You are on page 1of 15

TANGGUNG JAWAB NEGARA TERHADAP PEMENUHAN HAK YANG

DIMILIKI LANJUT USIA (LANSIA) DITINJAU DARI UNDANG-


UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1998
TENTANG KESEJAHTERAAN LANJUT USIA (LANSIA)
DALAM PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA

Oleh : Clara Izati Putri


Pembimbing 1 : Dr. Emilda Firdaus, S.H., M.H
Pembimbing 2 : Dr. Dessy Artina, S.H., M.H
Alamat : Jln. Letjen Sparman No 53D
Email :claraizati07@gmail.com - Telepon : 081233404681

ABSTRACT
Increasing the number of elderly population (60 years and over) every year
continues to increase. This condition causes many elderly people who experience
social violence and violations of the rights of the elderly. One form of human
rights violations possessed by the elderly is neglect by families, people around or
the community who no longer pay attention to the elderly. This should receive
special attention from the government in order to realize the welfare of the elderly
as expected in Law No. 13 of 1998 concerning Elderly Welfare by providing
social protection for the elderly. Social protection is a human right that is owned
by every citizen. The government in particular has formulated various regulations
aimed at the welfare of its people in Act Number 11 of 2009 concerning Social
Welfare. But the fact is, until now there has not been formed a special role from
the government in helping neglected elderly get their social welfare, so it can be
said that legal protection for neglected elderly people in Indonesia is still vague.
This type of research can be classified in normative juridical research, because
this research is carried out by examining secondary data and approaches to the
law, this normative study examines applicable regulations and relates to the
human rights of the elderly. Source of data used are primary data, secondary
data, tertiary data, data collection techniques in this study are normative
juridical, the data used is literature studyThe results of the study conducted by the
author are the role of government or society in realizing the welfare of the elderly
is still very weak. This is evidenced by the increasing number of neglect of the
elderly themselves. Therefore, to realize the welfare of the elderly as expected by
the welfare state (walfare state), the government must take concrete actions in
fulfilling the elderly rights that have been regulated in Law No. 13 of 1998
concerning elderly welfare. In an effort to provide protection and fulfillment of
the right to the elderly, the government must work extra. One of them is by
updating the law governing the elderly so that it can be applied in modern times.

Keywords: elderly, neglect of elderly, violation of elderly rights.

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII No 2 Juli – Desember 2020 Page 1
PENDAHULUAN Terungkapnya kasus-kasus
tersebut membuktikan bahwa tidak
A. Latar Belakang Masalah terpenuhinya hak-hak lansia
sebagaimana yang dimaksud dalam
Indonesia sebagai Negara pasal 5 ayat (2) huruf g berbunyi
hukum telah tegas tercantum di perlindungan sosial dan huruf h
dalam konstitusi sebagai hukum bantuan sosial Undang-Undang No
tertinggi (The highest law).1 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan
Penegasan bahwa Indonesia adalah lanjut usia. Dalam pasal 5 ayat (3)
Negara hukum secara konstitusional dan (4) juga menjelaskan mengenai
dinyatakan dalam Undang-Undang lanjut usia potensial dan tidak
Dasar 1945 yang menyatakan bahwa potensial yang mendapatkan dan
Negara Republik Indonesia adalah tidak mendapatkan kemudahan
Negara yang berdasarkan atas terhadap hak hak yang diatur
hukum. Oleh sebab itu dapat didalam pasal 5 ayat (2). Tidak
dikatakan bahwa dalam Undang dijelaskannya lanjut usia potensial
Undang Dasar yang berlaku saat ini, dan tidak potensial didalam undang-
Indonesia telah dinobatkan sebagai undang ini menyebabkan kekeliruan
Negara hukum demokratis atau terhadap penafsiran pasal-pasal yang
Democratic governance.2 acap ada didalam Undang –Undang No 13
dipahami atas tiga ruang yang tahun 1998 tentang kesejahteraan
dicangkupnya: Good governance, lanjut usia. Hal ini seharusnya
Hak Asasi Manusia (HAM) dan mendapat perhatian dari pemerintah
Demokrasi. pusat dan pemerintah daerah untuk
merevisi undang-undang
Pada masa modern ini
kesejahteraan lansia dan
seorang lanjut usia yang tidak
mengoptimalkan perlindungan
mampu membiayai hidupnya sendiri
terhadap lanjut usia
keberadaannya dalam keluarga
anak,dapat mengganggu kehidupan Menurut penulis Undang-
keluarga anak ekonominya, Undang Republik Indonesia No 13
privasinya, kasih sayang yang tahun 1998 tentang Kesejahteraan
terbagi, dan mungkin masalah Lansia sudah tidak relevan untuk
kepengaruhan rumah tangga karna digunakan sebagai perlindungan
turut campurnya orang tua dalam hukum terhadap lanjut usia (lansia)
urusan keluarga anak.3 yang ada di Indonesia. Undang-
Undang tersebut membutuhkan
beberapa pasal tambahan untuk
1
Lihat, pasal 1 ayat (3) Undang Undang melibatkan peran pemerintah daerah
Dasar Negara Republik indonesia tahun sehingga terintegrasi mulai dari pusat
1945. hingga daerah dan perubahan-
2
Ahmad Syahrizal, peradilan konstitusi perubahan lain untuk
suatu studi tentang adjudikasi konstitusional mengoptimalisasikan aturan aturan
sebagai mekanisme penyelesaian sengketa
normative, pradnya pramita, Jakarta, 2006. yang ada didalamnya. Selain karna
Hlm. 98
3
Singarimbun, Masri. 1988 , di Indonesia, Prisma, No. 3 tahun 2017, hlm.
Pencapaian Program Keluarga Berencana 3

