You are on page 1of 49

Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma

(UWK) di Surabaya dan Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi
Sepuluh November (ITS) di Surabaya

Ika Ratniarsih1, Alya Ayu Ristyawati2


1
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Email: 1ikaratniarsih@itats.ac.id, 2alyaayuristyawati@gmail.com

Abstract. The circulation aspect is a basic aspect that plays an important role in buildings. In
building planning, circulation must be considered because it is very influential in directing building
users towards existing building functions, including educational buildings, such as the New Building
at Wijaya Kusuma University Surabaya (UWKS) and the Electrical Engineering Department
Building, ITS Institute Surabaya. The circulation aspect in both buildings must have high
effectiveness and efficiency in terms of their function as a communication tool. This research aims
to determine the condition of circulation and user parking aspects in the New Building of Wijaya
Kusuma University Surabaya (UWKS) and the ITS Surabaya Electrical Engineering Department
Building. This research uses a qualitative, descriptive approach to field case studies using primary
and secondary data collection techniques. Evaluation is carried out based on aspects of circulation
patterns, main entrance, side entrances, service areas, dropping areas, loading docks, parking
circulation patterns and both external and internal parking patterns. The results of the evaluation
that have been carried out show that aspects of the circulation and parking systems in both buildings
have their respective positive and negative values.
Keywords: evaluation, aspects, circulation, building, education

Abstrak. Aspek sirkulasi merupakan aspek dasar yang berperan penting dalam bangunan. Pada
perencanaan bangunan, sirkulasi harus diperhatikan karena sangat berpengaruh dalam mengarahkan
pengguna bangunan menuju fungsi-fungsi bangunan yang ada, tidak terkecuali pada bangunan
pendidikan, seperti Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) dan Gedung
Departemen Teknik Elektro Institut ITS Surabaya. Aspek sirkulasi yang ada pada kedua gedung
harus memiliki efektivitas dan efisiensi yang tinggi terhadap fungsinya sebagai alat penghubung.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi aspek sirkulasi dan parkir pengguna yang ada pada
Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) dan Gedung Departemen Teknik
Elektro ITS Surabaya. Penelitian ini menggunakan kualitatif dengan pendekatan deskriptif studi
kasus lapangan dengan menggunakan teknik pengumpulan data primer dan data sekunder. Evaluasi
dilakukan berdasarkan pada aspek pola sirkulasi, main entrance, side entrance, service area,
dropping area, loading dock, pola sirkulasi parkir dan pola parkir baik eksternal dan internal. Hasil
evaluasi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa aspek sistem sirkulasi dan parkir pada kedua
bangunan memiliki nilai positif dan negatifnya masing-masing.
Kata Kunci: evaluasi, aspek, sirkulasi, bangunan, pendidikan

1
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Francis D. K. Ching (2008) menyatakan bahwa jalur pergerakan (sirkulasi) dapat dianggap
sebagai elemen penyambung yang menghubungkan ruang-ruang di dalam sebuah bangunan, atau yang
menghubungkan serangkaian ruang luar dengan ruang dalam pada sebuah bangunan secara bersamaan.
Aspek sirkulasi dan parkir pada sebuah bangunan dapat mempengaruhi persepsi seseorang (pengguna)
terhadap bentuk dan ruang pada sebuah bangunan. Aspek tersebut meliputi Pola Sirkulasi, Sirkulasi
dalam dan luar bangunan, Main Entrance, Side Entrance, Dropping Area, Loading Dock dan Parkir.
Universitas maupun Institusi merupakan Lembaga Perguruan Tinggi yang bersifat publik.
Dimana bangunan publik haruslah menyediakan fasilitas yang memadai untuk menunjang segala
kegiatan yang ada. Salah satu Lembaga Perguruan Tinggi yang ada di Surabaya yaitu Gedung Baru
Universitas Wijaya Kusuma dan Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh
November. Dimana kedua gedung tersebut memiliki fasilitas yang lengkap untuk memenuhi kebutuhan
penggunanya dalam aspek sirkulasi dan parkir.
Aspek sirkulasi merupakan aspek dasar yang berperan penting dalam bangunan. Pada
perencanaan bangunan, sirkulasi harus diperhatikan karena sangat berpengaruh dalam mengarahkan
pengguna bangunan menuju fungsi-fungsi bangunan yang ada. Sirkulasi sangat berpengaruh terhadap
fungsi utama Lembaga Perguruan Tinggi, karena sirkulasi menentukan alur yang dicapai untuk
mendapatkan berbagai macam kebutuhannya. Sehingga aspek sirkulasi yang ada pada bangunan
tersebut harus memiliki efektivitas dan efisiensi yang tinggi terhadap fungsinya sebagai alat penghubung
yang fungsional, tentu saja dengan memperhatikan aspek keamanan dan kenyamanan saat beraktivitas.
Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma dan Gedung Departemen Teknik Elektro Institut
Teknologi Sepuluh November memiliki beberapa permasalahan dimana kurang memperhatikan kriteria
dan standar dimensi pada aspek sirkulasi dan parkir pengguna bangunan perguruan tinggi. Dari
permasalahan tersebut menimbulkan ketidaknyamanan pengguna dalam menggunakan segala fasilitas
tersebut.
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana kondisi pada setiap aspek sirkulasi
dan parkir yang ada pada Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma dan Gedung Departemen Teknik
Elektro Institut Teknologi Sepuluh November berdasarkan kriteria dan standar teori yang terkait dengan
aspek sirkulasi dan parkir sehingga dapat memenuhi kebutuhan penggunanya dalam beraktivitas.
Dengan menerapkan kriteria dan standar pada setiap aspek sirkulasi dan parkir yang tepat,
diharapkan dapat memenuhi kriteria kenyamanan pengguna dan proses kegiatan belajar mengajar
berjalan dengan lebih optimal sekaligus meningkatkan citra yang baik kepada masyarakat dengan cara
meningkatkan mutu sarana prasarana yang ada pada Lembaga Perguruan Tinggi.

2. Tinjauan Pustaka
Sirkulasi adalah proses aktifitas dari masuk sampai keluar dimana mempunyai arah/tujuan –
panjang – lebar - tinggi dalam pergerakannya. Dalam sirkulasi terbagi menjadi 2 yaitu sirkulasi diluar
bangunan dan didalam bangunan (Ratniarsih, 2020).
Sirkulasi luar bangunan ditinjau dari pelaku yang terbagi menjadi 3 yaitu: (1) Manusia: publik,
transisi, privat; (2) Barang: publik, transisi, privat; (3) Kendaraan: tergantung pelaku & jenis kendaraan
+ jumlah roda. Ditinjau dari jenis entrance yaitu main entrance, side entrance dan servis entrance.
Ditinjau dari dimensi jalan sesuai standar yang ada. Ditinjau dari pembatas sirkulasi berupa pagar, tata
hijau dan trotoar. Ditinjau dari pola sirkulasi baik linier, grid, curvalinier, melingkar, memusat, cluster
dan culdesac. Dan Ditinjau dari material jalan seperti beton, aspal dan paving (Ratniarsih, 2020).

2
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

Sirkulasi dalam bangunan ditinjau dari pelaku yang terbagi menjadi 3 yaitu: (1) publik + servis
publik; (2) transisi + servis transisi; (3) privat + servis privat. Ditinjau dari macam aksesbilitas bangunan
seperti ME & SE (untuk membedakan pelaku, posisi dan dimensi pintu) serta Servis Entrance. Ditinjau
dari posisi dan tempat sirkulasi terbagi menjadi 2 yaitu: (1) sirkulasi horizontal berupa koridor dan
konveyor; (2) sirkulasi vertikal berupa tangga, ramp, lift dan eskalator. Dan ditinjau dari pola sirkulasi
baik linier, grid, curvalinier, melingkar, memusat, cluster dan culdesac (Ratniarsih, 2020).
Pola Sirkulasi adalah suatu bentuk rancangan atau alur-alur ruang pergerakan dari suatu ruang
ke ruang lainnya. Menurut Francis D.K. Ching dalam bukunya Teori Arsitektur : Bentuk, Ruang dan
Tatanan (1993), pola sirkulasi dibagi menjadi 5.

Gambar 1. Tabel Jenis Sirkulasi


Sumber: Francis D.K Ching, 1993

Sirkulasi Horizontal merupakan jalan lalu-lalang antar ruang dalam satu lantai. Persentasi
kemiringan pada jenis sirkulasi ini tidak lebih dari 10 %. Sedangkan alat transformasi jenis sirkulasi
horizontal ini adalah koridor dan konveyor (Ratniarsih & Nuryana, Kajian Sistem Sirkulasi & Parkir
Pelaku Pasar, 2014). Pada Sirkulasi Horizontal, terdapat beberapa jenis perbedaan antara lain (1)
Hubungan Jalur dan Ruang, (2) Bentuk Ruang Sirkulasi (Francis D.K. Ching, 1993).

Gambar 2. Tabel jenis sirkulasi horizontal


Sumber: Francis D.K Ching, 1993
Sirkulasi Vertical adalah moda transportasi digunakan untuk mengangkut sesuatu benda dari
bawah ke atas ataupun sebaliknya. Ada berbagai macam tipe transportasi vertikal di antaranya; tangga,
ramp, lift, travator, eskalator dan dumbwaiter. Dari tipe pengangkut vertikal ini masing-masing
mempunyai fungsi angkut yang berbeda (Ratniarsih & Nuryana, Kajian Sistem Sirkulasi & Parkir
Pelaku Pasar, 2014).

3
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

Tangga adalah fasilitas untuk sirkulasi vertikal yang dirancang dengan mempertimbangan
ukuran, kemiringan pijakan dan tanjakan serta lebar yang memadai. (1) Harus memiliki dimensi pijakan
dan tanjakan yang berukuran seragam; (2) Harus memiliki kemiringan tangga kurang dari 60°; (3) Tidak
terdapat tanjakan yang berlubang yang dapat membahayakan pengguna tangga; (4) Harus dilengkapi
dengan pegangan rambat (handrail) minimum pada salah satu sisi tangga; (5) Pegangan rambat harus
mudah dipegang dengan ketinggian 65 - 80 cm dari lantai, bebas dari elemen konstruksi yang
mengganggu, dan bagian ujungnya harus bulat atau dibelokkan dengan baik ke arah lantai, dinding atau
tiang. (6) Pegangan rambat harus ditambah panjangnya pada bagian ujung-ujungnya (puncak dan bagian
bawah) dengan panjang minimal 30 cm; (7) Untuk tangga yang terletak di luar bangunan, harus
dirancang sehingga tidak ada air hujan yang menggenang pada lantainya (PERMEN PU No.
30/PRT/M/2006).
Ramp digunakan sebagai jalur transportasi dengan bidang miring tertentu, sebagai alternatif
bagi orang yang tidak dapat menggunakan tangga. Persyaratan ramp adalah sebagai berikut (1)
Kemiringan ramp di bangunan tidak boleh melebihi 7°. Sedangkan kemiringan ramp di luar bangunan
maksimum 6°; (2) Panjang mendatar suatu ramp (dengan kemiringan 7°) tidak boleh lebih dari 900 cm;
(3) Lebar minimum ramp adalah 95 cm dengan tanda pagar pembatas, dan 120 cm dengan pagar
pembatas. Untuk yang digunakan secara bersamaan baik untuk pelayanan pejalan kaki maupun angkutan
barang perlu mempertimbangkan lebar atau memisahkan ramp dengan fungsinya masing-masing; (4)
Bidang horizontal pada awalan atau ujung ramp harus bebas dan rata agar kursi roda dapat berputar; (5)
Permukaan ramp yang datar awalan atau akhiran ramp wajib memiliki tekstur agar tidak licin; (6) Lebar
tepi pengaman ramp 10 cm, untuk mencegah roda kursi rodak keluar dari ramp. Hal ini dirancang untuk
tidak mengganggu jalan umum jika berbatasan langsung dengan jalan raya; (7) Ramp wajib diberi
pencahayaan yang cukup untuk mendukung pengguna di malam hari. Pencahayaan dipasang di ramp
yang lebih tinggi dari muka tanah sekitar nya dan memiliki bagian yang berbahaya (KeMenPU No.468
tahun 1998).

Gambar 3. Bentuk ramp yang direkomendasikan


Sumber: KeMenPU No.468/KPTS/1998
Lift adalah angkutan transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut orang atau
barang. Jumlah kebutuhan lift dapat dihitung berdasarkan jumlah pengguna, kecepatan lift, kapasitas
lift, jarak pelayanan lift, dan jumlah lantai. Selain itu kita dapat menghitung waktu tunggu lift rata-rata
dengan membagi waktu perjalanan bolak-balik dengan jumlah lift. Ruang tunggu lift menjadi salah satu
upaya kenyamanan pengguna transportasi vertikal ini (Deerns, 2016).

Gambar 4. Tabel kategori waktu tunggu lift


Sumber : Deerns, 2016

Main Entrance (ME) tidak hanya berperan sebagai pintu masuk atau pintu keluar, tetapi juga
merupakan pintu akses utama yang hanya ada satu, yang memiliki dimensi paling besar, paling
menonjol, dan dilengkapi dengan pos yang mengontrol semua pelaku yang menuju ke ME tersebut.
Dimensi Main Entrance yang digunakan untuk satu jalur minimal 3-4 meter, sedangkan untuk masuk

4
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

dan keluar (2 arah) berukuran 6-8 meter (Ratniarsih & Nuryana, Kajian Sistem Sirkulasi & Parkir Pelaku
Pasar, 2014).
Side Entrance (SE) adalah pintu akses yang yang diperuntukkan untuk masuk atau keluar selain
ME. Jumlah SE bisa lebih dari satu. Jenis SE terbagi menjadi 2 : SE servis ( privat) & SE publik. SE
privat terletak terletak didaerah privat/ berdekatan dengan daerah privat. Sedangkan SE publik terletak
di daerah publik atau transisi. Dimensi SE hanya 1 mobil yang paling besar (4 meter) (Ratniarsih &
Nuryana, Kajian Sistem Sirkulasi & Parkir Pelaku Pasar, 2014).
Service Entrance merupakan akses khusus yang didesain untuk mendukung kegiatan
operasional yang berkaitan dengan pengelolaan, staf layanan dan kegiatan teknis di dalah suatu
bangunan. Dalam perencanaan service entrance, aspek keamanan, keamanan, serta pengaturan lalu
lintas internal dan eksternal menjadi focus utama untuk memastikan bahwa akses ini efisien dan
terintegrasi tanpa mengganggu fungsi dan pengalaman pengunjung di dalam bangunan (Liviana, 2022).
Dropping Area (DA) adalah tempat menaik – turunkan pelaku fasilitas berupa manusia, area
berada di zona publik, luas area relatif kecil (maksimal 2 mobil), ketinggian lantai 15-17 cm, posisi
kendaraan menyamping (Ratniarsih, 2020).
Loading Dock (LD) adalah tempat menaik-turunkan barang, area berada di zona privat, luas
area relatif besar, ketinggian lantai se ban mobil, posisi kendaraan membelakangi (Ratniarsih, 2020).
Parkir merupakan tempat berhentinya kendaraan dengan waktu yang “relatif” dan juga sebagai
tempat menitipkan kendaraan. Pelaku parkir terbagi menjadi 3 yaitu parkir publik, transisi dan privat.
Jenis kendaraan yaitu roda 2 (motor dan non motor), roda 3, dan roda 4. Untuk posisi parkir terbagi
menjadi 2 yaitu parallel dan bersudut (30º, 45º, 60º, 90º). Arrea parkir dapat ditinjau dari dimensi dan
sirkulasi parkir, penutup atap, material lahan parkir, dan pembatas parkir (Ratniarsih, 2020).
Terdapat dua jenis penempatan fasilitas parkir, yaitu: Parkir di Badan Jalan (One Street
Parking) yaitu parkir yang menggunakan tepi jalan. Dimana penempatannya terdiri dari: (1) parkir pada
tepi jalan tanpa pengendalian parkir, (2) dan parkir pada kawasan parkir dengan pengendalian parkir;
Parkir di luar badan jalan (off-street parking), yaitu fasilitas parkir kendaraan di luar tepi jalan umum
yang dibuat khusus atau penunjang kegiatan yang dapat berupa tempat parkir dan/atau gedung parkir.
Dimana penempatan fasilitas parkir ini terdiri dari : (1) fasilitas parkir untuk umum, yaitu tempat yang
berupa gedung parkir atau taman parkir untuk umum yang diusahakan sebagai kegiatan tersendiri, (2)
fasilitas parkir sebagai fasilitas penunjang, yaitu tempat yang berupa gedung parkir yang disediakan
untuk menunjang kegiatan pada bangunan utama (Direktur Jenderal Perhubungan Darat, 1996).
Sistem & Pola Parkir secara garis besar ada tiga macam pola parkir, yaitu paralel (sudut 0º),
menyudut (30º, 45º, 60º, 75º), dan tegak lurus (right-angle atau 90º). Pola parkir paralel lebih sesuai
untuk ruang bebas yang terbatas (sempit) namun kurang nyaman bagi pengemudi pada saat melakukan
manuver parkir. Pola parkir menyudut unggul dalam hal kemudahan melakukan manuver parkir, namun
kurang efisien dalam hal pemanfaatan lahan. Sedangkan untuk pola parkir tegak lurus paling efisien
dalam hal pemanfaatan lahan yang tersedia, namun harus tersedia lahan yang lebih lebar agar pengemudi
tidak mengalami kesulitan pada saat melakukan manuver parkir (Setiawan, 2008).

