You are on page 1of 14

Praktik Akad Gadai dengan Jaminan Lahan /Sawah dan Gadai

Emas di Kecamatan Mempura Kabupaten Siak Berdasarkan


Hukum Islam

Muhammad Azani
Fakultas Hukum Universitas Lancang Kuning Pekanbaru Riau
Email: mhd_azani@yahoo.com

Abstract: Lien contract undertaken by the community in the District Mempura Siak is
pledge of land/fields. However, whether the lien contract is in reality a pledge as described
in Islamic law. The researched issues are focused on the level of understanding of the
community in the District Mempura Siak about the sharia lien contract; the practice of
pledge land/fields that has been done by the community in the District Mempura Siak; and
the practice of buying gold then pawned again when the gold price higher. Results of
research show that 1) the level of understanding of the community in the District Mempura
Siak about sharia pawning is very well with indications that most of the community
involved in the activity of sharia pawn can understand as an alternative financing based on
Islamic law; 2) lien contract practice that has been done by the community in the District
Mempura Siak is not the Sharia lien contract based Islamic law. Practice is more
accurately described as muzara'ah, which is a form of cooperation between landowners
and land managers with profits shared according to the agreement. 3) The practice of
buying gold then pawned again at the time of high gold prices does not constitute as a lien
contract practice based on Islamic law, but more as buying and selling gold. This practice
has been in the category of speculation on the price of gold, as gold prices are subject to
change-change according to market gold in the international market.

Keywords: lien contract and Islamic Law

Abstrak: Praktik akad gadai yang dilakukan oleh masyarakat di Kecamatan Mempura
Kabupaten Siak adalah gadai lahan/sawah. Mereka menyebut sebagai gadai, namun
demikian betulkah yang mereka praktikkan itu marupakan gadai sebagaimana yang
dijelaskan dalam hukum Islam. Permasalahan yang dikaji difokuskan mengenai tingkat
pemahaman masyarakat di Kecamatan Mempura Kabupaten Siak tentang gadai syariah;
praktik akad gadai lahan/sawah yang telah dilakukan oleh masyarakat di Kecamatan
Mempura Kabupaten Siak; dan praktik membeli emas kemudian digadaikan lagi pada saat
harga emas tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) tingkat pemahaman masya-
rakat di Kecamatan Mempura Kabupaten Siak tentang gadai syariah sangat baik dengan
indikasi bahwa sebagian besar masyarakat yang ikut terlibat dalam kegitan itu dapat
memahami gadai syariah sebagai alternatif pembiayaan berdasarkan hukum Islam; 2)
Praktik akad gadai yang telah dilakukan oleh masyarakat di Kecamatan Mempura
Kabupaten Siak ternyata bukan gadai syariah berdasarkan hukum Islam. Praktik itu lebih
tepat disebut sebagai muzara’ah, yakni bentuk kerja sama antara pemilik lahan dan
pengelola lahan dengan keuntungan dibagi bersama sesuai kesepakatan. 3) Praktik
membeli emas kemudian digadaikan lagi pada saat harga emas tinggi sudah bukan sebagai
praktik gadai berdasarkan hukum Islam, tetapi lebih mirip dengan jual beli emas. Praktik
seperti ini sudah dalam kategori spekulasi terhadap harga emas, karena harga emas dapat
berubah-rubah sesuai pasaran emas di pasaran internasional.

Kata kunci: Akad gadai dan Hukum Islam

204
Muhammad Azani, Praktik Akad Gadai dengan Jaminan Lahan/Sawah dan Gadai Emas……….

Pendahuluan modal perbankan diperoleh dengan pem-


Dalam studi hukum Islam kon- biayaan konvensional yang harus dikem-
temporer di Indonesia, Fatwa Dewan balikan dengan sistem bunga.4
Syariah Nasional Majelis Ulama Indo- Pada umumnya masyarakat di
nesia (DSN MUI) Nomor 25/DSNMUI/ Kecamatan Menpura berprofesi sebagai
III/2002 tentang Rahn menjadi acuan uta- pedagang dan masyarakat umum yang
ma dalam analisis implemetasi akad ga- akan memulai usaha dalam pengembang-
dai emas yang dilakukan lembaga ke- an ekonomi kreatif itu. Bagi kelompok
uangan syariah. Fatwa itu sebagai dasar masyarakat itu sangat penting untuk men-
hukum adanya pola pembiayaan berbasis dapat pemahaman yang benar tentang
syariah yang dapat dimanfaatkan oleh skim pembiayaan berbasis syariah itu.5
masyarakat. Fatwa DSN MUI 26/DSN- Terkait dengan gadai syariah, pada
MUI/III/2002 tentang Rahn Emas lebih umumnya mereka belum memahami de-
khusus memberikan acuan hukum dalam ngan baik. Yang sulit bagi kelompok
gadai emas berdasarkan hukum Islam.1 masyarakat biasanya terkait dengan klau-
Kedua Fatwa dituangkan pada be- sul akad yang berujung pada tanda tangan
berapa pasal dan ayat di dalam Kompilasi persetujuan nasabah dengan bank. Di sisi
Hukum Ekonomi Syariah (KHES). Pasal- ini sebetulnya nasabah memiliki permasa-
pasal tentang Rahn terdiri atas 40 (empat lahan terkait dengan akad perjanjian.6
puluh) pasal.2 Rahn yang dituangkan da- Selama ini mereka memulai usaha
lam KHES ini telah menjadi hukum posi- dengan modal sendiri atau swadaya. Me-
tif di Indonesia. reka menyadari bahwa perkembangan ka-
Fatwa DSN dan KHES seharus- wasan Mepura ke depan semakin maju
nya menjadi dasar hukum yang kuat bagi dan memiliki pengaruh dalam perkem-
masyarakat dalam mencari alternatif bangan ekonomi msyarakat.7 Sebetulnya
pembiayaan. Tetapi fakta menunjukkan Pemerintah Kecamatan Mempura juga te-
bahwa pola pembiayaan Rahn belum be- lah mendorong kelompok perbankan un-
gitu popular bila dibandingkan dengan tuk memberikan modal usaha bagi ma-
pola gadai konvensional. Masyarakat ba- syarakat yang membuka usaha itu.
nyak yang belum memahami pembiayan Berdasarkan pengakuan masyara-
rahn ini dan lebih memilih pembiayaan kat di Kecamatan Mempura, mereka
gadai konvensional.3 Tingkat pemahaman menghadapi 3 (tiga) permasalahan dalam
masyarakat itu dapat dilihat pada masya-
rakat di kawasan ekowisata di Kecamatan 4
Hasil wawancara dengan Efi Kelana, Tokoh
Sungai Mempura Kabupaten Siak. Ke- Masyarakat Kecamatan Mempura dari Kampung
lompok masyarakat di Kecamatan ini Batang Hulu pada 4 Maret 2015 di Aula di Kantor
Camat Mempura Kabupaten Siak.
menghadapi persoalan modal. Sebagian 5
Hasil wawancara dengan Hendy Derhavin
Camat Mempura pada 4 Maret 2015 di Kantor
1
Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Camat Mempura Kabupaten Siak.
6
Indonesia No: 25/DSNMUI/III/2002 tentang Hasil wawancara dengan Munif Ilyasin, Tokoh
Rahn dan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Masyarakat Kecamatan Mempura pada 4 Maret
Ulama Indonesia No: 26/DSNMUI/III/2002 2015 di Aula di Kantor Camat Mempura
tentang Rahn Emas. Kabupaten Siak.
2 7
Lihat Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Hasil wawancara dengan Hendy Derhavin
(KHES) Bab II tentang Akad, hal. 87-94. Camat Mempura pada 4 Maret 2015 di Kantor
3
Jawa Pos, 25 Juli 2015. Camat Mempura Kabupaten Siak.
205
Perspektif Hukum, Vol. 15 No. 2 November 2015 : 204-217