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII No 2 Juli – Desember 2020 Page 2
Undang-Undang tersebut merupakan C.Tujuan Dan Kegunaan
Undang-Undang lama yang tidak ada Penelitian
pembaruan dari tahun ke tahun dan
pasal-pasal yang ada didalam 1) Tujuan Penelitian
Undang-Undang tersebut juga tidak
tegas dalam melindungi hak hak a. Untuk menganalisis Undang-
yang dimiliki oleh masyarakat lansia Undang Republik Indonesia No
di Indonesia. 13 tahun 1998 tentang
kesejahteraan lanjut usia (lansia)
Sehingga terjadilah masalah dan tanggung jawab Negara
masalah pelanggaran hak asasi terhadap perlindungan hukum
manusia (HAM) dan penelantaran lansia.
terhadap lansia. Oleh karena itu b. Untuk mengetahui bentuk ideal
penulis tertarik untuk melakukan pengaturan Hukuman bagi pelaku
penelitian terhadap permasalahan ini pelanggaran hak hak asasi
dengan judul “Tanggung jawab manusia yang dimiliki orang
Negara terhadap pemenuhan hak lanjut usia (lansia) di Indonesia.
yang dimiliki lanjut usia (Lansia)
ditinjau dari Undang-Undang 2) Kegunaan Penelitian
Republik Indonesia no 13 tahun
1998 tentang kesejahteraan lanjut Adapun manfaat yang diharapkan
usia (Lansia) dalam perspektif Hak dari penelitian ini adalah sebagai
Asasi Manusia” berikut:

B. Rumusan Masalah a. Sesuai dengan ketentuan yang


1. Bagaimanakah Tanggung jawab berlaku pada setiap perguruan
Negara terhadap pemenuhan hak tinggi yaitu sebagai syarat dalam
yang dimiliki lanjut usia (lansia) menempuh ujian akhir untuk
ditinjau dari Undang-Undang memperoleh gelar Sarjana Hukum
Republik Indonesia Nomor 13 tahun di Fakultas Hukum Universitas
1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Riau.
Usia (lansia) dalam perspektif Hak b. Untuk mengembangkan ilmu
Asasi Manusia? hukum secara khusus dalam hal
2. Bagaimanakah konsep ideal model pengujian undang-undang
Tanggung jawab Negara terhadap di Negara Indonesia.
pemenuhan hak bagi lanjut usia c. Sebagai bahan pertimbangan bagi
(lansia) ditinjau dari Undang-Undang penelitian selanjutnya, khususnya
Republik Indonesia Nomor 13 tahun dalam penelitian yang sama.
1998 tentang Kesejahteraan Lanjut
Usia (lansia) guna mewujudkan D. Kerangka Teori
negara kesejahteraan (Walfare 1. Teori Hak Asasi Manusia
State)? (HAM)

