You are on page 1of 3

*KEBAHAGIAAN KITA ADALAH MEMBAHAGIAKAN ORANG LAIN* _Oleh Akhuukum Fillaah :_ _*Abu

Hashif Wahyudin Al-Bimawi*_ ‫بسم هللا الرحمن الرحيمِإَّن اْلَح ْم َد هلل َن ْح َم ُدُه َو َن ْس َت ِعْي ُنُه َو َن ْس َتْغ ِفُرُه َو َن ُتْو ُب ِإَلْيِه َو َن ُعْو ُذ بلله ِمْن ُشُرْو ِر‬
‫ َو َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا‬،‫ َأْش َه ُد َأْن اَل إله إال هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه‬،‫ َم ْن َيْهِدِه هللا َف اَل ُمِض َّل َلُه َو َم ْن ُيْض ِلْل َف اَل َه اِدَي َلُه‬،‫َأْنُفِس َن ا َو ِمْن َس ِّي َئ اِت َأْع َم اِلَن ا‬
‫*_ ••• ══════༺📚༻══════ •••َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه ال َن ِبَّي َب ْع َدُه‬Tanamkanlah Budaya Membaca Sampai Selesai,
Agar Tidak Gagal Faham...!!*_ _Ana mewasiatkan kepada diri ana pribadi dan antum/antunna sekalian
agar senantiasa bertakwa kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala, menaati perintah-Nya dan menjauhi
segala larangan-Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita, kekasih kita,
penyejuk hati kita, Muhammad bin Abdullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam, juga kepada keluarganya,
para sahabat serta pengikutnya hingga hari kiamat._ _*Saudara dan saudariku Yang Di Rahmati
Allah...!!!*_ _Sebagian orang telah memiliki harta yang banyak, telah di beri kemewahan oleh
Allah Subhaanahu wa Ta’ala, telah di mudahkan rezekinya, namun mereka tidak merasakan
kebahagiaan. Sebenarnya Allah Subhaanahu wa Ta’ala telah menunjukkan banyak cara dan kiat untuk
menggapai kebahagiaan. Dan telah terbukti bahwa kebahagiaan itu tidak hanya di ukur dengan harta,
kebahagiaan bukan di ukur dengan kemewahan, kebahagiaan bukan di ukur dengan ketenaran, ada
perkara-perkara lain yang bisa menjadikan seseorang berbahagia._ _*Saudara dan saudariku Yang Di
Rahmati Allah...!!!*_ _Pada kesempatan kali ini kita berbicara tentang orang-orang yang Allah berikan
rezeki kepada mereka, terutama yang memiliki kelebihan. Bagaimana caranya agar mereka bisa meraih
kebahagiaan...?_ _*Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:*_ * ‫َو َأَح ُّب اَأْلْع َم اِل ِإَلى ِهللا ُسُروٌر ُتْد ِخ ُلُه‬
‫ َأْو َت ْط ُرُد َع ْن ُه ُجْو ًعا َو َأَلْن َأْم ِش ْي َمَع َأٍخ ِفي َح اَج ٍة َأَح َّب ِإَلَّي ِمْن َأْن َأْع َت ِكَف ِفي َه َذ ا‬،‫ َأْو َت ْق ِض ي َع ْن ُه َد ْينًا‬، ‫ َأْو َت ْك ِش ُف َع ْن ُه ُك ْر َب ًة‬، ‫َع َلى ُمْس ِلٍم‬
‫ ( َي ْع ِني َم ْس ِج ُد الَن َب ِو ي ) َش ْهًر ا‬، ‫…“_ *الَم ْس ِج ِد‬Manusia yang paling di cintai Allah adalah yang paling bermanfaat
bagi manusia, dan pekerjaan yang paling di cintai Allah adalah menggembirakan seorang muslim, atau
menjauhkan kesusahan darinya, atau membayarkan hutangnya, atau menghilangkan laparnya. Sungguh
aku berjalan bersama saudaraku yang muslim untuk sebuah keperluan lebih aku cintai dari pada
beri’ktikaf di masjid ini (masjid Nabawi) selama sebulan…” *(HR. Thabrani di dalam al-Mu’jam al-Kabir,
no. 13646)*_ _*ALLAHU AKBAR...!!*_ _Luar biasa, amalan yang tidak kita sangka besarnya, bahkan
lebih besar dari pada berdiam diri di masjid selama satu bulan untuk beribadah (i’tikaf) di Masjid
Nabawi. Beliau katakan amalan menemani seorang muslim untuk ia tunaikan kebutuhannya, itu adalah
amalan yang besar dan amalan yang agung. Mengapa demikian...? Karena menolong orang lain,
