You are on page 1of 96

LAPORAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS


(PTK)

”Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas XI Dengan


Memanfaatkan Digital Learning Pada Mata Pelajaran Ekonomi Melalui
Model PBL di SMA Pasundan 2 Cimahi”

Oleh

Eva Rahayu, S.Pd., M.Ak


(Guru Mata Pelajaran Ekonomi)

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT


CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH VII
SMA PASUNDAN 2 CIMAHI
@2023

i
LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(PTK)

”Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas XI Dengan


Memanfaatkan Digital Learning Pada Mata Pelajaran Ekonomi Melalui
Model PBL di SMA Pasundan 2 Cimahi”

Oleh
Eva Rahayu, S.Pd., M.Ak
NUPTK. 7342762664210233

7342762664210233

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT


CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH VII
SMA PASUNDAN 2 CIMAHI
@2023

ii
LEMBAR PUBLIKASI
DISERAHKAN UNTUK DIPUBLIKASIKAN
DI PERPUSTAKAAN SMA PASUNDAN 2 CIMAHI

Nomor Registrasi: ………………………………..

Dipublikasikan di Pacet Kab. Bandung


Pada Tanggal 06 Februari 2023
Kepala Perpustakaan
SMA PASUNDAN 2 CIMAHI

Nur Aisyah, S.S

iii
PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang disusun
oleh
Eva Rahayu, S.Pd., M.Ak
, NUPTK. 7342762664210233
Jabatan Guru Mata Pelajaran Ekonomi
Tahun Pelajaran 2022/2023
berjudul :

”Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas XI Dengan


Memanfaatkan Digital Learning Pada Mata Pelajaran Ekonomi Melalui
Model PBL di SMA Pasundan 2 Cimahi”

Disetujui Untuk Dipublikasikan di Perpustakaan SMA Pasundan 2 Cimahi

Cimahi, 06 Februari 2023


Kepala SMA Pasundan 2 Cimahi,

Sri Rahayu Irianingsih, S.Pd

iv
PENGESAHAN PERPUSTAKAAN
No. : ……………………………………

Yang bertandatangan di bawah ini, Kepala Perpustakaan SMA Pasundan 2 Cimahi


dengan ini menerangkan bahwa :
Nama : Eva Rahayu, S.Pd., M.Ak
NUPTK : 7342762664210233
Jabatan : Guru Mata Pelajaran
Unit Kerja : SMA Pasundan 2 Cimahi

Benar yang bersangkutan telah mengadakan penelitian dan hasilnya telah didokumentasikan
di Perpustakaan SMA Pasundan 2 Cimahi dengan judul penelitian;

”Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas XI Dengan


Memanfaatkan Digital Learning Pada Mata Pelajaran Ekonomi Melalui
Model PBL di SMA Pasundan 2 Cimahi”

Cimahi, 06 Februari 2023


Mengetahui, Kepala Perpustakaan
Kepala Sekolah,

Sri Rahayu Irianingsih, S.Pd Nur Aisyah, S.S

v
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa :

1. Karya Tulis Ilmiah berupa Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul
”Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas XI Dengan Memanfaatkan
Digital Learning Pada Mata Pelajaran Ekonomi Melalui Model PBL di SMA Pasundan
2 Cimahi” adalah ASLI hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain,
baik sebagian atau seluruhnya.
2. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam karya tulis ini dikutip atau
dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya untuk dapat dipergunakan


sebagaimana peruntukkannya.

Cimahi, 06 Februari 2023


Mengetahui,
Kepala Sekolah. Yang membuat pernyataan,

Sri Rahayu Irianingsih, S.Pd Eva Rahayu, S.Pd., M.Ak


NUPTK. 7342762664210233

vi
ABSTRAK

”Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas XI Dengan


Memanfaatkan Digital Learning Pada Mata Pelajaran Ekonomi Melalui
Model PBL di SMA Pasundan 2 Cimahi”

Oleh: Eva Rahayu, S.Pd., M.Ak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik belajar
ekonomi kelas XI SMA Pasundan 2 Cimahi melalui model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL). Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Dalam perencanaannya, penelitian ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus. Pada
siklus pertama dilaksanakan dalam 4 tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan refleksi. Ketidaktuntasan pada siklus pertama menunjukkan perlunya
dilakukan penelitian lanjutan pada siklus kedua. Hasil observasi yang telah dilakukan
terhadap motivasi belajar peserta didik pada pembelajaran ekonomi peserta didik kelas
XI SMA Pasundan 2 Cimahi menghasilkan bahwa motivasi belajar peserta didik
sangat rendah. Hal ini menyebabkan prestasi hasil belajar peserta didik pada mata
pelajaran ekonomi sangat rendah. Setelah dilakukan pembelajaran menggunakan
metode Problem Based Learning (PBL), pada siklus I motivasi peserta didik pada
pembelajaran ekonomi, yakni terdapat 9 peserta didik (40,91%) yang memiliki
motivasi yang baik, 5 peserta didik (22,73%) dengan kriteria kurang baik, 5 peserta
didik (22,73%) memiliki kriteria cukup baik, serta masih ada 3 peserta didik (12,64%)
yang memiliki kriteria tidak baik. Aspek-aspek yang menyebabkan motivasi peserta
didik belum mencapai indikator keberhasilan pada siklus I setelah diadakan refleksi
antara lain disebabkan oleh: 1) Guru kurang memotivasi peserta didik dalam
mengawali pembelajaran, 2) Guru belum optimal dalam memberikan bimbingan
kepada peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung, 3) Guru kurang memberikan
umpan balik, 4) Guru belum optimal dalam mengadakan refleksi dalam kegiatan
pembelajaran, 5) Guru Kurang memahami penggunaan model dan metode
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi pelajaran dan karakteristik speserta
didik. Setelah dilakukan pembelajaran pada siklus II, motivasi peserta didik terhadap
pembelajaran mata pelakajaran ekonomi pada siklus II meningkat secara signifikan, di
mana telah ada 5 peserta didik (22,73%) peserta didik yang memiliki kriteria sangat
baik, 13 peserta didik (59,09%) yang memiliki kriteria baik dan hanya ada 4 peserta
didik (18,18%) dengan kriteria kurang baik. Dengan demikian, jumlah peserta didik
yang telah memiliki motivasi dengan kriteria baik dan baik sekali berjumlah 18 orang
atau 81,82%. Oleh karena itu, penelitian ini dapat membuktikan hipotesis yakni
“Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan motivasi
belajar peserta didik kelas XI SMA Pasundan 2 Cimahia.”

Kata Kunci: Problem Based Learning, Model Pembelajaran, Motivasi Belajar Peserta
didik

vii
ABSTRAK

”Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas XI Dengan


Memanfaatkan Digital Learning Pada Mata Pelajaran Ekonomi Melalui
Model PBL di SMA Pasundan 2 Cimahi”

Oleh: Eva Rahayu, S.Pd., M.Ak

This research aims to increase the learning motivation of students studying economics
in class XI SMA Pasundan 2 Cimahi through the Problem Based Learning (PBL)
learning model. This research uses the type of Classroom Action Research (PTK). In
planning, this research was carried out in 2 (two) cycles. In the first cycle, it was carried
out in 4 stages, namely the planning, implementation, observation and reflection
stages. Incompletion in the first cycle indicates the need for further research in the
second cycle. The results of observations made on students' learning motivation in
class XI students' economics learning at SMA Pasundan 2 Cimahi resulted in students'
learning motivation being very low. This causes student learning outcomes in
economics subjects to be very low. After learning using the Problem Based Learning
(PBL) method, in the first cycle of student motivation in learning economics, there
were 9 students (40.91%) who had good motivation, 5 students (22.73%) met the
criteria not good, 5 students (22.73%) had quite good criteria, and there were still 3
students (12.64%) who had not good criteria. Aspects that cause student motivation to
not reach indicators of success in cycle I after reflection are due to: 1) Teachers not
motivating students enough to start learning, 2) Teachers not being optimal in
providing guidance to students during learning, 3) Teachers do not provide enough
feedback, 4) Teachers are not optimal in providing reflection in learning activities, 5)
Teachers do not understand the use of appropriate learning models and methods that
are appropriate to the subject matter and characteristics of students. After learning in
cycle II, students' motivation towards learning economics subjects in cycle II increased
significantly, where there were 5 students (22.73%) who had very good criteria, 13
students (59.09%) %) who have good criteria and there are only 4 students (18.18%)
with poor criteria. Thus, the number of students who have motivation with good and
very good criteria is 18 people or 81.82%. Therefore, this research can prove the
hypothesis, namely "The Problem Based Learning (PBL) learning model can increase
the learning motivation of class XI students at SMA Pasundan 2 Cimahia."

Keywords: Problem Based Learning, Learning Model, Student Learning Motivation

viii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala Inayah dan
Ridho-Nya yang telah diberikan sehingga upaya melakukan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) ini dapat terselesaikan dengan baik. Tujuan penelitian ini tiada lain untuk
meningkatkan profesionalisme penulis, baik sebagai guru mata pelajaran maupun
sebagai tenaga pendidik di lingkungan SMA Pasundan 2 Cimahi. Upaya inipun
sebagai salah satu langkah untuk meningkatkan mutu pendidikan yang diawali
pendekatan dan pengelolaan pembelajaran yang inovatif dan kreatif sehingga dapat
tercipta proses pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik baik di dalam
kelas maupun di luar kelas.
Dengan terselesaikannya penelitian ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan
berbagai pihak, untuk itu penulis menghaturkan terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada:

1. Yang terhormat Ibu Sri Rahayu Irianingsih, S.Pd selaku Kepala SMA Pasundan
Cimahi dan Penelitian Tindakan Kelas/PTK yang telah memberikan bantuan dan
dorongan moril, materiil dan spiritnya untuk meningkatkan kompetensi pedagogik
melalui PPL dan PTK dalam rangka melaksanakan tugas sebagai peserta PPG
Daljab Angkatan 3 Katagori 1 Tahun 2023, di SMA Pasundan 2 Cimahi;
2. Rekan-rekan Guru dan Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) di SMA Pasundan 2
Cimahi. yang telah banyak membantu dalam ananlisis hasil penelitian dan saran
tindak lanjut untuk penyelesaian penelitian ini.
3. Para peserta didik Kelas XI SMA Pasundan 2 Cimahi Tahun Pelajaran 2022/2023
yang telah banyak membantu berfatisivasi dalam pelaksanaan dan mendukung
penuh penelitian ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik;
4. Semua pihak yang sudah ikut berkontribusi dalam yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu;

Atas bantuan semua pihak yang telah diberikan semoga mendapat imbalan
setimpal dari Allah SWT dan menjadi amal jariah serta semoga pula hasil penelitian
ini memberikan manfaat bagi kemajuan pendidikan, umumnya di Provinsi Jawa Barat,
dan khususnya di SMA Pasundan 2 Cimahi

Cimahi, 06 Februari 2022

Penulis,

ix
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul ……………………………………………………………..………... i
Halaman Judul .………………………………………………….……………….…….. ii
Lembar Publikasi .............................................................................................................. iii
Persetujuan Kepala SMA PASUNDAN 2 Cimahi ……….…………………………….. iv
Pengesahan Perpustakaan .................................................................................................. v
Abstrak .............................………………………………………………………...……... vi
Kata Pengantar ……………………………………………………..…………………….. vii
Daftar Isi …………………………………………..……………………………................ viii
BAB I. PENDAHULUAN ………….…......……….………….………………………. 1
1. Latar Belakang Masalah ………………………………………..………… 1
2. Identifikasi Masalah ………………………………………...…………….. 3
3. Rumusan Masalah ………………………………………………………… 4
4. Tujuan Penelitian …………………………………………………………. 4
5. Manfaat Penelitian ………………………………………………………… 5

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ........................................................................................... 7


1. Penelitian Tindakan Kelas …….................................................................. 7
2. Penggunaan Model Pembelajan Problem Based Learning (PBL) ………… 12
3. Digital Learning ………………………………………………………….. 19
4. Kualitas Pembelajaran …………………………………………………….. 26
5. Hasil Belajar Peserta Didik ……………………………………………….. 29
6. Indikator Hasil Belajar Peserta Didik ……………………………………... 32
7. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Peserta Didik ………………… 34
8. Penilaian Hasil Belajar ……………………………………………………. 36

BAB III. METODE PENELITIAN …………………..……..…………………... 40


1. Subyek Penelitian …………………………………………………… 40
2. Tempat Penelitian …………………………………………………… 40
3. Waktu Penelitian …………………………………………………….. 40
4. Data dan Sumber …………………………………………………….. 40
5. Instrumen Penilaian ………………………………………………….. 41

x
6. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………… 52
7. Analisis Data ……………………………………………………… 54
8. Evaluasi dan Refleksi ……………………………………………… 54
9. Deskripsi Persiklus ………………………………………………….. 55
10. Indikator Keberhasilan ……………………………………………. 61

BAB IV. HASIL PENELITIAN ………………………………………………… 66


1. Penelitian Data Siklus 1 ……………………………………………... 66
2. Penelitian Data Siklus 2 …………………………………………….. 73

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 81


A. Kesimpulan ......................................................................................... 81
B. Saran ………........................................................................................ 82

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 84

xi
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi


dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum dikembangkan
secara periodik disesuaikan dengan kebutuhan saat ini untuk mencapai tujuan
pendidikan. Kurikulum 2006 (KTSP) dikembangkan menjadi Kurikulum 2013 dan
terakhir ini Kurikulum 2013 juga dikembangkan lagi menjadi Kurikulum Merdeka.
dengan dilandasi pemikiran tantangan masa depan yaitu tantangan abad ke-21 yang
ditandai dengan abad ilmu pengetahuan, knowledge-based society dan kompetensi masa
depan. Berdasarkan hal tersebut maka setiap mata pelajaran perlu menyesuaikan dengan
berbagai penyempurnaan yang dituntut pada implementasi kurikulum Merdeka. Tidak
terlepas pada mata pelajaran ekonomi yang di kelas XI-IPS SMA Pasundan 2 Cimahi
masih menggunakan kurikulum 2013 sebagai panduan pembelajaran mata pelajaran
ekonomi, yang merupakan salah satu mata pelajaran wajib pada kelompok Ilmu Sosial.
Khususnya di SMA Pasundan 2 Cimahi, mata pelajaran Ekonomi merupakan salah satu
mata pelajaran yang dipilih oleh peserta didik kelas XI sebagai mata pelajaran pilihan
peminatan. Masalah yang muncul dari kondisi ini adalah peserta didik kelas XI-IPS
SMA Pasundan 2 Cimahi yang berpikir bahwa Mata Pelajaran Ekonomi hanya sebagai
mata pelajaran “peminatan”, namun peserta didik tidak benar-benar mendalami materi
yang diajarkan, dengan kata lain motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran ini
sangat kurang. Hal tersebut terlihat dari kurang bersemangatnya peserta didik mengikuti
pelajaran ini, tidak sedikit peserta didik yang lupa pada tugas rumah yang diberikan,
serta banyak peserta didik yang sering keluar masuk kelas saat pembelajaran. Hal ini
menimbulkan tanda tanya besar bagi guru, mengingat tidak seharusnya kejadian ini
terjadi, mengingat peserta didik seharusnya memiliki motivasi yang baik untuk setiap
mata pelajaran yang dipelajarinya. Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti berusaha
untuk menemukan solusi atas permasalahan tersebut. Berdasarkan Permendikbud
Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses, model pembelajaran yang diutamakan
dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran Inkuiri (Inquiry Based

Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023


Learning), model pembelajaran Discovery (Discovery Learning), model pembelajaran
berbasis proyek (Project Based Learning), dan model pembelajaran berbasis
permasalahan (Problem Based Learning). Dengan memperhatikan kesesuaian model
pembelajaran dengan kompetensi sikap pada KI-1 dan KI-2 serta kompetensi
pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan KD-3 dan/atau KD-4, dan kesesuaian
model pembelajaran dengan karakteristik KD-1 (jika ada) dan KD-2 yang dapat
mengembangkan kompetensi sikap, dan kesesuaian materi pembelajaran dengan
tuntutan KD-3 dan KD-4 serta Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) untuk
mengembangkan kompetensi pengetahuan dan keterampilan, maka peneliti memilih
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk berusaha meningkatkan
motivasi peserta didik kelas XI IPS SMA Pasundan 2 Cimahi dalam pembelajaran mata
pelajaran ekonomi. Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan penelitian tentang
bagaimana cara meningkatkan motivasi belajar peserta didik melalui model Problem
Based Learning (PBL).
Hamalik (2007 : 158) mengatakan bahwa motivasi adalah perubahan energi
dalam diri pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk
mencapai tujuan. Hamalik merumuskan tiga unsur yang saling berkaitan dengan adanya
motivasi, yaitu : (1) Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam diri pribadi;
(2) Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan effective arousal; dan (3) Motivasi
ditandai dengan reaksi-reaksi mencapai tujuan. Belajar, menurut Hamalik (2007: 27),
adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui belajar. Menurut pengertian ini,
belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.
Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu yakni mengalami. Hasil
belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.
Adapun untuk meningkatkan kurangnya motivasi belajar peserta didik kelas
XI-IPS SMA Pasundan 2 Cimahi seperti telah diuraikan di atas menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbasis Digital Learning dalam
menunjang proses pembelajaran mata pelajaran ekonomi. Problem Based
Learning (PBL) dalam bahasa Indonesia disebut Pembelajaran Berbasis Masalah
(PBM). Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan penggunaan berbagai macam
kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia
nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang
ada.

Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023


Pengertian Pembelajaran Berbasis masalah yang lain adalah metode mengajar
dengan fokus pemecahan masalah yang nyata, proses dimana Peserta didik
melaksanakan kerja kelompok, umpan balik, diskusi yang dapat berfungsi sebagai batu
loncatan untuk investigasi dan penyelidikan dan laporan akhir. Dengan demikian
Peserta didik di dorong untuk lebih aktif terlibat dalam materi pembelajaran dan
mengembangkan keterampilan berfikir kritis.
Sedang Digital Learning adalah salah satu terobosan baru dalam dunia
pendidikan yang memanfaatkan teknologi dan media digital untuk menyampaikan
materi, agar tujuan pembelajaran tercapai. Metode pembelajaran ini kini telah banyak
digunakan di berbagai kalangan, salah satunya dalam meningkatkan keahlian tenaga
profesional atau karyawan. Hal ini karena mereka dekat dengan produk-produk
teknologi.
Sistem pembelajaran dengan digital learning ini mudah diakses. Sehingga,
jarak tidak akan menjadi masalah, tenaga profesional dapat meningkatkan keahlian
tanpa bertatap muka. Digital learning sendiri terbagi dalam berbagai bentuk, tergantung
strategi dan metode pembelajaran yang digunakan.
Berdasarkan pertimbangan pemikiran di atas maka peneliti mengambil judul
”Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas XI Dengan
Memanfaatkan Digital Learning Pada Mata Pelajaran Ekonomi Melalui Model PBL
di SMA Pasundan 2 Cimahi”

2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas terdapat beberapa


masalah yaitu antara lain adalah sebagai berikut:
1) Guru tidak memberikan motivasi yang baik secara terus-menerus dan
berkesimbungan kepada peserta didiknya.
2) Guru kurang menjalankan perannya sebagai fasilitator dalam setiap proses
pembelajaran,
3) Guru kurang memahami penggunaan model dan metode pembelajaran yang tepat dan
sesuai dengan materi pelajaran dan sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.
4) Peserta didik terkadang memilih-milih mata pelajaran yang sesuai dengan
keinginannya sendiri.

Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023


5) Orang tua kurang memperhatikan aktifitas belajar anaknya baik di rumah ataupun di
sekolah
6) Peserta didik kurang menyukai cara mengajar guru yang cenderung monoton,
membosankan, tidak kreatif dan begitu-begitu serta itu-itu saja.
Setelah menyimak uraian di atas, bisa disimpulkan bahwa faktor rendahnya motivasi
belajar peserta didik bisa disebabkan karena berbagai hal, baik dari guru, orang tua,
maupun dari diri peserta didik itu sendiri. Oleh karena itu, diperlukan sinergitas bagi
orang tua dan guru dalam membimbing peserta didik agar lebih bersemangat dan
termotivasi dalam belajar.
.
3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka perlu ada
pembatasan masalah. Batasan masalah ini tentang motivasi belajar, hasil belajar, model
pembelajaran, metode pembelajaran dan media pembelajaran yang digunakan. Fokus
utama dari penelitian ini adalah untuk ”Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik
Kelas XI Dengan Memanfaatkan Digital Learning Melalui Model PBL Pada Mata
Pelajaran Ekonomi di SMA Pasundan 2 Cimahi Pada”, Kompetensi Dasar (KD)
Pengetahuan Menganalisis APBN dan APBD dalam pembangunan ekonomi dan Kompetensi
Dasar (KD) Keterampilan Menyajikan hasil analisis fungsi dan peran APBN dan APBD dalam
pembangunan ekonomi melalui pembelajaran luring/tatap muka dengan menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah ”Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik


Kelas XI Dengan Memanfaatkan Digital Learning melalui Model Problem Based
Learning Pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Pasundan 2 Cimahi” Kompetensi
Dasar (KD) Pengetahuan Menganalisis APBN dan APBD dalam pembangunan ekonomi
dan Kompetensi Dasar (KD) Keterampilan Menyajikan hasil analisis fungsi dan peran
APBN dan APBD dalam pembangunan ekonomi melalui pembelajaran luring/tatap
muka dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023


5. Manfaat Penelitian

a. Bagi Peserta Didik


1) Peserta didik benar-benar sangat termotivasi dengan penggunaan model
pembelajaran yang tepat dan disesuaikan dengan materi pelajaran yang disajikan,
terutama model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang digunakan
dalam mata pelajaran ekonomi yang saya ampu dengan memanfaatkan teknologi
Digital, sehingga mereka sangat antusias dan bersemangat untuk mengikuti proses
pembelajaran.
2) Peserta didik dapat menjalin komunikasi dan berkolaborasi dengan guru dengan
lebih efektif dan efesien dengan digunakan metode pembelajaran dalam bentuk
ceramah, diskusi, tanya jawab, penugasan, presentasi dan demontrasi;
3) Peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran secara langsung dan real
karena dibimbing dan dipandu langsung oleh guru untuk mengikuti pembelajaran
yang berkolaborasi dengan dunia usaha, dunia industri, para pengusaha, para
pengrajin dan para pedagang sehingga pembelajaran di kelas yang terkesan
menjenuhkan dapat terhindar dengan memperbanyak kegiatan pembelajaran di
lapangan;
4) Peserta didik merasa dipermudah dalam mengikuti proses pembelajaran dengan
disediakannya bahan ajar berupa buku, modul dan Lembar Peserta Didik (LKPD)
Digital, media pembelajaran berupa tayangan PPT dan tayangan-tayangan video
berbasis Youtube.

b. Bagi Guru
a) Memperluas wawasan dan pengalaman bagi guru dalam mengolah teknik, strategi
dan langkah-langkah yang tepat dalam penggunaan model, metode dan media
pembelajaran yang tepat dan sesuai untuk digunakan dalam menyajikan setiap materi
pelajaran pada proses pembelajaran yang akan dilaksanakan.
b) Meningkatkan profesionalitas dalam menjlankan tugas dan pekerjaan sebagai
guru/pendidik.
c) Meningkatkan peran guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran di kelas.
d) Memberikan motivasi bagi guru-guru lainnya untuk lebih kreatif dalam
melaksaakan tugasnya memberikan pengajaran dan pendidikan di sekolah.
e) Memperbaiki kinerja guru dalam proses pembelajaran khususnya mata pelajaran

Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023


Ekonomi.

c. Bagi Sekolah
a) Menerapkan model dan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi,
situasi dan kondisi serta karakteristik peserta didik yang dilaksanakan terhadap
pelajaran yang lainnya di sekolah.
b) Memanfaatkan media, alat pembelajaran dan sarana prasana sekolah dengan
semaksimal mungkin
c) Mengembangkan bakat untuk tercapainya visi dan misi sekolah

Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

1. Penelitian Tindakan Kelas


A. Menurut Para Ahli
1) Menurut Suyanto (1997), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu
bentuk penelitian yang bersifat ref- lektif dengan melakukan tindakan-tindakan
tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktik- praktik pembelajaran
di kelas secara lebih professional.
2) Menurut Hopkins (1993), Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang
mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu
tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri atau suatu usaha sesorang untuk
memahami apa yang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan
perubahan.
3) Menurut Joni dan Tisno (1998), PTK merupakan suatu kajian yang bersifat
reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
rasional dari tindakan- tindakan yang dilakukannya, serta untuk memperbaiki
kondisi-kondisi di mana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan.
4) Rochiati (2009), mendefinisikan PTK adalah bagaimana usaha sekelompok guru
dalam mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari
pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan
dalam praktek pembelajaran mereka dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.
5) Menurut Suparno (2008), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian
tindakan yang dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk memperbaiki mutu
pelaksanaan pembelajaran di kelasnya.
6) Kasihani (1999), yang menyatakan bahwa yang dimaksud dengan PTK adalah
penelitian praktis, bertujuan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam
pembelajaran di kelas dengan cara melakukan tindakan-tindakan. Upaya tindakan
untuk perbaikan dimaksudkan sebagai pencarian jawab atas permasalahan yang
dialami guru dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Pada pelaksanaannya,
setiap masalah yang diungkap dan dicarikan jalan keluar haruslah masalah yang
benar-benar ada dan nyata dialami oleh guru.
7

Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023


7) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan yang dilakukan oleh
guru dengan tujuan untuk memperbaiki mutu pelaksanaan pembelajaran di
kelasnya (Suparno, 2008).

B. Ruang Lingkup Penelitian Tindakan Kelas


Adapun wilayah kajian PTK adalah masalah atau problem pembelajaran yang
dirasakan oleh guru atau peserta didik pada umumnya, bukan masalah pembelajaran
yang dihadapi peserta didik secara pribadi.

C. Beberapa contoh masalah yang dapat dikaji melalui PTK


Sebagaimana tertuang dalam pedoman penyusunan usulan penelitian Tindakan kelas
tahun anggaran 2005 Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi 2004 adalah : » Masalah belajar peserta didik di sekolah » Desain
dan strategi pembelajaran di kelas » Alat bantu, media dan sumber belajar » Sistem
asesmen dan evaluasi proses dan hasil pembelajaran » Pengembangan kompetensi
pribadi peserta didik » Masalah kurikulum.

D. Karakteristik PTK
Adapun karakteristik dari PTK menurut Suryadi (20120 adalah: 1. Adanya
permasalahan yang dirasakan guru mendesak untuk segera diselesaikan. 2. Refleksi
diri, merupakan ciri khas dari PTK yang paling esensial, ha lini sekaligus
membedakan antara penelitian pada umumnya yang menggunakan responden atau
populasi secara objektif dalam mengumpulkan data, sedangkan dalam PTK
pengumpulan data disertai dengan refleksi diri. 3. Dilakukan di dalam kelas, kelas
yang dimaksud bukan ruang yang dibatasi empat dinding tetapi merupakan proses
pembelajaran antara guru dan peserta didik melalui interaksi. 4. Bertujuan
memperbaiki pembelajaran tiada henti. Siklus demi siklus mencerminkan perbaikan
demi perbaikan yang dicapai.

E. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas


Dalam (Rahdiyanta, 2014) menyebutkan tujuan PTK adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkanmutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran
di sekolah.
2) Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalammengatasimasalah
pembelajaran dan pendidikan di dalamdan luar kelas.
8

Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023


3) Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.
4) Menumbuh-kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga
tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu
pendidikan/pembelajaran secara berkelanjutan.
F. Pentingnya PTK Bagi Guru
1) Guru memiliki kemampuan memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu
kajian yang mendalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya. Keberhasilan
dalam perbaikan ini akan menimbulkan rasa puas bagi guru, karena ia telah
melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi peserta didiknya melalui proses
pembelajaran yang dikelolanya.
2) Dengan melakukan PTK, guru dapat berkembang dan meningkatkan kinerjanya
secara professional, karena guru mampu menilai, merefleksi diri dan mampu
memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. Dalam hal ini, guru tidak lagi
hanya seorang praktisi yang sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakan
selama ini, namun juga sebagai peneliti dibidangnya yang selalu ingin
melakukan perbaikan-perbaikan pembelajaran yang inovatif dan kreatif
3) Melakukan PTK, guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif dalam
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri. Guru tidak hanya
menjadi penerima hasil perbaikan dari orang lain, namun guru itu sendiri
berperan sebagai perancang dan pelaku perbaikan tersebut, sehingga diharapkan
dapat menghasilkan teori-teori dan praktik pembelajaran
4) Dengan PTK, guru akan merasa lebih percaya diri. Guru yang selalu merefleksi
diri, melakukan evaluasi diri dan menganalisis kinerjanya sendiri dalam kelas,
tentu saja akan selalu menemukan kekuatan, kelemahan dan tantangan
pembelajaran dan pendidikan masa depan dan mengembangkan alternative
masalah / kelemahan yang ada pada dirinya dalam pembelajaran. Guru yang
demikian adalah guru yang memiliki kepercayaan diri yang kuat (Daryanto
2006:18).

Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023


G. Tahap-Tahap Dalam Penelitian Tindakan kelas
Tahapan-tahapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdapat pada siklus PTK di
bawah ini:

Siklus penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu metode penelitian yang digunakan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. PTK merupakan suatu proses yang terdiri dari
empat tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

1) Tahap Perencanaan (Planning)


Perencanaan adalah tahap pertama dari siklus PTK. Di tahap ini, guru melakukan
perencanaan terhadap kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Perencanaan ini
biasanya meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),
penyusunan instrumen penilaian, dan penyusunan materi pembelajaran.

2) Tahap Pelaksanaan (Acting)


Pelaksanaan adalah tahap kedua dari siklus PTK. Di tahap ini, guru melaksanakan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah disusun. Selain itu, guru
juga harus memperhatikan aspek-aspek lain seperti manajemen kelas, media
pembelajaran, dan interaksi dengan peserta didik.

10

Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023


3) Tahap Pengamatan (Observing)
Observasi adalah tahap ketiga dari siklus PTK. Di tahap ini, guru melakukan
observasi terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan. Observasi ini
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan. Selain itu, observasi juga berguna untuk mengidentifikasi masalah-
masalah yang muncul selama kegiatan pembelajaran.

4) Tahap Refleksi (Reflecting)


Refleksi adalah tahap terakhir dari siklus PTK. Di tahap ini, guru melakukan refleksi
terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Refleksi ini bertujuan untuk
mengevaluasi keberhasilan kegiatan pembelajaran dan mencari solusi atas masalah-
masalah yang muncul selama kegiatan pembelajaran. Setelah itu, guru kembali ke
tahap perencanaan untuk menyusun rencana pembelajaran yang lebih baik di
kemudian hari.

Siklus PTK merupakan salah satu metode penelitian yang cocok digunakan oleh guru
dalam proses pembelajaran di kelas. Selain itu, siklus PTK juga dapat digunakan oleh
guru untuk mengembangkan kompetensi profesionalnya.

PTK dapat dilakukan secara individu maupun kelompok. Guru dapat bekerja sama
dengan rekan sejawatnya untuk melakukan PTK bersama-sama. Hal ini akan
membantu guru dalam mengembangkan kompetensi profesionalnya dan
meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

Siklus PTK juga dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam teknik
observasi, seperti observasi langsung, observasi terstruktur, dan observasi
partisipatif. Teknik observasi yang digunakan harus sesuai dengan tujuan dan sasaran
yang ingin dicapai dalam PTK tersebut.
Untuk melakukan siklus PTK dengan baik, guru harus memperhatikan beberapa hal,
yaitu:
a) Memiliki tujuan yang jelas dan sasaran yang ingin dicapai. Tujuan dan sasaran
PTK harus jelas dan sesuai dengan kebutuhan kelas. Tujuan PTK harus merujuk
pada permasalahan yang ada di kelas dan sasaran PTK harus merujuk pada solusi
yang ingin dicapai.

11

Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023


b) Memiliki rencana yang jelas dan terstruktur. Rencana PTK harus terdiri dari
langkah-langkah yang jelas dan terstruktur. Rencana PTK harus memperhatikan
tujuan dan sasaran PTK, serta harus mempertimbangkan kebutuhan kelas dan
kondisi yang ada.
c) Melakukan observasi yang tepat dan akurat. Observasi PTK harus dilakukan
secara tepat dan akurat. Guru harus memperhatikan aspek-aspek yang diperlukan
dalam observasi, seperti kegiatan pembelajaran, interaksi guru-peserta didik, dan
hasil belajar peserta didik.
d) Melakukan refleksi yang kritis dan membuat kesimpulan yang tepat. Refleksi
PTK harus dilakukan secara kritis dan membuat kesimpulan yang tepat. Guru
harus mempertimbangkan segala aspek yang terkait dengan PTK, seperti kegiatan
pembelajaran, interaksi guru-peserta didik, dan hasil belajar peserta didik.
e) Menyusun rencana pembelajaran yang lebih baik di kemudian hari. Setelah
melakukan PTK, guru harus menyusun rencana pembelajaran yang lebih baik di
kemudian hari. Rencana pembelajaran yang lebih baik ini harus memperhatikan
tujuan dan sasaran PTK, serta harus mempertimbangkan kebutuhan kelas dan
kondisi yang ada.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, guru dapat melakukan siklus PTK dengan
baik dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Selain itu, guru juga dapat
mengembangkan kompetensi profesionalnya dengan melakukan PTK secara terus
menerus.

2. Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


1) Model Pembelajaran PAIKEM
PAIKEM merupakan singkatan dari Pemebalajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif
dan Menyenangkan. Model pembelajaran ini menggambarkan keseluruhan proses
belajar mengajar yang berlangsung menyenangkan dengan melibatkan peserta didik
untuk berpartisipasi secara aktif selama proses pembelajaran. Untuk dapat
mewujudkan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan tersebut, tentu saja
diperlukan ide-ide kreatifdan inovatif guru dalam memilih metode dan merancang
strategi pembelajaran. Proses pembelajaran yang dilakukan dengan aktif dan
menyenangkan diharapkan lebih efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan sebelumnya. Pembelajaran yang aktif dan menyenangkan

12

Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023


tidak efektif apabila tujuan belajar tidak tercapai dengan baik.
Konsep PAIKEM telah mengilhami penciptaan model-model pembelajaran
yang lain. Banyak peneliti yang mengembangkan model- model pembelajaran baru
dengan menggunakan singkatan yang mudah diingat orang seperti S-T-M, RANI,
MATOA, dan lain-lain. Singkatan S- T-M merupakan kepanjangan dari Sains-
Teknologi-Masyarakat; RANI kepanjangan dari Ramah, Terbuka dan Komunikatif;
MATOA diambil dari buah Matoa yang merupakan kepanjangan dari Menyenangkan
Atraktif Terukur Objektif dan Aktif.
Model pembelajaran PAIKEM bukan model pembelajaran baru. Sebelum
PAIKEM muncul, model pembelajaran CBSA (cara belajar siswa aktif) telah lama
populer di kalangan guru-guru. Inovasi pembelajaran terus menerus dilakukan
dengan menambah sederetan model pembelajaran bernuansa baru seperti CTL
(Contextual Teaching Learning), PBL (Problem based Learning), Cooperatif
Learning dan sebagainya. Semua model pembelajaran tersebut mengarah pada
pembelajaran yang tidak lagi menjadikan guru sebagai pusat belajar (teacher
centered learning) karena ada asumsi bahwa pembelajaran yang terlalu didominasi
oleh guru dapat menyebabkan peserta didik kurang aktif dan kreatif selama proses
pembelajaran
Inti dari PAIKEM terletak pada kemampuan guru untuk memilih strategi dan
metode pembelajaran yang inovatif. Strategi pembelajaran yang dapat membuat
peserta didik aktif adalah strategi pembelajaran yang berorientasi pada peserta
didik (student centered learning). Dalam penerapan strategi pembelajaran ini, guru
berperan sebagai fasilitator yaitu memfasilitasi peserta didik untuk belajar.
Pengetahuan diperoleh peserta didik berdasarkan pengalamannya sendiri, bukan
ditransfer pengetahuan dari guru. Pembelajaran yang menyenangkan dapat terjadi
apabila hubungan interpersonal antara guru dan peserta didik berlangsung baik.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk membuat suasana pembelajaran
berlangsung menyenangkan.
Dalam konsep PAIKEM, pembelajaran yang menyenangkan dapat dicapai
karena peserta didik aktif selama proses pembelajaran. Selain itu, motivasi belajar
juga memiliki andil yang tinggi terhadap suasana senang belajar. Supaya motivasi
belajar tetap tinggi, guru perlu memberikan umpan balik terhadap hasil belajar yang
telah dicapai atau tugas yang telah diselesaikan oleh peserta didik.

13

Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023


Model PAIKEM banyak menggunakan strategi pembelajaran CTL.
Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan merupakan pendekatan
yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia
nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sehari-hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Proses pembelajaran CTL
berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan peserta didik bekerja dan mengalami.
Tugas guru lebih banyak menyusun strategi dan mengelola kelas supaya peserta
didik dapat menemukan pengetahuannya sendiri bukan berdasarkan informasi dari
guru.
CTL melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni:
konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiry),
masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modelling), dan penilaian
sebenarnya (Authentic Assessment). Karakteristik Model Pembelajaran CTL adalah:
(1) materi dipilih berdasarkan kebutuhan siswa; (2) peserta didik terlibat secara aktif
dalam proses pembelajaran; (3) materi pelajaran dikaitkan dengan kehidupan
nyata/simulasinya; (4) materi dikaitkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki
peserta didik; (5) cenderung mengintegrasikan beberapa bidang ilmu sesuai dengan
tematiknya; (6) proses belajar berisi kegiatan untuk menemukan, menggali
informasi, berdiskusi, berpikir kritis, mengerjakan projek dan pemecahan masalah
(melalui kerja kelompok); (6) pembelajaran terjadi di berbagai tempat, sesuai
dengan konteksnya; (7) hasil belajar diukur melalui penerapan penilaian autentik.
Model PAIKEM menuntut guru untuk kreatif menggunakan berbagaimetode,
alat, media pembelajaran dan sumber belajar. Supaya guru memiliki wawasan luas
tentang metode pembelajaran yang mendukung peserta didik untuk aktif dalam
proses pembelajaran, berikut ini diberikan contoh-contoh metode pembelajaran
yang berorientasi pada peserta didik.

