LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI
MODUL MUSKULOSKELETAL

Disusun Oleh :

Kelompok C2

Raymuntika Feli Petranadia I1011221036

Fadhila Putri Aulia I1011221021
Muhammad Shidqey Hakim Salman I1011221070
Gavrilla Jayantri Henvistha SIhotang I1011221105

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2023
 DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. i

Exercise 2: Skeletal Muscle Physiology: Activity 1: The Muscle Twitch and the Latent Period
Lab Report ................................................................................................................................ 1

Exercise 2: Skeletal Muscle Physiology: Activity 2: The Effect of Stimulus Voltage on Skeletal
Muscle Contraction Lab Report ................................................................................................. 12

Exercise 2: Skeletal Muscle Physiology: Activity 3: The Effect of Stimulus Frequency on

Skeletal Muscle Contraction Lab Report .................................................................................... 26

Exercise 2: Skeletal Muscle Physiology: Activity 4: Tetanus in Isolated Skeletal Muscle Lab
Report ....................................................................................................................................... 33

Exercise 2: Skeletal Muscle Physiology: Activity 5: Fatigue in Isolated Skeletal Muscle Lab
Report ....................................................................................................................................... 40

Exercise 2: Skeletal Muscle Physiology: Activity 6: The Skeletal Muscle Length-Tension

Relationship Lab Report............................................................................................................ 46

Exercise 2: Skeletal Muscle Physiology: Activity 7: Isotonic Contractions and the Load-
Velocity Relationship Lab Report .............................................................................................. 57

i
Name: Kelompok C2

Exercise 2: Skeletal Muscle Physiology: Activity 1: The Muscle Twitch and the Latent Period Lab
Report

Pre-lab Quiz Results

You scored 100% by answering 5 out of 5 questions correctly.

1. Skeletal muscles are connected to bones by

You correctly answered: b. tendons.

2. Skeletal muscles are composed of hundreds to thousands of individual cells called

You correctly answered: c. fibers.

3. The term motor unit refers to

You correctly answered: c. one motor neuron and all of the skeletal muscle fibers it innervates.

4. The motor neuron and muscle fiber intersect at what is called

You correctly answered: d. the neuromuscular junction.

5. A twitch is
You correctly answered: a. one contractile response to a single action potential.

10/30/23 page 1
Experiment Results
Predict Question:
Predict Question: Will changes to the stimulus voltage alter the duration of the latent period?
Your answer : a. Yes, changing the stimulus voltage will change the latent period duration
proportionately.

Stop & Think Questions:

What is the period of time that elapses between the generation of an action potential and the start
of muscle tension development in a muscle fiber?
You correctly answered: c. the latent period

What occurs during the latent period of these isometric contractions?

You correctly answered: b. All the steps of excitation-contraction coupling occur.

Experiment Data:

Voltage Length Active Force Passive Force Total Force Latent Period
0.0 75 0.0 0.0 0.0 ----
3.0 75 1.04 0.0 1.04 ----
4.0 75 1.32 0.0 1.32 2.80
2.0 75 0.66 0.0 0.66 2.80
3.0 75 1.04 0.0 1.04 2.80
4.0 75 1.32 0.0 1.32 3.20
5.0 75 1.51 0.0 1.51 2.80
6.0 75 1.65 0.0 1.65 3.20
7.0 75 1.74 0.0 1.74 3.20
8.0 75 1.81 0.0 1.81 3.20
9.0 75 1.82 0.0 1.82 3.20
10.0 75 1.82 0.0 1.82 3.20

10/30/23 page 2
10/30/23 page 3
10/30/23 page 4
10/30/23 page 5
10/30/23 page 6
Post-lab Quiz Results
You scored 100% by answering 6 out of 6 questions correctly.

1. An action potential in a motor neuron triggers the release of which neurotransmitter?

You correctly answered: b. acetylcholine

2. The term skeletal muscle fiber refers to

You correctly answered: a. an individual skeletal muscle cell.

3. The graded depolarization in the skeletal muscle fiber that is elicited in response to one action
potential from the motor neuron is called
You correctly answered: c. an EPP (end-plate potential).

4. Which of the following is not a phase of a skeletal muscle twitch?

You correctly answered: b. hyperpolarization phase

5. A skeletal muscle twitch is

You correctly answered: a. one contractile response to a single action potential.

6. Which of the following correctly matches the twitch phase with its definition?
You correctly answered: d. the contraction phase: the time between the end of the latent period
and peak muscle tension

10/30/23 page 7
Review Sheet Results

1. Define the terms skeletal muscle fiber, motor unit, skeletal muscle twitch, electrical stimulus,
and latent period.
Your answer:
Sceletal muscule fiber berupa sel lurik berinti banyak dengan diameter antara 10 hingga 100
mm dan panjang beberapa cm. Inti sel terletak di pinggiran sel, berdekatan dengan
sarkolema. Sarcolema adalah selubung tubular yang membungkus dan mendefinisikan setiap
serat otot, membentuk penghalang antara kompartemen ekstraseluler dan
intraseluler. Sarkolema terdiri dari membran plasma dan lapisan polisakarida yang menyatu
dengan serat tendon. Invaginasi di dalam sarkolema disebut tubulus transversal (tubulus T), yang
berfungsi sebagai lokasi utama pertukaran ion.1
Unit motorik merupakan semua serabut otot yang dipersarafi oleh satu serat saraf.2
Sceletal muscule twitch adalah kedutan terjadi ketika salah satu serat otot berkontraksi sebagai
respons terhadap perintah (stimulus) oleh sistem saraf. Waktu antara aktivasi neuron motorik
hingga terjadinya kontraksi otot disebut fase lag (kadang disebut fase laten).3
Electrical stimulus Stimulasi listrik saat ini digunakan dalam berbagai bentuk untuk
memfasilitasi perubahan aksi dan kinerja otot. Dalam keadaan klinis, stimulasi listrik dapat
digunakan untuk meningkatkan kekuatan otot, meningkatkan rentang gerak, mengurangi edema,
mengurangi atrofi, menyembuhkan jaringan, dan mengurangi nyeri. Stimulasi listrik
neuromuskular (NMES), digunakan secara bergantian dengan stimulasi listrik (ES), biasanya
diberikan pada frekuensi yang lebih tinggi (20-50 Hz) secara khusus untuk menghasilkan tetani
dan kontraksi otot yang dapat digunakan untuk tujuan “fungsional”.4
Laten Period adalah periode/ fase dimana terjadi proses pemberian rangsangan sehingga otot
bisa mengalami kontraksi. 4

Sumber:
1. McCuller C, Jessu R, Callahan AL. Physiology, Skeletal Muscle. In: StatPearls [Internet].
Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan.
2. Purves D, Augustine GJ, Fitzpatrick D, et al., editors. Neuroscience. 2nd Ed. Sunderland (MA):
Sinauer Associates; 2001.
3. Muscle Twitch and Control [Internet]. Lumen Learning. 2023 [cited 2023 Oct 26]. Available from:
https://courses.lumenlearning.com/wm-biology2/chapter/muscle-twitch-and-control/
4. Doucet BM, Lam A, Griffin L. Neuromuscular electrical stimulation for skeletal muscle function.
Yale J Biol Med. 2012 Jun;85(2):201-15.