Deklarasi Universal Hak


Asasi Manusia (DUHAM)
merupakan standar umum bagi

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII No 2 Juli – Desember 2020 Page 3
peningkatan penghormatan atas hak negara untuk mengelola semua
dan kebebasan manusia agar lebih sumber daya yang ada demi
bermartabat dan dilindungi yang mencapai salah satu tujuan negara
berlandaskan pada keadilan, yaitu meningkatkan kesejahteraan
kebebasan serta kedamaian.4 rakyatnya. Cita-cita ideal ini
Argumen lain menyatakan bahwa kemudian diterjemahkan dalam
hak asasi manusi dalam DUHAM sebuah kebijakan yang telah
mencerminkan nilai-nilai bangsa dikonsultasikan kepada publik
Eropa bukan bangsa Asia.5 sebelumnya dan kemudian dapat
dilihat apakah sebuah negara betul-
Nilai-nilai HAM seharusnya betul mewujudkan kesejahteraan
diterapkan secara menyeluruh warga negaranya atau tidak. Masalah
disegala lapisan masyarakat sehingga kemiskinan dan kesehatan
segala bentuk diskriminasi rasial, masyarakat merupakan sebagian dari
seksual dan abilitas benar-benar banyak masalah yang harus segera
mendapat perhatian yang memadai, direspons oleh pemerintah dalam
terutama terkait dengan perlindungan penyusunan kebijakan kesejahteraan8
terhadap penyiksaan dan perlakuan
tidak manusiawi merendahkan harkat Negara kesejahteraan harus
dan martabat.6 Di sisi lain pandangan menjamin keadilan distributif bagi
awam yang terlalu menyederhanakan seluruh masyarakat. Keadilan
HAM perlu pula diluruskan7 distributif ialah menuntut pentingnya
distribusi yang sifatnya adil atas
2. Teori Negara Kesejahteraan semua kesempatan, peranan,
(welfare state) kedudukan serta manfaat-manfaat
atau nilai-nilai sosial asasi yang
Ide dasar konsep negara terdapat di dalam masyarakat.9
kesejahteraan berangkat dari upaya
E. Kerangka Konseptual
4
Emilda Firdaus, “implementasi
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2004 1. Tanggung Jawab adalah keadaan
tentang penghapusan kekerasan dalam dimana wajib menanggung segala
rumah tangga dikota batam”, jurnal hukum sesuatu, sehingga berkewajibang
IUS QUIA IUSTUM,No1 Vol 21 januari
mananggung, memikul jawab,
2014, hlm139-154
5
Joyce Chia & Justin Susan Kenny, menanggung segala sesuatunya atau
“The Children of Mae La: Reflection on memberikan jawab dan menanggung
Regional Rulligee Cooperation”’ akibatnya.10
Melbourine Journal of international law,
Vol 13 No.3 November 2012, hlm 845.
6 8
Herlina Lambert, “Protection Againts Oman Sukmana, ” Konsep dan Desain
Refonlement From Europe : Human Rights Negara Kesejahteraan ( Welfare State )”
Law Comes to the Rescue”, Cambridge Jurnal Sospol, Vol 2 No.1 (Juli-Desember
University Press, Vol 48 Maret 2019, hlm 2016), Hlm 109
9
515.,Diunduh dari: Dessy Artina, “Keterwakilan politik
https://1next,westlaw.com/document. perempuan dalam pemilu legislatif Provnsi
7
Kurniawan kunto yuliarso “Hak Asasi Riau priode 2014-2019”, jurnal hukum IUS
Manusia (HAM) di Indonesia:menuju QUIA IUSTUM, No.1 Vol 23 Januari 2016,
Democratic governance” jurnal ilmu sosial Hlm 129
10
dan politik vol, no 3 maret 2005 hlm 295. KBBI (kamus besar bahasa indonesia)

