You are on page 1of 34

LOGO

PERANAN TENAGA
KESEHATAN DALAM
PENINGKATAN MUTU DAN
KESELAMATAN PASIEN DI
FASYANKES

dr. Arjaty W. Daud, MARS FisQua CERG QRGP QRMA CGRCP


Curiculum Vitae
Nama : dr. Arjaty W. Daud, MARS FISQua CERG QRGP CGRCP
Alamat : Jl. Moh Kahfi 1, Royal residence Blok A2 Ciganjur Jakarta Selatan

Tmpt / tgl. Lahir : Manado,17 Januari 1969


Email : arjatydaud19@gmail.com
Hp : 0812 1830 7169

PENDIDIKAN
S-1 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi - Manado , Lulus 1995
S-2 Fakultas Kesehatan Masyarakat, KARS Universitas Indonesia, Lulus 2005

PELATIHAN / SEMINAR
2022 : Fellowship ISQUA, Certified Enterprise Risk Governance, Qualified Risk Governance professional
2017 : Update Acreditation Joint Commission International 6 th edition Amsterdam
2015 : Practicum Acreditation Joint Commission International 5 th edition Singapore
2011 : Practicum Acreditation Joint Commission Internationl 4 th edition Seoul
Patient Safety Course, Singapura
2010 : Safety in Healthcare, Kuala Lumpur
2009 : Hospital Management Asia, Vietnam
Course Risk Management PRMIA Jakarta
2007 : New Perspektif, Conferrence ASHRM, Chicago USA
Certified Profesional Healthcare Risk Management course,
Chicago USA
Risk Management Base Training, Joint Commision Resources (JCR)
Patient Safety Up Date, Joint Commision International (JCI) Singapura
2005 : Lead Audior ISO 9001 – 2000, International Registered Certificated Auditor (IRCA)
PENGALAMAN KERJA
2019 : Technical Assistance WHO
2017 : Konsultan JCI RSK Dharmais, RS Djamil Padang, RS AWS Samarinda, RS Zainal Abidin Banda Aceh
2016 : Konsultan JCI RS Zainal Abidin Banda Aceh
2015 : Konsultan JCI RS Islam Cempaka putih Jakarta, RS Advent Bandung, RS JMC Jakarta, RS Sutomo Surabaya
2014 : Konsultan JCI RS MMC Jakarta, RS Kanujoso Blkppn, RS Sleman Jogja, RS Tarakan Kaltara
2013 : Konsultan JCI RS kanujoso Blkppn, RS Sleman
2012 : Konsultan JCI RSUP Fatmawati, RSUP Wahidin Sudirohusodo Makasar, RS Medistra
2011 : Konsultan JCI RSCM, Konsultan Manajemen Risiko & Keselamatan Pasien RS Tarakan Kaltim
2010 : Konsultan Manajemen risiko RSUP Fatmawati Jakarta, RS Bieuren, RS Lhoksemawe Aceh
2009 : Konsultan Manajemen risiko & Kes Pasien RS Wahidin Makasar, RS Pelni Jakarta, Konsultan RS Aini, RS Sardjito
2007 : Direktur RS Zahirah, Konsultan Manajemen risiko RS Persahabatan, RS Dharmais
2006 : Konsultan Manajemen RS Asri, Konsultan Manajemen RS Medika BSD,
2004 - 2005 : Manajer Operasional Medika Plaza International Clinic
2003 - 2004 : General Manajer Cempaka Medical Centre, Direktur Operasional RS Sentra Medika
2002 - 2003 : Wakil Direktur Medik & Asist Direktur RS Sentra Medika
2000 - 2001 : Kepala Bagian Humas RS MMC
1999 - 2000 : Asisten Konsultan WHO Umbrella Project Depkes Kepala Bagian Rehabilitasi Medik RS MMC

ORGANISASI
• 2022 : Ketua IMRS PERSI
• 2020 : Tim Ahli Investigasi KTD Alat Kesehatan Kemkes
• 2018 – saat ini : Bidang Pelaporan & Analisa Insiden Komite Nasional Keselamatan Pasien (KNKP)
• 2016 – 2018. : Sekretariat KKPRS
• 2007 – 2012. : Ketua Bidang Pelaporan Insiden KKP RS PERSI , Sterring Committe KKP RS
• 2005 - Saat ini :Ketua Institut Manajemen Risiko Klinis (IMRK) / ICRMI, Member of ASQ (American Quality Society),
• Member of Profesional Risk Management International Association

PENGHARGAAN
2019: Penghargaan Wanita Inspirasi Indonesia (IPEMI)
Definisi
PASIEN adalah setiap orang yang memperoleh Pelayanan
Kesehatan dari Tenaga Medis dan / atau Tenaga
Kesehatan.

