Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Kata kunci: Formulir rekam medis merupakan sarana tempat pencatatan dari
Formulir Elektronik Rekam riwayat medis pasien, setiap dokter atau dokter gigi dalam
Medis Kesehatan Gigi menjalankan praktek kedokteran wajib membuat rekam medis,
namun diketahui bahwa di Klinik Jurusan Keperawatan Gigi
Poltekkes Tasikmalaya sudah menyediakan formulir rekam
medis gigi, namun belum terdokumentasikan dengan baik.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengefektifkan Formulir
Elektronik Rekam Medis Kesehatan Gigi di Klinik Jurusan
Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya tahun 2020.
Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif
dan kualitatif. Subjek penelitian ini yaitu mahasiswa keperawatan
Gigi. Pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan
pengisian kuesioner, pengamatan (observasi) dan studi dokumen.
Penggunaan Formulir Elektronik Rekam Medis Kesehatan Gigi di
Klinik Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes
Tasikmalaya sesudah digunakan oleh mahasiswa diperoleh hasil
efektif namun tidak optimal dikarenakan pandemi.
ABSTRACT
Key word: The medical record form is a means of recording the patient's medical
Dental Health Medical Record history, every doctor or dentist in carrying out medical practice is
Electronic Form obliged to make a medical record, but it is known that the Dental
Nursing Department Clinic of the Health Polytechnic of Tasikmalaya
has provided a dental medical record form, but it has not been well
documented. The purpose of this research is to streamline the Electronic
Medical Record Form of Dental Health at the Dental Nursing
Department Clinic, Poltekkes, Ministry of Health, Tasikmalaya in 2020.
This research method uses quantitative and qualitative research
methods. The subjects of this research are dental nursing students.
Collecting data in this study using questionnaires, observations and
document studies. The use of the Dental Health Medical Record
Electronic Form at the Dental Nursing Department Clinic, Poltekkes,
Tasikmalaya Ministry of Health, after being used by students, the
results were effective but not optimal due to the pandemic.
642
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
PENDAHULUAN
Suatu sistem rekam medis mencakup 6 hal utama yang dimulai dari
pendokumentasian data, penyimpanan, pengolahan, penjagaan aspek keamanan
informasi, komunikasi dan penyajian, sampai pada pemusnahan data. Pendokumentasian
merupakan aspek yang sangat penting dalam suatu rekam medis, mengingat semua data
yang masuk dalam rekam medis ada pada tahap ini. Kualitas data yang dimasukkan akan
mempengaruhi kualitas informasi yang dihasilkan. Suatu inputan data yang baik akan
menghasilkan informasi dan pengetahuan yang baik serta bermanfaat bagi
perkembangan sistem pelayanan kesehatan.
Design and Implementation of Health Information Sistem, World Health Organization
(WHO) menyatakan ada 5 masalah utama dalam sistem informasi kesehatan yaitu,
informasi yang tersedia tidak relevan, kualitas data buruk, duplikasi dan
ketidakseragaman, keterlambatan laporan dan umpan balik, serta penggunaan informasi
yang belum optimal. Penggunaan sistem informasi kesehatan dalam bentuk dokumen
elektronik dapat menjadi suatu solusi atas permasalahan tersebut. Sistem informasi
berbasis elektronik mempunyai keuntungan dalam penggunaanya yaitu, pengumpulan
informasi menjadi lebih baik, penyusunan informasi lebih terstruktur, pengambilan
keputusan dapat lebih cepat dan akurat, serta dapat meningkatkan kualitas layanan
publik. Aplikasi sistem ini dalam bidang pelayanan kesehatan yaitu melalui bentuk
rekam medis elektronik (RME).
