You are on page 1of 15

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Turnover Intention Melalui Motivasi pada Karyawan Generasi Milenial

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP TURNOVER


INTENTION MELALUI MOTIVASI PADA KARYAWAN
GENERASI MILENIAL

Safiani Annie Faaroek


Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul
Jalan Arjuna Utara No 9 Kebon Jeruk 11510
Annie.faaroek@esaunggul.ac.id

Abstract
Turnover for millennial generation employees is very high compared to the
previous generation. Millennials are considered to be easily bored, want
recognition, are less committed to work and are looking for more benefits offered
by other companies so that it is not uncommon for them to have a turnover
intention. Many studies and articles have also raised issues regarding the turnover
intention of millennial generation employees. This is a big challenge for company
leaders to think about various strategies in addressing the millennial generation to
remain in the organization. Several things such as a strong organizational culture
and various ways to increase employee motivation are expected to retain
employees and reduce their turnover intention. Turnover Intention has become a
major challenge for the organization. For this reason, the purpose of this study is
to determine the role of organizational culture on turnover intention mediated by
motivation. The research was conducted with a survey using a questionnaire
distributed in December 2020-January 2020 where the respondents used were 200
employees in the millennial generation in Jabodetabek. Data were analyzed using
Structural Equation Model (SEM). The results of the first study indicate that there
is a relationship between organizational culture and millennial employee
motivation. Second, there is a relationship between organizational culture and
millennial employee turnover intention. Third, there is a relationship between
motivation and turnover intention of millennial millennial employees.
Furthermore, the four motivations mediate the relationship between
organizational culture and millennial employee turnover intention.

Keywords: organizational culture, motivation, turnover intention, millennial


generation

Abstrak
Turnover pada karyawan generasi milenial sangat tinggi disbanding generasi
sebelumnya. Generasi milenial dinilai mudah bosan, ingin mendapat pengakuan,
kurang berkomitmen pada pekerjaan dan mencari berbagai keuntungan lebih yang
ditawarkan perusahaan lain sehingga tidak jarang dari mereka memiliki turnover
intention. Banyak penelitan dan artikel turut mengangkat permasalahan mengenai
turnover intention karyawan generasi melenial. Hal ini menjadi tantangan besar
dari pimpinan perusahaan harus memikirkan berbagai strategi dalam menyikapi
generasi milenial untuk tetap bertahan pada organisasi. Beberapa hal seperti
budaya organisasi yang kuat serta berbagai cara meningkatkan motivasi karyawan
diharapkan dapat mempertahankan karyawan dan mengurangi turnover intention
mereka. Turnover Intention telah menjadi tantangan besar pihak organisasi. Untuk
itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran budaya organisasi

Forum Ilmiah Volume 18 Nomor 1, Januari 2021 11


Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Turnover Intention Melalui Motivasi pada Karyawan Generasi Milenial

terhadap turnover intention dimediasi oleh motivasi. Penelitian dilakukan dengan


survei yang menggunakan kuesioner yang disebarkan pada bulan Desember 2020-
Januari 2020 dimana responden yang digunakan sebanyak 200 karyawan pada
generasi milenial di Jabodetabek. Data dianalisis dengan menggunakan Structural
Equation Model (SEM). Hasil penelitian pertama menunjukkan terdapat hubungan
antara budaya organisasi terhadap motivasi karyawan milenial. Ke dua terdapat
hubungan antara budaya organisasi terhadap turnover intention karyawan milenial.
Ke tiga terdapat hubungan antara motivasi terhadap turnover intention karyawan
milenial milenial. Selanjutnya, ke empat motivasi memediasi hubungan antara
budaya organisasi terhadap turnover intention karyawan milenial.

Kata kunci: budaya organisasi, motivasi, turnover intention, generasi milenial

Pendahuluan yang paling kompleks peran manajer


Meningkatnya persaingan (Matko dan Takacs, 2017).
dikelangkaan sumber daya manusia Motivasi karyawan tidak timbul
sebagai karyawan maka dibutuhkan dengan sendirinya maka terdapat suatu hal
pendekatan yang lebih strategis oleh para yang turut berperan penting membangun
manajer dan pemimpin organisasi sebagai motivasi karyawan, salah satunya dengan
tugas memberikan kepuasan karyawan, membangun budaya organisasi yang baik
meningkatkan komitmen serta motivasi atau positif yang dapat diterima dengan
mereka (Sada, Esmael, Faisal, 2017). Jika baik oleh para karyawannya. Budaya
karyawan merasa organisasi tidak organisasi menciptakan identitas
memperlakukan mereka dengan adil baik karayawan dan kepemilikan antar
dari segi upah, insentif, kesempatan karyawan didalam organisasi (Taslim,
mendapat peluang karir, maka dapat 2011). Niguse (2019) menyebutkan bahwa
menurunkan motivasi mereka yang budaya organisasi mempengaruhi sikap
berujung pada turnover intention. Harter, karyawan, yang pada gilirannya
Schmidt dan Keyes (2003) menjelaskan menginduksi atau berkontribusi hasil
turnover intention merupakan suatu tanda organisasi. Semakin baik budaya
peringatan moral yang rendah, dan itu organisasi, semakin tinggi tingkat motivasi
adalah jumlah karyawan pergerakan masuk dimanifestasikan di antara karyawan
dan keluar dari suatu organisasi. Ini tanda (Matko dan Takacs 2017). Karena itu,
moral rendah ketika mereka pergi sebagai karyawan percaya dalam dukungan
hasilnya kondisi kerja yang buruk (Bevan, organisasi mereka, karyawan merasa puas
Barber dan Robinson, 1997). Untuk dapat terhadap pekerjaan mereka dan dapat
mempertahankan, organisasi perlu mengurangi niat mereka harus
membangun suatu budaya organisasi yang meninggalkan organisasi. Memiliki
dapat memotivasi serta dapat membuat hubungan yang baik dengan karyawan dan
karyawan berkomitmen. Taslim (2011) memiliki visi yang jelas, memainkan peran
mengungkapkan bahwa beberapa penting dalam mencapai positif pada
penelitian menyatakan bahwa budaya kinerja karyawan (Bass dan Avolio, 1990).
organisasi dapat menciptakan motivasi Hasil penelitina yang dilakukan
karyawan, produktif, bahagia dan Ciuhan dan Alexandru (2014) menyatakan
komitmen. Oleh karena itu, manajer perlu bahwa budaya organsiasi memiliki
memahami apa dan bagaimana memotivasi pengaruh signifikan terhadap motivasi.
mereka karyawan, karena ini adalah tugas Temuan hasil penelitiannya menjelaskan
budaya organisasi, seperti: gaya

