You are on page 1of 17

BENTUK, JENIS, DAN FAKTOR PENYEBAB CAMPUR KODE

NETIZEN DALAM KOLOM KOMENTAR CHANNEL YOUTUBE


UCUP KLATEN PERIODE DESEMBER 2020

SKRIPSI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat


untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

oleh:
ANISA SUPRIATIN
NIM 1701040045

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2021
PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

Judul Artikel :Bentuk, Jenis, dan Faktor Penyebab Campur Kode Netizen
dalam Kolom Komentar Channel YouTube Ucup Klaten
Periode Desember 2020
1. Program Studi : Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia
2. Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
3. Universitas : Universitas Muhammadiyah Purwokerto
4. Identitas Penulis :
a. Nama : Anisa Supriatin
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIM : 1701040045
d. Alamat : Karangputat, Rt.03/03, Nusawungu, Cilacap, 53283
e. Telepon/HP : 082137740298
f. Email : anisasupriatin08@gmail.com

Penulis,

Anisa Supriatin
NIM 1701040045

telah diperiksa dan disetujui,


Pembimbing

Dra. Isnaeni Praptanti, M.Pd.


NIK 2160077
BENTUK, JENIS, DAN FAKTOR PENYEBAB CAMPUR KODE NETIZEN DALAM
KOLOM KOMENTAR CHANNEL YOUTUBE UCUP KLATEN
PERIODE DESEMBER 2020

Anisa Supriatin¹, Isnaeni Praptanti²

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk, jenis, dan faktor penyebab campur kode
netizen dalam kolom komentar channel YouTube Ucup Klaten periode Desember 2020.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tuturan netizen. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode
simak dengan teknik simak bebas libat cakap. Instrument penelitian yaitu peneliti (human
instrument). Metode analisis data menggunakan metode padan dan metode agih. Berdasarkan
hasil penelitian, ditemukan 477 data dengan perincian sebagai berikut. Campur kode
berbentuk kata benda berjumlah 61, campur berbentuk kata kerja berjumlah 29, campur
berbentuk kata sifat berjumlah 18, campur kode berbentuk kata keterangan 2, campur kode
berbentuk frasa benda berjumlah 9, campur berbentuk frasa kerja berjumlah 11, campur kode
berbentuk frasa sifat berjumlah 6, berbentuk frasa keterangan berjumlah 4, campur kode
berbentuk baster berjumlah 16, campur kode berbentuk pengulangan kata berjumlah 10,
campur kode berbentuk klausa berjumlah 1, campur kode ke dalam (inner code mixing)
berjumlah 82, campur kode ke luar (outer code mixing) berjumlah 16, campur kode campuran
(hybrid code mixing) berjumlah 44. Faktor penyebab campur kode yang ditemukan adalah
fungsi dan tujuan berjumlah 79, penggunaan istilah yang lebih populer berjumlah 60,
keterbatasan penggunaan kode berjumlah 18, dan untuk sekadar bergengsi berjumlah 11.
Penelitian ini telah membuktikan bahwa di dalam kolom komentar channel YouTube Ucup
Klaten periode Desember 2020 memuat bentuk, jenis, dan faktor penyebab campur kode.
Hasil penelitian tersebut dapat digunakan oleh para peneliti dan pemerhati masalah bahasa
dalam melakukan penelitian lanjutan.

Kata Kunci: Channel YouTube, Bentuk, Jenis, dan Faktor Penyebab Campur Kode

ABSTRACT

This descriptive qualitative research aimed to find out the forms, types, and causing factors
of netizens code-mixing in the comment section of Ucup Klatens YouTube Channel in
December 2020. The data consisted of netizens' speech, which was gathered using an the
uninvolved conversation observation technique and evaluated using the identification and
distributional methods. Meanwhile, the instrument of this research was the researcher
(human instrument). The findings found 477 data. The forms of code-mixing included 61
nouns, 29 verbs, 18 adjectives, 2 adverbs, 9 noun phrases, 11 verb phrases, 6 adjective
phrases, 4 adverb phrases, 16 basters, 10-word repetitions, 1 clause, 82 inner code-mixing,
16 outer code-mixing, and 44 hybrid code-mixing. On the other hand, 79 functions and
purposes, 60 uses of more popular terminology, 18 limitations of code usage, and 11 for
prestige alone were among the contributing reasons. This research has proven that the forms,
types, and causing factors of code-mixing were included in the comment section of Ucup
Klatens YouTube Channel in December. It is expected that the results can be used by other
language researchers and observers in conducting advanced research.