menghilangkan rasa laparnya, mengatasi kesulitannya adalah amalan yang sangat dicintai oleh
Allah Subhaanahu wa Ta’ala, dan amalan tersebut akan memberikan rasa kebahagian kepada para
pelakunya._ _Ada seorang sahabat yang menemui Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam, sahabat ini
mengeluhkan kekerasan dan kekakuan di dalam hatinya, ia tidak merasakan kebahagiaan._ _*Maka
Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:*_ * ‫ َو اْم َس ْح َر ْأَس اْلَي ِتيِم‬، ‫ َف َأْط ِع ِم اْلِمْس ِكيَن‬، ‫“_ *ِإْن َأَر ْد َت َأْن َي ِليَن َق ْلُبَك‬Jika
engkau ingin agar hatimu menjadi lunak, maka berilah makan orang miskin dan usaplah kepala anak
yatim.” *(HR. Ahmad no. 7576 dan 9018)*_ _*Saudara dan saudariku Yang Di Rahmati Allah...!!!*_
_Mungkin di antara kita ada yang bertanya, apa hubungannya kebahagiaan dengan memberi makan
orang yang miskin...?_ _Apa hubungannya kebahagiaan kita dengan mengusap kepala anak yatim...?_
_Apa hubungan hal ini dengan kelembutan hati dan kebahagiaan...?_ _Ingatlah wahai kaum muslimin,
di dalam agama kita ada sebuah prinsip yang agung *“Balasan itu sesuai dengan amalan.”* Jika seorang
hamba berusaha menyenangkan hati orang lain, memikirkan kesulitan yang di hadapi orang lain, makan
Allah juga akan menyenagkan hatinya. Oleh karenanya kita dapati sebagian orang, berletih-letih,
berpayah-payah, pergi ke tempat yang jauh untuk membantu kaum muslimin, membawakan bantuan,
mengumpulkan dana untuk di berikan kepada kaum muslimin, dia tidak pernah merasakan keletihan,
padahal itu pekerjaan yang sangat berat, mungkin ia tidak mendapatkan dunia (upah) sepeser pun, akan
tetapi mengapa ia bisa begitu betah melakukan itu semua...? Karena ada kebahagiaan yang ia dapatkan.
Allah yang memasukkan kebahagiaan dalam dirinya._ _Oleh karenanya manusia yang paling berbahagia
di muka bumi ini adalah Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Mengapa...? Karena beliau adalah orang
yang paling memikirkan bagaimana caranya membahagiakan orang lain._ _*Allah Subhaanahu wa
Ta’ala berfirman:*_ * ‫“_ *َلَقْد َج اَء ُك ْم َر ُسوٌل ِمْن َأْنُفِس ُك ْم َع ِز يٌز َع َلْيِه َم ا َع ِنُّت ْم َح ِر يٌص َع َلْي ُك ْم ِباْلُمْؤ ِمِنيَن َر ُءوٌف َر ِحيٌم‬Sungguh
telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu,
sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasih lagi penyayang terhadap
orang-orang mukmin.” *(QS. At-Taubah)*_ _Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wa Sallam merasa berat
hatinya penderitaan para sahabatnya, penderitaan kaum muslimin secara umum, beliau menginginkan
keimanan dan keselamatan bagi para sahabatnya dan umat beliau seluruhnya._ _*Ummul mukminin,
Kahdijah Radhiyallaahu ‘anha juga pernah memuji sifat suaminya ini, ketika Rasulullah Shallallaahu
‘alaihi wa sallam merasa takut bahwa dirinya terancam saat menerima wahyu pertama:*_ * ‫َك اَّل َأْبِش ْر َف َو ِهَّللا‬
‫*اَل ُيْخ ِز يَك ُهَّللا َأَب ًد ا َو ِهَّللا ِإَّن َك َلَت ِص ُل الَّر ِح َم َو َت ْص ُد ُق اْلَح ِديَث َو َت ْح ِمُل اْلَك َّل َو َت ْك ِس ُب اْلَم ْع ُدوَم َو َت ْق ِر ي الَّضْي َف َو ُتِعيُن َع َلى َن َو اِئِب اْلَح ِّق‬
_“Janganlah begitu, bergembiralah...! Demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu, selama-lamanya.
