EHS STANDARD PROCEDURE

JOB SAFETY ANALYSIS

(ANALISIS KESELAMATAN KERJA)

(SP 02)

This EHS Standard Procedure has been approved for use

by:

Matthew Orr

General Manager EHS

March 2008

EHS Standard Procedure Originator Date Published

Title: Job Safety Analysis EHS Workshop 15/09/06

Page 1 of 10
Ref: EHS/12/Standard Procedures /SP02 Approved by Date reviewed
EHS Management Version: 1.2 Matthew Orr 20/03/2008
System

UNCONTROLLED DOCUMENT WHEN PRINTED

DOKUMEN TIDAK DAPAT DIKONTROL PADA SAAT DIPRINT
Job Safety Analysis
Version 1.2
Page 2 of 10

1. PURPOSE / TUJUAN
To define the process of development and use of Job Safety Analysis that shall be used at PT Inco to
ensure all work is planned to be conducted safely. A Job Safety Analysis is a work planning tool that
identifies hazards (and environmental aspects) and appropriate controls. This procedure defines the way
Job Safety Analyses are to be developed, conducted and used at PT Inco.

Menjabarkan proses penyusunan dan penggunaan Job Safety Analysis (JSA) yang harus dipergunakan di
PT Inco untuk memastikan bahwa semua pekerjaan sudah direncanakan untuk dilakukan secara aman. Job
Safety Analysis atau Analisis Keselamatan Kerja adalah sebuah alat perencanaan pekerjaan yang
mengidentifikasikan berbagai bahaya (dan aspek lingkungan) serta cara-cara pengendalian yang sesuai.
Prosedur ini menguraikan bagaimana Job Safety Analysis disusun, dilaksanakan dan digunakan di PT Inco.

2. SCOPE / RUANG LINGKUP

This procedure applies to all work done at PT Inco.
Prosedur ini berlaku pada semua pekerjaan yang dilakukan di PT Inco.

3. DEFINITIONS / DEFINISI
JSA: A Job Safety Analysis is a process that breaks the job into steps or tasks, identifies the
job-related hazards (and environmental aspects) for each step and determines
preventative measures to control the hazards to provide a safe and environmentally
friendly means of completing the job.

A JSA may become or be used in the development of an approved work procedure.

Approved Work Refers to a documented work procedure that has been approved to guide persons to
Procedure: undertake hazardous work safely, including all relevant risk controls identified within the
corresponding risk assessment.

Approved Work Procedures can include Standard Operating Procedures (SOPs), Work
Instructions (WIs) and Job Safety Analyses (JSAs).

Hazard: Means anything that could cause harm. A hazard is defined as an uncontrolled energy
flow that could result in contact between the energy and a person or equipment
resulting in injury, damage to equipment and/or the environment.
Risk: A measure of the relative importance of an unwanted or harmful event (the product of
its likelihood and consequence).

Controls: Are methods of preventing hazards from harming people.

JSA: Suatu Job Safety Analysis adalah proses yang merinci pekerjaan menjadi langkah-
langkah kerja atau tugas dan mengidentifikasi bahaya yang terkait dengan pekerjaan
(dan aspek lingkungannya) pada setiap langkahnya, dan menentukan langkah
pencegahan untuk mengendalikan bahaya itu sehingga memberikan cara kerja yang
aman dan ramah lingkungan ketika menyelesaikan pekerjaan tersebut.

JSA juga dapat digunakan dalam mengembangkan sebuah prosedur yang

resmi/disetujui.
Prosedur Resmi Menunjukkan suatu prosedur kerja yang terdokumentasi yang disetujui untuk
yang telah menuntun orang untuk menjalankan pekerjaan yang berbahaya dengan aman,
Disetujui: termasuk semua pengendalian resiko yang sesuai yang diuraikan dalam penilaian
resiko yang yang berkaitan.

Prosedur Resmi yang telah Disetujui dapat berupa Standard Operationg Procedures
(SOPs) atau Prosedur Kerja Standar (PKS), Work Instruction (WIs) atau Instruksi Kerja

UNCONTROLLED DOCUMENT WHEN PRINTED

DOCUMENT TIDAK DAPAT DIKONTROL PADA SAAT DIPRINT
Job Safety Analysis
Version 1.2
Page 3 of 10
(IK), dan Job Safety Analysis (JSAs) atau Analisis Keselamatan Kerja.
Bahaya: Berarti segala sesuatu yang dapat menyebabkan cedera/kerugian. Bahaya
didefinisikan sebagai suatu aliran energi tak terkendali yang dapat mengakibatkan
kontak antara energi dengan orang atau peralatan sehingga mengakibatkan cedera,
kerusakan peralatan dan/ atau lingkungan.