2. What is the role of acetylcholine in a skeletal muscle contraction?

Your answer:
Asetilkolin adalah zat kimia saraf yang memiliki beragam fungsi di otak dan sistem organ tubuh
lainnya. Secara khusus, ini adalah neurotransmitter yang bertindak sebagai pesan kimia yang
dilepaskan oleh neuron dan memungkinkan mereka berkomunikasi satu sama lain dan dengan
sel khusus lainnya seperti miosit dan sel yang ditemukan di jaringan kelenjar.
Dalam kontraksi otot asetilkolin memicu depolarisasi (perubahan muatan ion dalam sel dari
negatif menjadi positif), yang kemudian menyebabkan pelepasan ion dari retikulum
sarkoplasma.dari retikulum sarkoplasma sehingga terjadi kontraksi.

Sumber: Sam C, Bordoni B. Physiology, Acetylcholine. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island

10/30/23 page 8
(FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan.

3. Describe the process of excitation-contraction coupling in skeletal muscle fibers.

Your answer:
Potensial aksi adalah jenis sinyal listrik khusus yang dapat merambat sepanjang membran sel
sebagai gelombang. Hal ini memungkinkan sinyal ditransmisikan dengan cepat dalam jarak jauh.
Pada otot rangka, pembentukan dan kontraksi jembatan silang memerlukan adanya kalsium
(Ca2+) di dalam sel otot. Sinyal eksitasi potensial aksi dari neuron motorik dibarengi dengan
pelepasan kalsium. Dengan demikian, proses penggandengan eksitasi-kontraksi dimulai
dengan sinyal dari sistem saraf pada sambungan neuromuskular dan diakhiri dengan pelepasan
kalsium untuk kontraksi otot.

Pensinyalan dimulai ketika potensial aksi saraf berjalan sepanjang akson neuron motorik ke
terminal akson di NMJ. Molekul ACh berdifusi melintasi ruang kecil yang disebut celah sinaptik
dan berikatan dengan reseptor ACh pada saluran dengan gerbang kimia atau gerbang ligan yang
terletak di dalam pelat ujung motorik sarkolema di sisi lain sinaps. Setelah ACh berikatan, saluran
kimiawi terbuka dan ion bermuatan positif dapat masuk ke dalam serat otot, menyebabkannya
mengalami depolarisasi , yang berarti bahwa potensial membran serat otot menjadi kurang
negatif (mendekati nol.).
Depolarisasi membran pada celah sinaptik memicu pembukaan saluran natrium gerbang
tegangan di dekatnya. Ion natrium memasuki serat otot yang selanjutnya mendepolarisasi
membran, dan potensial aksi dengan cepat menyebar (atau “terbakar”) ke seluruh membran
untuk memulai penggabungan eksitasi-kontraksi.
Hal-hal terjadi dengan sangat cepat di dunia membran eksitasi (bayangkan betapa cepatnya
Anda dapat menjentikkan jari segera setelah Anda memutuskan untuk melakukannya). Segera
setelah depolarisasi membran, terjadi repolarisasi . Depolarisasi menyebabkan saluran kalium
berpintu tegangan terbuka dan memungkinkan kalium meninggalkan sel yang mengembalikan
membran sel ke potensial membran negatif. Gradien konsentrasi natrium dan kalium kemudian
ditetapkan kembali oleh pompa natrium-kalium. Sementara itu, ACh di celah sinaptik didegradasi
oleh enzim asetilkolinesterase (AChE) sehingga ACh tidak dapat berikatan kembali ke reseptor
dan membuka kembali salurannya, sehingga menyebabkan perluasan eksitasi dan kontraksi otot
yang tidak diinginkan.
Perambatan potensial aksi sepanjang sarkolema merupakan bagian eksitasi dari pasangan
eksitasi-kontraksi dan harus digabungkan dengan pelepasan ion kalsium untuk kontraksi.

10/30/23 page 9
Konsentrasi kalsium yang tinggi dalam otot rangka disimpan dalam jenis organel retikulum
endoplasma halus khusus yang disebut retikulum sarkoplasma (SR) . Struktur SR mengelilingi
miofibril, memungkinkan penyimpanan dan pelepasan kalsium langsung di lokasi aktin dan
miosin yang tumpang tindih. Eksitasi membran otot digabungkan dengan pelepasan kalsium SR
melalui invaginasi di sarkolema yang disebut T-Tubules (“T” berarti “transversal”). Karena
diameter serat otot bisa mencapai 100 μm , tubulus T memastikan bahwa potensial aksi pada
membran dapat mencapai bagian dalam sel dan dekat dengan SR di seluruh sarkoplasma.
Susunan tubulus T dengan membran SR di kedua sisinya disebut triad.

Reseptor dihidropiridin peka tegangan (DHPR) pada sarkolema secara mekanis terhubung
dengan saluran kalsium di membran SR yang berdekatan yang disebut reseptor ryanadine (RyR).
Melalui DHPR, potensial aksi dalam sarkolema memicu pembukaan RyR, memungkinkan Ca ++
berdifusi keluar dari SR dan masuk ke dalam sarkoplasma. Masuknya Ca ++ ke dalam
sarkoplasmalah yang memungkinkan pengikatan aktin dan miosin dan dengan demikian memulai
kontraksi dan pemendekan sarkomer.
Sumber: Biga LM, Bronson S, Dawson S, Harwell A, Hopkins R, Kaufmann J, et al. 10.3 muscle
fiber excitation, contraction, and relaxation. In Anatomy & Physiology. OpenStax/Oregon State
University; 2019.

4. Describe the three phases of a skeletal muscle twitch.

Your answer :
Kedutan otot tunggal mempunyai periode laten, fase kontraksi ketika ketegangan meningkat, dan
fase relaksasi ketika ketegangan menurun. Selama periode laten, potensial aksi disebarkan
sepanjang sarcolemma. Selama fase kontraksi, ion Ca2+ dalam sarkoplasma berikatan dengan
troponin, tropomiosin berpindah dari tempat pengikatan aktin, terbentuk jembatan silang, dan
sarkomer memendek. Selama fase relaksasi, ketegangan menurun saat ion Ca2+ dipompa
keluar dari sarkoplasma dan siklus jembatan silang berhenti.
Meskipun seseorang dapat mengalami “kedutan” otot, satu kedutan tidak menghasilkan aktivitas
otot yang signifikan dalam tubuh yang hidup. Serangkaian potensial aksi pada serabut otot
diperlukan untuk menghasilkan kontraksi otot yang dapat menghasilkan kerja. Kontraksi otot
yang normal lebih berkelanjutan, dan dapat dimodifikasi dengan masukan dari sistem saraf untuk
menghasilkan jumlah kekuatan yang bervariasi; ini disebut respons otot bertingkat . Frekuensi
potensial aksi (impuls saraf) dari neuron motorik dan jumlah neuron motorik yang
mentransmisikan potensial aksi keduanya mempengaruhi ketegangan yang dihasilkan pada otot
rangka.
Kecepatan di mana neuron motorik menembakkan potensial aksi mempengaruhi ketegangan
yang dihasilkan pada otot rangka. Jika serabut-serabut tersebut distimulasi ketika kedutan
sebelumnya masih terjadi, maka kedutan kedua akan lebih kuat. Respons ini

10/30/23 page 10
disebut penjumlahan gelombang , karena efek penggandengan eksitasi-kontraksi dari
pensinyalan neuron motorik berturut-turut dijumlahkan. Pada tingkat molekuler, penjumlahan
terjadi karena stimulus kedua memicu pelepasan lebih banyak ion Ca2+, yang tersedia untuk
mengaktifkan sarkomer tambahan saat otot masih berkontraksi dari stimulus
pertama. Penjumlahan menghasilkan kontraksi yang lebih besar pada unit motorik.

