para petani anggota. Selain itu, hanya sebanyak 14 petani dari jumlah
untuk meningkatkan kemampuan teknis total petani responden 30 petani.
para petani anggota, Kelompok Tani Sayuran Jepang khususnya Horenso
Agro Segar memberikan pelatihan- merupakan sayuran yang masih tergolong
pelatihan dan pembinaan yang terkait baru dibudidayakan oleh para petani
dengan komoditi yang diusahakan oleh responden. Rata-rata pengalaman bertani
kelompok tani tersebut. Hampir seluruh Horenso yang dimiliki petani responden
anggota Kelompok Tani Agro Segar adalah 3-6 tahun. Sedangkan untuk status
memiliki mata pencaharian utama kepemilikan lahan, perbandingan antara
sebagai petani. Sedangkan sebagian kecil petani responden yang merupakan pe-
lainnya memiliki pekerjaan utama milik dan non pemilik lahan hampir
sebagai pedagang dan buruh bangunan. seimbang yaitu masing-masing 46,67
persen dan 53,33 persen.

94
Analisis Pendapatan dan Efisiensi Teknis …

ANALISIS PENDAPATAN Biaya Usahatani Horenso


USAHATANI HORENSO Biaya usahatani Horenso yang
Analisis pendapatan usahatani dilakukan terdiri dari dua bagian, yaitu
Horenso yang dilakukan bertujuan untuk biaya tunai dan biaya yang diper-
mengetahui tingkat penerimaan dan hitungkan. Biaya tunai yang dikeluarkan
pengeluaran petani responden serta oleh petani responden meliputi biaya
perbandingan dari penerimaan dan bibit, pemupukan, pestisida, biaya tenaga
pengeluaran tersebut. Hal ini dilakukan kerja luar keluarga, sewa lahan dan pajak
untuk mengetahui tingkat keuntungan lahan. Sedangkan biaya yang diper-
yang diperoleh petani responden dalam hitungkan merupakan biaya yang di-
melakukan kegiatan usahatani Horenso. keluarkan petani untuk kegiatan produksi
yang harus diperhitungkan sebagai
Penerimaan Usahatani Horenso pengeluaran petani untuk usahatani
Penerimaan usahatani Horenso yang Horenso. Biaya yang diperhitungkan
dihitung hanya terdiri dari penerimaan yang dikeluarkan petani responden
tunai. Penerimaan tunai merupakan meliputi biaya tenaga kerja dalam
penerimaan yang langsung diterima oleh keluarga dan biaya penyusutan.
petani responden dalam bentuk uang Nilai biaya terbesar pada komponen
tunai dari hasil penjualan Horensonya. biaya tunai adalah biaya pupuk kandang,
Penerimaan tidak tunai tidak dimasukkan yaitu sebesar Rp 273.604,53 atau 14,69
ke dalam analisis penerimaan karena persen dari biaya total. Jumlah rata-rata
seluruh hasil panen yang diperoleh petani pupuk kandang yang digunakan adalah
responden langsung dijual dan tidak ada 620,28 kg/1000 m2 dengan harga rata-rata
hasil panen yang disimpan untuk sebesar Rp 441,10. Penggunaan pupuk
konsumsi rumah tangga ataupun untuk kandang yang tinggi pada lokasi
konsumsi bibit. penelitian bertujuan untuk meningkatkan
Jumlah rata-rata produksi Horenso kesuburan tanah pada lahan produksi agar
di lokasi penelitian adalah 8880,56 kg tanaman Horenso yang dibudidayakan
dengan harga jual rata-rata sebesar Rp dapat tumbuh secara maksimal.
5.700,00/kg. Penerimaan tunai yang Komponen biaya diperhitungkan
diperoleh petani responden dari hasil hanya terdiri dari biaya tenaga kerja
penjualan Horenso per 1000 m2 adalah dalam keluarga (TKDK) dan biaya
sebesar Rp 5.061.916,67. Sedangkan penyusutan. Pada komponen biaya
penerimaan tidak tunai bernilai nol diperhitungkan, biaya terbesar adalah
karena tidak ada hasil panen Horenso biaya tenaga kerja dalam keluarga
yang digunakan untuk konsumsi RT (TKDK) yaitu sebesar Rp 45.162,32 atau
maupun konsumsi untuk bibit. Tabel 2,42 persen dari biaya total usahatani
penerimaan usahatani Horenso dapat Horenso. Biaya tenaga kerja dalam
dilihat pada Lampiran 2. keluarga digunakan untuk jenis pekerjaan
yang bersifat pemeliharaan seperti