Risiko: Pengukuran nilai kepentingan relatif dari kejadian yang tak diinginkan atau yang dapat
menimbulkan cedera (hasil dari kemungkinan dan konsekuensinya)
Pengendalian: Adalah metoda untuk mencegah bahaya sehingga tidak mencederai orang.

4. OVERVIEW / URAIAN SEKILAS

1. When is a JSA Required? / Kapan JSA Dibutuhkan?

A Job Safety Analysis shall be completed prior to work being conducted when there is the potential for injury
and no approved procedure exists that adequately addresses this risk. Note that where an approved
procedure exists, a JSA may still be required, if there has been a change in scope or conditions.

Note: A Job Safety Analysis is not needed if the work is conducted under a procedure, where the conditions
or scope outlined in the procedure has not changed and there are no significant hazards present.

Suatu Job Safety Analysis harus diselesaikan sebelum suatu pekerjaan dilaksanakan bila ada potensi
cedera dan tidak ada prosedur resmi yang telah disetujui yang dapat mengatasi risikonya. Perhatikan
bahwa jika prosedur resmi telah ada, JSA masih diperlukan jika kondisi atau cakupannya berubah.

Catatan: Suatu Job Safety Analysis tidak dibutuhkan bilamana pekerjaan itu dilaksanakan mengikuti suatu
prosedur (SOP/ PKS), di mana kondisinya atau cakupan yang dijabarkan belum berubah dan tidak ada
bahaya yang signifikan.

UNCONTROLLED DOCUMENT WHEN PRINTED

DOCUMENT TIDAK DAPAT DIKONTROL PADA SAAT DIPRINT
Job Safety Analysis
Version 1.2
Page 4 of 10

2. Why JSA's are Completed for Work: / Mengapa JSA Harus Dilengkapi bagi Semua Pekerjaan:

1. To check an existing SOP.

2. To assist in the creation a new SOP or review of an existing SOP
3. To plan a new job or task safely.
4. To ensure all significant hazards are identified and controlled for any job or task.
5. To prepare for a Permit to Work if required.
1. Menguji/ mengevaluasi SOP yang ada saat ini.
2. Membantu pembuatan SOP baru atau meninjau SOP yang ada saat ini.
3. Merencanakan pelaksanaan pekerjaan atau tugas baru dengan aman.
4. Memastikan semua bahaya yang signifikan sudah diidentifikasi dan dikendalikan pada semua
pekerjaan atau tugas.
5. Untuk membuat Surat Izin Kerja jika diperlukan.
3. JSA’s as Approved Work Procedures / JSA sebagai Prosedur Resmi yang telah Disetujui
A JSA may be used as an approved procedure and in the development of other approved procedures.
Approved Work Procedures can include Standard Operating Procedures (SOPs), Work Instructions (WIs)
and Job Safety Analyses (JSAs).
JSA dapat digunakan sebagai prosedur resmi yang telah disetujui, dan untuk mengembangkan prosedur
resmi lainnya. Prosedur Resmi yang telah Disetujui dapat berupa Standard Operating Procedures (SOPs)
atau Prosedur Kerja Standar (PKS), Work Instruction (WIs) atau Instruksi Kerja (IK) dan Job Safety
Analysis (JSA).

UNCONTROLLED DOCUMENT WHEN PRINTED

DOCUMENT TIDAK DAPAT DIKONTROL PADA SAAT DIPRINT
Job Safety Analysis
Version 1.2
Page 5 of 10

4. JSA Completion and Implementation? / Pelaksanaan dan Penyelesaian JSA?

UNCONTROLLED DOCUMENT WHEN PRINTED

DOCUMENT TIDAK DAPAT DIKONTROL PADA SAAT DIPRINT
Job Safety Analysis
Version 1.2
Page 6 of 10

5. STEPS FOR JSA COMPLETION / LANGKAH-LANGKAH PENYELESAIAN JSA

Step 1: Identify Job Steps / Responsible

Persons
Langkah 1: Tentukan Langkah-langkah dalam Pekerjaan Yang
Bertanggung
Jawab

Break the job into a logical sequence of tasks or steps noting what is to be done (not how Worker(s)
it is to be done).