Forum Ilmiah Volume 18 Nomor 1, Januari 2021 12


Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Turnover Intention Melalui Motivasi pada Karyawan Generasi Milenial

kepemimpinan, cara pengambilan bahwa dengan memahami karakteristik


keputusan, tingkat formalitas, struktur budaya organisasi, dapat mendukung
organisasi, dan hampir semua sistem manajer untuk menentukan di mana harus
memberikan nilai dukungan pada jenis berusaha organisasi untuk meningkatkan
pekerjaan dan perilaku tertentu. kepuasan kerja karyawan dan komitmen
Berdasarkan faktor paradigmatik ini organisasi sehingga menurunkan turnover
organisasi memenuhi serangkaian intention. Salah satu potensi dari budaya
kebutuhan afiliasi karyawan pada organisasi itu sendiri yaitu dapat
kenyamanan psikososial, pengakuan sosial, mempengaruhi sikap karyawan, yang pada
dan pemenuhan diri (fulfilment) dan gilirannya menginduksi atau berkontribusi
prestasi Ciuhan dan Alexandru (2014). pada hasil organisasi seperti yang diyakini
Beberapa hasil penelitian lainnya juga oleh karyawan, didukung oleh pemberi
menunjukan bahwa budaya organisasi kerja, kepuasan yang dirasakan karyawan
bepengaruh positif dan signifikan terhadap terhadap pekerjaan mereka dan segala niat
motivasi kerja (Matko dan Takacs, 2017; yang mungkin harus dilakukan karyawan
Taslim, 2011 dan Sada et al, 2017). untuk meninggalkan organisasi (Goodman
Berbeda dengan hasil penelitan Maria Zammuto dan Gifford, 2001).
(2019) yang menyatakan bahwa budaya Budaya yang kuat mengarah pada
organsiasi tidak berpengaruh signifikan kesepakatan yang lebih tinggi di antara
terhadap motivasi kerja karyawan. individu, tingkat konsistensi yang tinggi
Selanjutnya, Panagiotis, Alexandros dan dalam perilaku, kekompakan, loyalitas,
George (2014) hasil penelitiannya komitmen organisasi dan pengurangan
menunjukkan bahwa ada hubungan negatif turnover (Robbins, 2013). Dengan
antara tingkat motivasi karyawan pada demikian, budaya memiliki efek penting
budaya hirarki yang ditandai dengan pada perilaku karyawan seperti turnover
stabilitas, peraturan, prediktabilitas dan intention (Bosomtwe dan Obeng, 2018).
hirarki, fitur berat. Namun, budaya Hasil penelitian Kwakye (2018)
organisasi yang diadopsi oleh organisasi mengungkapkan budaya organisasi
publik merupakan faktor penting dalam berpengaruh terhadap turnover intention
membentuk tingkat motivasi karyawan. dan dari penelitian terungkap bahwa
Budaya organisasi memainkan peran budaya birokrasi, budaya Clan, budaya
penting dalam organisasi mengenai wirausaha dan budaya kekuasaan
bagaimana perasaan orang tentang mempengaruhi pergantian karyawan. Oleh
pekerjaan mereka, tingkat motivasi, karena itu, jika manajemen organisasi
komitmen, dan pada gilirannya kepuasan menyadari faktor-faktor ini mereka akan
kerja (Matko dan Takacs, 2017). dapat bertahan dalam lingkungan yang
Selain memotivasi karyawan, budaya dinamis dengan memperlakukan karyawan
organsiasi yang dapat diterima dan mereka sebagai salah satu aset mereka
siterapkan dengan baik oleh semua yang perlu banyak perhatian. Penelitian
karyawan diharapkan dapat meminimalisir yang dilakukan Haggalla (2017) dan
turnover intention. Bosomtwe dan Obeng Bosomtwe dan Obeng (2018) juga
(2018) mengungkapkan bahwa persepsi menyatakan hal yang sama bahwa budaya
sifat budaya yang lebih tinggi sesuai organisasi berpengaruh terhadap turnover
dengan niat turnover karyawan yang lebih intention. Lain halnya pada hasil penelitian
rendah, maka untuk mengurangi niat Niguse (2019) menyatakan bahwa budaya
berpindah, budaya organisasi harus inovasi dan birokrasi tidak berpengaruh
ditingkatkan. Haggalla (2017) menjelaskan terhadap turnover intention tetapi budaya

Forum Ilmiah Volume 18 Nomor 1, Januari 2021 13


Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Turnover Intention Melalui Motivasi pada Karyawan Generasi Milenial