Rekam medis elektronik memiliki banyak kelebihan dibandingkan rekam medis
konvensional. Rekam medis elektronik lebih terintegrasi dalam sistem pelayanan di
rumah sakit, namun banyak pihak masih meragukan apakah RME dapat menggantikan
peran rekam medis konvensional. Rekam medis elektronik bukan hanya sekedar
memasukkan data-data ke dalam komputer, namun didalamnya harus mengandung
kaedah-kaedah aturan yang berlaku dalam RME. Perkembangan issue ini menjadi suatu
bahan penelitian baru untuk diteliti.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) no 269 tahun 2008 tentang rekam
medis yang dimaksud rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen
antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta
tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Catatan merupakan
tulisan-tulisan yang dibuat oleh dokter atau dokter gigi mengenai tindakan-tindakan
yang dilakukan kepada pasien dalam rangka palayanan kesehatan. Rekam medispun
memiliki berbagai kegunaan, yaitu administrasi, medis, hukum, finansial, penelitian dan
dokumentasi.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia (UU RI) No 29 tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran/ Kedokteran gigi Pasal 46, setiap dokter atau dokter gigi dalam
menjalankan praktek kedokteran wajib membuat rekam medis. Apabila dokter dan
dokter gigi tidak membuat rekam medis akan mendapat Sanksi sesuai UU RI No 29
Tahun 2004 pasal 79: dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau
denda paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) untuk setiap dokter dan
dokter gigi yang dengan sengaja tidak membuat rekam medis sebagaimana dimaksud
dalam pasal 46 ayat (1). Adapun isi rekam medis baik untuk pasien rawat jalan, pasien
rawat inap, pasien gawat darurat maupun pasien dalam keadaan bencana sekurang
kurangnya diatur pada Permenkes RI nomor 269/Menkes/Per/III/2008 Bab II pasal 3.
643
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
METODE
Jenis penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian eksperimen mix method.
Penelitian eksperimen merupakan kegiatan penelitian untuk mengontrol, memanipulasi
dan mengobservasi subyek penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi
Experimental atau eksperimental semu dengan rancangan Posttest Only Group Design.
Dalam desain penelitian ini terdapat sampel yang dipilih secara non random. Selanjutnya
metode kualitatif didapatkan dari lembar testimoni. Metode pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode non random sampling (tidak acak) yang
dilakukan secara purposive sampling. Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini terdaftar
sebagai mahasiswa Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya,
mahasiswa program studi Terapi Gigi Program Sarjana Terapan Tk 3, dapat diajak
kerjasama, bersedia menjadi responden penelitian yang dibuktikan dengan mengisi
informed consent. Kriteria eksklusi pada penelitian ini tidak patuh terhadap prosedur
intervensi, sakit saat dilakukan penelitian. Analisis data hasil penelitian melalui pengisian
kuesioner sesudah menggunakan Formulir Elektronik Rekam Medis Kesehatan Gigi di
Klinik Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, kemudian
dimasukkan kedalam file komputer dan disajikan dalam bentuk tabel (boxplot atau
diagram). Metode kualitatif didapatkan melalui pengisian lembar testimoni sesudah
644
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
645
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
Gambar 3. Tindakan sebelum dan seudah diberi tindakan oleh operator (tampilan di
akun mahasiswa)
646
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
Setiap tindakan yang mahasiswa kerjakan bisa dilihat dari akun dosen sesuai dengan
tindakan mahasiswa yang telah di upload (sebelum dan sesudah) sebagai bukti bahwa
mahasiswa tersebut telah menyelesaikan salah satu target di Klinik Jurusan Keperawatan
Gigi.
647
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
lembaran formulir yang diperlukan?; Seperti apakah bahan yang ingin digunakan untuk
formulir kedokteran gigi?; Seperti apa Bentuk yang ingin digunakan untuk formulir
tersebut?; Bagaimakna dengan ukuran yang ingin digunakan untuk formular tersebut?;
Menurut pendapat ibu, warna apa yang ingin digunakan untuk formulir dan tulisam
tersebut?; Seperti apa jenis kemasan yang baik untuk menyimpan formulir tersebut?
Jika lembar identitas pasien diperlukan, Manakah Kelengkapan item mengenai
identitas pasien yang ingin dimasukan ke dalam formulir?; Dalam setiap bagian lembar
formulir pasien, akan dibutuhkan sedikit informasi pasien, mana saja informasi yang
ingin dimasukan?; Jika lembar tabel perawatan pasien diperlukan, Manakah
Kelengkapan item mengenai perawatan pasien yang ingin dimasukan ke dalam
formulir?; Jika pada lembar tabel perawatan dimasukkan item hasil pemeriksaan fisik dan
penunjang medis, hal apa saja yang ingin di masukkan kedalam item tersebut?; Jika
lembar odontogram diperlukan, jenis odontogram manakah yang ingin diterapkan?