TENAGA KESEHATAN : setiap orang yang mengabdikan diri


dalam bidang Kesehatan serta memiliki sikap profesional,
pengetahuan, dan keterampilan melalui pendidikan tinggi
yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan Upaya Kesehatan.

Perseorangan UPAYA KESEHATAN (UP) : segala bentuk kegiatan dan / atau


serangkaian kegiatan yang secara terpadu dan berkesinambungan
untuk memelihara dan meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat (
promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan/ atau paliatif) oleh
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan / atau Masyarakat
• UP perseorangan dan UP masyarakat. (pasal 17)
• Bentuk pelayanan UP : Pelayanan Kesehatan primer dan
Pelayanan Kesehatan lanjutan (psl 26)

ArjatyMR/IMRK2023
FASYANKES
Tempat dan / atau alat yang digunakan untuk menyelenggarakan Pelayanan
Kesehatan kepada perseorangan ataupun masyarakat dengan pendekatan
promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan/ atau paliatif yang dilakukan oleh
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan / atau masyarakat.
Fasilitas Pelayanan Kesehatan :
a. Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat pertama;
b. Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat lanjut; dan
c. Fasilitas Pelayanan Kesehatan penunjang.

ArjatyMR/IMRK2023
Keselamatan Pasien
Suatu kerangka kerja yang berupa kegiatan terorganisasi untuk membangun
Budaya, Proses, Prosedur, Perilaku, Teknologi, dan Lingkungan dalam
Pelayanan Kesehatan secara konsisten dan berkelanjutan yang bertujuan
untuk :
▪ menurunkan risiko,
▪ mengurangi bahaya yang dapat dihindari,
▪ menghindari kemungkinan terjadinya kesalahan,
▪ serta mengurangi dampak ketika terjadi insiden pada Pasien.

ArjatyMR/IMRK2023
KONSEP KESELAMATAN PASIEN
Apakah sudah melakukan sesuai Standar & Prosedur ?
Apakah sudah tepat waktu ?
Apakah sudah mengelola risiko pada pasien ?

Work
Processes

Sistem atau
Upaya Kesehatan
yang membuat
asuhan pasien
menjadi lebih aman

Mencegah terjadinya cedera


Akibat Kesalahan :
• Karena melakukan / tindakan
• Tidak melakukan tindakan yg
seharusnya dilakukan

Systems Engineering Initiative for Patient Safety (SEIPS) Model


Peran Tenaga Kesehatan dalam PMKP di Fasyankes

Manajerial

Fungsional / Lingkungan
Asuhan

Perorangan Masyarakat
Mindset keselamatan pasien ?
(apakah pasien saya aman ?)
• Apakah sudah melakukan
Identifikasi dan pengkajian
pasien sesuai standar ? • Apakah melakukan
• Apakah dilakukan sesuai waktu pemeriksaan / pemantauan
yg ditetapkan ? dan observasi sesuai
• Apakah sudah diidentifikasi standar?
potensi risiko pasien dan Upaya • Apakah melakukan
pencegahan risiko ? penanganan dan
• Apakah sudah di buat Rencana melaporkan ketika terjadi
perawatan (Care Plan ?) kejadian tidak diharapkan ?
berdasarkan hasil assessment ?