memulai usaha atau bagi masyarakat Salah satu cara untuk menyelesai-
yang akan melanjutkan usaha. Pertama, kan permasalahan di atas adalah melaku-
kendala modal terutama bagi masyarakat kan penyuluhan hukum. Masyarakat di-
yang akan menambah modal usaha dalam berikan pemahaman tentang gadai dalam
indsutri kreatif. Kedua, kendala pema- hukum Islam.
saran. Saat ini pencanangan Kecamatan Tujuan kegiatan di Kecamatan
Mempura sebagai kawasan ekowisata be- Mempura adalah 1) meningkatkan pema-
lum terkelola secara maksimal, sehingga haman masyarakat tentang gadai syariah
wisatawan yang datang belum sesuai de- sebagai alternatif pembiayaan syariah di
ngan harapan. Ketiga, masih banyak ma- Kecamatan Mempura Kabupaten Siak, 2)
syarakat yang belum memahami tentang menyediakan bahan acuan bagi masyara-
perlindungan hukum bagi masyarakat kat yang akan mengajukan skema gadai
yang meminjam modal kepada lembaga syariah sebagai alternatif pembiayaan
pembiayaan, terlebih lagi pola pembiaya- syariah di Kecamatan Mempura Kabupa-
an berbasis syariah.8 ten Siak, dan 3) membangun interaksi po-
Di sisi lain, seringkali terjadi sitif antara nasabah dengan bank syariah
praktik yang salah telah lama dijalankan dalam meningkatkan transaksi pembiaya-
oleh masyarakat setempat. Mereka me- an.
nyebut sebagai gadai, meskipun sebetul- Kegiatan ini berdasarkan studi-
nya yang mereka praktikkan itu bukan studi terdahulu atas analisis gadai baik
gadai sebagaimana yang dijelaskan dalam dalam perspektif gadai konvensional di
hukum Islam. Misalnya praktik mengga- perbankan modern non syariah atau per-
daikan sawah atau sertifikat sawah, na- bankan modern syariah. Dalam review
mun pemilik masih menggarap tanah itu yang penulis lakukan, setidaknya peneli-
atau penerima gadai menggarap tanah itu tian sebelumnya lebih banyak menganali-
dengan hasil yang lebih besar dari hasil sis sistem operasional, kepuasan pelang-
gadai. gan dalam bisnis gadai dan prospek bis-
Tulisan ini menganalisis permasa- nis gadai konvensional.
lahan yang dihadapai masyarakat Keca- Pertama, studi yang dilakukan da-
matan Mempura, terutama permasalahan lam lingkup yang luas dengan judul pene-
pembiayaan berbasisi syariah itu. Anali- litian Strategi Peningkatan Bisnis Gadai
sis ini difokuskan pada 1) bagaimana di Indonesia (2008). Kesimpulan peneliti-
tingkat pemahaman masyarakat di Keca- an ini mengindikasikan 3 (tiga) hal, yaitu
matan Mempura Kabupaten Siak tentang (1) Perspektif Keuangan (Finansial), per-
gadai syariah; 2) bagaimana praktik akad usahaan harus dapat mengelola keuangan
gadai lahan/sawah yang telah dilakukan dengan baik sehingga tercapai kinerja ke-
oleh masyarakat di Kecamatan Mempura uangan yang baik dan dipercaya oleh para
Kabupaten Siak; dan 3) bagaimana prak- shareholder; (2) Perspektif Pelayanan Pe-
tik membeli emas kemudian digadaikan langgan (Service), perusahaan dituntut
lagi pada saat harga emas tinggi. untuk mampu mengembangkan hubungan
baik dengan pelanggan sehingga visi dan
8
Hasil wawancara dengan Munif Ilyasin, Tokoh misi perusahaan dapat dicapai. Tuntutan-
Masyarakat Kecamatan Mempura pada 4 Maret
2015 di Aula di Kantor Camat Mempura nya adalah meningkatnya kualitas pela-
Kabupaten Siak.
206
Muhammad Azani, Praktik Akad Gadai dengan Jaminan Lahan/Sawah dan Gadai Emas……….