95
Decy Ekaningtias dan Heny K. Daryanto

pemupukan, penyiangan dan pengen- 3.199.526,27 yang bernilai lebih besar


dalian hama penyakit. dari nol. Hal ini menunjukan bahwa
Total biaya diperhitungkan adalah usahatani Horenso di lokasi penelitian
sebesar Rp 49.322,31 atau 2,65 persen memberikan keuntungan sebesar Rp
dari biaya total. Sedangkan total biaya 3.199.526,27 bagi petani atas total biaya
tunai adalah sebesar Rp 1.813.068,09 atau yang dikeluarkannya untuk memproduksi
sebesar 97,35 persen dari biaya total. Horenso seluas satu 1000 m2. Namun
Total biaya diperhitungkan jumlahnya hampir seluruh petani responden me-
lebih kecil dari biaya tunai. Hal ini miliki luas lahan yang kurang dari satu
menjelaskan bahwa usahatani Horenso hektar, sehingga pendapatan atas biaya
pada Kelompok Tani Agro Segar tunai maupun pendapatan atas biaya total
termasuk komersial karena sebagian yang diperoleh petani responden pun
besar inputnya dibayar tunai (97,35 tidak mencapai angka hasil analisis.
persen). Sehingga biaya total usahatani Nilai R/C atas biaya tunai usahatani
Horenso di lokasi penelitian adalah Rp Horenso pada Kelompok Tani Agro
1.862.390,39 untuk luas tanam 1000 m2. Segar adalah 2,79. Hal ini menunjukkan
Adapun tabel biaya usahatani Horenso bahwa setiap Rp 1.000,00 biaya tunai
dapat dilihat pada Lampiran 3. yang dikeluarkan petani dalam kegiatan
produksi Horenso akan menghasilkan
Pendapatan Usahatani Horenso penerimaan sebesar Rp 2.790,00.
Komponen pendapatan usahatani Sedangkan nilai R/C atas biaya total
terdiri dari pendapatan atas biaya tunai adalah 2,72. Hal ini menunjukkan bahwa
dan pendapatan atas biaya total. Analisis setiap Rp 1.000 biaya total yang
R/C rasio digunakan untuk menunjukan dikeluarkan petani dalam kegiatan
perbandingan antara nilai output terhadap produksi Horenso akan menghasilkan
nilai inputnya sehingga dapat diketahui penerimaan sebesar Rp 2.720. Berdasar-
kelayakan usahatani yang diusahakan kan hasil analisis tersebut, usahatani
petani Horenso pada Kelompok Tani Horenso pada Kelompok Tani Agro
Agro Segar. Segar menguntungkan untuk diusahakan.
Pendapatan atas biaya tunai Hal ini dikarenakan nilai R/C atas biaya
usahatani Horenso pada Kelompok Tani tunai maupun R/C atas biaya total lebih
Agro Segar adalah sebesar Rp dari satu. Adapun hasil perhitungan
3.248.848,58 yang bernilai lebih besar pendapatan dan rasio penerimaan ter-
dari nol. Hal ini menunjukkan bahwa hadap biaya (R/C) usahatani Horenso
usahatani Horenso di lokasi penelitian pada Kelompok Tani Agro Segar dapat
memberikan keuntungan sebesar Rp dilihat pada Lampiran 4.
3.248.848,58 bagi petani atas biaya tunai Hasil perhitungan menunjukkan
yang dikeluarkannya dalam mempro- bahwa BEP harga usahatani Horenso
duksi Horenso seluas satu hektar. pada Kelompok Tani Agro Segar dengan
Sedangkan pendapatan atas biaya total produksi rata-rata sebesar 8.880,56
yang diperoleh adalah sebesar Rp kg/1000 m2 adalah pada harga jual Rp

96
Analisis Pendapatan dan Efisiensi Teknis …

2.097,16/kg. Hal ini berarti petani Segar. Sedangkan metode MLE


responden akan mendapatkan keuntungan digunakan untuk menggambarkan hu-
jika harga jual Horenso berada di atas Rp bungan antara produksi maksimum yang
2.097,16/kg. Harga jual rata-rata yang dapat dicapai dengan faktor-faktor
digunakan petani responden adalah Rp produksi yang digunakan. Adapun
5.700,00 dan bernilai lebih tinggi dari penelitian ini menggunakan enam
nilai BEP harga pada jumlah produksi variabel independen penduga dalam
rata-rata. Hal tersebut menunjukan bahwa fungsi produksi, yaitu luas lahan (X1),
harga yang digunakan pada lokasi jumlah bibit (X2), penggunaan tenaga
penelitian memberikan keuntungan bagi kerja (X3), jumlah pupuk organik (X4),
petani Horenso. Sedangkan BEP unit jumlah pupuk anorganik (X5) dan jumlah
usahatani Horenso pada Kelompok Tani pestisida (X6). Seluruh variabel indepen-
Agro Segar dengan harga jual rata-rata den pada fungsi produksi yang dibentuk
sebesar Rp 5.700,00/kg adalah pada memiliki nilai VIF di bawah 10. Hal ini
tingkat produksi 3.267,35 kg/1000 m2. menggambarkan bahwa tidak terjadi
Jumlah rata-rata hasil panen Horenso multikolinearitas pada fungsi produksi
pada Kelompok Tani Agro Segar adalah tersebut.
8.880,56 kg/1000 m2 dan bermilai lebih Pencarian fungsi produksi stochastic
tinggi dari nilai BEP unit pada harga jual frontier Cobb-Douglas dilakukan dengan
rata-rata. Hal tersebut menunjukkan dua tahap. Pencarian awal fungsi
bahwa usahatani Horenso pada produksi dilakukan dengan metode
Kelompok Tani Agro Segar memberikan Ordinary Least Square (OLS) dan
keuntungan pada petani responden pada kemudian menggunakan metode
musim tanam tahun 2011. Perhitungan Maximum Likelihood Estimates (MLE)
Break Even Point (BEP) usahatani pada tahap kedua. Pendugaan parameter
Horenso di lokasi penelitian dapat dilihat fungsi produksi Cobb-Douglas dengan
pada Lampiran 5. metode OLS menunjukkan gambaran
kinerja rata-rata (best fit) dari proses
ANALISIS FUNGSI PRODUKSI produksi petani pada tingkat teknologi
DAN EFISIENSI TEKNIS yang ada. Sedangkan dengan metode
USAHATANI HORENSO MLE menggambarkan kinerja terbaik
Analisis fungsi produksi yang (best practice) dari prilaku petani dalam
digunakan pada penelitian ini adalah proses produksi.
model fungsi stochastic production
frontier Cobb-Douglas dengan meng- Analisis Fungsi Produksi Stochastic
gunakan parameter Maximum Likelihood Frontier Usahatani Horenso
Estimated (MLE). Tujuan dilakukannya Pendugaan fungsi produksi Cobb-
analisis fungsi produksi tersebut adalah Douglas dengan metode OLS diperlukan
untuk menganalisis faktor-faktor yang untuk mengetahui keberadaan auto-
mempengaruhi fungsi produksi usahatani korelasi maupun multikolinearitas pada
Horenso pada Kelompok Tani Agro model yang digunakan. Sebagian besar