14

Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023


1) Model Pembelajaran Problem Based Learning
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
Pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang
penyampaiannya dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan,
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan dan membuka
dialog. Metode ini tepat digunakan pada kelas yang kreatif, peserta didik yang
berpotensi akademik tinggi namun kurang cocok diterapkan pada peserta didik
yang perlu bimbingan tutorial. Metode ini sangat potensial untuk mengembangkan
kemandirian peserta didik melalui pemecahan masalah yang bermakna bagi
kehidupan siswa.
Langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah
1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kemudian memberi tugas atau masalah
untuk dipecahkan.
2) Guru menjelaskan logistik yang dibutuhkan, prosedur yang harus dilakukan dan
memotivasi peserta didik supaya terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah
yang dipilih.
3) Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas,
jadwal, dll.)
4) Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,
bereksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah,
pengumpulan data, dan merumuskan hipotesis.
5) Guru membantu peserta didik dalam menyiapkan laporan hasil pemecahan
masalah yang menjadi tugasnya.
6) Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau mengevaluasi
proses-proses penyelidikan yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah.
Contoh tugas-tugas yang dapat diselesaikan melalui pembelajaran berbasis
masalah.
1) Mempelajari fenomena alam terjadinya pemanasan global, pencemaran air,
dan polusi udara
2) Mempelajari fenomena terjadinya gerhana bulan dan matahari
3) Mempelajari fenomena terjadinya kenakalan (patologi sosial) pada remaja

15

Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023


Problem based learning (PBL) adalah model pembelajaran yang melibatkan
keaktifan peserta didik untuk selalu berpikir kritis dan selalu terampil dalam
menyelesaikan suatu permasalahan.
Alur kerja peserta didik bergantung pada seberapa kompleks permasalahan yang
diberikan. Sama halnya seperti project based learning, tingkat keberhasilan metode
ini bergantung pada keaktifan peserta didiknya.
Semakin aktif peserta didik memanfaatkan keterampilan berpikirnya, semakin besar
peluang masalah untuk diselesaikan.
a. Pengertian Menurut Para Ahli
Beberapa pengertian problem based learning menurut para ahli adalah sebagai
berikut.
1. Menurut Duch, yaitu model pembelajaran yang menantang siswa untuk
“belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi
dari permasalahan dunia nyata.
2. Menurut Arends, yaitu suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa
dihadapkan pada masalah autentik (nyata) sehingga diharapkan mereka dapat
menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan
tingkat tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa, dan meningkatkan
kepercayaan dirinya.
3. Menurut Gd. Gunantara, yaitu suatu pendekatan pembelajaran dengan
membuat konfrontasi kepada pembelajar dengan masalah-masalah praktis atau
pembelajaran yang dimulai dengan pemberian masalah dan memiliki konteks
dengan dunia nyata.
4. Menurut Shoimin, yaitu menciptakan suasana belajar yang mengarah terhadap
permasalahan sehari-hari.
5. Menurut Glazer, yaitu suatu strategi pengajaran di mana siswa secara aktif
dihadapkan pada masalah kompleks dalam situasi yang nyata.

b. Tujuan Problem Based Learning


Setiap model pembelajaran pasti memiliki tujuan utama yang akan dicapai, begitu
juga dengan problem based learning. Untuk tujuan model pembelajaran ini
adalah sebagai berikut.
1. Meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik.

16

Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023


2. Melatih peserta didik dalam menyelesaikan suatu permasalahan secara
sistematis.
3. Membantu peserta didik dalam memahami peran orang dewasa di kehidupan
nyata.
4. Mendorong peserta didik untuk menjadi individu yang mandiri dan
bertanggung jawab.

c. Sintak Model Pembelajaran Problem Based Learning


Sintak merupakan tahapan yang harus dilalui pada suatu model pembelajaran.
Adapun sintak model pembelajarannya adalah sebagai berikut.
a) Menjelaskan orientasi permasalahan pada peserta didik
Pada tahap ini guru akan memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran
serta proses agar peserta didik termotivasi untuk belajar.
b) Mengorganisasi peserta didik dalam belajar
Pada tahap ini, guru mengorganisir tugas yang akan diberikan pada peserta
didik, misalnya penentuan topik, prosedur tugas, dan sebagainya.
c) Memberikan bimbingan pada individu maupun kelompok
Guru membimbing peserta didik agar mereka bisa mendapatkan sumber atau
referensi yang sesuai untuk permasalahan yang ditugaskan.
d) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya peserta didik
Pada tahap ini, peserta didik akan dibantu oleh guru dalam mempersiapkan
hasil yang akan dilaporkan, misalnya laporan, dokumentasi, rekaman, serta
teori pendukung lainnya.
e) Melakukan analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah
Guru meminta peserta didik untuk merefleksi dan mengevaluasi hasil yang
diperoleh, baik dari sisi proses maupun metode.
Adapun contoh problem based learning dalam pembelajaran bisa dilihat
melalui sintak berikut.
a) Menjelaskan orientasi permasalahan pada peserta didik
Guru menunjukkan gambar pencemaran air di daerah padat penduduk. Lalu,
peserta didik mengamati gambar tersebut dan diminta menyampaikan
tanggapannya. Terakhir, peserta didik diminta membuat pertanyaan terkait

17

Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023


gambar pencemaran, misalnya “Bagaimana pengaruh kepadatan penduduk
terhadap pencemaran air?”
b) Mengorganisasi peserta didik dalam belajar
Pada tahap ini, peserta didik harus mencari sumber/referensi terkait
pengaruh kepadatan penduduk terhadap kualitas air bersih atau pencemaran.
c) Memberikan bimbingan pada individu maupun kelompok
Peserta didik diberi lembar kerja terkait data pencemaran air dari tahun ke
tahun seiring dengan peningkatan jumlah penduduk.
d) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya peserta didik
Peserta didik membuat catatan hasil penyelidikannya terhadap pertanyaan
yang diajukan. Lalu, catatan tersebut diolah hingga berbentuk laporan.
e) Melakukan analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah
Guru membimbing peserta didik dalam menganalisis hasil kerjanya tentang
pengaruh kepadatan terhadap pencemaran air. Lalu, hasil tersebut
dipresentasikan dan dievaluasi.

d. Kelebihan dan Kekurangan


Berikut ini kelebihan problem based learning.
1. Peserta didik dilatih untuk selalu berpikir kritis dan terampil dalam
menyelesaikan suatu permasalahan.
2. Bisa memicu peningkatan aktivitas peserta didik di kelas.
3. Peserta didik terbiasa untuk belajar dari sumber yang relevan.
4. Kegiatan pembelajaran berjalan lebih kondusif dan efektif karena peserta
didiknya dituntut untuk aktif.
Berikut ini kekurangan problem based learning.
1. Tidak semua materi pembelajaran bisa menerapkan model ini.
2. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan materi pembelajaran lebih lama.
3. Bagi peserta didik yang belum terbiasa menganalisis suatu permasalahan,
biasanya enggan untuk mengerjakannya.
4. Jika jumlah peserta didik dalam satu kelas terlalu banyak, guru akan kesulitan
untuk mengondisikan penugasan.

18

Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023


e. Perbedaan Problem Based Learning dan Project Based Learning
Pada dasarnya, kedua model pembelajaran tersebut hampir sama. Hal itu karena
keduanya sama-sama melibatkan keaktifan peserta didik. Perbedaannya adalah
pada problem based learning peserta didik dilatih untuk berpikir kritis dan
terampil dalam menyelesaikan permasalahan.
Sedangkan pada project based learning, peserta didik dituntut untuk terampil
dalam mengelola permasalahan hingga dihasilkan suatu produk nyata. Dengan
demikian, problem based learning bisa mengasah keterampilan berpikir
dan project based learning bisa meningkatkan hasil akademik peserta didik.

3. Digital Learning
Era digital pada industri 4.0 telah membawa banyak perubahan dalam berbagai aspek
kehidupan. Beberapa perubahan tersebut, meliputi cara berkomunikasi, akses ke
informasi, dan penggunaan berbagai bentuk media dalam kegiatan sehari-hari.
Perkembangan teknologi ini juga berdampak pada sistem pendidikan dan digital
learning adalah salah satu teknologi yang digunakan.
Di era digital ini, jika ingin meningkatkan ilmu dan keahlian tidak harus dilakukan
dengan bertatap muka. Terlebih pada masa pandemi seperti saat ini. Oleh karena itu,
digital learning mulai banyak diterapkan pada sistem pendidikan. Apa itu digital
learning dan apa saja manfaatnya? Simak informasinya dalam ulasan berikut.
1) Definisi Digital Learning
Digital learning adalah salah satu terobosan baru dalam dunia pendidikan yang
memanfaatkan teknologi dan media digital untuk menyampaikan materi, agar tujuan
pembelajaran tercapai. Metode pembelajaran ini kini telah banyak digunakan di
berbagai kalangan, salah satunya dalam meningkatkan keahlian tenaga profesional
atau karyawan. Hal ini karena mereka dekat dengan produk-produk teknologi.
Sistem pembelajaran dengan digital learning ini mudah diakses. Sehingga, meski di
tengah pandemi, tenaga profesional dapat meningkatkan keahlian tanpa bertatap
muka. Digital learning sendiri terbagi dalam berbagai bentuk, tergantung strategi dan
metode pembelajaran yang digunakan.

19

Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023


2) Bentuk-Bentuk Digital Learning
Setelah mengetahui definisi dari digital learning itu sendiri, bagian berikutnya kamu
harus memahami bentuk-bentuk digital learning dalam pembelajarannya. Berikut
bentuk-bentuknya.
a) Blended Learning
b) Blended learning merupakan salah satu bentuk pembelajaran digital dengan
proses belajar-mengajar campuran. Dalam strategi pembelajaran ini, kegiatan
belajar-mengajar daring dan tradisional dilakukan secara bergantian atau
menggunakan sistem rotasi. Selain itu, terdapat pilihan tambahan pelajaran secara
daring bagi tenaga profesional yang menginginkan atau membutuhkan waktu
belajar ekstra.
c) E-Learning atau Online Learning
d) Merupakan bentuk digital learning yang sistem pembelajarannya dilakukan
sepenuhnya secara daring.
e) Penggunaan Teknologi dalam Kelas
f) Pembelajaran digital ini dilakukan secara tatap muka. Namun, sistem
pembelajarannya memanfaatkan berbagai teknologi digital. Teknologi tersebut,
antara lain pembagian buku materi berupa soft file, menggunakan e-textbook,
memanfaatkan audio recorder berbasis digital untuk menyampaikan materi, atau
mencatat menggunakan word processor.
g) Adaptive Learning
h) Merupakan metode pembelajaran yang menggunakan algoritma khusus dalam
pembuatan rencana belajar dan materi masing-masing tenaga profesional.
Pembuatan materi dan rencana belajar ini berdasarkan data keperluan individu
tenaga profesional atau menggunakan teknologi artificial intelligence.

3) Contoh Penggunaan Digital Learning di Masa Kini


Contoh penggunaan digital learning di masa kini adalah untuk aktivitas belajar. Salah
satunya, proses belajar untuk meningkatkan keahlian melalui kursus online bagi
tenaga profesional. Sistem pembelajaran digital ini dapat membantu siswa belajar
mandiri dan membantu karyawan atau tenaga profesional untuk meningkatkan skill
(meningkatkan keahlian).

20

Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023


Salah satu situs pembelajaran yang bisa membantu tenaga profesional atau karyawan
dengan metode digital learning adalah GreatNusa. Di situs kursus online
pembelajaran digital ini, terdapat materi atau konten elektronik untuk tenaga
profesional atau karyawan, serta forum diskusi online dengan berbagai bidang
keahlian.
Selain itu, untuk karyawan atau tenaga profesional, GreatNusa juga menyediakan
webinar yang dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan skill. Webinar ini bisa
diperoleh secara gratis maupun berbayar. Kamu bisa memilih materi webinar sesuai
dengan keahlian yang ingin ditingkatkan.

4) Manfaat Digital Learning bagi Pendidikan di Era Digital


Tren digital yang terus meningkat, menuntut program pendidikan 4.0 dapat segera
diterapkan agar proses belajar-mengajar berlangsung secara efisien. Menyikapi
kondisi ini, digital learning adalah salah satu metode pembelajaran yang diharapkan
bisa segera digunakan secara luas. Hal ini karena sistem pembelajaran digital
memiliki banyak manfaat, antara lain:
a) Lebih Praktis dan Fleksibel
Manfaat pertama digital learning adalah dari segi kepraktisan. Dengan sistem
pembelajaran ini, interaksi antara pengajar dengan karyawan bisa dilakukan tanpa
perlu bertemu. Oleh karena itu, baik pengajar maupun karyawan tidak perlu
menempuh perjalanan jauh, sehingga lebih praktis.
Selain itu, tempat berlangsungnya kegiatan belajar-mengajar lebih fleksibel. Bisa
dilakukan di mana saja serta tidak memerlukan ruang kursus formal, asal
berlangsung secara kondusif dan tetap fokus. Dengan demikian, pengajar dan
karyawan tidak perlu tampil formal atau berdandan rapi.
b) Bisa Melakukan Pendekatan yang Lebih Sesuai
Dibanding metode konservatif kursus di dalam ruang kelas, digital learning
menggunakan pendekatan yang lebih sesuai untuk pelajar masa kini, yaitu dengan
teknologi. Selain itu, metode penyampaian yang digunakan merupakan gabungan
formal dan informal, sehingga peserta kursus online lebih mudah memahami
materi yang disampaikan sesuai gaya mereka.

21

Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023


c) Memperoleh Pengalaman Belajar Menyenangkan
Digital learning meninggalkan cara lama, seperti belajar dengan media spidol,
papan tulis, catatan, dan pulpen. Sistem belajar ini menggantinya dengan format
media belajar yang lebih menarik, seperti audio, foto, maupun video. Metode ini
tentunya memberikan pengalaman belajar yang lebih menyenangkan bagi
karyawan.
d) Lebih Personal
Penyampaian materi dalam digital learning bisa dilakukan satu arah maupun dua
arah. Tenaga pengajar maupun peserta dapat memanfaatkan fasilitas forum diskusi
untuk berinteraksi layaknya di dalam kelas. Namun, peserta juga dapat bertanya
dan berdiskusi secara langsung dengan pengajar. Dengan demikian, pengajar dan
peserta dapat menjalin interaksi yang lebih personal dan mendalam.
e) Lebih Hemat Waktu dan Biaya
Dalam pembelajaran konvensional, baik pengajar dan peserta membutuhkan
waktu untuk perjalanan menuju tempat kursus. Begitu juga ketika terjadi
perpindahan mata pelajaran atau ruang kelas. Tentu akan memakan banyak waktu.
Selain itu, karyawan membutuhkan biaya tambahan untuk membeli buku,
melakukan fotokopi materi, dan pengeluaran lainnya.
Dengan digital learning, semua proses tersebut bisa dipangkas. Pengajar dan
peserta dapat langsung berinteraksi menggunakan media digital tanpa perlu repot
melakukan perjalanan. Hanya perlu koneksi internet untuk membuat pengajar dan
peserta tetap terhubung.
f) Proses Dokumentasi Lebih Mudah
Dengan pembelajaran digital, peserta kursus online bisa meninggalkan cara
belajar yang tidak praktis. Mereka tidak perlu lagi mencatat, membuat salinan
pembelajaran secara tertulis, atau melakukan fotokopi materi. Semua materi
pembelajaran ini dapat direkam dan disimpan dalam bentuk digital. Dengan
demikian, peserta lebih mudah mengakses dan mempelajarinya di kemudian hari.
g) Lebih Ramah Lingkungan
Dengan tidak banyak membuat catatan, peserta tidak lagi memerlukan banyak
kertas atau buku catatan. Secara tidak langsung, metode pembelajaran digital ini
telah mengurangi penggunaan kertas dan menciptakan metode belajar yang lebih
ramah lingkungan.

22

Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023


h) Alternatif di Masa Pandemi
Pandemi corona membuat interaksi sosial dibatasi untuk memutus rantai
penyebaran virus Covid- 19. Namun, di sisi lain, karyawan harus mengikuti kursus
tertentu untuk meningkatkan keahlian mereka. Dengan adanya digital learning ini,
pengajar dan peserta tetap dapat melangsungkan proses belajar-mengajar tanpa
perlu was-was dengan penyebaran virus Covid-19.
Dari ulasan di atas dapat disimpulkan bahwa digital learning adalah solusi metode
pembelajaran yang tepat di masa kini. Digital Learning berpotensi untuk meningkatkan
efektivitas dan hasil akhir dari proses belajar-mengajar, serta memperbaiki kemampuan
dan mindset generasi baru yang lekat dengan teknologi digital.
Dapatkan metode pembelajaran digital learning yang efektif di GreatNusa. Materi
belajar digital learning di GreatNusa ini mudah dipahami dan cara penyampaiannya
dikemas dengan menyenangkan.
Istilah e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan
untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet. Oleh
karena itu, istilah e-learning lebih tepat ditujukan sebagai usaha untuk membuat sebuah
transformasi proses belajar mengajar yang ada di sekolah ke dalam bentuk digital yang
dijembatani oleh teknologi internet (Purbo & Hartanto, 2002).
5) Pengertian pembelajaran E-learning dari berbagai sumber:
a) Menurut (Michael, 2013:27).
E-learning Pembelajaran yang disusun dengan tujuan menggunakan sistem
elektronik atau komputer sehingga mampu mendukung proses pembelajaran
b) Menurut (Chandrawati, 2010).
Proses pembelajaran jarak jauh dengan menggabungkan prinsip-prinsip dalam proses
pembelajaran dengan teknologi.
c) Menurut (Ardiansyah, 2013).
Sistem pembelajaran yang digunakan sebagai sarana untuk proses belajar mengajar
yang dilaksanakan tanpa harus bertatap muka secara langsung antara guru dengan
siswa.
d) Jaya Kumar C. Koran (2002)
e-learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan
rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi
pembelajaran, interaksi, atau bimbingan.

