Professional Documents
Culture Documents
1, 2023
ABSTRACT
Variations in the use of drug therapy (single insulin therapy or insulin combination with
OHO) will result in differences in the cost and outcome of the therapy, so a cost-effectiveness analysis
of the use of glimepiride and metformin is needed to determine the most cost-effective use of
antidiabetic therapy. This study aims to determine which treatment option is more cost-effective
between metformin and glimepiride in type 2 diabetes mellitus patients hospitalized at the hospital.
Robert Wolter Mongisidi. This research is observational, non-experimental study with descriptive
design, where the data taken are retrospective data. The sample in this study were 22 patients
consisting of 15 patients taking metformin and 7 patients taking glimepiride. Based on the results of
the calculation of the ACER on the use of glimepiride drug therapy with the results of Rp. 73,718
and the use of metformin drug therapy is Rp. 49,156. From the results obtained, it can be concluded
that the most cost-effective is metformin with an ACER of Rp. 49,156.
ABSTRAK
Bervariasinya penggunaan terapi obat (terapi insulin tunggal atau kombinasi insulin dengan
OHO) akan mengakibatkan adanya perbedaan dalam biaya dan luaran terapinya sehingga diperlukan
analisis efektivitas biaya penggunaan terapi metformin dan glimepiride untuk mengetahui
penggunaan terapi antidiabetik yang paling cost-effective. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pilihan terapi manakah yang lebih cost-effective antara metformin dan glimepiride pada pasien
diabetes melitus tipe 2 rawat inap di RS. Robert Wolter Mongisidi. Penelitian ini merupakan
penelitian observational, non-eksperimental dengan rancangan deskriptif, dimana data yang diambil
merupakan data retrospektif. Sampel pada penelitian ini sebanyak 22 pasien yang terdiri dari 15
pasien yang menggunakan metformin dan 7 pasien yang menggunakan glimepiride. Berdasarkan
hasil perhitungan nilai ACER pada terapi penggunaan obat glimepiride dengan hasil Rp. 73.718 dan
terapi penggunaan obat metformin yaitu Rp. 49.156. Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan
bahwa pengobatan yang cost-effective adalah metformin dengan nilai ACER sebesar Rp. 49.156.
Kata Kunci : Analisis Efektivitas Biaya, Diabetes Melitus Tipe 2, Metformin dan Glimepiride.
Tabel 1. Data karakteristik pasien diabetes sama dengan penelitian yang dilakukan oleh
melitus tipe 2 Triplitt (2008), penderita DM tipe 2 pada usia
Keterangan Jumlah Persentase 20 tahun ke atas akan meningkat angka
Pasien (%) kejadiaan, peningkatan sering terjadi pada
Usia wanita dari pada pria. Umur 41-60 tahun pada
40-50 5 23% pasien diabetes melitus tipe 2 memiliki angka
51-60 17 77% kejadian paling banyak dengan 62,5% dan
Jenis Kelamin pada penderita dengan jenis kelamin
Laki-laki 7 32% perempuan sebesar 68,75%. Hasil penelitian
Perempuan 15 68% ini sama dengan penelitian yang dilakukan
Lama Rawat Inap oleh Harjanto (2016) yang dimana pasien
diabetes melitus paling banyak didominasi
1-6 hari 8 36% oleh perempuan 23 dengan persentase 71,88%
7-14 hari 14 64% dan untuk perawatan di rumah sakit paling
Ruang Perawatan banyak lebih dari 7 hari
Ruang Edelweis 18 82% Pada pasien DM tipe 2 di RS. Robert
kelas III Wolter Mongisidi Kota Manado lebih banyak
Ruang AB kelas III 3 13% menggunakan Jaminan Kesehatan berupa
Ruang Flamboyan 1 5% Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
kelas III Berdasarkan penelitian yang dilakukan,
diketahui lama perawatan pasien diabetes
Berdasarkan Tabel 1, karakteristik pada melitus tipe 2 diruang rawat inap selama 7-14
keterangan jenis kelamin yang merupakan hari sebanyak 14 pasien (64%) dan 1-6 hari
salah satu faktor risiko diabetes melitus sebanyak 8 pasien (36%), dan 14 pasien
diperoleh hasil bahwa persentase kasus pada menjalani rawat inap selama 7-14 hari (71%).
