Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Annisa Hartami Fix
Jurnal Annisa Hartami Fix
Karya ini dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution 4.0 International License (cc-by)
Abstract
Law 32 of 2009 on Environmental Protection and Management is an example of the government's efforts to achieve a
balance between economic growth and environmental preservation. In accordance with Human Rights (HAM) in realizing
sustainable development and the existence of global environmental issues. This research method uses normative legal
research methods that are prescriptive. Types and sources of law include primary and secondary legal materials. The
technique of collecting legal materials used is the study of literature. Furthermore, the analysis technique used is the
deductive method. The results of this study show that there is a need to optimize the role carried out by the government to
deal with the growing medical waste. In addition, health service facilities also carry out direct sorting to be more effective in
handling the management of medical waste. This can be seen from the use of the Regulation of the Minister of Environment
and Forestry Number p.56Menlhk-Setjen2015 as SPO in implementing medical waste management. These laws and
regulations are able to provide legal expediency and certainty. Meanwhile, in terms of fairness, this is determined by how the
implementation of these laws and regulations in the field.
Abstrak
Undang-Undang 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup merupakan salah satu contoh
upaya pemerintah untuk mencapai keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan. Sesuai dengan
Hak Asasi Manusia (HAM) dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan adanya isu lingkungan globa l. Metode
penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normatif bersifat preskriptif. Jenis dan bahan sumber hukum meliputi
bahan hukum primer dan sekunder. Teknik pengumpulan bahan hukum yang digunakan adalah studi kepustakaan.
Selanjutnya teknik analisis yang digunakan adalah metode deduktif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlu adanya
optimalisasi peran yang dilakukan pemerintah guna menangani limbah medis yang terus bertambah. Selain itu fasilitas
pelayanan kesehatan juga melakukan pemilahan secara langsung agar lebih efektif dalam menangani pengelolaan limbah
medis tersebut. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
p.56Menlhk-Setjen2015 sebagai SPO dalam pelaksanakan pengelolaan limbah medis. Peraturan perundang-undangan tersebut
mampu memberikan kemanfaatan dan kepastian hukum. Sedangkan dari sisi keadilan, hal ini ditentukan pada bagaimana
implementasi peraturan perundang-undangan tersebut di lapangan.
Kata kunci: Kebijakan , Peran pemerintah , Limbah Medis
Hak cipta© 2022PLDOI: Jurnal Hukum dan Keadilan Hak cipta dilindungi undang-undang.
I. PENGANTAR
Intervensi negara ke dalam kehidupan masyarakat diperlukan untuk pertumbuhan
ekonomi. Pentingnya strategis administrasi negara dalam memberikan layanan
masyarakat yang esensial tidak dapat dilebih-lebihkan. Ketika pemerintah turun tangan
untuk mencoba memperbaiki masalah yang tersebar luas, itu memberlakukan
kebijakan(Aprilia, 2019). Pro dan negatif sering dipetik dari kebijakan publik karena
pemerintah memiliki kemampuan dan otoritas hukum untuk mengatur kehidupan
masyarakat dan melaksanakan undang-undang yang telah ditetapkan. Bagian integral
1
Annisa Hartami
Optimalisasi Peran Pemerintah dalam Kebijakan Penanganan Limbah Medis
2
Annisa Hartami
Optimalisasi Peran Pemerintah dalam Kebijakan Penanganan Limbah Medis
3
Annisa Hartami
Optimalisasi Peran Pemerintah dalam Kebijakan Penanganan Limbah Medis
4
Annisa Hartami
Optimalisasi Peran Pemerintah dalam Kebijakan Penanganan Limbah Medis
adalah suatu bentuk pemerintahan yang didirikan atas dasar kedaulatan rakyat.
Kewenangan ini harus bertumpu pada kedaulatan rakyat agar berfungsi tanpa batas
(Irawan,2021) Sudah banyak aturan dan peraturan yang berlaku, dan harus diikuti oleh
pihak berwenang jika ingin berdampak dalam menciptakan masyarakat yang aman dan
berkembang. Upaya pemerintah untuk melestarikan dan menjaga alam antara lain
dengan memberlakukan sejumlah peraturan dan ketentuan dalam bentuk ketetapan. UU
32 Tahun 2009 yang mengatur perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah
salah satunya (PPLH). Karena kerusakan ekosistem dan kesehatan lingkungan
merupakan indikator eksploitasi manusia terhadap lingkungan, maka tujuan peraturan
ini adalah untuk mencegah eksploitasi tersebut. (Mina, 2016)
5
Annisa Hartami
Optimalisasi Peran Pemerintah dalam Kebijakan Penanganan Limbah Medis
yang terbuat dari kaca termasuk persediaan medis yang dapat digunakan kembali.