23

Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023


e) Dong (dalam Kamarga, 2002)
e-learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat elektronik
komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.
f) Rosenberg (2001)
menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk
mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan
g) Darin E. Hartley [Hartley, 2001]
eLearning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan
tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet
atau media jaringan komputer lain.
h) LearnFrame.Com dalam Glossary of eLearning Terms [Glossary, 2001]
eLearning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk
mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer,maupun
komputer standalone
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa E-Learning merupakan sistem
pembelajaran yang dapat dilaksanakan dengan jarak jauh dengan menggunakan bantuan
teknologi berbasis internet yang memungkinkan peserta didik untuk belajar mandiri tanpa
harus selalu hadir di dalam kelas atau tanpa tatap muka dengan pendidik.
ELearning adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan
teknologi komputer, jaringan komputer dan/atau Internet. E-Learning memungkinkan
pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus
secara fisik pergi mengikuti pelajaran di kelas.
E-Learning sering pula dipahami sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis web yang
bisa diakses dari intranet di jaringan lokal atau internet. Sebenarnya materi e-Learning tidak
harus didistribusikan secara online baik melalui jaringan lokal maupun internet, distribusi
secara off-line menggunakan media CD/DVD pun termasuk pola e-Learning.
Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar dikembangkan sesuai kebutuhan dan
didistribusikan melalui media CD/DVD, selanjutnya pembelajar dapat memanfatkan
CD/DVD tersebut dan belajar di tempat di mana dia berada

24

Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023


6) Karakteristik E-learning \
a) Karakteristik E-learning menurut Nursalam (2008:135) adalah:
b) Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan komputer networks)
c) Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri (self learning materials) kemudian
disimpan di komputer, sehingga dapat diakses oleh doesen dan mahasiswa kapan saja
dan dimana saja.
d) Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar, dan hal-hal
yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.
7) Peran E- learning untuk Guru
a) Melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya
sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang mutakhir
b) Mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan wawasannya
c) Mengontrol kegiatan belajar peserta didik

25

Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023


4. Kualitas Pembelajaran
A. Pengertian Kualitas Pembelajaran
Konsep peningkatan kualitas pendidikan merupakan salah satu unsur dari
paradigma baru pengelolaan pendidikan di Indonesia. Paradigma tersebut
mengandung atribut pokok yaiturelevan dengan kebutuhan masyarakat
pengguna lulusan, suasana akademik yang kondusif dalam penyelenggaraan
program studi, adanya komitmen kelembagaan dari para pimpinandan staf
terhadap pengelolaan organisasi yang efektif dan produktif, keberlanjutan
programstudi, serta efisiensi program secara selektif berdasarkan kelayakan dan
kecukupan. Dimensi-dimensi tersebut mempunyai kedudukan dan fungsi yang
sangat strategis untuk merancangdan mengem bangkan usaha penyelenggaraan
pendidikan yang berorientasi kualitas padamasa yang akan datang.
Mutu sama dengan arti kualitas dapat diartikan sebagai kadar atau
tingkatan dari sesuatu, oleh karena itu kualitas mengandung pengertian:
1) Tingkat baik dan buruknya suatu kadar
2) Derajat atau taraf (kepandaian, kecakapan, dan sebagainya) mutu.
Dalam konteks pendidikan pengertian mutu, dalam hal ini mengacu pada
proses pendidikandan hasil pendidikan. Dalam 'proses pendidikan' yang bermutu
terlibat berbagai input, seperti bahan ajar kognitif, afektif, atau psikomotorik,
metodologi Obervariasi sesuaikemampuan guru, sarana, dukungan administrasi
dan sarana prasarana dan sumber dayalainnya serta penciptaan suasana yang
kondusif
Menurut Pius Partanto dan M. Dahlan Al Barry bahwa kualitas adalah
kualitas dan mutu baik buruknya barang. Dari pengertian tersebut maka kualitas
atau mutu dari sebuah pendidikan harus ditingkatkan baik itu sumber daya
manusia, sumber daya material, mutu pembelajaran, kualitas lulusan dan
sebagainya. Dari berbagai pengertian yang ada, pengertian kualitas pendidikan
sebagai kemampuan lembaga pendidikan untuk menghasilkan proses, hasil, dan
dampak belajar yang optimal.Dari sisi guru, kualitas dapat dilihat dari seberapa
optimal guru mampu memfasilitasi proses belajar peserta didik. Bahwa setiap
guru atau tenaga pengajar memiliki tanggung jawab terhadaptingkat

26
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
keberhasilan peserta didik belajar dan keberhasilan guru mengajar. belajar hanya
dapat terjadi apabila murid sendiri telah termotivasi untuk belajar guru harus
secara bertahap dan berencana memperkenalkan manfaat belajar sebagai sebuah
nilai kehidupan yang terpuji,sehingga murid belajar karena didasari oleh nilai
yang lebih tinggi bagi kehidupan murid sendiri. Walaupun proses ini tidak
sederhana, guru harus tetap berusaha menanamkan sikap positif dalam belajar,
karena ini merupakan bagian yang sangat penting didalam proses belajar untuk
mampu belajar. Sementara itu dari sudut kurikulum dan bahan belajar kualitas
dapat dilihat dari seberapa relevan kurikulum dan bahan belajar mampu
menyediakan aneka stimulus dan fasilitas belajar secara berdiversifikasi dengan
penganekaragaman, penerapan beberapa cara, perbedaan Dari aspek iklim
pembelajaran, kualitas dapat dilihat dari seberapa besar suasana belajar
mendukung terciptanya kegiatan pembelajaran yang menarik,
menantang,menyenangkan dan bermakna bagi pembentukan profesionalitas
kependidikan;
Dari sisi media belajar kualitas dapat dilihat dari seberapa efektif media belajar
digunakan oleh guru untuk meningkatkan intensitas belajar peserta didik. Dari
sudut fasilitas belajar kualitas dapat dilihat dari seberapa kontributif memberi
sumbangan fasilitas fisik terhadap terciptanya situasi belajar yang aman dan
nyaman. Sedangkan dari aspek materi, kualitas dapat dilihat dari kesesuainnya
dengan tujuan dan kompetensi yang harus dikuasi peserta didik. Oleh karena itu
kualitas pembelajaran secara operasional dapat diartikan sebagai intensitas
keterkaitan sistemik dan sinergis guru, mahapeserta didik, kurikulum dan bahan
ajar, media, fasilitas, dan sistem pembelajaran dalam menghasilkan proses dan
hasil belajar yang optimal sesuai dengan tuntutan kurikuler.

B. Indikator Kualitas Pembelajaran


Secara konseptual kualitas perlu diperlakukan sebagai dimensi indikator yang
berfungsisebagai indikasi atau penunjuk dalam kegiatan pengembangan profesi,
baik yang berkaitan dengan usaha penyelenggaraan lembaga pendidikan maupun
kegiatan pembelajaran di kelas.Hal ini diperlukan karena beberapa alasan
berikut

27
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
1) Prestasi Peserta didik Meningkat
Prestasi peserta didik yang dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan dalam
pembelajaran yang selama ini pendidikan agama berlangsung
mengedepankan aspek kognitif pengetahuan, aspek afektif dan psikomotorik
tingkah laku.
2) Peserta didik Mampu Bekerjasama
Di dalam pembelajaran diperlukan suatu kerjasama antar peserta didik
ataupun peserta didik dengan guru. Dengan adanya kekompakan akan timbul
suasana pembelajaran yang kondusif danmenyenangkan. Keharmonisan perlu
dijaga dan dipelihara dengan mewujudkan sikap: 1) adanya saling pengertian
untuk tidak saling mendominasi, 2) adanya saling menerima untuk tidak
saling berjalan menurut kemauannya sendiri, 3) adanya saling percaya untuk
tidak saling mencurigai, 4) adanya saling menghargai dan 5) saling kasih
sayang untuk tidak saling membenci dan iri hati.
3) Adanya Pembelajaran yang Menyenangkan
Pembelajaran yang menyenangkan sangat diperlukan untuk membantu
peserta didik dalammenyerap dan memahami pelajaran yang diserap oleh
guru, karena apabila peserta didik tidak menyenangi pembelajaran maka
materi pelajaran tidak akan membekas pada diri peserta didik. Pembelajaran
yang menyenangkan ini biasanya dengan menggunakan metode yang
bervariasi dan pembentukan suasana kelas yang menarik.
4) Mampu berinteraksi dengan Mata Pelajaran lain
Problematika kehidupan dunia tidak hanya ada pada masalah keagamaan saja,
akan tetapi lebih banyak dalam bidang-bidang keduniaan. Dalam hal ini
pendidikan agama bisa menjadi solusi dari semua bidang asalkan
pembelajaran pendidikan agama islam yang dilaksanakan mampu
berinteraksi dengan mata pelajaran lain.
5) Mampu Mengkontekstualkan hasil Pembelajaran
Pembelajaran kontekstual sangat diperlukan untuk membiasakan dan melatih
peserta didik dalam bersosial, bekerjasama dan memecahkan masalah.
Belajar akan lebih bermakna apabila anak mengalami sendiri apa yang
dipelajarinya bukan mengetahuinya

28
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
6) Pembelajaran yang efektif di Kelas dan lebih Memberdayakan Potensi
Peserta didik. Kualitas pembelajaran harus ditingkatkan untuk meningkatkan
hasil pendidikan. Secara mikro ditemukan strategi atau pendekatan
pembelajaran yang efektif di kelas dan lebih memberdayakan potensi peserta
didik.
7) Pencapaian Tujuan dan Target Kurikulum
Pencapaian tujuan dan target kurikulum merupakan tugas yang harus
dilaksanakan oleh gurudan peserta didik dalam setiap pembelajarannya.
Tujuan dan target-target tersebut bisa dijadikan tujuan minimal maupun
maksimal yang harus dicapai tergantung kepada kemampuan pihak sekolah
yang terdiri dari guru dan unsur-unsur lain yang melaksanakannya.Maka
indikator kualitas pembelajaran dapat dilihat antara lain dari perilaku
pembelajaran guru, perilaku dan dampak belajar peserta didik, iklim
pembelajaran, materi pembelajaran, media pembelajaran, dan sistem
pembelajaran

5. Hasil Belajar Peserta Didik


1) Pengertian Belajar
Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh seseorang guna
untuk merubah suatu perilaku yang ada pada dirinya. Menurut Gagne dalam
Dahar (2006: 2) “belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu
organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”. Menurut Suhendri
(2013: 107) “belajar merupakan suatu aktivitas dilakukan secara sengaja dalam
upaya memperoleh perubahan dan perbaikan”. Sejalan dengan pendapat
menurut Suyono dan Hariyanto dalam Suhendri (2013: 107) bahwa “belajar
adalah suatu aktivitas atas suatu proses untuk memperoleh pengetahuan,
meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengokohkan
kepribadian”. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan
suatu proses yang dilakukan seseorang berupa aktivitas guna bertujuan untuk
mendapatkan suatu perubahan pada diri seseorang.
Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan pada aspek
kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti kegiatan proses belajar. Hasil

29
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
belajar tersebut dapat digunakan untuk tolak ukur keberhasilan dalam
pembelajaran. Menurut Sudjana dalam Tahar, Irzan (2016: 94) “hasil belajar
adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia mengalami
pengalaman belajarnya”. Sejalan dengan Soedijarto dalam Tahar, Irzan (2016:
94) “hasil belajar merupakan tingkat penguasaan suatu pengetahuan yang
dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai
dengan tujuan yang ditetapkan”. Sedangkan menurut Gagne dalam Nasution
(2018: 113) menyimpulkan ada lima macam hasil belajar yaitu:
a) Informasi Verbal. Kapabilitas informasi verbal merupakan kemampuan untuk
mengkomunikasikan secara lisan pengetahuannya tentang faktafakta.
Informasi verbal diperoleh secara lisan, membaca buku dan sebagainya.
b) Keterampilan Intelektual. Kapabilitas keterampilan intelektual untuk dapat
memperbedakan, menguasai konsep, aturan, dan memecahkan masalah.
Kemampuan-kemampuan tersebut diperoleh melalui belajar.
c) Strategi Kognitif. Kapabilitas strategi kognitif adalah kemampuan untuk
mengkoordinasikan serta mengembangkan proses berpikir dengan cara
merekam, membuat analisis dan sintesis.
d) Sikap. Kecenderungan merespon secara tepat terhadap stimulus atas dasar
penilaian berdasarkan stimulus tersebut.
e) Keterampilan Motorik, merupakan keterampilan seseorang bisa dilihat dari
kecepatan, ketepatan, dan kelancaran gerakan otot-otot serta badan yang
diperhatikan oleh orang tersebut dalam belajar. Dari definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan kemampuan
seseorang setelah mengalami proses belajar, sehingga mampu merubah aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar yang diteliti dalam
penelitian ini hanya mencakup aspek kognitif saja, karena pada aspek kognitif
berkaitan langsung dengan kemampuan peserta didik dalam menguasai
materi.
2) Klasifikasi Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku peserta didik berupa
kemampuankemampuan baru yang diperoleh saat proses belajar mengajar, yang
berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Sejalan dengan

30
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
Milsan & Wewe (2019: 67) bahwa “pada sistem pendidikan nasional, rumusan
tujuan Pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional,
menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis
besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan
ranah psikomotoris”. Menurut Benyamin Bloom revisi Anderson dan Kratwohl
dalam Dwi Oktaviana (2018: 82) kemampuan berpikir kognitif dapat
diklasifikasikan menjadi enam kategori :
a) Mengingat (remember) adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari
memori jangka panjang. Kategori mengingat terdiri dari proses kognitif
mengenali dan mengingat kembali. Untuk menilai mengingat, peserta didik
diberi soal yang berkaitan dengan proses kognitif mengenali dan mengingat
kembali.
b) Memahami (understand) adalah proses kognitif yang berpijak pada
kemampuan transfer dan ditekankan di sekolah-sekolah dan perguruan
perguruan tinggi. Proses-proses kognitif dalam kategori memahami meliputi
menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum,
menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan.
c) Mengaplikasikan (apply) melibatkan penggunaan prosedur-prosedur tertentu
untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah. Kategori
mengaplikasikan terdiri dari dua proses kognitif, yakni mengeksekusi (ketika
tugasnya hanya soal latihan) dan mengimplementasikan (ketika tugasnya
merupakan masalah).
d) Menganalisis (analyze) melibatkan proses memecah-mecah materi jadi
bagian- bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian dan
antara setiap bagian dan struktur keseluruhanya. Kategori proses
menganalisis ini meliputi proses-proses kognitif membedakan,
mengorganisasi, dan mengatribusikan.
e) Mengevaluasi (evaluate) didefinisikan sebagai membuat keputusan
berdasarkan kriteria dan standar. Kategori mengevaluasi mencakup proses-
proses kognitif memeriksa (keputusan-keputusan diambil berdasarkan
kriteria internal) dan mengkritik (keputusan-keputusan yang diambil
berdasarkan kriteria eksternal).

31
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
f) Mencipta (create) melibatkan proses menyusun elemen-elemen jadi sebuah
keseluruhan yang koheren atau fungsional. Mencipta berisikan tiga proses
kognitif: merumuskan, merencanakan, dan memproduksi. Berdasarkan
menurut para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan
perubahan tingkah laku yang diperoleh pada proses pembelajaran berupa
kemampuan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Klasifikasi hasil
belajar ini bertujuan untuk menunjukan tujuan pembelajaran agar mampu
mencapai tujuan level berikutnya. Pada taksonomi Benyamin Bloom revisi
Aderson dan Krathwohl kemampuan berpikir kognisi merupakan satu
kerangka dasar klasifikasi target pembelajaran serta persiapan ujian. Maka
dari itu klasifikasi hasil belajar pada kemampuan berpikir kognitif taksonomi
Benyamin Bloom revisi Aderson dan Krathwohl terbagi menjadi enam yaitu
mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan
mencipta.

6. Indikator Hasil Belajar Peserta Didik


Indikator Hasil Belajar Untuk mengetahui perubahan nilai pada suatu variabel maka
diperlukan indikator sebagai alat ukur perubahan tersebut. Menurut Sudiyanto &
Puspitasari (2010: 10) “penggunaan indikator sebagai alat ukur dari suatu variabel
sangat diperlukan, hal ini terkait dengan memberikan sarana kemudahan dalam
memahami maknanya”.
Menurut Benjamin S.Bloom dalam Ricardo & Meilani (2017: 194) Ranah kognitif
adalah suatu perubahan perilaku yang terjadi pada kognisi. Proses belajar terdiri
atas kegiatan sejak dari penerimaan stimulus, penyimpanan dan pengolahan otak.
Menurut Bloom bahwa tingkatan hasil belajar kognitif dimulai dari terendah dan
sederhana yakni hafalan hingga paling tinggi dan kompleks yaitu evaluasi.
Berdasarkan hierarki Taksonomi Bloom revisi dalam Effendi (2017: 74-76),
indikator hasil belajar ranah kognitif terdiri dari enam aspek yaitu:
1) Mengingat/ C-1 Mengingat adalah mengambil pengetahuan yang relevan dari
memori jangka panjang kategori mengingat yaitu: a. Mengenali b. Mengingat
kembali
2) Memahami/ C-2 Memahami yaitu mengkonstruksi makna atau pengertian

32
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki, atau mengintegrasikan
pengetahuan yang baru ke dalam skema yang telah ada dalam pemikiran peserta
didik. Kategori memahami yaitu:
a) Menafsirkan
b) Mencontohkan
c) Mengklasifikasikan
d) Merangkum
e) Menyimpulkan
f) Membandingkan
g) Menjelaskan
3) Mengaplikasikan/ C-3 Mengaplikasikan atau menerapkan ataupun
menggunakan prosedur untuk melakukan latihan atau memecahkan masalah
yang berhubungan erat dengan pengetahuan prosedural. Kategori
mengaplikasikan yaitu:
a) Mengeksekusi
b) Mengimplementasikan
4) Menganalisis/ C-4 Menganalisis yaitu menguraikan suatu permasalahan atau
objek ke unsurunsur penyusunannya dan menentukan bagaimana saling
keterkaitan antar unsur-unsur tersebut. Kategori menganalisis yaitu:
a) Membedakan
b) Pengorganisasian
c) Attributing
5) Mengevaluasi/ C-5 Mengevaluasi didefinisikan membuat suatu pertimbangan
atau penilaian berdasarkan kriteria dan standar yang ada. Kategori
mengevaluasi yaitu:
a) Memeriksa
b) Mengkritisi
6) Mengkreasi/ C-6 Mengkreasi atau mencipta yaitu adalah menempatkan elemen
bersama-sama untuk membentuk satu kesatuan yang utuh atau fungsional.
Kategori mengkreasi yaitu:
a) Merumuskan
b) Merencanakan

33
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
c) Memproduksi
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa indikator merupakan
alat ukur untuk mengetahui perubahan yang terjadi dari suatu variabel. Untuk
mengetahui perubahan hasil belajar peserta didik dalam ranah kognitif, maka
dapat diukur dengan indikator hasil belajar

7. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Peserta Didik


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar merupakan
kemampuan yang telah dikuasai oleh peserta didik setelah mengikuti proses
pembelajaran di kelas. Sebelum mendapatkan hasil belajar ada beberapa faktor-
faktor yang mampu mempengaruhi terhadap kemampuan peserta didik pada proses
pembelajaran, menurut Slameto dalam Kurniawan (2018: 157) “faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan
faktor ekstern. Faktor intern merupakan faktor yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar, sedangkan faktor ekstern merupakan faktor yang ada dari luar
peserta didik seperti pengaruh dari teman bergaul ataupun dari sekolah.
1) Faktor-faktor intern, meliputi:
a) Aspek psikologis terdiri dari:
a. Intelegensi, sangat Besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar.
b. Perhatian, merupakan keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu semata-
mata tertuju kepada suatu objek (benda/hal) atau sekumpulan objek.
c. Minat, pengaruh terhadap minat belajar harus diminati oleh peserta didik,
agar peserta didik mampu belajar dengan sungguh-sungguh.
f. Bakat, merupakan kecakapan potensial yang dimiliki seseorang untuk
mencapai keberhasilan.
g. Motivasi, merupakan dorongan dasar yang menggerakkan seseorang
untuk bertingkah laku kearah suatu tujuan tertentu.
h. Kesiapan, dalam proses pembelajaran perlu adanya perhatian terhadap
kesiapan belajar peserta didik, karena jika peserta didik sudah mempunyai
kesiapan untuk belajar maka hasil belajar akan baik.

34
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
2) Faktor-faktor ekstern, meliputi:
a) Aspek Keluarga.
Pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur Pendidikan luar sekolah
yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan
agama, nilai budaya, nilai moral, dan keterampilan. Aspek keluarga meliputi
cara orang tua mendidik anak, suasana rumah, dan keadaan ekonomi
keluarga.
b) Aspek Sekolah.
a. Metode mengajar, merupakan suatu cara/ jalan yang harus dilalui di
dalam mengajar. Metode mengajar yang kurang baik akan
mempengaruhi hasil belajar.
b. Relasi guru dengan peserta didik
c. Disiplin. Kedisiplinan sekolah sangat erat hubungannya dengan
kerajinan peserta didik pergi ke sekolah dan juga belajar.
d. Keadaan Gedung
e. Alat pelajaran
c) Aspek Masyarakat
a. Bentuk kehidupan masyarakat, kehidupan masyarakat di sekitar juga
dapat mempengaruhi belajar anak. Pengaruh tersebut dapat mendorong
semangat anak atau peserta didik belajar lebih giat atau sebaliknya.
b. Teman bergaul, Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul peserta didik
lebih cepat masuk dalam jiwanya daripada yang kita duga. Teman
bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri peserta didik, dan
sebaliknya.”
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari diri peserta didik itu
sendiri yang mampu mempengaruhi hasil belajar yang diterimanya. Sedangkan
faktor eksternal, faktor yang berasal dari luar diri peserta didik salah satunya yaitu
dari metode pembelajaran guru yang monoton sehingga kurang diminati oleh
peserta didik dan berpengaruh terhadap motivasi belajar peserta didik dan
peningkatan hasil belajar

35
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
8. Penilaian Hasil Belajar
Hasil belajar peserta didik yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di
sekolah selalu sejalan dengan tujuan yang tercantum pada indikator yang sudah
direncanakan oleh guru. Dalam menyusun atau menetapkan indikator, guru
mengacu pada taksonomi tujuan pendidikan yang disusun oleh Bloom, yaitu berupa
pengetahuan (ranah kognitif), sikap (ranah afektif), dan keterampilan (ranah
psikomotor) yang ketiganya dapat dirinci lagi menjadi bermacam-macam
kemampuan yang perlu dikembangkan dalam setiap proses pembelajaran
(Arikunto, 1999).
Menurut Hamalik (dalam Ekawarna, 2011) mengemukakan bahwa “hasil
belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri peserta didik, yang dapat diamati
dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Hasil
belajar itu biasanya dinyatakan dalam bentuk angka, huruf atau katakata baik,
sedang, kurang dan sebagainya”.“Hasil belajar nyata dari apa yang dapat
dilakukannya yang tidak dapat dilakukannya sebelumnya. Maka terjadi perubahan
kelakuan yang dapat kita amati dan dapat dibuktikannya dalam perbuatan”
(Nasution, 2000).
Munadi (2008) faktor-faktor yang memengaruhi proses dan hasil belajar
ada dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Secara lebih luas, penilaian hasil
belajar dimaknai sebagai penilaian hasil pendidikan atau penilaian pendidikan.
Berdasarkan Permendikbud No. 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian
Pendidikan, dinyatakan bahwa hasil penilaian pendidikan perlu distandarisasi.
Standar penilian pendidikan didefinisikan sebagai kriteria mngenai mekanisme,
prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Bentuk-bentuk
penilaian hasil belajar peserta didik yang direkomendasikan mencakup: penilaian
autentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian,
ulangan tengah semester, ulangan ahkir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian
mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah. Selain
standar dan bentuk penilaian pendidikan, pelaksanaan penilaian pendidikan juga
dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip: objektif, terpadu, ekonomis, transparan,
akuntabel, dan edukatif.