5
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

Gambar 5. Dimensi Ruang Parkir Untuk Berbagai Dimensi Kendaraan Dan Sudut Parkir
Sumber: Dirijen Perhubungan Darat, 1998

Standart Fisik dan Kriteria Sirkulasi yang baik Menurut Neufert (1999) standart atau ukuran
yang telah di standarisasi secara internasional sebagai berikut :

Gambar 6. Tabel Standart Fisik Dan Kriteria Sirkulasi


Sumber: Neufert Architects’ Data (1999)

3. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan
deskriptif studi kasus lapangan. Penelitian dengan pendekatan deskriptif studi kasus lapangan (cause
study) yaitu lebih menekankan pemahaman tentang mengapa subjek tersebut demikian dan bagaimana
perilaku berubah ketika subjek memberikan tanggapan terhadap lingkungan dengan menemukan
variable penting dalam sejarah perkembangan subjek tersebut (Arief Furchan, 1992). Awal dari
penelitian tersebut terdapat dua tahap pengumpulan data. Tahap pertama pengumpulan data yaitu data
primer dan tahap kedua yaitu data sekunder.
Data primer merupakan data yang secara langsung didapat dari lokasi studi kasus lapangan
dengan melakukan wawancara, observasi dan dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan salah satu
staff pengurus dan mahasiswa untuk mendapakan gambaran yang terkait dengan aspek sirkulasi dan
parkir, lalu melakukan observasi berupa pengamatan yang disertai pencatatan terhadap keadaan yang
ada pada lokasi tersebut. Kemudian melakukan dokumentasi yang digunakan sebagai data secara visual
dari setiap aspek sirkulasi berupa: Tinjauan Pelaku, Pola Sirkulasi Eksternal, Main Entrance (ME), Side
Entrance (SE), Servis Area, Dropping Area (DA), Loading Dock (LD), Pola Sirkulasi Internal
(horizontal dan vertical). Pola Sirkulasi Parkir dan Pola Parkir.

6
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

Data sekunder diperoleh melalui studi literatur berupa buku untuk mencari teori yang relevan
dengan penulisan ini dan jurnal karya ilmiah digunakan untuk mempelajari karya ilmiah yang berkaitan
dengan aspek sirkulasi. Adapun data sekunder lainnya untuk mendukung penelitian ini yakni majalah
dan internet berupa jurnal online dan berita yang relevan.
Penelitian ini dilakukan pada 2 lokasi objek studi kasus lapangan yang pertama berada pada
Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (WK) di Surabaya dan kedua berada pada Departemen
Teknik Elektro Intitut Teknologi Sepuluh November (ITS) di Surabaya. Kedua lokasi objek studi kasus
lapangan tersebut dipilih berdasarkan pertimbangan terkait dengan standar yang diterapkan pada semua
aspek sirkulasi dan parkir. Sehingga menarik untuk dilakukan evaluasi pada aspek sirkulasi dan parkir
antara kedua objek studi kasus lapangan tersebut.
Pada proses pengolahan data menjelaskan prosedur pengolahan dan analisis data sesuai dengan
pendekatan yang dilakukan. Karena penelitian ini menggunakan metode kualitatif pendekatan deskriptif
studi kasus lapangan, maka metode pengolahan data dilakukan dengan cara menguraikan data primer
yang didapat saat melakukan wawancara, observasi dan dokumentasi pada objek studi kasus lapangan
lalu mengevaluasi terkait standar berdasarkan data sekunder yang telah dikumpulkan. Menguraikan data
dalam bentuk kalimat teratur dan efektif sehingga memudahkan pemahaman dan interpretasikan data.

Gambar 7. Diagram Metode Penelitian


Sumber: Data Pribadi (2023)

7
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

4. Hasil dan pembahasan

4.1.a Deskripsi Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS)

Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma merupakan salah satu perguruan tinggi yang ada di

Gambar 8. Siteplan Gedung Baru UWKS Gambar 9. Layout Gedung Baru UWKS Gambar 10. Gedung Baru UWKS
Sumber: https://bit.ly/3u06nv8 Sumber: https://bit.ly/4aWJ8CU Sumber: Data pribadi, 2023

Surabaya yang berlokasi di jalan Dukuh Kupang XXV No. 54, Dukuh Pakis. Gedung Baru ini memiliki
twin tower yang terletak disisi utara dan selatan kampus. Lahan Gedung Baru Universitas Wijaya
Kusuma berbentuk persegi panjang dengan ukuran 135m x 75m. Letak Gedung Baru Universitas Wijaya
Kusuma berhadapan langsung dengan Gedung Lama Universitas Wijaya Kusuma. Gedung Baru terdiri
atas 5 massa bangunan, massa bangunan utama atau twin tower (bangunan 1 dan 2) memiliki 8 lantai
dan massa bangunan penunjang (bangunan 3, 4 dan 5) memiliki 3 lantai. Gedung Baru Universitas
Wijaya Kusuma memiliki fasilitas yaitu: Gedung A Fakultas Kedokteran, Gedung Fakultas Pendidikan,
Gedung Aula, Gedung C Fakultas Kedokteran, Gedung Fakultas Kedokteran Hewan.

4.1.b Deskripsi Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya

Gambar 11. Siteplan Departemen TE Gambar 12. Layout Departemen TE Gambar 13. Gedung Departemen TE
Sumber: https://bit.ly/3RZptJM Sumber: https://bit.ly/3tPKChH Sumber: Data pribadi, 2023

Departemen Teknik Elektro merupakan salah satu fakultas terbaik yang ada di ITS, berlokasi di
Jalan Arief Rahman Hakim, Keputih, Surabaya. Departemen Teknik Elektro berada di dalam satu
gedung bersama Departemen Teknik Biomedik dan Departemen Teknik Komputer. Gedung ini
bersebelahan dengan gedung Departemen Teknik Material dan Metalurgi. Lahan Departemen Teknik
Elektro berbentuk persegi panjang dengan ukuran 160m x 60m. Departemen Teknik Elektro terdiri atas
3 massa bangunan, massa bangunan utama yang letaknya berhadapan (bangunan 1 dan 2) memiliki 4
lantai dan massa bangunan penunjang (bangunan 3) memiliki 1 lantai. Departemen Teknik Elektro
memiliki fasilitas yaitu: Gedung B, C, dan AJ Teknik Elektro.

8
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

4.2. Aspek Eksternal Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
(UWKS) dan Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya

Pada aspek eksternal terbagi menjadi 8 yaitu: (1) Pola sirkulasi, (2) Main Entrance (Me), (3)
Side Entrance (SE), (4) Servis Entrance, (5) Dropping Area (DA), (6) Loading dock (LD), (7) Pola
sirkulasi parkir, (8) Pola parkir.

4.2.1.a Pola Sirkulasi Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
(UWKS)

Pola sirkulasi external pada gedung baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya terbagi menjadi
tiga berdasarkan tinjauan pelaku pada gedung diantaranya yaitu sistem sirkulasi pejalan kaki/manusia:
dosen dan pengelola (privat), mahasiswa (transisi) dan tamu (publik); pola sirkulasi kendaraan bermotor
(roda 2 dan 4) dan pola sirkulasi barang.

• Pola Sirkulasi Pejalan Kaki (manusia)


Pola sirkulasi ditinjau dari jenis entrance yaitu main entrance, side entrance dan servis
entrance. Ditinjau dari dimensi jalan sesuai standar yang ada. Ditinjau dari pembatas sirkulasi berupa
pagar, tata hijau dan trotoar. Ditinjau dari pola sirkulasi baik linier, grid, curvalinier, melingkar,
memusat, cluster dan culdesac. Dan ditinjau dari material jalan seperti beton, aspal dan paving
(Ratniarsih, 2020).
Pola Sirkulasi pejalan kaki (manusia) yang terdapat pada Gedung Baru Universitas Wijaya
Kusuma Surabaya (UWKS) tidak memiliki dimensi yang spesifik dikarenakan tidak terdapat jalan
khusus seperti pedestrian sehingga sirkulasi manusia menjadi satu dengan kendaraan. Sirkulasi manusia
yang menjadi satu dengan kendaraan memiliki pembatas berupa pagar, dinding, kolom dan tata hijau.
Sirkulasi manusia tidak memiliki pola atau tidak tertata sehingga sering terjadi kerancuan antar sirkulasi
pejalan kaki baik privat, transisi maupun publik dikarenakan sistem sirkulasinya menjadi satu, tidak ada
spesifikasi khusus antar pelaku. Penggunaan bermacam macam material jalan yang digunakan pada
sirkulasi mulai dari beton, aspal, paving dan keramik.

Keterangan:
Pelaku Privat
Dosen
Pengelola

Pelaku Transisi
Mahasiswa

Pelaku Publik
Tamu

Gambar 14. Pola sirkulasi pejalan kaki (manusia)


Sumber: Data pribadi, 2023

A Merupakan sirkulasi pejalan (+) Lebar jalan sudah


kaki (manusia) untuk pelaku memenuhi standart minimal,
dosen, mahasiswa dan tamu. yaitu 1,2 meter.
Sirkulasi tersebut berdimensi (+) Aspek kebersihan di jalur
5meter dimana sirkulasi ini ini sudah sangat terpenuhi.
menuju gedung utama (twin
Gambar 15. Tampak sirkulasi
pejalan kaki (A)
Sumber: Data pribadi, 2023

9
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

tower). Menggunakan material (-) Jalan tersebut tidak


berupa aspal sebagai penutup memiliki jalur khusus berupa
lantai pada jalur sirkulasi dan pedestrian sehingga sirkulasi
penggunaan dinding, pagar dan antara kendaraan dan
tata hijau sebagai pembatas manusia menjadi satu area.
sirkulasi.

B Merupakan sirkulasipejalan (+) Lebar jalan sudah


kaki (manusia) untuk pelaku memenuhi standart minimal,
dosen, mahasiswa dan tamu. yaitu 1,2 meter.
Sirkulasi tersebut berdimensi (+) Aspek kebersihan di jalur
5meter dimana sirkulasi ini ini sudah sangat terpenuhi.
menuju gedung Penunjang. (-) Jalan tersebut tidak
Menggunakan material berupa memiliki jalur khusus berupa
Gambar 16. Tampak sirkulasi
beton sebagai penutup lantai pedestrian sehingga sirkulasi pejalan kaki (B)
pada jalur sirkulasi dan antara kendaraan dan Sumber: Data pribadi, 2023
penggunaan dinding dan kolom manusia menjadi satu area.
sebagai pembatas sirkulasi.

C Merupakan sirkulasi pejalan (+) Lebar jalan sudah


kaki (manusia) untuk pelaku memenuhi standart minimal,
dosen, mahasiswa dan tamu. yaitu 1,2 meter.
Sirkulasi tersebut berdimensi (-) Jalan tersebut tidak
8meter dimana sirkulasi ini memiliki jalur khusus berupa
menuju gedung Penunjang. pedestrian sehingga sirkulasi
Menggunakan material berupa antara kendaraan dan Gambar 17. Tampak sirkulasi
pejalan kaki (C)
pavingblok sebagai penutup manusia menjadi satu area. Sumber: Data pribadi, 2023
lantai pada jalur sirkulasi.

D Merupakan sirkulasi pejalan (+) Lebar jalan sudah


kaki (manusia) untuk pelaku memenuhi standart minimal,
dosen, mahasiswa dan tamu. yaitu 1,5 meter.
Sirkulasi tersebut berdimensi (-) Jalur ini tidak memiliki
3meter dimana sirkulasi ini jalur khusus berupa
menuju gedung Penunjang. pedestrian sehingga sirkulasi
Menggunakan material berupa manusia dan kendaraan roda Gambar 18. Tampak sirkulasi
pejalan kaki (D)
pavingblok sebagai penutup 2 menjadi satu. Sumber: Data pribadi, 2023
lantai pada jalur sirkulasi dan (-) Jalan terdapat kolom
penggunaan dinding sebagai penyangga jembatan
pembatas sirkulasi. sehingga sirkulasi menjadi
sempit.

E Merupakan sirkulasi pejalan (+) Lebar jalan sudah


kaki (manusia) untuk pelaku memenuhi standart minimal,
dosen, tamu, mahasiswa dan yaitu 1,2 meter.
pengelola. Sirkulasi tersebut

10
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

berdimensi 5meter dimana (+) Aspek kebersihan di jalur


sirkulasi ini menuju gedung ini sudah sangat terpenuhi.
Penunjang. Menggunakan (-) Jalan tersebut tidak
material berupa beton sebagai memiliki jalur khusus berupa
penutup lantai pada jalur pedestrian sehingga sirkulasi
sirkulasi dan penggunaan antara kendaraan dan
dinding dan kolom sebagai manusia menjadi satu area. Gambar 19. Tampak sirkulasi
pejalan kaki (E)
pembatas sirkulasi. Sumber: Data pribadi, 2023

F Merupakan sirkulasi pejalan (+) Lebar jalan sudah


kaki (manusia) untuk pelaku memenuhi standart minimal,
dosen, mahasiswa dan tamu. yaitu 1,2 meter.
Sirkulasi tersebut berdimensi (-) Jalan tersebut tidak
5meter dimana sirkulasi ini memiliki jalur khusus berupa
menuju kantor bank jatim yang pedestrian sehingga sirkulasi
ada pada gedung twin tower. antara kendaraan dan Gambar 20. Tampak sirkulasi
pejalan kaki (F)
Menggunakan material berupa manusia menjadi satu area. Sumber: Data pribadi, 2023
pavingblok sebagai penutup
lantai pada jalur sirkulasi dan
penggunaan dinding, pagar dan
tata hijau sebagai pembatas
sirkulasi.

• Pola Sirkulasi Kendaraan (roda 2 dan 4)


Pola sirkulasi ditinjau dari jenis entrance yaitu main entrance, side entrance dan servis entrance.
Ditinjau dari dimensi jalan sesuai standar yang ada. Ditinjau dari pembatas sirkulasi berupa pagar, tata
hijau dan trotoar. Ditinjau dari pola sirkulasi baik linier, grid, curvalinier, melingkar, memusat, cluster
dan culdesac. Dan ditinjau dari material jalan seperti beton, aspal dan paving (Ratniarsih, 2020).
Pola sirkulasi kendaraan yang terdapat pada Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
(UWKS) memiliki dimensi yang berbeda-beda tergantung pada jenis kendaraan. Sirkulasi kendaraan yang
ada pada lokas memiliki pembatas berupa pagar, dinding, kolom dan tata hijau. Sirkulasi kendaraan tidak
memiliki pola atau tidak tertata sehingga sering terjadi kerancuan antar sirkulasi kendaraan baik roda 2
maupun roda 4 serta sirkulasi menjadi satu antara kendaraan dan manusia. Penggunaan bermacam macam
material jalan yang digunakan pada sirkulasi mulai dari beton, aspal, paving dan keramik.
Keterangan :
Kendaraan roda 2
Kendaraan roda 4

Gambar 21. Pola sirkulasi kendaraan (roda 2 dan 4)


Sumber: Data pribadi, 2023

11
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

A Merupakan sirkulasi kendaraan (+) Lebar jalan sudah


(roda 4) untuk pelaku dosen dan memenuhi standart
tamu. Sirkulasi tersebut minimal, yaitu 3 meter.
berdimensi 5meter dimana (+) Aspek kebersihan di
sirkulasi ini menuju ke dropping jalur ini sudah sangat
area pada gedung utama (twin terpenuhi.
tower). Menggunakan material (-) Jalan juga digunakan
berupa aspal sebagai penutup sebagai jalur sirkulasi
Gambar 22. Tampak sirkulasi
jalan pada jalur sirkulasi dan pejalan kaki sehingga kendaraan (A)
penggunaan dinding, pagar dan menjadi satu dengan jalur Sumber: Data pribadi, 2023
tata hijau sebagai pembatas sirkulasi kendaraan.
sirkulasi.

B Merupakan sirkulasi kendaraan (+) Lebar jalan sudah


(roda 2 dan 4) untuk pelaku memenuhi standart
dosen, tamu, mahasiswa dan minimal, yaitu 3 meter.
pengelola. Sirkulasi tersebut (+) Terdapat sistem
berdimensi 5meter dimana keamanan berupa cctv
sirkulasi ini menuju ke parkir dan pada jalur sirkulasi
gedung penunjang. tersebut. Gambar 23. Tampak sirkulasi
Menggunakan material berupa (+) Jalur sirkulasi kendaraan (B)
Sumber: Data pribadi, 2023
beton sebagai penutup jalan pada memiliki penutup atap
jalur sirkulasi dan penggunaan dikarenakan melewati area
dinding dan kolom sebagai parkir basement.
pembatas sirkulasi. (-) Jalur ini tidak memiliki
spesifikasi khusus antara
jalur sirkulasi kendaraan
roda 2 dan 4.

C Merupakan sirkulasi kendaraan (+) Lebar jalan sudah


(roda 2 dan 4) untuk pelaku memenuhi standart
dosen, tamu, mahasiswa. minimal, yaitu 3 meter.
Sirkulasi tersebut berdimensi (-) Jalur ini tidak memiliki
8meter dimana sirkulasi ini spesifikasi khusus antara
menuju ke area parkir motor dan jalur sirkulasi kendaraan
pintu keluar universitas. roda 2 dan 4.
Menggunakan material berupa Gambar 24. Tampak sirkulasi
kendaraan (C)
pavingblok sebagai penutup jalan Sumber: Data pribadi, 2023
pada jalur sirkulasi dan
penggunaan dinding gedung
sebagai pembatas sirkulasi.

D Merupakan sirkulasi kendaraan (+) Lebar jalan sudah


(roda 2) untuk pelaku dosen dan memenuhi standart
mahasiswa. Sirkulasi tersebut minimal, yaitu 1,5 meter.
berdimensi 2,5meter dimana Gambar 25. Tampak sirkulasi
kendaraan (D)
Sumber: Data pribadi, 2023

12
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

sirkulasi ini menuju ke parkir (-) Jalur ini tidak dapat


motor dan gedung fakultas A. digunakan untuk 2 arus
Menggunakan material berupa motor dikarenakan
pavingblok sebagai penutup jalan terdapat kolom yang
pada jalur sirkulasi dan membuat jalur tersebut
penggunaan dinding dan kolom menjadi sempit.
sebagai pembatas sirkulasi.

