You are on page 1of 10

ARTIKEL ILMIAH

Analisis Fonem terhadap Bahasa Slang di Sosial Media

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Djodjok Soepardjo, M.Litt

Penyusun :

Fawwaz Kevin Harada (23020104076)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

2023
Analisis Fonem terhadap Bahasa Slang di Sosial Media
Fawwaz Kevin Harada

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Abstrak

Perkembangan zaman memberikan dampak yang begitu besar terhadap media sosial
dalam penggunaanya. Semakin tinggi antusias pengguna media sosial, semakin tinggi pula
ragam bahasa yang digunakan. Dasarnya, masalah yang ingin diketahui adalah bagaimana
bentuk, makna, dan fungsi bahasa slang dalam tataran fonologi dibandingkan dengan bahasa
Indonesia baku dalam media sosial Twitter, Instagram, dan Facebook. Cakupan penelitian
berikut pada sosial media Twitter, Instagram, dan Facebook. Metode penelitian yang
dipergunakan adalah metode pengamatan. Data dikonsentrasikan melalui observasi dan
pencatatan bahasa slang yang diunggah di sosial media Twitter, Instagram, dan Facebook.
Teknik analisisnya adalah teknik deskriptif kualitatif untuk mendeskripiskan, menelaah dan
menganalisa permasalahan yang akan dikaji. Data yang terkumpul berupa tujuh puluh bahasa
gaul di sosial media Twitter, Instagram, dan Facebook yang ditelaah secara lengkap sehingga
mendapatkan kesimpulan mengenai fonem bahasa slang di sosial media Twitter, Instagram,
dan Facebook. Pada sosial media Twitter, Instagram, dan Facebook terdapat adanya
penambahan, pengurangan, perubahan fonem.

Kata Kunci: Fonem, Media Sosial, Ragam Bahasa

Pendahuluan

Berkembangnya teknologi informasi pada perkembangan zaman seperti sekarang


memudahkan masyarakat mengakses perangkat digital seperti akses internet yang sangat berpengaruh
terhadap kehidupan masyarakat itu sendiri. Kemudahan akses internet tersebut memungkinkan
masyarakat untuk mengetahui atau sekedar mendapatkan suatu informasi hanya melalui perangkat
digital saja. Hal tersebut merupakan bentuk perubahan yang besar apabil kita membandingkan dengan
beberapa tahun lalu diamana suatu informasi sangatlah sulit untuk didapatkan seperti harus membaca
koran atau pun harus ada pemberitahuan langsung oleh pemerintah melalui radio.

Kemudahan akses digital ini tentunya memiliki beberapa dampak bagi kehidupan
bermasyarakat yang dapat dirasakan oleh setiap lapisan masyarakat. Kemudahan mengakses
berita, informasi merupakan salah satu dampak positif dalam kemudahan mengakses internet.
Selain itu, kita dapat mencari tahu tentang bahasa, kebudayaan, tradisi, budaya dari negara-
negara lain dan kita dapat mempelajarinya secara mandiri. Namun, kemudahan akses digital
ini juga memiliki dampak negatif yaitu kecenderungan masyarakat yang lebih senang
menggunakan bahasa informal dari pada bahasa formal.

Pengguna bahasa timbul semakin beragam. Sebab, bahasa merupakan hal penting
pada kehidupan manusia seperti dalam berkomunikasi yang digunakan oleh komunitas sosial
atau individu, tanpa bahasa tidak akan terjadi komunikasi antar komunitas sosial atau
individu. Tidak hanya dalam berkomunikasi, bahasa digunakan dalam kepentingan lain untuk
menyampaikan sebuah gagasan dan mengidentifikasi serta mencerminkan kemajuan suatu
bangsa. Bahasa pada dasarnya memilki variasi pada setiap invidu atau disebut dengan idiolek.

