Dr.Ir.M.Amin Suhadi,M.

Eng
 SIFAT
IMPACT MEKANIS
BAHAN
TEST

• KETANGGUHAN (TOUGHNESS)
• KERAPUHAN (BRITTLENESS) ILMU
• KELIATAN (DUCTILITY) BAHAN
• TEMPERATUR TRANSISI
PENGUJIAN IMPAK
BERTUJUAN UNTUK MENDAPATKAN:
NILAI IMPAK
energi / luas permukaan

KETANGGUHAN
Besarnya energi yang dapat diserap
sampai patah

TEMPERATUR TRANSISI
batas temperatur antara lunak ( ductile )
dan rapuh (brittle)
 JENIS PENGUJIAN ADA 2 TIPE :

CHARPY TEST : IZOD TEST

POSISI SPECIMEN POSISI SPECIMEN
MENDATAR DAN BERDIRI DAN
TEGAK LURUS SEARAH DENGAN
DENGAN AYUNAN AYUNAN
PENDULUM PENDULUM

LETAK NOTCH LETAK NOTCH

DITENGAH TIDAK DITENGAH
SPECIMEN SPECIMEN
I
M
P
A
C
T

T
E
S
T
Gambar Batang uji charpy V notch

2 mm
450+20

10 +0,05
27,5 + 0,4 27,5 + 0,4

8 +0,05
R0,25+0,025

55 + 0,6 10 +0,05
DUCTILE – BRITTLE TRANSITION
TANDA LAIN DUCTILE/BRITTLE
Patah liat
Patah
getas

takikan
b

takikan

a
Ekspansi lateral = a – b mm
IZOD TYPE
Banyak digunakan pada polymer dan composite
IZOD IMPACT TEST
ASTM D256 and
ISO 180

Specimen size:
The standard specimen for ASTM is 64 x 12.7 x 3.2 mm
(2½ x ½ x 1/8 inch). The most common specimen
thickness is 3.2 mm (0.125 inch), but the preferred
thickness is 6.4 mm (0.25 inch) because it is not as
likely to bend or crush. The depth under the notch of
the specimen is 10.2 mm (0.4 inches).
 DROP TEST
Definition: Technique for measuring the durability
of a part or material by subjecting it to a free fall,
from a predetermined height into a surface, under
prescribed conditions.
Drop Weight Impact Testing
Machine is designed to perform
drop weight tearing test (DWTT)
for the ferrite steel materials
including plank, section bar, cast
steel and forged steel so as to
observe specimen fracture
character after impact within the
temperature that the fracture is
converted from non-ductility to
ductility. This test method is to
raise a striker with some weights
to a height then released it; Free
drop striker impacts and tears the
specimen. After the impact,
observe the shape and features of
the fracture surface.
 METALLOGRAFI
IDENTIFIKASI FASA
IDENTIFIKASI UKURAN DAN DISTRIBUSI BUTIR
IDENTIFIKASI GRAFIT PADA BESI COR
MENGUKUR KEDALAMAN PENGERASAN
PERMUKAAN
IDENTIFIKASI DEKARBURISASI
IDENTIFIKASI REKRISTALISASI
IDENTIFIKASI OVERHEATING
IDENTIFIKASI RETAK/PORSITY PD BENDA COR
IDENTIFIKASI INKLUSI/KOTORAN
IDENTIFIKASI PRESIPITASI
IDENTIFIKASI DEFORMASI KRISTAL
IDENTIFIKASI KOROSI
IDENTIFIKASI HASIL HEAT TREATMENT
STANDAR PENGUJIAN YANG DILAKUKAN
MENURUT - ASTM

E3-95 Preparation of Metallographic Specimens

E112-96 Estimating the Average Grain Size of
Metals
E340-95 Macroetching Metals and Alloys
E384-89 Microhardness of Materials
E407-93 Micoetching Metals and Alloys
E562-95 Determining Volume Fraction by
Systematic Point Count
E883-94 Reflected Light Photomicrography
E1382-91 Determine Average Grain Size Using
Semiautomatic and Automatic Image Analysis
 METALLOGRAFI
PROSEDUR :

v POTONG
v GERINDA/AMPLAS
v POLES
v ETSA
v MIKROSKUP
v PEMOTRETAN
YANG HARUS DIPERHATIKAN DLM
PEMOTONGAN

 PEMILIHAN LOKASI
 JUMLAH YANG REPRESENTATIF
 UKURAN
 TEKNIK PEMOTONGAN
 JENIS ALAT POTONG
 TEMPERATUR
 PELINDUNG SPY TDK TEROKSIDASI
 BERI IDENTIFIKASI (NOMOR)
ALAT POTONG
UNTUK
METALLOGRAFI
GERINDA DAN AMPELAS :