pasien dengan jenis kelamin perempuan lebih Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan
tinggi (68%) dibandingkan angka kejadian bahwa 22 pasien diabetes melitus tipe 2 yang
pada laki – laki sebanyak 7 pasien (32%). telah dilakukan proses pengambilan data
Hasil serupa diperoleh pada penelitian yang berdasarkan lama perawatan, pasien yang
dilakukan oleh Kemenkes RI, (2014) yang paling banyak adalah pasien dengan
menyatakan bahwa pada kasus diabetes perawatan selama 7-14 hari. Semakin lama
melitus tipe 2, penderita tertinggi terjadi pada pasien di rawat maka biaya yang dikeluarkan
jenis kelamin perempuan. Riwayat diabetes juga semakin tinggi. Peserta yang ingin kelas
gestational yang terjadi pada perempuan akan rawat inap lebih tinggi dari haknya harus
lebih mudah berkembang menjadi diabetes membayar selisih untuk setiap episode rawat
melitus pada masa mendatang, sehingga inap..
perkembangan penyakit diabetes melitus pada Pada upaya penatalaksanaan terapi untuk
perempuan terus meningkat (American mengendalikan kadar glukosa darah penderita
Diabetes Association, 2018). Wanita pasca- diabetes melitus tipe 2, maka perlu dilakukan
menopause memiliki resiko DM karena langkah berupa penatalaksanaan terapi obat,
adanya perubahan hormonal. Hormon yang baik dalam bentuk terapi obat hipoglikemik
berubah menyebabkan terjadinya gangguan oral, terapi insulin, atau kombinasi keduanya
pada distribusi lemak sehingga menyebabkan (Depkes RI, 2005). Penatalaksanaan terapi
diabetes melitus (Irawan, 2010). Berdasarkan untuk mengendalikan kadar glukosa darah
Tabel 1 pasien diabetes melitus didominasi penderita DM tipe 2 di Rumah Sakit wolter
oleh usia 51 – 60 tahun dengan jumlah 17 Monginsidi perlu dilakukan langkah berupa
kasus (77%) diikuti dengan usia 40 – 50 tahun penatalaksanaan terapi obat, baik dalam
dengan jumlah 5 kasus (23%). Menurut bentuk terapi obat hipoglikemik oral, terapi
Kemenkes RI, (2014) proporsi penderita DM insulin, atau kombinasi keduanya (Depkes RI,
tipe 2 akan semakin meningkat dengan 2005). Data pengobatan hipertensi di RS
bertambahnya umur. Hasil penelitian Robert Wolter Mongisidi Kota Manado tahun
Riskesdas tahun 2013 menyatakan prevalensi 2021 dapat dilihat pada Tabel 2.
diabetes melitus tipe 2 pada rentang usia 50- Antidiabetik oral yang paling banyak
64 tahun sebesar (4,8%), sedangkan rentang digunakan yaitu metformin (golongan
umur 65-74 tahun sebesar (4,2%). Hasil ini biguanida) dalam bentuk tunggal sebanyak 15
Ni Wayan Meliawati, Widya A. Lolo, Gerald E. Rundengan 71
Pharmacy Medical Journal Vol 6. No. 1, 2023
kasus (68%) sedangkan glimepiride (golongan 8% sampai 15%, dan dengan sederhana
sulfonilurea) dalam bentuk tunggal sebanyak meningkatkan kolesterol lipoprotein densitas
7 kasus (32%). Antidiabetik oral digunakan tinggi (HDL-C) (2%). Meta-analisis telah
untuk menurunkan kadar gula dalam darah menunjukkan bahwa metformin juga dapat
dengan bebabagai macam mekanisme. menurunkan risiko pankreas, kolon, dan
Metformin merupakan terapi lini pertama kanker payudara pada pasien DM tipe 2.
untuk diabetes melitus. Metformin dapat Sulfonylurea adalah obat oral kedua yang
menurunkan kadar 1-2% HbA1c sehingga paling banyak diresepkan untuk pengobatan
lebih banyak digunakan. Metformin DM tipe 2. Berdasarkan rekam medik
diindikasikan berguna pada kelebihan berat keamanan dan keefektifannya, banyak dokter
badan atau obesitas pasien, menyebabkan merasa nyaman menggunakannya pada pasien
penurunan berat badan (2-3 kg). Metformin DM tipe 2. Efek sampingnya yang sering
juga memiliki efek positif pada beberapa dikenal adalah hipoglikemik. Obat pilihan
komponen sindrom resistensi insulin dan untuk penderita diabetes melitus dengan berat
dapat menurunkan trigliserida plasma dan badan kurang atau lebih serta tidak mengalami
kolesterol lipoprotein densitas rendah sekitar ketoasidosis yaitu golongan sulfonilurea.