Keywords: YouTube Channel, Forms, Types, Causing Factors of Code Mixing

PENDAHULUAN
Suandi, (2014 : 139) mengungkapkan bahwa campur kode adalah penggunaan suatu
bahasa secara dominan mendukung suatu tuturan yang disisipi dengan unsur bahasa lain yang
dilakukan secara santai antara orang-orang yang kita kenal dengan akrab. Dalam situasi
berbahasanya yang informal ini, penutur dapat dengan bebas mencampur kode (bahasa atau
ragam bahasa). Campur kode terjadi apabila penutur bahasa memasukkan unsur-unsur bahasa
lain (unsur bahasa daerah) ke dalam pembicaraan bahasa Indonesia. Dengan kata lain,
seorang yang berbicara dengan kode utama bahasa Indonesia yang memiliki fungsi
keotonomiannya, sedangkan kode bahasa daerah yang terlibat dalam kode utama merupakan
serpihan-serpihan saja tanpa fungsi keotonomian sebagai sebuah kode (Aslinda dan
Syafyahya, 2010 : 87). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa campur kode
merupakan peristiwa pemakaian dua bahasa atau lebih dengan saling memasukkan unsur
bahasa satu ke dalam unsur bahasa lain. Dalam hal ini penutur menyisipkan unsur-unsur
bahasa lain ketika sedang memakai bahasa tertentu. Misalnya penutur sering menyisipkan
bahasa daerahnya pada saat menggunakan bahasa Indonesia dalam bertutur, maka penutur
tersebut dapat dikatakan telah melakukan campur kode.
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan bentuk, jenis, dan faktor penyebab campur kode netizen dalam kolom
komentar channel YouTube Ucup Klaten periode Desember 2020. Hal tersebut dilakukan
untuk memberikan pemahaman mengenai bentuk, jenis, dan faktor penyebab campur kode,
terutama yang terdapat dalam kolom komentar channel YouTube Ucup Klaten periode
Desember 2020.
Terdapat dua penelitian yang relevan, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Adi
Nugroho (2011) mahasiswa Pendidikan Bahasa Prancis, Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul skripsi “Alih Kode dan Campur Kode Pada
Komunikasi Guru-Siswa di SMA 1 Wonosari Klaten”. Kemudian penelitian yang dilakukan
oleh Jayanti Puspita Dewi (2014) mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas Imu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatulah Jakarta dengan judul “Campur
Kode pada Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Karangan Narasi Siswa Kelas X MA
(Madrasah Aliyah) Jabal Nur Cipondoh, Tangerang”. Perbedaan kedua penelitian tersebut
dengan penelitian penulis yaitu bidang kajian yang digunakan, karena penulis meneliti
bentuk, jenis, dan faktor penyebab campur kode, selain itu perbedaannya juga terletak pada
data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian.
Campur kode memiliki beberapa bentuk, seperti yang dikemukakan oleh (Warisman,
2014 : 98). Ia menyatakan ada lima bentuk campur kode, yaitu campur kode akibat
penyisipan unsur-unsur yang berbentuk kata, campur kode akibat penyisipan unsur-unsur
berwujud frasa, campur kode akibat penyisipan unsur-unsur yang berwujud baster, campur
kode akibat penyisipan unsur-unsur kata berwujud perulangan kata, dan campur kode akibat
penyisipan unsur-unsur yang berwujud klausa. Selain bentuk, campur kode juga terbagi
menjadi beberapa jenis dan faktor penyebab terjadinya campur kode. Suandi (2014: 140)
mengungkapkan berdasarkan unsur serapannya, peristiwa campur kode dapat dibedakan
menjadi tiga jenis yaitu campur kode ke dalam (inner code mixing), campur kode ke luar
(outer code mixing), dan campur kode campuran (hybrid code mixing). Sedangkaan faktor
penyebab campur kode yaitu keterbatasan penggunaan kode, penggunaan istilah yang lebih
populer, fungsi dan tujuan, dan untuk sekadar bergengsi Suandi (2014 : 143 - 146).
Penelitian ini meneliti campur kode netizen di dalam kolom komentar channel
YouTube Ucup Klaten. Kata Netizen berasal dari gabungan kata internet dan citizen (warga,
penduduk), sedangkan netizen adalah pengguna internet, atau juga disebut-sebut sebagai
penghuni yang aktif terlibat di suatu komunitas online yang ada di internet. Aktifitas tersebut
bisa bermacam-macam jenisnya, dari yang sekadar berbincang-bincang dan untuk bersenang-
senang sampai aktivisme yang menuntut perubahan di dunia maya atau bahkan dunia nyata
(Rusmina,2018:22). Inderasari, dkk (2019:38) juga mengungkapkan bahwa netizen atau biasa
disebut sebagai warga net merupakan sebutan bagi mereka yang suka berselancar di internet
atau dunia maya. Mereka memiliki kebebasan untuk mengekspresikan diri dalam media
massa. Melalui media tulis dan lisan netizen selalu berusaha menampilkan jati dirinya dan
menunjukkan eksistensinya di dunia maya.
Dari beberapa pendapat mengenai netizen di atas dapat disimpulkan bahwa netizen
adalah mereka yang mengakses dan menggunakan jaringan internet. Mereka saling
berkolaborasi dan bertukar aspirasi di dunia maya melalui berbagai media sosial (Facebook,
Twitter, YouTube, Whatsap, dan sebagainya). Dengan kata lain netizen adalah aktivis dunia
maya. Dengan kehadiran netizen akan menjadikan dunia maya terasa ramai meskipun
terpisahkan oleh waktu dan jarak antara netizen yang satu dengan netizen yang lainnya.
Para netizen yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah netizen yang ada
di media sosial YouTube dengan nama channel yaitu Ucup Klaten. Kindarto (2008:1)
mengartikan bahwa YouTube adalah sebuah portal website yang menyediakan layanan video
sharing. User yang telah mendaftar bisa meng-upload video miliknya ke server YouTube agar
dapat dilihat oleh khalayak internet di seluruh dunia. Video yang diupload biasanya
merupakan video-video pribadi para penggunanya. Bukan video pribadi saja, bahkan video
klip artis Hollywood, Bollywood, dan video dari seluruh mancanegara bisa dicari di
YouTube. Mereka yang kreatif dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah dari YouTube, dari
hasil video yang mereka upload dan apabila telah bekerja sama dengan YouTube. YouTube ini
merupakan perusahaan milik Google yang diciptakan oleh tiga orang pencetus, mereka
adalah mantan karyawan Paypal (website online komersial) yaitu Chad Hurley, Steve Chen,
dan Jawed Karim.

METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Peneliti mendeskripsikan
data dan fakta secara menyeluruh berupa bentuk, jenis, dan faktor penyebab campur kode
dari komentar para netizen di channel YouTube Ucup Klaten. Penelitian kualitatif bersifat
alamiah yang bertujuan untuk meneliti suatu masalah dengan merumuskan masalah terlebih
dahulu kemudian melakukan penelitian dengan cara mendalam. Peneliti dalam hal ini juga
melakukan pengamatan dan pencatatan dalam proses penelitian yang dilakukannya. Menurut
Monique Henink, dkk (dalam Haryono, 2020 : 36) penelitian kualitatif merupakan sebuah
pendekatan yang mengizinkan peneliti untuk mengamati pengalaman secara mendetail,
dengan menggunakan metode yang spesifik seperti pengamatan, wawancara mendalam, dan
metode spesifik lainnya. Penelitian kualitatif memungkinkan peneliti untuk menentukan
identifikasi isu dari perspektif peneliti, serta memahami makna dan interpretasi yang
dilakukan terhadap perilaku, peristiwa, atau objek. Denzin dan Lincoln (dalam Haryono,
2020 : 36-37) mengungkapkan dalam praktiknya, penelitian ini meneliti manusia dalam
setting natural keseharian, sehingga peneliti bisa mengidentifikasi bagaimana pengalaman
dan perilaku mereka yang tidak bisa terlepas dari konteks kehidupan mereka.
Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode simak dengan teknik simak
bebas libat cakap (SBLC). Dalam teknik SBLC, peneliti tidak terlibat dalam dialog,
konverensi, atau imbal wacana, jadi peneliti tidak ikut serta dalam proses pembicaraan yang
dilakukan orang-orang yang saling berbicara (Sudaryanto, 2015 : 204). Peneliti berperan
sebagai pemerhati serta mendengarkan dengan seksama apa yang dikatakan bukan apa yang
sedang dibicarakan oleh orang-orang yang sedang melakukan proses dialog. Dalam teknik
SBLC alat yang digunakan adalah peneliti sendiri, namun peneliti tidak terlibat langsung
untuk menentukan dan memunculkan data penelitian, peneliti berperan sebagai pemerhati
terhadap data yang terbentuk dan muncul dari peristiwa kebahasaan yang bersumber dari luar
dirinya. Penelitian ini yaitu peneliti sendiri (human instrument) yang berfungsi untuk
menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan
pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat
kesimpulan atas temuannya. Untuk menganalisis data dalam penelitian ini, penulis
menggunakan metode padan dan metode agih. Metode padan adalah suatu metode penelitian
bahasa yang digunakan untuk menentukan kaidah dalam tahap analisis data penelitian yang
alat penentunya dari luar bahasa. Alat penentu tersebut diantaranya yaitu kenyataan atau
segala sesuatu (bersifat luar bahasa) yang ditunjuk oleh bahasa atau referent bahasa, organ
wicara pembentuk bunyi bahasa, langue lain, perekam dan pengawet bahasa (tulisan), serta
mitra wicara. Sedangkan metode agih adalah metode penelitian yang alat penentunya justru
bagian dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri (Sudaryanto, 2015 : 15-18). Teknik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dasar dalam metode padan (teknik PUP), teknik
dasar metode agih (teknik BUL), dan teknik lanjutan metode agih (teknik ganti).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan penelitian bentuk, jenis, dan faktor penyebab campur kode netizen dalam
kolom komentar channel YouTube Ucup Klaten periode Desember 2020 ditemukan lima
bentuk campur kode, tiga jenis campur kode, dan empat faktor penyebab terjadinya campur
kode. Pengklasifikasian tersebut dibedakan berdaarkan bentuk, jenis, dan faktor penyebab
campur kode sesuai dengan teori Warisman (bentuk campur kode), dan Suandi (jenis dan
faktor penyebab campur kode). Campur kode berbentuk kata benda berjumlah 61 data,
campur berbentuk kata kerja berjumlah 29 data, campur berbentuk kata sifat berjumlah 18
data, campur kode berbentuk kata keterangan 2 data, campur kode berbentuk frasa benda
berjumlah 9 data, campur berbentuk frasa kerja berjumlah 11 data, campur kode berbentuk
frasa sifat berjumlah 6 data, berbentuk frasa keterangan berjumlah 4 data, campur kode
berbentuk baster berjumlah 16 data, campur kode berbentuk pengulangan kata berjumlah 10
data, campur kode berbentuk klausa berjumlah 1 data, campur kode ke dalam (inner code
mixing) berjumlah 82 data, campur kode ke luar (outer code mixing) berjumlah 16 data,
campur kode campuran (hybrid code mixing) berjumlah 44 data. Faktor penyebab campur
kode yang ditemukan adalah fungsi dan tujuan berjumlah 79 data, penggunaan istilah yang
lebih populer berjumlah 60 data, keterbatasan penggunaan kode berjumlah 18 data, dan untuk
sekadar bergengsi berjumlah 11 data.
Campur Kode Akibat Penyisipan Unsur Berbentuk Kata Benda (nomina)
Campur kode netizen akibat penyisipan unsur berbentuk kata benda (nomina) yang
terdapat di kolom komentar channel YouTube Ucup Klaten periode Desember 2020
berjumlah 61. Salah satunya yaitu komentar dari Masbro Adim : semangat trus mbh, sehat
selalu, cah Tulung Agung hadir (2a_video tayangan 5 Desember 2020).
Pada komentar di atas merupakan campur kode antara bahasa Indonesia dengan
bahasa Jawa. Campur kode tersebut termasuk ke dalam bentuk campur kode berbentuk kata
yaitu kata benda (nomina). Dikatakan campur kode karena disitu terlihat jelas akun Masbro
Adim memasukkan unsur bahasa daerah (Jawa) ke dalam bahasa Indonesia pada kata mbah.
Kata mbah berasal dari bahasa Jawa yang memiliki padanan atau arti yang sama dalam
bahasa Indonesia yaitu ‘nenek’. Selain itu juga terdapat kata cah, kata cah juga berasal dari
bahasa Jawa yang berarti ‘anak’ dalam bahasa Indonesia. Data tersebut menunjukan adanya
unsur kata benda (nomina) yang menyisip ke dalam bahasa Indonesia.