E Merupakan sirkulasi kendaraan (+) Lebar jalan sudah


(roda 2 dan 4) untuk pelaku memenuhi standart
dosen, tamu, mahasiswa dan minimal, yaitu 3 meter.
pengelola. Sirkulasi tersebut (+) Terdapat sistem
berdimensi 5meter dimana keamanan berupa cctv dan
sirkulasi ini menuju ke pintu pos satpam pada jalur
keluar universitas. Menggunakan sirkulasi tersebut. Gambar 26. Tampak sirkulasi
material berupa beton sebagai (-) Tidak memiliki pola kendaraan (E)
Sumber: Data pribadi, 2023
penutup jalan pada jalur sirkulasi sirkulasi yang jelas, tidak
dan penggunaan dinding dan terdapat kelas jalan dan
kolom sebagai pembatas tidak memiliki spesifikasi
sirkulasi. khusus antara jalur
sirkulasi kendaraan roda 2
dan 4.
(-) Jalan juga digunakan
sebagai jalur sirkulasi
pejalan kaki sehingga
menjadi satu dengan jalur
sirkulasi kendaraan.

F Merupakan sirkulasi kendaraan (+) Lebar jalan sudah


(roda 2 dan 4) untuk pelaku memenuhi standart
pengelola. Sirkulasi tersebut minimal, yaitu 3 meter.
berdimensi 5meter dimana (-) Tidak memiliki pola
sirkulasi ini dari area bank jatim sirkulasi yang jelas, tidak
menuju ke area parkir. terdapat kelas jalan dan
Menggunakan material berupa tidak memiliki spesifikasi Gambar 27. Tampak sirkulasi
aspal sebagai penutup jalan pada khusus antara jalur kendaraan (F)
jalur sirkulasi dan penggunaan sirkulasi kendaraan roda 2 Sumber: Data pribadi, 2023
dinding, pagar dan tata hijau. dan 4.
(-) Jalan juga digunakan
sebagai jalur sirkulasi
pejalan kaki sehingga
menjadi satu dengan jalur
sirkulasi kendaraan.

13
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

• Pola Sirkulasi Barang (servis)


Pola sirkulasi ditinjau dari jenis entrance yaitu main entrance, side entrance dan servis entrance.
Ditinjau dari dimensi jalan sesuai standar yang ada. Ditinjau dari pembatas sirkulasi berupa pagar, tata
hijau dan trotoar. Ditinjau dari pola sirkulasi baik linier, grid, curvalinier, melingkar, memusat, cluster
dan culdesac. Dan ditinjau dari material jalan seperti beton, aspal dan paving (Ratniarsih, 2020).
Pola sirkulasi barang yang terdapat pada Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
(UWKS) memiliki dimensi yang sama dengan sirkulasi kendaraan dikarenakan sirkulasi barang tidak
memiliki jalur servis khusus. Sirkulasi barang yang ada pada lokasi memiliki pembatas berupa dinding,
kolom dan tata hijau. Sirkulasi barang memiliki pola linear. Penggunaan material jalan yang digunakan
pada sirkulasi mulai dari beton, aspal dan paving.
Keterangan :
Barang

Gambar 28. Pola sirkulasi barang


Sumber: Data pribadi, 2023

A Merupakan pintu masuk barang (+) Lebar jalan sudah


melalui SE. Sirkulasi tersebut memenuhi standart
berdimensi 5meter dimana minimal, yaitu 3 meter.
sirkulasi ini menuju ke loading (+) Terdapat sistem
dock dan parkir basement. keamanan berupa cctv
Menggunakan material berupa pada jalur sirkulasi
beton sebagai penutup jalan pada tersebut. Gambar 29. Tampak sirkulasi
jalur sirkulasi dan penggunaan (+) Jalur sirkulasi barang (A)
dinding dan kolom sebagai memiliki penutup atap Sumber: Data pribadi, 2023

pembatas sirkulasi. dikarenakan melewati area


parkir basement.
(-) Tidak memiliki jalur
servis khusus barang
sehingga menjadi satu
dengan sirkulasi
kendaraan.

B Merupakan sirkulasi barang (+) Lebar jalan sudah


sekaligus sirkulasi kendaraan memenuhi standart
pada basement dari area loading minimal, yaitu 3 meter.
dock. Menggunakan material (-) Tidak memiliki jalur
berupa beton sebagai penutup servis khusus barang
jalan pada jalur sirkulasi dan sehingga menjadi satu
penggunaan kolom sebagai dengan sirkulasi Gambar 30. Tampak sirkulasi
pembatas sirkulasi. kendaraan. barang (B)
Sumber: Data pribadi, 2023

14
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

C Merupakan sirkulasi barang yang (+) Lebar jalan sudah


memiliki dimensi 8meter dimana memenuhi standart
sirkulasi ini dari area parkir minimal, yaitu 3 meter.
basement menuju pintu keluar. (-) Tidak memiliki jalur
Menggunakan material berupa servis khusus barang
pavingblok sebagai penutup jalan sehingga menjadi satu
pada jalur sirkulasi dan dengan sirkulasi
Gambar 31. Tampak sirkulasi
penggunaan dinding gedung kendaraan. barang (C)
sebagai pembatas sirkulasi. Sumber: Data pribadi, 2023

D Merupakan sirkulasi barang (+) Lebar jalan sudah


memiliki dimensi 5meter. memenuhi standart
Menggunakan material berupa minimal, yaitu 3 meter.
beton sebagai penutup jalan pada (+) Terdapat sistem
jalur sirkulasi dan penggunaan keamanan berupa cctv dan
kolom sebagai pembatas pos satpam pada jalur
sirkulasi. sirkulasi tersebut. Gambar 32. Tampak sirkulasi
(-) Tidak memiliki jalur barang (D)
Sumber: Data pribadi, 2023
servis khusus barang
sehingga menjadi satu
dengan sirkulasi
kendaraan.

4.2.1.b Pola Sirkulasi Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya

Pola sirkulasi external pada Gedung Depatemen Teknik Elektro ITS Surabaya terbagi menjadi
tiga berdasarkan tinjauan pelaku pada gedung diantaranya yaitu sistem sirkulasi pejalan kaki/manusia:
dosen dan pengelola (privat), mahasiswa (transisi) dan tamu (publik); pola sirkulasi kendaraan bermotor
(roda 2 dan 4) dan pola sirkulasi barang.

• Pola Sirkulasi Pejalan Kaki (manusia)


Pola sirkulasi ditinjau dari jenis entrance yaitu main entrance, side entrance dan servis
entrance. Ditinjau dari dimensi jalan sesuai standar yang ada. Ditinjau dari pembatas sirkulasi berupa
pagar, tata hijau dan trotoar. Ditinjau dari pola sirkulasi baik linier, grid, curvalinier, melingkar,
memusat, cluster dan culdesac. Dan ditinjau dari material jalan seperti beton, aspal dan paving
(Ratniarsih, 2020).

15
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

Pola Sirkulasi pejalan kaki (manusia) yang terdapat pada Gedung Departemen Teknik Elektro
ITS Surabaya tidak memiliki dimensi yang spesifik dikarenakan tidak terdapat jalan khusus seperti
pedestrian sehingga sirkulasi manusia menjadi satu dengan kendaraan. Sirkulasi manusia yang menjadi
satu dengan kendaraan memiliki pembatas berupa pagar, dinding, kolom dan tata hijau. Sirkulasi
manusia tidak memiliki pola atau tidak tertata sehingga sering terjadi kerancuan antar sirkulasi pejalan
kaki baik privat, transisi maupun publik dikarenakan sistem sirkulasinya menjadi satu, tidak ada
spesifikasi khusus antar pelaku. Penggunaan bermacam macam material jalan yang digunakan pada
sirkulasi mulai dari beton, aspal, paving dan keramik.

Keterangan:
Pelaku Privat
Dosen
Pengelola

Pelaku Transisi
Mahasiswa

Pelaku Publik
Tamu

Gambar 33. Pola sirkulasi pejalan kaki (manusia)


Sumber: Data pribadi, 2023

A Merupakan sirkulasi pejalan (+) Lebar jalan sudah


kaki (manusia) untuk pelaku memenuhi standart minimal,
dosen, mahasiswa dan tamu. yaitu 1,2 meter.
Sirkulasi tersebut berdimensi (+) Aspek kebersihan di jalur
6meter dimana sirkulasi ini ini sudah sangat terpenuhi.
menuju ke dropping area. (-) Jalan tersebut tidak
Menggunakan material berupa memiliki jalur khusus berupa
Gambar 34. Tampak sirkulasi
paving blok sebagai penutup pedestrian sehingga sirkulasi pejalan kaki (A)
jalan pada jalur sirkulasi dan antara kendaraan dan Sumber: Data pribadi, 2023
tidak memiliki batas nyata pada manusia menjadi satu area.
sirkulasi pejalan kaki. (-) Tidak memiliki batas
nyata pada sirkulasi pejalan
kaki.

B Merupakan sirkulasi pejalan (+) Lebar jalan sudah


kaki (manusia) untuk pelaku memenuhi standart minimal,
dosen, mahasiswa dan tamu. yaitu 1,2 meter.
Sirkulasi tersebut berdimensi (+) Aspek kebersihan di jalur
4meter dimana sirkulasi ini ini sudah sangat terpenuhi.
digunakan sebagai dropping (-) Jalan tersebut tidak
area. Menggunakan material memiliki jalur khusus berupa
Gambar 35. Tampak sirkulasi
penutup jalan berupa keramik pedestrian sehingga sirkulasi pejalan kaki (B)
dengan warna yang beragam antara kendaraan dan Sumber: Data pribadi, 2023
sehingga membentuk suatu manusia menjadi satu area.
pattern dan penggunaan

16
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

dinding dan kolom struktur


sebagai pembatas sirkulasi.

C Merupakan sirkulasi pejalan (+) Lebar jalan sudah


kaki (manusia) untuk pelaku memenuhi standart minimal,
dosen, mahasiswa dan tamu. yaitu 1,2 meter.
Sirkulasi tersebut berdimensi (-) Jalan tersebut tidak
6meter dimana sirkulasi ini memiliki jalur khusus berupa
menuju pintu keluar. pedestrian sehingga sirkulasi
Menggunakan material antara kendaraan dan Gambar 35. Tampak sirkulasi
penutup jalan berupa manusia menjadi satu area. pejalan kaki (B)
pavingblok dan tidak memiliki (-) Tidak memiliki batas Sumber: Data pribadi, 2023

batas nyata pada sirkulasi nyata pada sirkulasi pejalan


pejalan kaki. kaki.

• Pola Sirkulasi Kendaraan (roda 2 & 4)

Pola sirkulasi ditinjau dari jenis entrance yaitu main entrance, side entrance dan servis
entrance. Ditinjau dari dimensi jalan sesuai standar yang ada. Ditinjau dari pembatas sirkulasi berupa
pagar, tata hijau dan trotoar. Ditinjau dari pola sirkulasi baik linier, grid, curvalinier, melingkar,
memusat, cluster dan culdesac. Dan ditinjau dari material jalan seperti beton, aspal dan paving
(Ratniarsih, 2020).
Pola sirkulasi kendaraan yang terdapat pada Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma
Surabaya (UWKS) memiliki dimensi yang berbeda-beda tergantung pada jenis kendaraan. Sirkulasi
kendaraan yang ada pada lokas memiliki pembatas berupa pagar, dinding, kolom dan tata hijau. Sirkulasi
kendaraan tidak memiliki pola atau tidak tertata sehingga sering terjadi kerancuan antar sirkulasi
kendaraan baik roda 2 maupun roda 4 serta sirkulasi menjadi satu antara kendaraan dan manusia.
Penggunaan bermacam macam material jalan yang digunakan pada sirkulasi mulai dari beton, aspal,
Keterangan:
Kendaraan roda 2
Kendaraan roda 4

Gambar 36. Pola sirkulasi kendaraan (roda 2 dan 4)


Sumber: Data pribadi, 2023

paving dan keramik.


A Merupakan sirkulasi kendaraan (+) Lebar jalan sudah
baik roda 2 & 4 untuk pelaku memenuhi standart minimal,
dosen, pengelola. mahasiswa yaitu 1,2 meter.
dan tamu. Sirkulasi tersebut (+) Aspek kebersihan di jalur
berdimensi 6meter dimana ini sudah sangat terpenuhi.
sirkulasi ini menuju ke
Gambar 37. Tampak sirkulasi
kendaraan (A)
Sumber: Data pribadi, 2023

17
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

dropping area. Menggunakan (-) Tidak memiliki


material berupa paving blok spesifikasi khusus antara
sebagai penutup jalan pada jalur sirkulasi kendaraan
jalur sirkulasi dan tidak roda 2 dan 4.
memiliki batas nyata pada (-) Tidak memiliki batas
sirkulasi kendaraan. nyata antara sirkulasi
kendaraan dan pejalan kaki.

B Merupakan sirkulasi kendaraan (+) Lebar jalan sudah


roda 4 untuk pelaku dosen dan memenuhi standart minimal,
tamu. Sirkulasi tersebut yaitu 1,2 meter.
berdimensi 8meter dimana (+) Aspek kebersihan di jalur
sirkulasi ini digunakan untuk ini sudah sangat terpenuhi.
keluar masuknya parkir (-) Tidak memiliki batas
kendaraan roda 4. nyata antara sirkulasi Gambar 38. Tampak sirkulasi
Menggunakan material kendaraan dan pejalan kaki. kendaraan roda 4 (B)
Sumber: Data pribadi, 2023
penutup jalan berupa
pavingblok dan tidak memiliki
sebagai pembatas nyata pada
sirkulasi.

C Merupakan sirkulasi kendaraan (+) Lebar jalan sudah


baik roda 2 & 4 untuk pelaku memenuhi standart minimal,
dosen, pengelola, mahasiswa yaitu 1,2 meter.
dan tamu. Sirkulasi tersebut (-) Tidak memiliki
berdimensi 6meter dimana spesifikasi khusus antara
sirkulasi ini menuju pintu jalur sirkulasi kendaraan
keluar. Menggunakan material roda 2 dan 4. Gambar 39. Tampak sirkulasi
penutup jalan berupa (-) Tidak memiliki batas kendaraan (C)
Sumber: Data pribadi, 2023
pavingblok dan tidak memiliki nyata pada sirkulasi.
batas nyata pada sirkulasi.

• Pola Sirkulasi Barang (servis)

Pola sirkulasi ditinjau dari jenis entrance yaitu main entrance, side entrance dan servis
entrance. Ditinjau dari dimensi jalan sesuai standar yang ada. Ditinjau dari pembatas sirkulasi berupa
pagar, tata hijau dan trotoar. Ditinjau dari pola sirkulasi baik linier, grid, curvalinier, melingkar,
memusat, cluster dan culdesac. Dan ditinjau dari material jalan seperti beton, aspal dan paving
(Ratniarsih, 2020).
Pola sirkulasi barang yang terdapat pada Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya
memiliki dimensi yang sama dengan sirkulasi kendaraan dikarenakan sirkulasi barang tidak memiliki
jalur servis khusus. Sirkulasi barang yang ada pada lokasi memiliki pembatas berupa tata hijau. Sirkulasi
barang memiliki pola linear. Penggunaan material jalan yang digunakan pada sirkulasi mulai dari
pavingblok.

18
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

Keterangan :
Barang

Gambar 39. Pola sirkulasi barang


Sumber: Data pribadi, 2023

A Merupakan sirkulasi barang (+) Lebar jalan sudah


dimana menjadi satu dengan memenuhi standart minimal,
sirkulasi pejalan kaki dan yaitu 1,2 meter.
kendaraan. Sirkulasi tersebut (+) Aspek kebersihan di jalur
berdimensi 6meter dimana ini sudah sangat terpenuhi.
sirkulasi ini menuju ke loading (-) Tidak memiliki
dock. Menggunakan material spesifikasi khusus antara Gambar 40. Tampak sirkulasi
berupa paving blok sebagai jalur sirkulasi pejalan kaki, barang (A)
penutup jalan pada jalur kendaraan dan barang. Sumber: Data pribadi, 2023
sirkulasi dan tidak memiliki (-) Tidak memiliki batas
batas nyata pada sirkulasi nyata pada sirkulasi barang.
barang.
B Merupakan sirkulasi barang (+) Lebar jalan sudah
dimana menjadi satu dengan memenuhi standart minimal,
sirkulasi kendaraan roda 4. yaitu 1,2 meter.
Sirkulasi tersebut berdimensi
8meter dimana sirkulasi ini (+) Aspek kebersihan di jalur
digunakan untuk kendaraan ini sudah sangat terpenuhi.
parkir dan tempat penurunan
barang atau loading dock. (-) Tidak memiliki
Menggunakan material berupa spesifikasi khusus antara
paving blok sebagai penutup jalur sirkulasi, kendaraan
jalan pada jalur sirkulasi dan dan barang.
tidak memiliki batas nyata pada
sirkulasi barang.

Gambar 41. Tampak sirkulasi


barang(B)
Sumber: Data pribadi, 2023

C Merupakan sirkulasi barang (+) Lebar jalan sudah


sekaligus pejalan kaki dan memenuhi standart minimal,
kendaraan. Sirkulasi tersebut yaitu 1,2 meter.
berdimensi 6meter dimana (-) Tidak memiliki
sirkulasi ini menuju pintu spesifikasi khusus antara
Gambar 42. Tampak sirkulasi
barang (C)
Sumber: Data pribadi, 2023

19
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

keluar. Menggunakan material jalur sirkulasi, kendaraan


penutup jalan berupa dan barang.
pavingblok dan tidak memiliki (-) Tidak memiliki batas
batas nyata pada sirkulasi nyata pada sirkulasi barang.
barang.