Sumber:
1. Calderón JC, Bolaños P, Caputo C. The excitation-contraction coupling mechanism in skeletal
muscle. Biophys Rev. 2014 Mar;6(1):133-160.
2. Biga LM, Bronson S, Dawson S, Harwell A, Hopkins R, Kaufmann J, et al. 10.4 Nervous system
control of muscle tension. In Anatomy & Physiology. OpenStax/Oregon State University; 2019.

5. Does the duration of the latent period change with different stimulus voltages? How well did
the results compare with your prediction?
Your answer:
Durasi periode laten tidak berubah meskipun dengan stimulus yang berbeda, karena didalam
percobaan dan prediksinya sudah sesuai. Dilihat dari percobaan Ketika menaikkan tegangan dari
4 voltage ke 6 voltage dan terus ditambah 2 voltage sampai ke 10 voltage periode latennya tetap
sama.

6. At the threshold stimulus, do sodium ions start to move into or out of the cell to bring about the
membrane depolarization?
Your answer :
Ion natrium akan berdifusi ke bagian membrane serabut otot Ketika kanal berpintu asetilkolin
mulai terbuka, maka dari itu terjadilah depolarisasi setempat yang kemudian akan menyebabkan
pembukaan kanal natrium berpintunya masuk.

Sumber: Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed 12. Jakarta: EGC; 2014.

10/30/23 page 11
Name: Kelompok C2

Exercise 2: Skeletal Muscle Physiology: Activity 2: The Effect of Stimulus Voltage on Skeletal
Muscle Contraction Lab Report

Pre-lab Quiz Results

You scored 100% by answering 4 out of 4 questions correctly.

1. Skeletal muscle fibers are innervated (stimulated) by

You correctly answered: c. motor neurons.

2. A single action potential propagating down a motor axon results in

You correctly answered: d. a single action potential and a single contractile event in the muscle
fibers it innervates.

3. In resting skeletal muscle, calcium is stored in

You correctly answered: c. the sarcoplasmic reticulum.

4. During the latent period for an isometric contraction

You correctly answered: c. the cellular events involved in excitation-contraction coupling occur.

10/30/23 page 12
Experiment Results
Predict Question:
Predict Question: As the stimulus voltage is increased from 1.0 volt up to 10 volts, what will
happen to the amount of active force generated with each stimulus?
Your answer : b. The active force will not increase above the value observed when 1.0 volt is
applied.

Stop & Think Questions:

What do you see in the active force display when the stimulus voltage is set to 0.0, and
why does this observation make sense?
You correctly answered: a. 0.00 g; there was no activation of skeletal muscle fibers by this
stimulus.

What is the lowest stimulus voltage that induces

active force in the skeletal muscle?
You correctly answered: b. threshold voltage

6. Enter the threshold voltage for this experiment in the field below and then click Submit Data
to record your answer in the lab report
You answered: 0.1 volts

12. Enter the maximal voltage for this experiment in the field below and then click Submit Data
to record your answer in the lab report.
You answered: 10.0 volts

Experiment Data:
Voltage Length Active Force Passive Force Total Force
0.0 75 0.0 0.0 0.0
0.2 75 0.0 0.0 0.0
0.1 75 0.0 0.0 0.0
1.0 75 0.15 0.0 0.15
0.5 75 0.0 0.0 0.0
1.0 75 0.15 0.0 0.15
1.5 75 0.43 0.0 0.43
2.0 75 0.66 0.0 0.66
2.5 75 0.87 0.0 0.87
3.0 75 1.04 0.0 1.04
3.5 75 1.19 0.0 1.19
4.0 75 1.32 0.0 1.32
4.5 75 1.42 0.0 1.42
5.0 75 1.51 0.0 1.51
5.5 75 1.59 0.0 1.59
6.0 75 1.65 0.0 1.65
6.5 75 1.70 0.0 1.70
7.0 75 1.74 0.0 1.74
7.5 75 1.78 0.0 1.78
8.0 75 1.81 0.0 1.81
8.5 75 1.82 0.0 1.82
9.0 75 1.82 0.0 1.82
9.5 75 1.82 0.0 1.82

10/30/23 page 13
 Total
Voltage Length Active Force Passive Force
Force
10.0 75 1.82 0.0 1.82

10/30/23 page 14
10/30/23 page 15
10/30/23 page 16
10/30/23 page 17
10/30/23 page 18
10/30/23 page 19
10/30/23 page 20
10/30/23 page 21
10/30/23 page 22
Post-lab Quiz Results
You scored 100% by answering 6 out of 6 questions correctly.

1. Motor unit recruitment refers to

You correctly answered: a. an increase in the number of active muscle fibers to increase the force
developed in a muscle.

2. Active tension (or force) in a skeletal muscle fiber results from

You correctly answered: a. activation of cross bridge cycling via increased intracellular calcium
levels.

3. The is the minimal stimulus needed to cause a depolarization of the muscle plasma
membrane (sarcolemma).
You correctly answered: d. threshold voltage.

4. By definition, the is the amount of stimulus required to successfully recruit all the
muscle fibers into developing active force.
You correctly answered: c. maximal voltage

5. Why was a maximal voltage observed in this experiment?

You correctly answered: b. At the maximal voltage, all the muscle fibers contained in this muscle
are depolarized and they all develop active force (that is, they were all successfully recruited).

6. A sufficiently strong electrical stimulus applied to an isolated, mounted skeletal muscle induces
the development of muscle force, or muscle tension. Which of the following statements
concerning this observation is true?
You correctly answered: c. The electrical stimulus mimics acetylcholine release at a
neuromuscular junction

10/30/23 page 23
Review Sheet Results

1. Describe the effect of increasing stimulus voltage on isolated skeletal muscle. Specifically,
what happened to the muscleforce generated with stronger electrical stimulations and why did
this change occur? How well did the results compare with your prediction?
Your answer :
Berdasarkan percobaan yang sudah dilakukan sebelumnya, didapatkan bahwa ambang batas
bawah voltage adalah 0,8 dan voltage maksimal adalah 8,5. Stimulasi listrik dapat meningkatkan
kekuatan otot. Intensitas yang lebih tinggi dan frekuensi yang lebih tinggi menyebabkan kontraksi
otot yang lebih kuat. Hal ini karena ketika intensitas voltage ditambahkan, serat otot akan aktif
lebih banyak lagi dan mengakibatkan meningkatnya gaya dan tegangan otot sehingga tercapai
tegangan stimulus maksimal.

Sumber: Dreibati B, Lavet C, Pinti A, Poumarat G. Influence of electrical stimulation frequency on

skeletal muscle force and fatigue. Ann Phys Rehabil Med. 2010;53(4):266–77.

2. How is this change in whole-muscle force achieved in vivo?

Your answer :
Meningkatnya kekuatan otot disebabkan adanya kontraksi otot akibat rangsangan listrik, yang
ditentukan oleh jumlah unit motorik yang dirangsang oleh rangsangan tersebut. Perubahan
kekuatan otot secara keseluruhan dicapai dalam tubuh, dimana unit motorik dikerahkan untuk
meningkatkan kekuatan otot total yang dihasilkan. Awalnya, arus harus melebihi ambang batas
ledakan.Ketika stimulus dalam bentuk ketegangan melebihi ambang ledakan, suatu kekuatan
dikembangkan di seluruh otot. Gaya tersebut akan bertambah kuat dengan rangsangan tegangan
yang lebih tinggi hingga batas maksimum tercapai.