Fungsional
• Apakah melakukan prosedur / pemeriksaan sesuai standard ?
• Apakah melakukan sesuai kompetensi dan kewenangan ?
• Apakah sudah diberikan informasi dan edukasi paada pasien
dan keluarga ?
• Apakah melakukan double check untuk prosedur / pemeriksaan
berisiko tinggi / invasive?
• Apakah selalu memikirkan dampak yg akan terjadi jika
melakukan pelayanan tidak aman ? (unsafe care ?)
• Apakah sudah membuat
perencanaan dengan
mempertimbangkan Mindset keselamatan pasien ?
keselamatan pasien ? (apakah pasien saya aman ?)
• Apakah sudah
mempertimbangkan potensi
risiko dan dampak pada
keelamatan pasien ?
• Apakah pelatihan untuk Nakes • Apakah Keputusan yang diambil
sudah memasukkan sudah mempertimbangkan
keselamatan pasien, keselamatan pasien, manajemen
manajemen risiko dan risiko dan mutu ?
peningkatan mutu ? • Apakah dilakukan monitoritng
• Apakah menempatkan Nakes dan evaluasi hasil kegiatan untuk
sudah sesuai Kompetensi perbaikan dan pembelajaran bagi
dengan mempertimbangkan Fasyankes ?
keselamatan pasien ?
• dll
Manajerial
• Apakah dalam melaksanakan kegiatan sudah melakukan pengecekan dan
pemantauan progressnya yang berdampak pada keselamatan pasien ?
• Apakah sudah menerapkan SP2KP (Sistim Pelaporan Pembelajaran
Keselamatan pasien) di Fasyankes?
• Apakah pengadaan / pembelian alat / BMHP Sudha mempertimbangkan
keselamatan pasien dan manajemen risiko serta mutu ?
• Apakah melakukan sesuai kompetensi dan kewenangan ?
• dll
Pasal 199
Kelompok Tenaga Kesehatan

a. Tenaga psikologi klinis : psikolog klinis.


b. Tenaga keperawatan: perawat vokasi, ners, dan ners spesialis.
c. Tenaga kebidanan : bidan vokasi dan bidan profesi.
d. Tenaga kefarmasian : tenaga vokasi farmasi, apoteker, dan apoteker spesialis.
e. Tenaga kesehatan masyarakat : tenaga kesehatan masyarakat, epidemiolog kesehatan, tenaga
promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, serta tenaga administratif dan
kebijakan kesehatan
f. Tenaga kesehatan lingkungan : tenaga sanitasi lingkungan dan entomolog kesehatan
g. Tenaga gizi : nutrisionis dan dietisien
h. Tenaga keterapian fisik : fisioterapis, terapis okupasional, terapis wicara, dan akupunktur.
i. Tenega keteknisian medis : tenaga keteknisian perekam medis dan informasi kesehatan, teknisi
kardiovaskuler, teknisi pelayanan darah, optometris, teknisi gigi, penata anestesi, terapis gigi dan
mulut, serta audiologis
j. Tenaga teknik biomedika : radiografer, elektromedis, tenaga teknologi laboratorium medik,
fisikawan medik, dan ortotik prostetik.
k. Tenaga kesehatan tradisional : tenaga kesehatan tradisional ramuan atau jamu, tenaga
kesehatan tradisional pengobat tradisional, dan tenaga kesehatan tradisional interkontinental.
l. Tenaga kesehatan lain yang ditetapkan oleh menteri.

• Berhubungan langsung dengan pasien


TENAGA KESEHATAN
• Tidak berhubungan langsung dengan pasien
Peran Tenaga Kesehatan dalam Keselamatan Pasien

1. Bekerja sesuai Standar dan Regulasi yang ditetapkan di Fasyankes :


a. Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit harus bekerja sesuai dengan
standar profesi, standar pelayanan Rumah Sakit, standar prosedur operasional
yang berlaku, etika profesi, menghormati hak pasien dan mengutamakan
keselamatan pasien (UU no. 44 th 2009 tentang RS; ps 13)
b. Tenaga Kesehatan di Puskesmas harus bekerja sesuai dengan standar profesi,
standar pelayanan, standar prosedur operasional,etika profesi, menghormati hak
pasien, serta mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien dengan
memperhatikan keselamatan dan kesehatan dirinya dalam bekerja (Peraturan
Menkes no.75 th 2014 tentang Puskesmas)
2. Bekerja sesuai kewenangan yang diberikan
3. Bekerja sesuai etika profesi
4. Meningkatkan Komunikasi secara efektif secara verbal maupun non verbal
5. Bekerja sama dengan Tim interprofesi
6. Memberikan edukasi dan informasi kepada pasien dan keluarga
7. Melibatkan pasien dan keluarga dalam perawatan yang diberikan
8. Mengoptimalisasi faktor manusia dan faktor lingkungan dalam pelayanan pasien
Peran Tenaga Kesehatan dalam Keselamatan Pasien