Campur Kode Akibat Penyisipan Unsur Berbentuk Kata Kerja (verba)


Campur kode netizen akibat penyisipan unsur berbentuk kata kerja (verba) yang
terdapat di kolom komentar channel YouTube Ucup Klaten periode Desember 2020
berjumlah 29. Salah satunya yaitu komentar dari FF_TITTO_12 : Folow ig ku we ff_titto_06
(16a_video tayangan 5 Desember 2020).
Pada komentar di atas merupakan campur kode antara bahasa Indonesia dengan
bahasa Inggris. Campur kode tersebut termasuk ke dalam bentuk campur kode berbentuk
kata yaitu kata kerja (verba). Dikatakan campur kode karena disitu terlihat jelas akun
FF_TITTO_12 memasukkan unsur bahasa asing (Inggris) ke dalam bahasa Indonesia pada
kata follow. Kata follow berasal dari bahasa Inggris yang memiliki padanan atau arti yang
sama dalam bahasa Indonesia yaitu ‘mengikuti’. Data tersebut menunjukan adanya unsur kata
kerja (verba) yang menyisip ke dalam bahasa Indonesia.

Campur Kode Akibat Penyisipan Unsur Berbentuk Kata Sifat (adjektiva)


Campur kode netizen akibat penyisipan unsur berbentuk kata sifat (adjektiva) yang
terdapat di kolom komentar channel YouTube Ucup Klaten periode Desember 2020
berjumlah 18. Salah satunya yaitu komentar dari Yano Real : waw, ceweknya ayu, mau, mau,
mau (3a_video tayangan 5 Desember 2020.
Pada komentar di atas merupakan campur kode antara bahasa Indonesia dengan
bahasa Jawa. Campur kode tersebut termasuk ke dalam bentuk campur kode berbentuk kata
yaitu kata sifat (adjektiva). Dikatakan campur kode karena disitu terlihat jelas akun Yano
Real memasukkan unsur bahasa daerah (Jawa) ke dalam bahasa Indonesia pada kata ayu.
Kata ayu berasal dari bahasa Jawa yang memiliki padanan atau arti yang sama dalam bahasa
Indonesia yaitu ‘cantik’. Data tersebut menunjukan adanya unsur kata sifat (adjektiva) yang
menyisip ke dalam bahasa Indonesia.