Ensure that all steps or tasks have been identified – this may require taking the JSA to
your supervisor/superintendent/manager for review.

Uraikan pekerjaan menjadi urut-urutan tugas atau langkah secara logis dengan Pekerja
memperhatikan apa yang harus dilakukan (bukan bagaimana melakukannya).

Pastikan semua langkah atau tugas telah teridentifikasikan - mungkin JSA harus dibawa
ke supervisor/superintendent/manager untuk ditinjau.

Step 2: Identify Hazards / Responsible

Persons
Langkah 2: Mengidentifikasi Bahaya Yang
Bertanggung
Jawab

Use the hazard list (Section 5 of the JSA Form) to help identify the hazards and Worker(s)
environmental aspects for each task or step.

Potential hazards exist for all work!

Workers can also identify hazards and environmental aspects by asking themselves:

1. What could go wrong?

2. How can I be hurt?
3. How could I damage the environment?
4. How bad could it be?

Gunakan daftar bahaya (Bagian 5 dalam Formulir JSA) untuk membantu Pekerja
mengidentifikasi bahaya dan aspek lingkungan untuk setiap tugas atau langkah.

Kemungkinan bahaya selalu ada pada setiap pekerjaan!

Pekerja juga dapat mengidentifikasikan bahaya dan aspek lingkungan dengan

menanyakan kepada diri sendiri:

1. Apa yang bisa berjalan keliru?

2. Bagaimana saya bisa mendapat cedera?
3. Bagaimana saya bisa merusak lingkungan?
4. Seberapa parah hal itu dapat terjadi?

UNCONTROLLED DOCUMENT WHEN PRINTED

DOCUMENT TIDAK DAPAT DIKONTROL PADA SAAT DIPRINT
Job Safety Analysis
Version 1.2
Page 7 of 10

Step 3: Identify Controls / Responsible

Persons
Langkah 3: Identifikasi Pengendaliannya Yang
Bertanggung
Jawab

All significant hazards identified that could result in an injury MUST be controlled. Worker(s)
Examples of controls are provided in Sections 6a through to 6d in the JSA Form.

1. 6a – Engineering Controls (examples)

2. 6b – Administrative (Procedural) Controls (examples)
3. 6c – Personal Protective Equipment (PPE) Controls (examples)
4. 6d – Authorities and Permits (examples)

Semua bahaya signifikan yang teridentifikasikan dan dapat mengakibatkan cedera

HARUS dikendalikan. Contoh-contoh pengendalian tersedia di bagian 6a sampai 6d
dalam Formulir JSA.

1. 6a – Pengendalian Teknik (contoh-contoh)

2. 6b – Pengendalian Administratif (Prosedural) (contoh-contoh)
3. 6c – Pengendalian Alat Pelindung Diri (APD) (contoh-contoh)
4. 6d – Wewenang dan Surat Izin (contoh-contoh)

Step 4: Communicate to Workers / Responsible

Persons
Langkah 4: Komunikasikan kepada Pekerja Yang
Bertanggung
Jawab

All workers must understand the hazards associated with the job and how to protect Supervisor (if a
themselves to be able to complete the job safely. team of
workers)
Supervisors must communicate the outcomes of the JSA to all workers who shall sign
the JSA form to indicate their understanding of the hazards and the controls selected to
make the work safe.

Evidence of a briefing shall be noted on the JSA form by the Supervisor before any work
is conducted.

Semua pekerja harus memahami bahaya yang terkait dengan pekerjaan dan memahami Supervisor (jika
bagaimana melindungi dirinya sendiri agar mampu menyelesaikan pekerjaan dengan merupakan regu
aman. kerja)

Supervisor harus mengkomunikasikan hasil dari JSA kepada semua pekerja yang
kemudian harus menandatangani formulir JSA untuk menunjukkan bahwa mereka sudah
memahami bahaya dan pengendalian yang dipilih guna menyelesaikan pekerjaan
dengan aman.

Bukti briefing tentang ini harus dicatat dalam formulir JSA oleh Supervisor sebelum
setiap pekerjaan dimulai.