organisasi suportif merupakan predictor motivasi tidak berpengaruh signifikan


kuat terhadap turnover intensi. terhadap turnover intention.
Imran (2017) menyatakan turnover Bicara mengenai turnover intention
intention salah satu tantangan hebat bagi itu sendiri, karyawan dari generasi milenial
setiap organisasi yang ingin cenderung memiliki tingkat turnover yang
mempertahankan organisasi dalam jangka lebih tinggi dari generasi sebelumnya.
panjang. Turnover intention sukarela Beberapa penelitian membahas mengenai
terjadi ketika karyawan merasakan turnover intention generasi milenial salah
kesempatan lain (yaitu lebih banyak gaji, satu diantaranya yaitu Ivanovic dan
lebih banyak pengakuan atau lokasi yang Ivancevic (2019) mengenai turnover
lebih nyaman) lebih baik daripada posisi intention and Job Hopping pada milenial
saat ini (Bosomtwe dan Obeng, 2018). di Serbia dan Ertas (2015) mengangkat
Selanjutnya, Jehanzeb, Rasheed dan penelitian mengenai turnover intention dan
Rasheed (2013) menyebutkan kesempatan motivasi kerja pada generasi milenial di
pelatihan dan pengembangan dalam pelayanan federal. Kesimpulan dari kedua
meningkatkan karier karyawan yang hasil penelitian tersebut menegaskan
terbatas pada akhirnya mengarah pada bahwa karyawan generasi milenial
turnover intention. Imran, (2017) ditemukan menjadi satu-satunya generasi
menjelaskan bahwa program pelatihan dan yang memiliki prosentase yang lebih tinggi
pengembangan dapat memotivasi dari generasi sebelumnya (baby boomer
karyawan untuk bekerja dan juga dan generasi X). Penelitian Frian dan
mempertahankan mereka dalam organisasi. Mulyani (2018) mengangkat penelitian
Robbins (2013) juga mendukung mengenai turnover intention karyawan
pemikiran ini dengan menyarankan bahwa milenial di Indonesia dan kesimpulan
"itu adalah konsekuensi nyata dari penelitiannya menjelaskan bahwa alternatif
motivasi bahwa karyawan tidak akan pekerjaan lain dan sistem pengembangan
meninggalkan organisasi di mana mereka karyawan memiliki pengaruh pada
termotivasi untuk bekerja". turnover intention. Alternatif pekerjaan
Bonenberger, Aikins, Akweongo lain terjadi jika perusahaan lain akan
dan Wyss (2014) melakukan penelitian memberi kesempatan yang lebih baik
pada tenaga kerja kesehatan di Ghana dalam pekerjaan mereka (gaji, bonus,
Ughanda dan hasilnya menjelaskan bahwa jenjang karir dll) dan itu menimbulkan
tingkat motivasi dan kepuasan kerja yang turnover intention karyawan milenial
lebih rendah cenderung memiliki niat untuk meninggalkan pekerjaan mereka saat
untuk meninggalkan fasilitas kesehatan ini.
mereka saat ini. Dalam penelitian Akan tetapi berbeda dari penelitian
menjelaskan gaji rendah, kurangnya sebelumnya Ertas (2015); Frian dan
kesempatan untuk pelatihan, struktur karir Mulyani (2018); Ivanovic dan Ivancevic
serta kondisi kerja yang buruk, (2019) mengangkat penelitian mengenai
diperkirakan menjadi penyebab turnover turnover intention karyawan milenial,
intention tenaga medis di Ghana. Beberapa tidak membahas hubungan keterkaitan
hasil penelitian lain turut menyatakan hal variabel budaya organsiasi dan motivasi
yang sama bahwa motivasi berpengaruh terhadap turnover intention karyawan
terhadap turnover intention (Jeswani, milenial. Oleh karena itu, tujuan dari
2016; Imran, 2017; dan Kim, 2017). penelitian yang ingin dicapai untuk
Sedangkan penelitian Paradifa dan Welly mengetahui bagaimana peran budaya
(2014) menunjukan hasil berbeda yaitu organisasi terhadap terhadap turnover

Forum Ilmiah Volume 18 Nomor 1, Januari 2021 14


Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Turnover Intention Melalui Motivasi pada Karyawan Generasi Milenial

intention melalui motivasi pada karyawan Robbins dan Judge (2013)


milenial di Jabodetabek. mengemukakan motivasi adalah proses
yang menjelaskan intensitas, arah, dan
Budaya Organisasi ketekunan seorang individu untuk
Luthans (2011) mengemukakan mencapai tujuannya. Kemudian, pendapat
budaya organisasi merupakan norma- lain menyatakan motivasi adalah daya
norma dan nilai-nilai yang mengarahkan pendorong yang mengakibatkan seseorang
perilaku anggota organisasi yang dimana mau dan rela untuk mengerahkan
setiap anggota akan berperilaku sesuai kemampuan dalam bentuk keahlian atau
dengan budaya yang berlaku agar diterima keterampilan tenaga dan waktunya untuk
oleh lingkungannya. Budaya Organisasi menyelenggarakan berbagai kegiatan yang
merupakan sehimpunan nilai, prinsip, menjadi tanggung jawabnya dan
tradisi dan cara bekerja yang dianut menuaikan kewajibannya dalam rangka
bersama dan mempengaruhi perilaku serta pencapaian tujuan dari berbagai sasaran
tindakan para anggota organisasi (Robbins yang telah ditentukan sebelumnya
dan Judge, 2013). Sedangkan menurut (Siagian, 2012). Gareth, George dan Hill
Gibson, Ivanichevich, Donelly dan (2002) mendefinisikan motivasi sebagai
Kanopaske (2012) menjelaskan budaya kekuatan psikologis yang menentukan arah
organisasi adalah kepribadian organisasi perilaku seseorang, tingkat seseorang dari
yang mempengaruhi cara bertindak usaha, dan tingkat seseorang dari
individu dalam organisasi. Selanjutnya, ketekunan dalam menghadapi rintangan.
budaya organisasi diukur dengan empat menyatakan motivasi merupakan kekuatan
dimensi yang dikemukakan oleh Denison kecenderungan seorang individu
(1990) dalam Magsi, Ong, Ho dan Hassan melibatkan diri dalam kegiatan yang
(2018) yaitu dimensi pertama involvement berarahkan sasaran dalam pekerjaan, Ini
(keterlibatan), budaya organisasi bukan perasaan senang yang relatif
mendorong karyawan untuk terlibat serta terhadap hasil berbagai pekerjaan
menciptakan rasa memiliki dan sebagaimana halnya kepuasan tetapi lebih
bertanggung jawab. Dimensi ke dua yaitu merupakan perasaan sedia/rela bekerja
consistency (konsistensi), budaya untuk mencapai tujuan pekerjaan.
organisasi harus bersifat konsisten dan Sementara, Uno (2006) mendefinisikan
terkoordinasi dengan baik dan lebih motivasi sebagai dorongan yang terdapat
terintegrasi. Lalu dimensi ke tiga yaitu dalam diri seseorang untuk berusaha
adaptability (adaptasi) yang mana mengadakan perubahan tingkah laku yang
organisasi memegang norma-norma dan lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.
kepercayaan yang mendukung kapasitas Selanjutnya, motivasi karyawan dapat
perusahaan dalam menerima, diukur dengan menggunakan dimensi dari
menginterpretasi dan menerjemahkan McCllend (2012) terdiri dari tiga dimensi.
tanda-tanda dari lingkungan ke dalam Dimensi pertama yaitu need for
perubahan perilaku internal. Kemudian achievement, kebutuhan untuk mencapai
dimensi terakhir yaitu mission (misi) yang sukses yang diukur berdasarkan standar
mana perusahaan sukses memiliki arah dan kesempurnaan dalam diri seseorang.
sasaran jelas dalam mendefinisikan tujuan Dimensi ke dua Need for affiliation,
perusahaan dan visi bagaimana perusahaan kebutuhan akan kehangatan dan sokongan
di masa mendatang. dalam hubungan dengan orang lain.
Selanjutnya dimensi terakhir yaitu need for
Motivasi power, kebutuhan untuk menguasai dan