yanan; (3) Perspektif Proses Bisnis In- alam, perang, pemogokan, sabotase, dan
ternal (Internal Business Process), per- huru-hara maka rahin akan mendapat
usahaan memiliki kemampuan dalam penggantian maksimal sebesar taksiran
memperbaiki bisnis sehingga kinerja per- nilai marhun.10
usahaan meningkat. Keempat, Pelaksanaan Gadai de-
Kedua, studi tentang prospek Rahn ngan sistem Syariah di Perum Pegadaian
emas di Perbankan Syariah: Studi Kasus Semarang. Lelang sebagai upaya ekseku-
pada Bank Syariah Mandiri. Kesimpulan si terhadap barang jaminan, juga dilaku-
penelitian ini menunjukkan optimism bis- kan di Pegadaian Syariah. Lelang meru-
nis gadai emas, terutama di Bank Syariah pakan upaya terakhir yang dilakukan oleh
Mandiri. Dalam analisis SWAT, ada 2 Kantor Cabang Pegadaian Syariah apabi-
(dua) kesimpulan yaitu (1) prospek gadai la ada nasabahnya yang wanprestasi.
emas di Bank Syariah Mandiri sangat Lelang dilaksanakan apabila sampai batas
cerah karena proses cepat dan nilai tak- waktu yang telah ditetapkan penerima
siran mencapai 90 % untuk logam mulia gadai (rahin) masih tidak dapat melunasi
dan dinar bersertifikat, dan (2) ancaman uang pinjamannya (marhun bih) dilaku-
bisnis gadai emas Bank Syariah Mandiri kan proses pelelangan barang gadai atau
berasal dari Bank lain maupun lembaga jaminan (marhun). Lelang dilakukan se-
pegadaian sendiri karena Bank Syariah tiap bulan. Proses dan tata cara lelang di
Mandiri kurang gencar dalam mempro- Pegadaian Syariah pada dasarnya sama
mosikan bisnis gadai syariah ini.9 seperti lelang umum, penawar yang mem-
Ketiga, studi yang dilakukan Dodi beli dengan harga tertinggi berhak untuk
Prasetyo dengan judul Praktik Gadai membeli. Akan tetapi dalam lelang yang
Emas di Bank BNI Syariah cabang Sura- dilakukan oleh Pegadaian Syariah Sema-
baya. Kesimpulan penelitian menunjuk- rang khususnya, dilakukan dengan cara
kan bahwa (1) rahin tidak mampu mem- penawaran amplop tertutup.11
bayar hutangnya pada saat jatuh tempo Kelima, Studi di pegadaian yang
dan masa tenggang, murtahin berhak un- dilakukan oleh Masnuatul Khairiyah di
tuk menjual marhun baik di hadapan UIN Malang pada 2010. Studinya berke-
umum maupun di bawah tangan dengan simpulan bahwa (1) persepsi tingkat kua-
harga yang pantas menurut murtahin. Ji- litas layanan, pada nasabah pegadaian
ka hasil dari penjualan marhun terdapat syariah terhadap loyalitas konsumen de-
kekurangan dalam pelunasan hutang, ma- ngan nilai variabel persepsi kualitas pela-
ka rahin wajib melunasi sisa hutang ke- yanan (X) berpengaruh signifikan terha-
pada murtahin sejumlah sisa kekurangan- dap variabel loyalitas nasabah (Y); dan
nya; dan (2) terkait dengan risiko atas (2) loyalitas nasabah merupakan kesetia-
marhun. Jika marhun hilang bukan kare- an nasabah terhadap penyedia jasa yang
na force majeure (keadaan memaksa)
dengan ketentuan bahwa keadaan me- 10
Dodi Prasetyo, 2009, Praktik Gadai Emas di
maksa adalah tidak terbatas pada bencana Bank BNI Syariah Cabang Surabaya, Surabaya:
IAIN Sunan Ampel, hal. 97.
9 11
Ami Apriani, 2010, Prospek Rahn Emas di Tri Puji Susilowati, 2008, Pelaksanaan Gadai
Perbankan Syariah: Studi Kasus pada Bank dengan Sistem Syariah di Perum Pegadaian
Syariah Mandiri, Jakarta: UIN Jakarta, hal. 85- Semarang, Semarang: Universitas Diponegoro,
86. hal. 138-139.
207
Perspektif Hukum, Vol. 15 No. 2 November 2015 : 204-217

telah memberikan pelayanan kepadanya. karena itu, secara bahasa kata ar-rahn
Keeratan hubungan antara loyalitas denga berarti “menjadikan sesuatu barang yang
pelayanan sangat erat dengan nilai 0.732. bersifat materi sebagai pengikat utang.”14
Semakin tinggi persepsi kualitas pelayan- Gadai (rahn) secara bahasa seperti
an (X), semakin tinggi pula berpengaruh diungkapkan di atas adalah tetap, kekal,
loyalitas nasabah (Y).12 dan jaminan, sedangkan dalam pengertian
Berdasarkan kesimpulan dalam istilah adalah menyandera sejumlah harta
beberapa penelitian di atas, analisis dalam yang diserahkan sebagai jaminan secara
tulisan ini difokuskan pada praktik gadai hak, dan dapat diambil kembali sesudah
yang dilakukan oleh masyarakat di Keca- ditebus.15 Berbeda dengan rahn, gadai
matan Mempura Kabupaten Siak. Anali- dalam Pasal 1150 Kitab Undang- Undang
sis didasarkan pada data lapangan atas Hukum Perdata adalah suatu hak yang
praktik masyarakat dengan menggunakan diperoleh seseorang yang mempunyai
pendekatan teori-teori yang dikembang- piutang atas suatu barang bergerak.
kan oleh para ahli hukum Islam. Barang bergerak tersebut diserahkan
kepada orang yang berpiutang oleh orang
Pembahasan yang mempunyai utang atau orang lain
Sistem Gadai dalam Perspektif Hukum atas nama orang yang mempunyai
Islam utang.16 Gadai (rahn) dalam bahasa hu-
Transaksi hukum gadai dalam fi- kum perundang-undangan disebut seba-
kih Islam disebut ar-rahn. Ar-rahn ada- gai barang jaminan, agunan, dan rung-
lah suatu jenis perjanjian untuk menahan guhan, sedangkan gadai (rahn) dalam hu-
suatu barang sebagai tanggungan utang. kum Islam (syara') adalah menjadikan
Pengertian ar-rahn dalam bahasa Arab suatu barang sebagai jaminan utang.17
adalah atstsubut wa ad-dawam, yang ber- Para ahli hukum Islam mendefini-
arti “tetap” dan “kekal”, seperti dalam ka- sikan gadai dengan pengertian yang be-
limat maun rahin, yang berarti air yang ragam. Pertama, ulama syafi’iyah men-
tenang.13 definisikan gadai itu menjadikan suatu
Al-Qur’an Surat Al-Muddatstsir barang yang bisa dijual sebagai jaminan
(74) Ayat (38) menyebutkan bahwa “Se- utang dipenuhi dari harganya, bila yang
tiap orang bertanggung jawab atas apa berutang tidak sanggup membayar utang-
yarg telah diperbuatnya.” Pengertian “te- nya. Kedua, ulama Hanabilah mengung-
tap” dan “kekal” dimaksud sebagai mak-
14
na yang tercakup dalam kata al-habsu, Rahmat Syafei, 1995, Konsep Gadai; Ar-Rahn
dalam Fikih Islam antara Nilai Sosial dan Nilai
yang berarti menahan. Kata ini merupa- Komersial dalam Huzaimah T. Yanggo, Prob-
kan makna yang bersifat materiil. Oleh lematika Hukum Islam Kontemporer III, Jakarta:
Lembaga Studi Islam dan Kemasyarakatan, hal.
59.
12 15
Masnualtul Khairiyah, 2010, Analisis Perum Sutan Remi Sjahdeni, 2010, Perbankan Sya-
Pergadaian Syariah Terhadap Loyalitas Kon- riah: Produk-produk dan Aspek Hukumnya,
sumen: Studi Pada Pegadaian Syariah cabang Jakarta: Jayakarta Agung Offset, hal. 329.
16
Malang, Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim, Pasal 1150 Kitab Undang- Undang Hukum
hal. 80. Perdata (KUH Per).
13 17
Muhammad bin Mukrim bin Ali Abu al-Fadhl E. Fogel dan Samuel L. Hayes, 2000, Hukum
Jamaluddin Ibnu Manzur al-Anshari ar-Ruwaifi Keuangan Islam: Konsep, Teori dan Praktek, terj.
al-Afriqi, 2003, Lisan al’Arab, Jilid 3, Kairo: Sobirin Asmawi, Bandung: Nusa Media, hal.
Maktabah al Risalah al’Ilmiyah, hal. 207-208. 254.
208
Muhammad Azani, Praktik Akad Gadai dengan Jaminan Lahan/Sawah dan Gadai Emas……….