Bahasa dipakai oleh semua kelompok umur, sehingga mempunyai beberapa tujuan
khusus dengan varian dan struktur kebahasaan yang berbeda dalam berkomunikasi. Karena
penggunaan bahasa yang berbeda oleh kelompok tertentu, sehingga menyebabkan timbulnya
sebutan untuk kelompokkelompok tersebut, salah satunya bahasa gaul. Istilah bahasa gaul
telah muncul dalam beberapa tahun terakhir, tetapi model bahasa ini sudah ada sebelumnya.
Sepintas, kata-kata yang digunakan sangat familiar, tapi setidaknya sekilas terlihat keluar dari
konteks dan maknanya. (Oetomo, 2002:104).

Bahasa gaul atau slang telah menjadi ciri khas remaja milenial untuk gaya dalam
berkomunikasi dengan variasi istilah,singkatan ataupun plesetan. Hal ini sudah menjadi
kecenderungan dikalangan milenial dalam media sosial yang terkadang membingungkan
untuk diartikan karena konstelasi kata yang telah diubah, pemakaian singkatan yang tidak
umum, mengonversikan ragam bahasa dan lain sebagainya. Sehingga memunculkan fonem
yang berbeda-beda seperti pada media sosial.

Media Sosial menurut Zarella, (dalam Setyani, 2013: 6) Pada dasarnya, media sosial
adalah teknologi mutakhir berbasis internet terkini, memungkinkan siapa saja untuk dengan
mudah terhubung, berpartisipasi, berbagi, mendidik, mengakses jaringan online dan
menyampaikan konten mereka sendiri. Media sosial digunakan para pengguna untuk
berpartisipasi, menciptakan ide-ide dan kelompok-kelompok sosial di dunia maya. Tiga jenis
media sosial teratas yang diakses oleh masyarakat dunia secara masif ialah Facebook (1,61
miliar pengguna unik per bulan), Instagram (1,04 miliar pengguna unik per bulan), dan
Twitter (966 juta pengguna unik per bulan) (We are Social, 2023). Dari media sosial tersebut,
ketiganya mengindikasikan kecenderungan pengguna untuk menyisipkan bahasa slang dalam
unggahannya. Twitter dikenal sebagai situs micro-blogging dengan menulis dan memposting
yang disebut dengan tweet. Para pengguna membuat koneksi dengan mengikuti umpan
twitter pengguna lain dan Twitter telah dipakai oleh jutaan orang. Instagram dikenal dengan
sosial media berbasis gambar dan video yang memberikan layanan mengunggah, berbagi,
serta mengambil foto dan vidio secara online. Sedangkan, Facebook adalah sebuah website
sosial media yang sangat terkenal di Indonesia, di mana para penggunanya bisa membagikan
foto, status berupa teks, memposting komentar, serta memberikan emoji dan suka pada
postingan pengguna lainnya, selain itu Facebook juga dipergunakan untuk berbisnis

Bahasa gaul

Bahasa gaul juga disebut dengan bahasa slang yaitu ragam bahasa non standard atau
disebut juga dengan infomal yang mengaplus bahasa prokem dari sebelumnya. Bahasa slang
muncul karena adanya suatu rahasia di antara asosiasi dalam penggunaan bahasa. Ragam
bahasa yang berkembang adalah modifikasi dari berbagai bahasa yang tidak mempunyai
bentuk gaya bahasa yang jelas atau pasti. Ragam bahasa umumnya terdiri dari singkatan,
plesetan dan terjemahan. Perbedaan kelompok kata yang dipakai dapat dilihat dari
fonetiknya, leksikonnya dan gramatikanya. Tujuan adanya bahasa gaul adalah untuk gurauan,
agar terlihat berbeda dengan yang lain, untuk menarik perhatian, menjauhi katakata yang
klise, untuk mempersingkat kata, dan untuk memudahkan dalam berosisalisasi. Bahasa gaul
biasnya digunakan pada kondisi yang informal dengan kata lain bahasa ini kebanyakan
digunakan oleh kaum muda (Istiqomah et al.,2018).