Forum Ilmiah Volume 18 Nomor 1, Januari 2021 15


Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Turnover Intention Melalui Motivasi pada Karyawan Generasi Milenial

mempengaruhi terhadap orang lain dan terbaiknya. Motivasi juga salah satu
kebutuhan ini menyebabkan orang yang komponen kunci dari budaya organisasi
bersangkutan tidak atau kurang (Matko dan Takacs, 2017). Jika organisasi
memedulikan perasaan orang lain. menanamkan fitur-fitur seperti kondisi
kerja yang baik, mendapat pengakuan baik
Turnover Intention atas pekerjaan yang dilakukan, merasa
Tett dan Meyer (1993) aman dan budaya yang stabil, maka
mengungkapkan definisi turnover intention dikatakan sebagai budaya organisasi positif
yaitu niat karyawan untuk meninggalkan yang berhasil mencapai tenaga kerja yang
organisasi secara hasrat disengaja dan berkomitmen dan motivasi karyawan yang
secara sadar dari diri karyawan untuk akhirnya dapat meningkatkan produktivitas
meninggalkan organisasi. Menurut Mathis organisasi (Taslim, 2011). Mendapat
dan Jakson (2010) turnover intention pengakuan baik dan tersedianya peluang
merupakan suatu proses ketika karyawan karir yang luas atas kinerja yang dihasilkan
meninggalkan suatu organisasi dan dapat membuat karyawan semakin
meninggalkan suatu posisi pekerjaan dan termotivasi untuk bekerja lebih baik lagi.
dimana posisi tersebut harus digantikan Karyawan merasa senag tidak ragu untuk
oleh orang lain. Kemudian, Mobley, menghasilkan prestasi kerja terbaiknya,
Horner dan Hollingsworth (1978) karena menganggap bahwa organisasi
menyatakan turnover intention merupakan dapat menghargai kinerja mereka dan
niat perilaku individu untuk secara luasnya peluang karir yang diberikan. Di
sukarela meninggalkan profesi atau sisi lain, sebuah organisasi yang tidak
organisasi. Selanjutnya, Mobley et al. memiliki fitur organisasi yang positif
(1978) mengungkapkan tiga dimensi dari seperti itu akan memiliki efek buruk pada
turnover intentions yaitu dimensi pertama pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan,
thinking of quitting, mencerminkan yang tidak akan melakukan pekerjaan
individu untuk berpikir keluar dari dengan mereka potensi penuh dan
pekerjaan atau tetap berada di tempat memiliki tingkat motivasi yang rendah
kerjanya. Dimensi ke dua yaitu intention to (Taslim, 2011). Matko dan Takacs (2017)
search for alternatives, mencerminkan menjelaskan jika dalam suatu organisasi
individu yang berkeinginan untuk mencari ada budaya organisasi yang kuat dengan
pekerjaan pada organisasi lain. Dimensi ke rasa syukur dan pengakuan terhadap
tiga yaitu intention to quit, mencerminkan karyawan, ini akan menyebabkan
individu yang berniat untuk keluar apabila penguatan motivasi dan peningkatan
telah mendapatkan alternatif pekerjaan kinerja yang signifikan. Beberapa hasil
yang lebih baik. penelitian terdahulu yang dilakukan
Ciuhan dan Alexandru (2014); Matko dan
Hubungan Budaya Organisasi terhadap Takacs (2017); Taslim (2011); dan Sada et
Motivasi al. (2017) telah menyatakan bahwa
Budaya organisasi yang kuat akan terdapat hubungan signifikan antara
sering mengarah pada karyawan yang budaya organisasi terhadap motivasi
termotivasi (Towers, 2006 dalam Sada et karyawan. Dari literatur diatas, maka
al. 2017). Hal ini dikarenakan nilai dari hipotesis yang dapat diajukan yaitu:
budaya organisasi yang diterapkan H1 : Budaya organisasi yang baik akan
dilingkungan kerja dapat diterima dengan meningkatkan motivasi pada karyawan
baik diantara karyawan sehingga karyawan generasi milenial.
termotivasi untuk memberikan hasil kinera

Forum Ilmiah Volume 18 Nomor 1, Januari 2021 16


Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Turnover Intention Melalui Motivasi pada Karyawan Generasi Milenial