UNCONTROLLED DOCUMENT WHEN PRINTED

DOCUMENT TIDAK DAPAT DIKONTROL PADA SAAT DIPRINT
Job Safety Analysis
Version 1.2
Page 8 of 10

Step 5: Members of the Working Party Sign On / Responsible

Persons
Langkah 5: Anggota Regu Kerja Menandatangani Yang
Bertanggung
Jawab

Each member of the working party must sign onto the JSA Form. Workers
Setiap anggota dalam regu kerja harus menandatangani Formulir JSA. Pekerja

Step 6: Authorise and Record JSA / Responsible

Persons
Langkah 6: Pengesahan dan Pencatatan JSA Yang
Bertanggung
Jawab

Authorised personnel who are working alone must complete and authorise the JSA for Worker (if
their own work providing there are no unusual hazards and the controls selected ensure working alone)
the work can be completed safely. They must possess the technical experience to
complete the work and be trained and assessed as being competent in the completion of Supervisor (if a
JSA’s. team of
workers)
If any hazard identified presents an unacceptable risk then the worker must consult with
their Supervisor before the JSA can be authorised.

Where there are groups of workers the Supervisor must complete the JSA and ensure all
significant hazards have been identified, controls planned and communicated to all
workers before the JSA can be authorised.

Workers must have completed JSA’s with them on the job to refer to and check that the
controls are being applied. They MUST stop work if any of the controls do not work or if
new significant hazards are found that were NOT identified through the JSA.

If an Approved Work Procedure (SOP or Work Instruction) needs to be developed or

updated, then the Work Supervisor must arrange for this to be done.

All completed JSA’s must be retained by the department for a period of 12 months.

Seseorang yang berwenang bekerja seorang diri, harus menyelesaikan dan Pekerja (jika
mengesahkan JSA bagi pekerjaannya sendiri asalkan tidak ada bahaya yang tidak bekerja sendiri)
biasanya/ signifikan dan pengendalian yang dipilih sudah dapat memastikan bahwa
pekerjaan itu dapat diselesaikan dengan aman. Mereka harus memiliki pengalaman Supervisor (jika
teknis dalam menyelesaikan pekerjaan dan sudah terlatih dan dinilai kompeten dalam berupa regu
membuat JSA. kerja)

Bilamana bahaya yang teridentifikasi itu memiliki risiko dengan level tidak dapat diterima,
maka pekerja harus berkonsultasi dengan Supervisor mereka sebelum JSA disahkan.

Bilamana pekerja berada dalam suatu regu kerja, maka Supervisor harus membuat JSA
dan memastikan bahwa semua bahaya yang signifikan sudah diidentifikasi,
pengendalian telah direncanakan dan hal ini telah dikomunikasikan kepada semua
pekerja yang terlibat sebelum JSA disahkan.

Pekerja harus membawa JSA yang sudah disahkan itu ke lokasi kerjanya dan digunakan
sebagai rujukan dan memeriksa apakah semua pengendalian sudah diterapkan. Mereka
HARUS menghentikan pekerjaan bilamana ada pengendalian yang tidak berfungsi
dengan baik atau bilamana ditemukan suatu bahaya baru yang signifikan dan BELUM
teridentifikasi dalam JSA tersebut.

Jika sebuah Prosedur Kerja yang Disetujui (SOP/PKS/Instruksi Kerja) perlu untuk dibuat
UNCONTROLLED DOCUMENT WHEN PRINTED
DOCUMENT TIDAK DAPAT DIKONTROL PADA SAAT DIPRINT
Job Safety Analysis
Version 1.2
Page 9 of 10

atau diperbaharui, maka Work Supervisor harus merencanakan hal ini bisa segera
dilakukan.
Semua JSA yang sudah lengkap harus disimpan oleh departemen itu untuk jangka
waktu 12 bulan.

6. ATTACHMENTS / LAMPIRAN
Attachment 1 – JSA Form

Lampiran 1 – Formulir JSA

UNCONTROLLED DOCUMENT WHEN PRINTED

DOCUMENT TIDAK DAPAT DIKONTROL PADA SAAT DIPRINT
Job Safety Analysis
Version 1.2
Page 10 of 10

7. DOCUMENT CONTROL / PENGENDALIAN DOKUMEN

Version Date Reason for change
Versi Tanggal Alasan perubahan

Change to JSA decision flowchart to include work without a JSA.

1.1 14/08/2006 Perubahan pada diagram alur keputusan JSA untuk memasukkan
pekerjaan tanpa JSA.

Numerous revisions from formal review workshop

1.2 20/03/2008
Berbagai revisi dari lokakarya peninjauan resmi

UNCONTROLLED DOCUMENT WHEN PRINTED

DOCUMENT TIDAK DAPAT DIKONTROL PADA SAAT DIPRINT