36
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
Menurut Nitko dan Brookhart (2007) dalam dunia pendidikan, penilaian
atau assessment terhadap peserta didik merupakan suatu proses untuk memperoleh
informasi yang digunakan untuk pengambilan keputusan terhadap peserta didik,
kurikulum, program, dan sekolah, serta kebijakan dalam pendidikan. Pengambilan
keputusan tersebut mempunyai arti yang luas. Misalnya, keputusan terhadap peserta
didik dapat berupa pemberian nilai pada suatu mata pelajaran, keputusan
penempatan pada suatu program, atau lulus tidaknya peserta didik dari suatu
program. Pengambilan keputusan terhadap kurikulum atau suatu program dapat
berupa perubahan cara pembelajaran yang lebih sesuai dengan karakteristik peserta
didik.
Dengan demikian penilaian tidak selalu berakhir pada pemberian nilai
terhadap peserta didik. Secara konseptual, penilaian eksternal memungkinkan
penilaian yang tidak bias (Hines, Albanese, Brown, dan Deitrick, 1999). Nagy
(2000) mengemukakan penilaian eksternal dimaksudkan untuk menjamin adanya
standar yang sama dan adanya rasa keadilan. Seperti telah diuraikan sebelumnya,
melalui penilaian eksternal dengan menggunakan tes yang standar hasilnya lebih
objektif dan perbandingan antar sekolah dan antardaerah dapat dilakukan. Menurut
Nagy (2000), penilaian eksternal menjadi pilihan populer pemerintah ketika kontrol
terhadap proses pembelajaran masih sulit dilakukan, misalnya karena kurang
memadainya jumlah guru yang berkualitas dan terbatasnya jumlah sekolah dengan
peralatan lengkap.
Pada umumnya penilaian eksternal digunakan untuk menjamin mutu
pendidikan dan pertimbangan akuntabilitas (Volante dan Jaafar, 2010; Nagy,
2000; Shepard, 2000). Hal ini dimungkinkan karena karakteristik penilaian
eksternal yang dilakukan pihak luar sebagai penilai dan menggunakan tes standar,
sehingga perbandingan yang objektif antarsekolah atau antar daerah dapat
dilakukan. Dengan demikian penilaian eksternal memberikan informasi sekolah-
sekolah yang perlu mendapat perhatian atau bantuan. Hal tersebut merupakan
kelebihan penilaian eksternal yang tidak dimiliki oleh penilaian internal.
Namun, penilaian eksternal juga mempunyai efek negatif (Shepard, 2000, Volante
dan Jaafar,2010). Misalnya, dalam proses pembelajaran dikelas, guru cenderung
kurang fokus pada mata pelajaran yang tidak diuji atau dinilai secara eksternal, guru

37
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
menerapkan pembelajaran dengan tujuan semata agar peserta didik dapat berhasil
dalam tes, guru dan staf sekolah melakukan kecurangan, meningkatnya stress, dan
menurunnya moral guru. Penilaian eksternal tidak dikehendaki oleh sebagian guru
bukan merupakan hal yang baru, dan tidak hanya terjadi di Indonesia. Dwyer (1998)
mengemukakan resistensi terhadap penilaian eksternal tidak selalu karena
didasarkan pada efek negati penilaian eksternal, tetapi sebagian bersumbe dari
rendahnya tingkat profesionalitas guru. Blac dan William (1998) mengemukakan
ketidak-sukaan guru terhadap penilaian eksternal atau penggunaan ujian tidak
membuat mereka menggunakan bentuk penilaian yang lebih baik atau lebih sesuai
untuk penilaian di kelas. Hal ini menunjukkan adanya keterbatasan guru dalam
mengembangkan penilaian yang berkualitas di kelas dan mengintegrasikan dalam
proses pembelajaran sehari-hari. Dengan demikian untuk meningkatkan mutu
pendidikan, guru perlu didorong untuk melakukan penilaian di kelas dengan tujuan
membantu peserta didik untuk memahami dan menguasai materi dan bukan dengan
maksud untuk melabel atau memberi nilai. Penilaian hasil belajar peserta didik
dilakukan dengan berbagai teknik sesuai dengan kompetensi yang hendak dinilai.
Penilaian kompetensi sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri, penilaian
“teman sejawat” (peer assessment) oleh peserta didik dan jurnal. Penilaian
kompetensi pengetahuan dilakukan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
Penilaian kompetensi keterampilan dilakukan melalui penilaian kinerja berupa
kenerja praktik, projek, dan penilaian portofolio. Pendekatan penilaian hasil belajar
menekankan pada pengukuran tingkat berpikir peserta didik dari yang rendah
sampai dengan yang tinggi; menggunakan pertanyaan mendalam, bukan sekadar
hafalan; mengukur proses kerja peserta didik, bukan hanya hasil kerja peserta didik;
dan menggunakan portofolio pembelajaran peserta didik. Tingkat berpikir peserta
didik dikembangkan mulai dari tingkat berpikir mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis, menilai, dan berkreasi. Pertanyaan dalam pembelajaran
ditekankan pada jenis pertanyaan bagaimana dan mengapa yang bersifat rasional,
bukan pada pertanyaan apa, dimana, siapa, dan kapan yang bersifat faktual.
Laporan penilaian hasil belajar peserta didik kepada orang tua, di samping
dinyatakan dengan angka dan huruf, juga dinyatakan dalam kata-kata yang
menggambarkan kemampuan peserta didik sesuai dengan kompetensi yang

38
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
dimiliki. Pengolahan hasilhasil penialain hasil belajar menjadi laporan hasil belajar
kepada orang tua (raport peserta didik), dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, dan
predikat serta deskripsi untuk capaian kompetensi. Angka yang digunakan adalah
dalam skala empat, huruf A – D dan predikat kurang, cukup, baik, dan sangat baik.

39
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

1. Subjek Penelitian
Subjek dari Penelitian ini adalah peserta didik kelas XI-IPS SMA Pasundan 2
Cimahi. sebanyak 25 orang peserta didik semester ganjil dan semester genap tahun
pelajaran 2022/2023

2. Tempat Penelitian
SMA Pasundan 2 Cimahi yang beralamat di Jl. Melong Raya No.4, Melong, Kec.
Cimahi Sel., Kota Cimahi, Jawa Barat 40534

3. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dari bulan November 2022
sampai dengan Januari 2023

4. Data dan Sumber


Data dalam penelitian ini menggunakan sumber data primer, dimana data
diperoleh secara langsung dari subyek penelitian yaitu peserta didik kelas XI-IPS
SMA Pasundan 2 Cimahi. Adapun penjabaran data dan sumber data pada
penelitian ini yaitu:
Tabel a. Data dan Sumber Data

No Aspek yang Diamati Sumber Data Instrumen Ket


1 Pembelajaran - Guru - RPP Selama
luring/tatap muka - Peserta didik - Lembar kegiatan
observasi pembelajar
- Lembar an
Jobsheet

2 Hasil belajar peserta - Peserta didik - Tes Selama


didik - Dokumen kegiatan
- Rubrik pembelajar
penilaian an

40
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
5. Instrumen Penilaian
Secara umum instrumen penilaian yang digunakan oleh pendidik pada SMP/MTs
dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Instrumen penilaian yang digunakan dalam bentuk tes dan nontes.
2) Instrumen penilaian dalam bentuk tes berupa isian, uraian, pilihan, dan
pengamatan menggunakan daftar centang (checklist).
3) Instrumen penilaian dalam bentuk nontes berupa penilaian sikap dan kinerja
melalui pengamatan dengan menggunakan jurnal, pedoman, dan/atau rubrik.
4) Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan
bahasa, serta memiliki bukti validitas isi sesuai dengan materi pelajaran.
5) Instrumen penilaian aspek sikap mencakup penerimaan, penanggapan,
penghargaan, penghayatan dan pengamalan.
6) Instrumen penilaian aspek pengetahuan mencakup pengingatan, pemahaman,
penerapan, analisis, evaluasi, dan kreasi.
7) Instrumen penilaian aspek keterampilan mencakup imitasi, manipulasi, presisi,
artikulasi, dan naturalisasi.
8) Instrumen penilaian memberikan hasil yang dapat diperbandingkan
antarsekolah, antardaerah, dan antartahun.
9) Instrumen penilaian yang digunakan secara luas harus melalui uji coba untuk
mengetahui karakteristik dan kualitas instrumen.
Sebagaimana telah disampaikan pada prinsip penilaian hasil belajar, penilaian hasil
belajar dilakukan secara (1) terpadu, yang berarti penilaian mencakup ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan secara terintegrasi dan merupakan komponen yang
tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran; serta (2) menyeluruh dan
berkesinambungan, yang berarti penilaian mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk
memantau dan menilai perkembangan kemampuan peserta didik. Oleh karena itu,
terlepas dari kurikulum yang diimplementasikan di satuan pendidikan penilaian
harus dilakukan pada ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagaimana
dijabarkan sebagai berikut.

41
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
A. Penilaian Sikap
Rubrik:
a. Indikator sikap aktif dalam pembelajaran:
1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam
pembelajaran
2. Cukup jika menunjukkan ada sedikit usaha ambil bagian dalam pembelajaran
tetapi belum ajeg/konsisten
3. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran
tetapi belum ajeg/konsisten
4. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan
tugas kelompok secara terus menerus dan ajeg/konsisten

b. Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok.


1. Kurang baik jika sama sekali tidak berusaha untuk bekerjasama dalam
kegiatan kelompok.
2. Cukup jika menunjukkan ada sedikit usaha untuk bekerjasama dalam
kegiatan kelompok tetapi masih belum ajeg/konsisten.
3. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan
kelompok tetapi masih belum ajeg/konsisten.
4. Sangat baik jika menunjukkan adanya usaha bekerjasama dalam kegiatan
kelompok secara terus menerus dan ajeg/konsisten.

c. Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda


dan kreatif.
1. Kurang baik jika sama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses
pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
2. Cukup jika menunjukkan ada sedikit usaha untuk bersikap toleran terhadap
proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masuih belum
ajeg/konsisten
3. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran
terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masuih
belum ajeg/konsisten.

42
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
4. Sangat baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran
terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus
menerus dan ajeg/konsisten

Bubuhkan tanda √ pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.


N Sikap
a Tanggung Percaya
m Jujur Peduli Kerjasama Santun Disiplin
Jawab diri
N a K C B S K C B S K C B S K C B S K C B S K C B S K C B S
o Si R K A B R K A B R K A B R K A B R K A B R K A B R K A B
s
w 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
a
1
2
3
4
5
K : Kurang C: Cukup B: Baik BS : Baik Sekali

REKAPITULASI PENILAIAN SIKAP – OBSERVASI


SIKAP Skor
NO NAMA PESERTA Tanggung Kerja Percaya Rata-
DIDIK Jujur Pedul Santun Disiplin
Jawab Sama Diri rata
1
2

Lembar Penilaian Sikap - Observasi pada Kegiatan Praktikum

Mata Pelajaran : Ekonomi


Kelas/Semester : XI/2
Topik/Sub. Topik :
Indokator : Peserta didik menunjukkan perilaku ilmiah disiplin, tanggung jawab, jujur, teliti dalam
melakukan percobaan ……………………………………..

Nama Tanggung Kerja Peduli


No Disiplin Teliti Kreatif Keterangan
Pesert Jawab sama Lingkungan
a didik
1
2
,,,,

Kolom Aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut.
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang

43
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
Lembar Penilaian Sikap - Observasi pada Kegiatan Diskusi

Mata Pelajaran : Ekonomi


Kelas/Semester : XI/2
Topik/Sub. Topik :
Indokator : Peserta didik menunjukkan perilaku kerja sama, santun, toleran, responsif dan proaktif
serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat
keputusan.

Nama Peserta
No Kerja sama Rasa Ingin Tahu Santun Komunikatif Keterangan
didik
1
2
,,,,

Kolom Aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut.
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang

PENILAIAN SIKAP - JURNAL

Nama Peserta didik : ………………..


Kelas : ………………

Sikap/Perilaku
No. Hari/Tanggal Positif Negatif Ket

Kesimpulan :
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

44
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
A. Penilaian Keterampilan
Kompetensi Indikator Pencapaian Materi Indikator Soal Jenis Soal
Dasar Kompetensi Pokok
4.6 Menyajikan 4.6.1 Menyajikan hasil Anggaran a) Menganalisis Menyusun
Pendapatan
hasil analisis fungsi dan
dan
fungsi dan survey
analisis peran APBN dan peran pasar dan
Belanja
fungsi dan APBD dalam Negara APBN dan membuat
PTT
peran pembangunan (APBN) APBD
dan tentang
APBN dan ekonomi dalam strategi
Abffaran
APBD Pendapatan pembanguna pemasaran
dalam dan n ekonomi .
pembangun Belanja b) Menyajikan
an ekonomi Daerah fungsi dan
(APBD)
peran
APBN dan
APBD w
dalam i
l
pembanguna
a
n ekonomi

Soal
1) Jelaskan Pengertian, Fungsi dan Tujuan APBN!
2) Klasifikasikanlah berbagai sumber penerimaan Negara!
3) Rincilah jenis-jenis belanja Negara!
4) Uraikanlah Mekanisme Penyusunan APBN dengan singkat dan Jelas!
5) Kaitkanlah pengaruh APBN terhadap pertumbuhan perekonomi Negara!
Kriteria Penskoran :
Pemahaman Materi
Amat baik (25) Pemahaman sesuai permintaan
Baik (20) Pemahaman sedikit perubahan
Cukup (15) Pemahaman kurang sesuai dengan permintaan
Kurang (10) Pemahaman berbeda dengan permintaan
Penyampaian
Amat baik (25) Penyampaian dengan lancar
Baik (20) Penyampaian dengan cukup lancar
Cukup (15) Penyampaian dengan kurang lancar
Kurang (10) Penyampaian dengan dibacakan
Penampilan

Amat baik (25) sikap dan postur tubuh baik dan sesuai, suara jelas dan
lantang,dapat menarik perhatian peserta

45
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
Baik (20) sikap dan postur tubuh cukup baik, suara jelas, kurang
menarik perhatian peserta
Cukup (15) sikap dan postur kurang baik, suara kurang jelas, kurang
menarik
perhatian peserta
Kurang (10) sikap dan postur tubuh kurang baik, suara pelan dan
tidak jelas, tidak menarik perhatian peserta
Tata Bahasa

Amat baik (25) Mengucapkan dengan tata bahasa yang benar

Baik (20) Mengucapkan dengan sedikit kesalahan tata bahasa

Cukup (15) Mengucapkan dengan tata bahasa yang kurang tepat

Kurang (10) Mengucapkan dengan banyak kesalahan tata bahasa

Format Penilaian
Aspek yang dinilai
No. Nama peserta Total
Pemahaman Penyampaian Penampilan Tata Bahasa Skor
didik
(max. 25) (max. 25) (max. 25) (max.25)
1.
2.
3.
4.
5.

B. Penilaian Kognitif/Pengetahuan
LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN TERTULIS(Bentuk
Uraian)
1) Jelaskan Pengertian, Fungsi dan Tujuan APBN!
2) Klasifikasikanlah berbagai sumber penerimaan Negara!
3) Rincilah jenis-jenis belanja Negara!
4) Uraikanlah Mekanisme Penyusunan APBN dengan singkat dan Jelas!
5) Kaitkanlah pengaruh APBN terhadap pertumbuhan perekonomi Negara!