Hubungan Budaya Organisasi terhadap H2 : Budaya organisasi yang baik akan


Turnover Intention. menurunkan turnover intention pada
Budaya organisasi memiliki karyawan generasi milenial.
dampak kuat serta mendalam pada kinerja
karyawan yang membantu karyawan untuk Hubungan Motivasi terhadap Turnover
puas diri yang menyebabkan peningkatan Intention
produktivitas sehingga mengurangi Karyawan berbagi ruang fisik
turnover intention (Haggalla, 2017). selama kehidupan kerja mereka di
Bosomtwe dan Obeng (2018) menjelaskan organisasi, hubungan dengan sesama rekan
bahwa budaya organsiasi harus ada budaya kerja juga termaksud komponen inti dari
belajar, keterlibatan kerja dan pertukaran motivasi dan kurangnya hubungan ini
yang menguntungkan sehingga karyawan dapat menyebabkan niat karyawan untuk
akan selalu memiliki keinginan untuk tetap meninggalkan organisasi (Imran, 2017).
bersama organisasi. Simbiosis mutualisme Pimpinan perlu melakukan
antara atasan dan karyawan harus tejalin berbagai cara untuk membangun hubungan
dengan baik didalam budaya organisasi. baik, seperti program family gathering
Atasan harus bersikap adil, bertanggung untuk membangun kerja sama yang baik
jawab dan memberikan kesempatan adil sehingga dapat menghasilkan kinerja
pada peluang karir dan ikut dilibatkan pada terbaik. Disamping itu, terjalinnya relasi
pekerjaan penting. Hal ini diharapkan yang baik diantara sesama rekan kerja,
dapat mengurangi niat karyawan untuk diharapkan timbul rasa senang, nyaman
meninggalkan organisasi mereka karena dan termotivasi bekerja sama dalam
karyawan merasa telah menjadi bagian memajukan organisasi. Pentingnya
penting didalam organisasinya. Kwakye keakraban dapat menimbulkan rasa
(2018) menyatakan banyak karyawan kekeluargaan yang menganggap bahwa
meninggalkan organisasi, sebagian karena organisasi sangat penting, hal ini dapat
fakta bahwa peluang yang sama tidak meminimalisir turnover intention
ditawarkan, atau sulit dikenali karena karyawan. Taslim (2011) menjelaskan
budaya organisasinya. Organisasi harus motivasi karyawan secara signifikan dapat
mengembangkan kepercayaan, norma dan mengurangi turnover intention karyawan
nilai yang dapat diidentifikasi dan dihargai dan meningkatkan keharmonisan tempat
oleh semua karyawan. Ini akan kerja. Selain itu Matko dan Takacs (2017)
memungkinkan karyawan menyatakan sebagian besar karyawan telah
mengembangkan rasa memiliki yang mana sepakat bahwa mereka tidak akan
akan membuat mereka berkomitmen pada meninggalkan organisasi, jika mereka
organisasi dan selanjutnya mengurangi niat termotivasi. Namun hal yang tidak kalah
mereka untuk meninggalkan organisasi penting, gaji yang mereka terima harus
(Bosomtwe dan Obeng, 2018). Beberapa sesuai dengan kinerja yang mereka
hasil penelitian terdahulu yang dilakukan hasilkan. Jika organisasi tidak memberikan
Haggalla (2017); Kwakye (2018); Niguse hak karyawan dengan adil, maka dapat
(2019); dan Bosomtwe dan Obeng (2018) menimbulkan keluhan dan menurunkan
telah menyatakan bahwa terdapat motivasi kerja yang berujung pada
hubungan signifikan budaya organisasi turnover intention. Timbulnya motivasi
terhadap turnover intention karyawan. Dari dapat mengurangi masalah tenaga kerja
literatur diatas, maka hipotesis yang dapat seperti turnover intention, absensi,
diajukan yaitu: ketidakdisiplinan serta keluhan dan
lainnya, karena upah mereka yang

Forum Ilmiah Volume 18 Nomor 1, Januari 2021 17


Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Turnover Intention Melalui Motivasi pada Karyawan Generasi Milenial

seharusnya meningkat dengan rencana literatur diatas, maka hipotesis yang dapat
motivasi mereka (Matko dan Takacs diajukan yaitu
2017). Beberapa hasil penelitian terdahulu H3 : Motivasi yang tinggi akan menurunkan
yang dilakukan Jeswani (2016); Imran turnover intention karyawan generasi
(2017); Bonenberger et al. (2014); dan milenial.
Kim (2017) telah menyatakan bahwa
terdapat hubungan signifikan motivasi Dari uraian diatas dapat digambarkan
terhadap turnover intention karyawan. Dari model penelitian sebagai berikut:

H3
Budaya Turnover
M otivasi
Organisasi H1 Intention

H2

Gambar 1
Model Penelitian

Metode Penelitian dalam penelitian ini 5 x 43 = 215


Penelitian ini dilaksanakan pada responden.
bulan Desember – Januari 2019 dilakukan
pada karyawan milenial yang bekerja di Pengukuran
perusahaan swasta dengan batas usia 20 Dalam penelitian ini data-data
tahun - 38 tahun, sesuai dengan kisaran yang diperoleh menggunakan kuesioner
usia kelahiran generasi milenial tahun dengan metode skala likert. Skala likert
1982 – 2000 menurut Howe dan Strauss digunakan untuk mengukur sikap,
(2000). Penelitian ini bersifat deduktif dan pendapat, dan persepsi seseorang atau
penelitian kausal antara variabel bebas sekelompok orang tentang fenomena
(independent variable) yaitu budaya sosial. Pada skala likert metode yang
organisasi, motivasi terhadap variabel dipakai dengan menggunakan lima
terikat (dependent variable) yaitu turnover alternatif jawaban yaitu: pada skor lima
intention. Analisis structural equation penilaian sangat setuju (SS), skor empat
model (SEM) digunakan sebagai metode penilaian setuju (S), skor tiga penilaian
dalam penelitian ini untuk mengetahui netral (N), skor dua penilaian tidak setuju
tingkat signifikan dan keterkaitan antar (TS) dan skor satu penilaian sangat tidak
variabel. Pada ketentuan SEM jumlah setuju (STS) (Azwar, 2012). Selanjutnya,
sampel menggunakan teori dari Hair, pengukuran variabel budaya organisasi
Anderson, Tatham dan Black (2014) yang mengadopsi dari Denison (1990) dalam
menyatakan bahwa jumlah sampel = Magsi et al. (2018), pada pengukuran
jumlah kuesioner x 5, karena setiap variabel motivasi mengadopsi dari
pertanyaan pada kuisioner variabel McClelland (1987) dalam Rinto dan Syah
teramati. Oleh karena itu, jumlah (2018). Kemudian, terakhir pada variabel
pernyataan kuesioner penelitian ini turnover intention pengukurannya
terdapat 43 pernyataan teramati dengan mengadopsi dari Mobley et al. (1978)
demikian jumlah sampel yang diambil dalam Foon, Leong dan Osman (2010).

Forum Ilmiah Volume 18 Nomor 1, Januari 2021 18


Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Turnover Intention Melalui Motivasi pada Karyawan Generasi Milenial