Sumber: Lestari TP. Pengaruh Frekuensi Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation terhadap
Peningkatan Kekuatan Otot Ekstensor Wrist pada Penderita Stroke [Skripsi]. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2014.

3. What happened in the isolated skeletal muscle when the maximal voltage was applied?
Your answer :
Otot rangka merupakan jaringan yang mengalirkan arus paling besar karena mempunyai fraksi
volume paling besar dibandingkan jaringan lain. Semakin besar arus yang masuk ke tubuh maka
semakin parah kerusakan organ dalamnya. Besarnya arus yang masuk ke dalam tubuh
dipengaruhi oleh variabel elektrofisika yaitu besarnya tegangan, hambatan jaringan tubuh, lama
kontak dan luas kontak dengan lingkungan listrik dan air (kandungan elektrolit dan air suhu) yang
dilalui arus listrik. Semua serat otot otot rangka mengalami depolarisasi dan semuanya
menghasilkan gaya aktif. serat otot berperan dalam menciptakan ketegangan maksimal.
Jika otot berada pada panjang istirahat normalnya, yaitu kira-kira ketika panjang sarkomer 2
mikrometer, otot akan berkontraksi pada saat aktivasi dengan gaya kontraksi hampir maksimum,
namun peningkatan ketegangan yang terjadi selama kontraksi disebut ketegangan. Secara aktif,
ketegangan ini akan berkurang jika otot diregangkan melebihi normal, yaitu sampai sarkomer
lebih panjang dari 2,2 mikrometer.

Sumber: Syamsun A. Efek Paparan Arus Listrik terhadap Jumlah Titik Hiperkontraksi Otot

10/30/23 page 24
Gastrocnemius dan Kadar Kreatin Kinase Serum Tikus Wistar [Skripsi]. Semarang: Universitas
Diponegoro; 2010.

10/30/23 page 25
Name: Kelompok C2

Exercise 2: Skeletal Muscle Physiology: Activity 3: The Effect of Stimulus Frequency on Skeletal
Muscle Contraction Lab Report

Pre-lab Quiz Results

You scored 100% by answering 4 out of 4 questions correctly.

1. During a single twitch of a skeletal muscle

You correctly answered: b. maximal force is never achieved.

2. When a skeletal muscle is repetitively stimulated, twitches can overlap each other
and result in a stronger muscle contraction than a stand-alone twitch. This
phenomenon is known as
You correctly answered: c. wave summation.

3. Wave summation is achieved by

You correctly answered: a. increasing the stimulus frequency (the rate of stimulus delivery to the
muscle).

4. Wave summation increases the force produced in the muscle. Another way to increase
the force produced by a muscle is to
You correctly answered: d. increase the number of activated motor units.

10/30/23 page 26
Experiment Results
Predict Question:
Predict Question 1: As the stimulus frequency increases, what will happen to the muscle force
generated with each successive stimulus? Will there be a limit to this response?
Your answer : b. As the stimulus frequency increases, the muscle force generated by each
successive stimulus will increase. There will be a limit to this increase.

Predict Question 2: In order to produce sustained muscle contractions with an active force value
of 5.2 grams, do you think you will need to increase the stimulus voltage?
Your answer : b. no

Stop & Think Questions:

Was there any change in the force generated by the muscle during the second stimulated twitch?
You correctly answered: c. Yes, the second twitch generated more muscle force.

Is the total muscle force generated by the higher frequency stimulation greater than the force
generated in previous stimulations?
You correctly answered: a. Yes, it is greater than the previous stimulations.

Does the force generated by the muscle change with each additional stimulus?
You correctly answered: b. As the stimulus frequency increased, the muscle tension generated
by each successive stimulus also increased, and a limiting maximum value was observed.

Experiment Data:

Passive Total
Voltage Length Stimulus Active Force
Force Force
8.5 75 Single 1.83 0.0 1.83
8.5 75 Single 2.40 0.0 2.40
8.5 75 Single 2.47 0.0 2.47
8.5 75 Multiple 4.65 0.0 4.65
10 75 Multiple 4.75 0.0 4.75
8.5 75 Multiple 5.72 0.0 5.72

10/30/23 page 27
10/30/23 page 28
10/30/23 page 29
Post-lab Quiz Results
You scored 100% by answering 4 out of 4 questions correctly.

1. Which of the following is not one of the ways that the body can increase the force produced
by a skeletal muscle?
You correctly answered: d. application of higher voltages to the whole muscle

2. When a muscle receives a stimulus frequency that causes non-overlapping twitches to

follow each other closely in time such that the peak tension of each twitch rises in a
stepwise fashion up to a plateau value, the result is known as
You correctly answered: c. treppe.

3. In this experiment the isolated skeletal muscle was repetitively stimulated such that individual
twitches overlapped with each other and resulted in a stronger muscle contraction than a
standalone twitch. This phenomenon is known as
You correctly answered: c. wave summation.

4. Wave summation is achieved by

You correctly answered: a. increasing the rate of stimulus delivery (frequency) to the
muscle.

10/30/23 page 30
Review Sheet Results

1. What is the difference between stimulus intensity and stimulus frequency?

Your answer:
Intensitas stimulus merupakan kapasitas suatu objek yang dapat menyebabkan seseorang
berpersepsi. Sedangkan frekuensi stimulus adalah jumlah waktu stimulus diberikan.

Sumber: Wibowo DP. Persepsi Pasien terhadap Pelayanan Sistem Pembayaran JKN pada
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama di Kota Semarang [Doctoral dissertation]. Universitas Islam
Sultan Agung Semarang; 2022.

2. In this experiment you observed the effect of stimulating the isolated skeletal muscle multiple
times in a short period with complete relaxation between the stimuli. Describe the force of
contraction with each subsequent stimulus. Are these results called treppe or wave
summation?
Your answer:
Treppe adalah peningkatan kekuatan progresif yang dihasilkan ketika otot distimulasi secara
berurutan, sehingga kedutan otot mengikuti satu sama lain secara dekat dan setiap kedutan
berturut-turut memuncak sedikit lebih tinggi daripada kedutan sebelumnya. Sedangkan sumasi
gelombang berarti menambahkan kontraksi kedutan individu untuk meningkatkan intensitas
kontraksi otot secara keseluruhan. Keadaan yang terjadi adalah treppe, karena terjadi
peningkatan gaya dan terdapat relaksasi sempurna diantara pemberian stimulasi.

Sumber: Hall JE. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. 13th Ed. Philadelphia:
Elsevier; 2016.

3. How did the frequency of stimulation affect the amount of force generated by the isolated
skeletal muscle when the frequency of stimulation was increased such that the muscle
twitches did not fully relax between subsequent stimuli? Are these results called treppe or
wave summation? How well did the results compare with your prediction?
Your answer:
Treppe adalah peningkatan kekuatan progresif yang dihasilkan ketika otot distimulasi secara
berurutan, sehingga kedutan otot mengikuti satu sama lain secara dekat dan setiap kedutan
berturut-turut memuncak sedikit lebih tinggi daripada kedutan sebelumnya. Sedangkan wave
summation berarti menambahkan kontraksi kedutan individu untuk meningkatkan intensitas
kontraksi otot secara keseluruhan. Kejadian yang terjadi adalah wave summation karena terjadi
penambahan stimulasi sebelum mengalami kontraksi sempurna.

Sumber: Hall JE. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. 13th Ed. Philadelphia:
Elsevier; 2016.