4.2.2.a Main Entrance (ME) Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
(UWKS)

ME

Gambar 43. Layout perletakkan ME Gambar 44. Tampak 1 ME Gambar 45. Tampak 2 ME
Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023

Main Entrance (ME) tidak hanya berperan sebagai pintu masuk atau pintu keluar, tetapi juga
merupakan pintu akses utama yang hanya ada satu, yang memiliki dimensi paling besar, paling
menonjol, dan dilengkapi dengan pos yang mengontrol semua pelaku yang menuju ke ME tersebut.
Dimensi Main Entrance yang digunakan untuk satu jalur minimal 3-4 meter, sedangkan untuk masuk
dan keluar (2 arah) berukuran 6-8 meter (Ratniarsih & Nuryana, Kajian Sistem Sirkulasi & Parkir Pelaku
Pasar, 2014).
Main Entrance (ME) pada Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS)
terletak pada ujung dari gedung candi. Main entrance pada lokasi berwujud gerbang yang digunakan
sebagai pintu masuk utama. Pengguna pada jalur ini adalah kendaraan dan manusia. Pengguna manusia
yang menggunakan jalur ini adalah dosen (privat), dan tamu (publik). Pada area main entrance tidak
terdapatnya focal point dan pos pengontrol sehingga kurang menerapkan teori yang ada. Main entrance
memiliki dimensi yang paling besar dari semua side entrance yaitu 6meter. Dimensi tersebut sudah
sesuai dengan standart dikarenakan ME tersebut hanya digunakan untuk 1 jalur yaitu sebagai pintu
masuk.
Kelebihan: (1) Memiliki dimensi sesuai standar teori yang ada; (2) Hanya digunakan untuk satu
arah saja yaitu sebagai pintu masuk, Kekurangan (1) Tidak terdapat focal point dan pos pengontrol pada
area main entrance.

4.2.2.b Main Entrance (ME) Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya

ME

Gambar 46. Layout perletakkan ME Gambar 47. Tampak ME Gambar 48. Totem signageboard
Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023

20
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

Main Entrance (ME) tidak hanya berperan sebagai pintu masuk atau pintu keluar, tetapi juga
merupakan pintu akses utama yang hanya ada satu, yang memiliki dimensi paling besar, paling
menonjol, dan dilengkapi dengan pos yang mengontrol semua pelaku yang menuju ke ME tersebut.
Dimensi Main Entrance yang digunakan untuk satu jalur minimal 3-4 meter, sedangkan untuk masuk
dan keluar (2 arah) berukuran 6-8 meter (Ratniarsih & Nuryana, Kajian Sistem Sirkulasi & Parkir Pelaku
Pasar, 2014).
Main Entrance (ME) pada Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya ditandai dengan
adanya gapura pintu masuk berupa totem signboard sebagai focal point sekaligus penanda identitas dari
Depetertemen yang terletak sisi timur gedung. Pada area ME tidak terdapat pos pengontrol. Pengguna
pada jalur ini adalah manusia, kendaraan dan barang. Pengguna manusia yang menggunakan jalur ini
adalah dosen dan pengelola (privat), mahasiswa (transisi) dan tamu (publik). Jika di tinjau dari teori
yang ada, luas ME pada Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma sudah sesuai dengan standart yaitu
6 meter, dengan dimensi tersebut sudah sesuai dengan standart karena ME hanya digunakan untuk 1
jalur yaitu sebagai pintu masuk menuju bangunan
Kelebihan: (1) Memiliki dimensi yang sesuai dengan teori yang ada; (2) Terdapat focal point
berupa totem signboard pada area main entrance; (3) Hanya digunakan untuk satu arah saja yaitu
sebagai pintu masuk. Kekurangan: (1) Tidak memiliki pos pengontrol pada area tersebut.

4.2.3.a Side Entrance (SE) Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
(UWKS)

Side Entrance (SE) pada Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) berjumlah
4 dimana sesuai dengan teori yang ada bahwa jumlah SE dapat lebih dari 1. Pada tiap side entrance pada
gedung memiliki fungsi jalur yang berbeda-beda, namun belum terdapatnya jalur sirkulasi SE untuk
servis sehingga jalur servis menjadi satu jalur dengan SE publik.

Keterangan:
= SE pintu menuju basement
= SE pintu menuju basement
= SE pintu menuju bank jatim
= SE sebagai pintu keluar

Gambar 49. Layout perletakan SE


Sumber: Data pribadi, 2023

21
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

• Side Entrance 1

SE 1

Gambar 50. Layout perletakkan SE 1 Gambar 51. Tampak 1 SE 1 Gambar 52. Tampak 2 ME 1
Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023

Side Entrance (SE) adalah pintu akses yang yang diperuntukkan untuk masuk atau keluar selain
ME. Jumlah SE bisa lebih dari satu. Jenis SE terbagi menjadi 2 : SE servis (privat) & SE publik. SE
privat terletak terletak didaerah privat/ berdekatan dengan daerah privat. Sedangkan SE publik terletak
di daerah publik atau transisi. Dimensi SE hanya 1 mobil yang paling besar (4 meter) (Ratniarsih &
Nuryana, Kajian Sistem Sirkulasi & Parkir Pelaku Pasar, 2014).
Posisi Side Entrance (SE) 1 pada gedung ini berwujud gerbang terletak di tengah tidak jauh dari
ME. Jalur SE ini merupakan SE publik dimana penggunanya berupa manusia, kendaraan maupun barang
untuk menuju ke area parkir basement. Pengguna manusia yang menggunakan jalur ini adalah dosen
(privat), mahasiswa (transisi) dan tamu (publik). Pengguna kendaraan yang menggunakan jalur ini
adalah kendaraan roda 2 dan roda 4. Jika di tinjau dari teori yang ada, luas SE 1 pada Gedung Baru
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) sudah sesuai dengan standart yaitu 6 meter, dengan
dimensi tersebut sudah sangat cukup karena SE tersebut hanya digunakan untuk 1 jalur yaitu pintu
masuk.
Kelebihan: (1) Memiliki dimensi yang sesuai dengan teori yang ada; (2) Hanya digunakan untuk
satu jalur saja yaitu sebagai pintu masuk. Kekurangan: (1) SE publik yang fungsinya juga sebagai SE
servis.

SE 2

Gambar 53. Layout perletakkan SE 2 Gambar 54. Tampak 1 SE 2 Gambar 55. Tampak 2 SE 2
Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023

• Side Entrance 2

Side Entrance (SE) adalah pintu akses yang yang diperuntukkan untuk masuk atau keluar selain
ME. Jumlah SE bisa lebih dari satu. Jenis SE terbagi menjadi 2 : SE servis (privat) & SE publik. SE
privat terletak terletak didaerah privat/ berdekatan dengan daerah privat. Sedangkan SE publik terletak
di daerah publik atau transisi. Dimensi SE hanya 1 mobil yang paling besar (4 meter) (Ratniarsih &
Nuryana, Kajian Sistem Sirkulasi & Parkir Pelaku Pasar, 2014).

22
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

Posisi Side Entrance (SE) 2 pada gedung ini berwujud gerbang terletak di sebelah SE 1. Jalur SE
ini merupakan SE publik dimana penggunanya berupa manusia, kendaraan maupun barang untuk
menuju ke area parkir basement. Pengguna manusia yang menggunakan jalur ini adalah dosen (privat),
mahasiswa (transisi) dan tamu (publik). Pengguna kendaraan yang menggunakan jalur ini adalah
kendaraan roda 2 dan roda 4. Jika di tinjau dari teori yang ada, luas SE 2 pada Gedung Baru Universitas
Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) sudah sesuai dengan standart yaitu 6 meter, dengan dimensi tersebut
sudah sangat cukup karena SE tersebut hanya digunakan untuk 1 jalur yaitu pintu masuk.
Kelebihan: (1) Memiliki dimensi yang sesuai dengan teori yang ada; (2) Hanya digunakan untuk
satu jalur saja yaitu sebagai pintu masuk. Kekurangan: (1) SE publik yang fungsinya juga sebagai SE
servis.

• Side Entrance 3

SE 3

Gambar 56. Layout perletakkan SE 3 Gambar 57. Tampak 1 SE 3 Gambar 58. Tampak 2 SE 3
Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023

Side Entrance (SE) adalah pintu akses yang yang diperuntukkan untuk masuk atau keluar selain
ME. Jumlah SE bisa lebih dari satu. Jenis SE terbagi menjadi 2 : SE servis (privat) & SE publik. SE
privat terletak terletak didaerah privat/ berdekatan dengan daerah privat. Sedangkan SE publik terletak
di daerah publik atau transisi. Dimensi SE hanya 1 mobil yang paling besar (4 meter) (Ratniarsih &
Nuryana, Kajian Sistem Sirkulasi & Parkir Pelaku Pasar, 2014).
Posisi Side Entrance (SE) 3 pada gedung ini berwujud gerbang terletak di sebelah gedung candi
yang digunakan sebagai pintu masuk dan keluar. Jalur SE ini merupakan SE publik dimana penggunanya
berupa manusia, kendaraan untuk menuju ke area bank jatim. Pengguna manusia yang menggunakan
jalur ini adalah pengelola (privat), mahasiswa (transisi) dan tamu (publik). Pengguna kendaraan yang
menggunakan jalur ini adalah kendaraan roda 2 dan roda 4. Jika di tinjau dari teori yang ada, luas SE 3
pada Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) sudah sesuai dengan standart yaitu
5 meter, namun dimensi tersebut kurang besar dikarenakan fungsi dari SE 3 digunakan untuk 2 jalur
yaitu sebagai pintu masuk dan keluar.
Kelebihan: (1) Digunakan untuk 2 jalur yaitu sebagai pintu masuk dan keluar. Kekurangan: (1)
Dimensi kurang memenuhi standar yang ada dikarenakan fungsi SE 3 digunakan untuk 2 jalur yaitu
pinut masuk dan keluar.

23
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

• Side Entrance 4

SE 4

Gambar 59. Layout perletakkan SE 4 Gambar 60. Tampak 1 SE 4 Gambar 61. Tampak 2 SE 4
Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023

Side Entrance (SE) adalah pintu akses yang yang diperuntukkan untuk masuk atau keluar selain
ME. Jumlah SE bisa lebih dari satu. Jenis SE terbagi menjadi 2 : SE servis (privat) & SE publik. SE
privat terletak terletak didaerah privat/ berdekatan dengan daerah privat. Sedangkan SE publik terletak
di daerah publik atau transisi. Dimensi SE hanya 1 mobil yang paling besar (4 meter) (Ratniarsih &
Nuryana, Kajian Sistem Sirkulasi & Parkir Pelaku Pasar, 2014).
Posisi Side Entrance (SE) 4 pada gedung ini berwujud gerbang terletak di area paling berlakang.
Jalur SE ini merupakan SE publik yang digunakan sebagai pintu keluar dimana penggunanya berupa
manusia, kendaraan maupun barang dari area parkir basement. Pengguna manusia yang menggunakan
jalur ini adalah dosen (privat), mahasiswa (transisi) dan tamu (publik). Pengguna kendaraan yang
menggunakan jalur ini adalah kendaraan roda 2 dan roda 4. Jika di tinjau dari teori yang ada, luas SE 4
pada Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) sudah sesuai dengan standart yaitu
4 meter, dengan dimensi tersebut sudah sangat cukup karena SE tersebut hanya digunakan untuk 1 jalur
yaitu pintu keluar.
Kelebihan: (1) Memiliki dimensi yang sesuai dengan teori yang ada; (2) Hanya digunakan untuk
satu jalur saja yaitu sebagai pintu keluar.

4.2.2.b Side Entrance (SE) Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya

SE

Gambar 62. Layout perletakkan SE Gambar 63. Tampak 1 SE Gambar 64. Tampak 2 SE
Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023

Side Entrance (SE) adalah pintu akses yang yang diperuntukkan untuk masuk atau keluar selain
ME. Jumlah SE bisa lebih dari satu. Jenis SE terbagi menjadi 2 : SE servis (privat) & SE publik. SE
privat terletak terletak didaerah privat/ berdekatan dengan daerah privat. Sedangkan SE publik terletak
di daerah publik atau transisi. Dimensi SE hanya 1 mobil yang paling besar (4 meter) (Ratniarsih &
Nuryana, Kajian Sistem Sirkulasi & Parkir Pelaku Pasar, 2014).
Pada Gedung Departemen Teknik Elektro hanya memiliki 1 pintu SE yang digunakan sebagai SE
public sehingga pada lokasi belum terdapat sirkulasi yang dikhususkan untuk SE servis. Posisi Side
Entrance (SE) terletak di samping ME yang berwujud jalan tanpa adanya gerbang ataupun penanda.
Jalur SE ini digunakan sebagai pintu keluar dari Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya.
Pengguna pada jalur ini adalah manusia, kendaraan dan barang. Pengguna manusia yang menggunakan

24
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

jalur ini adalah dosen dan pengelola (privat), mahasiswa (transisi) dan tamu (publik). Pengguna
kendaraan yang menggunakan jalur ini adalah kendaraan roda 2 dan roda 4. Jika di tinjau dari teori yang
ada, luas SE pada Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma sudah sesuai dengan standart yaitu 6 meter,
dengan dimensi tersebut sudah sesuai dengan standart karena SE hanya digunakan untuk 1 jalur yaitu
sebagai pintu keluar.
Kelebihan: (1) Memiliki dimensi yang sesuai dengan teori yang ada; (2) Hanya digunakan untuk
satu jalur saja yaitu sebagai pintu keluar.

4.2.4.a Servis Entrance Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
(UWKS)

Servis
emtrance

Gambar 65. Layout Servis Entrance Gambar 66. Tampak 1 Servis Entrance Gambar 67. Tampak 2 Servis Entrance
Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023

Service Entrance merupakan akses khusus yang didesain untuk mendukung kegiatan
operasional yang berkaitan dengan pengelolaan, staf layanan dan kegiatan teknis di dalah suatu
bangunan. Dalam perencanaan service entrance, aspek keamanan, keamanan, serta pengaturan lalu
lintas internal dan eksternal menjadi focus utama untuk memastikan bahwa akses ini efisien dan
terintegrasi tanpa mengganggu fungsi dan pengalaman pengunjung di dalam bangunan (Liviana, 2022).
Service entrance eksternal pada Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS)
tidak memiliki area atau jalur yang memang dikhusukan untuk kegiatan operasional, sehingga kegiatan
tersebut dilakukan melalui side entrance (SE) 1. Hal tersebut tentunya akan mengganggu fungsi dan
pengalaman pengunjung bangunan dikarenakan jalur pengunjung dengan jalur kegiatan operasional
terjadi pada satu area. Kekurangan: (1) Tidak tersedianya area atau jalur yang hanya dikhususkan untuk
kegiatan operasional; (2) jalur pengunjung dengan jalur kegiatan operasional terjadi pada satu area
sehingga mengganggu fungsi dan pengalaman pengunjung bangunan.

4.2.4.b Servis Entrance Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya

Servis
emtrance

Gambar 68. Layout Servis Entrance Gambar 69. Tampak 1 Servis Entrance Gambar 70. Sirkulasi Servis Entrance
Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023

Service Entrance merupakan akses khusus yang didesain untuk mendukung kegiatan
operasional yang berkaitan dengan pengelolaan, staf layanan dan kegiatan teknis di dalah suatu
bangunan. Dalam perencanaan service entrance, aspek keamanan, keamanan, serta pengaturan lalu

25
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

lintas internal dan eksternal menjadi focus utama untuk memastikan bahwa akses ini efisien dan
terintegrasi tanpa mengganggu fungsi dan pengalaman pengunjung di dalam bangunan (Liviana, 2022).
Service entrance eksternal pada Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya tidak
memiliki area atau jalur yang memang dikhusukan untuk kegiatan operasional, sehingga kegiatan
tersebut dilakukan melalui main entrance (ME). Hal tersebut tentunya akan mengganggu fungsi dan
pengalaman pengunjung bangunan dikarenakan jalur pengunjung dengan jalur kegiatan operasional
terjadi pada satu area. Kekurangan: (1) Tidak tersedianya area atau jalur yang hanya dikhususkan untuk
kegiatan operasional; (2) jalur pengunjung dengan jalur kegiatan operasional terjadi pada satu area
sehingga mengganggu fungsi dan pengalaman pengunjung bangunan.

4.2.5.a Dropping Area (DA) Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
(UWKS)

DA 1

DA 2

Gambar 71. Layout Perletakkan DA Gambar 72. Sirkulasi DA Gambar 73. Tampak DA
Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023

Dropping Area (DA) adalah tempat menaik – turunkan pelaku fasilitas berupa manusia, area
berada di zona publik, luas area relatif kecil (maksimal 2 mobil), ketinggian lantai 15-17 cm, posisi
kendaraan menyamping (Ratniarsih, 2020).
Pada Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma memiliki 2 Dropping Area yang terletak di zona
publik pada tiap gedung twin tower yang digunakan sebagai area naik dan turunnya pengguna (manusia).
Dimensi Dropping Area ini cukup luas sekitar 5 x 8meter Dimana cukup untuk 2 mobil dengan posisi
kendaraan menyamping. Tidak memiliki perbedaan ketinggian lantai 15cm yang digunakan untuk
penumpang kendaraan turun dikarenakan pada posisi DA terdapat tangga yang langsung menuju pada
area lobby gedung. DA pada lokasi site menggunakan material beton dan terdapat kombinasi
pwnggunaan rumput pada area menuju dropping area sebagai penanda arah. DA ini sudah cukup
menerapkan standart teori yang sudah ada.
Kelebihan: (1) Memiliki dimensi yang sesuai dengan teori yang ada; (2) Sudah memperhatikan
bagaimana posisi kendaraan saat menurunkan penumpang, Kekurangan: (1) Tidak terdapat perbedaan
level ketinggian lantai pada area DA untuk penumpang kendaraan turun.