Confirmatory factor analysis organisasi (involvement, consistency,


digunakan pada penelitian ini untuk uji adaptability dan mission)), motivasi
validitas yaitu dengan melihat nilai Kaiser- (motivasi berprestasi, motivasi afiliasi, dan
Msyer-Olkin measure of sampling (KMO) motivasi kekuasaan) dan turnover intention
dan measures of sampling adequacy menunjukkan nilai factor loading telah
(MSA). Jika nilai KMO dan MSA dibawah memiliki kecocokan yang baik (> 0,50),
0,5 maka analisis faktor tidak dapat dan nilai t-value lebih besar dari t-tabel
digunakan atau tidak diterima. Sedangkan (1,96) pada level signifikansi 5%.
nilai KMO yang dapat diterima adalah Kemudian, uji reliabilitas konstruk
dengan batas minimum nilai 0,5 hingga 0,9 dikatakan telah memenuhi syarat
(Malhotra, 2010). Sementara, teknik uji reliabilitas yang baik dengan nilai CR
reliabilitas yang digunakan adalah teknis diatas 0,60 dan nilai VE diatas 0,50 (Hair
analisis Alpha Cronbach yang et al. 2014). Diketahui dari hasil uji
menunjukkan reliabilitas, konsistensi reliabilitas konstruk nilai CR semua
internal dan homogenitas antar butir dalam variabel memenuhi syarat reliabel dengan
variabel yang diteliti. Suatu kuesioner nilai diatas 0,60 yaitu budaya organisasi
dikatakan reliabel jika alpha cronbach (0,93), motivasi (0,90), dan turnover
lebih besar dari 0,5 (Azwar, 2012). intention (0,97). Pada nilai VE semua telah
memenuhi syarat reliabel dengan nilai
Hasil dan Pembahasan diatas 0,50, untuk budaya organisasi
Analisis Confirmatory Factor (0,78), motivasi (0,76) dan turnover
Kemudian, hasil pengujian intention (0,84).
confirmatory factor analysis menunjukan
bahwa semua pernyataan aitem Analisis Uji Struktural
kompensasi dan kinerja telah dinyatakan Analisis uji struktural dapat dilihat
valid dengan nilai KMO dan MSA > 0,5 dari nilai R². Nilai R² untuk masing-
dan 1 component matrix). Sedangkan, masing persamaan berfungsi untuk
pernyataan aitem pada variabel budaya menunjukan seberapa jauh variabel
organisasi tidak semua nilai MSA diatas independen mampu menjelaskan variabel
0,500 yaitu pada pernyataan BO 11 (0,158) dependen. Hasil analisis pertama yaitu
dengan component matrix lebih dari 1. secara bersama-sama BO (budaya
Pada pernyataan aitem motivasi juga organisasi) dan MO (motivasi)
ditemukan bahwa tidak semua nilai MSA mempengaruhi TI (turnover intention)
diatas 0,500 yaitu pernyataan aitem dengan nilai R2 sebesar 0,74. Artinya
MO4(0,361) dan MO14 (0,383) dengan sebesar 74% varian dari TI (turnover
component matrix lebih dari 1. intention) dapat dijelaskan oleh variabel
Selanjutnya, Uji reliabilitas pada semua BO (budaya) dan MO (motivasi),
bulir pernyataan aitem variabel sedangkan sisanya 26% dapat dijelaskan
kompensasi, budaya organisasi, motivasi variabel lain yang tidak ada pada penelitian
dan kinerja menunjukan nilai alpha ini. Selanjutnya hasil analisis ke dua yaitu
cronbach > 0,5 yang artinya reliable BO (budaya organisasi) mempengaruhi TI
(Malhotra, 2010). (turnover intention) memiliki nilai R2
sebesar 0,47. Artinya sebesar 47% varian
Uji Validitas dan Reliabilitas Construct dari TI (turnover intention) dapat
Pada hasil pengukuran validitas dijelaskan oleh variabel BO (budaya)
konstruk, semua indikator dapat diterima sedangkan sisanya 53% dapat dijelaskan
atau dikatakan valid. Pada variabel budaya variabel lain yang tidak ada pada penelitian

Forum Ilmiah Volume 18 Nomor 1, Januari 2021 19


Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Turnover Intention Melalui Motivasi pada Karyawan Generasi Milenial

ini. dan CAIC. Sementara pada pada RMSEA


dan menunjukan close fit. Dari hasil
Analisis Kesesuaian Seluruh Model analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa
Pada analisis uji kesesuaian model uji kesesuaian seluruh model memenuhi
semua pengujian menunjukkan kecocokan syarat good fit. Selanjutnya penelitian ini
yang baik diantaranya Chisquare, Critical menghasilkan path diagram T-Value
N, ECVI, Fit Index, Goodness of Fit, AIC sebagai berikut:

Tabel 1
Pengujian Hipotesis Model Penelitian
Nilai T-
Hipotesis Pernyataan hipotesis Value Keterangan
Budaya organisasi yang baik akan
Data mendukung
H1 meningkatkan motivasi pada karyawan 11,32
hipotesis
generasi milenial.
Budaya organisasi yang baik akan
Data mendukung
H2 menurunkan turnover intention pada 6,30
hipotesis
karyawan genrasi milenial.
Motivasi yang tinggi akan menurunkan
Data mendukung
H3 turnover intention pada karyawan 9,02
hipotesis
generasi milenial.
Sumber: hasil olah data SEM Lisrel

Keterangan: BO (budaya organisasi), MO (motivasi) dan TI (turnover intention)


Gambar 2
Path Diagram T-Value

Forum Ilmiah Volume 18 Nomor 1, Januari 2021 20


Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Turnover Intention Melalui Motivasi pada Karyawan Generasi Milenial