46
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
Kunci Jawaban Soal Uraian dan Pedoman Penskoran
Alternatif
Penyelesaian Skor
jawaban
1 1) Pengertian APBN adalah Menurut Pasal 1 Ayat 7 Undang- 20
Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,
definisi atau pengertian APBN dijabarkan sebagai “rencana
keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh
Dewan Perwakilan Rakyat.”
Sebelum diterima menjadi APBN oleh DPR, namanya
disebut sebagai RAPBN (Rancangan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara). Apabila sudah sudah disetujui oleh
DPR RI, APBN akan berlaku hingga satu tahun mendatang.
2) Tujuan APBN
Secara umum, tujuan APBN adalah untuk meningkatkan
kesempatan kerja serta produksi, dalam upaya
meningkatkan pertumbuhan ekonomi untuk
mensejahterakan/kemakmuran masyarakat. Berdasarkan
UU yang telah ditetapkan, adapun beberapa tujuan dari
penyusunan APBN adalah:
a) Daftar pedoman penerimaan dan pengeluaran negara
b) Meningkatkan transparansi dan pertanggungjawaban
pemerintah ke masyarakat
c) Meningkatkan koordinasi dalam lingkungan pemerintah
d) Membantu pemerintah untuk memenuhi prioritas belanja
negara
e) Membantu upaya pemerintah dalam mencapai tujuan
fiskal (yang berhubungan pemerintahan dan keuangan
negara)
3) Fungsi APBN
Negara memiliki 6 fungsi APBN yang dikaji dan dijalankan
oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Berikut
merupakan 6 fungsi APBN:
a) Fungsi Alokasi
Fungsi alokasi adalah fungsi APBN dalam membagi
proporsionalitas anggaran saat menjalankan
pengalokasian pembangunan dan pemerataan.
b) Fungsi Distribusi
APBN berfungsi sebagai penyaluran dana kepada
masyarakat, berdasarkan penetapan alokasi dengan rasa
pantas dan keadilan. Fungsi distribusi dari APBN
bertujuan untuk mencapai sama rasa dan sama rata antar
wilayah dan daerah di suatu negara.
c) Fungsi Stabilisasi
Fungsi stabilisasi APBN digunakan untuk mencegah
inflasi, melalui intervensi dalam menjaga keseimbangan
negara.
d) Fungsi Otoritas

47
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
Fungsi otoritas APBN yaitu sebagai tonggak
pelaksanaan pendapatan dan belanja negara dalam setiap
tahunnya.
e) Fungsi Perencanaan
Fungsi perencanaan APBN adalah mengalokasikan
sumber daya agar bisa sesuai dengan yang sudah
direncanakan
f) Fungsi Regulasi
Fungsi regulasi APBN dilakukan untuk mendorong
kebutuhan ekonomi negara, yang memiliki tujuan jangka
panjang. Hal ini digunakan dalam rangka meningkatkan
kemakmuran rakyat

2 Sumber Pendapatan Negara 20


1. Pendapatan pajak.
1) Pajak Pusat (wewenang pemajakan berada di tangan
pemerintah pusat)
a) Pajak penghasilan (PPh)
b) Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
c) Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM)
d) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
e) Bea Materai
f) Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB)
g) Bea Masuk
h) Cukai Tembakau dan Ethil Alkohol beserta Hasil
Olahannya
2) Pajak Provinsi
a) Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Kendaraan di
Atas Air;
b) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB);
c) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) dan
Kendaraan di Atas Air,
d) Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah
Tanah dan Air Permukaan.
3) Pajak Daerah Kabupaten/Kota
a) Pajak Hotel dan Restaurant (PHR)
b) Pajak Restoran
c) Pajak Hiburan
d) Pajak Reklame
e) Pajak Penerangan Jalan
f) Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan Galian
Golongan C
g) Pajak Parkir.
2. Pendapatan Non Pajak
Pendapatan non pajak adalah pendapatan negara selain dari
pajak. Pendapatan non pajak berasal dari:

48
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
1) Penerimaan yang bersumber dari pengelolaan dana
pemerintah, (antara lain penerimaan jasa giro, sisa
anggaran pembangunan, sisa anggaran rutin)
2) Penerimaan dari pemanfaatansumber daya alam (segala
kekayaan alam yang terdapat diatas, permukaandan di
dalam bumi yang dikuasai negara, antara lain royalti di
bidang pertambangan)
3) Penerimaan dari hasil-hasil pengelolaan kekayaan negara
yang dipisahkan (antara lain dividen atau bagian laba
pemerintah dari BUMN, dana pembangunan semesta,
dan hasil penjualan saham pemerintah dalam BUMN)
4) Penerimaan dari kegiatan pelayanan yang dilaksanakan
pemerintah (antara lain pelayanan pendidikan, pelayanan
kesehatan, pelayanan pelatihan, pemberian hak paten,
merek, hak cipta, pemberian visa dan paspor, serta
pengelolaan kekayaan negara yang tidak dipisahkan)
5) Penerimaan berdasarakan putusan pengadilan dan yang
berasal dari pengenaan denda administrasi (antara lain
lelang barang rampasan negara dan denda)
6) Penerimaan yang berupa hibah yang merupakan hak
pemerintah (adalah penerimaan negara berupa
bantuanhibah dan atau sumbangan dari dalam dan luar
negri baik swasta maupun pemerintah yang menjadi hak
pemerintah, kecuali hibah dalam bentuk natura yang
secara langsung untuk mengatasi keadaan darurat seperti
bencana alam atau wabah penyakit yang tidak dicatat
dalam APBN)
7) Penerimaan lainnya yang diatur dalam UU tersendiri

49
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
3 Jenis-Jenis Belanja Negara:
1) Belanja pegawai
Belanja pemerintah pusat yang digunakan untuk
membiayai kompensasi dalam bentuk uang atau barang
sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan,
seperti gaji, tunjangan, honorarium, vakasi, dan
kontribusi sosial, kecuali pekerjaan yang berkaitan
dengan pembentukan modal.
2) Belanja barang
Belanja pemerintah pusat yang digunakan untuk
membiayai belanja perlengkapan untuk memproduksi
barang dan jasa, belanja barang untuk kepentingan
masyarakat, belanja pemeliharaan, dan belanja
perjalanan.
3) Belanja modal
Pembelanjaan untuk memperoleh aset dan/atau
menambah nilai aset tetap atau lainnya yang memberi
manfaat lebih dari satu periode akuntansi dan melebihi
batas minimal kapitalisasi aset tetap atau lainnya yang
ditetapkan pemerintah. Aset yang dimaksud bisa berupa
tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, serta
dalam bentuk fisik lainnya.
4) Belanja bunga utang
Pengeluaran anggaran yang digunakan untuk membayar
kewajiban atas penggunaan pokok utang yang dihitung
berdasarkan ketentuan dan persyaratannya.
Pembelanjaan bunga utang meliputi pembayaran
kewajiban pemerintah atas bunga Surat Perbendaharaan
Negara (SPN) dan bunga obligasi negara, pembayaran
kewajiban pemerintah atas diskon SPN dan diskon
obligasi negara, pembayaran diskon SBSN, dan denda.
5) Belanja subsidi
Alokasi anggaran yang diberikan kepada perusahaan
atau lembaga yang memproduksi, menjual, mengekspor,
atau mengimpor barang dan jasa yang memenuhi hajar
hidup orang banyak. Belanja subsidi dibedakan menjadi
dua jenis, yakni belanja subsidi energi (BBM, LPG,
tenaga listrik) dan belanja subsidi non-energi.
7) Belanja hibah
Belanja pemerintah pusat yang bersifat sukarela dengan
pengalihan hak dalam bentuk uang, barang atau jasa dari
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah, BUMN,
BUMD, pemerintah negara lain, organisasi internasional
yang tidak perlu dibayar kembali, bersifat tidak wajib
dan terus-menerus serta dilakukan dengan naskah
perjanjian antarpemberi hibah dan penerima hibah.
8) Bantuan social

50
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
Semua pengeluaran dalam bentuk transfer uang atau
barang yang diberikan kepada masyarakat untuk
melindungi masyarakat dari kemungkinan terjadinya
berbagai bencana alam.
Belanja bantuan sosial digunakan untuk belanja
rehabilitasi sosial, belanja pemberdayaan sosial, belanja
perlindungan sosial, belanja penanggulangan bencana,
belanja jaminan sosial, dan belanja penanggulangan
kemiskinan.
9) Belanja lain-lain
Pengeluaran yang digunakan untuk pembayaran atas
kewajiban pemerintah yang tidak masuk dalam kategori
belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, belanja
bunga utang, belanja subsidi, belanja hibah, dan belanja
bantuan sosial.
10) Transfer ke daerah
Semua pengeluaran anggaran yang dialokasikan kepada
pemerintah daerah untuk membiayai kebutuhan daerah
dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
Transfer ke daerah meliputi transfer dana bagi hasil,
transfer dana alokasi khusus, transfer dana alokasi
umum, transfer dana penyesuaian, dan transfer otonomi
khusus.

4 Mekanisme Penyusunan APBN 20


Mekanisme penyusunan APBN diawali dengan menyusun
Rencana APBN (RAPBN) yang dilakukan oleh pemerintah,
baru setelah itu disetujui DPR. Untuk lebih jelasnya, simak
selengkapnya di bawah ini.
1) Persiapan dan penyusunan Rencana APBN (RAPBN)
yang dibuat oleh pemerintah dalam bentuk nota keuangan
negara.
2) Presiden menyampaikan RAPBN kepada DPR. Lalu, DPR
perlu menyetujui RAPBN melalui sidang paripurna DPR
yang dilakukan bersama lembaga teknis keuangan.
3) Jika RAPBN disetujui, statusnya berubah menjadi APBN.
Namun, jika RAPBN ditolak, pemerintah harus
melaksanakan APBN pada tahun sebelumnya tanpa
adanya perubahan.
4) Saat APBN sudah disetujui, dokumen pelaksanaan APBN
harus disahkan oleh Menteri Keuangan sekaligus
diperkuat dengan Keputusan Presiden tentang Pelaksanaan
APBN.
5) Selanjutnya, pelaksanaan APBN akan diawasi oleh Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK). Hasil pengawasan nantinya
dilaporkan kepada DPR.
6) Tahapan terakhir adalah pertanggungjawaban pelaksanaan

51
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
APBN. Biasanya tahap ini dilakukan saat waktu
pelaksanaan APBN dalam satu tahun sudah selesai.

5 Pengaruh APBN terhadap perekonomian akan jelas sekali 20


terlihat, mengingat ini menjadi salah satu pedoman
bagi perekonomian yang berrtujuan untuk
menstabilkan perekonomian negara,
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan pemerataan
pendapatan secara transparan dan efisien
Jumlah 100

LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN


Observasi terhadap Diskusi Tanya Jawab dan Percakapan
Kelas XI
Pernyataan
Pengungkapan Ketepatan
Kebenaran Dan lain
gagasan yang penggunaan
orisinil Konsep istilah sebaginya
No Nama Peserta Didik
Tidak

Tidak

Tidak

Tidak
Ya

Ya

Ya

Ya
1
2
3

Penilaian pengetahuan - Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan


Nama Pernyataan
Peserta Pengungkapan Kebenaran konsep Ketepatan Jumlah
Didik gagasan yang orisinil penggunaan istilah
YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK
….
….
....

6. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara
sebagai berikut: metode pengumpulan data yang dapat dilakukan dalam sebuah
penelitian. Metode pengumpulan data ini dapat digunakan secara sendiri-sendiri,
namun dapat pula digunakan dengan menggabungkan dua metode atau lebih.
Beberapa metode pengumpulan data antara lain:
1) Wawancara
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dilakukan dengan teknik
wawancara tidak berstruktur artinya penulis tidak menggunakan panduan khusus
dan pertanyaan khusus yang disusun secara terstruktur, melainkan dengan cara

52
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
acak dengan pertanyaan yang bebas dan terarah pada permasalahan yang sedang
diteliti.
Adapun cara melakukan wawancara penulispun menggunakan beberapa cara
diantaranya dengan mewawancara narasumber secara langsung bertatap muka
ataupun melalui media komunikasi seperti whattsapp, zoom meeting, dan google
meeting
Wawancara dilakukan terhadap beberapa narasumber diantaranya:
a) Peserta didik sampel berjumlah 20 orang;
b) Guru/teman sejawat berjumlah 2 orang;
c) Kepala sekolah

2) Observasi
Dalam penelitian ini penulispun menggunakan teknik observasi untuk
pengumpulan data. Metode Observasi yang digunakan penulis adalah Participant
observation yang artinya penulis melakukan dan mengikuti kegiatan semua
aktifitas pembelajaran peserta didik dan guru di sekolah sehari-hari sehingga
dapat mengamati dan mengobservasi langsung aktifitas/kegiatan peserta didik
dan guru dalam proses pembelajaran secara langsung/tatap muka.
3) Test Apek Kognitif
Tes yang dilaksanakan pada penelitian ini adalah tes tulis dalam bentuk post-tes
yang dilaksanakan pada akhir setiap siklus. Post-tes dilaksanakan untuk
mengukur pemahaman peserta didik terhadap materi dengan melihat hasil
belajar peserta didik setelah menggunakan model, metode dan media
pembalajaran baru yaitu model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL), metoda pembelajaran diskusi,ceramah, interaktif-komunikatif dan
penggunaan tayangan video pembelajaran berbasis youtube serta e-LKPD
(Lembar Kerja Peserta Didik-Elektronik/Digital)
4) Lembar Penilaian Keterampilan
Lembar penilaian kinerja peserta didik diambil dari dokumen hasil portopolio
peserta yang sudah dikerjakan di sekolah secara luring/tatap muka

53
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
7. Analisis Data
Analisis data kuantitatif pada penelitian in didapat dari hasil observasi atau pengamatan
observer selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan hasil belajar Peserta Didik
setelah mengerjakan post-tes di setiap akhir siklus. Hasil belajar Peserta Didik yang
diperoleh dari bidang kognitif ditentukan dari perolehan skor nilai post-tes. Untuk
perhitungan hasil belajar pada bidang kognitifantara siklus I dan siklus II menggunakan
rata-rata skor kelas dari post-tes yang diberikan dan persentase peserta didik yang
melampui KKM (>=65). Nilai KKM yang ditetapkan untuk Mata adalah tujuh puluh
lima. Hasil belajar bidang kognitif pada penelitian ini akan dihitung rata-rata dan
ketuntasan belajar klasikal setiap siklusnya. Menurut Gantini dan Suhendar (2017:
28), rumusmenghitung nilai rata-rata kelas adalah:

Ketuntasan belajar klasikal menurut Daryanto (2011:191) merupakan ketuntasan


belajar dalam kelas. Kelas dikatakan tuntas apabila dalam suatu pembelajaran apabila
hasil belajar seluruh Peserta Didik yang melampui KKM dalam kelas tersebut
mencapai 75%. Berikut rumus menghitung ketuntasan klasikal:

8. Evaluasi dan Refleksi


Evaluasi adalah penelitian yang mengumpulkan, menganalisis, dan
menyajikan informasi yang berguna tentang objek evaluasi, kemudian dianalisis
dan dibandingkan dengan indikator evaluasi, dan hasilnya digunakan dalam
pengambilan keputusan tentang objek evaluasi. Evaluasi dalam penelitian
tindakan kelas digunakan untuk mengukur keberhasilan program dan perbaikan
yang terjadi setelah implementasi tindakan. Evaluasi tindakan kelas melibatkan
pengamatan dan pembandingan dengan kriteria pembanding untuk menentukan
keberhasilan tindakan
Refleksi adalah tindakan yang mengulang apa yang telah dilakukan. Dalam
konteks kegiatan strategis melibatkan pemahaman terhadap prosedur aktual,

54
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
masalah, dan kendala yang muncul. Hal ini melibatkan analisis situasi dan
berbagai perspektif yang mempengaruhinya, membantu dalam merekonstruksi
makna situasi dan menjadi dasar untuk strategi perbaikan. Dalam penelitian
tindakan kelas, refleksi dilakukan untuk mengidentifikasi kekurangan,
memperbaiki kegiatan pembelajaran, dan merencanakan kegiatan selanjutnya.
.
9. Deskripsi Persiklus
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini pada waktu berlangsungnya kegiatan
belajar mengajar, menggunakan jenis perlakuan tindakan kelas (Clasroom Action
Research) dengan menggunakan dua siklus. Apabila kedua siklus yang
direncanakan masih terdapat masalah yang harus dipecahkan maka dapat
dilanjukan dengan siklus berikutnya:
1) Siklus 1
Kegiatan peserta didik dan guru pada siklus 1 ini adalah terdiri dari:
Alokasi
No Nama Kegiatan
Waktu
1 Pendahuluan 15 menit
Kegiatan Awal :
1. Guru memasuki ruang kelas, sambil mengucapkan
salam kepada peserta didik
2. Guru meminta salah satu perwakilan peserta didik
untuk memimpin do’a
3. Guru memperhatikan kesiapan psikis dan fisik peserta
didik untuk mengikuti proses pembelajaran dengan
memperhatikan kebersihan, kerapian, ketertiban dan
kehadiran pesereta didik.
4. Guru mengisi jurnal kelas.
5. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
dengan cara melatih konsentrasi peserta didik.
6. Guru melakukan apersepsi dengan mengaitkan materi
yang dipelajari, yaitu:
a. Guru memberikan pertanyaan kepada peserta
didik. “guru menanyakan tentang apakah pernah
mendengar anggaran,atau membuat anggaran
belanja untuk OSIS sekolah, atau saat mau ke
pasar, anggaran liburan dll”
b. Kemudian, guru mengaitkan jawaban pesereta
didik ke materi yang akan diajarkan.
7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.

55
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
8. Peserta didik diterangkan sekilas mengenai materi
perpajakan.

2 Kegiatan Inti : 60 menit


Strategi pembelajaran yang diberikan guru yaitu :
1. Guru mengorganisasikan kegitan pembelajaran
Guru mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
dalam bentuk diskusi kelompok kecil yang telah
ditentukan.
2. Guru mengorentasikan peserta didik terhadap
masalah yang disajikan dalam tayangan video
pembelajaran berikut ini:
a) https://youtu.be/e-
XnbiW8y9M?si=Hnhm34Fmqig-YcHj
b) https://youtu.be/WQ6Ps4szBmc?si=TDy_pZEX2
SNHoyUf
3. Guru memberikan soal berupa gambar kasus yang
berisi permasalahan pada peserta didik yang
dicermati dalam kelompok. Setelah peserta didik
mengamati sajian masalah, guru mengajukan
pertanyaan untuk mendorong peserta peserta didik
memprediksi atau mengajukan hipotesis.

Gambar 1

56
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
Gambar 2

Gambar 3

4. Guru membimbing penyelidikan mandiri dan


kelompok Bimbingan tersebut meliputi
pengumpulan informasi dari sumber bahan ajar
yang berkaitan dengan materi yang di angkatdalam
permasalahan. Pengumpulan data kemudian
diklarifikasidan dianalisis guna memecahkan
masalah.
5. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
Kelompok yang terpilih, menyajikan laporannya
dengan caramempresentasikan didepan kelas
sedangkan kelompok lainya diberikan waktu dan
kesempatan untuk menanggapi dan guru memberi
umpan balik.
6. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah
Guru bersama peserta didik menganalisis dan
mengevaluasi terhadap proses pemecahan masalah
yang dipresentasikan setiap kelompok maupun
terhadap seluruh aktivas pembelajaran yang

57
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
dilakukan.
7. Guru menanyakan kepada peserta didik, apakah ada
pertanyaan tentang materi yang di pelajari hari ini.
8. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok
yang paling baik dalam diskusi atau peserta didik
yang paling aktif .
9. Guru menanyakan kepada peserta didik, apakah ada
pertanyaan tentang materi yang di pelajari hari ini.
10. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok
yang paling baik dalam diskusi atau peserta didik
yang paling aktif .
3 Kegiatan Akhir : 15 Menit
1. Guru dan peserta didik bersama-sama merangkum
dan menyimpulkanmateri yang telah dipelajari.
2. Guru memberikan evaluasi kepada peserta didik
terkait dengan materiyang telah dipelajari.
3. Guru melakukan penilaian untuk mengetahui
tingkat ketercapaian indikator.
4. Kemudian, guru menugaskan peserta didik agar
membaca materiselanjutnya.
5. Guru memberikan apresiasi kepada peserta didik
yang sudah sangatbaik mengikuti pembelajaran.
6. Guru dan peserta didik mengakhiri pembelajaran
dengan salam penutup

2) Siklus 2
Kegiatan peserta didik dan guru pada siklus 1 ini adalah terdiri dari:

Alokasi
No
Nama Kegiatan Waktu
1 Pendahuluan 10
menit
Kegiatan Awal :
1) Guru memasuki ruang kelas, sambil mengucapkan salam
kepadapeserta didik
2) Guru meminta salah satu perwakilan peserta didik untuk
memimpindo’a
3) Guru memperhatikan kesiapan psikis dan fisik peserta didik
untuk mengikuti proses pembelajaran dengan memperhatikan
kebersihan, kerapian, ketertiban dan kehadiran peserta didik.
4) Guru mengisi jurnal kelas.
5) Guru memberikan motivasi kepada peserta didik dengan cara
melatih konsentrasi peserta didik.
6) Guru melakukan apersepsi dengan mengaitkan materi yang
dipelajari, yaitu:
a. Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik.
“guru menanyakan tentang apakah pernah mendengar

58
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
anggaran,atau membuat anggaran belanja untuk Bantuan
Operasional sekolah (BOS), atau saat mau ke pasar,
anggaran liburan dll”
b. Kemudian, guru mengaitkan jawaban pesereta didik ke
materi yang akan diajarkan
7) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
8) Peserta didik diterangkan sekilas mengenai materi
perpajakan.

2 Kegiatan Inti 60
menit
Kegiatan Inti :
Strategi pembelajaran yang diberikan guru yaitu :

1) Guru mengorganisasikan kegitan pembelajaran.


2) Guru mengorganisasikan peserta didik untuk belajar dalam
bentuk diskusi kelompok kecil yang telah ditentukan.
3) Guru mengorentasikan peserta didik terhadap masalah yang
disajikan dalam tayangan video pembelajaran berikut ini:
a) https://youtu.be/EsdWojIkmLg?si=YjcFwwDpo6o3L6Dh
b) https://youtu.be/p3jrIQbvuqs?si=CcTG3Y9uxaGzIlMI
4) Guru memberikan soal berupa gambar kasus yang berisi
permasalahan pada peserta didik yang dicermati dalam
kelompok. Setelah peserta didik mengamati sajian masalah,
guru mengajukan pertanyaan untuk mendorong peserta peserta
didik memprediksi atau mengajukan hipotesis.