kapkan gadai adalah suatu benda yang gadaikan tidak dapat membayar utang
dijadikan kepercayaan suatu utang, untuk pada waktu yang telah ditentukan.
dipenuhi dari harganya, bila yang berhar- Di sini jelas bahwa gadai syariah
ga tidak sanggup membayar utangnya. merupakan perjanjian antara seseorang
Ulama Malikiyah mendefinisikan gadai untuk menyerahkan harta benda berupa
sebagai sesuatu yang bernilai harta (mu- emas/perhiasan/kendaraan dan/atau harta
tamawwal) yang diambil dari pemiliknya benda lainnya sebagai jaminan dan/atau
untuk dijadikan pengikat atas utang yang agunan kepada seseorang dan/atau lemba-
tetap (mengikat).18 ga pegadaian syariah berdasarkan hukum
Salah seorang ulama Indonesia, Islam. Pihak lembaga pegadaian syariah
K.H. Ahmad Azhar Basyir, mendefinisi- menyerahkan uang sebagai tanda terima
kan gadai (Rahn) adalah perjanjian me- dengan jumlah maksimal 90% dari nilai
nahan sesuatu barang sebagai tanggungan taksir terhadap barang yang diserahkan
utang. Pendapat Muhammad Syafi'i oleh penggadai Gadai dimaksud.
Antonio, gadai syariah (rahn) adalah me- Fungsi dari akad perjanjian antara
nahan salah satu harta milik nasabah pihak peminjam dengan pihak yang me-
(rahin) sebagai barang jaminan (marhum) minjam uang adalah untuk memberikan
atas utang/pinjaman (marhun bih) yang ketenangan bagi pemilik uang dan/atau
diterimanya. Marhun tersebut memiliki jamim keamanan uang yang dipinjamkan.
nilai ekonomis. Pihak yang menahan atau Oleh karena itu, rahn pada prinsipnya
penerima gadai (murtahin) memperoleh merupakan suatu kegiatan utang piutang
jaminan untuk dapat mengambil kembali yang murni berfungsi sosial, sehingga
seluruh atau sebagian piutangnya.19 dalam buku fiqh mu'amalah akad ini me-
Berdasarkan pengertian gadai rupakan akad tabarru’ atau akad derma
yang dikemukakan oleh para ahli hukum yang tidak mewajibkan imbalan.20
Islam di atas, dapat diketahui bahwa ga- Dasar hukum dalam hadis Nabi
dai (rahn) adalah menahan barang jamin- terdapat pada riwayat al-Bukhari dan
an yang bersifat materi milik si peminjam Muslim dari ‘Aisyah R.A., ia berkata:
(rahin) sebagai jaminan atau pinjaman ‫ حدثنا حفص بن‬,‫حدثنا أبو بكر بن أبي شيبة‬
yang diterimanya. Barang yang diterima ‫ حدثني‬.‫ عن ابراهيم‬,‫ عن األعمش‬,‫غياث‬
tersebut bernilai ekonomi sehingga pihak
‫ ان النبي صلى الله عليه‬,‫األسود عن عائشة‬
yang menahan (murtahin) memperoleh
jaminan untuk mengambil kembali selu-
,‫ اشترى من يهودي طعاما الى أجل‬:‫وسلم‬
ruh atau sebagian utangnya dari barang )‫ ( رواه ابن ماجه‬.‫ورهنه درعه‬
gadai dimaksud bila pihak yang meng-
Telah bercerita kepada kami Abu
Bakar bin Abi Syaibah, bercerita
18
Muhammad Hasyim Hamali, 2011, Prinsip dan kepada kami Hafash bin Ghiyats
Teori-Teori Hukum Islam, Yogyakarta: Pustaka dari al-A’masy dari Ibrahim telah
Pelajar, hal. 134. Lihat juga Hafiez Sofyani dan
bercerita kepadaku al-Aswad dari
Anggar Setiawan, 2014. Perbankan Syariah dan
Tanggungjawab Sosial: Sebuah Studi Komparasi Aisyah “Sesungguhnya Rasulul-
Indonesia Dan Malaysia, Jurnal At-Taradhi, lah SAW. Pernah membeli makan-
Volume 5 Nomor 2, Edisi Desember, hal. 171.
19
Muhammad Syafi’i Antonio, 2001, Bank
20
Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema E. Fogel dan Samuel L. Hayes. III, Hukum
Insani Press, hal. 128. Keuangan Islam…, Op.Cit., hal. 132.
209
Perspektif Hukum, Vol. 15 No. 2 November 2015 : 204-217

an dengan berutang dari seorang SAW: "Tunggangan (kendaraan)


Yahudi, dan Nabi menggadaikan yang digadaikan boleh dinaiki de-
sebuah baju besi kepadanya.”21 ngan menanggung biayanya dan
binatang ternak yang digadaikan
Pada hadis Nabi riwayat al-Syafi'i, dapat diperah susunya dengan
al-Daraquthni dan Ibnu Majah dari Abu menanggung biayanya. Orang
Hurairah, ditemukan: yang menggunakan kendaraan
dan memerah susu tersebut wajib
‫َحدَّثَنَا ُم َح َّمدُ ب ُْن ُح َميْد َحدَّثَنَا إِب َْراهِي ُم ب ُْن‬ menanggung biaya perawatan
‫ع ْن‬ َ ِ ‫الز ْه ِري‬ُّ ‫ع ْن‬ َ ‫ع ْن ِإ ْس َحقَ ب ِْن َرا ِشد‬ َ ‫ْال ُم ْخت َِار‬ dan pemeliharaan."23
‫سو َل اللَّ ِه‬ُ ‫ع ْن أَبِي ُه َري َْرة َ أ َ َّن َر‬ َ ‫ب‬ ِ َّ‫سي‬ َ ‫س ِعي ِد ب ِْن ْال ُم‬َ
Dasar-dasar normatif dalam QS.
َّ ‫سلَّ َم قَا َل ََليَ ْغلَ ُق‬
‫الر ْه ُن‬ َ ُ‫صلَّى اللَّه‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ al-Baqarah (2) Ayat 283 dan hadis nabi,
Telah bercerita kepada kami dikembangkan oleh ahli hukum Islam
Muhammad bin Humaid, ber- dalam bentuk ijma dan fatwa ulama untuk
cerita kepada kami Ibrahim bin interpretasi perkembangan ijtihad dalam
al-Mukhtar dari Ishaq bin Rasyid bidang ekonomi. Para ahli hukum Islam
dari az-Zuhri dari Sa’id bin al- sepakat membolehkan akad Rahn. Peng-
Musayyab dari Abi Hurairoh se-
embangan ijtihad tersebut didasarkan pa-
sungguhnya Rasulullah SAW ber-
sabda: "Tidak terlepas kepemilik- da kaedah ushul Fiqh yang sangat ter-
an barang gadai dari pemilik kenal:
yang menggadaikannya. Ia mem- ‫األصل في المعامالت اإلباحة إَل أن يدل دليل‬
peroleh manfaat dan menanggung ‫على تحريمها‬
risikonya."22