97
Decy Ekaningtias dan Heny K. Daryanto

variabel berpengaruh nyata terhadap terhadap produksi Horenso adalah


produksi Horenso. Namun terdapat satu sebesar 0,742. Hal ini berarti peningkatan
variabel yang tidak berpengaruh nyata luas lahan sebesar satu persen akan
yaitu variabel pupuk organik. mengakibatkan peningkatan produksi
Berdasarkan pendugaan tahap kedua Horenso sebesar 0,742 persen, cateris
yaitu pendugaan model fungsi produksi paribus. Hubungan positif serta pengaruh
usahatani Horenso pada Kelompok Tani variabel lahan yang besar terhadap
Agro Segar dengan menggunakan metode produksi Horenso dapat menjelaskan
MLE, diketahui bahwa nilai R2 yang bahwa ekstensifikasi merupakan salah
dihasilkan adalah sebesar 84,9 persen. satu cara yang tepat untuk meningkatkan
Hal ini berarti keragaman produksi (Y) produksi Horenso di lokasi penelitian.
dapat dijelaskan oleh variabel independen Variabel bibit berpengaruh negatif
(Xi) sebesar 84,9 persen. Sedangkan dan nyata terhadap produksi Horenso
sebesar 15,1 persen keragaman produksi pada Kelompok Tani Agro Segar pada
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang taraf kepercayaan 99 persen. Nilai
tidak termasuk ke dalam model. Selain elastisitas variabel bibit pada model
itu, model memiliki LR test of one side adalah sebesar -0,839. Angka tersebut
error sebesar 9,783 yang lebih besar dari menunjukkan bahwa peningkatan peng-
χ27 pada Tabel Chi Square Kodde dan gunaan bibit sebesar satu persen akan
Palm pada α = 0,25 yaitu 8,461. Hal ini mengakibatkan penurunan produksi
menunjukkan keberadaan inefisiensi Horenso sebesar 0,839 persen, cateris
teknis pada model. Tabel pendugaan paribus. Dari hasil analisis tersebut dapat
fungsi produksi Cobb Douglas Stochastic diketahui bahwa penggunaan bibit di
Frontier usahatani Horenso dapat dilihat lokasi penelitian sudah berlebihan
pada Lampiran 6. Sedangkan model yang sehingga penambahan bibit akan
digunakan pada penelitian ditunjukkan menyebabkan perkembangan tanaman
pada persamaan di bawah ini. Horenso tidak maksimal. Perkembangan
yang tidak maksimal menyebabkan berat
ln Y = 10,944 + 0,742 ln X1 – 0,839 ln X2 dari masing-masing tanaman Horenso
+ 0,196 ln X3 + 0,715 ln X4 + 0,392 kurang dari berat ideal. Hal ini yang
ln X5 - 0,838 ln X6 + vi - ui menyebabkan terjadinya penurunan
produksi Horenso jika dilakukan
Hasil analisis menunjukkan bahwa penambahan penggunaan bibit. Rata-rata
variabel lahan berpengaruh positif dan penggunaan bibit Horenso di lokasi
nyata pada taraf kepercayaan 99,9 persen penelitian adalah 7,79 kg/ha dengan lebar
terhadap produksi Horenso pada bedeng 100 cm dan jarak antar bedeng 30
Kelompok Tani Agro Segar. Hal ini cm. Sedangkan penggunaan bibit ideal
menunjukkan bahwa tingkat produksi untuk penanaman satu hektar adalah 2,46
berbanding lurus dengan luas lahan. Nilai kg/ha dengan lebar bedeng 100 cm dan
koefisien variabel lahan pada model yang jarak antar bedeng 25-35 cm. Terlihat
menunjukkan elastisitas variabel lahan bahwa lebar bedeng dan jarak antar