Demi Allah...! Sesungguhnya, kamu telah menyambung tali persaudaraan, berbicara jujur, memikul
beban orang lain, suka membantu orang yang tidak punya, menjamu tamu, dan sentiasa mendukung
kebenaran.” *(HR. Al-Bukhari no. 4572 dan Muslim no. 231)*_ _Inilah sifat dasar Nabi Shallallaahu
‘alaihi wa sallam bahkan sebelum beliau menerima wahyu. Khadijah menyebutkan beberapa sifat
suaminya, yang kesemuanya menunjukkan bahwa beliau selalu berusaha membuat orang lain
berbahagia; menyambung silaturahmi, jujur, memikul beban orang lain, membantu orang yang tidak
punya, memuliakan tamu, dan mendukung kebenaran._ _Dalam hadis yang lainnya di kisahkan, ada
seorang budak wanita yang masih kecil menarik tangan Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam untuk
menunaikan suatu keperluannya. Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam membiarkan budak tersebut
membawanya ke tempat yang ia inginkan. Mengapa ini semua beliau lakukan...? Karena beliau sangat
ingin memasukkan kebahagiaan di hati orang lain._ _Karena Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa
sallam adalah orang yang paling ingin membahagiakan orang lain, maka beliau adalah orang yang paling
berbahagia._ _*Saudara dan saudariku Yang Di Rahmati Allah...!!!*_ _Setelah kita mendengarkan
beberapa hadits tentang keutamaan membahagiakan orang lain, adalah merupakan amalan yang paling
di cintai Allah, dan kita juga mendengarkan contoh praktek langsung dari Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa
sallam, maka bagi kita adalah mengamalkannya. Mencari kebahagiaan dengan membahagiakan orang
lain._ _Jika Anda memiliki kelebihan rezeki, sumbangkanlah sebagian harta yang Anda miliki kepada
orang-orang miskin, sumbangkan kepada orang-orang yang membutuhkan. Masukkan kebahagiaan di
hati mereka, maka pasti Allah akan memasukkan kebahagiaan di hati Anda sekalian. Yakinlah akan hal
ini, *“Balasan itu sesuai dengan amalan.”* Tidak perlu sampai orang lain meminta, ketika ada keluarga,
saudara, tentangga kita merasa sulit, maka kita bantu mereka dengan harta, tenaga, dan pikiran kita._
_Yang merasa sulit membahagiakan saudaranya dengan harta, maka ia bisa bahagiakan saudaranya
dengan bantuan tenaga atau pemikiran. Sehingga saudara kita mendapatkan ide dan solusi dari masalah
yang ia hadapi._ _Bagaimana mungkin Allah akan membiarkan orang-orang yang sibuk berpikir agar
orang lain berbahagia, merasakan kesedihan, kegalauan di dalam hatinya, tidak mungkin...! Yakinlah
bahwasanya Allah akan membahagiakan orang yang ingin membahagiakan orang lain, dan lakukanlah
amalan yang mulia ini dengan keikhlasan mengharap pahala dan ridha dari Allah Subhaanahu wa
Ta’ala._ _Mudah-mudahan Allah Subhaanahu wa Ta’ala menjadikan kita semua orang-orang yang
senantiasa membantu saudara-saudara kita, memasukkan kebahagiaan di hati-hati mereka, sehingga
Allah memberikan kebahagiaan kepada kita di dunia maupun di akhirat kelak. *Allaahumma
Aamiin.*_ 🌹 ‫وهللا اعلم بالصواب وهو ولي التوفيق والهداية 🌹 وصلى هللا على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم 🌹 سبحانك اللهم‬
‫*وبحمدك اشهد ان ال اله اال انت استغفرك واتوب اليك*سبحا نك اللهم وبحمدك أشهد أن ال إله إال أنت أستغفرك وأتوب إليك‬
••┈┈┈┈┈◎🌻🌻📚🌻🌻◎┈┈┈┈┈•• _*SILAHKAN DI SHARE pada yang lain yang belum mengetahui, agar Anda
pun bisa dapat bagian pahala*_

You might also like