Campur Kode Akibat Penyisipan Unsur Berbentuk Kata Keterangan (adverbia)


Campur kode netizen akibat penyisipan unsur berbentuk kata sifat (adjektiva) yang
terdapat di kolom komentar channel YouTube Ucup Klaten periode Desember 2020
berjumlah 2. Salah satunya yaitu komentar dari Wanti Wawan: Sukses slalu mas…salam
teko lampung (6a_video tayangan 20 Desember 2020).
Pada komentar di atas merupakan campur kode antara bahasa Indonesia dengan
bahasa Jawa. Campur kode tersebut termasuk ke dalam bentuk campur kode berbentuk kata
yaitu kata keterangan (adverbia). Dikatakan campur kode karena disitu terlihat jelas akun
Wanti Wawan memasukkan unsur bahasa daerah (Jawa) ke dalam bahasa Indonesia pada kata
teko. Kata teko berasal dari bahasa Jawa yang memiliki padanan atau arti yang sama dalam
bahasa Indonesia yaitu ‘dari’. Data tersebut menunjukan adanya unsur kata keterangan
(adverbia) yang menyisip ke dalam bahasa Indonesia.

Campur Kode Akibat Penyisipan Unsur Berbentuk Frasa Benda


Campur kode netizen akibat penyisipan unsur berbentuk frasa benda yang terdapat di
kolom komentar channel YouTube Ucup Klaten periode Desember 2020 berjumlah 9. Salah
satunya yaitu komentar dari Endang SKn : itu namanya tikus ndase ireng,,semangat semua
nya (1a_video tayangan 5 Desember 2020).
Pada komentar di atas merupakan campur kode antara bahasa Indonesia dengan
bahasa Jawa. Campur kode tersebut termasuk ke dalam bentuk campur kode berbentuk frasa
yaitu frasa nominal. Dikatakan campur kode karena disitu terlihat jelas akun Endang SKn
memasukkan unsur bahasa daerah (Jawa) ke dalam bahasa Indonesia pada tuturan ndase
ireng. Tuturan ndase ireng berasal dari bahasa Jawa yang memiliki padanan atau arti yang
sama dalam bahasa Indonesia yaitu ‘kepalanya hitam’. Data tersebut menunjukan adanya
unsur frasa nominal yang menyisip ke dalam bahasa Indonesia.
Campur Kode Akibat Penyisipan Unsur Berbentuk Frasa Kerja
Campur kode netizen akibat penyisipan unsur berbentuk frasa kerja yang terdapat di
kolom komentar channel YouTube Ucup Klaten periode Desember 2020 berjumlah 11. Salah
satunya yaitu komentar dari Ayan Ayu: Aq melu ngguyu bahagia mbah Minto, nyawang
jenengan tertawa bahagia (11c_video tayangan 17 Desember 2020).
Pada komentar di atas merupakan campur kode antara bahasa Indonesia dengan
bahasa Jawa. Campur kode tersebut termasuk ke dalam bentuk campur kode berbentuk frasa
yaitu frasa verbal. Dikatakan campur kode karena disitu terlihat jelas akun Ayan Ayu
memasukkan unsur bahasa daerah (jawa) ke dalam bahasa Indonesia pada tuturan melu
ngguyu dan nyawang jenengan. Tuturan melu ngguyu berasal dari bahasa Jawa yang
memiliki padanan atau arti yang sama dalam bahasa Indonesia yaitu ‘ikut tertawa’,
sedangkan tuturan nyawang jenengan juga berasal dari bahasa Jawa yang memiliki padanan
atau arti yang sama dalam bahasa Indonesia ‘melihat anda’. Data tersebut menunjukan
adanya unsur frasa verbal yang menyisip ke dalam bahasa Indonesia.

Campur Kode Akibat Penyisipan Unsur Berbentuk Frasa Sifat


Campur kode netizen akibat penyisipan unsur berbentuk frasa sifat yang terdapat di
kolom komentar channel YouTube Ucup Klaten periode Desember 2020 berjumlah 6. Salah
satunya yaitu komentar dari Risya isya : sehat trus mbah minto tetep semangat sukses buat
mas ucup klaten is the best (6a_video tayangan 5 Desember 2020).
Pada komentar di atas merupakan campur kode antara bahasa Indonesia dengan
bahasa Inggris. Campur kode tersebut termasuk ke dalam bentuk campur kode berbentuk
frasa yaitu frasa adjektival. Dikatakan campur kode karena disitu terlihat jelas akun Risya
isya memasukkan unsur bahasa asing (Inggris) ke dalam bahasa Indonesia pada tuturan is the
best. Tuturan is the best berasal dari bahasa Inggris yang memiliki padanan atau arti yang
sama dalam bahasa Indonesia yaitu ‘yang terbaik’. Data tersebut menunjukan adanya unsur
frasa adjektival yang menyisip ke dalam bahasa Indonesia.

Campur Kode Akibat Penyisipan Unsur Berbentuk Frasa Keterangan


Campur kode netizen akibat penyisipan unsur berbentuk frasa keterangan yang
terdapat di kolom komentar channel YouTube Ucup Klaten periode Desember 2020
berjumlah 4. Salah satunya yaitu komentar dari Ryan genduts: wah jadi pingin kaosnya made
in klaten (4a_video tayangan 20 Desember 2020).
Pada komentar di atas merupakan campur kode antara bahasa Indonesia dengan
bahasa Inggris. Campur kode tersebut termasuk ke dalam bentuk campur kode berbentuk
frasa yaitu frasa adverbia. Dikatakan campur kode karena disitu terlihat jelas akun Ryan
genduts memasukkan unsur bahasa asing (Inggris) ke dalam bahasa Indonesia pada tuturan
made in. Tuturan made in berasal dari bahasa Inggris yang memiliki padanan atau arti yang
sama dalam bahasa Indonesia yaitu ‘dibuat di’. Data tersebut menunjukan adanya unsur frasa
adverbia yang menyisip ke dalam bahasa Indonesia.