METODE

Penelitian ini dikerjakan dengan menggunakan bentuk metode deskriptif kualitatif


yang bertujuan untuk mendeskripiskan, menelaah dan menganalisa permasalahan yang akan
dikaji. Metode deskriptif juga menyajikan kenyataan secara secara objektif sesuai dengan
realitas penggunaan bahasa gaul di media sosial Twitter, Instagram, dan Facebook.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada media sosial Instagram, netizen kerap menggunakan slang pada kolom komentar
dan kolom deksripsi untuk melengkapi foto yang diunggah. Mereka secara masif
menggunakan ungkapan bingit dan julit untuk berkomunikasi dengan pengguna lainnya. Ini
bersesuaian dengan teori Cahyani et al (2020) yang mengungkapkan terdapat sejumlah
bahasa slang yang kerap digunakan di akun Instagram, seperti bahasa slang dalam bentuk
kata dasar (santai menjadi sante). Bahasa slang dalam bentuk pengulangan (hati-hati menjadi
ati-ati). Adapun fungsi bahasa slang yang digunakan dalam Instagram ialah untuk memenuhi
tren atau kekunian, mengikuti arus glibalisasi, dan mengakrabkan diri dengan pengikut di
Instagram (Sabbila & Mansyur, 2020).

Pada media sosial Facebook, bahasa slang yang masif digunakan ialah bahasa
Indonesia dengan penambahan kata/huruf ataupun kesalahan penggunaan kata, seperti bahasa
kamu yang diubah menjadi kamyu, lama menjadi lamua, yah menjadi yach, dan lain
sebagainya. Ini bersesuaian dengan Sulastri (2021) yang menyebutkan bahwa bahasa slang
yang digunakan oleh netizen pada aplikasi Facebook erat kaitannya dengan penggunaan
singkatan dalam bahasa gaul, penggunaan kata dasar, penggunaan kata ulang, dan penambaan
hurud atau pengubahan pengucapan kata.

Bentuk Fonem

No Bahasa Slang Analisis Fonem


1. Jujurly Terdapat penambahan fonem /l/ dan /y/ pada akhir kata
2. Apaan Terdapat penambahan fonem /a/ dan /n/ pada akhir kata yang
kata sebenarnya adalah Apa
3. Nyantai Terdapat penambahan fonem /n/ pada awal kata dan perubahan
fonem /s/ menjadi /y/ yang kata sebenarnya adalah Santai
4. Seriusan Terdapat penabahan fonem /a/ dan /n/ pada akhir kata yang
kata sebenarnya adalah Serius
5. Kamyu Terdapat penyisipan fonem /y/ pada kata tersebut, yang
seharusnya adalah Kamu

Bentuk Bahasa Slang


Berdasarkan hasil analisis data tersebut diketahui bahwa terdapat 45 bahasa gaul
dalam bahasa Indonesia, dapat diinterpretasikan banyaknya penyimpangan bahasa Indonesia
atau penggunaan ejaan yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan
benar, dimana berbentuk singkatan, bentuk salah kata yang unik, kata yang dipersingkat yang
secara menyeluruh telah ditemukan proses fonologis yang sesuai dengan inventivitas
penggunaanya. Pada analisis berdasarkan aspeknya terdapat gejala bahasa yaitu penambahan,
pengurangan, perubahan fonem yang menimbulkan kesalahan berbahasa. Dimana bahasa
baku adalah sebelum ditambahkan atau dihilangkan. Hal ini bersesuaian dengan teori
Oktarina (2019) yang menyatakan bahwa dalam merumuskan bahasa slang, pengguna
cenderung menambahkan, mengurangi, dan mengganti komponen kata, seperti suku kata dan
huruf, yang mengakibatkan perbedaan bunyi, makna, dan penulisan dari kata sebenarnya. Ini
juga sesuai dengan penelitian Rosalina et al (2020) yang menyatakan bahwa penggunaan
bahasa slang pada masingmasing media sosial memiliki perubahan, baik itu penambahan,
penggurangan, dan penggantian huruf, atau mengulangi kata-kata yang sama untuk
menciptakan makna yang sesuai dengan keinginan pengguna. Terkait dengan makna yang
timbul pada bahasa slang akan dibahas pada sub-bab berikutnya.