Gambar 1

59
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
Gambar 2

Gambar 3

5) Guru membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok


Bimbingan tersebut meliputi pengumpulan informasi dari
sumber bahan ajar yang berkaitan dengan materi yang di
angkat dalam permasalahan. Pengumpulan data kemudian
diklarifikasidan dianalisis guna memecahkan masalah.
6) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Kelompok
yang terpilih, menyajikan laporannya dengan cara
mempresentasikan didepan kelas sedangkan kelompok lainya
diberikan waktu dan kesempatan untuk menanggapi dan guru
memberi umpan balik.
7) Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah Guru
bersama peserta didik menganalisis dan mengevaluasi
terhadap proses pemecahan masalah yang dipresentasikan
setiap kelompok maupun terhadap seluruh aktivas
pembelajaran yang dilakukan.
8) Guru menanyakan kepada peserta didik, apakah ada
pertanyaan tentang materi yang di pelajari hari ini.
9) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang
paling baik dalam diskusi atau peserta didik yang paling aktif
.

60
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
3 Kegiatan Penutup 15
menit
1) Guru dan peserta didik bersama-sama merangkum dan
menyimpulkanmateri yang telah dipelajari.
2) Guru memberikan evaluasi kepada peserta didik terkait
dengan materiyang telah dipelajari.
3) Guru melakukan penilaian untuk mengetahui tingkat
ketercapaian indikator.
4) Kemudian, guru menugaskan peserta didik agar membaca
materiselanjutnya.
5) Guru memberikan apresiasi kepada peserta didik yang sudah
sangatbaik mengikuti pembelajaran.
6) Guru dan peserta didik mengakhiri pembelajaran dengan
salam penutup

10. Indikator Keberhasilan


Indikator ini biasanya digunakan untuk menilai tingkat keberhasilan guru dalam
mengajar peserta didik di kelas. Mulai dari prestasi akademik peserta didik,
kemampuan menyusun RPP, hingga perubahan perilaku peserta didik.
Tak hanya itu saja, ada berbagai indikator lainnya juga yang dapat digunakan
sebagai penilaian terhadap keberhasilan guru dalam mengajar
1) Pengertian Keberhasilan Mengajar
Salah satu keberhasilan seorang guru mengajar mampu menyampaikan materi
pelajaran atau mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Namun,
bukan hanya itu saja, keberhasilan mengajar dapat diartikan sebagai proses
kreatif seorang guru yang dapat menyebabkan orang lain yang dalam hal ini
adalah peserta didik beraktivitas mengembangkan berbagai potensi yang
dimilikinya sebagai upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Jadi, keberhasilan mengajar guru tidak hanya diukur dari seberapa informasi
atau pengetahuan yang menumpuk di dalam otak peserta didiknya, tetapi
seberapa berkembangnya seluruh potensi yang dimilikinya. Selain itu,
keberhasilan guru juga dapat dilihat dari bagaimana perkembangan tersebut
mempengaruhi cara berpikir, bersikap, dan bertindak dalam kehidupan sehari-
hari.
2) Indikator Keberhasilan Guru Dalam Mengajar
Indikator adalah ukuran yang digunakan untuk mengukur atau menilai sesuatu.

61
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
Dalam hal pengajaran, indikator adalah parameter atau alat yang digunakan
untuk mengevaluasi keberhasilan guru dalam proses pengajaran.
Indikator keberhasilan guru dalam mengajar ini terdiri dari berbagai macam.
Mulai dari peningkatan pencapaian belajar peserta didik, cara guru merancang
kegiatan pembelajaran, berinteraksi dengan peserta didik, hingga penguasaan
materi pelajaran.
Menurut Djamarah (2002) dalam buku Strategi Belajar Mengajar,
keberhasilan belajar mengajar apabila memenuhi beberapa indikator berikut
ini:
a) Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi
tinggi, baik secara individual maupun kelompok.
b) Perilaku yang digariskan dalam pengajaran (indikator pembelajaran) telah
dicapai oleh anak didik, baik secara individual maupun kelompok.
Selain itu, hasil belajar peserta didik juga menjadi indikator keberhasilan guru
dalam mengajar lainnya yang sering digunakan.
Adapun indikator keberhasilan guru dalam mengajar lainnya adalah sebagai
berikut.
a) Kemampuan Guru Menyusun RPP
Salah satu indikator keberhasilan guru dalam mengajar adalah kemampuan
guru dalam menyusun RPP. RPP atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
adalah sebuah dokumen yang berisi gambaran atau rencana pembelajaran
yang akan dilakukan selama satu kali pertemuan, satu semester, atau lebih.
RPP juga dapat dikatakan sebagai pedoman guru dalam melaksanakan
pembelajaran di kelas. Jadi, RPP tidak hanya tugas administratif yang harus
dipenuhi saja, tapi juga pedoman penting dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran.
RPP yang baik akan memudahkan guru dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Maka dari itu, kemampuan dalam menyusun RPP termasuk
dalam salah satu indikator keberhasilan guru dalam mengajar.

62
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
b) Kemampuan Mengajar
Kemampuan mengajar juga menjadi indikator keberhasilan guru dalam
mengajar lainnya. Misalnya, cara penyampaian materi pelajaran pada
peserta didik. Apabila peserta didik dapat menerima dan memahami materi
pelajaran yang disampaikan oleh guru, maka dapat dikatakan bahwa guru
berhasil mengajar.

Selain kemampuan dalam menyampaikan pelajaran pada peserta didik, guru


juga harus memiliki kemampuan mengajar lainnya, seperti dapat
menggunakan metode dan media pembelajaran yang bervariasi untuk
mendukung dan mempermudah pemahaman materi pembelajaran.
Kemampuan guru dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
dan interaktif, serta meningkatkan motivasi belajar peserta didik juga
termasuk kemampuan mengajar yang harus dimiliki oleh guru.

c) Peningkatan Pencapaian Peserta didik


Indikator lainnya yang tak kalah penting dalam menilai keberhasilan guru
dalam mengajar adalah adanya peningkatan pencapaian akademik peserta
didik. Hal ini dapat diukur dari peningkatan nilai, kemajuan dalam tugas dan
proyek, kemampuan peserta didik dalam memahami materi pelajaran,
hingga hasil ujian.

63
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
d) Ada beberapa tingkatan yang menjadi indikator keberhasilan guru dalam
mengajar, yaitu:
a. Maksimal: Keberhasilan guru dalam mengajar dikatakan maksimal
apabila seluruh bahan ajar telah diajarkan kepada peserta didik dan
dikuasai serta dipahami dengan baik oleh mereka.
b. Baik sekali: Keberhasilan guru dalam mengajar dikatakan baik sekali
apabila sebagian besar, sekitar 80-90% bahan ajar sudah diajarkan,
dipahami, dan dikuasai oleh peserta didik.
c. Baik: Indikator keberhasilan guru dalam mengajar dapat dikatakan baik
apabila bahan ajar yang dijelaskan kepada peserta didik dapat dikuasai
60-75% oleh peserta didik.
d. Kurang baik: Indikator keberhasilan guru dalam mengajar dapat
dikatakan kurang baik apabila kurang dari 60% materi yang telah
diajarkan kurang dikuasai oleh peserta didik.

Dengan adanya tingkatan keberhasilan tersebut, guru dapat melakukan


evaluasi mengajar dan mencari penyebab mengapa peserta didik kurang
mampu memahami materi yang telah diajarkan. Bisa saja hal ini disebabkan
oleh pemilihan metode pembelajaran yang kurang tepat, kondisi kelas yang
kurang kondusif, atau hal lainnya.

e) Adanya Perubahan Perilaku Peserta didik


Indikator keberhasilan guru dalam mengajar tidak hanya dilihat dari
kemampuan peserta didik dalam mengingat materi yang telah diajarkan atau
hasil ujian yang baik saja, tapi juga perilakunya. Peserta didik yang memiliki
perilaku baik dan berkarakter dapat mencerminkan keberhasilan guru dalam
mengajar.

Ingat, tugas guru tidak hanya mengajarkan atau mentransfer ilmu yang
dimiliki kepada peserta didik, tetapi juga mendidik dan membimbing
peserta didik agar menjadi individu yang berkarakter baik.

64
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
Selain itu, perubahan tingkah laku pada peserta didik yang awalnya tidak
disiplin, sering terlambat ke sekolah, tidak bertanggung jawab, dan perilaku
negatif lainya, menjadi lebih baik, menghormati guru dan orang tua, lebih
disiplin juga tanda keberhasilan guru dalam mengajar dan mendidiknya.

Perubahan perilaku pada peserta didik untuk menjadi lebih baik akan
memudahkan mereka untuk memahami materi pelajaran yang mana pada
akhirnya akan berpengaruh terhadap hasil belajar mereka sendiri.

f) Adanya Kemajuan Mengajar


Apabila ingin memiliki kemajuan dalam mengajar tentu harus melakukan
evaluasi kegiatan belajar mengajar secara rutin. Misalnya, apakah metode
pembelajaran yang digunakan membuat peserta didik lebih mudah
memahami pelajaran, apakah penyampaian materi pelajaran ini terlalu
cepat, dan sebagainya.

Setelah melakukan evaluasi dan ternyata ditemukan adanya kekurangan,


maka Bapak dan Ibu guru dapat segera memperbaiki kesalahan mengajar
tersebut sehingga kemampuan Bapak dan Ibu guru dalam mengajar bisa
menjadi lebih efektif.

Lebih lanjut, dari evaluasi kemajuan mengajar ini, akan membuat kegiatan
pembelajaran berjalan menjadi lebih baik. Dengan begitu, indikator
keberhasilan guru dalam mengajar dapat dikatakan berhasil.

g) Penggunaan Metode Pengajaran yang Efektif


Indikator keberhasilan guru dalam mengajar berikutnya adalah penggunaan
metode pengajaran yang efektif dan sesuai dengan gaya belajar peserta
didik. Misalnya, menggunakan pengajaran berbasis proyek, adanya
penggunaan multimedia dan teknologis, serta penggunaan kegiatan kelas
yang interaktif.

65
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
BAB IV
HASIL PENELITIAN

1. Penelitian Data Siklus I


Kegiatan penelitian pada siklus I meliputi empat tahap yaitu tahap perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Berikut uraian mengenai keempat tahap
kegiatan tersebut.
a. Perencanaan Tindakan Siklus I
Pada tahap perencanaan ini peneliti melakukan beberapa kegiatan sebagai
berikut:
1) Menyusun RPP siklus I
2) Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru
3) Menyiapkan soal post-tes siklus I
4) Menyiapkan soal diskusi untuk penerapan model pembelajaran Problem
Based Leraning (PBL) dengan metode ceramah, diskusi, tanya jawab dan
presentasi peserta didik.
5) Menyiapkan laptop dan koneksi internet untuk melaksanakan pembelajaran
dengan menampilkan tayangan PPT, Video pembelajaran berbasis youtube
dan electronik LKPD/LKPD Digital
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pembelajaran Siklus I dilakukan selama 1 kali pertemuan pada hari Selasa, 08
November 2022 secara luring/tatap muka dengan rincian sebagai berikut:
Kegiatan Pendahuluan
Orientasi, Aperpepsi, Motivasi, Pemberian Acuan
1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada
Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran.
2. Mengecek kehadiran peserta didik satu persatu sambil diperhatikan
perkembangan fisik dan psycologisnya.
3. Guru menyampaikan kompetensi dasar, tujuan pembelajaran dan Indikator
Pencapaian Kompetensi (IPK) serta garis besar cakupan materi, kegiatan
yang akan dilakukan, dan teknik penilaian yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran

66
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
Kegiatan Inti
1. Guru memberikan bahan ajar berisi materi pembelajaran tentang Pengujian
Kesesuaian fungsi Produk Barang/Jasa;
2. Peserta didik membuka bahan ajar yang diberikan oleh guru
3. Peserta didik membaca bahan ajar yang terdiri dari:
a. Identitas Pembelajaran
b. Peta Konsep
c. Kompetensi Dasar
d. Tujuan Pembelajaran
e. Uraian Materi
f. Rangkuman
g. LKPD
h. Postest
4. Setelah melihat stimulan, peserta didik diarahkan untuk diskusi dan aktif
tanya jawab.
5. Peserta didik mengerjakan e-LKPD.
6. Peserta didik mempresentasikan hasil pengerjaan e-LKPD secara
berkelompok tampil di depan kelas menyampaikan hasil karyanya
7. Peserta didik mengerjakan postest.
Kegiatan Penutup
1. Membuat rangkuman/simpulan proses pembelajaran
2. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
3. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
4. Memberikan tugas untuk materi yang akan datang
5. Menutup pembelajaran dengan salam penutup
Refleksi
Setelah proses pembelajaran pada siklus I selesai dilaksanakan, peneliti dan
guru pengamat mendiskusikan hasil pengamatan untuk menentukan tingkat
keberhasilan penelitian. Diskusi hasil pengamatan dilakukan untuk
menemukan kelebihan dan kekurangan yang terdapat pada siklus III.Refleksi
dilakukan dengan melihat keseluruhan proses kegiatan praktik peserta didik.

67
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
c) Pengamatan Siklus I

Pengamatan Siklus I dilakukan pada saat proses pembelajaran sedang


berlangsung. Pengamatan yang dilakukan berdasarkan kegiatan pembelajaran
yang dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran sesuai dengan RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Tingkat partisipasi peserta didik dilihat
melalui rekapitulasi daftar hadir, keaktifan peserta didik meningkat dalam
mengikuti proses pembelajaran. Peserta didik melaksanakan prosess
pembelajaran dengan penuh antusias, berkolaborasi dalam mengerjakan tugas
dan berani tampil untuk mengajukan pertanyaan ataupun jawaban secara
bergiliran.
Hasil belajar peserta didik dapat dilihat melalui rekapitulasi penilaian dari ranah
kognitif dan ranah keterampilan dan sikap.
Berikut ini dijelaskan pada tabel 1 berupa rekapitulasi kehadiran peserta didik, penilaian
sikap, penilaian keterampilan dan hasil penilaian pengetahuan yang diperoleh masing-
masing peserta didik:
1) Rekapitulasi Data Kehadiran Peserta didik Kelas XI SMA Pasundan 2
Cimahi pada pertemuan proses pembelajaran siklus 1
Hari Selasa, 08 November 2022

Kehadiran Tatap Muka


No. Nama Peserta Didik
Ya Tidak
1 Alya Siti Kirania √
2 Anniya Nur Rahmad √
3 Celin Sanyang √
4 Denis Surya √
5 Dimas Dian Purwanto √
6 Dini Anbar Sausan √
7 Dwi Putri Lestari √
8 Fajrin Firjiane √
9 Fauzy Rahmat Hidayat √
10 Indra Nugraha √
11 Isniatu Syaadah √
12 Kiren Juwita Ramadhani √
13 Linda Aulia √
14 Muhamad Rafli √
15 Muhammad Aldi √
16 Muhammad Rizky Gunawan √

68
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
17 Nabil Sulis Yuzaza √
18 Navira Putri Chandra √
19 Nesya Rizkyta Fahrudin √
20 Nur Siti Widiya √
21 Ravena Salma Nurani √
22 Rifki Septiawan √
23 Rismawati √
24 Salwa Novita √
25 Nabil Sulis Yuzaza √
Peserta didik yang tidak hadir 0
Peserta didik yang hadir 25
Jumlah Peserta didik seluruhnya 25
Prosentasi kehadiran 100%

2) Hasil Penilaian Sikap

RUBRIK PENILAIAN
NO SIKAP INDIKATOR
1. Berani bertanya kepada guru
2. Berani mengemukakan pendapat
1 Percaya Diri
3. Berani presentasi di depan kelas
4. Berani menjawab pertanyaan
1. Mau mengakui kesalahan dan meminta maaf
2. Menyelesaikan tugas dengan baik
2 Tanggung Jawab
3. Patuh pada aturan/tata tertib sekolah
4. Melaksanakan apa yang pernah dikatakan tanpa
diminta
1. Datang tepat waktu
2. Mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Disiplin
3. Patuh pada aturan/tata tertib sekolah
4. Membawa buku tulis dan buku teks sesuai jadwal

PENILAIAN SIKAP
SIKAP
Percaya Diri Tanggung Jawab Disiplin
Total
No Nama K C B SB K C B SB K C B SB
Skor
Nilai
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Alya Siti Kirania √ √ √ 12 100


2 Anniya Nur Rahmad √ √ √ 9 90
3 Celin Sanyang √ √ √ 9 90
4 Denis Surya √ √ √ 9 90
5 Dimas Dian Purwanto √ √ √ 9 90
6 Dini Anbar Sausan √ √ √ 9 90
7 Dwi Putri Lestari √ √ √ 9 90
8 Fajrin Firjiane √ √ √ 9 90

69
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
9 Fauzy Rahmat Hidayat √ √ √ 9 90
10 Indra Nugraha √ √ √ 9 90
11 Isniatu Syaadah √ √ √ 9 90
12 Kiren Juwita Ramadhani √ √ √ 9 90
13 Linda Aulia √ √ √ 11 99
14 Muhamad Rafli √ √ √ 9 90
15 Muhammad Aldi √ √ √ 9 90
16 M. Rizky Gunawan √ √ √ 9 90
17 Nabil Sulis Yuzaza √ √ √ 9 90
18 Navira Putri Chandra √ √ √ 9 90
19 Nesya Rizkyta Fahrudin √ √ √ 9 90
20 Nur Siti Widiya √ √ √ 9 90
21 Ravena Salma Nurani √ √ √ 9 90
22 Rifki Septiawan √ √ √ 9 90
23 Rismawati √ √ √ 9 90
24 Salwa Novita √ √ √ 9 90
25 Fauzy Rahmat Hidayat √ √ √ 9 90
Keterangan
SB (Sangat Baik) : 4 indikator dilakukan
B (Baik) : 3 indikator dilakukan
C (Cukup) : 2 indikator dilakukan
D (Kurang) : 1 indikator dilakukan

3) Hasil Penilaian Keterampilan


Rubrik Penilaian
Indikator melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan

Skor Keterangan

4 Peserta didik dapat Membuat dan melakukan langkah-langkah penting


untuk Menyajikan hasil analisis fungsi dan peran APBN dan APBD \
Dalam pembangunan ekonomi
3 Peserta didik hanya dapat Membuat langkah-langkah penting untuk
Menyajikan hasil analisis fungsi dan peran APBN dan APBD \
Dalam pembangunan ekonomi
2 Peserta didik hanya dapat Membuat dan melakukan beberapa langkah
saja untuk Menyajikan hasil analisis fungsi dan peran APBN dan APBD
Dalam pembangunan ekonomi
1 Peserta didik tidak dapat Membuat dan melakukan langkah-langkah
penting untuk Menyajikan hasil analisis fungsi dan peran APBN dan
APBD Dalam pembangunan ekonomi

Skor Maksimal 4
𝑺𝒌𝒐𝒓
𝐍𝐢𝐥𝐚i = × 𝟏𝟎𝟎
𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍

