Professional Documents
Culture Documents
(Carbon Stock Estimation of Stored In Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) and Analysis of Soil
Fertility In PT Daria Dharma Pratama Plantation Ipuh Bengkulu)
Abstract
The increasing concentration of carbon in the atmosphere is a serious environmental problem that can
affect living systems on earth. The increase in greenhouse gas (GHG) emissions caused global warming.
The impact of global warming will affect the world climate change and rising sea levels. Climate change
will disrupt farming systems in both the micro and macro scale. Estimation of forest carbon emissions
is one of the important efforts to reduce climate change. Land clearing for oil palm plantations will affect
the carbon stored in the forest reserves. This study aims to determine the carbon stocks stored in oil
palm in each age group on the type of red-yellow podzolic soil in Oil Palm Plantation PT Daria Dharma
Pratama Bengkulu. Method of measuring the carbon content of oil palm biomass using non-destructive
method with allometric equations. Measurement of biomass carbon content stored conducted in every
age group of plants. The result showed the content of carbon stored in plants palm largest (carbon
biomass) on red-yellow podzolic soil in PT DDP Oil Palm Plantations are in the age group 11-15 years
was 65.89 ton/ha. Then a row in the age group 16-20 years was 51.74 ton/ha, the age group> 20 years
of 33.07 ton/ha, the age group 6-10 years at 31.86 ton/ha, and the age group 0-5 years of 1.61 ton/ha.
Carbon content stored on palm influenced by plant age, and the growth and development of plants.
Group relationship with the age of the plant oil palm biomass carbon content tend to show a sigmoid
pattern. Growth and development of oil palm plantations is affected by the physical properties and
chemical soil.
2
Penentuan tanaman sampel dilakukan pertengahan jalan koleksi (collection road)
dengan mempertimbangkan kondisi lahan pada setiap blok kebun seperti Gambar 1.
perkebunan yaitu kurang lebih pada
Tabel 1 Ploting blok pengambilan sampel di Air Muar Estate (AME) menurut kelompok umur tanaman
Umur
Kelompok Blok Jumlah Jumlah
Tahun tanaman
umur tanaman pengambilan tanaman tanaman
tanam sampel
(tahun) Sampel dalam blok per ha
(tahun)
0–5 2011 3 Div I Blok A 411 131
6 – 10 2005 9 Div VI Blok N 2.215 126
11 – 15 1999 15 Div III Blok J 3.514 98
16 – 20 1996 18 Div V Blok S 1.911 100
>20 1990 24 Div I Blok P 4.161 142
Pada setiap kelompok umur tanaman kedalaman tanah. Selanjutnya dilakukan uji
kelapa sawit dilakukan pengukuran diameter analisis sampel tanah di Laboratorium Balai
batang setinggi dada (DBH) (± 130 cm) dan Penelitian Tanah Bogor.
tinggi batang bebas percabangan sebanyak 10
Analisis Data
tanaman per ha sebagai sampel.
Pengambilan Sampel Tanah Pendugaan Karbon Biomassa pada Kelapa
Sawit
Pengambilan sampel tanah dilakukan
Kandungan karbon biomassa pada
pada dua tempat berdasarkan kondisi
kelapa sawit diduga dengan metode non
kemiringan lahan, masing-masing tempat
destruktif dengan persamaan allometrik
dilakukan pengambilan sampel tanah pada
menurut Lubis (2011). Model persamaan
kedalaman 0 – 20 cm dan kedalaman 20 – 60
alometrik yang digunakan yaitu
cm. Sampel tanah dari kedua tempat tersebut
Y = 0,002382 .D2,3385 . H0,9411
selanjutnya dikompositkan berdasarkan
Keterangan:
3
Y = karbon biomassa kering (kg/pohon), Karbon biomassa kelompok umur per ha
D = diameter batang dengan pelepah setinggi (kg/ha)
dada yang diukur tegak lurus batang (cm), = Karbon biomassa (kg/tanaman) x Σ
H = tinggi bebas percabangan tanaman kelapa tanaman per ha.