Selain itu, dalam hadis Nabi riwa- Pada dasarnya, semua bentuk mu-
’amalah boleh dilakukan kecuali
yat Jama’ah, kecuali Muslim dan al-Na-
ada dalil yang mengharamkan-
sa’i, Nabi SAW. bersabda: nya”24

‫ حدثنا وكيع عن‬.‫حدثنا أبو بكر بن أبي شيبة‬ Fatwa Dewan Syariah Nastonal
‫ قال‬: ‫ قال‬,‫ عن أبي هريرة‬,‫ عن الشعبي‬,‫زكريا‬ Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)
‫ الظهر يركب‬:‫رسول الله صلى الله عليه وسلم‬ yang menjadi salah satu rujukan yang
berkenaan dengan gadai syariah (a) Fat-
‫ ولبن الدر يشرب اذا كان‬,‫اذا كان مرهونا‬
wa Dewan Sya-riah Nasional Majelis
.‫ نفقته‬,‫ و على الذى يركب و يشرب‬,‫مرهونا‬ Ulama Indonesia No: 25/DSNMUI/III/
.)‫(رواه ابن ماجه‬ 2002, tentang Rahn; (b) Fatwa Dewan
Syariah Nasional Majelis Ulama Indo-
Telah bercerita kepada kami Abu
Bakar bin Abi Syaibah, bercerita nesia No: 26/DSNMUI/III/2002, tentang
kepada kami Waqi’ dari Zakaria Rahn Emas; (c) Fatwa Dewan Syariah
dari Sya’bi dari Abi Hurairoh Nasional Majelis Ulama Indonesia No:
berkata: bersabda Rasulullah 09/DSNMUI/IV/2000 tentang Pembiaya-
an Ijarah.
21
Hafidz Abi Abdillah Muhammad bin Mazid al-
Qazwiini, 2004, Sunan Ibn Majah, Beirut: Dar
alKutub al’Ilmiyyah, hal. 278. 23
Ibid.
22 24
Hafidz Abi Abdillah Muhammad bin Mazid al- Wahbah al-Zuhaili, 1985, al-Fiqh al-Islami wa
Qazwiini, Sunan Ibn Majah...., Op.Cit., hal. 291. Adillatuhu, Jilid V, Beirut: Dar a1Fikr, hal. 181.
210
Muhammad Azani, Praktik Akad Gadai dengan Jaminan Lahan/Sawah dan Gadai Emas……….

Tingkat Pemahaman Masyarakat Ke- dalam hukum Islam sebanyak 72 % dan


camatan Mempura Kabupaten Siak hanya 28 % peserta yang belum memaha-
tentang Gadai sebagai Alternatif Pem- mi dengan baik. Peserta yang belum me-
biayaan Berbasis Syariah mahami dengan baik itu tampaknya ma-
Pelaksanaan penyuluhan sih menganggap bahwa gadai tidak ber-
menggunakan metode ceramah dan beda dengan konsep ekonomi konvensio-
dialog. Sesi pertama menggunakan meto- nal yang mereka kenal selama ini. Pada-
de ceramah. Pemateri menyampaikan ba- hal berdasarkan pengertian di atas, justru
han/materi dalam bentuk slide power gadai syariah itu berbeda dengan gadai
point tentang Gadai Gadai syariah seba- dalam ekonomi konvensional yang ada
gai alternatif pembiayaan syariah. Peserta saat ini.
menyimak materi yang disampaikan pe- Rukun gadai dalam hukum
26
materi. Namun, sebelum peserta diberi- Islam harus dipahami oleh peserta me-
kan materi, peserta diberikan kuisioner nunjukkan bahwa pengetahuan itu, 76 %
dengan beberapa pertanyaan tentang Ga- peserta menjawab kuesioner dengan be-
dai Gadai syariah sebagai alternatif pem- nar dan 24 % salah. Sebagian peserta ti-
biayaan syariah. Jawaban yang benar dak memahami bahwa penerima dan
pada kuisioner itu terdapat materi yang pemberi gadai termasuk dalam rukun ga-
disampaikan pemateri. Tujuan kuisioner dai yang harus dipenuhi.
diawal penyampaian materi ialah meng- Syarat gadai dalam hukum Islam
ukur pengetahuan peserta tentang gadai disebutkan bahwa hukum Islam telah
syariah itu. mengatur bahwa syarat gadai Akad,
Evaluasi penyuluhan mengguna- Akid, barang yang dijadikan jaminan,
kan metode kuisioner/angket berjumlah dan hutang.27 89 % peserta dapat mema-
tiga puluh. Tim penyuluhan menyebar 23 hami dengan baik ketiga rukun itu, se-
kuisioner kepada peserta dan peserta dangkan 11 % belum memahami.
menjawab pertanyaan dalam kuisioner itu Peserta dapat memahami bahwa
dengan cara melingkari jawaban yang barang gadai dapat dimanfaatkan dengan
benar. Kuisioner dibagi 2 (dua) kali, yaitu mendapat izin pemberi gadai sebanyak
sebelum dan sesudah materi disampai- (78 %), dan 22 % belum dapat mem-
kan. Tujuannya ialah untuk mengetahui bedakan dengan dengan baik. Siapakah
peningkatan pemahaman peserta pada sa- yang bertanggung jawab dalam pemeli-
at materi sebelum dan sesudah disampai- haraan barang gadai menurut hukum
kan. Pemahaman mereka dapat dilihat Islam. 72 % peserta menjawab Pemberi
pada setiap pertanyaan kuesioner sekali- gadai, namun dapat dilakukan juga oleh
gus jawaban peserta. penerima gadai, 28 % peserta belum me-
Pengetahuan peserta diawali de- mahami.
ngan pertanyaan tentang pengertian gadai Dalam hal boleh atau tidaknya
dalam hukum Islam.25 Pada umumnya menjual barang gadai, dapat dilihat jawa-
peserta telah memahami pengertian gadai ban peserta bahwa pada saat jatuh tempo

25 26
Pasal 329 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Pasal 329 Ayat (2) Kompilasi Hukum
(KHES). Lihat juga Fatwa Dewan Syariah Ekonomi Syariah (KHES).
27
Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor Pasal 329 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
25/DSNMUI/III/2002 tentang Rahn. (KHES).
211
Perspektif Hukum, Vol. 15 No. 2 November 2015 : 204-217