70
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
LEMBAR HASIL OBSERVASI

ASPEK YANG DINILAI

Menyajikan hasil analisis


fungsi dan peran APBN
No Nama dan APBD dalam Ket.
pembangunan ekonomi

4 3 2 1
1 Alya Siti Kirania √ 100
2 Anniya Nur Rahmad √ 75
3 Celin Sanyang √ 75
4 Denis Surya √ 100
5 Dimas Dian Purwanto √ 100
6 Dini Anbar Sausan √ 75
7 Dwi Putri Lestari √ 75
8 Fajrin Firjiane √ 100
9 Fauzy Rahmat Hidayat √ 75
10 Indra Nugraha √ 75
11 Isniatu Syaadah √ 75
12 Kiren Juwita Ramadhani √ 75
13 Linda Aulia √ 100
14 Muhamad Rafli √ 50
15 Muhammad Aldi √ 50
16 Muhammad Rizky Gunawan √ 75
17 Nabil Sulis Yuzaza √ 100
18 Navira Putri Chandra √ 75
19 Nesya Rizkyta Fahrudin √ 75
20 Nur Siti Widiya √ 75
21 Ravena Salma Nurani √ 75
22 Rifki Septiawan √ 100
23 Rismawati √ 75
24 Salwa Novita √ 75
25 Alya Siti Kirania √ 75

71
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
4) Hasil Penilaian Pengetahuan

Nilai KETUNTASAN
No. Nama Peserta Didik KKM
Evaluasi
Ya Tidak
1 Alya Siti Kirania 90 75 √
2 Anniya Nur Rahmad 79 75 √
3 Celin Sanyang 83 75 √
4 Denis Surya 78 75 √
5 Dimas Dian Purwanto 87 75 √
6 Dini Anbar Sausan 88 75 √
7 Dwi Putri Lestari 82 75 √
8 Fajrin Firjiane 82 75 √
9 Fauzy Rahmat Hidayat 81 75 √
10 Indra Nugraha 79 75 √
11 Isniatu Syaadah 78 75 √
12 Kiren Juwita Ramadhani 81 75 √
13 Linda Aulia 87 75 √
14 Muhamad Rafli 73 75 √
15 Muhammad Aldi 71 75 √ √
16 Muhammad Rizky Gunawan 76 75 √
17 Nabil Sulis Yuzaza 82 75 √
18 Navira Putri Chandra 82 75 √
19 Nesya Rizkyta Fahrudin 74 75 √
20 Nur Siti Widiya 83 75 √
21 Ravena Salma Nurani 76 75 √
22 Rifki Septiawan 82 75 √
23 Rismawati 82 75 √
24 Salwa Novita 74 75 √
25 Alya Siti Kirania 83 75 √
Nilai Rata-Rata 83,87
Jumlah Peserta didik Tuntas Belajar 21
Persentase Peserta didik Tuntas Belajar 84 %
Jumlah Peserta didik Tidak Tuntas
4
Belajar
Persentase Peserta didik Tidak Tuntas
16 %
Belajar

72
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
Grafik Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

2. Penelitian Data Siklus II

Kegiatan penelitian pada siklus I meliputi empat tahap yaitu tahap perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Berikut uraian mengenai keempat tahap
kegiatan tersebut.
a) Perencanaan Tindakan Siklus II
Pada tahap perencanaan ini peneliti melakukan beberapa kegiatan sebagai
berikut:
1) Menyusun RPP siklus 2
2) Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru
3) Menyiapkan soal post-tes siklus 2
4) Menyiapkan soal diskusi untuk penerapan model pembelajaran Problem
Based Leraning (PBL) dengan metode ceramah, diskusi, tanya jawab dan
presentasi peserta didik.
5) Menyiapkan laptop dan koneksi internet untuk melaksanakan pembelajaran
dengan menampilkan tayangan PPT, Video pembelajaran berbasis youtube
dan electronik LKPD/LKPD Digital

73
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus 2
Pembelajaran Siklus 2 dilakukan selama 1 kali pertemuan pada hari Senin, 23
Januari 2023 secara luring/tatap muka dengan rincian sebagai berikut:
Kegiatan Pendahuluan
Orientasi, Aperpepsi, Motivasi, Pemberian Acuan
1) Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada
Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran.
2) Mengecek kehadiran peserta didik satu persatu sambil diperhatikan
perkembangan fisik dan psycologisnya.
3) Guru menyampaikan kompetensi dasar, tujuan pembelajaran dan Indikator
Pencapaian Kompetensi (IPK) serta garis besar cakupan materi, kegiatan
yang akan dilakukan, dan teknik penilaian yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran
Kegiatan Inti
1) Guru memberikan bahan ajar berisi materi pembelajaran tentang Pengujian
Kesesuaian fungsi Produk Barang/Jasa;
2) Peserta didik membuka bahan ajar yang diberikan oleh guru
3) Peserta didik membaca bahan ajar yang terdiri dari:
a. Identitas Pembelajaran
b. Peta Konsep
c. Kompetensi Dasar
d. Tujuan Pembelajaran
e. Uraian Materi
f. Rangkuman
g. LKPD
h. Postest
4) Setelah melihat stimulan, peserta didik diarahkan untuk diskusi dan aktif
tanya jawab.
5) Peserta didik mengerjakan e-LKPD.
6) Peserta didik mempresentasikan hasil pengerjaan e-LKPD secara
berkelompok tampil di depan kelas menyampaikan hasil karyanya

74
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
7) Peserta didik mengerjakan postest.
Kegiatan Penutup
1) Membuat rangkuman/simpulan proses pembelajaran
2) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
3) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
4) Memberikan tugas untuk materi yang akan datang
5) Menutup pembelajaran dengan salam penutup
Refleksi
Setelah proses pembelajaran pada siklus 2 selesai dilaksanakan, peneliti dan
guru pengamat mendiskusikan hasil pengamatan untuk menentukan tingkat
keberhasilan penelitian. Diskusi hasil pengamatan dilakukan untuk
menemukan kelebihan dan kekurangan yang terdapat pada siklus III.Refleksi
dilakukan dengan melihat keseluruhan proses kegiatan praktik peserta didik.

d) Pengamatan Siklus II

Pengamatan Siklus 2 dilakukan pada saat proses pembelajaran sedang


berlangsung. Pengamatan yang dilakukan berdasarkan kegiatan pembelajaran
yang dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran sesuai dengan RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Tingkat partisipasi peserta didik dilihat
melalui rekapitulasi daftar hadir, keaktifan peserta didik meningkat dalam
mengikuti proses pembelajaran. Peserta didik melaksanakan prosess
pembelajaran dengan penuh antusias, berkolaborasi dalam mengerjakan tugas
dan berani tampil untuk mengajukan pertanyaan ataupun jawaban secara
bergiliran.
Hasil belajar peserta didik dapat dilihat melalui rekapitulasi penilaian dari ranah
kognitif dan ranah keterampilan dan sikap.
Berikut ini dijelaskan pada tabel 1 berupa rekapitulasi kehadiran peserta didik, penilaian
sikap, penilaian keterampilan dan hasil penilaian pengetahuan yang diperoleh masing-
masing peserta didik:

75
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
1) Rekapitulasi Data Kehadiran Peserta didik Kelas XI SMA Pasundan 2
Cimahi pada pertemuan proses pembelajaran siklus 2
Hari Senin, 23 Januari 2023

Kehadiran Tatap Muka


No. Nama Peserta Didik
Ya Tidak
1 Alya Siti Kirania √
2 Anniya Nur Rahmad √
3 Celin Sanyang √
4 Denis Surya √
5 Dimas Dian Purwanto √
6 Dini Anbar Sausan √
7 Dwi Putri Lestari √
8 Fajrin Firjiane √
9 Fauzy Rahmat Hidayat √
10 Indra Nugraha √
11 Isniatu Syaadah √
12 Kiren Juwita Ramadhani √
13 Linda Aulia √
14 Muhamad Rafli √
15 Muhammad Aldi √
16 Muhammad Rizky Gunawan √
17 Nabil Sulis Yuzaza √
18 Navira Putri Chandra √
19 Nesya Rizkyta Fahrudin √
20 Nur Siti Widiya √
21 Ravena Salma Nurani
22 Rifki Septiawan
23 Rismawati
24 Salwa Novita
25 Alya Siti Kirania
Peserta didik yang tidak hadir 0
Peserta didik yang hadir 20
Jumlah Peserta didik seluruhnya 20
Prosentasi kehadiran 100%

2) Hasil Penilaian Sikap


RUBRIK PENILAIAN
NO SIKAP INDIKATOR
1. Berani bertanya kepada guru
2. Berani mengemukakan pendapat
1 Percaya Diri
3. Berani presentasi di depan kelas
4. Berani menjawab pertanyaan
1. Mau mengakui kesalahan dan meminta maaf

76
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
2. Menyelesaikan tugas dengan baik
3. Patuh pada aturan/tata tertib sekolah
2 Tanggung Jawab
4. Melaksanakan apa yang pernah dikatakan tanpa
diminta
1. Datang tepat waktu
2. Mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Disiplin
3. Patuh pada aturan/tata tertib sekolah
4. Membawa buku tulis dan buku teks sesuai jadwal

PENILAIAN SIKAP
SIKAP
Percaya Diri Tanggung Jawab Disiplin
Total
No Nama K C B SB K C B SB K C B SB
Skor
Nilai
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Alya Siti Kirania √ √ √ 12 100


2 Anniya Nur Rahmad √ √ √ 9 90
3 Celin Sanyang √ √ √ 9 90
4 Denis Surya √ √ √ 9 90
5 Dimas Dian Purwanto √ √ √ 9 90
6 Dini Anbar Sausan √ √ √ 9 90
7 Dwi Putri Lestari √ √ √ 9 90
8 Fajrin Firjiane √ √ √ 9 90
9 Fauzy Rahmat Hidayat √ √ √ 9 90
10 Indra Nugraha √ √ √ 9 90
11 Isniatu Syaadah √ √ √ 9 90
12 Kiren Juwita Ramadhani √ √ √ 9 90
13 Linda Aulia √ √ √ 9 99
14 Muhamad Rafli √ √ √ 9 90
15 Muhammad Aldi √ √ √ 9 90
16 M. Rizky Gunawan √ √ √ 9 90
17 Nabil Sulis Yuzaza √ √ √ 9 90
18 Navira Putri Chandra √ √ √ 9 90
19 Nesya Rizkyta Fahrudin √ √ √ 9 90
20 Nur Siti Widiya √ √ √ 9 90
21 Ravena Salma Nurani √ √ √ 9 90
22 Rifki Septiawan √ √ √ 9 90
23 Rismawati √ √ √ 9 90
24 Salwa Novita √ √ √ 9 90
25 Fauzy Rahmat Hidayat √ √ √ 9 90
Keterangan
SB (Sangat Baik) : 4 indikator dilakukan
B (Baik) : 3 indikator dilakukan
C (Cukup) : 2 indikator dilakukan
D (Kurang) : 1 indikator dilakukan

77
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
3) Hasil Penilaian Keterampilan
Rubrik Penilaian
Indikator melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan

Skor Keterangan

4 Peserta didik dapat Membuat dan melakukan langkah-langkah penting


untuk Menyajikan hasil analisis fungsi dan peran APBN dan APBD \
Dalam pembangunan ekonomi
3 Peserta didik hanya dapat Membuat langkah-langkah penting untuk
Menyajikan hasil analisis fungsi dan peran APBN dan APBD \
Dalam pembangunan ekonomi
2 Peserta didik hanya dapat Membuat dan melakukan beberapa langkah
saja untuk Menyajikan hasil analisis fungsi dan peran APBN dan APBD
Dalam pembangunan ekonomi
1 Peserta didik tidak dapat Membuat dan melakukan langkah-langkah
penting untuk Menyajikan hasil analisis fungsi dan peran APBN dan
APBD Dalam pembangunan ekonomi

Skor Maksimal 4
𝑺𝒌𝒐𝒓
𝐍𝐢𝐥𝐚i = × 𝟏𝟎𝟎
𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍

LEMBAR HASIL OBSERVASI


ASPEK YANG DINILAI

Menyajikan hasil analisis


fungsi dan peran APBN
No Nama dan APBD dalam Ket.
pembangunan ekonomi

4 3 2 1
1 Alya Siti Kirania √ 100
2 Anniya Nur Rahmad √ 100
3 Celin Sanyang √ 100
4 Denis Surya √ 100
5 Dimas Dian Purwanto √ 100
6 Dini Anbar Sausan √ 100
7 Dwi Putri Lestari √ 100
8 Fajrin Firjiane √ 100
9 Fauzy Rahmat Hidayat √ 100
10 Indra Nugraha √ 100
11 Meilani Herlinda √ 100
12 Moh Aldi Habibulloh √ 100
13 Nazwa Aisyah Nursyfa √ 100
14 Rika Kasmawati √ 75

78
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
15 Rike √ 75
16 Ripa Irmawati √ 75
17 Sherly Zuliantania √ 100
18 Vivih Sopia √ 75
19 Yevi Alfiani √ 75
20 Ripa Irmawati √ 75
21 Isniatu Syaadah √ 75
22 Kiren Juwita Ramadhani √ 100
23 Linda Aulia √ 75
24 Muhamad Rafli √ 75
25 Muhammad Aldi √ 75

4) Hasil Penilaian Pengetahuan

Nilai KETUNTASAN
No. Nama Peserta Didik KKM
Evaluasi
Ya Tidak
1 Alya Siti Kirania 90 75 √
2 Anniya Nur Rahmad 83 75 √
3 Celin Sanyang 83 75 √
4 Denis Surya 84 75 √
5 Dimas Dian Purwanto 87 75 √
6 Dini Anbar Sausan 88 75 √
7 Dwi Putri Lestari 82 75 √
8 Fajrin Firjiane 82 75 √
9 Fauzy Rahmat Hidayat 81 75 √
10 Indra Nugraha 81 75 √
11 Meilani Herlinda 78 75 √
12 Moh Aldi Habibulloh 81 75 √
13 Nazwa Aisyah Nursyfa 87 75 √
14 Rika Kasmawati 74 75 √
15 Rike 73 75 √
16 Ripa Irmawati 79 75 √
17 Sherly Zuliantania 82 75 √
18 Vivih Sopia 82 75 √
19 Yevi Alfiani 74 75 √
20 Ripa Irmawati 83 75 √
21 Isniatu Syaadah 79 75 √
22 Kiren Juwita Ramadhani 82 75 √
23 Linda Aulia 82 75 √
24 Muhamad Rafli 81 75 √
25 Muhammad Aldi 83 75 √
Nilai Rata-Rata 85,04
Jumlah Peserta didik Tuntas Belajar 24

79
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
Persentase Peserta didik Tuntas Belajar 96 %
Jumlah Peserta didik Tidak Tuntas
1
Belajar
Persentase Peserta didik Tidak Tuntas
4%
Belajar

Grafik Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

80
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
BAB V
PENUTUPAN

1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan yang telah dikemukakan, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
a) Pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan media interaktif berupa
tayangan video pembelajaran berbasis youtube, tampilan media pembelajaran
berupa PPT dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) elektronik (e-
LKPD)/LKPD digital learning pada mata pelajaran Ekonomi sudah berjalan
lancar. Hal ini ditandai dengan peningkatan motivasi dan keaktifan peserta
didik yang sebelumnya cenderung pasif setelah diterapkan media-media
pembelajaran tersebut yang disempurnakan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) dan metode pembelajaran yang interaktif ini mulai
mengalami peningkatan dalam motivasi dan keaktifan peserta didik di sekolah
dan mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas pembelajaran sedang
berlangsung. Keaktifan peserta didik tersebut dapat dilihat dari rekapitulasi
perolehan nilai sikap, keterampilan dan Penilaian Pengetahuan masing-masing
peserta didik kelas XI-IPS SMA Pasundan 2 Cimahi.
b) Pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan media interaktif berupa
tayangan video pembelajaran berbasis youtube, tampilan media pembelajaran
berupa PPT dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) elektronik (e-
LKPD)/LKPD digital learning pada mata pelajaran Ekonomi yang
disempurnakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan metode
pembelajaran yang interaktif meningkatkan partisipasi peserta didik. Hal tersebut
berdasarkan pada rekapitulasi daftar hadir peserta didik kelas XI-IPS SMA
Pasundan 2 Cimahi..
c) Hasil belajar pada pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan
media interaktif berupa tayangan video pembelajaran berbasis youtube,
tampilan media pembelajaran berupa PPT dan Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) elektronik (e-LKPD)/LKPD digital learning pada mata pelajaran
Ekonomi yang disempurnakan model pembelajaran Problem Based Learning

81
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
(PBL) dan metode pembelajaran yang interaktif sudah mengalami peningkatan
dan mencapai target di atas 80% kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata
pelajaran Ekonomi kelas kelas XI Pasundan 2 Cimahi. Hal ini dapat diketahui
dari hasilbelajar peserta didik yang mengalami peningkatan setelah diadakan
tindakan siklus I dan siklus II.

2. Saran
Berdasarkan simpulan yang diperoleh, beberapa saran yang dapat diberikan adalah
sebagai berikut:
1) Bagi Sekolah
Bagi sekolah yang ingin menerapkan model pembelajaran daring asinkronus
penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam memberikan inovasi
untuk peningkatan pelaksanaan pembelajaran yang ada di kelas namun perlu
dipertimbangkan kriteria mata pelajaran sebaiknya mata pelajaran tersebut
sesuai karakteristik peserta didik dan materi pembelajaran
2) Bagi Guru
Bagi guru yang ingin menggunakan model pembelajaran ini diharapkan
mempertimbangkan beberapa hal yaitu, (a) untuk memperhatikan dalam
penggunaan waktu agar sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, (b)
guru memilih materi yang sesuai karakteristik model pembelajaran daring
desinkron (c) peran guru sangat dibutuhkan untuk memberi pengarahan pada
peserta didik, agar peserta didik lebih percaya diri sehingga berdampak pada hasil
belajar peserta didik yang menjadi lebih baik. Dengan beberapa pertimbangan
tersebut diharapkan pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan
hasil belajar dapat memenuhi kriteria ketuntasan belajar minimum.
3) Bagi Peserta Didik
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pada saat proses pembelajaran
dengan menggunakan media interaktif berupa tayangan video pembelajaran
berbasis youtube, tampilan media pembelajaran berupa PPT dan Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) elektronik (e-LKPD)/LKPD digital learning pada mata
pelajaran Ekonomi yang disempurnakan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dan metode pembelajaran yang interaktiperlu meningkatkan

82
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
keaktifan dalam bertanya maupun berpendapat agar lebih memahami materi dan
bisa menjadi inovasi pembelajaran peserta didik untuk meningkatkan hasil
belajar.

83
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan


Sekolah.Yogyakarta: Gava Media

Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Kustandi, C dan Bambang S. 2011. Media Pembelajaran Manual dan


Digital. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Purwanto, M Ngalim. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sudjana, Nan 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:


PT Remaja Rosdadakarya

Slamento. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka


Cipta

Wardhani, IGAK., Kuswaya Wihardit, dan Noehi Nasoetion. 2000. Penelitian


Tindakan Kelas.

https://staff.universitaspahlawan.ac.id/web/upload/materials/337-materials.pdf

Langkah Langkah Penelitian Tindakan Kelas


Mengenal Tahapan Siklus Penelitian Tindakan Kelas PTK
https://smkn1telku.sch.id/siklus-penelitian-tindakan-kelas/

Digital Learning Adalah: Pengertian, Contoh, dan Manfaatnya


• By Great Nusa9 Mei 2023
https://greatnusa.com/artikel/digital-learning-adalah-2/

Pengertian Kualitas Pembelajaran Dan Indikator Kualitas Pembelajaran


https://www.scribd.com/doc/301368167/Pengertian-Kualitas-Pembelajaran-
Dan-Indikator-Kualitas-Pembelajaran

http://repositori.unsil.ac.id/8404/8/9.%20BAB%202.pdf

Teknik Pengumpulan Data dan Metode Penelitian


https://mediaindonesia.com/humaniora/539107/teknik-pengumpulan-data-dan-
metode-penelitian

6 Indikator Keberhasilan Guru Dalam Mengajar


https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/penting-ini-6-indikator-keberhasilan-
guru-dalam-mengajar/

84
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Eva Rahayu
@2023

SMA PASUNDAN 2 CIMAHI

85
Laporan Penelitian Tindakan Kelas_Eva_Rahayu_2023

You might also like