(pilihan terlampir); Pada lembar odontogram, keadaan apa saja yang ingin dimasukkan
selain odontogramnya?; Untuk penggunaan Istilah, singkatan dan simbol, akan di
masukan kedalam formulir sesuai dengan standar yang berlaku. Adakah Istilah,
singkatan dan simbol yang ingin dimasukan ke dalam formulir?; Adakah item atau isian
yang ingin ditambahkan selain yang telah disebutkan sebelumnya?, maka Rencana tahap
berikutnya adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan Formulir Elektronik Rekam Medis Kesehatan Gigi di Klinik Jurusan
Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya sebaiknya dioptimalkan sehingga
rekam medis pasien akan terdokumentasikan dengan baik sesuai dengan pedoman
rekam medis kesehatan gigi.
2. Penggunaan Formulir Elektronik Rekam Medis Kesehatan Gigi di Klinik Jurusan
Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya dapat diimplementasikan
kedalam mata kuliah sehingga dapat menunjang akademik.
3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi
terhadap teori yang telah diberikan dengan kenyataan di lapangan serta sebagai bahan
pertimbangan dalam menyiapkan lulusan yang berkompeten dibidangnya.
4. Optimalisasi Penggunaan Formulir Elektronik Rekam Medis Kesehatan Gigi di Klinik
Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya sebagai masukan perihal
formulir rekam medis kesehatan gigi untuk pasien klinik gigi.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa
Penggunaan Formulir Elektronik Rekam Medis Kesehatan Gigi di Klinik Jurusan
Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya sesudah digunakan oleh mahasiswa
diperoleh hasil efektif namun tidak optimal dikarenakan pandemi.
DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah, R. (2016). Rancangan Desain Formulir Rekam Medis Gawat Darurat Rumah
Sakit Sumber Hurip. Karya Tulis Ilmiah. Cirebon : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Budi, S. C. (2013a). Bahan Ajar Pertemuan Ke-8 Desain Formulir Rekam Medis. Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada Sekolah Vokasi Diploma Rekam Medis.
648
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
Budi, S. C. (2013b). Bahan Ajar Pertemuan Ke-9 Desain Formulir Rekam Medis. Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada Sekolah Vokasi Diploma Rekam Medis.
Budi, S. C. (2013c). Bahan Ajar Pertemuan Ke-10 Desain Formulir Rekam Medis. Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada Sekolah Vokasi Diploma Rekam Medis.
DepKes RI. (1995). Petunjuk Teknis Pengadaan Formulir Rekam Medis Dasar Dan Pemusnahan
Asrip Rekam Medis. Jakarta : Direktorat Jenderal Bina Yanmed.
Diana. (2012). Odontograma Image. 13 februai 2017. www.clker.com/clipart-202462.html.
Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar Kementrian Kesehatan RI. (2014). Panduan Rekam
Medis Kedokteran Gigi. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI.
Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar Kementrian Kesehatan RI. (2015). Panduan Rekam
Medis Kedokteran Gigi. Jakarta : Author / Kementrian Kesehatan RI.
Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI. (2007). Standar
Nasional Rekam Medik Kedokteran Gigi. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Direktur Jenderal Pelayanan Medis. (1997). Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit
Indonesia. Jakarta :UI-Press.
Hatta, G. R. (2013). Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan disarana Pelayanan Kesehatan.
Jakarta : UI.
Karimah, R. N., Nurmawati,Ida. (2016). jurnal Perancangan Berkas Rekam Medis Kedokteran
Gigi di Klinik Sakinah Kabupaten Jember. 29 Januari 2017.
Kementrian Kesehatan RI. (2008). Peraturan Menteri Kesehatan Repubik Indonesia nomor
269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis. Jakarta.
Notoadmojo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Asdi Mahasaya.
Saryono, anggraeni, mekar dwi. (2010). Metodologi penelitian kualititaif dalam bidang
kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika.
Sopianah Y, Sabilillah MF., (2017). Hubungan Gangguan Sendi Temporo Mandibula
dengan Maloklusi pada Mahasiswa/i. Proceeding Perios 3 The 3rd Periodontitic.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.
Surat Edaran Direktorat Jenderal Pelayanan Medis Republik Indonesia Nomor HK
00.06.1.5.01160 tahun 1995.
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran Pasal 46.
649