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII No 2 Juli – Desember 2020 Page 4
2. Negara adalah suatu organisasi
atau lembaga tertinggi dari kelompok F. Metode Penelitian
masyarakat yang terdiri dari
sekumpulan orang di wilayah 1. Jenis Penelitian
tertentu, memiliki cita-cita untuk
Jenis penelitian yang
hidup bersama, serta memiliki sistem
digunakan penulis adalah penelitian
pemerintahan yang berdaulat.
hukum normatif atau yang dikenal
3. Hukum adalah perintah dari
dengan istilah “legal research”.14
mereka yang memegang kekuasaan
Penelitian ini menggunakan
tertinggi atau dari yang memegang
pendekatan yuridis normatif yang
kedaulatan. Kemudian hukum yang
artinya menemukan-kebenaran
dibebankan untuk mengatur makhluk
koherensi, yaitu adakah aturan
berpikir, perintah mana dilakukan
hukum sesuai norma hukum dan
oleh makhluk berpikir yang
adakah norma yang berupa perintah
memegang dan mempunyai
atau larangan itu sesuai dengan
kekuasaan.11
prinsip hukum serta apakah tindakan
4. Lanjut usia (lansia) adalah
(act) seseorang sesuai dengan norma
seseorsng yang telah mencapai usia
hukum (bukan hanya sesuai dengan
60 tahun (enam puluh tahun)
aturan hukum) atau prinsip hukum.15
keatas.12
Penelitian ini akan mengkaji pokok
5. Undang-Undang adalah suatu
permasalahan sesuai dengan ruang
peraturan hukum atau peraturan
lingkup dan identifikasi masalah
perundang-undangan yang dibuat
melalui pendekatan undang-undang
oleh DPR dengan persetujuan
(Statute approach) dilakukan dengan
bersama presiden yang aturannya
menelaah peraturan perundang-
mengikat seluruh warga Negara
undangan dan regulasi yang
Indonesia.
bersangkut paut dengan isu hukum
6. Hak asasi manusia adalah
yang sedang diteliti.16
seperangkat hak yang melekat pada
hakikat manusia sebagai makhluk
tuhan yang maha esa dan merupakan 2. Sumber Data
anugerahnya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh Dalam penelitian hukum
negara hukum, pemerintahan, dan normatif sumber datanya adalah data
setiap orang, demi kehormatan serta sekunder. Yang diperoleh peneliti
perlindungan harkat dan martabat dari berbagai kepustakaan serta
manusia13
Sosial Budaya, Ghalia Indonesia, Bogor
Selatan: 2007, hlm. 7
11 14
Suteki, dan Galang Taufani, Peter Mahmud Marzuki,
Metodologi Penelitian Hukum (Filsafat, PenelitianHukum, EdisiRevisi, Kencana,
Teori, dan Praktik)”Depok, Rajawali Pers, Jakarta: 2013, hlm. 47
15
2018, hlm. 107 Andi Sofyan dan Abdul Asis, Hukum
12
Undang-undang Republik Indonesia Acara Pidana Suatu Pengantar, Fajar
No 13 tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Interpratama Mandiri. Jakarta: 2014. Hlm 47
16
lanjut usia Burhan Asshofa, Metode Penelitian
13
A. Masyhur Effendi dan Taufani Hukum, Rineka Cipta, Jakarta, 2010,
Sukmana Evandri, HAM Dalam Dimensi hlm.133

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII No 2 Juli – Desember 2020 Page 5
peraturan perundang-undangan, sejenisnya yang berfungsi
yurisprudensi yang berkaitan dengan mendukung bahan hukum primer dan
permasalahan penelitian ini, yang bahan hukum sekunder seperti
terdiri dari : Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), internet dan sebagainya.
1) Bahan hukum primer, Bahan
Hukum Primer Merupakan bahan 3. Tektnik Pengumpulan Data
hukum yang mempunyai otoritas
(autoritatif).17 Bahan yang terdiri Dalam pengumpulan data ini
dari peraturan perundang-undangan menggunakan teknik penelitian
seperti: hukum normatif. Maka dalam
metode pengumpulan data yang
a. Undang-undang Dasar Negara digunakan adalah studi kepustakaan.
Republik Indonesia tahun 1945. Studi kepustakaan adalah teknik
b. Undang-undang Republik pengumpukan data dengan
Indonesia Nomor 13tahun 1998 mengadakan studi penelaahan
tentang kesejahteraan lanjut usia terhadap buku, literatur-literatur,
(lansia). catatan dan laporan mengenai kasus
c. Undang-Undang Republik yang terjadi berdasarkan
Indonesia Nomor 39 Tahun permasalahan di atas. Bahan pustaka
1999 Tentang Hak Asasi dapat berupa bahan primer atau
Manusia. bahan sekunder, dimana kedua bahan
2) Bahan hukum sekunder, Bahan tersebut mempunyai karakteristik
hukum sekunder, yaitu bahan hukum dan jenis yang berlainan.20
yang memberikan penjelasan bahan
hukum primer, seperti rancangan 4. Analisis Data
undang-undang, hasil-hasil
penelitian, pendapat para pakar, Dalam penelitian ini analisis
buku, artikel, serta laporan artikel.18 data yang digunakan adalah analisis
secara kualitatif. Bentuk penelitian
3) Bahan hukum tersier, Bahan kualitatif memusatkan perhatian pada
hukum tersier, yaitu bahan hukum prinsip-prinsip umum yang
yang memberikan petunjuk atau mendasari perwujudan satuan-satuan
penjelasan terhadap bahan hukum gejala yang ada dalam kehidupan
primer dan sekunder, misalnya manusia atau pola-pola yang
kamus hukum, indeks komulatif, dan berlaku.21 Analisis kualitatif
lainnya.19 Bahan hukum tersier merupakan tata cara penelitian yang
diperoleh dari ensiklopedia dan menghasilkan data deskriptif, yaitu
apa yang dinyatakan tertulis.22 Yakni
17
Zainuddin Ali, Metode Penelitian
pemaparan kembali dengan kalimat
Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2014, hlm.
20
47 Bambang Waluyo, Penelitian Hukum
18
Burhan Ashshofa, metode penelitian dan Praktek, Cetakan Ketiga, Sinar Grafika,
Hukum, PT . Rhineka Cipta, Jakarta: 1996, Jakarta :2002, hlm 50
21
hlm.103. Burhan Ashshofa, Op.cit, hlm.20-21
19 22
Soerjono Soekanto, Pengantar Soerjono Soekanto, Pengantar
Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta: 2006, Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta,
hlm. 50 2010,,hlm.32