98
Analisis Pendapatan dan Efisiensi Teknis …

bedeng pada lahan petani responden mulihkan kondisi tanah yang kurang
sudah sesuai namun penggunaan bibit subur dan mempengaruhi tingkat unsur
yang dilakukan petani responden sangat hara dalam tanah yang berfungsi sebagai
berlebihan. nutrisi bagi mikroorganisme tanah. Rata-
Variabel tenaga kerja berpengaruh rata penggunaan pupuk organik di lokasi
positif dan nyata terhadap produksi penelitian adalah 5490 kg/ha. Sedangkan
Horenso pada Kelompok Tani Agro penggunaan pupuk organik yang ideal
Segar pada taraf kepercayaan 95 persen. untuk penanaman satu hektar adalah 7120
Nilai elastisitas variabel tenaga kerja pada kg/ha. Hal ini menunjukkan bahwa
model adalah sebesar 0,196. Angka penggunaan pupuk organik yang
tersebut menunjukkan bahwa pening- dilakukan petani responden masih kurang
katan penggunaan tenaga kerja sebesar dari penggunaan pupuk organik yang
satu persen akan mengakibatkan ideal.
peningkatan produksi Horenso sebesar Variabel pupuk anorganik ber-
0,196 persen, cateris paribus. Meskipun pengaruh positif dan nyata terhadap
pengaruh variabel tenaga kerja relatif peningkatan produksi Horenso pada
kecil karena kemampuan teknik budidaya Kelompok Tani Agro Segar pada taraf
yang masih rendah, namun penambahan kepercayaan 95 persen. Nilai koefisien
tenaga kerja diperlukan untuk intensifi- variabel pupuk organik pada model
kasi pemeliharaan seperti pengendalian adalah sebesar 0,392. Angka tersebut
hama dan penyakit, penyiangan dan menunjukkan bahwa peningkatan peng-
sebagainya. Tanaman Horenso adalah gunaan pupuk organik sebesar satu persen
tanaman yang rentan terhadap hama ulat akan mengakibatkan peningkatan pro-
dan pembusukan. Oleh karena itu duksi Horenso sebesar 0,392 persen,
dibutuhkan intensifikasi pemeliharaan cateris paribus. Rata-rata penggunaan
untuk meminimalisir tanaman Horenso pupuk anorganik di lokasi penelitian
yang mati atau terserang hama penyakit adalah 1152 kg/ha. Sedangkan peng-
Variabel pupuk organik berpengaruh gunaan pupuk anorganik yang ideal untuk
positif tetapi tidak berpengaruh nyata penanaman satu hektar adalah 293,9
terhadap peningkatan produksi Horenso kg/ha. Walaupun penggunaan pupuk
pada Kelompok Tani Agro Segar. Nilai anorganik di lokasi penelitian melebihi
koefisien variabel pupuk organik pada penggunaan ideal, namun penambahan
model adalah sebesar 0,715. Angka penggunaan pupuk anorganik berpe-
tersebut menunjukkan bahwa pening- ngaruh positif dan signifikan walaupun
katan penggunaan pupuk organik sebesar kecil. Pengaruh perubahan yang kecil
satu persen akan mengakibatkan pening- sebesar 0,057 persen diduga karena
katan produksi Horenso sebesar 0,715 penggunaan pupuk anorganik sudah
persen, cateris paribus. Penambahan mendekati jumlah maksimum dari
pupuk organik dapat menyebabkan kapasitas lahan.
peningkatan produksi Horenso karena Variabel pestisida berpengaruh ne-
pupuk organik dapat membantu me- gatif namun tidak berpengaruh nyata

99
Decy Ekaningtias dan Heny K. Daryanto

terhadap peningkatan produksi Horenso penyuluhan dan status kepemilikan lahan.


pada Kelompok Tani Agro Segar. Nilai Hasil dari analisis model inefisiensi
koefisien variabel pestisida pada model teknis menunjukan bahwa terdapat
adalah sebesar -0,838. Angka tersebut variabel yang berpengaruh positif
menunjukkan bahwa peningkatan peng- maupun negatif terhadap inefisiensi
gunaan pestisida sebesar satu persen akan teknis. Variabel yang berpengaruh positif
mengakibatkan penurunan produksi terhadap inefisiensi teknis adalah umur,
Horenso sebesar 0,838 persen, cateris pengalaman, dummy penyuluhan dan
paribus. Rata-rata penggunaan pestisida dummy status kepemilikan lahan, se-
di lokasi penelitian adalah 24,6 kg/ha. dangkan variabel pendidikan formal
Sedangkan penggunaan pestisida yang berpengaruh negatif terhadap inefisiensi
ideal untuk penanaman satu hektar adalah teknis. Adapun pendugaan parameter
1,73 kg/ha. Penggunaan pestisida pada Maximum-Likelihood Model Inefisiensi
petani responden sudah melebihi peng- teknis Horenso pada Kelompok Tani
gunaan pestisida yang ideal. Penggunaan Agro Segar pada Lampiran 8.
pestisida yang berlebihan dapat merusak Faktor umur petani responden
tanaman dan hewan-hewan kecil yang berpengaruh positif dan tidak ber-
baik bagi tanaman. pengaruh nyata terhadap efek inefisiensi
Hasil pendugaan tingkat efisiensi teknis Horenso pada Kelompok Tani
teknis menunjukan tingkat efisiensi Agro Segar. Koefisien pada faktor umur
teknis petani Horenso berada pada range sebesar 0,062 menunjukkan bahwa
0,47 sampai 0,98, rata-rata tingkat penambahan umur petani sebesar satu
efisiensi teknis petani Horenso pada tahun akan meningkatkan inefisiensi
Kelompok Tani Agro Segar adalah 0,87 sebesar 0,062, cateris paribus. Hasil ini
atau 87 persen dari produksi maksimum. sesuai dengan hipotesis awal dimana
Hal ini menunjukan bahwa usahatani faktor umur dimasukkan dalam model
Horenso pada Kelompok Tani Agro inefisiensi dengan dugaan semakin
Segar sudah cukup efisien namun masih bertambah umur petani akan terjadi
terdapat peluang meningkatkan produksi peningkatan inefisiensi. Hal ini terjadi
sebesar 13 persen untuk mencapai karena mayoritas umur petani responden
produksi maksimum. Sebaran efisiensi atau 83,3 persen dari petani responden
teknis dapat dilihat pada Lampiran 7. memiliki umur yang berada pada usia
produktif yaitu 20-50 tahun, sehingga
Tingkat Efisiensi teknis dan Inefisiensi kemampuan untuk menyerap ilmu terkait
teknis teknologi dan teknik budidaya baru masih
Analisis model inefisiensi teknis dalam keadaan optimal. Selain itu
dilakukan secara simultan dengan meng- kemampuan fisik petani yang masih
gunakan model stochastic production berada pada usia produktif akan lebih
frontier. Variabel-variabel independen baik daripada petani yang sudah lebih
yang digunakan dalam model adalah berumur.
umur, pengalaman, pendidikan formal,