sawit (m). Penentuan Sifat-Sifat Fisik
Untuk penghitungan biomassa tanaman dan Kimia Tanah
kelapa sawit muda dengan ketinggian batang Analisis tanah yang dilakukan yaitu
dengan pelepah di bawah DBH dipergunakan analisis tanah rutin yang meliputi tekstur tanah,
persamaan allometrik menurut Hairiah et al. pH tanah, kandungan C organik tanah,
(2011) yaitu: Kandungan N-Kjeldahl, rasio C/N, kandungan
(AGB)est = 0,0976 H + 0,0706 P-tersedia, kandungan K-tersedia, kandungan P
Keterangan: dan K-potensial, Kapasitas Tukar Kation
(AGB) est = biomasa pohon bagian atas (KTK), kejenuhan basa dan kandungan Al, Fe,
tanah (kg/pohon) Mn.
H = tinggi pohon (m)
Pendugaan cadangan karbon biomassa HASIL DAN PEMBAHASAN
pada kelapa sawit dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut : Kandungan Karbon Tersimpan pada
Karbon biomassa per kelompok umur Kelapa Sawit
tanaman (kg/tanaman) Hasil pengukuran kandungan karbon
= Karbon biomassa kering rata-rata tersimpan pada kelapa sawit di Air Muar Estate
(kg/tanaman) (AME) PT Daria Darma Pratama dapat dilihat
pada Tabel 2 berikut.
4
tersimpan disebabkan karena pada kelompok tersimpan. Pertambahan umur tanaman akan
umur 16 – 20 tahun pangkal pelepah sawit mulai diikuti dengan pertambahan tinggi tanaman.
lepas dari batangnya sehingga terjadi penurunan Menurut Setyamidjaja (2010), kecepatan
diameter batang. Menurut Setyamidjaja (2010), tumbuh meninggi tanaman kelapa sawit
pangkal daun kelapa sawit biasanya mulai lepas berbeda-beda tergantung tipe atau varietasnya,
(jatuh) setelah tanaman berumur 10 tahun atau umumnya kecepatan pertumbuhan
lebih. Pangkal pelepah yang jatuh dapat mulai (pertambahan tinggi) sekitar 25-40 cm per
dari mana saja, tetapi lebih sering dari tahun.
pertengahan tinggi batang. Pada umur tanaman Berdasarkan kandungan karbon
muda (0-3 tahun) terjadi peningkatan tersimpan pada setiap kelompok umur pada
kandungan biomassa yang relatif lambat Tabel 2, kemudian dilakukan perhitungan
selanjutnya akan semakin cepat seiring dengan jumlah kandungan karbon tersimpan pada
bertambahnya pertumbuhan dan perkembangan setiap kelompok umur tanaman kelapa sawit.
tanaman. Pada umur tanaman 3-15 tahun terjadi Jumlah tanaman kelapa sawit per hektar
peningkatan kandungan karbon biomassa yang dihitung berdasarkan sensus pokok tanaman.
pesat seiring dengan pesatnya pertumbuhan dan Kandungan karbon biomassa pada tanaman
perkembangan tanaman. Pada umur tanaman ini kelapa sawit per ha di Air Muar Estate PT DDP
kelapa sawit tergolong tanaman menghasilkan dapat dilihat pada Tabel 3.
yang paling produktif.
Pertambahan tinggi tanaman kelapa
sawit juga mempengaruhi kandungan karbon
Tabel 3 Dugaan kandungan karbon biomassa per hektar pada tanaman kelapa sawit berdasarkan
kelompok umur
Kelompok umur (tahun) Jumlah tanaman per ha Kandungan karbon per ha (ton ha-1)
0–5 136 1,61
6 – 10 136 31,86
11 – 15 136 65,89
16 – 20 136 51,74
>20 136 33,07
6
yang tinggi dibutuhkan kandungan unsur hara Kondisi lahan PMK yang penuh
yang tinggi pula. pH tanah yang sesuai untuk dengan permasalahan tersebut maka harus ada
tanaman kelapa sawit berkisar 4,0-6,0 dengan penambahan input berupa kapur dan bahan
pH optimum 5,0-5,5. Menurut Ritung et al. organik. Pengapuran merupakan cara yang
(2007), kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa cepat untuk menaikkan nilai pH tanah yang
sawit dibedakan antara lahan yang tergolong rendah. Pemberian kapur selain memperbaiki
sesuai (S=Suitable) dan lahan yang tidak sesuai nilai pH tanah, juga menambah unsur Ca,
(N=Not Suitable). Lahan yang tergolong ordo Mg, ketersediaan P dan Mo serta mengurangi
sesuai (S) dibedakan ke dalam tiga kelas, yaitu: keracunan yang disebabkan oleh Al, Fe dan Mn.