4.2.5.b Dropping Area (DA) Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya

DA

Gambar 74. Layout Perletakkan DA Gambar 75. Tampak DA Gambar 76. Area DA
Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023

26
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

Dropping Area (DA) adalah tempat menaik – turunkan pelaku fasilitas berupa manusia, area
berada di zona publik, luas area relatif kecil (maksimal 2 mobil), ketinggian lantai 15-17 cm, posisi
kendaraan menyamping (Ratniarsih, 2020).
Pada Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya memiliki 1 Dropping Area yang terletak
pada zona publik, posisinya berada di tengah-tengah bangunan sehingga DA dapat digunakan oleh 2
bangunan yang digunakan sebagai area naik dan turunnya pengguna (manusia). Dimensi Dropping Area
ini cukup luas sekitar 4x6meter dimana hanya cukup untuk 1 mobil dengan posisi kendaraan
menyamping. Tidak memiliki perbedaan ketinggian lantai 15cm yang digunakan untuk penumpang
kendaraan turun dikarenakan pada posisi DA. Penggunaan material lantai keramik dengan warna yang
berbeda sehingga membentuk sebuat pattern, lantai keramik digunakan sebagai pembeda antara DA
dengan sirkulasi kendaraan berupa paving blok. DA ini sudah cukup menerapkan beberapa standart teori
yang sudah ada.
Kelebihan: (1) Memiliki dimensi yang sesuai dengan teori yang ada; (2) Sudah memperhatikan
bagaimana posisi kendaraan saat menurunkan penumpang, Kekurangan: (1) Tidak terdapat perbedaan
level ketinggian lantai pada area DA untuk penumpang kendaraan turun.

4.2.6.a Loading Dock (LD) Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
(UWKS)

Loading Dock (LD) adalah tempat menaik-turunkan barang, area berada di zona privat, luas area
relatif besar, ketinggian lantai se ban mobil, posisi kendaraan membelakangi (Ratniarsih, 2020).
Pada Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) tidak memiliki Loading Dock
eksternal sehingga proses penaikan dan penaikan barang tidak dilakukan pada area luar bangunan namun
berada pada dalam bangunan. Kelebihan: (1) Proses penaikan dan penurunan barang hanya dapat
dilakukan pada internal bangunan, Kekurangan: (1) Tidak memiliki area Loading Dock eksternal pada
Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS).

4.2.6.b Loading Dock (LD) Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya

LD

Gambar 77. Layout Perletakkan LD Gambar 78. Area Parkir LD Gambar 79. Tampak Area LD
Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023

Loading Dock (LD) adalah tempat menaik-turunkan barang, area berada di zona privat, luas
area relatif besar, ketinggian lantai se ban mobil, posisi kendaraan membelakangi (Ratniarsih, 2020).
Loading Dock eksternal pada Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya tidak memiliki
area secara khusus LD, namun dalam kegiatan penaikan – penurunan barang dilakukan pada area publik
parkir mobil internal (dalam) dimana pada area tersebut terdapat cargo lift barang yang tidak memiliki
luas area yang relatif besar, tidak memiliki ketinggian lantai se ban mobil namun proses penurunan
barang dengan posisi kendaraan membelakangi cargo lift. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak
terkait bahwa cargo lift jarang digunakan karena sangat jarang adanya kegiatan penaikan – penurunan

27
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

barang dengan skala yang besar sehingga juga belum diperlukannya area khusus LD pada Gedung
Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya.
Kelebihan: (1) memiliki posisi kendaraan membelakangi cargo lift, Kekurangan: (1) Tidak
memiliki area atau ruang yang memang dikhususkan untuk LD; (2) Tidak memiliki area yang besar
untuk penempatan LD; (3) Tidak ada ketinggian lantai setinggi ban mobil pada area tersebut.

4.2.7.a Pola Sirkulasi Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
(UWKS)

• Pola Sirkulasi Parkir Kendaraan Roda 2 (motor)

Gambar 80. Layout Sirkulasi Parkir Roda 2 Gambar 81. Area Parkir Roda 2 Gambar 82. Sirkulasi Roda 2
Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023

Parkir merupakan tempat berhentinya kendaraan dengan waktu yang “relatif” dan juga sebagai
tempat menitipkan kendaraan. Pelaku parkir terbagi menjadi 3 yaitu parkir publik, transisi dan privat.
Jenis kendaraan yaitu roda 2 (motor dan non motor), roda 3, dan roda 4. Untuk posisi parkir terbagi
menjadi 2 yaitu parallel dan bersudut (30º, 45º, 60º, 90º). Area parkir dapat ditinjau dari dimensi dan
sirkulasi parkir, penutup atap, material lahan parkir, dan pembatas parkir (Ratniarsih, 2020).
Pada Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) terdapat area parkir external
jenis kendaraan roda 2 (motor) berupa pulau parkir, dimana pelaku atau pengguna bersifat publik mulai
dari dosen, mahasiswa dan tamu. Memiliki posisi parkir bersudut tegak lurus (right-angle atau 90º).
Dimensi area sirkulasi pada parkir tersebut 1,5meter. Pada area parkir motor external memiliki fasilitas
yang cukup mawadahi mulai dari penutup atap menggunakan material spandek dengan rangka baja dan
sistem keamanan parkir berupa cctv. Penggunaan material pavingblok pada area parkir ini untuk
meringankan masalah drainase karena dapat menyerap genangan air. Penggunaan dinding bangunan dan
struktur kolom sebagai pembatas ruang luar yang ada pada area parkir motor Gedung Baru Universitas
Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS).
Kelebihan: (1) Memiliki dimensi pola sirkulasi parkir sesuai standart; (2) Terdapat fasilitas
berupa penutup atap dan keamanan berupa cctv; (3) Penggunaan material paving blok pada area parkir
ini untuk meringankan masalah drainase; (4) Penggunaan dinding gedung dan struktur kolom sebagai
pembatas ruang luar dan area parkir, Kekurangan: (1) Kurangnya penggunaan signage pada area pola
sirkulasi parkir motor.

4.2.7.b Pola Sirkulasi Parkir Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya

28
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

• Pola Sirkulasi Parkir Kendaraan Roda 2 (motor)

Gambar 83. Layout Sirkulasi Parkir Roda 2 Gambar 84. Area Parkir Roda 2 Gambar 85. Sirkulasi Roda 2
Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023

Parkir merupakan tempat berhentinya kendaraan dengan waktu yang “relatif” dan juga sebagai
tempat menitipkan kendaraan. Pelaku parkir terbagi menjadi 3 yaitu parkir publik, transisi dan privat.
Jenis kendaraan yaitu roda 2 (motor dan non motor), roda 3, dan roda 4. Untuk posisi parkir terbagi
menjadi 2 yaitu parallel dan bersudut (30º, 45º, 60º, 90º). Area parkir dapat ditinjau dari dimensi dan
sirkulasi parkir, penutup atap, material lahan parkir, dan pembatas parkir (Ratniarsih, 2020).
Pada Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya terdapat area parkir external jenis
kendaraan roda 2 (motor dan non motor) berupa pulau parkir, dimana pelaku atau pengguna bersifat
publik mulai dari dosen, mahasiswa, tamu dan pengelola. Memiliki posisi parkir bersudut 90º. Dimensi
area sirkulasi pada parkir tersebut 1meter. Pada area parkir motor external memiliki fasilitas yang cukup
mawadahi mulai dari penutup atap menggunakan material spandek lengkung dengan rangka pipa besi,
signage serta keamanan parkir berupa cctv dan satpam. Penggunaan material paving blok pada area
parkir ini untuk meringankan masalah drainase karena dapat menyerap genangan air. Penggunaan pagar
pembatas berupa dinding dan tata hijau sebagai pembatas ruang luar yang ada pada area parkir motor
Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya.
Kelebihan: (1) Memiliki dimensi sirkulasi parkir sesuai standar; (2) Terdapat fasilitas berupa
penutup atap, signage dan keamanan berupa cctv dan satpam; (3) Penggunaan material paving blok pada
area parkir ini untuk meringankan masalah drainase; (4) Penggunaan dinding dan tata hijau sebagai
pembatas ruang luar dan area parkir.

• Pola Sirkulasi Parkir Kendaraan Roda 4 (mobil)

Gambar 86. Layout Sirkulasi Parkir Gambar 87. Sirkulasi Parkir Roda 4 Gambar 89. Area Parkir Roda 4
Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023

Parkir merupakan tempat berhentinya kendaraan dengan waktu yang “relatif” dan juga sebagai
tempat menitipkan kendaraan. Pelaku parkir terbagi menjadi 3 yaitu parkir publik, transisi dan privat.
Jenis kendaraan yaitu roda 2 (motor dan non motor), roda 3, dan roda 4. Untuk posisi parkir terbagi
menjadi 2 yaitu parallel dan bersudut (30º, 45º, 60º, 90º). Area parkir dapat ditinjau dari dimensi dan
sirkulasi parkir, penutup atap, material lahan parkir, dan pembatas parkir (Ratniarsih, 2020).

29
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

Pada Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya terdapat area parkir external jenis
kendaraan roda 4 (mobil) berupa pola parkir kendaraan dua sisi, dimana pelaku atau pengguna bersifat
transisi yaitu hanya untuk mahasiswa. Memiliki posisi parkir bersudut 30º. Dimensi area sirkulasi pada
parkir tersebut 6meter. Pada area parkir mobil external kurang memiliki fasilitas yang mawadahi mulai
dari tidak memiliki penutup atap serta keamanan parkir berupa cctv dan satpam. Penggunaan material
paving blok pada area parkir ini untuk meringankan masalah drainase karena dapat menyerap genangan
air. Penggunaan pagar pembatas berupa dinding dan tata hijau sebagai pembatas ruang luar yang ada
pada area parkir mobil Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya.
Kelebihan: (1) Memiliki dimensi sirkulasi parkir sesuai standart; (2) Penggunaan material
paving blok pada area parkir ini untuk meringankan masalah drainase; (3) Penggunaan dinding dan tata
hijau sebagai pembatas ruang luar dan area parkir, Kekurangan: (1) Kurang memiliki fasilitas yang
mewadahi seperti penutup atap dan sistem keamanan seperti cctv maupun satpam.

4.2.8.a Pola Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS)

• Pola Parkir Kendaraan Roda 2 (motor)

Gambar 90. Layout Pola Parkir Roda 2 Gambar 91. Area Parkir Roda 2 Gambar 92. Sudut Parkir Roda 2
Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023

Sistem & Pola Parkir secara garis besar ada tiga macam pola parkir, yaitu paralel (sudut 0º),
menyudut (30º, 45º, 60º, 75º), dan tegak lurus (right-angle atau 90º). Pola parkir paralel lebih sesuai
untuk ruang bebas yang terbatas (sempit) namun kurang nyaman bagi pengemudi pada saat melakukan
manuver parkir. Pola parkir menyudut unggul dalam hal kemudahan melakukan manuver parkir, namun
kurang efisien dalam hal pemanfaatan lahan. Sedangkan untuk pola parkir tegak lurus paling efisien
dalam hal pemanfaatan lahan yang tersedia, namun harus tersedia lahan yang lebih lebar agar pengemudi
tidak mengalami kesulitan pada saat melakukan manuver parkir (Setiawan, 2008).
Area parkir motor external yang ada pada Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
(UWKS) berupa pulau parkir yang berada setelah area parkir basement twin tower di zona publik dimana
pelaku atau pengguna dari area parkir motor bersifat publik. Memiliki area parkir yang cukup luas
sehingga menggunakan pola parkir tegak lurus (right-angle atau 90º) sebagai pola yang paling efisien
dalam hal pemanfaatan lahan yang tersedia. Dimensi untuk ruang parkir motor 200 x 70cm. Penggunaan
pola parkir tegak lurus (right-angle atau 90º) dinilai sangat efisien agar pengemudi tidak mengalami
kesulitan pada saat melakukan manuver parkir. Pada area parkir motor external memiliki fasilitas yang
cukup mawadahi mulai dari penutup atap menggunakan material spandek dengan rangka baja dan sistem
keamanan parkir berupa cctv. Penggunaan material paving blok pada area parkir ini untuk meringankan
masalah drainase karena dapat menyerap genangan air. Penggunaan dinding bangunan dan struktur
kolom sebagai pembatas ruang luar yang ada pada area parkir motor Gedung Baru Universitas Wijaya
Kusuma Surabaya (UWKS).
Kelebihan: (1) Memiliki dimensi ruang parkir motor sesuai dengan standart teori yang ada; (2)
Terdapat fasilitas berupa penutup atap dan keamanan berupa cctv; (3) Penggunaan material paving blok

30
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

pada area parkir ini untuk meringankan masalah drainase; (4) Penggunaan dinding gedung dan struktur
kolom sebagai pembatas ruang luar dan area parkir, Kekurangan: (1) Kurangnya penggunaan signage
pada area pola sirkulasi parkir motor.

4.2.8.b Pola Parkir Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya

• Pola Parkir Kendaraan Roda 2 (motor)

Gambar 93. Layout Pola Parkir Roda 2 Gambar 94. Area Parkir Roda 2 Gambar 95. Sudut Parkir Roda 2
Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023

Sistem & Pola Parkir secara garis besar ada tiga macam pola parkir, yaitu paralel (sudut 0º),
menyudut (30º, 45º, 60º, 75º), dan tegak lurus (right-angle atau 90º). Pola parkir paralel lebih sesuai
untuk ruang bebas yang terbatas (sempit) namun kurang nyaman bagi pengemudi pada saat melakukan
manuver parkir. Pola parkir menyudut unggul dalam hal kemudahan melakukan manuver parkir, namun
kurang efisien dalam hal pemanfaatan lahan. Sedangkan untuk pola parkir tegak lurus paling efisien
dalam hal pemanfaatan lahan yang tersedia, namun harus tersedia lahan yang lebih lebar agar pengemudi
tidak mengalami kesulitan pada saat melakukan manuver parkir (Setiawan, 2008).
Pada Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya terdapat area parkir external jenis
kendaraan roda 2 (motor dan non motor) berupa pulau parkir, dimana pelaku atau pengguna bersifat
publik mulai dari dosen, mahasiswa, tamu dan pengelola. Memiliki pola parkir tegak lurus (right-angle
atau 90º). Dimensi untuk ruang parkir motor 200 x 70cm. Penggunaan pola parkir tegak lurus (right-
angle atau 90º) dinilai sangat efisien agar pengemudi tidak mengalami kesulitan pada saat melakukan
manuver parkir. Pada area parkir motor external memiliki fasilitas yang cukup mawadahi mulai dari
penutup atap menggunakan material spandek lengkung dengan pipa besi, sigange dan sistem keamanan
parkir berupa cctv dan satpam. Penggunaan material paving blok pada area parkir ini untuk meringankan
masalah drainase karena dapat menyerap genangan air. Penggunaan dinding, pagar dan tata hijau
sebagai pembatas ruang luar yang ada pada area parkir motor Gedung Departemen Teknik Elektro ITS
Surabaya.
Kelebihan: (1) Memiliki dimensi ruang parkir motor sesuai dengan standart teori yang ada; (2)
Pemilihan pola parkir sudah memenuhi kebututuhan pengguna; (3) Terdapat fasilitas berupa penutup
atap, signage dan keamanan berupa cctv dan satpam; (4) Penggunaan material paving blok pada area
parkir ini untuk meringankan masalah drainase; (5) Penggunaan dinding, pagar dan tata hijau sebagai
pembatas ruang luar dan area parkir.

31
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

• Pola Parkir Kendaraan Roda 4 (mobil)

Gambar 96. Layout Pola Parkir Roda 4 Gambar 97. Area Parkir Roda 4 Gambar 98. Sudut Parkir Roda 4
Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023

Sistem & Pola Parkir secara garis besar ada tiga macam pola parkir, yaitu paralel (sudut 0º),
menyudut (30º, 45º, 60º, 75º), dan tegak lurus (right-angle atau 90º). Pola parkir paralel lebih sesuai
untuk ruang bebas yang terbatas (sempit) namun kurang nyaman bagi pengemudi pada saat melakukan
manuver parkir. Pola parkir menyudut unggul dalam hal kemudahan melakukan manuver parkir, namun
kurang efisien dalam hal pemanfaatan lahan. Sedangkan untuk pola parkir tegak lurus paling efisien
dalam hal pemanfaatan lahan yang tersedia, namun harus tersedia lahan yang lebih lebar agar pengemudi
tidak mengalami kesulitan pada saat melakukan manuver parkir (Setiawan, 2008).
Pada Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya terdapat area parkir external jenis
kendaraan roda 4 (mobil) berupa pola parkir kendaraan dua sisi, dimana pelaku atau pengguna bersifat
transisi yaitu hanya untuk mahasiswa. Memiliki posisi parkir bersudut 30º dimana penggunaan pola
parkir menyudut unggul dalam hal kemudahan melakukan manuver parkir, namun kurang efisien dalam
hal pemanfaatan lahan. Dimensi ruang parkir mobil 3 x 6meter sehingga masih terdapat space untuk
membuka dan menutup mobil. Pada area parkir mobil external kurang memiliki fasilitas yang mawadahi
mulai dari tidak memiliki penutup atap serta keamanan parkir berupa cctv dan satpam. Penggunaan
material paving blok pada area parkir ini untuk meringankan masalah drainase karena dapat menyerap
genangan air. Penggunaan pagar pembatas berupa dinding dan tata hijau sebagai pembatas ruang luar
yang ada pada area parkir mobil Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya.
Kelebihan: (1) Memiliki dimensi ruang parkir mobil sesuai standart teori yang; (2) Pemilihan
pola parkir sudah memenuhi kebututuhan pengguna; (3) Penggunaan material paving blok pada area
parkir ini untuk meringankan masalah drainase; (4) Penggunaan dinding dan tata hijau sebagai pembatas
ruang luar dan area parkir, Kekurangan: (1) Kurang memiliki fasilitas yang mewadahi seperti penutup
atap dan sistem keamanan seperti cctv maupun satpam.

4.3. Aspek Internal Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS)
dan Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya

Pada aspek internal terbagi menjadi 8 yaitu: (1) Sirkulasi Horizontal Vertikal, (2) Main
Entrance (Me), (3) Side Entrance (SE), (4) Servis Entrance, (5) Loading Dock (LD), (6) Pola Sirkulasi
Parkir, (7) Pola Parkir.