 PENGGERINDAAN TIDAK BOLEH PANAS

 TIDAK BOLEH MERUSAK STRUKTUR YANG ADA
 AMPELAS BERTAHAP DARI YANG PALING KASAR
 SETIAP PERGANTIAN TINGKAT DI PUTAR 90o
 SETIAP TINGKATAN DIUSAHAKAN SAMPAI GARIS
YANG TEGAK LURUS HILANG
 PENGAMPELASAN JUGA TIDAK BOLEH PANAS
 PERMUKAAN HARUS BENAR BENAR RATA, TIDAK
MELENGKUNG
 SELAMA PENGAMPELASAN TIDAK BOLEH
TERKONTAMINASI
MESIN GERINDA
BARANG BARANG KONSUMTIV
YANG HARUS DIPERHATIKAN DLM MEMOLES

▪ BEKAS AMPELAS HARUS BENAR BENAR HALUS

▪ PEMOLESAN HARUS SAMPAI GARIS GARIS BEKAS
AMPELAS HILANG
▪ DILAKUKAN BERTINGKAT DARI YG PALING KASAR
▪ PADA PIRINGAN POLES TIDAK BOLEH ADA PARTIKEL
KASAR/KOTORAN
▪ TIDAK TERKONTAMINASI DENGAN ZAT KIMIA/LEMAK
▪ BAHAN POLES TIDAK BEREAKSI DENGAN BENDA UJI
▪ PEMOLESAN HARUS MERATA
▪ DIJAGA AGAR PERMUKAAN BENDA UJI TIDAK
TEROKSIDASI
 YANG HARUS DIPERHATIKAN KETIKA ETSA

PERMUKAAN BENDA UJI HARUS BERSIH, TIDAK

BERLEMAK, TIDAK TERSENTUH TANGAN DAN TIDAK
TEROKSIDASI
TIDAK TERDAPAT GORESAN LAGI
LARUTAN ETSA HARUS SESUAI DENGAN STANDARD
WAKTU ETSA HARUS DIPERHATIKAN
ETSA HARUS MERATA DISELURUH PERMUKAAN
SEGERA DI STOP KETIKA SAMPAI PADA WAKTUNYA
TUNGGU SAMPAI KERING BARU BOLEH DI LIHAT DI
MIKROSKUP
KALAU GAGAL HARUS DI AMPELAS ULANG
 CONTOH JENIS ETSA

NITAL CARBON STEEL

PICRAL HEAT TREATED STEEL
VILELLA’S REAGENT BATAS BUTIR AUSTENIT
SODIUM META BISULFIT MARTENSIT GELAP
MARSHALL’S REAGANT BATAS BUTIR FERIT
 PEMERIKSAAN DG MIKROSKUP

HARUS MENGETAHUI CARA PENGOPERASIANNYA

MULAI DENGAN PERBESARAN YG KECIL (50x, dsb)
PENYINARAN CUKUP
PASTIKAN BAHWA HASIL ETSA MEMBERI EFEK
KONTRAS DI MIKROSKUP
PILIHLAH OBYEK YANG PALING MENARIK PADA
STRUKTUR MIKRO
PILIH OBYEK YANG MENDEKATI PRAKIRAAN
ANALISA
PASTIKAN GAMBAR BENAR BENAR FOKUS DAN
SIAP UNTUK DI POTRET
JANGAN LUPA DICATAT IDENTIFIKASINYA
MIKROSKUP OPTIK DILENGKAPI KAMERA
DIGITAL DAN KOMPUTER UNTUK PHOTO
PROCESSING
Proeutectoid ferrite Proeutectoid cementite
CAST IRON
NODULAR IRON
THERMAL DAMAGE
AKIBAT DARI
PEMOTONGAN PANAS
Drawing showing the various
regions of the HAZ in a single-pass
weld and the possible defects.
mounts of various welds.
Ground and etched macro
section through a MIG (Metal
Inert Gas) weld in carbon
steel, etched with 4% Nital.
Bright field, 6.5x
Weld-base metal interface on
Duplex stainless steel.
Mechanically prepared;
electrolytically etched in 40%
aqueous sodium hydroxide
solution.
Bright Field, 25x.

DUPLEX. Weld microstructure
consists mainly of delta ferrite
and austenite.
Bright Field, 200x.
Weld area. Mechanically polished weld
section of full penetration weld in grade
1 titanium. The weld microstructure
consists of Widmanstätten á phase.
Polarised light with a sensitive tint plate
(ë1/4-plate),50x.
Aluminium friction stir weld, etched externally according
to Barker, using 15V for 3 min. Polarised light with a
sensitive tint plate (ë1/4-plate), 25x
ETSA MAKRO
Stress Corrosion Cracking (SCC)
SAMPAI
SLIDE
BERIKUT