ternyata pemberi gadai tidak dapat melu- 100 89 87 89


72 76 78
nasi hutangnya. Peserta dapat memahami 80 67 64
(87 %) peserta dan 13 % peserta belum 60
33 36
memahami. 40
18 14 12 13
Dalam hal pembatalan gadai, ter- 20 11 11
kadang terjadi pembatalan sepihak dari 0
pemberi gadai, Akad gadai tidak dapat
dibatalkan kecuali adanya persetujuan
dari penerima gadai.28 89 % peserta da-
pat memahami pembatalan akad gadai Benar Salah
dan 11 % peserta belum memahami de-
Gambar 1. Pemahaman masyarakat tentang Gadai
ngan baik. Syariah
Terkait pembatalan akad gadai
saat pemberi gadai meninggal dunia, se- Praktik Akad Gadai di Masyarakat
perti dalam penjelasan berikut bahwa 67 dengan Jaminan Sertifikat Sawah Ke-
% peserta dapat memahami bahwa akad camatan Mempura Kabupaten Siak
gadai tidak batal bila pemberi gadai me- Berdasarkan Hukum Islam
ninggal dunia,29 sedangkan 33 % peserta Salah satu permasalahan yang di-
belum memahami. hadapai oleh masyarakat di Kecamatan
Selain itu, terkadang dalam kehi- Mempura terkait dengan praktik gadai
dupan masyarakat terjadi kasus mengga- adalah penggadaian sawah dan implikasi
daikan harta pinjaman. Harta pinjaman hukmnya. Salah seorang tokoh masyara-
sesungguhnya tidak dapat digadaikan ke- kat menyampaikan permasalahan sebagai
cuali mendapat izin dari pihak yang me- berikut: misalnya A menggadaikan sa-
miliki harta itu. Berdasarkan evaluasi da- wahnya ke B dengan jaminan sertifikat
lam kuisioner ternyata 64 % perserta men- sawah dan A tetap menggarap sawahnya.
jawab dengan benar dan 36 % peserta Pada saat panen, A memberikan 50% ha-
menjawab salah. sil panen untuk B. Apa hukumnya praktik
Tingkat pemahaman masyarakat gadai seperti ini? Seandainya terdapat ri-
tentang gadai syariah di atas menunjuk- ba di dalamnya, bagaimana solusinya de-
kan bahwa setelah kegiatan ini dilakukan ngan alasan B tetap ingin mendapat keun-
terjadi pemahaman yang lebih baik. Me- tungan dari investasinya tersebut? Perma-
reka dapat melakukan akad gadai syariah salahan ini sering dihadapi oleh masya-
kepada lembaga keuangan dalam menam- rakat.30
bah modal usaha. Gambar berikut dapat Jawaban atas pertanyaan di atas
menjelaskan tingkat pemahaman masya- harus dibedakan antara investasi dan ga-
rakat tentang gadai syariah: dai karena konsekuensi dari transaksi ini
berbeda. Investasi atau penanaman modal
untuk dunia pertanian bisa dilakukan de-

28 30
Pasal 337 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Hasil wawancara dengan Fauzi Avandi, Tokoh
(KHES). Masyarakat Kecamatan Mempura dari Kampung
29
Pasal 357 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Menhil pada 4 Maret 2015 di Aula Kantor Camat
(KHES). Mempura Kabupaten Siak.
212
Muhammad Azani, Praktik Akad Gadai dengan Jaminan Lahan/Sawah dan Gadai Emas……….

ngan skema muzara’ah atau musaqah. adanya barang agunan dari yang berutang
Kasus yang terjadi lebih tepat ditempat- diserahkan kepada yang ber-piutang (kre-
kan sebagai muzara’ah. Petani mendapat- ditor).33 Dalam QS. Al-Baqarah Ayat 283
kan modal dari investor untuk proyek disebutkan:
pemanfaatan lahan pertanian dengan hasil Jika kamu dalam perjalanan (dan
dibagi berdasarkan kesepakatan.31 bermuamalah tidak secara tunai)
Konsekuensi dari transaksi ini 1) sedang kamu tidak memperoleh
seorang penulis maka hendaklah
Modal yang diberikan investor harus di-
ada barang agunan yang dipe-
gunakan untuk pengembangan pemanfa- gang (oleh yang berpiutang)…34
atan lahan pertanian dan tidak boleh un-
tuk konsumsi petani. Besar nominal mo- Konsekuensi dari transaksi gadai
dal harus sesuai dengan kebutuhan riil di ini 1) Debitor wajib mengembalikan
lapangan untuk satu proyek tersebut. 2) utangnya dengan jumlah yang sama di-
Petani tidak diwajibkan menyerahkan ser- pinjamkan. Debitor yang tidak sanggup
tifikat tanahnya karena transaksi ini dila- membayarnnya hingga meningga dunia,
kukan berdasarkan kesepakatan bersama ahli waris melunasi utang orang tuanya
saling mempercayai. Petani mendapatkan atau saudaranya yang meninggal. 2) De-
amanah untuk mengelola modal tersebut bitor boleh menggunakan uang yang dia
guna peningkatan hasil lahan pertanian- terima dari kreditor untuk kepentingan
nya. 3) Investor siap menanggung kerugi- apapun yang tidak ada hubungannya de-
an jika gagal sebagaimana berhak menda- ngan lahan pertanian seperti untuk ber-
patkan keuntungan jika berhasil. Risiko obat, biaya pendidikan atau lainnya. 3)
ini bagian penting dalam transaksi muza- Kreditor dilarang menerima segala ben-
ra’ah atau bagi hasil lainnya bahkan mes- tuk hadiah atau hasil panen dari petani
kipun harus tidak kembali modal karena sebelum pelunasan utang selesai karena
gagal panen karena faktor alam. 4) Bagi semua manfaat praktis yang didapatkan
hasil berdasarkan kesepakatan hasil se- dari utang adalah riba. 4) Kreditor
hingga hanya bisa dibagi setelah proyek dilarang memanfaatkan tanah itu untuk
selesai.32 diambil hasilnya selama masa gadai dan
Pada hakikatnya gadai adalah utang belum dilunasi karena tanah ini
utang piutang. Orang yang berutang (de- masih milik petani sehingga apapun hasil
bitor) menyerahkan agunan sebagai jami- tanah itu menjadi milik petani.35
nan kepercayaan. Sertifikat yang diserah- Fudhalah bin Ubaid mengatakan:
kan tidak menunjukkan perpindahan ke- “Setiap piutang yang memberikan keun-
pemilikan sementara selama utang belum tungan maka (keuntungan) itu adalah
dilunasi. Sawah itu masih tetap milik riba.36 Diriwayatkan dari Anas bin Malik
petani 100%, meskipun sertifikat tanah-
nya ada di tangan kreditor. Bertransaksi 33
Budiman Setyo Haryanto, 2010, Kedudukan
tidak secara tunai menunjukkan masih Gadai Syariah ( Rahn ) Dalam Sistem Hukum
Jaminan Indonesia, Jurnal Dinamika Hukum Vol.
menyisakan utang. Allah mensyariatkan 10 No. 1 Januari, hal. 27.
34
QS. Al-Baqarah Ayat 283.
31 35
Pasal 211 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Pasal 220 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
(KHES). (KHES).
32 36
Pasal 220 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin
(KHES) Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah al-Ju'fi al-
213
Perspektif Hukum, Vol. 15 No. 2 November 2015 : 204-217