lahan sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2), dan Santoso (2006) menyatakan bahwa pengapuran
sesuai marginal (S3). Pertumbuhan dan dapat memberikan dukungan kenaikan nilai
perkembangan tanaman kelapa sawit sangat pH tanah kearah netral. Pada saat nilai pH
dipengaruhi oleh faktor keadaan tanah tempat tanah mendekati netral maka hara P yang
tumbuhnya. semula tidak tersedia bagi tanaman, berubah
Tanah di PT Daria Dharma Pratama menjadi sebaliknya (P tersedia bagi tanaman).
memiliki jenis tanah podsolik merah kuning. Selain itu pengaruh racun dari Al dan Fe dapat
Tanah Podsolik Merah Kuning (PMK) di dikurangi, sehingga perkembangan akar
Indonesia dijumpai dengan ciri-ciri sebagai tanaman tidak terganggu.
berikut: tekstur lempung, struktur gumpal, Kondisi kesuburan tanah podsolik
permeabilitas rendah, stabilitas agregat baik, pH merah kuning untuk budidaya tanaman kelapa
rendah, kandungan Al tinggi, KTK rendah, sawit pada areal penelitian dari analisis sifat
kandungan N, P, Ca, Mg sangat rendah fisik dan kimia tanah (Tabel 4) tergolong sangat
(Indriyatie 2009). Menurut Santoso (2006), sesuai (S1) untuk tekstur tanah, pH tanah
Kondisi lahan PMK tergolong dalam lahan kedalaman 0-20 cm, C organik tanah kedalaman
yang miskin unsur hara makro, mikro, pH 0-20 cm, kejenuhan basa (Djaenudin et al.
rendah, kandungan Al dan Fe tinggi serta P 2003), serta kandungan Ca, Mg dan K (Sys et
dalam tanah sering terfiksasi. Lahan PMK al. 1993). Sifat kimia tanah meliputi pH tanah
mempunyai kandungan Al dan Fe yang kedalaman 20-60 cm, C organik tanah
tinggi, sehingga menyebabkan pertumbuhan kedalaman 20-60 cm, dan KTK tergolong
akar terganggu. Ujung-ujung akar tidak sesuai (S2) untuk budidaya kelapa sawit
mampu menembus lapisan tanah bagian (Djaenudin et al. 2003). Sunarko (2007)
bawah, karena adanya Al dan Fe, menyatakan bahwa pada budidaya tanaman
mengakibatkan pertumbuhan akar kelapa sawit sifat fisika tanah lebih menentukan
membengkok ke samping. Pada kondisi yang dibandingkan dengan sifat kimia tanah. Sifat
demikian proses pengambilan unsur hara akan kimia tanah atau kandungan hara dalam tanah
mengalami hambatan, sehingga produksi yang apabila kurang sesuai dapat diperbaiki dengan
dihasilkan rendah. melaksanakan pemupukan. Ketersediaan unsur
7
hara dalam tanah akan mempengaruhi tanaman kelapa sawit di PT DDP dilakukan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. pemupukan dengan dosis per hektar rata-rata
Kandungan karbon tersimpan pada tanaman yaitu pupuk urea 0,19 ton/ha, pupuk RP 0,14
kelapa sawit dipengaruhi oleh umur tanaman ton/ha, pupuk MOP 0,21 ton/ha, pupuk dolomit
serta pertumbuhan dan perkembangan tanaman. 0,16 ton/ha dan pupuk borate 0,02 ton/ha.