4. To achieve an active force of 5.2, did you have to increase the stimulus voltage above
8.5volts? If not, how did you achieve an active force of 5.2? How well did the results compare
with your prediction?
Your answer:
Tidak, voltasi yang diberikan tetap 8,5. Untuk mencapai gaya aktif 5.2 dilakukan peningkatan
frukuensi stimulus. Berbagai faktor memengaruhi gaya akti fyang dapat dicapai. Faktor-faktor

10/30/23 page 31
tersebut mencakup: Frekuensi rangsangan; Panjang serat pada awal kontraksi; Tingkat
kelelahan; dan Ketebalan serat.

Sumber: Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Ed 6. Jakarta: EGC; 2011.

5. Compare and contrast frequency-dependent wave summation with motor unit recruitment
(previously observed by increasing the stimulus voltage). How are they similar? How was each
achieved in the experiment? Explain how each is achieved in vivo.
Your answer:
Frequency-dependent wave summation dan motor unit recruitment, keduanya meningkatkan
intensitas tetapi dengan cara yang berbeda. Wave summation berarti menambahkan frekuensi
stimulus oleh sistem saraf untuk meningkatkan intensitas kontraksi otot secara keseluruhan.
Sedangkan motor unit recruitment menambah voltasi untuk meningkatkan gaya aktif.

Sumber:
1. Hall JE. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. 13th Ed. Philadelphia: Elsevier; 2016.
2. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Ed 6. Jakarta: EGC; 2011.

10/30/23 page 32
Name: Kelompok C2

Exercise 2: Skeletal Muscle Physiology: Activity 4: Tetanus in Isolated Skeletal Muscle Lab Report

Pre-lab Quiz Results

You scored 100% by answering 3 out of 3 questions correctly.

1. Stimulus frequency refers to

You correctly answered: b. the rate that stimulating voltage pulses are applied to an isolated whole
skeletal muscle.

2. Which of the following distinguishes a state of unfused tetanus from a state of complete (fused)
tetanus?
You correctly answered: d. Muscle tension increases and decreases during a state of unfused
tetanus.

3. When the stimulus frequency reaches a value beyond which no further increases in force are
generated by the muscle, the muscle has reached its
You correctly answered: a. maximal tetanic tension.

10/30/23 page 33
Experiment Results
Predict Question:
Predict Question: As the stimulus frequency increases further, what will happen to the muscle
tension and twitch appearance with each successive stimulus? Will there be a limit to this
response?
Your answer : b. As the stimulus frequency increases, the muscle tension generated by each
successive stimulus will increase. There will be a limit to this increase.

Stop & Think Questions:

What begins to happen at around 80 msec?
You correctly answered: c. unfused tetanus develops

How does the trace at 130 stimuli/sec compare with the trace at 50 stimuli/sec?
You correctly answered: b. Fused tetanus develops at this greater stimulus frequency.

How do the traces with 146–150 stimuli per second compare with the trace at 130 stimuli per
second?
You correctly answered: d. Maximal tetanic tension develops with these very high stimulation
frequencies.

Experiment Data:

Voltage Length Stimuli/sec Active Force Passive Force Total Force

8.5 75 50 5.12 0.0 5.12
8.5 75 130 5.88 0.0 5.88
8.5 75 140 5.91 0.0 5.91
8.5 75 140 5.91 0.0 5.91
8.5 75 142 5.92 0.0 5.92
8.5 75 144 5.94 0.0 5.94
8.5 75 146 5.95 0.0 5.95
8.5 75 148 5.95 0.0 5.95
8.5 75 150 5.95 0.0 5.95

10/30/23 page 34
10/30/23 page 35
10/30/23 page 36
10/30/23 page 37
Post-lab Quiz Results
You scored 100% by answering 3 out of 3 questions correctly.

1. The term tetanus refers to

You correctly answered: b. sustained muscle tension due to very frequent stimuli.

2. Which of the following distinguishes a state of unfused tetanus from a state of complete (fused)
tetanus?
You correctly answered: d. Muscle tension increases and decreases between different values for
an unfused tetanus.

3. When the stimulus frequency reaches a value beyond which no further increases in force are
generated by the muscle, the muscle has reached its
You correctly answered: a. maximal tetanic tension.

10/30/23 page 38
Review Sheet Results

1. Describe how increasing the stimulus frequency affected the force developed by the isolated
whole skeletal muscle in this activity. How well did the results compare with your prediction?
Your answer:
Peningkatan frekuensi stimulus menjadi salah satu faktor meningkatnya gaya aktif. Jika stimulus
diberikan ke otot rangka di waktu yang pendek, maka kedutan yang berselisih akan menghasilkan
gaya aktif yang lebih banyak. Dapat terjadi unfused tetanus jika sering diberikan stimulus dalam
jangka waktu yang panjang sehingga otot mencapai titik stabil (plateau). Namun dapat disebut
sebagai complete fused tetanus jika stimulus diberi dengan frekuensi lebih besar lagi maka
kedutan akan menyatu hingga puncak dan kedutan tidak dapat dibedakan.

Sumber: Sumber: Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Ed 6. Jakarta: EGC; 2011.

2. Indicate what type of force was developed by the isolated skeletal muscle in this activity atthe
following stimulus frequencies: at 50 stimuli/sec, at 140 stimuli/sec, and above 146stimuli/sec.
Your answer:
Pada 50 stimuli/sec : unused tetanus, pada 140 stimuli/sec : complete fused tetanus dan pada
146+ stimulus/sec : maximal tetanic tension.

3. Beyond what stimulus frequency is there no further increase in the peak force? What is the
muscle tension called at this frequency?
Your answer:
Puncak dari gaya aktif adalah di atas 146 stimuli/sec. Ketika frekuensi stimulus mencapai suatu
nilai dimana tidak dapat terjadi peningkatan gaya aktif lebih lanjut lagi yang dihasilkan oleh otot
maka otot mengalami maximum tetanic tension.

Sumber: Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Ed 6. Jakarta: EGC; 2011.

10/30/23 page 39
Name: Kelompok C2

Exercise 2: Skeletal Muscle Physiology: Activity 5: Fatigue in Isolated Skeletal Muscle Lab Report

Pre-lab Quiz Results

You scored 100% by answering 4 out of 4 questions correctly.

1. When skeletal muscle twitches fuse so that the peaks and valleys of each twitch become
indistinguishable from eachother, the muscle is in a state known as
You correctly answered: d. complete (fused) tetanus.

2. When the stimulus frequency reaches a value beyond which no further increase of skeletal
muscle force can occur, themuscle has reached its
You correctly answered: c. maximal tetanic tension.

3. A decline in a muscle's ability to maintain a constant level of force, or tension, after prolonged,
repetitive stimulation iscalled
You correctly answered: c. fatigue.

4. Which of the following is not thought to be a contributing factor to the development of fatigue?
You correctly answered: a. buildup of Ca2+ in the muscle fibers

10/30/23 page 40
Experiment Results
Predict Question:
Predict Question: If the stimulator is briefly turned off for defined periods of time, what will happen
to the length of time that the muscle is able to sustain maximal developed tension when the
stimulator is turned on again?
Your answer : b. The length of the rest period will proportionately increase the length of time for
sustained muscle tension.

Stop & Think Questions:

Why does the stimulated muscle force begin to decrease over time despite the maintained
stimuli? (Note that a decrease in maximal force indicates muscle fatigue is developing.)
You correctly answered: d. More than one of these answers could be correct.

Why did the length of the intervening rest period affect the length of time the skeletal muscle can
maintain maximum tension once the stimulator is turned on again?
You correctly answered: c. Intracellular concentrations of ADP and Pi declined during the rest
period.