Makna Bahasa Slang

Masalah yang timbul akibat penggunaan bahasa slang yang sangat cepat perkembangannya
adalah tidak tersampaikannya pesan secara sempurna dari sumber kepada penerima dalam
berkomunikasi di sosial media, hal ini disebabkan karena tidak semua masyarakat
mengetahui bahasa slang dan artinya, apalagi masyarakat awan yang kurang aktif di sosial
media. Tentu saja hal ini menjadi salah satu gangguan dalam proses komunikasi tersebut,
gangguan yang terjadi adalah pada makna kata. Sehingga mengakibatkan pergeseran makna,
penyempitan makna, menimbulkan multi tafsir atau ambiguitas, dan bahkan bisa
menyebabkan penerima tidak memahami pesan yang disampaikan kepadanya. Khususnya
pada media sosial Twitter, Instagram, dan Facebook dimana sebagian penggunaanya rata-rata
menggunakan istilah slang dalam setiap postingan, komentar, dan story yang mereka unggah.
Hal ini disebabkan karena faktor keeratan yang menjadi dasar sebagian pengguna Twitter,
Instagram, dan Facebook dalam melakukan interaksi sesama pengguna untuk memudahkan
dan mempercepat penggunaanya. Selain faktor tersebut, faktor psikologis juga berpengaruh
karena ingin visibel menarik dalam menggunakan serta mengerti tentang bahasa gaul. Ini
sesuai dengan pernyataan Azhari & Inayatillah (2022) yang menyatakan bahasa slang
memiliki makna tersendiri yang hanya dimengerti oleh komunitas tertentu. Hal ini
dikarenakan makna dari bahasa slang tersebut berfungsi untuk memudahkan interaksi
individu dalam kelompok khusus pada media sosial terkait. Oleh sebabnya, apabila penerima
pesan berada dalam kelompok yang berbeda, maka kemungkinan besar penerima tidak akan
mampu memaknai pesan secara efektif (Nuraeni & Pahamzah, 2021).

Fungsi Bahasa Slang

Berdasarkan sintesis dari penelitian, terdapat beberapa fungsi bahasa slang bagi
individu dalam media sosial dan kehidupan secara nyata. Fungsi bahasa slang yang
digunakan di media sosial Facebook, Instagram, dan Twitter sebagai berikut.