Perangkat desinfektan yang digunakan pada peralatan harus memiliki lisensi yang
sesuai sebelum dapat dikumpulkan.
c. Daur ulang
Menggunakan kembali bahan dalam proses fisik, kimia, atau biologis lainnya untuk
membuat produk yang sama atau serupa.
(Permen,2015) Menjamin bahwa “setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
batin, bertempat tinggal, mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta
berhak memperoleh pelayanan kesehatan” sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 28 H
ayat (1), perlu adanya hukum untuk kemaslahatan rakyat. Kebijakan seperti ini yang
sudah ada di Indonesia bisa dijadikan benchmark untuk pengelolaan bahan berbahaya.
Mereka yang khawatir tentang kontaminasi dari limbah medis mungkin menggunakan
undang-undang yang sudah ada sebagai pedoman untuk menyusun lingkungan yang
aman dan sehat. Banyak komponen sistem hukum kita yang saling bergantung satu
sama lain dan tidak dapat berfungsi secara mandiri. Seperti sinyal ponsel, pohon
memiliki banyak bagian yang berbeda, dan setiap bagian memiliki akarnya sendiri-
sendiri. Betapapun baiknya peraturan dan regulasi tersebut, mereka tidak akan efektif
tanpa dukungan masyarakat dan polisi. Jika proses-proses lingkungan terpelihara
dengan baik, maka terciptalah lingkungan yang sehat yang dapat berfungsi sebagai cara
untuk mencapai pembangunan berkelanjutan, yaitu pembangunan yang mendukung
keberlanjutan untuk kesejahteraan masyarakat yang sehat dan sukses.
IV. KESIMPULAN
Segala sesuatu yang dilakukan pemerintah harus berdasarkan hukum. Adapun
langkah-langkah yang dapat digunakan oleh pemerintah untuk melaksanakan kebijakan
berdasarkan hukum tata usaha negara. Hukum adalah sarana dimana kebijakan publik
dilakukan. Suatu kebijakan memiliki peluang keberhasilan yang lebih baik jika sumber
daya yang memadai dialokasikan untuk pembuatan dan implementasinya. 'Bahwa
pemerintah tunduk pada hukum' adalah makna konsep legalitas dalam hukum
administrasi. Undang-Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Peraturan perundangundangan tersebut mampu
memberikan kemanfaatan dan kepastian hukum. Sedangkan dari sisi keadilan, hal ini
ditentukan pada bagaimana implementasi peraturan perundang-undangan tersebut di
lapangan. Kerangka hukum harus berfungsi sebagai dasar untuk semua tindakan
pemerintah. Langkah-langkah yang dapat diambil pemerintah untuk memberlakukan
kebijakan berdasarkan hukum administrasi negara. Pelaksanaan kebijakan publik
dilakukan melalui penggunaan undang-undang. Suatu kebijakan akan berhasil jika
dikembangkan dan dilaksanakan dengan sumber daya yang memadai. Asas legalitas
digunakan dalam bidang hukum administrasi dan memiliki makna “bahwa pemerintah
tunduk kepada undang- undang”.
Dari semua adanya kebijakan yang ada memiliki tujuan agar terciptanya suatu
lingkungan yang sehat dan sejahtera agar semua masyarakat memiliki tingkat kehidupan
6
Annisa Hartami
Optimalisasi Peran Pemerintah dalam Kebijakan Penanganan Limbah Medis
yang sehat dan sejahtera pencemaran lingkungan yang dapat berdampak pada kesehatan
dan kesejahteraan penduduk dapat disebabkan jika pengelolaan sampah tidak dilakukan
secara efektif sesuai dengan berbagai standar yang berlaku. Diharapkan masyarakat dan
pemerintah melakukan langkah-langkah yang memadai dan tepat untuk menangani
kasus limbah medis ini, dengan tetap adanya jaminan lingkungan yang sehat. Kebijakan
yang mendorong pemerintah daerah untuk terus membina dan melakukan upaya
pembinaan dalam berbagai peraturan daerah dan kebijakan daerah yang sejalan dengan
penegakan hak asasi manusia atas dasar kepentingan sendiri merupakan salah satu cara
untuk mewujudkan tujuan terjaminnya peraturan di tingkat pusat. Tingkat pemerintah
daerah selaras dengan hak asasi manusia. sesuai dengan norma masyarakat.
REFERENSI
7
Annisa Hartami
Optimalisasi Peran Pemerintah dalam Kebijakan Penanganan Limbah Medis