Untuk memenuhi kebutuhan unsur hara bagi
Tabel 4 Hasil analisis sifat-sifat fisik dan kimia tanah dan tingkat kesuburan tanah pada areal
penelitian
Kedalaman tanah 0-20 Kedalaman tanah 20-60
Sifat fisik & kimia cm cm Referensi
Hasil Ket Hasil Ket
Sifat Fisik Tanah
Tekstur tanah:
Pasir (%) 30,9 Liat (clay) 29,0 Liat (clay) Baik: lempung *
Debu (%) 17,4 Baik, S1 12,1 Baik, S1 S1: halus, agak halus, sedang
Liat kasar (%) 15,5 11,9 **
Liat halus (%) 36,2 47,0
Sifat Kimia Tanah
pH: H2O 5,1 Baik, S1 4,6 Baik, S2 Baik: 4,5-6 *
S1: 5,0-6,5 **
S2: 4,2-5,0
C Organik (%) 0,93 S1 0,79 S2 S1 >0,8; S2≤0,8 **
N-Total (%) 0,09 Sangat rendah 0,07 Sangat SR: <1,0***
Sempit rendah
Rasio C/N 10 Sangat rendah 11 Sempit Sempit: <25 ***
P-Tersedia (ppm) 5,8 Sangat tinggi 3,9 Sangat SR: <10 ***
Sangat tinggi rendah
K-Tersedia (ppm) 683 Sangat tinggi 552 Sangat tinggi ST: >60 ***
S2 Sangat
P-Potensial (mg/100 235 S1 7 rendah ST: >60 ***
g) Tinggi SR: <10 ***
K-Potensial (mg/100 69 57 ST: >60 ***
g) S1 S2 T: 40-60 ***
KTK (cmolc/kg) 11,08 S1 9,57 S1 S2: >16 **
Kejenuhan basa (%) 71 S1 40 S1: >20 **
Nilai Tukar Kation:
Ca (cmolc/kg) S1
Mg (cmolc/kg) 4,75 2,00 S1 S1: ≥1,5 ****
K (cmolc/kg) 1,57 0,65 S1 S1: ≥0,4 ****
Al (%) 1,36 1,09 S1: ≥0,1 ****
Fe (%) 0,67 0,73
Mn (%) 3,63 4,27
0,25 0,12
Keterangan: * Sunarko (2007)
** Djaenudin et al. (2003)
*** Balai Penelitian Tanah (2005)
**** Sys et al. (1993)
Balai Penelitian Tanah. 2005. Petunjuk Teknis [IPCC] Intergovernmental Panel on Climate
Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air, Change (2007). Climate Change 2007 –
dan Pupuk. Bogor: Balai Penelitian The Physical Science Basis,
Tanah, Badan Penelitian dan Contribution of Working Group I to
Pengembangan Pertanian Departemen The Fourth Assessment Report of the
Pertanian. IPCC.
http://www.ipcc.ch/publications_and_d
Djaenudin, D., Marwan H., Subagyo H., dan A. ata/ar4/wg1/en/contents.html. [15
Hidayat. 2003. Petunjuk Teknis untuk Maret 2012].
Komoditas Pertanian. Ed ke-1. Bogor:
Balai Penelitian Tanah, Pusat Lubis, A.R. 2011. Pendugaan Cadangan Karbon
Penelitian dan Pengembangan Tanah Kelapa Sawit Berdasarkan Persamaan
dan Agroklimat. Alometrik di Lahan Gambut Kebun
Meranti Paham, PT Perkebunan
Fahmuddin, A. et al. 2009. Carbon Dioxide Nusantara IV, Kabupaten Labuhan
Emission in Land Use Transitions to Batu, Sumatera Utara [skripsi]. Bogor:
Plantation. J Litbang Pertanian Fak Pertanian IPB.
28(4):119-126.
Nasaruddin, Musa, Y. dan Kuruseng, M.A.
Gardner, F.P., RB. Pearce and R.L. Mitchell. 2006. Aktivitas Beberapa Proses
1991. Physiology of Crop Plants Fisiologis Tanaman Kakao Muda di
(Fisiologi Tanaman Budidaya, alih Lapang pada Berbagai Naungan
bahasa: H.Susilo). Jakarta: Universitas Buatan. J Agrisistem 2 (1): 26-33.
Indonesia Press.. Pahan, I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa
Sawit. Manajemen Agribisnis dari Hulu
9
hingga Hilir. Jakarta: Penebar
Swadaya.
10