9. Melaksanakan Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) yang relevan


dengan tugas profesinya
10. Mengenali, merespons, dan mengungkapkan Insiden Keselamatan
pasien (IKP) →Menerapkan Sistim Pelaporan dan Pembelajaran
Keselamatan Pasien (SP2KP) → Laporan IKP dan RCA
11. Berkontribusi dalam pengembangan Budaya Keselamatan Pasien
12. Meningkatkan mutu pelayanan dengan pengukuran indicator mutu
dan perbaikan mutu secara berkesinambungan (CQI)
13. Melaporkan Perilaku yang tidak aman (unsafe act) yang berisiko
(berpotensi membahayakan keselamatan pasien)
14. Mengelola risiko secara proaktif untuk mereduksi dan mitigasi
risiko pada pasien
Identifikasi Pasien
psikolog klinis
Perawat vokasi, ners, dan ners
spesialis.
Tenaga vokasi farmasi,
apoteker, apoteker Bidan vokasi dan bidan profesi.
spesialis

nutrisionis dan dietisien


fisioterapis, terapis
okupasional, terapis
wicara, dan akupunktur. tenaga keteknisian perekam
medis dan informasi kesehatan,
teknisi kardiovaskuler, teknisi
radiografer, elektromedis,
pelayanan darah, optometris,
tenaga teknologi
teknisi gigi, penata anestesi,
laboratorium medik,
terapis gigi dan mulut, serta
fisikawan medik, dan ortotik audiologis
prostetik.
tenaga kesehatan tradisional ramuan atau jamu, tenaga kesehatan
tradisional pengobat tradisional, dan tenaga kesehatan tradisional
interkontinental.
Komunikasi efektif
psikolog klinis Perawat vokasi, ners, dan ners
spesialis.
Tenaga vokasi farmasi,
apoteker, apoteker Bidan vokasi dan bidan profesi.
spesialis
nutrisionis dan dietisien

fisioterapis, terapis tenaga keteknisian perekam


okupasional, terapis medis dan informasi kesehatan,
wicara, dan akupunktur. teknisi kardiovaskuler, teknisi
• Verbal & pelayanan darah, optometris,
radiografer, elektromedis, • Non verbal teknisi gigi, penata anestesi,
tenaga teknologi • Elektronik terapis gigi dan mulut, serta
laboratorium medik, audiologis
fisikawan medik, dan ortotik
prostetik.
tenaga kesehatan tradisional ramuan atau jamu, tenaga kesehatan
tradisional pengobat tradisional, dan tenaga kesehatan tradisional
interkontinental.
Kewaspadaan terhadap obat High Alert

Perawat vokasi, ners, dan ners


spesialis.

Bidan vokasi dan bidan profesi.


Tenaga vokasi farmasi,
apoteker, apoteker
spesialis

penata anestesi, terapis gigi


dan mulut,
Hand Hygiene
psikolog klinis Perawat vokasi, ners, dan ners
spesialis.
Tenaga vokasi farmasi,
apoteker, apoteker Bidan vokasi dan bidan profesi.
spesialis
nutrisionis dan dietisien

fisioterapis, terapis tenaga keteknisian perekam


okupasional, terapis medis dan informasi kesehatan,
wicara, dan akupunktur. teknisi kardiovaskuler, teknisi
pelayanan darah, optometris,
radiografer, elektromedis, teknisi gigi, penata anestesi,
tenaga teknologi terapis gigi dan mulut, serta
laboratorium medik, audiologis
fisikawan medik, dan ortotik
prostetik.
tenaga kesehatan tradisional ramuan atau jamu, tenaga kesehatan
tradisional pengobat tradisional, dan tenaga kesehatan tradisional
interkontinental.
Pencegahan pasien jatuh
psikolog klinis Perawat vokasi, ners, dan ners
spesialis.

Tenaga vokasi farmasi, Bidan vokasi dan bidan profesi.


apoteker, apoteker
spesialis nutrisionis dan dietisien

fisioterapis, terapis
okupasional, terapis teknisi kardiovaskuler, teknisi
wicara, dan akupunktur. pelayanan darah, optometris,
teknisi gigi, penata anestesi,
terapis gigi dan mulut, serta
radiografer, tenaga audiologis
teknologi laboratorium
medik,

tenaga kesehatan tradisional ramuan atau jamu, tenaga kesehatan


tradisional pengobat tradisional, dan tenaga kesehatan tradisional
interkontinental.
ROOT CAUSE OF SENTINEL EVENTS