Experiment Data:

Sustained Maximal
Rest Period
Voltage Stimuli/sec Active Force (g) Force
(sec)
(sec)
8.5 120 0 5.86 10
8.5 120 0 5.86 10
8.5 120 11 5.86 1.40
8.5 120 21 5.86 5.40

10/30/23 page 41
10/30/23 page 42
Post-lab Quiz Results
You scored 100% by answering 5 out of 5 questions correctly.

1. During cross bridge cycling in skeletal muscle, force is created by the

You correctly answered: c. power stroke of the myosin heads.

2. The term tetanus refers to

You correctly answered: b. sustained muscle tension due to repetitive stimuli.

3. A decline in a muscle's ability to maintain a constant level of force, or tension, after prolonged,
repetitive stimulation iscalled
You correctly answered: c. fatigue.

4. During fatigue
You correctly answered: c. the number of active cross bridges begins to decline although the rate
of stimulus delivery (frequency) remains constant.

5. If an intervening rest period is imposed on active skeletal muscle

You correctly answered: c. the development of fatigue will be delayed.

10/30/23 page 43
Review Sheet Results

1. When a skeletal muscle fatigues, what happens to the contractile force over time?
Your answer:
Kenaikan konsentrasi fosfat anorganik di daerah tertentu akibat pemecahan ATP dianggap
sebagai faktor utama yang berkontribusi pada terjadinya kelelahan otot. Peningkatan kadar Pi ini
dapat mengurangi kekuatan kontraksi otot dengan mempengaruhi mekanisme geseran kuat pada
kepala protein miosin. Selain itu, peningkatan konsentrasi Pi tampaknya mengurangi respons
sensitivitas protein-protein pengatur terhadap ion kalsium (Ca2+) dan mengurangi jumlah Ca2+
yang dilepaskan dari vesikel di sisi lateral otot.

Sumber: Sherwood L, Pendit BU. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Ed 8. Jakarta: EGC; 2014.

2. What are some proposed causes of skeletal muscle fatigue?

Your answer:
Kegagalan pada salah satu lokasi di upstream of the cross-bridges dapat berkontribusi pada
perkembangan kelelahan otot, termasuk sistem saraf, ionik, pembuluh darah, dan energi. Secara
khusus, faktor metabolik dan reaktan kelelahan selama proses kontraksi, seperti ion hidrogen
(H+), laktat, fosfat anorganik (Pi), spesies oksigen reaktif (ROS), protein heat shock (HSP) dan
orosomucoid (ORM), juga mempengaruhi kelelahan otot.

Sumber: Wan JJ, Qin Z, Wang PY, Sun Y, Liu X. Muscle fatigue: general understanding and
treatment. Exp Mol Med. 2017;49(10):e384.

3. Turning the stimulator off allows a small measure of muscle recovery. Thus, the muscle will
produce more force for alonger time period if the stimulator is briefly turned off than if the
stimuli were allowed to continue without interruption. Explain why this might occur. How well
did the results compare with your prediction?
Your answer:
Kebutuhan untuk meningkatkan penyerapan oksigen (EPOC) selama proses pemulihan setelah
berolahraga disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang paling dikenal adalah
kompensasi defisit oksigen yang terjadi selama berolahraga, saat aktivitas otot didukung oleh
ATP yang berasal dari sumber-sumber non-oksidatif, seperti kreatin fosfat dan glikolisis
anaerobik. Ketika berolahraga, cadangan kreatin fosfat dalam otot yang aktif berkurang, laktat
dapat menumpuk, dan cadangan glikogen dapat menipis. Hal ini terjadi sangat tergantung pada
intensitas dan durasi aktivitas.
Proses pemulihan memerlukan oksigen untuk mengembalikan sistem-sistem energi ke kondisi
semula. Selama fase pemulihan, ATP baru diproduksi melalui fosforilasi oksidatif dengan
menggunakan oksigen yang diambil dengan lebih intens setelah berolahraga selesai. Sebagian
besar ATP yang dihasilkan digunakan untuk meregenerasi kembali kreatin fosfat yang telah
terpakai, dan ini biasanya tercapai dalam waktu beberapa menit. Seluruh laktat yang
terakumulasi akan diubah kembali menjadi piruvat, sebagian digunakan oleh sistem fosforilasi
oksidatif untuk menghasilkan ATP.

Sumber: Sherwood L, Pendit BU. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Ed 8. Jakarta: EGC; 2014.

10/30/23 page 44
4. List a few ways that humans could delay the onset of fatigue when they are vigorously using
their skeletal muscles.
Your answer:
Diketahui bahwa sistem saraf pusat (SSP) melalui neurotransmitter dapat menghasilkan berbagai
rangsangan dan penghambatan pada motoneuron tulang belakang. Hal tersebut mengaktifkan
motor unit (MU) dan mencapai keluaran gaya.
Perlambatan dan penghentian pengeluaran MU berkontribusi terhadap hilangnya kekuatan yang
menandai kelelahan.
Terdapat beberapa produk sintetis yang dapat merangsang otak untuk meningkatkan ketahanan
terhadap kelemahan otot.
Salah satu contohnya adalah kafein. Kafein banyak ditemukan pada kopi, teh, dan biji kakao.
Konsumsi kafein sebagai obat peningkat aktivitas olahraga dan digunakan dalam dosis tinggi
dapat meningkatkan kinerja selama periode latihan yang lama. Pada latihan aerobic maupun
aktivitas berkepanjangan yang melibatkan resistensi, kafein memberikan efek signifikan dalam
peningkatan kinerja. Secara mekanis, kafein dilaporkan meningkatkan respon epinefrin dan
norepinefrin yang berhubungan dengan olahraga.
Bawang putih (Allium sativum) adalah ramuan yang digunakan terutama sebagai makanan di
banyak negara. Bawang putih diberikan kepada tentara dan atlet sebagai tonik di Roma kuno.
Baru-baru ini, efek anti-kelelahan dari bawang putih telah dilaporkan oleh banyak peneliti. Metode
pengolahan bawang putih mempunyai efek anti kelelahan. Metode utama pengolahan bawang
putih mentah dapat diklasifikasikan menjadi (1) produksi bubuk bawang putih, diperoleh setelah
pengeringan bawang putih mentah; (2) produksi minyak bawang putih, disuling dengan
mengukus bawang putih mentah; (3) produksi minyak maserasi, yang diekstrak dari bawang putih
mentah dengan minyak nabati; dan 4) produksi ekstrak bawang putih tua (AGE).

Sumber:
1. Wan JJ, Qin Z, Wang PY, Sun Y, Liu X. Muscle fatigue: general understanding and
treatment. Exp Mol Med. 2017;49(10):e384.
2. Evans J, Richards JR, Battisti AS. Caffeine. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2023 Jan.

10/30/23 page 45
Name: Kelompok C2

Exercise 2: Skeletal Muscle Physiology: Activity 6: The Skeletal Muscle Length-Tension

Relationship Lab Report

Pre-lab Quiz Results

You scored 100% by answering 5 out of 5 questions correctly.

1. During an isometric contraction

You correctly answered: d. the skeletal muscle is generating force, but it remains at a fixed length.

2. The force that results from muscles being stretched is

You correctly answered: a. passive force.

3. Active force
You correctly answered: b. is determined by the amount of myosin bound to actin.

4. When you generate the isometric length-tension curve, which of the following forces will not
be indicated on your screen?
You correctly answered: c. tetanic force

5. Passive force in skeletal muscle is largely caused by

You correctly answered: c. the protein titin.