Hasil pengujian hipotises pertama milenial. Budaya organisasi yang dapat


menunjukan bahwa budaya organisasi diterima dengan baik dan di ikuti oleh
berpengaruh signifikan terhadap motivasi seluruh anggota organisasi, sangat penting
karyawan milenial. Hal ini menunjukan dalam mempertahankan karyawan.
budaya organisasi yang kuat dapat Melalui budaya organisasi yang kuat
meningkatkan motivasi karyawan sehingga menciptakan suasana lingkungan
milenial. Salah satu budaya seperti kerja nyaman dan menyenangkan dapat
involvement (keterlibatan) karyawan yang membuat karyawan milenial betah dan
tinggi pada suatu pekerjan yang memiliki bertahan pada organisasi. Budaya
tanggung jawab penting, dapat membuat organisasi yang berjalan adil pada nilai,
karyawan milenial termotivasi dalam norma serta segala bentuk kebijakan
melakukan pekerjaanya. Karyawan terhadap sistem (gaji, insentif, bonus,
milenial sangat menyukai pekerjaan yang jenjang karir), membuat karyawan
menantang sehingga dapat menggali milenial tidak akan meninggalkan
potiensi diri mereka. Budaya yang organisasinya. Karyawan akan berfikir
diterapkan harus terkordinasi baik dan ulang untuk meninggalkan organisasinya
memiliki interpretasi jelas terhadap visi terhadap keuntungang yang mereka terima
misi serta tujuan dari organisasi, sehingga baik itu keuntungan secara fisik maupun
karyawan mengetahuai apa yang harus psikis terhadap lingkungan organisasi
dilakukan dan ini merupakan suatu yang nyaman dari budaya organisasi yang
tantangan bagi karyawan milenial. diterapkan. Beberapa hasil penelitian
Karyawan milenial sedniri tidak menyukai terdahulu yang dilakukan Haggalla (2017);
pekerjaan rutin, monoton yang selalu sama Kwakye (2018); Niguse (2019); dan
dilakuakn setiap harinya, mereka Bosomtwe dan Obeng (2018) telah
menyukai tantangan dan perlu diberikan menyatakan bahwa terdapat hubungan
kebebasan perbendapat dan berinovasi signifikan budaya organisasi terhadap
terhadap pekerjaan. Hal ini dapat membuat turnover intention karyawan.
karyawan milenial merasa telah menjadi Selanjutnya, hasil pengujian
bagain dalam organisasi, menganggap terakhir hipotesis ke tiga menunjukan
pekerjaan mereka bermakna dan kinerja bahwa motivasi berpengaruh signifikan
mereka sangat penting bagi organisasi negative terhadap turnover intention
sehingga dapat meningkatkan motivasi karyawan milenial. Dapat dikatakan
kerja mereka terhadap pencapaian tujuan motivasi yang tinggi dapat menurunkan
organisasi. Beberapa hasil penelitian turnover intention karyawan milenial.
terdahulu yang dilakukan Ciuhan dan Tingginya motivasi karyawan tidak luput
Alexandru (2014); Matko dan Takacs dari peran organisasi bagaiman cara
(2017); Taslim (2011); dan Sada et al. memperlakukan karyawannya.
(2017) telah menyatakan bahwa terdapat Kesempatan mendapat peluang karir,
hubungan signifikan antara budaya promosi jabatan berjalan adil dapat
organisasi terhadap motivasi karyawan. membuat karyawan milenial merasa aman
Hasil pengujian hipotesis ke dua terhadap jenjang karirnya di dalam
menunjukan bahwa budaya organisasi organisasi. Bukan hanya itu, karyawan
berpengaruh signifikan negative terhadap milenial mera puas dan senang, jika
turnover intention karyawan milenial. pekerjaan mereka dapat diakui dan
Dapat dikatakan semakin kuatnya budaya diapresiasi dengan baik oleh atasan.
organisasi maka semakin rendah turnover Banyaknya keuntungan yang diterima
intention yang dimiliki karyawan generasi karyawan baik itu dari segi moneter dan

Forum Ilmiah Volume 18 Nomor 1, Januari 2021 21


Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Turnover Intention Melalui Motivasi pada Karyawan Generasi Milenial

non moneter memotivasi mereka untuk Transformational. Team and


bekerja lebih baik lagi dan meminimlisir Organization Development, 4, P.
turnover intention. Karyawan milenial 231-273.
dapat berfikir ulang jika ingin
meninggalkan organisasi, karena mereka Bevan, S., Barber, L., Robinson, D. 1997.
belum tentu mendapatkan keuntungan Keeping The Best: A Practical
yang sama atau lebih dari organisasi Guide to Retaining Key
mereka saat ini. Beberapa hasil penelitian Employees. Grantham Book
terdahulu yang dilakukan Jeswani (2016); Services, Isaac Newton Way,
Imran (2017); Bonenberger et al. (2014); Alma Park Industrial Estate,
dan Kim (2017) telah menyatakan bahwa Grantham NG31 9SD, England,
terdapat hubungan signifikan negative United Kingdom.
motivasi terhadap turnover intention
karyawan. Bonenberger, M., Aikins, M., Akweongo,
P., and Wyss, K. 2014. The
Kesimpulan Effects of Health Worker
Kesimpulan hasil pada penelitian Motivation and Job Satisfaction on
ini yang pertama yaitu terdapat hubungan Turnover Intention in Ghana: A
positif signifikan antara budaya organisasi Cross-Sectional Study. Human
terhadap motivasi karyawan generasi Resources for Health. Vol 12(1),
milenial. Ke dua terdapat hubungan 1–12.
negative signifikan antara budaya
organisasi terhadap turnover intention Bosomtwe, T. E., and Obeng, B. 2018.
pada karyawan generasi milenial. Ke tiga The Link between Organizational
terdapat hubungan negative signifikan Culture and Turnover Intention
antara motivasi terhadap turnover among Employees in Ghana.
intention pada karyawan generasi milenial. International Journal of
Ke empat motivasi dapa memediasi Contemporary Research and
hubungan antara budaya organisasi Review, Vol. 9, Issue. 08.
terhadap turnover intention pada generasi
milenial. Ciuhan, G., and Alexandru, I. 2014.
Organizational Culture Versus
Daftar Pustaka Work Motivation for The
Al-Sada, M., Esmael, B., and Faisal, M. N. Academic Staff in a Public
2017. Influence of Organizational University. Procedia - Social and
Culture and Leadership Style on Behavioral Sciences, 127, 448–
Employee Satisfaction, 453.
Commitment and Motivation in https://doi.org/10.1016/j.sbspro.20
The Educational Sector in Qatar. 14.03.288
EuroMed Journal of Business,
12(2), 163–188. Ertas, N. 2015. Turnover Intentions and
Work Motivations of Millennial
Azwar, S. 2012. Metode Penelitian. Employees in Federal Service.
Yogyakarta: PT. Bumi Aksara. Public Personnel Management.
Vol 44(3), 401–423.
Avolio and Bass, B. M. 1990. The
Implications Of Transaksional and George, J. M., Gareth, R., and Hill. 2002.

Forum Ilmiah Volume 18 Nomor 1, Januari 2021 22


Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Turnover Intention Melalui Motivasi pada Karyawan Generasi Milenial

Organizational Behaviour. New International.


Jersey: Prentice Hall. https://doi.org/10.1007/978-3-319-
01517-0_3.
Gibson, J. L., Ivancevich, J. M.,
Konopaske, R. 2012. Harter, JK., Schmidt, FL., and Keyes, CL.
Organizationa Behavior, 2003. Wellbeing in The
Structure, Processes, Fourteenth Workplace and Its Relationship to
Edition (International Business Outcomes: A Review of
Edition).1221 Avenue of The The Gallup Studies. Flourishing:
Americas, New York, NY 10020: Positive Psychology and The Life
McGraw-Hill. Well-Lived. 2: 205-224.