Campur Kode Akibat Penyisipan Unsur Berbentuk Baster


Campur kode netizen akibat penyisipan unsur berbentuk baster yang terdapat di
kolom komentar channel YouTube Ucup Klaten periode Desember 2020 berjumlah 16. Salah
satunya yaitu komentar dari Talia Lia: Ordernya kmna kaosnya yg ada gambar mbok ya
mas.. (1d_video tayangan 16 Desember 2020).
Pada komentar di atas merupakan campur kode antara bahasa Indonesia dengan
bahasa Inggris. Campur kode tersebut termasuk ke dalam bentuk campur kode berbentuk
baster. Dikatakan campur kode karena disitu terlihat jelas akun Talia Lia memasukkan atau
menyisipkan unsur bahasa asing (Inggris) kedalam bahasa Indonesia pada tuturan order.
Order berasal dari bahasa Inggris yang berarti ‘memesan’ dalam bahasa Indonesia, kemudian
digabungkan dengan akhiran (sufiks) –nya dari bahasa Indonesia. Penggabungan kedua unsur
tersebut menghasilkan makna ‘memesanya’ dalam bahasa Indonesia.

Campur Kode Akibat Penyisipan Unsur Berberbentuk Perulangan Kata


Campur kode netizen akibat penyisipan unsur berbentuk perulangan kata yang
terdapat di kolom komentar channel YouTube Ucup Klaten periode Desember 2020
berjumlah 10. Salah satunya yaitu komentar dari Kumala Indriati: Bgs dibuat tarik ulur terus,
mbah minto spt mau tapi malu, ato etog2 jual mahal tapi cemburu jg (6a_video tayangan 15
Desember 2020)
Pada komentar di atas merupakan bentuk campur kode berwujud perulangan kata
yang termasuk ke dalam jenis pengulangan kata seluruh, atau dapat diartikan dengan
pengulangan bentuk secara keseluruhan, tanpa berkombinasi dengan pembunuhan afiks dan
tanpa perubahan fonem. Hal ini dapat dilihat pada tuturan etog2 (etog-etog) yang
mempunyai padanan arti ‘pura-pura’ dalam bahasa Indonesia.
Campur Kode Akibat Penyisipan Unsur Berberbentuk Klausa
Campur kode netizen akibat penyisipan unsur berbentuk Klausa yang terdapat di
kolom komentar channel YouTube Ucup Klaten periode Desember 2020 berjumlah 1. Yaitu
komentar dari
Ayan Ayu: aq melu ngguyu bahagia mbah Minto, nyawang jenengan tertawa
bahagia (11c_video tayangan 17 Desember 2020).
Pada komentar di atas merupakan campur kode antara bahasa Indonesia dengan bahasa Jawa.
Campur kode tersebut termasuk ke dalam bentuk campur kode berbentuk klausa. Dikatakan
campur kode karena disitu terlihat jelas akun Ayan Ayu memasukkan atau menyisipkan unsur
bahasa daerah (Jawa) kedalam bahasa Indonesia pada tuturan aq melu ngguyu…mbah Minto,
nyawang jenengan… tuturan tersebut memiliki padanan atau arti yang sama dalam bahasa
Indonesia yaitu ‘saya ikut tertawa…nenek Minto, melihat anda…’ terlihat jelas bahwa saya
sebagai subjek (s), ikut tertawa sebagai predikat (p), melihat anda sebagai objek (o), dan
tertawa bahagia sebagai keterangan (ket).

Campur Kode ke Dalam (Inner Code Mixing)


Jenis campur kode ke dalam (inner code mixing) yang terdapat di kolom komentar
channel YouTube Ucup Klaten periode Desember 2020 berjumlah 82. Salah satunya yaitu
komentar dari Rini sumarini : Suen ra ndelo jatilan…semangat dan sukses buat TIM UK
Mas Ucup…Mas Penguk dkk Pareng sehat… Bagas…Waras…Panjang umur yo mbah
Minto (1a_video tayangan 1 Desember 2020).
Pada komentar di atas merupakan jenis campur kode ke dalam (inner code mixing). Hal
ini terlihat karena akun Rini sumarini yang menyisipkan unsur-unsur bahasa daerah (Jawa) ke
dalam tuturan bahasa Indonesia. Tuturan tersebut yaitu suen ra ndeo jatilan, yang memiliki
padanan arti ‘lama tidak melihat kuda lumping’ dalam bahasa Indonesia. Selain itu juga
terlihat pada tuturan pareng,bagas,waras,yo mbah yang memiliki padanan arti ‘diberi
keselamatan, kesehatan, iya nenek’ dalam bahasa Indonesia.