4.3.1.a Sirkulasi Horizontal Vertikal Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma
Surabaya (UWKS)

• Sirkulasi Horizontal 1

32
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

Gambar 99. Denah Gedung Candi Lt.2 Gambar 100. Tampak Koridor 1 Gambar 101. Tampak Koridor 2
Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023

Sirkulasi Horizontal merupakan jalan lalu-lalang antar ruang dalam satu lantai. Persentasi
kemiringan pada jenis sirkulasi ini tidak lebih dari 10 %. Sedangkan alat transformasi jenis sirkulasi
horizontal ini adalah koridor dan konveyor (Ratniarsih & Nuryana, Kajian Sistem Sirkulasi & Parkir
Pelaku Pasar, 2014).
Pada Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma terdapat sirkulasi horizontal di dalam gedung
candi berupa koridor, dimana koridor tersebut digunakan sebagai penghubung jalur dan ruang melalui
ruang-ruang. Koridor memiliki dimensi 1,6meter yang digunakan untuk 2 jalur dimana dimensi tersebut
cukup memadai, sesuai dengan standart dimensi minimal. Pelaku atau pengguna koridor 2 ini mulai dari
dosen (privat), mahasiswa (transisi) dan tamu (publik). Material penutup lantai yang digunakan berupa
lantai keramik dengan warna krem dengan pembatas sirkulasi berupa dinding dan panel pintu jendela.
Kelebihan: (1) Tersedianya sirkulasi horizontal pada gedung berupa koridor; (2) dimensi koridor sesuai
standar teori yang ada.

• Sirkulasi Vertikal 1

Gambar 102. Denah Gedung Candi Lt.2 Gambar 103. Tampak Lift Lt.1 Gambar 104. Tampak Lift Lt.2
Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023

Sirkulasi Vertical adalah moda transportasi digunakan untuk mengangkut sesuatu benda dari bawah
ke atas ataupun sebaliknya. Ada berbagai macam tipe transportasi vertikal di antaranya; tangga, ramp,
lift, travator, eskalator dan dumbwaiter. Dari tipe pengangkut vertikal ini masing-masing mempunyai
fungsi angkut yang berbeda (Ratniarsih & Nuryana, Kajian Sistem Sirkulasi & Parkir Pelaku Pasar,
2014).
Lift adalah angkutan transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut orang atau barang.
Jumlah kebutuhan lift dapat dihitung berdasarkan jumlah pengguna, kecepatan lift, kapasitas lift, jarak
pelayanan lift, dan jumlah lantai. Selain itu kita dapat menghitung waktu tunggu lift rata-rata dengan
membagi waktu perjalanan bolak-balik dengan jumlah lift. Ruang tunggu lift menjadi salah satu upaya
kenyamanan pengguna transportasi vertikal ini (Deerns, 2016).
Pada Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma terdapat Sirkulasi vertical di dalam bangunan di
kedua gedung twin tower berupa lift. Lift tersebut digunakan sebagai penghubung tiap lantai yang ada
pada bangunan gedung mulai dari basement hingga lantai yang paling atas yaitu lantai 8. Posisi lift

33
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

berada pada tengah ditiap bangunan. Memiliki dimensi 1x1,5meter dan dapat menampung ±6 orang.
Pelaku atau pengguna koridor 2 ini mulai dari dosen (privat), mahasiswa (transisi) dan tamu (publik).
Dimensi tersebut cukup memadai, sesuai dengan standart dimensi minimal. Kelebihan: (1) tersedianya
sirkulasi vertical berupa lift pada gedung; (2) dimensi lift dan jumlah pengguna sesuai standar teori yang
ada.

• Sirkulasi Vertikal 2

Gambar 105. Denah Gedung Candi Lt.2 Gambar 106. Tampak Tangga Lt.3 Gambar 107. Tampak Tangga Lt.2
Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023

Sirkulasi Vertical adalah moda transportasi digunakan untuk mengangkut sesuatu benda dari
bawah ke atas ataupun sebaliknya. Ada berbagai macam tipe transportasi vertikal di antaranya; tangga,
ramp, lift, travator, eskalator dan dumbwaiter. Dari tipe pengangkut vertikal ini masing-masing
mempunyai fungsi angkut yang berbeda (Ratniarsih & Nuryana, Kajian Sistem Sirkulasi & Parkir
Pelaku Pasar, 2014).
Tangga adalah fasilitas untuk sirkulasi vertikal yang dirancang dengan mempertimbangan
ukuran, kemiringan pijakan dan tanjakan serta lebar yang memadai. (1) Harus memiliki dimensi pijakan
dan tanjakan yang berukuran seragam; (2) Harus memiliki kemiringan tangga kurang dari 60°; (3) Tidak
terdapat tanjakan yang berlubang yang dapat membahayakan pengguna tangga; (4) Harus dilengkapi
dengan pegangan rambat (handrail) minimum pada salah satu sisi tangga; (5) Pegangan rambat harus
mudah dipegang dengan ketinggian 65 - 80 cm dari lantai, bebas dari elemen konstruksi yang
mengganggu, dan bagian ujungnya harus bulat atau dibelokkan dengan baik ke arah lantai, dinding atau
tiang. (6) Pegangan rambat harus ditambah panjangnya pada bagian ujung-ujungnya (puncak dan bagian
bawah) dengan panjang minimal 30 cm; (7) Untuk tangga yang terletak di luar bangunan, harus
dirancang sehingga tidak ada air hujan yang menggenang pada lantainya (PERMEN PU No.
30/PRT/M/2006).
Pada Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma terdapat Sirkulasi vertical di dalam bangunan
di kedua gedung twin tower berupa tangga. Model tangga melingkar yang berada pada tengah bangunan
ditiap gedung, posisi tangga berhadapan dengan letak lift. Tangga tersebut digunakan sebagai
penghubung tiap lantai yang ada pada bangunan gedung mulai dari lantai 1-8. Dimensi tangga sekitar
1,5meter yang digunakan untuk 2 jalur, ketinggian trap 17 cm dan tinggi railing 90 cm dimana semua
dimensi tersebut cukup memadai dan sesuai dengan standart dimensi minimal. Pelaku atau pengguna
koridor 2 ini mulai dari dosen (privat), mahasiswa (transisi) dan tamu (publik). Penggunaan material
keramik motif kayu digunakan sebagai penutup lantai dan hollow sebagai material railing. Kelebihan:
(1) tersedianya sirkulasi vertical berupa tangga pada gedung; (2) Dimensi tangga dan elemen penunjang
lainnya sudah sesuai standar teori yang ada.

34
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

• Sirkulasi Vertikal 2

Gambar 108. Layout Gedung Baru UWKS Gambar 109. Tampak Ramp Gambar 110. Detail Ramp
Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023

Sirkulasi Vertical adalah moda transportasi digunakan untuk mengangkut sesuatu benda dari
bawah ke atas ataupun sebaliknya. Ada berbagai macam tipe transportasi vertikal di antaranya; tangga,
ramp, lift, travator, eskalator dan dumbwaiter. Dari tipe pengangkut vertikal ini masing-masing
mempunyai fungsi angkut yang berbeda (Ratniarsih & Nuryana, Kajian Sistem Sirkulasi & Parkir
Pelaku Pasar, 2014).
Ramp digunakan sebagai jalur transportasi dengan bidang miring tertentu, sebagai alternatif
bagi orang yang tidak dapat menggunakan tangga. Persyaratan ramp adalah sebagai berikut (1)
Kemiringan ramp di bangunan tidak boleh melebihi 7°. Sedangkan kemiringan ramp di luar bangunan
maksimum 6°; (2) Panjang mendatar suatu ramp (dengan kemiringan 7°) tidak boleh lebih dari 900 cm;
(3) Lebar minimum ramp adalah 95 cm dengan tanda pagar pembatas, dan 120 cm dengan pagar
pembatas; (4) Bidang horizontal pada awalan atau ujung ramp harus bebas dan rata agar kursi roda dapat
berputar; (5) Permukaan ramp yang datar awalan atau akhiran ramp wajib memiliki tekstur agar tidak
licin (KeMenPU No.468 tahun 1998).
Pada Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma terdapat Sirkulasi vertical di dalam bangunan
gedung candi berupa ramp yang terletak disamping tangga dan dropping area. Ramp tersebut digunakan
sebagai penghubung antara area publik dan area privat dengan menggunakan beton sebagai material
ramp yang lebih tahan lama dan kuat. Menggunakan dinding sebagai pembatas ramp dan tangga. Ramp
memiliki kemiringan sesuai standar teori yang ada namun untuk dimensi ramp ±1meter dimana dimensi
tersebut terbilang kurang memadai walaupun sudah sesuai standar minimal, dikarenakan pada bagian
dalam (area belok) seharusnya membutuhkan space yang lebar agar kursi roda dapat berputar mengikuti
jalan ramp. Sehingga ketersediaan fasilitas ramp tersebut terbilang kurang memenuhi standar teori yang
ada. Kelebihan: (1) Tersedianya sirkulasi vertical berupa ramp pada gedung; (2) kemiringan ramp sudah
sesuai dengan standart minimal, Kekurangan: (1) Dimensi ramp kurang memenuhi standar teori yang
ada; (2) Fungsi ramp kurang efektif dalam penggunaannya.

4.3.1.b Sirkulasi Horizontal Vertikal Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro ITS
Surabaya

• Sirkulasi Horizontal 1

Sirkulasi Horizontal merupakan jalan lalu-lalang antar ruang dalam satu lantai. Persentasi
kemiringan pada jenis sirkulasi ini tidak lebih dari 10 %. Sedangkan alat transformasi jenis sirkulasi
horizontal ini adalah koridor dan konveyor (Ratniarsih & Nuryana, Kajian Sistem Sirkulasi & Parkir
Pelaku Pasar, 2014).

35
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

Gambar 111. Denah Gedung Candi Lt.2 Gambar 112. Tampak 1 Koridor 1 Gambar 113. Tampak 2 Koridor 1
Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023

Pada Gedung Departemen Teknik Elektro terdapat Sirkulasi horizontal di dalam bangunan
berupa koridor 1, dimana menggunakan koridor berupa sirkulasi terbuka pada satu sisi yang digunakan
sebagai penghubung antar ruang. Koridor 1 memiliki dimensi 1,5meter dimana dimensi tersebut cukup
memadai, sesuai dengan standart dimensi minimal. Pelaku atau pengguna koridor 2 ini mulai dari dosen
dan pengelola (privat), mahasiswa (transisi) dan tamu (publik). Material penutup lantai yang digunakan
berupa lantai keramik dengan warna yang berbeda sehingga menciptakan suatu pola. Terdapat pagar
besi dan dinding ruang sebagai pembatas sirkulasi pada koridor. Kelebihan: (1) Tersedianya sirkulasi
horizontal berupa koridor pada area depan masing-masing ruang; (2) Dimensi koridor sudah memenuhi
standar teori yang ada.

• Sirkulasi Horizontal 2

Gambar 114. Layout Departemen FTE Gambar 115. Tampak 1 Koridor 2 Gambar 116. Tampak 2 Koridor 2
Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023

Sirkulasi Horizontal merupakan jalan lalu-lalang antar ruang dalam satu lantai. Persentasi
kemiringan pada jenis sirkulasi ini tidak lebih dari 10 %. Sedangkan alat transformasi jenis sirkulasi
horizontal ini adalah koridor dan konveyor (Ratniarsih & Nuryana, Kajian Sistem Sirkulasi & Parkir
Pelaku Pasar, 2014).
Pada Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya terdapat irkulasi horizontal di dalam
bangunan berupa koridor 2 yang digunakan sebagai penghubung antara bangunan gedung B dan C,
dimana koridor terbuka kedua sisi, memiliki dimensi 1,8meter dimana dimensi tersebut sudah memadai,
sesuai dengan standart dimensi minimal. Pelaku atau pengguna koridor 2 ini mulai dari dosen (privat),
mahasiswa (transisi) dan tamu (publik). Material penutup lantai yang digunakan berupa lantai keramik
dengan warna yang berbeda sehingga menciptakan suatu pola. Terdapat pagar besi dan kolom sebagai
pembatas sirkulasi pada koridor. Kelebihan: (1) Tersedianya sirkulasi horizontal berupa koridor pada
area depan masing-masing ruang; (2) Dimensi koridor sudah memenuhi standar teori yang ada.

36
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

• Sirkulasi Vertikal 1

Gambar 117. Denah Gedung Candi Lt.2 Gambar 118. Tampak Tangga Lt.3 Gambar 119. Tampak Tangga Lt.2
Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023

Sirkulasi Vertical adalah moda transportasi digunakan untuk mengangkut sesuatu benda dari
bawah ke atas ataupun sebaliknya. Ada berbagai macam tipe transportasi vertikal di antaranya; tangga,
ramp, lift, travator, eskalator dan dumbwaiter. Dari tipe pengangkut vertikal ini masing-masing
mempunyai fungsi angkut yang berbeda (Ratniarsih & Nuryana, Kajian Sistem Sirkulasi & Parkir
Pelaku Pasar, 2014).
Tangga adalah fasilitas untuk sirkulasi vertikal yang dirancang dengan mempertimbangan
ukuran, kemiringan pijakan dan tanjakan serta lebar yang memadai. (1) Harus memiliki dimensi pijakan
dan tanjakan yang berukuran seragam; (2) Harus memiliki kemiringan tangga kurang dari 60°; (3) Tidak
terdapat tanjakan yang berlubang yang dapat membahayakan pengguna tangga; (4) Harus dilengkapi
dengan pegangan rambat (handrail) minimum pada salah satu sisi tangga; (5) Pegangan rambat harus
mudah dipegang dengan ketinggian 65 - 80 cm dari lantai, bebas dari elemen konstruksi yang
mengganggu, dan bagian ujungnya harus bulat atau dibelokkan dengan baik ke arah lantai, dinding atau
tiang. (6) Pegangan rambat harus ditambah panjangnya pada bagian ujung-ujungnya (puncak dan bagian
bawah) dengan panjang minimal 30 cm; (7) Untuk tangga yang terletak di luar bangunan, harus
dirancang sehingga tidak ada air hujan yang menggenang pada lantainya (PERMEN PU No.
30/PRT/M/2006).
Tangga digunakan sebagai penghubung antar tiap lantai pada bangunan yang berada pada tiap
ujung bangunan. Model tangga letter U yang memiliki dimensi 1,6meter dengan 2 jalur. Dimensi
tersebut cukup memadai, sesuai dengan standart dimensi minimal. Material penutup lantai yang
digunakan berupa lantai keramik dengan warna krem dengan penggunaan railing besi. Kelebihan: (1)
Tersedianya sirkulasi vertical berupa tangga pada area depan dimasing-masing gedung; (2) Dimensi
tangga dan elemen penunjang lainnya sudah sesuai standar teori yang ada.

• Sirkulasi Vertikal 2

Gambar 120. Denah Gedung B FTE Gambar 121. Tampak Depan Ramp Gambar 122. Tampak Samping Ramp
Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023

Sirkulasi Vertical adalah moda transportasi digunakan untuk mengangkut sesuatu benda dari
bawah ke atas ataupun sebaliknya. Ada berbagai macam tipe transportasi vertikal di antaranya; tangga,

37
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

ramp, lift, travator, eskalator dan dumbwaiter. Dari tipe pengangkut vertikal ini masing-masing
mempunyai fungsi angkut yang berbeda (Ratniarsih & Nuryana, Kajian Sistem Sirkulasi & Parkir
Pelaku Pasar, 2014).
Ramp digunakan sebagai jalur transportasi dengan bidang miring tertentu, sebagai alternatif
bagi orang yang tidak dapat menggunakan tangga. Persyaratan ramp adalah sebagai berikut (1)
Kemiringan ramp di bangunan tidak boleh melebihi 7°. Sedangkan kemiringan ramp di luar bangunan
maksimum 6°; (2) Panjang mendatar suatu ramp (dengan kemiringan 7°) tidak boleh lebih dari 900 cm;
(3) Lebar minimum ramp adalah 95 cm dengan tanda pagar pembatas, dan 120 cm dengan pagar
pembatas; (4) Bidang horizontal pada awalan atau ujung ramp harus bebas dan rata agar kursi roda dapat
berputar; (5) Permukaan ramp yang datar awalan atau akhiran ramp wajib memiliki tekstur agar tidak
licin (KeMenPU No.468 tahun 1998).
Pada Gedung Departemen Teknik Elektro terdapat sirkulasi vertical di dalam bangunan berupa
ramp pada tiap bangunan yang letakknya bersampingan dengan tangga penghubung antar lantai. Ramp
tersebut digunakan sebagai penghubung antara area publik dan area privat dengan dimensi 1,6 meter.
Dimensi tersebut cukup memadai, sesuai dengan standart dimensi minimal. Namun, kemiringan ramp
yang ada pada lokasi terlalu curam sehingga kurang memperhatikan standar teori yang ada.
Menggunakan beton sebagai material ramp yang lebih tahan lama, kuat dan tidak licin saat digunakan.
Memiliki tepi pengaman berupa railing besi. Kelebihan: (1) Tersedianya sirkulasi vertical berupa ramp
pada gedung; (2) Dimensi ramp kurang memenuhi standar teori yang ada, Kekurangan: (1) Kemiringan
ramp kurang memenuhi standar teori yang ada.

4.3.2.a Main Entrance (ME) Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
(UWKS)

ME

ME

Gambar 123. Layout Perletakkan ME Gambar 125. Tampak Samping ME Gambar 126. Tampak Depan ME
Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023

Main Entrance (ME) tidak hanya berperan sebagai pintu masuk atau pintu keluar, tetapi juga
merupakan pintu akses utama yang hanya ada satu, yang memiliki dimensi paling besar, paling
menonjol, dan dilengkapi dengan pos yang mengontrol semua pelaku yang menuju ke ME tersebut.
Dimensi Main Entrance yang digunakan untuk satu jalur minimal 3-4 meter, sedangkan untuk masuk
dan keluar (2 arah) berukuran 6-8 meter (Ratniarsih & Nuryana, Kajian Sistem Sirkulasi & Parkir Pelaku
Pasar, 2014).
Main Entrance (ME) Internal pada Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
(UWKS) terletak pada Dropping Area (DA) Eksternal pada masing-masing dari gedung twin tower.
Main entrance pada lokasi berwujud tangga yang digunakan sebagai pintu masuk utama menuju lobby.
Pengguna pada jalur ini adalah pejalan kaki atau manusia mulai dari dosen (privat), mahasiswa (transisi)
dan tamu (publik). Pada area ME internal terdapat focal point berupa signage yang menempel pada
gedung bangunan. ME memiliki dimensi 6meter yang difungsikan sebagai pintu masuk dan pintu keluar.
Kelebihan: (1) Memiliki dimensi sesuai standar teori yang ada; (2) ME dapat digunakan sebagai pintu
masuk dan pintu keluar gedung; (3) Terdapat focal point pada area ME internal.