8% sampai 15%, dan dengan sederhana Sulfonilurea dapat menurunkan kadar glukosa
meningkatkan kolesterol lipoprotein densitas darah disebabkan oleh perangsangan sekresi
tinggi (HDL-C) (2%). Meta-analisis telah insulin oleh kelenjar pankreas, sehingga obat
menunjukkan bahwa metformin juga dapat ini mampu meningkatkan sekresi insulin.
menurunkan resiko kanker payudara pada Glimepiride dapat menurunkan kadar HbA1c
pasien DM tipe 2. Sulfonilurea adalah obat seperti metformin dengan aman, namun
oral kedua yang paling banyak diresepkan terdapat efek peningkatan berat badan yang
untuk pengobatan DM tipe 2. Berdasarkan lebih besar (Curtis et al., 2017).
rekam medik keamanan dan keefektifannya, Menurut penelitian Romadhoni (2018)
banyak dokter merasa nyaman metformin sering menjadi obat pilihan pada
menggunakannya pada pasien DM tipe 2. pasien DM tipe 2 karena khasiatnya, biaya
Efek sampingnya yang sering dikenal adalah rendah, memiliki efek pleiotropik positif dan
hipoglikemik. Obat pilihan untuk penderita profil efek samping yang dapat diatur.
diabetes melitus dengan berat badan kurang Metformin secara konsisten mengurangi kadar
atau lebih serta tidak mengalami ketoasidosis HbAlc sebesar 1,5% sampai 2,0% (0,015-
yaitu golongan sulfonilurea. Sulfonilurea 0,02;16-22 mmol / mol Hb) dan kadar GDS 60
dapat menurunkan kadar glukosa darah sampai 80 mg /dL (3,3-4,4 mmol / L) dan
disebabkan oleh perangsangan sekresi insulin dapat mengurangi tingkat GDS saat
oleh kelenjar pankreas, sehingga obat ini terjadisangat tinggi (lebih dari 300 mg / dL,
mampu meningkatk Pada Tabel 3 dapat dilihat lebih dari 16,7 mmol / L).an sekresi insulin.
antidiabetik oral yang paling banyak Glimepiride dapat menurunkan kadar HbA1c
digunakan yaitu metformin (golongan seperti metformin dengan aman, namun
biguanida) dalam bentuk tunggal sebanyak 15 terdapat efek peningkatan berat badan yang
kasus (68%) sedangkan glimepiride (golongan lebih besar (Curtis et al., 2017).
sulfonilurea) dalam bentuk tunggal sebanyak Menurut penelitian Romadhoni (2018)
7 kasus (32%). Antidiabetik oral digunakan metformin sering menjadi obat pilihan pada
untuk menurunkan kadar gula dalam darah pasien DM tipe 2 karena khasiatnya, biaya
dengan bebabagai macam mekanisme. rendah, memiliki efek pleiotropik positif dan
Metformin merupakan terapi lini pertama profil efek samping yang dapat diatur.
untuk diabetes melitus. Metformin dapat Metformin secara konsisten mengurangi kadar
menurunkan kadar 1-2% HbA1c sehingga HbAlc sebesar 1,5% sampai 2,0% (0,015-
lebih banyak digunakan. Metformin 0,02;16-22 mmol / mol Hb) dan kadar GDS 60
diindikasikan berguna pada kelebihan berat sampai 80 mg /dL (3,3-4,4 mmol / L) dan
badan atau obesitas pasien, menyebabkan dapat mengurangi tingkat GDS saat
penurunan berat badan (2-3 kg). Metformin terjadisangat tinggi (lebih dari 300 mg / dL,
juga memiliki efek positif pada beberapa lebih dari 16,7 mmol / L).