1. Membuat kesan keakraban


Bahasa slang digunakan oleh individu untuk meningkatkan keakraban yang
mereka miliki dengan individu lain. Di media sosial, jarak menjadi salah satu faktor
yang mampu mengurangi kedekatan komunikasi oleh para pelaku komunikasi
(Mulyana, 2019). Adanya bahasa slang mampu mengintegrasikan individu dalams atu
kelompok yang memiliki kesamaan persepsi mengenai makna bahasa tersebut. Oleh
sebab itu, penggunaan bahasa slang identik dengan kelompok masyarakat tertentu
pada lingkungan sosial. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat ragam bahasa
slang yang hanya ditemukan pada media sosial tertentu, seperti bahasa slang khas
media sosial Twitter (gk jlas), yang memiliki makna meningkatkan keakraban dan
kedekatan antara penutur serta penerimanya. Esensi ini akan berbeda apabila
dituliskan dengan tata bahasa indoneisa yang benar karena terkesan formal. Ini
bersesuaian dengan penelitian Rosalina et al (2020) dan Oktaviani et al (2022) yang
sama-sama menyatakan bahwa penggunaan bahasa slang mampu meningkatkan
kedekatan (proximity) pengguna bahasanya.
2. Memperkaya Variasi Bahasa
Bahasa gaul atau slang sangat mungkin dipelajari sebagai variasi bahasa. Hal
ini dikarenakan bahasa gaul erat kaitannya dengan fonologi, khususnya dalam bidang
fonemik. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang
bermanfaat bagi kajian fonologi. Dari tahun ke tahun ditemukannya bahasa gaul,
perkembangan bahasa gaul mengalami kemajuan yang luar biasa, dan maknanya
semakin meluas. Ini didukung oleh pernyataan Pangaribuan (2010) bahwa bahasa
berkembang seiring berjalannya waktu. Bahasa slang merupakan salah sau dari ragam
bahasa yang mampu memperkuat eksietensi bahasa dalam lingkungan sosial.
Peneliti memilih sosial media sebagai bahan analisis karena, sosial media
banyak jenisnya seperti Twitter, Instagram, dan Facebook. Sosial media inilah yang
sangat diminati oleh remaja jaman sekarang. Remaja biasanya selalu memperbaharui
dan mengembangkan bahasa gaul terutama bahasa slang. Hal ini membuktikan bahwa
masyarakat Indonesia sangat kreatif dalam berbahasa. Dalam sosial media pun
penggunaan bahasa tidak terikat pasa aturan bahasa, hal inilah yang membuat banyak
remaja berkreasi sehingga munculnya berbagai macam ragam bahasa.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis tentang analisis fonem bahasa gaul pada media sosial
Twitter, Instagram, dan Facebook maka dapat disimpulkan bahwa: perkembangan
teknologi informasi pada perkembangan zaman seperti saat ini memudahkan masyarakat
dalam pengaksesan digital seperti akses internet yang sangat berpengaruh terhadap
kehidupan masyarakat itu sendiri. Kemudahan akses internet tersebut memungkinkan
masyarakat untuk mengetahui atau sekedar mendapatkan suatu informasi hanya melalui
perangkat digital saja. Kemudahan akses digital ini tentunya memiliki beberapa dampak
bagi kehidupan bermasyarakat yang dapat dirasakan oleh setiap lapisan masyarakat.
Namun, kemudahan akses digital ini juga memiliki dampak negatif yaitu kecenderungan
masyarakat yang lebih senang menggunakan bahasa informal dari pada bahasa formal

. Pengguna bahasa timbul semakin beragam. Sebab, bahasa merupakan hal penting
pada kehidupan manusia seperti dalam berkomunikasi yang digunakan oleh komunitas
sosial atau individu, tanpa bahasa tidak akan terjadi komunikasi antar komunitas sosial
atau individu. Tidak hanya dalam berkomunikasi, bahasa digunakan dalam kepentingan
lain untuk menyampaikan sebuah gagasan dan mengidentifikasi serta mencerminkan
kemajuan suatu bangsa. Istilah bahasa gaul muncul beberapa tahun belakangan ini,
walaupun model bahasa ini telah ada juah sebelumnya. Sepintas, kata-kata yang
digunakan sangat familiar, tetapi setidaknya jika dilihat sekilas, konteks dan maknanya
tampak tidak pada tempatnya.