Radiallahu ‘Anhu menyatakan sebagai telah modal kembali dari uang modal ter-
berikut: sebut lalu membeli emas, beberapa bulan
Apabila kalian mengutangkan se- kemudian ketika harga jual emas naik,
suatu kepada orang lain, kemudi- emas itu dijual emas itu.39 Pertanyaanya
an (orang yang berutang) membe- apakah sistem itu termasuk halal atau ha-
ri hadiah kepada yang meng-
ram?
utangi atau memberi layanan be-
rupa naik kendaraannya (dengan Kecenderungan harga emas lebih
gratis), janganlah menaikinya dan dari 30% per tahun mengubah haluan ba-
jangan menerimanya.37 nyak orang berinvestasi dari surat-surat
berharga dan valuta asing yang terkena
Petani yang ingin memberikan imbas krisis global menuju investa-
tanda terima kasih kepada kreditor diper- si gadai emas di bank-bank syariah.40
bolehkan dengan syarat sebagai berikut: Lebih dari itu, gadai emas syariah telah
1) Tidak ada persyaratan di awal, 2) menjadi alternatif untuk mendapatkan
Dilakukan ketika atau setelah pelunasan modal dengan cara aman. Label ‘syariah’
utang selesai dibayar. Hadis dari Abu yang melekat menjadikan orang semakin
Hurairah menyatakan: nyaman dengan ‘jaminan kehalalannya’.
Nabi saw. pernah memiliki utang Bank mengklaim bahwa produknya me-
onta dengan usia tertentu kepada rujuk pada DSN MUI.41
seseorang. Tiba-tiba dia datang,
Produk gadai emas syariah berda-
minta pelunasan utang onta dari
Nabi saw. Beliau bersabda kepa- sarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional
da para sahabat: “Bayarkan un- (DSN) Nomor 26/DSN-MUI/III/2002
tuk beliau.” Para sahabat menca- tentang Rahn Emas. Dalam fatwa itu dije-
ri onta yang seusia onta yang laskan bahwa ongkos dan biaya penyim-
menjadi utang Nabi tersebut. Na- panan barang (marhun) ditanggung oleh
mun mereka tidak mendapatkan- penggadai (rahin). Ongkos sebagaimana
nya, selain onta yang usianya le-
dimaksud ayat sebelumnya, besarnya di-
bih tua. Selanjutnya beliau ber-
sabda: “Bayarkan untuk beliau dasarkan pada pengeluaran yang diper-
dengan onta itu, karena sebaik- lukan. Untuk mengetahui hal ini perlu
baik kalian adalah orang yang bi- dilihat pada harga penyewaan Safe Depo-
jaksana dalam melunasi utang.38 sit Box (SDB).

Praktik Akad Gadai Emas sebagai In- 39


Hasil wawancara dengan M. Noven Trisanto,
vestasi di Kecamatan Mempura Kabu- Tokoh Masyarakat Kecamatan Mempura dari
paten Siak Kampung Batu Hilir pada 4 Maret 2015 di Aula
Kantor Camat Mempura Kabupaten Siak.
Problem lain yang sering terjadi di 40
Muhammad Syafi’i Antonio, 2001, Bank
masyarakat tentang seseorang yang me- Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema
miliki modal untuk membeli emas lalu Insani Press, hal. 96. Lihat juga E. Fogel dan
Samuel L. Hayes. III, 2001, Hukum Keuangan
digadaikan untuk memperoleh uang. Se- Islam: Konsep, Teori dan Praktek, terj. Sobirin
Asmawi, Bandung: Nusa Media, hal. 58.
41
Masnuatul Khairiyah, 2010, Analisis Perum
Bukhari, 2001, Sahih AlBukhari, Jilid II, Beirut: Pergadaian Syariah Terhadap Loyalitas
Dar Kutub Al’Ilmiyyah, hal. 324. Konsumen: Studi Pada Pegadaian Syariah
37
Hafidz Abi Abdillah Muhammad bin Mazid al- cabang Malang, Malang: UIN Maulana Malik
Qazwiini, Sunan Ibn Majah...., Op.Cit., hal. 295. Ibrahim, hal. 125. Lihat juga Rahmat Syafei,
38
Ibid. Konsep Gadai….., Op.Cit., hal. 79-82.
214
Muhammad Azani, Praktik Akad Gadai dengan Jaminan Lahan/Sawah dan Gadai Emas……….

Setiap lembaga keuangan syariah melaksanakan kewajibannya dengan me-


menerapkan harga yang berbeda-beda. lunasi utangnya, pihak Bank akan dirugi-
BNI menawarkan harga SDB ukuran kan, tetapi karena barang jaminan barada
kecil (3x5x24 inch) dengan harga Rp 100 pada kekuasaan Bank, eksekusi/penjualan
ribu per tahun, ukuran sedang (5x10x24 barang jaminan milik nasabah dapat
inch) dengan harga Rp 250 ribu per menutupi kerugian pihak Bank.
tahun, dan ukuran besar (15x10x24 inch) Risiko kehilangan/kerusakan ba-
dengan harga Rp 700 ribu per tahun. rang jaminan dapat berakibat nasabah
Untuk menyimpan emas seberat 2 gram rugi. Bank dalam hal ini bertanggung
hanya membutuhkan SDB ukuran paling jawab atas kerusakan/kehilangan barang
kecil. Terdapat bank syariah yang mene- jaminan milik nasabah, seperti yang ter-
rapkan tarif untuk emas 2 gram dengan tera pada Sertifikat Gadai Syariah.45
kadar 20 karat, biaya titip sebesar Barang jaminan milik nasabah yang me-
11.800/15 hari. Penyimpanan selama 6 ngalami kerusakan atau kehilangan ka-
bulan nasabah membayar Rp 141.600. rena tindak pidana pencurian maka atas
Praktik di atas dapat berakibat resiko tersebut pihak Bank bertanggung
buruk kepada masyarakat terhadap bank jawab dan berkewajiban untuk mengganti
syariah. DSN perlu mengambil langkah kerugian yang timbul sebesar 100% (se-
nyata untuk menghentikan produk gadai ratus persen) dari nilai taksiran barang
emas berlabel syariah ini.42 Gadai emas barang setelah diperhitungkan besarnya
bank syariah pada hakikatnya adalah pembiayaan dan biaya sewa/biaya peme-
menggabungkan dua akad, yaitu akad liharaan barang jaminan.46
qardh (utang) dan ijarah (jual jasa). Na-
sabah yang menggadaikan uangnya akan Kesimpulan
mendapat pinjaman senilai tertentu sesuai Setelah kegiatan penyuluhan dila-
perhitungan bank, dan nasabah wajib kukan di Kecamatan Mempura dan data
membayar biaya ‘jasa pemeliharaan’ diperoleh dari kegiatan itu dengan uraian
emas sesuai yang ditetapkan bank.43 di atas, dapat disimpulkan sebagai beri-
Penggabungkan akad qardh dan ijarah kut:
bertentangan dengan hadis Nabi shallalla- 1. Tingkat pemahaman masyarakat di
hu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan Kecamatan Mempura Kabupaten Siak
dari Amru bin Syu’aib bahwa Nabi mela- tentang gadai syariah sangat baik de-
rang menggabungkan antara akad jual- ngan indikasi bahwa sebagian besar
beli dan akad qardh.44 masyarakat yang ikut terlibat dalam
Dalam ketentuan di atas, pengua- kegitan itu dapat memahami gadai
saan fisik atas barang jaminan berada pa- syariah sebagai alternatif pembiayaan
da pihak Bank. Apabila nasabah tidak berdasarkan hukum Islam.