10/30/23 page 46
Experiment Results
Predict Question:
Predict Question: As the resting length of the muscle is changed, what will happen to the amount
of total force the muscle generates during the stimulated twitch?
Your answer : d. An increase in muscle length will decrease the total force.

Stop & Think Questions:

Note the dip in total force at a muscle length of 90 mm as compared to the total force at a muscle
length of 80 and 100 mm. Why does this occur?
You correctly answered: d. At this muscle length, active force has decreased in value and passive
force has not yet increased to a significant value.

Experiment Data:

Voltage Length Active Force Passive Force Total Force

8.5 75 1.82 0.0 1.82
8.5 70 1.75 0.0 1.75
8.5 65 1.55 0.0 1.55
8.5 60 1.21 0.0 1.21
8.5 55 0.73 0.0 0.73
8.5 80 1.75 0.02 1.77
8.5 90 1.21 0.25 1.46
8.5 100 0.11 1.75 1.86

10/30/23 page 47
10/30/23 page 48
10/30/23 page 49
10/30/23 page 50
10/30/23 page 51
10/30/23 page 52
10/30/23 page 53
Post-lab Quiz Results
You scored 100% by answering 5 out of 5 questions correctly.

1. When a skeletal muscle is stimulated and generates force but remains at a fixed length
You correctly answered: d. the muscle is contracting isometrically.

2. Which protein is mostly responsible for the development of passive force in a muscle?
You correctly answered: d. titin

3. In skeletal muscle, active force stimulated through a range of muscle lengths

You correctly answered: b. will utilize ATP hydrolysis to drive the cross bridge cycle.

4. Which of the following is not depicted in a typical skeletal muscle isometric length-tension
curve?
You correctly answered: a. time

5. Maximal active tension will be produced in a skeletal muscle fiber when

You correctly answered: a. the fiber is at its resting length.

10/30/23 page 54
Review Sheet Results

1. What happens to the amount of total force the muscle generates during the stimulated twitch?
How well did the resultscompare with your prediction?
Your answer:
Total gaya yang dapat dihasilkan oleh otot dengan nilai yang optimum ketika otot dalam keadaan
panjang yang optimum, yaitu ketika aktin dan myosin saling mengikat tetapi tidak ada tumpang
tindih antara aktinnya (filamen aktin) dan tidak ada bagian yang tidak mengikat.
Total gaya yang dapat dihasilkan dapat berkurang ketika otot memendek atau dapat dijelaskan
jika aktinnya saling tumpang tindih. Active forcenya berkurang dan passive forcenya tidak ada.
Ketika otot memanjang yang berarti aktinnya mulai merenggang serta terdapat myosin yang tidak
berikatan dengan aktin, maka passive force akan meningkat dan active force akan menurun dan
dapat menyebabkan total gayanya meningkat.

Sumber: Sherwood L, Pendit BU. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Ed 8. Jakarta: EGC; 2014.

2. What is the key variable in an isometric contraction of a skeletal muscle?

Your answer:
Kontraksi isometrik terjadi ketika tegangan yang terbentuk di otot secara sengaja dibuat lebih
kecil daripada yang dibutuhkan untuk memindahkan benda. Otot tidak dapat memendek dan
mengangkat benda tetapi panjangnya konstan meskipun terbentuk tegangan. Variabel kuncinya
adalah tegangan otot dan panjang sarcomere.

Sumber: Sherwood L, Pendit BU. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Ed 8. Jakarta: EGC; 2014.

3. Based on the unique arrangement of myosin and actin in skeletal muscle sarcomeres, explain
why active force varieswith changes in the muscle's resting length.
Your answer:
Active force bervariasi karena terdapat peran aktin dan myosin di dalamnya. Ketika aktin dan
myosin semuanya dalam keadaan saling mengikat dan aktin tidak dalam kondisi tumpang tindih
(filamen aktin saling tumpang tindih), maka dihasilkan active force yang maksimal. Ini berarti
panjang otot dalam keadaan optimum.
Jika aktin dan myosin dalam keadaan saling mengikat dan aktin dalam keadaan tumpang tindih,
maka active force yang dihasilkan akan mengalami penurunan. Begitu pula ketika aktin dan
myosin mulai saling melepaskan satu sama lain, active force yang dihasilkan juga akan
mengalami penurunan.

Sumber: Sherwood L, Pendit BU. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Ed 8. Jakarta: EGC; 2014.

4. What skeletal muscle lengths generated passive force? (Provide a range.)

Your answer:
Menurut hasil yang telah dilakukan pada saat melakukan praktikum pada PhysioEx, didapatkan
rentang ketika otot rangka menghasilkan passive force adalah kisaran 80-100mm.

5. If you were curling a 7-kg dumbbell, when would your bicep muscles be contracting
isometrically?

10/30/23 page 55
Your answer:
Ketika kita menahan dan membiarkan tangan kita untuk menganggkat dumbbellnya tetapi tidak
mencoba untuk memfleksikan bicep kita. Pada saat itu otot bicep berkontraksi secara isometric.

Sumber: Sherwood L, Pendit BU. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Ed 8. Jakarta: EGC; 2014.

10/30/23 page 56
Name: Kelompok C2

Exercise 2: Skeletal Muscle Physiology: Activity 7: Isotonic Contractions and the Load-Velocity
Relationship Lab Report

Pre-lab Quiz Results

You scored 100% by answering 5 out of 5 questions correctly.

1. During an isotonic concentric contraction, the

You correctly answered: b. force generated by the muscle is greater than the weight of the
attached load.

2. During an isotonic concentric contraction

You correctly answered: b. the latent period increases with heavier loads.

3. During the latent period for an isotonic concentric contraction

You correctly answered: c. cross bridges cycle and, when muscle tension exceeds the load,
muscle shortening occurs.

4. Muscle shortening velocity

You correctly answered: a. decreases with heavier loads.

5. An isotonic contraction of a muscle is one in which

You correctly answered: a. the length of the muscle changes.

10/30/23 page 57
Experiment Results
Predict Question:
Predict Question: As the load on the muscle increases, what will happen to the latent period, the
shortening velocity, the distance that the weight moves, and the contraction duration?
Your answer : b. The latent period will increase, the shortening velocity will decrease, the distance
will decrease, and the contraction duration will decrease.

Stop & Think Questions:

What kind of contraction did you observe when you attached the 2.0 gram weight to the skeletal
muscle and stimulated a contraction?
You correctly answered: c. isometric

Experiment Data:

Velocity Twitch Duration Distance Lifted

Voltage Length Weight
(mm/msec) (msec) (mm)
8.5 75 0.5 0.100 78.00 4.0
8.5 75 1.0 0.057 49.00 2.0
8.5 75 1.5 0.022 30.00 0.5
8.5 75 2.0 0.000 0.00 0.0

10/30/23 page 58
10/30/23 page 59
10/30/23 page 60
Post-lab Quiz Results
You scored 100% by answering 6 out of 6 questions correctly.

1. Which of the weights allowed the fastest muscle shortening velocity?

You correctly answered: a. 0.5-g weight

2. Which of the weights induced the longest latent period of the muscle contraction?
You correctly answered: c. 1.5-g weight

3. Which weight did the muscle contraction move the greatest distance?
You correctly answered: a. 0.5-g weight

4. Which of the weights allowed the longest duration of muscle contraction?

You correctly answered: a. 0.5-g weight

5. An isotonic contraction of a muscle is one in which

You correctly answered: a. the length of the muscle changes.

6. When lifting a heavy load

You correctly answered: d. the muscle shortening velocity is decreased in comparison with lighter
loads.