Arjaty/IMRK/2023
Unsafe Condition & Unsafe Acts

Risk management Patient Safety Save Maternal and new born care Call to action

10/09/2021 Arjaty Daud/WPSD/2021 20


ERROR TYPES
(based on the work of Reason, adapted by NPSA)

Basic error types Routine


Reasoned
Reckless & Malicious
Violations
Rule & Knowledge
Intended Based errors
actions
Mistakes Skill based errors
Unsafe Memory failures
acts
Lapses
Unintended
Skill based errors
actions Attentional failures

Slips
Arjaty/IMRK/2023
Kerangka Kompetensi Keselamatan Pasien

Kompetensi interprofesi dalam Keselamatan Pasien adalah aspek penting


dari layanan kesehatan berkualitas tinggi
Domain 1 : Budaya Keselamatan Pasien

Budaya Keselamatan Pasien merupakan nilai, keyakinan, dan


norma tentang Keselamatan Pasien yang dianut semua staf
dalam berbagai tingkatan di fasilitas pelayanan kesehatan yang
memengaruhi tindakan dan perilaku mereka dalam mendukung
dan mempromosikan keselamatan pasien.

Setiap Tenaga Kesehatan :


1. Mendukung dan berperan aktif dalam peningkatan budaya
keselamatan
2. Berkontribusi dalam just culture

ArjatyMR/IMRK2023
Domain 2 : Kerja sama Tim

❖ Perawatan yang aman dan efektif melibatkan aktivitas terkoordinasi dari


sistem multi-tim dengan pasien dan keluarga yang mencakup: tim
perawatan inti, tim darurat, tim koordinasi, administrasi, dan tim layanan
tambahan dan pendukung.

❖ Tim interprofesional berkinerja tinggi menunjukkan kemampuan dan


kompetensi yang penting untuk praktik kolaboratif yang efisien, efektif, dan
aman. Setiap kompetensi selaras
1. perawatan yang berpusat pada pasien ;
2. klarifikasi peran;
3. fungsi tim;
4. kepemimpinan kolaboratif;
5. komunikasi antarprofesional; Dan
6. manajemen konflik antarprofesional.
Domain 3: Komunikasi

❖ Para Nakes melibatkan pasien dan anggota keluarga dalam dialog


terbuka untuk mempromosikan keselamatan pasien, dan untuk
mencegah serta merespons insiden keselamatan pasien
❖ Melalui komunikasi yang efektif, berbagi pengetahuan keselamatan
dan meningkatkan pemahaman tentang perspektif pasien dan
keluarga.
❖ Informasi yang jelas dan konsisten memungkinkan pasien
memahami risiko, manfaat, dan kemungkinan hasil pemeriksaan
dan pengobatan, dengan tujuan untuk berpartisipasi sebagai mitra
penuh dalam perawatan mereka sendiri dan pengambilan
keputusan bersama.
1. Melakukan komunikasi secara efektif baik verbal dan non-verbal untuk
mempromosikan keselamatan pasien

2. Mendokumentasikan semua pelayanan klinis pasien

3. Mengkomunikasikan pencegahan risiko

4. Menggunakan teknologi untuk memberikan pelayanan pasien yang aman


Domain 4: Keselamatan Pasien , Risiko dan Peningkatan mutu
❖ Tenaga kesehatan bekerja di lingkungan yang kompleks dan rentan terhadap
tekanan, kegagalan sistem, dan kesalahan mereka sendiri.
❖ Tenaga kesehatan harus bertanggung jawab tidak hanya dalam pekerjaan mereka
sehari-hari, memitigasi risiko yang sedang berlangsung di tingkat lokal dan desain
sistem pencegahan yang proaktif.
❖ Untuk mendeteksi ancaman keselamatan pasien, bertindak berdasarkan risiko dan
meningkatkan kualitas dalam situasi yang dinamis dan kompleks, tenaga kesehatan
memerlukan kompetensi berbasis sistem serta praktik klinis.
❖ Kompetensi mencakup kerja tim, manajemen tugas, dan kesadaran situasional serta
pengetahuan tentang metode peningkatan kualitas.