Campur Kode ke Luar (Outer Code Mixing)


Jenis campur kode ke luar (outer code mixing) yang terdapat di kolom komentar channel
YouTube Ucup Klaten periode Desember 2020 berjumlah 14. Salah satunya yaitu komentar
dari Dema Setiyawan : Penonton setia, tanpa skip2, YG SAMA COMENT DONG
(20a_video tayangan 1 Desember 2020).
Pada komentar di atas merupakan jenis campur kode ke luar (outer code mixing). Hal ini
terlihat karena akun Dema Setiyawan yang menyisipkan unsur-unsur bahasa asing (Inggris)
ke dalam tuturan bahasa Indonesia. Tuturan tersebut yaitu skip, yang memiliki padanan arti
‘melewatkan’ dalam bahasa Indonesia. Dan pada tuturan coment yang memiliki padanan arti
‘komen’ dalam bahasa Indonesia.

Campur Kode Campuran (Hybrid Code Mixing)


Jenis campur kode campuran (hybrid code mixing) yang terdapat di kolom komentar
channel YouTube Ucup Klaten periode Desember 2020 berjumlah 44. Salah satunya yaitu
komentar dari Mas nNo : wah, simbok kelingan jathilan karo konco-konco. Sehat terus ya
mbok, team uk jaga simbok tetap sehat agar terus berkarya. (4a_video tayangan 1 Desember
2020).
Pada komentar di atas merupakan jenis campur kode ke luar (hybrid code mixing).
Hal ini terlihat karena akun Mas nNo yang menyisipkan unsur-unsur bahasa daerah (Jawa) ke
dalam tuturan bahasa Indonesia. Tuturan tersebut yaitu simbok kelingan jathilan karo konco-
konco, yang memiliki padanan arti ‘nenek teringat main kuda lumping bersama teman-teman’
dalam bahasa Indonesia. Serta penyisipan unsur bahasa asing (Inggris) ke dalam bahasa
Indonesia, tuturan tersebut yaitu team, yang memiliki padanan arti ‘tim’ dalam bahasa
Indonesia.

Campur Kode Diakibatkan oleh Keterbatasan Penggunaan Kode


Campur kode diakibatkan oleh keterbatasan penggunaan kode berjumlah 18. Salah
satunya ditunjukan oleh salah satu komentar dari netizen, yaitu Djo djo: Mas Penguk sakit ya
dah beberapa episode terakhir kok bindeng…istirahat mas (17a_video tayangan 21
Desember 2020).
Pada komentar di atas termasuk peristiwa campur kode yang disebabkan oleh
keterbatasan penggunaan kode dari penutur. Hal ini dapat dilihat dari kata bindeng yang
berasal dari bahasa daerah (Jawa). Penutur memilih untuk menggunakan kata bindeng karena
tidak mengerti padanan kata dalam bahasa Indonesia. Kata bindeng memiliki arti ‘sengau’
dalam bahasa Indonesia.

Campur Kode Diakibatkan oleh Keterbatasan Penggunaan Istilah yang Lebih Populer
Campur kode diakibatkan oleh penggunaan istilah yang lebih populer berjumlah 60.
Salah satunya ditunjukan oleh salah satu komentar dari netizen, yaitu aditya dwi : Piye mas
kok viewermu soyo medun? Ttp semangat tim uk (16a_video tayangan 1 Desember 2020).
Pada komentar di atas termasuk peristiwa campur kode yang disebabkan oleh penggunaan
istilah yang lebih populer. Hal ini dapat dilihat dari penyisipan kata viewer yang berasal dari
bahasa asing (Inggris). Penutur memilih untuk menggunakan kata viewer karena dianggap
lebih populer khususnya di dunia maya. Kata viewer memiliki padanan arti ‘penonton’ dalam
bahasa Indonesia.

Campur Kode Diakibatkan oleh Fungsi dan Tujuan


Campur kode diakibatkan oleh fungsi dan tujuan berjumlah 79. Salah satunya
ditunjukan oleh salah satu komentar dari netizen, yaitu Bang jhon : Nguri uri langgam jowo,
mbah minto sehat terus ya,, jahe merahe ojo lali mbah.. (12a_video tayangan 1 Desember
2020).
Pada komentar di atas termasuk peristiwa campur kode yang disebabkan oleh adanya
fungsi dan tujuan. Akun Bang jhon dalam tuturannya bertujuan untuk mengingatkan, yaitu
mengingatkan nenek Minto untuk mengkonsumsi jahe merah agar badan sehat, hal ini terlihat
pada tuturan ojo lali mbah tuturan tersebut berasal dari bahasa daerah (Jawa) yang
mempunyai padanan arti ‘jangan lupa nek’ dalam bahasa Indonesia.