10/30/23 page 61
Review Sheet Results

1. If you were using your bicep muscles to curl a 7-kg dumbbell, when would your muscles be
contracting isotonically?
Your answer:
Kontraksi isotonik adalah kontraksi otot di mana tegangan menyebabkan panjang otot berubah
(memanjang atau memendek) dan benda/beban mengalami pergerakan. Ketika mengangkat
dumbbell seberat 7 kg dengan posisi fleksi, otot bicep akan memendek, sudut sendi berkurang,
dan dumbbell terangkat. Sebaliknya, otot bicep akan memanjang ketika menurunkan dumbbell
dengan posisi ekstensi, tetapi dalam kondisi otot masih berkontraksi.

Sumber: Tortora GJ, Derrickson B. Dasar Anatomi & Fisiologi: Sistem Organisasi, Sistem
Penunjang & Gerak, dan Sistem Kontrol. Jakarta: EGC; 2016.

2. Explain why the latent period became longer as the load became heavier in the experiment.
How well did the resultscompare with your prediction?
Your answer:
Prediksi saya benar, periode laten akan meningkat. Periode laten adalah penundaan singkat yang
terjadi di antara potensial aksi otot (stimulus) dan awal dari kontraksi otot yang mewakili waktu
yang diperlukan untuk pelepasan Ca2+ dari retikulum sarkoplasma dan difusinya ke filamen
kontraktil. Pelepasan Ca2+ tersebut berperan penting dalam proses kontraksi otot selanjutnya, di
mana semakin banyak Ca2+ yang dilepaskan maka semakin banyak pula yang berikatan dengan
troponin membentuk cross bridge untuk menahan gerakan beban dan memperlambat proses
pemanjangan otot. Hal ini yang menyebabkan periode laten akan semakin lama ketika beban
bertambah berat karena lebih banyak Ca2+ yang harus dipompa keluar untuk menghasilkan
kontraksi otot yang cukup untuk menahan beban.

Sumber:
1. Tortora GJ, Derrickson B. Dasar Anatomi & Fisiologi: Sistem Organisasi, Sistem Penunjang &
Gerak, dan Sistem Kontrol. Jakarta: EGC; 2016.
2. Silverthorn DU, Johnson B. Human Physiology : An Integrated Approach. 6th ed. USA:
Pearson Education; 2013.

3. Explain why the shortening velocity became slower as the load became heavier in this
experiment. How well did theresults compare with your prediction?
Your answer:
Prediksi saya benar, shortening velocity atau kecepatan kontraksi akan menurun. Otot rangka
akan lebih cepat berkontraksi dalam kondisi tanpa adanya beban. Kecepatan kontraksi menjadi
semakin berkurang seiring bertambahnya beban. Ketika beban ditingkatkan hingga mencapai
maksimum kekuatan yang dapat diberikan oleh otot, kecepatan kontraksi menjadi nol dan tidak
ada kontraksi yang dihasilkan, meskipun serat otot telah diaktifkan. Penurunan kecepatan
kontraksi ini disebabkan oleh kenyataan bahwa beban pada otot adalah gaya balik yang melawan
gaya kontraktil yang dihasilkan oleh kontraksi otot. Oleh karena itu, besarnya kekuatan beban
dapat menyebabkan shortening velocity atau kecepatan kontraksi otot menjadi berkurang.

Sumber: Hall JE. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. 13th Ed. Philadelphia:
Elsevier; 2016.

10/30/23 page 62
4. Describe how the shortening distance changed as the load became heavier in this experiment.
How well did the resultscompare with your prediction?
Your answer:
Prediksi saya benar, distance lifted atau jarak pergerakan beban akan berkurang. Kontraksi otot
terdiri atas pemendekan filamen kontraktil, tetapi karena otot memiliki elemen elastis yang terlibat
dalam mekanisme kontraksi sehingga kontraksi dapat muncul tanpa penurunan panjang otot
yang signifikan, seperti pada kontraksi isometrik. Kontraksi isometrik terjadi ketika beban
ditingkatkan hingga mencapai maksimum kekuatan yang dapat diberikan oleh otot sehingga
kecepatan kontraksi menjadi nol dan tidak terjadi pergerakan pada beban. Kontraksi otot
terhadap beban konstan dengan adanya penurunan panjang otot disebut kontraksi isotonik.
Kontraksi isotonik dapat terjadi karena kerja adalah produk dari gaya yang dihasilkan oleh otot
dikali dengan jarak pergerakan benda sehingga kontraksi isotonik melakukan kerja (dapat
menggerakkan benda), sedangkan kontraksi isometrik tidak.

Sumber: Barrett KE, Barman SM, Brooks HL, Yuan J. Ganong's Review of Medical Physiology.
26th Ed. USA: McGraw-Hill Education; 2019.

5. Explain why it would take you longer to perform 10 repetitions lifting a 10-kg weight than it
would to perform the samenumber of repetitions with a 5-kg weight.
Your answer:
Pengangkatan beban 10 kg dengan 10 kali pengulangan akan membutuhkan waktu lebih lama
dibanding pengangkatan beban 5 kg dengan 10 kali pengulangan karena terkait dengan berat
beban. Semakin bertambah berat beban maka periode laten akan meningkat, shortening
velocity/kecepatan kontraksi akan berkurang, distance lifted/jarak pergerakan benda juga akan
berkurang, dan durasi kontraksi otot akan menjadi lebih lama. Periode laten akan semakin lama
ketika beban bertambah berat karena lebih banyak Ca2+ yang harus dipompa keluar untuk
menghasilkan kontraksi otot yang cukup untuk menahan beban. Shortening velocity/kecepatan
kontraksi akan berkurang karena beban adalah gaya balik yang melawan gaya kontraktil yang
dihasilkan oleh kontraksi otot. Otot rangka akan lebih cepat berkontraksi dalam kondisi tanpa
adanya beban. Kecepatan kontraksi menjadi semakin berkurang seiring bertambahnya beban.
Beban yang lebih berat akan sulit diimbangi oleh gaya kontraktil otot sehingga dapat berujung
pada berkurangnya pergerakan beban dan waktu yang dibutuhkan untuk otot berkontraksi dapat
menjadi lebih lama.

Sumber:
1. Tortora GJ, Derrickson B. Dasar Anatomi & Fisiologi: Sistem Organisasi, Sistem Penunjang &
Gerak, dan Sistem Kontrol. Jakarta: EGC; 2016.
2. Hall JE. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. 13th Ed. Philadelphia: Elsevier; 2016.

6. Describe what would happen in the following experiment: A 2.5-g weight is attached to the end
of the isolated whole skeletal muscle used in these experiments. Simultaneously, the muscle
is maximally stimulated by 8.5 volts and the platform supporting the weight is removed. Will
the muscle generate force? Will the muscle change length? What is the name for this type of
contraction?
Your answer:

10/30/23 page 63
Otot akan tetap menghasilkan kekuatan karena energi akan tetap dikeluarkan sebagai upaya
untuk menopang beban yang turun pada posisi terfiksasi (tidak digerakkan). Panjang otot tidak
mengalami perubahan karena kontraksi otot yang ada tidak digunakan ataupun di luar
kemampuan untuk menggerakkan beban. Kontraksi otot jenis ini disebut kontraksi isometrik.

Sumber: Tortora GJ, Derrickson B. Dasar Anatomi & Fisiologi: Sistem Organisasi, Sistem
Penunjang & Gerak, dan Sistem Kontrol. Jakarta: EGC; 2016.

10/30/23 page 64