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII No 2 Juli – Desember 2020 Page 6
yang sistematis untuk dapat dapat kita lihat disetiap sudut
memberikan gambaran secara jelas kehidupan, dari kelahiran hingga
atas permasalahan yang ada pada kematian seseorang. Bayi yang lahir
akhirnya dinyatakan dalam bentuk memerlukan surat kelahiran yang
deskriptis analisis. dikeluarkan oleh Negara. Surat
kelahiran ini akan mempermudah
Kemudian penulis menarik seseorang dalam mengurus surat
suatu kesimpulan secara deduktif, surat penting, salah satunya untuk
yaitu menarik kesimpulan dari hal- membuat KTP yang akan digunakan
hal yang bersifat umum kepada hal- sebagai identitas seseorang. Begitu
hal yang bersifat khusus. Dimana juga ketika seseorang telah
dalam mendapatkan suatu meninggal dunia, seseorang itu juga
kesimpulan dimulai dengan melihat masih harus berurusan dengan
faktor-faktor yang nyata dengan Negara. meskipun bukan orang yang
penarikan suatu-kesimpulan yang bersangkutan yang akan
juga merupakan fakta dimana kedua menyelesaikan urusannya, tetapi
fakta tersebut dijembatani oleh teori- keluarga harus melaporkan kematian
teori.23 orang tersebut dan dicatat oleh
Negara.25
Dalam penulisan skripsi ini
penulis juga menggunakan metode Selain urusan-urusan
analisis isi (content analisys). administrasi, Negara menjalankan
Adapun arti dari analisi ini adalah berbagai macam tugas, seperti
penelitian yang bersifat pembahasan menjaga ketertiban dan keamanan,
mendalam terhadap isi suatu menyelenggarakan perekonomian,
informasi tertulis atau tercetak dalam menyelenggarakan pertahanan dan
sebuah peraturan perundang- lain sebagainya yang menjadi
undangan, litelatur/buku, dan media tanggung jawab Negara.26
massa.24
TINJAUAN PUSTAKA 2. Tanggung jawab Negara

A. Tinjauan Umum Tanggung Jawab Perlidungan bagi setiap warga


Negara Negara merupakan tanggung jawab
1. Hubungan Negara dan yang harus dipenuhi oleh suatu
Masyarakat Negara. begitu juga Negara
Indonesia yang bertanggung jawab
Negara dan masyarakat selalu melindugi setiap warga negaranya
dalam keadaan berinteraksi. dimanapun berada. Hal ini sesuai
Hubungan masyarakat dan Negara dengan pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia
23
Aslim Rasyad, Metode Ilmiah: Tahun 1945 Alinea ke 4 (empat).
Persiaoan Bagi Peneliti, UNRI Press,
Pekanbaru: 2005, hlm 20
24
25
http://massofa.wordpress.com/2008/01/28/m I wibowo, Negara dan masyarakat,
etode-analisi-isi-realibilitas-dan-validasi- gramedia pustaka utama, Jakarta, 2000, Hlm
dalam-metode-penelitian-komunikasi/20-12- 2.
26
20017, diakses, tanggal, 01 Oktober 2019 Ibid Hlm 3