100
Analisis Pendapatan dan Efisiensi Teknis …

Faktor pengalaman berpengaruh lulus SD, 7 orang melanjutkan pen-


positif dan nyata terhadap efek inefisiensi didikan hingga SMP atau SMA dan
teknis usahatani Horenso pada Kelompok sisanya sebanyak 4 orang belum lulus SD.
Tani Agro Segar pada taraf kepercayaan Petani yang mendapatkan pendidikan
97,5 persen. Koefisien pada faktor formal memiliki kemampuan membaca,
pengalaman sebesar 0,609 menunjukkan menulis dan menghitung. Kemampuan ini
bahwa jika pengalaman petani responden meskipun sederhana tapi mampu mem-
bertambah satu tahun maka inefisiensi bantu petani dalam melakukan penge-
teknis akan bertambah 0,609, cateris lolaan usahataninya menjadi lebih baik
paribus. Hasil ini tidak sesuai dengan dan efisien. Selain itu, semakin tinggi
hipotesis awal dimana faktor pengalaman tingkat pendidikan formal petani, maka
diduga akan menurunkan inefisiensi semakin tinggi pula kemampuan petani
teknis dari usahatani Horenso. Hal ini tersebut untuk mengikuti teknik budidaya
dikarenakan pengalaman yang dimaksud ataupun teknologi baru yang mening-
adalah pengalaman dengan menggunakan katkan efisiensi usahatani Horenso. Maka
teknik budidaya konvensional yang dari itu faktor pendidikan formal di lokasi
dipahami petani sejak awal dan terbentuk penelitian berdampak nyata dalam
oleh pengalaman. Semakin bertambahnya menurunkan inefisiensi teknis usahatani
pengalaman petani maka petani akan Horenso.
lebih sulit untuk merubah kebiasaan Penyuluhan berpengaruh positif dan
teknik budidayanya karena pengalaman tidak berpengaruh nyata terhadap efek
telah membentuk teknik budidaya petani inefisiensi teknis usahatani Horenso pada
yang kuat. Sedangkan teknik budidaya Kelompok Tani Agro Segar. Hal ini
Horenso membutuhkan perbaikan- menunjukan bahwa adanya penyuluhan
perbaikan untuk meningkatkan efisiensi terkait teknik budidaya dan teknologi
budidaya. usahatani tidak mempengaruhi tingkat
Faktor pendidikan formal berpe- inefisiensi usahatani Horenso di lokasi
ngaruh negatif dan nyata terhadap efek penelitian, karena sebagian besar petani
inefisiensi teknis usahatani Horenso pada responden lebih nyaman dengan teknik
Kelompok Tani Agro Segar pada taraf budidaya yang telah biasa dikerjakan. Hal
kepercayaan 75 persen. Koefisien pada ini menyebabkan petani sulit melakukan
faktor pengalaman sebesar -0,629 me- perubahan dengan mengadopsi teknik
nunjukkan bahwa jika pendidikan formal maupun teknologi baru. Selain itu
petani responden bertambah satu tahun penyuluhan yang diberikan pun tidak
maka inefisiensi teknis akan menurun banyak memberi informasi baru kepada
0,629, cateris paribus. Hal ini berarti petani responden, karena teknik budidaya
semakin tinggi tingkat pendidikan petani ideal bagi Horenso belum diketahui
maka inefisiensi teknis usahatani akan secara pasti oleh penyuluh.
semakin rendah. Sebagian besar petani Status kepemilikan lahan diukur
responden yaitu sebanyak 19 orang dengan dummy lahan milik, HGP, dan
mengenyam pendidikan formal hingga sakap = 1, dan sewa lahan = 0. Status

101
Decy Ekaningtias dan Heny K. Daryanto

kepemilikan lahan berpengaruh positif produksi diprioritaskan kepada


dan tidak berpengaruh nyata terhadap variabel lahan.
efek inefisiensi teknis usahatani Horenso 2. Penambahan penggunaan tenaga kerja
pada Kelompok Tani Agro Segar. Hal ini dan pupuk anorganik juga mampu
menunjukan bahwa kepemilikan lahan meningkatkan produksi Horenso di
petani responden tidak mempengaruhi lokasi penelitian. Upaya penambahan
tingkat inefisiensi usahatani Horenso di yang dilakukan dapat berupa pe-
lokasi penelitian. Nilai koefisien status nambahan jam kerja maupun penam-
kepemilikan lahan yang positif menun- bahan jumlah pekerja. Hal yang harus
jukkan bahwa petani yang menyewa diperhatikan adalah upaya penam-
lahan membudidayakan Horenso dengan bahan tenaga kerja harus diimbangi
lebih efisien dibandingkan petani yang dengan penambahan kualitas dari
memiliki lahan sendiri. Hal ini disebab- sumber daya manusia agar lebih
kan rasa tanggung jawab yang dimiliki berpengaruh terhadap peningkatan
oleh petani yang bukan pemilik lahan produksi Horenso pada Kelompok
lebih besar dibandingkan dengan petani Tani Agro Segar. Sedangkan peng-
yang memiliki lahannya sendiri. Petani gunaan pupuk anorganik diperlukan
responden petani sewa lebih termotivasi untuk pemeliharaan tanaman Horenso
dalam menjalankan usahataninya karena agar tetap sehat dan mencapai bobot
petani sewa telah mengeluarkan biaya ideal yaitu 40 gram per tanaman.
sewa lahan di awal tahun untuk lahan 3. Bibit dan pestisida memiliki pengaruh
usahataninya, sehingga petani tersebut negatif terhadap produksi Horenso di
berusaha lebih baik untuk mengejar lokasi penelitian. Hal ini menunjukkan
kembalinya modal sewa disamping untuk bahwa sebaiknya petani mengurangi
memperoleh keuntungan. penggunaan bibit dan pestisida dalam
usahatani Horenso. Hal ini akan
Implikasi Penelitian berdampak positif, selain tanaman
Dari hasil penelitian dapat diketahui Horenso yang dibudayakan akan lebih
beberapa implikasi kebijakan yang dapat besar dan sehat, pengeluaran petani
diambil, yaitu : responden pun dapat ditekan karena
1. Lahan memiliki pengaruh positif dan pengurangan penggunaan bibit dan
nyata dengan nilai elastisitas yang pestisida.
tinggi. Sedangkan variabel yang lain 4. Pendidikan formal berpengaruh nyata
walaupun berdampak positif dan nyata dalam meningkatkan efisiensi teknis
akan tetapi nilai elastisitasnya rendah usahatani Horenso. Oleh karena itu
mendekati nol (inelastis) atau sudah perlu dilakukan peningkatan sumber
mendekati frontier, sehingga penam- daya manusia melalui pendidikan
bahan input hanya akan mem- formal. Upaya tersebut dapat di-
pengaruhi sedikit penambahan output. realisasikan dengan mempermudah
Oleh karena itu upaya peningkatan akses keluarga petani terhadap dunia
pendidikan di lokasi penelitian.