38
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

4.3.2.b Main Entrance (ME) Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya

ME

Gambar 127. Layout Perletakkan ME Gambar 128. Tampak Depan ME Gambar 129. Area ME
Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023

Main Entrance (ME) tidak hanya berperan sebagai pintu masuk atau pintu keluar, tetapi juga
merupakan pintu akses utama yang hanya ada satu, yang memiliki dimensi paling besar, paling
menonjol, dan dilengkapi dengan pos yang mengontrol semua pelaku yang menuju ke ME tersebut.
Dimensi Main Entrance yang digunakan untuk satu jalur minimal 3-4 meter, sedangkan untuk masuk
dan keluar (2 arah) berukuran 6-8 meter (Ratniarsih & Nuryana, Kajian Sistem Sirkulasi & Parkir Pelaku
Pasar, 2014).
Main Entrance (ME) Internal pada Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya terletak
pada Dropping Area (DA) Eksternal. Main entrance pada lokasi berwujud koridor yang digunakan
sebagai pintu masuk utama menuju gedung AJ dan gedung B. Pengguna pada jalur ini adalah pejalan
kaki atau manusia mulai dari dosen dan pengelola (privat), mahasiswa (transisi) dan tamu (publik). Pada
area ME internal tidak terdapat focal point pada gedung bangunan. ME memiliki dimensi 3meter yang
difungsikan sebagai pintu masuk dan pintu keluar. Kelebihan: (1) Memiliki dimensi sesuai standar teori
yang ada; (2) ME dapat digunakan sebagai pintu masuk dan pintu keluar gedung, Kekurangan: (1) Tidak
terdapat focal point pada area ME internal.

4.3.3.a Side Entrance (SE) Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
(UWKS)

ME

Gambar 130. Layout Perletakkan SE Gambar 131. Tampak Depan SE Gambar 132. Tampak Samping SE
Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023

Side Entrance (SE) adalah pintu akses yang yang diperuntukkan untuk masuk atau keluar selain
ME. Jumlah SE bisa lebih dari satu. Jenis SE terbagi menjadi 2 : SE servis (privat) & SE publik. SE
privat terletak terletak didaerah privat/ berdekatan dengan daerah privat. Sedangkan SE publik terletak
di daerah publik atau transisi (Ratniarsih & Nuryana, Kajian Sistem Sirkulasi & Parkir Pelaku Pasar,
2014).
Posisi Side Entrance (SE) internal pada Gedung Baru Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) berada
pada area masing – masing twin tower yang ada di parkir mobil basement berwujud 3 lift. Jalur SE ini
digunakan bagi pelaku atau pengguna mulai dari dosen (privat), mahasiswa (transisi) dan tamu (publik)
dari area parkir baik parkir motor maupun mobil. Memiliki dimensi 7meter untuk area SE internal.

39
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

Kelebihan: (1) Memiliki dimensi yang sesuai dengan teori yang ada; (2) Dapat digunakan sebagai pintu
masuk dan pintu keluar.

4.3.3.b Side Entrance (SE) Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya

SE 1

SE 2

Gambar 133. Layout Perletakkan SE Gambar 134. Tampak Depan SE Gambar 135. Area SE
Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023

Side Entrance (SE) adalah pintu akses yang yang diperuntukkan untuk masuk atau keluar selain
ME. Jumlah SE bisa lebih dari satu. Jenis SE terbagi menjadi 2 : SE servis (privat) & SE publik. SE
privat terletak terletak didaerah privat/ berdekatan dengan daerah privat. Sedangkan SE publik terletak
di daerah publik atau transisi (Ratniarsih & Nuryana, Kajian Sistem Sirkulasi & Parkir Pelaku Pasar,
2014).
Posisi Side Entrance (SE) internal pada Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya berada
pada area gedung Aj dan gedung B yang ada di parkir mobil internal berwujud tangga. Jalur SE ini
digunakan bagi pelaku atau pengguna mulai dari dosen (privat) dan tamu (publik) dari area parkir mobil
internal. Memiliki dimensi 3meter untuk area SE internal. Kelebihan: (1) Memiliki dimensi yang sesuai
dengan teori yang ada; (2) Dapat digunakan sebagai pintu masuk dan pintu keluar.

4.3.4.a Servis Entrance Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
(UWKS)

Gambar 136. Layout Servis Entrance Gambar 137. Area Servis Entrance Gambar 138. Lift Servis Entrance
Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023

Service Entrance merupakan akses khusus yang didesain untuk mendukung kegiatan
operasional yang berkaitan dengan pengelolaan, staf layanan dan kegiatan teknis di dalah suatu
bangunan. Dalam perencanaan service entrance, aspek keamanan, keamanan, serta pengaturan lalu
lintas internal dan eksternal menjadi focus utama untuk memastikan bahwa akses ini efisien dan
terintegrasi tanpa mengganggu fungsi dan pengalaman pengunjung di dalam bangunan (Liviana, 2022).
Service entrance internal pada Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS)
memiliki ruang khusus dimana ruang tersebut berisikan sebuah lift. Dimana lift tersebut akan
mendukung kegiatan operasional pada gedung tanpa mengganggu aktifitas pengguna ataupun
pengunjung bangunan yang ada pada lift khusus manusia. Posisi service entrance tersebur berada pada
area basement pada masing-masing gedung twin tower yang letaknya membelakangi lift manusia.
Kelebihan: (1) Tersedianya area atau jalur yang hanya dikhususkan untuk kegiatan operasional berupa

40
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

lift service; (2) Kegiatan service tidak akan mengganggu fungsi dan pengalaman pengunjung
dikarenakan memiliki jalur terpisah.

4.3.4.b Servis Entrance Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya

Service Entrance merupakan akses khusus yang didesain untuk mendukung kegiatan
operasional yang berkaitan dengan pengelolaan, staf layanan dan kegiatan teknis di dalah suatu
bangunan. Dalam perencanaan service entrance, aspek keamanan, keamanan, serta pengaturan lalu
lintas internal dan eksternal menjadi focus utama untuk memastikan bahwa akses ini efisien dan
terintegrasi tanpa mengganggu fungsi dan pengalaman pengunjung di dalam bangunan (Liviana, 2022).
Service entrance internal pada Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya tidak
memiliki area atau jalur yang memang dikhusukan untuk kegiatan operasional, sehingga kegiatan
tersebut dilakukan melalui main entrance (ME) internal. Hal tersebut tentunya akan mengganggu fungsi
dan pengalaman pengunjung bangunan dikarenakan jalur pengunjung dengan jalur kegiatan operasional
terjadi pada satu area. Kekurangan: (1) Tidak tersedianya area atau jalur yang hanya dikhususkan untuk
kegiatan operasional; (2) jalur pengunjung dengan jalur kegiatan operasional terjadi pada satu area
sehingga mengganggu fungsi dan pengalaman pengunjung bangunan.

4.3.5.a Loading Dock (LD) Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
(UWKS)

Gambar 139. Layout Servis Entrance Gambar 140. Area Servis Entrance Gambar 141. Lift Servis Entrance
Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023

Loading Dock (LD) adalah tempat menaik-turunkan barang, area berada di zona privat, luas area
relatif besar, ketinggian lantai se ban mobil, posisi kendaraan membelakangi (Ratniarsih, 2020).
Loading Dock (LD) internal pada Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS)
berada masing-masing twin tower yang ada pada area parkir mobil basement. LD tidak memiliki jalur
kendaraan servis secara khusus sehingga menjadi satu dengan jalur kendaraan publik. Memiliki area
yang tidak terlalu luas sekitar 3x4meter dan tidak memiliki teras yang digunakan sebagai tempat
penurunan barang dari kendaraan. Pada area LD tidak memiliki perbedaan ketinggian lantai setinggi ban
mobil dan posisi kendaraan tidak membelakangi area tersebut. Penerapan LD pada gedung kurang
menerapkan standart teori yang sudah ada.
Kelebihan: (1) Terdapat area atau ruang khusus loading dock, Kekurangan: (1) Tidak memiliki
jalur servis khusus; (2) Tidak terdapatnya teras pada area depan loading dock untuk sebagai tempat
penurunan barang dari kendaraan; (3) Tidak ada perbedaan ketinggian lantai setinggi ban mobil; (4)
Posisi kendaraan tidak membelakangi area LD.

4.3.5.b Loading Dock (LD) Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya

41
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

Loading Dock (LD) adalah tempat menaik-turunkan barang, area berada di zona privat, luas area relatif
besar, ketinggian lantai se ban mobil, posisi kendaraan membelakangi (Ratniarsih, 2020).
Pada Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya tidak memiliki Loading Dock (LD)
internal sehingga proses penaikan dan penurunan barang hanya terjadi pada Loading Dock (LD)
eksternal saja sehingga pada gedung belum menerapkan kriteria dari Loading Dock (LD) internal.
Kekurangan: (1) Tidak memiliki area Loading Dock (LD) internal (2) Belum menerapkan kriteria
Loading Dock (LD) pada area internal.

4.3.6.a Pola Sirkulasi Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
(UWKS)

• Pola Sirkulasi Parkir Roda 2

Gambar 142. Denah Pola Sirkulasi Roda 2 Gambar 143. Sirkulasi Masuk Roda 2 Gambar 144. Sirkulasi Roda 2
Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023

Parkir merupakan tempat berhentinya kendaraan dengan waktu yang “relatif” dan juga sebagai
tempat menitipkan kendaraan. Pelaku parkir terbagi menjadi 3 yaitu parkir publik, transisi dan privat.
Jenis kendaraan yaitu roda 2 (motor dan non motor), roda 3, dan roda 4. Untuk posisi parkir terbagi
menjadi 2 yaitu parallel dan bersudut (30º, 45º, 60º, 90º). Area parkir dapat ditinjau dari dimensi dan
sirkulasi parkir, penutup atap, material lahan parkir, dan pembatas parkir (Ratniarsih, 2020).
Pada Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) terdapat area parkir intermal
jenis kendaraan roda 2 (motor) berupa basement pulau parkir yang berada dilantai atas basement mobil,
dimana pelaku atau pengguna mulai dari dosen (privat), mahasiswa (transisi) dan tamu (publik).
Memiliki posisi parkir bersudut tegak lurus (right-angle atau 90º). Dimensi area sirkulasi pada parkir
tersebut 1meter yang hanya dapat digunakan untuk 1 jalur sirkulasi motor saja. Pada area parkir motor
internal memiliki fasilitas yang cukup mawadahi mulai dari penutup atap menggunakan material dak
beton, material penutup jalan berupa beton dan sistem keamanan parkir berupa cctv dan satpam penjaga.
Penggunaan dinding bangunan dan struktur kolom sebagai pembatas sirkulasi pada area parkir motor
internal. Kelebihan: (1) Memiliki dimensi pola sirkulasi parkir sesuai standart; (2) Terdapat fasilitas
berupa penutup atap dan keamanan berupa cctv dan satpam penjaga; (3) Penggunaan dinding gedung
dan struktur kolom sebagai sirkulasi pada area parkir, Kekurangan: (1) Hanya dapat digunakan untuk
satu jalur sirkulasi motor saja.

42
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

• Pola Sirkulasi Parkir Roda 4 Basement Twin Tower

Gambar 145. Denah Pola Sirkulasi Roda 4 Gambar 146. Sirkulasi Roda 4 Gambar 147. Sirkulasi Roda 4
Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023

Parkir merupakan tempat berhentinya kendaraan dengan waktu yang “relatif” dan juga sebagai
tempat menitipkan kendaraan. Pelaku parkir terbagi menjadi 3 yaitu parkir publik, transisi dan privat.
Jenis kendaraan yaitu roda 2 (motor dan non motor), roda 3, dan roda 4. Untuk posisi parkir terbagi
menjadi 2 yaitu parallel dan bersudut (30º, 45º, 60º, 90º). Area parkir dapat ditinjau dari dimensi dan
sirkulasi parkir, penutup atap, material lahan parkir, dan pembatas parkir (Ratniarsih, 2020).
Pada Pada Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) terdapat area parkir
internal jenis kendaraan roda 4 (mobil) berupa basement pulau parkir pada masing-masing gedung twin
tower. Memiliki pola parkir kendaraan dua sisi, dimana pelaku atau pengguna mulai dari dosen (privat),
mahasiswa (transisi) dan tamu (publik). Memiliki posisi parkir bersudut 90º. Dimensi area sirkulasi pada
parkir tersebut 6meter yang dapat digunakan untuk 2 jalur kendaraan roda 4. Pada area parkir mobil
internal memiliki fasilitas yang mawadahi mulai dari memiliki penutup atap, material penutup jalan
berupa beton dan keamanan parkir berupa cctv. Penggunaan dinding bangunan dan struktur kolom
sebagai pembatas sirkulasi pada area parkir motor internal. Kelebihan: (1) Memiliki dimensi pola
sirkulasi parkir sesuai standart; (2) Terdapat fasilitas berupa penutup atap dan keamanan berupa cctv
dan satpam penjaga; (3) Penggunaan dinding gedung dan struktur kolom sebagai sirkulasi pada area
parkir; (4) Dapat digunakan untuk 2 jalur sirkulasi kendaraan roda 4.

• Pola Sirkulasi Parkir Roda 4 Basement Aula

Gambar 148. Denah Pola Sirkulasi Roda 4 Gambar 149. Sirkulasi Roda 4 Gambar 150. Sirkulasi Roda 4
Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023

Parkir merupakan tempat berhentinya kendaraan dengan waktu yang “relatif” dan juga sebagai
tempat menitipkan kendaraan. Pelaku parkir terbagi menjadi 3 yaitu parkir publik, transisi dan privat.
Jenis kendaraan yaitu roda 2 (motor dan non motor), roda 3, dan roda 4. Untuk posisi parkir terbagi
menjadi 2 yaitu parallel dan bersudut (30º, 45º, 60º, 90º). Area parkir dapat ditinjau dari dimensi dan
sirkulasi parkir, penutup atap, material lahan parkir, dan pembatas parkir (Ratniarsih, 2020).
Pada Pada Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) terdapat area parkir
internal jenis kendaraan roda 4 (mobil) berupa basement pulau parkir yang berada pada gedung aula.

43
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

Memiliki pola parkir kendaraan dua sisi, dimana pelaku atau pengguna mulai dari dosen (privat),
mahasiswa (transisi) dan tamu (publik). Memiliki posisi parkir bersudut 90º. Dimensi area sirkulasi pada
parkir tersebut 6meter yang dapat digunakan untuk 2 jalur kendaraan roda 4. Pada area parkir mobil
internal memiliki fasilitas yang mawadahi mulai dari memiliki penutup atap, material penutup jalan
berupa beton dan keamanan parkir berupa cctv. Penggunaan dinding bangunan dan struktur kolom
sebagai pembatas sirkulasi pada area parkir motor internal. Kelebihan: (1) Memiliki dimensi pola
sirkulasi parkir sesuai standart; (2) Terdapat fasilitas berupa penutup atap dan keamanan berupa cctv
dan satpam penjaga; (3) Penggunaan dinding gedung dan struktur kolom sebagai sirkulasi pada area
parkir; (4) Dapat digunakan untuk 2 jalur sirkulasi kendaraan roda 4.

4.3.6.b Pola Sirkulasi Parkir Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya

• Pola Sirkulasi Parkir Roda 4

Gambar 151. Denah Pola Sirkulasi Roda 4 Gambar 152. Sirkulasi Masuk Roda 4 Gambar 153. Area Parkir Roda 4
Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023

Parkir merupakan tempat berhentinya kendaraan dengan waktu yang “relatif” dan juga sebagai
tempat menitipkan kendaraan. Pelaku parkir terbagi menjadi 3 yaitu parkir publik, transisi dan privat.
Jenis kendaraan yaitu roda 2 (motor dan non motor), roda 3, dan roda 4. Untuk posisi parkir terbagi
menjadi 2 yaitu parallel dan bersudut (30º, 45º, 60º, 90º). Area parkir dapat ditinjau dari dimensi dan
sirkulasi parkir, penutup atap, material lahan parkir, dan pembatas parkir (Ratniarsih, 2020).
Pada Pada Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya terdapat area parkir internal jenis
kendaraan roda 4 (mobil) berupa pulau parkir yang berada diantara Gedung AJ dan Gedung B. Memiliki
pola parkir kendaraan dua sisi, dimana pelaku atau pengguna mulai dari dosen (privat) dan tamu
(publik). Memiliki posisi parkir bersudut 90º. Dimensi area sirkulasi pada parkir tersebut 8meter yang
dapat digunakan untuk 2 jalur kendaraan roda 4. Pada area parkir mobil external kurang memiliki
fasilitas yang mawadahi mulai dari tidak memiliki penutup atap serta keamanan parkir berupa cctv dan
satpam. Penggunaan material paving blok pada area parkir ini untuk meringankan masalah drainase
karena dapat menyerap genangan air. Penggunaan pohon sebagai pembatas antara sirkulasi dan area
parkir mobil internal pada Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya.
Kelebihan: (1) Memiliki dimensi ruang parkir mobil sesuai standart teori yang; (2) Sirkulasi
dapat digunakan untuk 2 jalur kendaraan roda 4; (3) Penggunaan material paving blok pada area parkir
ini untuk meringankan masalah drainase; (4) Penggunaan pohon sebagai pembatas anatara sirkulasi dan
area parkir, Kekurangan: (1) Kurang memiliki fasilitas yang mewadahi seperti penutup atap dan sistem
keamanan seperti cctv maupun satpam.