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII No 2 Juli – Desember 2020 Page 7
Latar belakang timbulnya kepada penduduk lanjut usia yang
tanggung jawab Negara (state bertujuan untuk memperpanjang usia
responcibility) dalam hukum yaitu harapan hidup dan masa produktif,
tidak ada satu pun dapat menikmati terwujudnya kemandirian dan
hak-haknya, tanpa menghormati hak- kesejahteraannya, terpeliharanya
hak yang hidup dan berkembang di nilai budaya dan kekerabatan bangsa
Negara lain. Hukum tentang Indonesia serta lebih mendekatkan
tanggung jawab Negara adalah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.29
hukum mengenai kewajiban Negara
yang timbul manakala Negara, telah B. Tinjauan Umum Lanjut Usia
atau tidak melakukan tindakan.27
1. Pengerian lanjut usia dan lanjut
3. Tanggung jawab Negara usia terlantar
terhadap kesejahteraan lanjut
usia Di Indonesia, pemerintah
melalui Undang-Undang No 13
Berkenaan dengan hal tersebut, Tahun 1998 tentang Kesejahteraan
amanah untuk melindungi kaum Lanjut Usia dalam pasal 1 ayat 2
lansia sebagaimana diatur dalam menyatakan bahwa yang disebut
Undang-Undang Dasar Negara lanjut usia adalah seseorang yang
Republik Indonesia tahun 1945 pada telah mencapai usia 60 tahun
pasal 34 ayat 2 dan 3, bahwa : keatas.30 Pengertian ini telah menjadi
pengertian umum tentang lanjut usia.
(2) Negara mengembangkan sistem
jaminan sosial bagi seluruh rakyat Lanjut usia terlantar
dan memberdayakan masyarakat merupakan lansia yang mengalami
yang lemah dan tidak mampu sesuai hambatan dan menikmati masa
dengan martabat kemanusiaan. tuanya karena faktor-faktor dari
keluarga dan lingkungannya.
(3) Negara bertanggung jawab atas
penyediaan fasilitas pelayanan 2. Standar Pelayanan Sosial dalam
kesehatan dan fasilitas pelayanan Panti jompo
umum yang layak.28
Pelayanan sosial bagi lansia
Sejalan dengan itu, secara ditujukan untuk meningkatkan
lebih eksplisit Undang-Undang kesejahteraan sosial yang mayoritas
Nomor 13 tahun 1998 tentang sudah tidak dapat memenuhi
kesejahteraan lanjut usia, juga telah kebutuhannya sendiri, karena kondisi
mengamanahkan perlidungan dan fisik yang semakin lemah terlebih
peningkatan kesejahteraan sosial bagi lansia yang tergolong dalam
kategori terlantar.Implementasi
27 pelayanan sosial bagi lansia terlantar
Muhammad heikal daudy, “tanggung
jawab Negara terhadap pelarangan
menyeluruh ranjau anti-personel di
29
indonesia dalam konflik bersenjata di aceh” UU RI No. 13 tahun 1998 tentang
jurnal ilmu hukum, vol.2, no 60, agustus kesejahteraan lanjut usia
30
2013, hlm 252. Undang-Undang No 13 tahun 1998
28
UUD 1945 Pasal 32 ayat 2 dan 3. tentang Kesejahteraan Lanjut Usia.

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII No 2 Juli – Desember 2020 Page 8
merupakan wujud nyata agar intelektual, lembaga-lembaga
kesejahteraan sosial terwujud. swadaya masyarakat, dan pemerintah
merupakan suatu gejala yang wajar
Pelayanan sosial dalam panti sehubungan dengan faktor-faktor
bagi lansia terlantar merupakan yang sangat berpengaruh pada
bentuk sistem pelayanan sosial atau persepsi dan realisasi hak-hak
sebagai primary setting. Pelayanan manusia, yaitu tingkat perkembangan
sosial yang diberikan sebagai sosial, ekonomi, politik dan
jawaban terhadap tuntutan kebutuhan budayanya.
dan masalah yang dialami
masyarakat sebagai akibat perubahan 3. Hak Asasi Warga Negara dan
masyarakat sendiri. Pelayanan sosial Hak Asasi Lanjut Usia Di
dalam panti mempunyai tujuan agar Indonesia
lansia terpenuhi kebutuhan hidup, di
hari tuanya dalam keadaan tentram Lansia memiliki kebutuhan
lahir dan batin, dapat menjalani sebagaimana individu pada
proses penuaannya dengan sehat, dan umumnya, yaitu kebutuhan dasar,
mandiri.31 psikis, sosial, dan spiritual.
Kebutuhan dasar manusia meliputi
C. Tinjauan Umum Tentang Hak pangan, sandang, tempat tinggal,
Asasi Manusia kesehatan, pendidikan.
Perlindungan Sosial Lansia
1. Sejarah Hak Asasi Manusia Terlantar dilaksanakan dengan tujuan
untuk memenuhi hak-hak lansia
Hak asasi manusia (HAM) sebagaimana tercantum dalam
pada dasarnya ada sejak manusia Undang-Undang No. 13 Tahun 1998
dilahirkan, karena hak tersebut tentang Kesejahteraan Lansia setiap
melekat sejak keberadaan manusia orang memiliki kebutuhan hidup.33
itu sendiri. Akan tetapi persoalan hak Hak-hak yang dimiliki lanjut usia
asasi manusia baru mendapat telah tertuang didalam pasal 5 ayat
perhatian ketika (1) sampai (4) UU No 13 tahun 1998
mengimplementasikannya dalam tentang kesejahteraan lanjut usia.
kehidupan bersama manusia.32
Di Indonesia sendiri, HASIL PENELITIAN DAN
kebangkitan kepedulian terhadap PEMBAHASAN
perlindungan hak-hak asasi manusia
di kalangan khalayak, kaum A. Tanggung Jawab Negara
Terhadap Pemenuhan Hak yang
31
Di miliki Lanjut Usia (Lansia)
Elly Kuntjorowati, “Nyaman dan Ditinjau dari Undang-Undang
Tentram di Rumah Pelayanan Lanjut Usia
Comfortable and Peaceful at Budi Dharma
Republik Indonesia Nomor 13
ElderlyHome Service”, jurnal PKS, vol 16,
33
No 2, juni 2017, hlm 212. Lia Shafira Arlianty dkk, “Analisis
32
Ahmad Kosasih, HAM dalam Relevansi Program Dan Pelaksanaan
perspektif Islam; menyingkap persamaan Pelayanan Lansia di Balai Perlindungan
dan perbedaan antara islam dan barat, Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung”,
Edisi pertama, salemba diniyyah, Jakarta, Jurnal FamillyEdu, Vol 1, No 1, April 2015,
2003, hlm 20. Hlm 9.