Populernya bahasa gaul sangat didukung oleh kondisi masyarakat Indonesia


yang selalu tertarik oleh hal-hal yang baru, dan yang selalu kreatif dalam berbahasa.
Ragam bahasa mempunyai ragam informal dan formal, termasuk bahasa gaul atau
biasa disebut dengan slang. Bahasa slang oleh Kridalaksana disebut sebuah bahasa
informal yang digunakan oleh komunitas remaja atau kelompok sosial tertentu untuk
berkomunikasi secara internal dalam upaya agar membuat orang lain tidak dapat
memahami bahasa komunitasnya. Slang adalah bahasa yang sangat informal atau
kata-kata tertentu yang digunakan oleh sekelompok orang tertentu yang dicirikan oleh
kata dan frasa yang baru diciptakan dan berubah dengan cepat. Berdasarkan data yang
sudah dikumpulkan, pemakaian bahasa gaul kiam hari kian meluas. Bentuknya yang
unik, menarik, dan lucu membuaf masyarakat penasaran dan akhirnya mengikuti
penggunaan bahasa slang tersebut. Bahasa gaul dan slang berkembang mengikuti
perkembangan zaman, terutama di dalam sosial media. Media Sosial, Pada dasarnya,
media sosial adalah perkembangan terbaru dalam teknologi berbasis web internet baru
yang akan memudahkan setiap orang untuk berkomunikasi, berpartisipasi, berbagi,
dan membuat jaringan online untuk dilihat semua orang, sehingga dapat
mendistribusikan konten mereka sendiri. Pada media sosial Twitter, Instagram, dan
Facebook dalam bahasa gaul dilihat dari aspek fonologi terutama dalam bidang
fonem, proses pembentukan katanya terjadi melalui peristiwa berupa penambahan,
pengurangan dan perubahan pelafalan pada awal kata, sisi tengah serta di akhir kata.
Serta kecenderungan penyingkatan dan pemendekan kata.

Masalah yang timbul akibat penggunaan bahasa slang yang sangat cepat
perkembangannya adalah tidak tersampaikannya pesan secara sempurna dari sumber
kepada penerima dalam berkomunikasi di sosial media, hal ini disebabkan karena
tidak semua masyarakat mengetahui bahasa slang dan artinya, apalagi masyarakat
awan yang kurang aktif di sosial media. Sehingga mengakibatkan pergeseran makna,
penyempitan makna, menimbulkan multi tafsir atau ambiguitas, dan bahkan bisa
menyebabkan penerima tidak memahami pesan yang disampaikan kepadanya. Hal ini
disebabkan karena faktor keeratan yang menjadi dasar sebagian pengguna Twitter,
Instagram, dan Facebook dalam melakukan interaksi sesama pengguna untuk
memudahkan dan mempercepat penggunaanya

Faktor keeratan yang menjadi dasar sebagian pengguna Twitter dalam


melakukan interaksi sesama pengguna untuk memudahkan dan mempercepat
penggunaanya. Serta faktor psikologis karena ingin visibel menarik dalam
menggunakan serta mengerti tentang bahasa gaul.
Pada prinsip keberadaan dan perkembangan bahasa gaul dan slang tidak akan
mengancam perkembangan Bahas Indonesia formal maupun non-formal, karena
setiap ragam bahasa memiliki situasi dan fungsi pemakainya yang berbeda-beda.

REFERENSI

[1] F. W. Nuraeni and J. Pahamzah, “AN ANALYSIS OF SLANG LANGUAGE USED


IN THE TEENAGER INTERACTION,” LITERA, 2021, doi: 10.21831/ltr.v20i2.37058.

[2] A. Setyadi, “Fonem Deret Vokal dalam Bahasa Indonesia,” Nusa J. Ilmu Bhs. dan
Sastra, 2019, doi: 10.14710/nusa.14.2.169-180.

[3] A. N. Azhari and F. Inayatilah, “Bahasa Slang Fans K-Pop Pada Akun Tiktok
@Official_Nct,” Bapala, 2022.

[4] Hasrullah, “Penggunaan Bahasa Gaul dalam Sosial,” Front. Neurosci., 2021.

[5] R. Sulastri, “PENGGUNAAN BAHASA GAUL DALAM MEDIA SOSIAL


FACEBOOK DI KALANGAN REMAJA,” Diksatrasia J. Ilm. Pendidik. Bhs. dan Sastra
Indones., 2021, doi: 10.25157/diksatrasia.v5i1.6489.

You might also like