Campur Kode Diakibatkan Untuk Sekadar Bergengsi


Campur kode diakibatkan untuk sekadar bergengsi berjumlah 11. Salah satunya
ditunjukan oleh salah satu komentar dari netizen, SRI HARIYANTI : Blessed evening from
Hong kong nyiimmaakk salam sehat untuk Ucup Klaten Beautiful contain (3a_video
tayangan 9 Desember 2020).
Pada komentar di atas termasuk peristiwa campur kode yang disebabkan oleh sekadar
bergengsi. Akun SRI HARIYANTI menyisipkan unsur bahasa asing (Inggris) ke dalam
tuturannya, yaitu pada kata blessed evening from Hongkong yang memiliki arti ‘malam yang
diberkati’ dalam bahasa Indonesia, serta pada tuturan beautiful content yang memiliki arti
konten yang bagus. Penutur melakukan campur kode karena ingin sekadar bergengsi kepada
para netizen lain, bahwa ia sekarang sedang berada di Hongkong, maka ia menyisipkan unsur
bahasa asing ke dalam tuturannya.

SIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam kolom komentar
channel YouTube Ucup Klaten periode Desember 2020 ditemukan lima bentuk campur kode
yaitu penyisipan unsur-unsur yang berbentuk kata, penyisipan unsur-unsur yang berbentuk
frasa, penyisipan unsur-unsur yang berbentuk baster, penyisipan unsur berupa perulangan
kata, dan penyisipan unsur-unsur yang berbentuk klausa. Campur kode yang ditemukan
tersebut berupa penyisipan unsur kata dari bahasa daerah (Jawa) dan bahasa asing (Inggris
dan Belanda), namun yang mendominasi yaitu penyisipan berupa unsur bahasa Jawa. Jumlah
data yang mendominasi dari bentuk campur kode yaitu bentuk campur kode yang berupa
penyisipan unsur yang berbentuk kata dengan jumlah 110 data, sementara bentuk campur
kode yang paling sedikit yaitu bentuk campur kode yang berupa penyisipan unsur yang
berbentuk klausa ditemukan hanya 1 data. Jenis campur kode ditemukan tiga jenis, yaitu
campur kode ke dalam (inner code mixing), campur kode ke luar (outer code mixing), dan
campur kode campuran (hybrid code mixing). Jumlah data yang paling banyak yaitu jenis
campur kode ke dalam dengan jumlah 82 data, dan yang paling sedikit yaitu jenis campur
kode ke luar dengan jumlah 16 data. Faktor penyebab campur kode ditemukan empat faktor,
yaitu keterbatasan penggunaan kode, penggunaan istilah yang lebih populer, fungsi dan
tujuan, dan untuk sekadar bergengsi. Jumlah data yang paling banyak yaitu faktor campur
kode akibat fungsi dan tujuan dengan jumlah 79 data, dan yang paliing sedikit yaitu faktor
campur kode untuk sekadar bergengsi dengan jumlah 11 data.
Merujuk pada penelitian ini, peneliti memberikan beberapa saran yang berkaitan
dengan hasil penelitian. Saran-saran tersebut peneliti uraikan di bawah ini:
Fenomena kebahasaan warga dunia maya (netizen) masih sangat potensial sebagai lahan
penelitian sosiolinguistik, yaitu antara lain (1) alih kode, dan (2) interferensi bahasa. Selain
itu juga berpotensial sebagi lahan penelitian ilmu kebahasaan lainnya, yaitu tentang kesalahan
penggunaan ejaan dalam tulisan. Maka kepada para peneliti dan pemerhati masalah bahasa
serta sebagai pihak yang dapat memanfaatkakan hasil penelitian ini, disarankan
permasalahan-permasalahan tersebut dapat menjadi referensi untuk dilakukan penelitian
lanjutan.

REFERENSI
Aslinda dan Leni Syafyahya. 2010. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: Refika Aditama.

Dewi, J.P. 2014. Campur Kode Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Karangan Narasi
Siswa Kelas X MA (Madrasah Aliyah) Jabal Nur Cipondoh, Tangerang. (skripsi).
Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

Haryono, Cosmas Gatot. 2020. Ragam Metode Penelitian Kualitatif Komunikasi. Sukabumi:
CV Jejak.
Inderasari, Elen., Ferdian Achsani, dan Bini Lestari. 2019. Bahasa Sarkasme Netizen dalam
Komentar Akun Instagram Lambe Turah. Jurnal Semantik, 8(1): 38

Kindarto,A.2008. Belajar Sendiri YouTube Menjadi Mahir Tanpa Guru. Jakarta: PT Elex
Media Komputerindo.

Nugroho, Adi. 2011. Alih Kode dan Campur Kode pada Komunikasi Guru-Siswa di SMA
Negeri 1 Wonosari Klaten. (skripsi). Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Rusmina,S.H. 2018. Etika Komunikasi Verbal Netizen dalam Penggunaan Ruang Publik
pada Kolom Komentar Serambinews.com. (skripsi). Banda Aceh: Universitas Islam
Negeri Ar-Raniry.

Suandi, Nengah. 2014. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa Pengantar Penelitian Wahana
Kebudayaan Secara Linguistis. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.

Warisman. 2014. Sosiolinguistik: Teori dan Aplikasinya dalam Pembelajaran. Malang:


Universitas Brawijaya Press.

You might also like