42 45
Tri Pudji Susilowati, 2008, Pelaksanaan Gadai Sertifikat Gadai Syariah biasanya diberikan
dengan Sistem Syariah di Perum Pegadaian oleh Bank Syariah ketika nasabah melakukan
Semarang, Semarang: Universitas Diponegoro, gadai dengan system syariah.
46
hal. 54. Ahmad Supriyadi, 2012, Struktur Hukum Akad
43
Sutan Remi Sjahdeni, 2010, Perbankan Rahn Di Pegadaian Syariah Kudus, Empirik:
Syariah: Produk-produk dan Aspek Hukumnya, Jurnal Penelitian Islam Vol. 5, No. 2, Juli-
Jakarta: Jayakarta Agung Offset, hal. 178. Desember, hal. 78.
44
Ibid.
215
Perspektif Hukum, Vol. 15 No. 2 November 2015 : 204-217

2. Praktik akad gadai yang telah dilaku- Kairo: Maktabah al Risalah al-
kan oleh masyarakat di Kecamatan ’Ilmiyah.
Mempura Kabupaten Siak ternyata
al-Bukhari, Abu Abdullah Muhammad
bukan gadai syariah berdasarkan hu-
bin Ismail bin Ibrahim bin al-
kum Islam. Praktik itu lebih tepat di- Mughirah bin Bardizbah al-Ju'fi,
sebut sebagai muzara’ah, yakni ben- 2001, Sahih AlBukhari, Jilid II,
tuk kerja sama antara pemilik lahan Beirut: Dar Kutub Al’Ilmiyyah.
dan pengelola lahan dengan keuntu-
ngan dibagi bersama sesuai kesepa- al-Qazwiini, Hafidz Abi Abdillah Mu-
katan. hammad bin Mazid, 2004, Sunan
Ibn Majah, Beirut: Dar alKutub
3. Praktik membeli emas kemudian di-
al’Ilmiyyah.
gadaikan lagi pada saat harga emas
tinggi sudah bukan sebagai praktik al-Zuhaili, Wahbah, 1985, al-Fiqh al-Is-
gadai berdasarkan hukum Islam, teta- lami wa Adillatuhu, Jilid V, Cet.
pi lebih mirip dengan jual beli emas. II, Beirut: Dar a1Fikr.
Praktik seperti ini sudah dalam kate-
gori spekulasi terhadap harga emas, Antonio, Muhammad Syafi’i, 2001, Bank
Syariah dari Teori ke Praktik,
karena harga emas dapat berubah-
Jakarta: Gema Insani Press.
rubah sesuai pasaran emas di pasaran
internasional. Apriani, Ami, 2010, Prospek Rahn Emas
Berdasarkan kesimpulan di atas, di Perbankan Syariah: Stu-di
penulis menyarakan kepada pihak yang Kasus pada Bank Syariah Man-
berkepentingan, antara lain: kepada per- diri, Jakarta: UIN Jakarta.
bankan syariah untuk melakukan pember-
E. Fogel dan Samuel L. Hayes, III, 2001,
dayaan pada masyarakat di Kecamatan
Hukum Keuangan Islam: Konsep,
Mempura Kabupaten Siak dan memberi- Teori dan Praktek, Terj. Sobirin
kan pembiayaan dalam bentuk gadai sya- Asmawi, Bandung: Nusa Media.
riah; kepada Pemerintah Kecamatan
Mempura dan Pemerintah Kabupaten Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis
Siak untuk lebih meningkatkan pember- Ulama Indonesia No: 25/DSN-
dayaan masyarakat dan membantu mere- MUI/III/2002, tentang Rahn.
ka dalam mencari akses pembiayaan ber-
Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis
basis syariah; dan kepada para peneliti Ulama Indonesia No: 26/DSN-
dan dosen di Perguruan Tinggi untuk le- MUI/III/2002, tentang Rahn
bih aktif lagi dalam memberikan Iptek Emas.
bagi Masyarakat (IbM) di Kecamatan Hafiez Sofyani dan Anggar Setiawan,
Mempura Kabupaten Siak. 2014, Perbankan Syariah dan
Tanggungjawab Sosial: Sebuah
Studi Komparasi Indonesia Dan
Daftar Bacaan
Malaysia, Jurnal At-Taradhi, Vo-
al-Afriqi, Muhammad bin Mukrim bin lume 5 Nomor 2, Edisi Desember.
Ali Abu al-Fadhl Jamaluddin Ibnu
Manzur al-Anshari ar-Ruwaifi, Hariyanto, Budiman Setyo, 2010, Kedu-
2003, Lisan al’Arab, Jilid 3, dukan Gadai Syariah (Rahn)
dalam Sistem Hukum Jaminan
216
Muhammad Azani, Praktik Akad Gadai dengan Jaminan Lahan/Sawah dan Gadai Emas……….

Indonesia. Jurnal Dinamika Hu-


kum Vol. 10 No. 1 Januari.

Kamali, Muhammad Hasyim, 2011,


Prinsip dan Teori-Teori Hukum
Islam, Yogyakarta: Pustaka Pela-
jar.

Khairiyyah, Masnuatul, 2010, Analisis


Perum Pergadaian Syariah terha-
dap Loyalitas Konsumen: Studi
pada Pegadaian Syariah Cabang
Malang. Malang: UIN Maulana
Malik Ibrahim.

Parasetyo, Dodi, 2009, Praktik Gadai


Emas di Bank BNI Syariah Ca-
bang Surabaya, Surabaya: IAIN
Sunan Ampel.

Supriyadi, Ahmad, 2012, Struktur Hu-


kum Akad Rahn di Pegadaian
Syariah Kudus, Empirik: Jurnal
Penelitian Islam, Vol. 5, No. 2,
Juli-Desember.

Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI)


Nomor 14/7/DPbS Tanggal 29
Februari 2012 Tentang Produk
Qardh Beragun Emas.

Susilowati, Tri Pudji, 2008, Pelaksanaan


Gadai dengan Sistem Syariah di
Perum Pegadaian Semarang.
Semarang: Universitas Diponego-
ro.

Syafe’i, Rahmat, 1995, Konsep Gadai;


Ar-Rahn dalam Fikih Islam antara
Nilai Sosial dan Nilai Komersial
dalam Huzaimah T. Yanggo,
Problematika Hukum Islam Kon-
temporer III, Jakarta: Lembaga
Studi Islam dan Kemasyarakatan.

Syahdeni, Sutan Remi, 2010, Perbankan


Syariah: Produk-produk dan As-
pek Hukumnya. Jakarta: Jayakarta
Agung Offset.

217

You might also like