4.3.7.a Pola Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS)

44
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

• Pola Parkir Roda 2

Gambar 154. Denah Pola Parkir Roda 2 Gambar 155. Area Parkir Roda 2 Gambar 156. Pola Parkir Roda 2
Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023

Sistem & Pola Parkir secara garis besar ada tiga macam pola parkir, yaitu paralel (sudut 0º),
menyudut (30º, 45º, 60º, 75º), dan tegak lurus (right-angle atau 90º). Pola parkir paralel lebih sesuai
untuk ruang bebas yang terbatas (sempit) namun kurang nyaman bagi pengemudi pada saat melakukan
manuver parkir. Pola parkir menyudut unggul dalam hal kemudahan melakukan manuver parkir, namun
kurang efisien dalam hal pemanfaatan lahan. Sedangkan untuk pola parkir tegak lurus paling efisien
dalam hal pemanfaatan lahan yang tersedia, namun harus tersedia lahan yang lebih lebar agar pengemudi
tidak mengalami kesulitan pada saat melakukan manuver parkir (Setiawan, 2008).
Area parkir motor internal yang ada pada Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
(UWKS) berupa basement pulau parkir yang berada dilantai atas basement mobil, dimana pelaku atau
pengguna mulai dari dosen (privat), mahasiswa (transisi) dan tamu (publik). Memiliki posisi parkir
bersudut tegak lurus (right-angle atau 90º) dimana pola tegak lurus merupakan pola yang paling efisien
dalam hal pemanfaatan lahan yang tersedia. Dimensi untuk ruang parkir motor 150 x 70cm. Penggunaan
pola parkir tegak lurus (right-angle atau 90º) dinilai sangat efisien agar pengemudi tidak mengalami
kesulitan pada saat melakukan manuver parkir. Pada area parkir motor internal memiliki fasilitas yang
cukup mawadahi mulai dari penutup atap dak beton, material penutup jalan berupa beton dan sistem
keamanan berupa cctv. Penggunaan dinding bangunan dan struktur kolom sebagai pembatas ruang luar
yang ada pada area parkir motor Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS).
Kelebihan: (1) Memiliki dimensi ruang parkir motor internal sesuai dengan standart teori yang ada; (2)
Terdapat fasilitas berupa penutup atap dan keamanan berupa cctv; (3) Penggunaan dinding gedung dan
struktur kolom sebagai pembatas ruang luar dan area parkir; (4) Terdapat cat kuning pada lantai parkir
yang difungsikan sebagai batas antar ruang parkir.

• Pola Parkir Roda 4 Basement Twin Tower

Gambar 157. Denah Pola Parkir Roda 4 Gambar 158. Area Parkir Roda 4 Gambar 159. Pola Parkir Roda 4
Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023

Sistem & Pola Parkir secara garis besar ada tiga macam pola parkir, yaitu paralel (sudut 0º),
menyudut (30º, 45º, 60º, 75º), dan tegak lurus (right-angle atau 90º). Pola parkir paralel lebih sesuai
untuk ruang bebas yang terbatas (sempit) namun kurang nyaman bagi pengemudi pada saat melakukan

45
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

manuver parkir. Pola parkir menyudut unggul dalam hal kemudahan melakukan manuver parkir, namun
kurang efisien dalam hal pemanfaatan lahan. Sedangkan untuk pola parkir tegak lurus paling efisien
dalam hal pemanfaatan lahan yang tersedia, namun harus tersedia lahan yang lebih lebar agar pengemudi
tidak mengalami kesulitan pada saat melakukan manuver parkir (Setiawan, 2008).
Area parkir mobil internal yang ada pada Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
(UWKS) berupa basement pulau parkir yang berada pada gedung twin tower, dimana pelaku atau
pengguna mulai dari dosen (privat), mahasiswa (transisi) dan tamu (publik). Memiliki posisi parkir
bersudut tegak lurus (right-angle atau 90º) dimana pola tegak lurus merupakan pola yang paling efisien
dalam hal pemanfaatan lahan yang tersedia. Dimensi untuk ruang parkir mobil 600 x 300cm. Penggunaan
pola parkir tegak lurus (right-angle atau 90º) dinilai sangat efisien agar pengemudi tidak mengalami
kesulitan pada saat melakukan manuver parkir. Pada area parkir mobil internal memiliki fasilitas yang
cukup mawadahi mulai dari penutup atap dak beton, material penutup jalan berupa beton dan sistem
keamanan berupa cctv. Penggunaan dinding bangunan dan struktur kolom sebagai pembatas ruang luar
yang ada pada area parkir mobil Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS).
Kelebihan: (1) Memiliki dimensi ruang parkir mobil internal sesuai dengan standart teori yang ada; (2)
Terdapat fasilitas berupa penutup atap dan keamanan berupa cctv; (3) Penggunaan dinding gedung dan
struktur kolom sebagai pembatas ruang luar dan area parkir; (4) Terdapat cat kuning pada lantai parkir
yang difungsikan sebagai batas antar ruang parkir.

• Pola Parkir Roda 4 Basement Aula

Gambar 160. Denah Pola Parkir Roda 4 Gambar 161. Area Parkir Roda 4 Gambar 162. Pola Parkir Roda 4
Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023

Sistem & Pola Parkir secara garis besar ada tiga macam pola parkir, yaitu paralel (sudut 0º),
menyudut (30º, 45º, 60º, 75º), dan tegak lurus (right-angle atau 90º). Pola parkir paralel lebih sesuai
untuk ruang bebas yang terbatas (sempit) namun kurang nyaman bagi pengemudi pada saat melakukan
manuver parkir. Pola parkir menyudut unggul dalam hal kemudahan melakukan manuver parkir, namun
kurang efisien dalam hal pemanfaatan lahan. Sedangkan untuk pola parkir tegak lurus paling efisien
dalam hal pemanfaatan lahan yang tersedia, namun harus tersedia lahan yang lebih lebar agar pengemudi
tidak mengalami kesulitan pada saat melakukan manuver parkir (Setiawan, 2008).
Area parkir mobil internal yang ada pada Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
(UWKS) berupa basement pulau parkir yang berada pada gedung twin tower, dimana pelaku atau
pengguna mulai dari dosen (privat), mahasiswa (transisi) dan tamu (publik). Memiliki posisi parkir
bersudut tegak lurus (right-angle atau 90º) dimana pola tegak lurus merupakan pola yang paling efisien
dalam hal pemanfaatan lahan yang tersedia. Dimensi untuk ruang parkir mobil 600 x 300cm.
Penggunaan pola parkir tegak lurus (right-angle atau 90º) dinilai sangat efisien agar pengemudi tidak
mengalami kesulitan pada saat melakukan manuver parkir. Pada area parkir mobil internal memiliki
fasilitas yang cukup mawadahi mulai dari penutup atap dak beton, material penutup jalan berupa beton
dan sistem keamanan berupa cctv dan satpam penjaga. Penggunaan dinding bangunan dan struktur
kolom sebagai pembatas ruang luar yang ada pada area parkir mobil Gedung Baru Universitas Wijaya

46
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

Kusuma Surabaya (UWKS). Kelebihan: (1) Memiliki dimensi ruang parkir mobil internal sesuai dengan
standart teori yang ada; (2) Terdapat fasilitas berupa penutup atap serta sistem keamanan berupa cctv
dan satpam penjaga; (3) Penggunaan dinding gedung dan struktur kolom sebagai pembatas ruang luar
dan area parkir; (4) Terdapat cat putih pada lantai parkir yang difungsikan sebagai batas antar ruang
parkir.

4.3.7.b Pola Parkir Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya

• Pola Parkir Roda 4

Gambar 163. Denah Pola Parkir Roda 4 Gambar 164. Area Servis Entrance Gambar 165. Lift Servis Entrance
Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023 Sumber: Data pribadi, 2023

Sistem & Pola Parkir secara garis besar ada tiga macam pola parkir, yaitu paralel (sudut 0º),
menyudut (30º, 45º, 60º, 75º), dan tegak lurus (right-angle atau 90º). Pola parkir paralel lebih sesuai
untuk ruang bebas yang terbatas (sempit) namun kurang nyaman bagi pengemudi pada saat melakukan
manuver parkir. Pola parkir menyudut unggul dalam hal kemudahan melakukan manuver parkir, namun
kurang efisien dalam hal pemanfaatan lahan. Sedangkan untuk pola parkir tegak lurus paling efisien
dalam hal pemanfaatan lahan yang tersedia, namun harus tersedia lahan yang lebih lebar agar pengemudi
tidak mengalami kesulitan pada saat melakukan manuver parkir (Setiawan, 2008).
Area parkir mobil internal yang ada pada Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya
berupa basement pulau parkir yang berada diantara Gedung AJ dan Gedung B, dimana pelaku atau
pengguna hanya dikhususkan untuk dosen (privat) dan tamu (publik). Memiliki posisi parkir bersudut
tegak lurus (right-angle atau 90º) dimana pola tegak lurus merupakan pola yang paling efisien dalam
hal pemanfaatan lahan yang tersedia. Dimensi untuk ruang parkir mobil 600 x 300cm. Penggunaan pola
parkir tegak lurus (right-angle atau 90º) dinilai sangat efisien agar pengemudi tidak mengalami kesulitan
pada saat melakukan manuver parkir. Pada area parkir mobil internal kurang memiliki fasilitas yang
cukup mawadahi mulai dari tidak terdapatnya penutup atap dan sistem keamanan berupa cctv maupun
satpam penjaga. Penggunaan material paving blok pada area parkir ini untuk meringankan masalah
drainase karena dapat menyerap genangan air. Penggunaan tata hijau sebagai pembatas antara ruang luar
dan bangunan Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya.
Kelebihan: (1) Memiliki dimensi ruang parkir mobil internal sesuai dengan standart teori yang
ada; (2) Penggunaan cat putih pada penutup jalan parkir digunakan sebagai pembatas ruang antar
kendaraan; (3) Penggunaan tata hijau sebagai pembatas ruang luar dan bangunan; Kekurangan: (1)
Kurangnya fasilitas berupa penutup atap dan sistem keamanan berupa cctv serta satpam penjaga.

5. KESIMPULAN
• Aspek Eksternal Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS)
Pada studi kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) memiliki pola
sirkulasi baik pejalan kaki, kendaraan maupun barang memiliki nilai positif berupa penggunaan dimensi
lebar jalan sudah memenuhi standar minimal namun masih terdapat nilai negatif dimana belum terdapat

47
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

spesifikasi khusus antara sirkulasi pejalan kaki, kendaraan maupun barang. Pada main entrance (ME)
gedung memiliki nilai positif dimana penggunaan dimensi dan fungsi sesuai teori yang ada namun
terdapat nilai negatif berupa kurangnya focal point sebagai penanda pada area main entrance. Pada side
entrance (SE) gedung memiliki nilai positif dimana penggunaan dimensi sesuai teori yang ada, namun
terdapat dampak negatif dimana side entrance juga digunakan sebagai service entrance sehingga
menjadi satu area.
Pada Gedung Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) tidak memiliki jalur yang
dikhususkan hanya untuk service sehingga dalam kegiatan tersebut menggunakan jalur SE yang mana
dapat mengganggu kegiatan pengguna bangunan. Untuk dropping area (DA) terdapat pada masing-
masing gedung twin tower dimana memiliki nilai positif yaitu dimensi dan posisi kendaraan sudah
menerapkan teori yang ada, namun terdapat nilah negatif dimana tidak terdapat perbedaan ketinggian
lantai. Pada luar bangunan tidak memiliki loading dock (LD) sehingga proses penaikan dan penurunan
barang hanya dapat dilakukan pada dalam gedung saja. Untuk pola sirkulasi parkir dan pola parkir pada
gedung sudah menerapkan dimensi pola sirkulasi dan ruang parkir sesuai dengan teori yang ada dan
penggunaan sudut parkir yang memperhatikan kemudahan dalam manuver parkir.

• Aspek Eksternal Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya
Pada studi kasus Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya memiliki pola sirkulasi baik
pejalan kaki, kendaraan maupun barang memiliki nilai positif berupa penggunaan dimensi lebar jalan
sudah memenuhi standar minimal namun masih terdapat nilai negatif dimana belum terdapat spesifikasi
khusus antara sirkulasi pejalan kaki, kendaraan maupun barang. Pada main entrance (ME) gedung
memiliki nilai positif mulai dari penggunaan dimensi, fungsi hingga terdapatnya focal point berdasarkan
teori yang ada. Pada side entrance (SE) memiliki nilai positif dimana dimensi sesuai dengan teori yang
ada dan fungsi dari SE digunakan sebagai pintu keluar bangunan.
Pada Gedung Departemen Teknik Elektro ITS tidak memiliki jalur yang dikhususkan hanya
untuk service sehingga dalam kegiatan tersebut menggunakan jalur ME yang mana dapat mengganggu
kegiatan pengguna bangunan. Untuk dropping area (DA) terdapat bagian tengah lahan dimana
menghubungkan dua bangunan AJ dan B, dimana memiliki nilai positif yaitu dimensi dan posisi
kendaraan sudah menerapkan teori yang ada, namun terdapat nilah negatif dimana tidak terdapat
perbedaan ketinggian lantai. Pada luar bangunan terdapat area loading dock (LD) dimana menjadi satu
dengan parkir mobil sehingga proses penaikan dan penurunan barang dapat mengganggu aktifitas
pengguna parkir. Untuk pola sirkulasi parkir dan pola parkir pada gedung sudah menerapkan dimensi
pola sirkulasi dan ruang parkir sesuai dengan teori yang ada dan penggunaan sudut parkir yang
memperhatikan kemudahan dalam manuver parkir.

• Aspek Internal Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS)

Pada studi kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) memiliki
sirkulasi horizontal berupa koridor dalam bangunan dan sirkulasi vertikal berupa tangga, ramp dan lift
yang memiliki nilai positif dimana penggunaan dimensi sudah menerapkan teori yang ada. Pada main
entrance (ME) internal terdapat pada area DA eksternal yang ada pada masing-masing gedung twin
tower. Pada side entrance (SE) internal berada pada parkir mobil basement dimana terdapat 3 lift yang
digunakan sebagai akses masuk sekunder bagi pengguna dari area parkir. Service entrance internal
berada pada posisi basement berupa lift yang dikhusukan untuk kegiatan servis sehingga kegiatan servis
tidak mengganggu aktifitas pengguna bangunan. Loading dock (LD) internal terdapat pada area parkir
mobil basement dimana kurang menerapkan teori yang ada dikarenakan tidak memiliki jalur kendaraan

48
Alya_Ristyawati, Evaluasi Aspek Sirkulasi dan Parkir Objek Kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma (UWK) di Surabaya dan
Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro Institut Sepuluh November (ITS) di Surabaya

service khusus, tidak memiki teras depan, ketinggian lantai dan tidak memperhatikan posisi kendaraan.
Untuk pola sirkulasi parkir dan pola parkir internal sudah menerapkan dimensi pola sirkulasi dan ruang
parkir sesuai dengan teori yang ada dan penggunaan sudut parkir yang memperhatikan kemudahan
dalam manuver parkir.

• Aspek Internal Objek Kasus Gedung Departemen Teknik Elektro ITS Surabaya

Pada studi kasus Gedung Baru Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) memiliki
sirkulasi horizontal berupa koridor yang sudah menerapkan dimensi sesuai dengan teori yang ada dan
sirkulasi vertikal berupa tangga yang memiliki dimensi dan fungasi sesuai dengan teori yang ada dan
terdapat ramp yang kurang menerapkan satndar teori dimana dimensi kurang sesuai dengan teori yang
ada. Pada main entrance (ME) internal terdapat pada area DA eksternal yang dapat menguhubungkan 2
bangunan yaitu gedung AJ dan B. Pada side entrance (SE) internal berada pada parkir mobil internal
berupa tangga sehingga SE dapat digunakan untuk pengguna kendaraan dari area parkir. Untuk pola
sirkulasi parkir dan pola parkir internal sudah menerapkan dimensi pola sirkulasi dan ruang parkir sesuai
dengan teori yang ada dan penggunaan sudut parkir yang memperhatikan kemudahan dalam manuver
parkir.

DAFTAR PUSTAKA
Ashihara, Y. (1981). Exterior design in architecture. Van Nostrand Reinhold Company.
Ching, F. D. (2023). Architecture: Form, space, and order. John Wiley & Sons.
Neufert, Ernest (2002), Data Arsitek Jilid 2-edisi 33. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Haris, Cryill (2005), Dictionary of Architecture and Construction, Mc Graw Hill Professional, 4th
Edition, New York.
Setiawan, R. (2008). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemudahan Manuver Parkir (Studi Kasus
Universitas Kristen Petra Surabaya) (Doctoral dissertation, Petra Christian University).
Wijayaningsih, R. (2007). Keterkaitan Pedagang Kaki Lima Terhadap Kualitas dan Citra Ruang Publik
di Koridor Kartini Semarang Pada Masa Pra-Pembongkaran (Studi Kasus: Penggal Jl. DR.
Cipto–Jl. Barito) (Doctoral dissertation, program Pascasarjana Universitas Diponegoro).
Furchan, H. A. (2019). Pengantar penelitian dalam pendidikan.
Ratniarsih, I. (2020). Pengantar Arsitektur 3. Jurusan Arsitektur, Institut Teknologi Adhi Tama
Surabaya.
Ratniarsih, I., & Nuryana, M. N, (2014) Kajian Sistem Sirkulasi & Parkir Pelaku Pasar. Seminar
Nasional Sains dan Teknologi Terapan II Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya, 363.
Rahayu, D. S., & Ratniarsih, I. (2020). Penerapan Arsitektur Modern pada Aspek Tatanan Lahan dan
Aspek Bangunan di Campus Da Fiocruz Ceara dan Bangkok International Preparatory &
Secondary School. Tekstur (Jurnal Arsitektur), 1(1), 49-58.
Alamsyah, Alik Ansyori. (2005). Rekayasa Lalu Lintas. Universitas Muhammadiyah Malang Press.
Malang.
Badan Pengembangan & Pembinaan Bahasa. (2008), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,
Jakarta.

49

You might also like