102
Analisis Pendapatan dan Efisiensi Teknis …

Kelompok Tani Agro Segar sendiri Segar adalah variabel lahan, tenaga
sudah memiliki divisi yang mengurus kerja, pupuk organik dan pupuk
pelatihan pertanian terutama budidaya anorganik. Variabel bibit dan pestisida
sayuran Jepang bagi pemuda-pemuda berpengaruh nyata namun negatif
sekitar yang tertarik akan usahatani terhadap produksi Horenso. Hal ini
sayura Jepang. Namun divisi ini disebabkan oleh penggunaan bibit dan
belum berjalan secara maksimal. pestisida yang berlebihan oleh petani
Selain itu diperlukan upaya untuk responden. Sedangkan variabel yang
menaikan citra dunia pertanian yang berpengaruh nyata dan positif
menguntungkan agar menarik minat terhadap efek inefisiensi teknis
para pemuda untuk belajar pertanian, usahatani Horenso adalah variabel
karena sumber daya alam yang ada pengalaman. Variabel pendidikan for-
sangat mendukung untuk pengem- mal berpengaruh nyata dan negatif
bangan pertanian dan agribisnis secara terhadap efek inefisiensi teknis
luas. usahatani Horenso. Variabel-variabel
lainnya seperti umur, dummy penyu-
KESIMPULAN DAN SARAN luhan dan dummy status kepemilikan
Kesimpulan lahan berpengaruh positif namun tidak
Berdasarkan hasil analisis dan berpengaruh nyata.
pembahasan yang telah dijelaskan pada 3. Analisis pendapatan yang dilakukan
bab sebelumnya, dapat diperoleh pada lokasi penelitian terdiri dari
kesimpulan dari penelitian ini yaitu : analisis pendapatan, analisis R/C dan
1. Hasil pendugaan model fungsi pro- analisis BEP. Hasil analisis pen-
duksi Cobb-Douglas Stochastic dapatan usahatani Horenso menunjuk-
Frontier Horenso dengan metode kan pendapatan atas biaya tunai dan
MLE menunjukkan bahwa nilai rata- pendapatan atas biaya total lebih besar
rata efisiensi teknis usahatani Horenso dari nol. Hal ini menunjukkan bahwa
adalah 0,876 atau 87,6 persen dari usahatani Horenso pada lokasi pene-
produksi maksimum. Hal ini litian dapat memberi keuntungan
menunjukkan bahwa usahatani kepada petani responden. Hasil
Horenso pada Kelompok Tani Agro analisis R/C juga menunjukkan usaha-
Segar sudah efisien, tercermin dari tani Horenso pada Kelompok Tani
nilai rata-rata efisiensi teknis yang Agro Segar menguntungkan untuk
lebih besar dari 0,7. Namun masih diusahakan, tercermin dari nilai R/C
terdapat peluang meningkatkan atas biaya tunai maupun atas biaya
produksi sebesar 12,4 persen untuk total lebih besar dari satu. Hasil
mencapai produksi Horenso mak- analisis BEP menunjukkan bahwa
simum. harga jual yang digunakan petani dan
2. Variabel-variabel yang berpengaruh jumlah produksi Horenso di lokasi
nyata dan positif terhadap produksi penelitian lebih besar dari nilai BEP
Horenso pada Kelompok Tani Agro harga dan BEP unit. Hal ini berarti