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII No 2 Juli – Desember 2020 Page 9
tahun 1998 Tentang Kesejahteraan warga secara legal mendapat tempat
Lanjut Usia (Lansia) dalam yang terpandang dan dijamin oleh
Perspektif Hak Asasi Manusia. undang-undang. Undang-Undang
Kondisi lanjut usia yang Dasar 1945 secara kukuh dan teduh
berisiko, salah satunya kesehatan menempatkan lansia dalam
yang menurun menyebabkan lanjut perlindungan dan pemenuhan
usia memerlukan perhatian terhadap kebutuhan. Pasal 28 ayat 3 UUD 45
kesehatannya. Namun kebutuhan menyatakan bahwa “tiap orang
lanjut usia tidak hanya sebatas berhak atas jaminan sosial yang
perawatan medis atau kesehatan saja, memungkinkan pengembangan
melainkan kebutuhan sosial, dirinya secara utuh sebagai manusia
ekonomi serta kebutuhan psikologis bermartabat”.36
harus dipenuhi. Pemenuhan
kebutuhan fisik dan mental ini perlu Penelantaran terhadap lanjut
dijaga agar lanjut usia selalu merasa usia ini jelas telah melanggar hak-
dalam kesehatan fisik dan mental hak lansia. Undang-Undang Nomor
yang baik.34 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Negara Indonesia dalam Manusia. Menjelaskan mengenai
memenuhi hak-hak lansia demi jaminan sosial terhadap lanjut
meningkatkan kesejahteraan lanjut usia, antara lain dalam Pasal 41, dan
usia bertanggung jawab dalam 42. Pada Pasal 41 ayat 1 dalam
memberikan perlindungan sosial bagi undang-undang ini dinyatakan bahwa
lanjut usia. Perlindungan bagi lansia setiap warga negara berhak atas
dapat diklasifikasikan menjadi 3 jaminan sosial yang dibutuhkan
kelompok yaitu perlindungan untuk hidup layak serta untuk
keuangan, perlindungan non- perkembangan pribadinya sacara
keuangan, dan active aging.35 utuh. Pada ayat 2 undang-undang ini
Namun kesejahteraan manusia lanjut menyatakan setiap, orang yang
usia telah menjadi masalah yang berusia lanjut, penyandang
harus mendapat perhatian disabilitas, wanita hamil, dan anak-
pemerintah, harus adanya kebijakan anak, berhak memperoleh
sosial yang berpihak kepada lansia, kemudahan dan perlakuan khusus.
baik yang dilakukan oleh pemerintah
pusat maupun daerah. Pada kenyataannya perlindungan
terhadap hak-hak lanjut usia belum
Salah satu tanggung jawab terpenuhi sehingga masih
Negara terhadap lanjut usia adalah banyakknya kasus-kasus
dalam memenuhi hak-hak yang penelantaran dan pelanggaran HAM
dimiliki lanjut usia tersebut. Di terhadap lanjut usia. Undang-undang
Indonesia, hak asasi dan martabat No 13 tahun 1998 tentang
kesejahteraan lanjut usia merupakan
undang-undang lama yang juga
34
Dwi Sarbini dkk, Gizi Geriatri,
Muhammadiyah university press, Surakarta,
36
2019, Hlm 7. Indang Trihandini, “Potret Buram
35
Sunaryati Hartono, Politik Hukum Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia Di
Menuju Satu Sistem Hukum Nasional, Indonesia”, Jurnal Kesehatan Masyarakat
Bandung: Alumni, 1991, hlm 55. Nasional, Vol 1, No 5, april 2007, hlm 227.