komponen sindrom resistensi insulin dan Berikut ini perhitungan biaya medik
dapat menurunkan trigliserida plasma dan langsung pada pasien diabetes melitus tipe 2
kolesterol lipoprotein densitas rendah sekitar yang menjalani rawat inap RS Robert Wolter
Ni Wayan Meliawati, Widya A. Lolo, Gerald E. Rundengan 72
Pharmacy Medical Journal Vol 6. No. 1, 2023
Mongisidi Kota Manado tahun 2021 yang meningkatkan berat badan. Pilihan obat harus
menggunakan kombinasi glimepiride dapat didasarkan pada berbagai faktor klinis dan
dilihat pada Tabel 4. Hasil penelitian yang ada karakteristik pasien individual, termasuk efek
pada Tabel 4 dan Tabel 4 menunjukkan total samping, tingkat hiperglikemia, dan biaya
biaya medik langsung terendah terdapat pada obat. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
pengunaan dengan terapi obat metformin, yang dilakukan oleh Priharsi (2015) hasil
biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. penelitian menunjukkan antidiabetik oral yang
4.227.493. Sedangkan pemberian terapi mempunyai efektivitas terapi tertinggi yaitu
glimepiride menjadi total biaya medik golongan Biguanid dengan presentase sebesar
langsung tertinggi dengan biaya sebesar Rp. 58,33% dan efektivitas terendah adalah
5.234.019, hal ini disebabkan karena biaya golongan Sulfonilurea dengan presentase
ruang rawat inap selama 14 hari. Menurut sebesar 14,81%.
penelitian yang dilakukan Priharsi (2015) Perhitungan ACER penggunaan
menunjukkan biaya total rata-rata terapi antidiabetik pada pasien diabetes melitus tipe
diabetes melitus tipe 2 rawat jalan peserta 2 yang menjalani rawat inap di RS Robert
BPJS di RS Dr. Moewardi tahun 2014 yang Wolter Mongisidi Kota Manado periode
paling besar adalah terapi dengan golongan Januari – Desember tahun 2021 dapat dilihat
sulfonilurea yaitu sebesar Rp 225.008 ± pada Tabel 6. Berdasarkan Tabel 6 hasil
64.305,93. perhitungan direct medical cost per pasien
Penggunaan antidiabetik oral tunggal pada yang dibahagi dengan efektivitas terapi
pasien rawat jalan di RS. Robert Wolter penggunaan obat antidiabetik sehingga
Mongisidi Kota Manado ada 2 obat yang didapatkan nilai ACER yang paling tinggi
digunakan yaitu glimepiride dan metformin. yaitu pada terapi penggunaan obat glimepiride
Metformin mendapatkan efektivitas mencapai dengan hasil Rp. 73.718 dan yang paling
86%, sedangkan penggunaan glimepiride rendah adalah terapi penggunaan obat
mencapai 71%. Pada hasil analisis efektivitas metformin yaitu Rp. 49.156, Semakin kecil
ini penggunaan obat glimepiride yang nilai ACER maka obat tersebut cost-effective,
menghasilkan efektivitas 71% bukan berarti sehingga dapat disimpulkan bahwa obat
penggunaan obat glimepiride tidak metformin adalah obat yang cost-effective
memberikan efek ataupun tidak menunjukkan untuk terapi antidibetik pada pasien di RS
penurunan kadar gula darah sewaktu tetapi Robert Wolter Mongisidi Kota Manado. Hal
karena jumlah pasien yang menggunakan obat ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
glimepiride hanya 7 pasien dan hanya 5 pasien oleh Aldilla (2008) menunjukkan biaya terapi
yang mencapai target terapi maka efektivitas tiap bulan untuk pengobatan DM tipe 2 rawat
pada penggunaan glimepiride 71% dan tidak inap di RSUD Sleman Yogyakarta untuk
dapat diasumsikan bahwa pengobatan tersebut terapi tunggal biguanid sebesar Rp.56.359,42
gagal. Menurut Inzucchi (2002) dalam hal ± 31.449,48 sedangkan terapi tunggal
efek antihiperglikemik, tidak ada alasan kuat sulfonilurea sebesar Rp.54.080,68 ±
untuk memilih salah satu kategori utama agen 32.768,75. Efektivitas paling besar terlihat
antidiabetes (sulfonilurea, biguanid, dan pada pola pengobatan terapi tunggal biguanid
penghambat alfa-glukosidase). Namun, yaitu 97,30 %. Pengobatan yang cost-effective
kinerja metformin pada pasien obesitas DM adalah terapi tunggal biguanid dengan nilai
tipe 2 menjadikannya pilihan paling menarik ACER sebesar Rp.579,23 serta memberikan
karena dapat menekan nafsu makan dan tidak manfaat sebesar Rp.261,02.
Tabel 5. Persentase efektivitas terapi antidiabetik pada pasien diabetes melitus tipe 2 rawat inap
Efektivitas
Obat Jumlah Jumlah Pasien Yang Mencapai
(%)
antidiabetik Pasien Target Gula Darah
Metformin 15 13 86%
Glimepiride 7 5 71%
Tabel 6. Perhitungan ACER penggunaan obat antidiabetik pada pasien Diabetes Melitus tipe 2