103
Decy Ekaningtias dan Heny K. Daryanto

harga jual yang digunakan petani dan Kelompok Tani Agro Segar sangat
jumlah produksi Horenso memberi- menarik namun belum terlalu di-
kan keuntungan bagi petani Horenso dalami secara ilmiah. Oleh karena itu
pada Kelompok Tani Agro Segar. diharapkan penelitian lebih lanjut
terkait efisiensi usahatani, khususnya
Saran efisiensi alokatif dan efisiensi
Berdasarkan penelitian yang telah ekonomis usahatani Horenso yang
dilakukan, terdapat beberapa saran yang belum dapat dibahas pada penelitian
dapat diberikan untuk peningkatan ini.
produksi dan efisiensi teknis serta
pendapatan usahatani Horenso pada DAFTAR PUSTAKA
Kelompok Tani Agro Segar. Saran-saran
tersebut adalah : Adhiana. 2005. Analisis Efisiensi
Ekonomi Usahatani Lidah Buaya
1. Petani dapat melakukan penambahan
(Aloe Vera) di Kabupaten Bogor :
penggunaan tenaga kerja, pupuk Pendekatan Stochastic Frontier
organik dan pupuk anorganik. Penam- [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi
bahan penggunaan tenaga kerja dan Manajemen, Institut Pertanian
digunakan untuk kegiatan peme- Bogor.
liharaan seperti pemupukan, penyia- Coelli T, Rao PSD, Battese GE. 1998. An
ngan dan pengendalian hama dan Introduction to Efficiency and
penyakit. Penambahan penggunaan Product Analysis. London: Kluwer
pupuk organik dan anorganik dilaku- Academic Publisher.
kan untuk meningkatkan kesuburan
[Ditjenhort] Direktorat Jendral
tanah dan kesuburan tanaman agar Hortikultura. 2010. Pengelolaan
tanaman Horenso dapat berkembang Data dan Informasi Ditjen
secara maksimal dan mencapai bobot Hortikultura.
ideal. www.deptan.go.id/pusdatin/admin/I
2. Penyuluh pertanian diharapkan dapat B/forumNTB/Ditjen%20Horti.pdf [9
lebih mendalami teknik budidaya Maret 2011]
Horenso yang tepat, memperbaharui Doll Pj, Orazem F. 1984. Production
teknik budidaya yang kurang efisien Economics Theory with Applications
atau kurang tepat serta melakukan Second Edition. Canada: John Wiley
teknik pendekatan yang sesuai kepada and Sons, Inc.
petani dalam penyuluhan pertanian Hutauruk TLP. 2008. Analisis Efisiensi
agar penyuluhan yang dilakukan dapat Usahatani Padi Benih Bersubsidi di
berpengaruh positif dan signifikan Kecamatan Telagasari, Kabupaten
terhadap efisiensi teknis usahatani Karawang, Jawa Barat : Pendekatan
Horenso yang dapat meningkatkan Stochastic Production Frontier
pula pendapatan petani Horenso. [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi
3. Topik terkait efisiensi usahatani dan Manajemen, Institut Pertanian
Bogor.
khususnya usahatani Horenso pada

104
Analisis Pendapatan dan Efisiensi Teknis …

Khotimah H. 2010. Analisis Efisiensi Soekartawi, Soeharjo A, Dillon J,


Teknis dan Pendapatan Usahatani Hardaker J. 1984. Ilmu Usahatani
Ubi Jalar di Kecamatan Cilimus dan Penelitian untuk Pengembangan
Kabupaten Kuningan Jawa Barat : Petani Kecil. Dillon JL, Hardaker JB,
Pendekatan Stochastic Production Penerjemah; Jakarta: UI Press.
Frontier [skripsi]. Bogor: Fakultas Terjemahan dari : Farm Management
Ekonomi dan Manajemen, Institut Research for Small Development.
Pertanian Bogor.
Soekartawi, Soeharjo A, Dillon J,
Maryono. 2008. Analisis Efisiensi Teknis Hardaker J. 1986. Ilmu Usahatani
dan Pendapatan Usahatani Padi dan Penelitian untuk Pengembangan
Program Benih Bersertifikat : Petani Kecil. Dillon JL, Hardaker JB,
Pendekatan Stochastic Production Penerjemah; Jakarta: UI Press.
Frontier (Studi Kasus di Desa Terjemahan dari : Farm Management
Pasirtalaga, Kecamatan Telagasari, Research for Small Development.
Kabupaten Karawang) [skripsi].
Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani.
Bogor: Fakultas Ekonomi dan
Jakarta : UI Press.
Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Suratiyah K. 1997. Analisis Usahatani.
Nugraha H. 2010. Analisis Efisiensi
Yogyakarta : Fakultas Pertanian
teknis Usahatani Brokoli [skripsi].
Universitas Gadjah Mada
Bogor: Fakultas Ekonomi dan
Yogyakarta.
Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Suratiyah K. 2008. Analisis Usahatani.
Podesta R. 2009. Pengaruh Penggunaan
Yogyakarta : Fakultas Pertanian
Benih Bersertifikat Terhadap
Universitas Gadjah Mada
Efisiensi dan Pendapatan Usahatani
Yogyakarta.
Padi Pandan Wangi [skripsi]. Bogor:
Fakultas Ekonomi dan Manajemen,
Institut Pertanian Bogor.
Sitepu JE. 2010. Analisis Pendapatan
Usahatani dan Saluran Pemasaran
Jamur Tiram Putih di Kecamatan
Tamansari Kabupaten Bogor
[skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi
dan Manajemen, Institut Pertanian
Bogor.

105
Decy Ekaningtias dan Heny K. Daryanto

LAMPIRAN

Lampiran 1. Kerangka Pemikiran Operasional

 Permintaan Horenso yang tinggi dari subsistem


hilir menuntut kontinuitas produksi
 Harga Horenso tinggi dibanding sayuran lokal
 Relatif baru dilakukan budidaya Horenso di
Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur
 Kondisi alam di Kecamatan Pacet Kabupaten
Cianjur mendukung untuk pembudidayaan
Horenso.

Analisis Pendapatan dan Efisiensi Teknis


Usahatani Horenso

Input Produksi Output Produksi

Pendapatan Usahatani Stochastic Production Frontier


1. Pendapatan bersih
usahatani Faktor-Faktor yang Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Produksi Mempengaruhi Inefisiensi
2. R/C atas Biaya Tunai dan
Frontier : lahan, TK, Usahatani Horenso : umur,
R/C atas Biaya Total bibit, pupuk organik, pengalaman, pendidikan
3. BEP Harga dan BEP Unit pupuk anorganik, dan formal, status kepemilikan
pestisida. lahan, penyuluhan.

