Professional Documents
Culture Documents
3. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik diperlukan untuk mencari lokasi dan penyebab
infeksi dan inflamasi yang terjadi, misalnya pada dugaan infeksi
pelvis, dilakukan pemeriksaan rectum, pelvis dan genital.
4. Kriteria Diagnosis 1. Disebut sepsis bila terdapat sindrom respons inflamasi
sistemik disebabkan oleh infeksi
2. Adanya renjatan ditandai dengan turunnya tekanan darah
sistolik < 90 mmHg atau turunnya tekanan darah > 40
mmHg dari tekanan darah awal.
3. Sindrom respos inflamasi sistemik ditandai dengan dua
gejala atau lebih berikut:
a. Suhu badan > 38°C atau < 36°C
b. Frekuensi denyut jantung > 90 kali permenit.
c. Frekuensi pernafasan > 20 kali per menit atau PaCO2
< 32 tor
d. Hitung leukosit >12.000/mm3 , atau < 4000/mm3, atau
adanya > 10% sel darah putih muda (batang).
5. Diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasarkan criteria sepsis (SIRS dan uji
biakan positif), gejala dan hasil laboratorium yang mendukung.
1. Terlihat jelas sakit berat dan kondisi serius tanpa penyebab
yang jelas
2. Adanya penyakit infeksi
a. Faktor resiko
b. Sumber infeksi, misalnya : pneumonia, meningitis,
arthritis, selulitis, pielonefritis.
3. Adanya respon sistemin terhadap penyakit infeksi
4. Adanya gangguan status mental dan atau oliguria, peninggian
kadar asam laktat, hipoksemia menunjukkan penderita sudah
jatuh ke dalam sindroma sepsis.
5. Kegelisahan dan agitasi biasanya menunjukkan bahwa pasien
akan jatuh ke dalam stadium syok sepsis.
6. Diagnosis Banding a. Renjatan kardiogenik
b. Renjatan hipovolemik
7. Pemeriksaan Penunjang DPL, tes fungsi hati, ureum, kreatinin, gula darah, AGD, elektrolit,
kultur darah dan infeksi fokal (urin, pus, sputum, dll) disertai uji
kepekaan mikroorganisme terhadap anti mokroba, foto toraks.
A. Keadaan imunokompeten
- Ceftriaxone 1 g tiap 12 jam atau meropenem 1 g
tiap 8 jam. Dapat ditambahkan gentamycine atau
tobramycine 5 mg/kg BB tiap 12 jam. Bila alergi
dengan beta-lactam diberikan ciprofloxacin 400
mg tiap, 12 jam ditambah clindamycine 600 mg
tiap 8 jam. Bila MRSA ditambahkan vancomycine
5mg/kgBB tiap 12jam pada setiap regimen.
B. Keadaan imunokompromise :
1. Neutropenia (neutrofil < 500µl)
- Ceftazidime 2 g tiap 8 jam ditambah
tobramycine 5mg/kg BB tiap 12 jam
- Meroponem 1 g tiap 8 jam atau ceftazidime
atau cefepime 2 g tiap 12 jam
2. Inttra venous drug user:
- Nafcillin atau oxacillin 2 g tiap 4 jam
ditambah gentamycine 5 mg/kg BB tiap 24
jam
- Bila alergi dengan beta-lactam, vancomycinc
15 mg/kg BB tiap 12 jam ditambah
gentamycine
3. AIDS:
- Ceftazidime 2 g tiap 8 jam
- Bila alergi dengan beta-laktarn dapat
diberikan ciprofloxacine 400 mg tiap 12 jam
ditambah vancomycin 15 mg/kg BB tiap 12
jam
Supertif Metabolik, hemodinamik dan respiratorik
Obat antimikroba hanya mampu mengeliminer mikroorganisme
penyebab, sedangkan mediator kimiawi, sitokin yang terlanjur ke
luar perlu diatasi. Karena pada sepsis tedadi hipermetabolik dan
hiperkatabolisme protein, maka dukungan nutrisi Tingkat kalori
1. HIPOTENSI
- Pemberian cairan. Pengelolaan cairan merupakan aspek
penting pada perawatan penderita sepsis. Produksi urine
dipertahankan 30 ml/jam.
- Bila keadaan tidak dapat diatasi dengan pemberiari cairan
dapat diberikan obat vasopresor golongan
simpatornimetik amine, dopamine dan dobutamine.
Dopamine diberikan 2-25 mg/kg/menit didalam cairan
infuse (Dextrose 5% atau normal salin tiap 10-20 menit
sampai tekanan sistolik lebih dari 90 mmHg dan produksi
urine lebih dari 30 ml/jam. Dopamine 5-10
mikrogram/kgBB/menit mernppunyai efek merangsang
Beta, meningkatkan curah jantung, dilatasi splanknik.
Renal melalui stimulasi reseptor dopamine dosis yang
lebih besar menyebabkan rangsang pada reseptor alfa dan
menyebabkan vasokontriksi. Dobutamin 2-25
mg/kgBB/menit, titrasi = dopamine. Parameter
pematauan klinis adalah kesadaran, produksi urin, (dan
perfusi kulit atau dipantau melalui pemasangan CVP.
2. KOREKSI:
- bila terjadi metabolik asidosis berat ( pH <7.2) segera
koreksi dengan Na Bicarbonate
- bila anemia, tranfusi darah
- bila hipoalbuminemia, tranfusi albumin
3. KID
Bila mengalami perdarahan, transfusi FEP dan trombosit
4. RESPIRASI.
Oksigen arterial diperiksa dengan pemeriksaan gas darah.
Oksigen diberikan melalui pipa nasal atau masker untuk
mempertahankan saturasi oksigen arteri lebih dari 90%. Bila
terjadi gagal nafas dilakukan intubasi dan ventilasi mekanik.