Goodman, E. A., Raymond, F., Zammuto, Howe and Strauss. 2000. Millenials
B. D., Gifford. 2001. The Rising. The Next Great
Competing Values Framework : Generation. New York. Vintage
Understanding the Impact of Books
Organizational Culture on the
Quality of Work Life. Imran, M. 2017. Impact of Intrinsic
Organization Development Factors of Motivation on
Journal. 19 (3). 58-68. Employee’s Intention to Leave: A
Frian dan Mulyani. 2018. Millenials Case Study of Health Department
Employee Turnover Intention in District Okara Punjab, Pakistan.
Indonesia. Innovative Issues and Arabian Journal of Business and
Approaches in Social Sciences, Management Review. Vol 7. 3.
Vol. 11, No. 3.
Ivanovic, T., and Ivancevic, S. 2019.
Foon, F.C.B., Leong, L.C., and Osman, S. Turnover Intentions and Job
2010. An Exploratory Study on Hopping among Millennials in
Turnover Intention among Private Serbia. Management: Journal of
Sector Employees. International Sustainable Business and
Journal of Business and Management Solutions in
Management. Vol 5(8), 57–64. Emerging Economies. Vol 24(1),
53.
Haggalla. 2017. Study on Organizational
Culture and Turnover intention in Jehanzeb, K., Rasheed, A., and Rasheed,
International Information M. F. 2013. Organizational
Technology. International Journal Commitment and Turnover
of Scientific Research and Intention: Impact of Employees
Innovative Technology ISSN: Training in Private Sector of Saudi
2313-3759 Vol. 4 No. 2. Arabia. International Journal of
Management. 8: 79-81.
Hair, J.F, Black, W.C. Babin, B. J.
Anderson, R. E. 2014. Jeswani. 2016. Do Intrinsic Motivation
Multivariate Data Analysis. In Influence Turnover Intention?
Exploratory Data Analysis in Structural Equation Modelling 3
Business and Economics. Seventh Approach Among Technical
Edition. USA: Prentice Hall Faculty Members. International

Forum Ilmiah Volume 18 Nomor 1, Januari 2021 23


Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Turnover Intention Melalui Motivasi pada Karyawan Generasi Milenial

Journal of Business and General 133–140.


Management. 2319-2267.
Mathis, R.L and Jakson, J. 2010. Human
Kim, J. 2017. The Contrary Effects of Resource Management (13th
Intrinsic and Extrinsic Motivations Editi). United States of America.
on Burnout and Turnover
Intention in The Public Sector. Matko dan Takacs 2017. Examination of
International Journal of The Relationship between
Manpower. Vol 39(3), 486–500. Organizational Culture and
Performance. Int. Rev. Appl. Sci.
Kwakye, E. O. 2018. Organisational Eng. 8. 99–105
Culture and Employee Turnover:
Evidence from Ghana. Journal of McClelland, D. (2012). Teori Motivasi.
Economics, Management and Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Trade. 21(2): 1-11,
Mobley, W. H., Horner, S. O., &
Luthans, F. 2011. Organizational Hollingsworth, A. T. (1978). An
Behavior: An Evidence–Based evaluation of precursors of
approach. In Organizational hospital employee turnover.
Behavior: An edivence-Based Journal of Applied Psychology,
Approach (12th ed). New York: 63(4), 408–414.
The McGrow-Hill Companies, https://doi.org/10.1037/0021-
Inc. 9010.63.4.408

Magsi, H. B., Ong, T. S., Ho, J. A., and Niguse, G.T. 2019. The effects of
Hassan, A. F. S. 2018. Organizational Culture on
Organizational Culture and Turnover Intention: The
Environmental Performance. mediating Role of Job
Sustainability (Switzerland), Satisfaction, a Case of Oromia
10(8), 1–17. Forest and Wild Life Enterprise.
African Journal of Business
Malhotra, N. K. 2010. Marketing Reseach: Management. Vol. 13(2), pp. 82-
An Applied Orientation (Seventh 89,
Edit). Pearson Education.
Retrieved from Panagiotis, M., Alexandros, S., and
http://www.pearsonmiddleeastawe George, P. 2014. Organizational
.com/pdfs/SAMPLE-marketing- Culture and Motivation in the
research.pdf Public Sector. The Case of The
City of Zografou. Procedia
Maria, E. 2019. The Influence of Economics and Finance, 14(14),
Organizational Culture, 415–424.
Compensation and Interpersonal https://doi.org/10.1016/s2212-
Communication in Employee 5671(14)00730-8
Performance Through Work
Motivation As Mediation. Pradifa, I. A., and Welly, J. 2014. The
International Review of Influence of Motivation Against
Management and Marketing, 9(5), Employee Turnover : Case Pt

Forum Ilmiah Volume 18 Nomor 1, Januari 2021 24


Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Turnover Intention Melalui Motivasi pada Karyawan Generasi Milenial

Melati. Journal of Business and


Management. Vol 3(1), 89–101.

Rinto, O., and Syah, T. Y. R. 2018. The


Influence of Compensation and
Motivation towards The
Performance Mediated by
Organizational Commitment:
Study on HR and GA Employees
in PT. Gajah Tunggal TBK,
Indonesia. International Journal
of Economics, Commerce and
Management. Vol 7(4), 786–804.

Robbins, S.P., and Judge, T. A. 2013.


Organizational Behavior. In The
British Journal of Psychiatry. 15th
ed, Vol. 111, pp. 1009–1010).
https://doi.org/10.1192/bjp.111.47
9.1009-a

Siagian, S. P. 2012. Teori Motivasi dan


Aplikasinya. Jakarta: Rineka
Cipta.

Taslim, M. 2011. Organisation Culture


and Employee Motivation : an
Emperical Study on Impact of
Organisation Culture on Employee
Extrinsic & Intrinsic Motivation
At Sbi. International Journal of
Management Prudence, 3(1), 84–
87.

Tett, R. P. and Meyer, J. P. 1993. Job


Satisfaction, Organizational
Commitment, Turnover Intention,
and Turnover: Path Analyses
Based on Meta-analytical
Findings. Personnel Psychology,
46, 259–293.

Uno. 2006. Teori Motivasi dan


Pengukurannya Analisis Di
Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.

Forum Ilmiah Volume 18 Nomor 1, Januari 2021 25

You might also like