Pendapatan Usahatani Efisiensi Teknis

Efisiensi Teknis pada Usahatani Horenso dan


Keuntungan Maksimum bagi Petani Pembudidaya
Horenso

106
Analisis Pendapatan dan Efisiensi Teknis …

Lampiran 2. Penerimaan Usahatani Horenso per 1000 m2 di Kelompok Tani Agro


Segar Periode April-Juni 2011
Penerimaan Jumlah (kg) Harga (Rp/kg) Nilai (Rp)
Horenso 888,05 5.700 5.061.916,67
Penerimaan tunai 5.061.916,67
Penerimaan non tunai 0
Total penerimaan 5.061.916,67

Lampiran 3. Biaya Usahatani Horenso per 1000 m2 di Kelompok Tani Agro Segar
Periode April-Juni 2011
Harga % atas
Keterangan Jumlah Nilai (Rp)
satuan (Rp) biaya
Biaya tunai
Bibit (kg) 0,86 292.667 252.221,76 13,54
Pupuk Kandang (kg) 620,28 441,10 273.604,53 14,69
Pupuk NPK (kg) 26,01 8.538,46 222.109,47 11,93
Pupuk TSP (kg) 30,72 3.340,91 102.631,73 5,51
Pupuk Phoska (kg) 33,23 2.760,00 91.724 4,93
Pupuk Urea (kg) 65,12 1.852,94 120.668,25 6,48
Pupuk ZA (kg) 111,11 1.600,00 177.777,78 9,55
Pestisida (kg) 3,3 62.433,00 206.028,90 11,06
TKLK Pria (HOK) 4,75 21.518,52 96.302,01 5,17
TKLK Wanita (HOK) 5,34 9.966,67 53.183,24 2,86
Sewa lahan (000 m2/1,5 bulan) 1,3 146.953,13 183.691,40 9,86
Pajak lahan (000 m2/1,5 bulan) 3,7 8.952,70 33.125 1,78
Total biaya tunai 1.813.068,09 97,35
Biaya diperhitungkan
TKDK Pria (orang) 2,10 21.518,52 45.162,32 2,42
Penyusutan 4.159,99 0,22
Total biaya diperhitungkan 49.322,31 2,65
Total biaya 1.862.390,39 100,00

Lampiran 4. Perhitungan Pendapatan dan Rasio Penerimaan Terhadap Biaya


(R/C) Usahatani Horenso per 1000 m2 di Kelompok Tani Agro Segar
Periode April-Juni 2011
Komponen Nilai (Rp)
A. Penerimaan Tunai 5.061.916,67
B. Penerimaan Diperhitungkan -
C. Total Penerimaan (A+B) 5.061.916,67
D. Biaya Tunai 1.813.068,09
E. Biaya Diperhitungkan 49.322,31
F. Total Biaya (D+E) 1.862.390,39
Pendapatan Atas Biaya Tunai (C-D) 3.248.848,58
Pendapatan Atas Biaya Total (C-F) 3.199.526,27
R/C atas Biaya Tunai 2,79
R/C atas Biaya Total 2,72

107
Decy Ekaningtias dan Heny K. Daryanto

Lampiran 5. Perhitungan Break Even Point (BEP) Usahatani Horenso per 1000m2
di Kelompok Tani Agro Segar Periode April-Juni 2011
BEP =
Keterangan Hasil Penelitian (Real) Kesimpulan
TC/P = TC/Q
Total Cost (TC) Rp 1.862.390,39/1000 m2
Harga (P) Rp 5.700,00/kg Rp 2.097,16/kg Real > BEP = profitable
Unit (Q) 8.880,56 kg/1000 m2 3.267,35 kg/1000 m2 Real > BEP = profitable

Lampiran 6. Pendugaan Model Fungsi Produksi Cobb-Douglas Stochastic


Frontier Horenso dengan Metode MLE tahun 2011
MLE
Variabel
Koefisien t-hitung
Intersep (ln β0) 10,944 11,236
Lahan (β1) 0,742 5,218***
Bibit (β2) -0,839 -2,567***
Tenaga Kerja (β3) 0,196 2,387**
Pupuk Organik (β4) 0,715 1,059
Pupuk Anorganik (β5) 0,392 2,227**
Pestisida (β6) -0,838 -1,109
R2 84,9 %
P 0,000
σ2 0,060
Γ 0,831
LR test of one side error 9,783
Keterangan: *** nyata pada α = 1 %
** nyata pada α = 5 %
* nyata pada α = 10 %

Lampiran 7. Sebaran Petani Responden Berdasarkan Tingkat Efisiensi teknis


Usahatani Horenso pada Kelompok Tani Agro Segar Tahun 2011
Tingkat Efisiensi Teknis Jumlah (orang) Presentase (persen)
0 < 0,5 1 3,3
0,5 ≤ TE < 0,60 0 0
0,6 ≤ TE < 0,7 2 6,7
0,7 ≤ TE < 0,8 2 6,7
0,8 ≤ TE < 0,9 8 26,7
TE ≥ 0,9 17 56,6
Total 30 100
Rata-rata TE 0,87
Minimum TE 0,47
Maksimum TE 0,98

108
Analisis Pendapatan dan Efisiensi Teknis …

Lampiran 8. Pendugaan Parameter Efek Inefisiensi Fungsi Produksi Stochastic


Frontier Horenso pada Kelompok Tani Agro Segar Tahun 2011
MLE
Variabel
Koefisien t-hitung
Konstanta (δ0) -0,023 -0,023
Umur (δ1) 0,062 0,203
Pengalaman (δ2) 0,609 2,134**
Pendidikan formal (δ3) -0,629 -1,317*
Dummy penyuluhan (δ4) 0,168 0,443
Dummy status kepemilikan lahan (δ5) 0,049 0,106
Keterangan : ** nyata pada α = 5 %
* nyata pada α = 25 %

109
Decy Ekaningtias dan Heny K. Daryanto

110

You might also like