1. Mengantisipasi, mengidentifikasi, mengurangi dan memitigasi situasi yang


berbahaya dan situasi rutin dimana masalah keselamatan mungkin timbul
2. Identifikasi secara sistematis, menerapkan, dan mengevaluasi intervensi
peningkatan kualitas untuk keselamatan pasien.
3. Mempertahankan praktik peningkatan kualitas dan keselamatan di tingkat
lokal dan sistem
Domain 5: Optimalisasi faktor manusia dan SIstim

❖ Mengelola interaksi antara manusia (individu, Nakes , pasien, anggota


keluarga dan tim) dan faktor sistem lainnya (tugas, alat/teknologi,
organisasi, lingkungan) untuk mengoptimalkan keselamatan pasien.

❖ Faktor manusia adalah disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana manusia


berinteraksi dengan sistem, alat, proses, dan perangkat. Hal ini mencakup
bagaimana karakteristik psikologis, sosial, fisik, biologis, dan keselamatan
memengaruhi interaksi ini.

❖ Mengoptimalkan faktor manusia dan lingkungan yang mendukung


pencapaian kinerja manusia merupakan kompetensi keselamatan yang
penting bagi semua penyedia layanan kesehatan.
Domain 6: Kenali, Tanggapi dan
Mengungkapkan Insiden Keselamatan Pasien

❖ Kenali dan laporkan insiden keselamatan pasien,


tanggapi dengan tepat dan efektif untuk mengurangi
bahaya, pastikan pengungkapan, dan cegah terulangnya
kembali

❖ Tenaga kesehatan mampu mengenali insiden


keselamatan pasien, dan bertanggung jawab untuk
merespons secara tepat waktu dengan empati dan kasih
sayang untuk memenuhi kebutuhan klinis, emosional,
dan informasi, memberikan tindak lanjut sesuai
kebutuhan pasien.
1. Kenali insiden keselamatan pasien.
2. Terlibat dengan pasien dan keluarga yang terkena
dampak insiden keselamatan pasien untuk memenuhi
kebutuhan mereka.
3. Mengungkapkan insiden keselamatan pasien
4. Belajar dari insiden keselamatan pasien.
5. Mengatasi tekanan emosional karena terlibat dalam
insiden keselamatan pasien secara profesional dan
konstruktif.
Factors leading to patient harm
❖ Insiden yang dialami pasien dalam layanan kesehatan dapat terjadi di semua
rangkaian dan di semua tingkat penyediaan layanan kesehatan.

❖ Faktor yang dapat menyebabkan biasanya lebih dari satu factor :

1. faktor sistem dan organisasi: kompleksitas intervensi medis, proses dan


prosedur yang tidak memadai, gangguan dalam alur kerja dan koordinasi
perawatan, keterbatasan sumber daya, staf yang tidak memadai dan
pengembangan kompetensi;
❖ faktor teknologi: permasalahan yang berkaitan dengan sistem informasi
kesehatan, seperti permasalahan pada catatan kesehatan elektronik atau sistem
administrasi pengobatan, dan penyalahgunaan teknologi;
❖ faktor dan perilaku manusia: gangguan komunikasi di antara petugas layanan
kesehatan, dalam tim layanan kesehatan, dan dengan pasien dan keluarga
mereka, kerja tim yang tidak efektif, kelelahan, dan bias kognitif;
❖ faktor yang berhubungan dengan pasien: terbatasnya pengetahuan
kesehatan, kurangnya keterlibatan dan ketidakpatuhan terhadap pengobatan; D
❖ faktor eksternal: tidak adanya kebijakan, peraturan yang tidak konsisten,
tekanan ekonomi dan keuangan, dan tantangan terkait lingkungan alam.
TENAGA TENAGA KOMITMEN TENAGA BERTANGGUNG MENDORONG
dan
KESEHATAN KESEHATAN untuk KESEHATA JAWAB atas menghargai
selalu selalu peduli, perbaikan N selalu Tindakan yang staf dan
sopan mutu peduli dan dilakukan,
mengutamakan menghargai
sinambung penuh Bangga dengan
keselamatan Respek dan kemampuan
menghargai dan kasih pekerjaannya.
pasien serta
pasien pengalaman sayang
pasien inovasi
mereka
.

“It’s not just about what is the matter?”


but “What matters to you?”
3/4/2024 Arjaty Daud/IMRK2023 32

Good quality care is always important,


but caring for our patients is
what they will really remember.

No matter how you look at it,


The world continues to change
3/4/2024 Arjaty Daud/IMRK2023 33
LOGO

Terima Kasih

Arjaty Daud Channel


Manajemen risiko IMRK
Arjaty

manajemenrisiko.imrk
arjaty_daud

You might also like