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII No 2 Juli – Desember 2020 Page 10
menjadi salah satu faktor lemahnya 1998 ternyata sudah tidak sesuai lagi
perlindungan terhadap lansia. Hal ini dengan konteks kekinian Indonesia
yang menjadi ide pokok pemikiran apalagi dalam upaya mengantisipasi
peneliti agar menuangkan ide serta kondisi penduduk Lansia di waktu
solusi yang mana seharusnya Negara mendatang.
bertanggung jawab atas pemenuhan Kesejahteraan lanjut usia
hak-hak yang dimiliki lanjut usia seharusnya tidak hanya menjadi
melalui tindakan nyata dari fokus pemerintah pusat, namun juga
pemerintah dan kesadaran dari menjadi fokus pemerintah daerah
masyarakat dalam melindungi lanjut untuk menjamin kelangsungan hidup
usia. lansia disetiap daerahnya. Untuk itu,
perlu adanya pasal dalam UU No 13
B. Konsep ideal Tanggung jawab tahun 1998 yang memuat tentang
Negara terhadap perlindungan peranan pemeritah daerah untuk
hukum bagi lanjut usia (lansia) menjamin kesejahteraan lansia
ditinjau dari Undang-Undang didaerahnya. Hal ini diperlukan
Republik Indonesia Nomor 13 untuk mengontrol keadaan lansia
tahun 1998 tentang Kesejahteraan disetiap daerah, karna perkembangan
Lanjut Usia (lansia) guna lanjut usia yang semakin meningkat.
mewujudkan Negara Perkembangan kehidupan
kesejahteraan (Walfare State). masyarakat yang semakin meningkat
utamanya lanjut usia, pembangunan
Salah satu tanggung jawab manusia yang dilakukan oleh
Negara untuk mewujudkan Negara pemerintah dengan meningkatkan
kesejahteraan adalah dengan cara layanan kesehatan, sandang dan
memenuhi hak-hak lanjut usia yang pangan berdampak pada usia harapan
telah tertulis didalam Undang- hidup (UHH) semakin meningkat ini
Undang No 13 tahun 1998 tentang adalah sebuah keberhasilan
kesejahteraan lanjut usia. Dengan pembangunan namun menjadi
melakukan tindakan-tindakan yang tantangan kedepan bagi pemerintah
akan menjamin pemenuhan hak sehingga diperlukan sebuah
tersebut maka Negara telah pembaharuan dalam rangka
memenuhi salah satu konsep Negara pemenuhan pelayanan kesejahteraan
kesejahteraan. sosial lanjut usia dan hak-hak lanjut
Secara normatif harus diakui usia.
bahwa pemerintah telah menunjukan Banyaknya kekosongan
kesungguhan dalam menangani hukum dan permasalahan-
fenomena penuaan penduduk. Pada permasalahan yang terjadi terhadap
tahun 1998, pemerintah telah lanjut usia ini, menjadi ide utama
memberlakukan UU No.13 Tahun penulis untuk menuangkan ide serta
1998 tentang Kesejahteraan Lanjut mengkaji kembali Konsep ideal
Usia dan UU No.39 Tahun 1999 Tanggung jawab Negara terhadap
tentang Hak Asasi Manusia yang perlindungan hukum bagi lanjut usia
keduanya merupakan landasan (lansia) ditinjau dari Undang-Undang
yuridis kuat dalam upaya Republik Indonesia Nomor 13 tahun
peningkatan kesejahteraan Lansia di 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut
Indonesia. Namun UU No.13 Tahun

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII No 2 Juli – Desember 2020 Page 11
Usia (lansia) guna mewujudkan sempurnakan dan perlunya
Negara kesejahteraan (Walfare penambahan beberapa pasal baru
State). yang akan membantu pemerintah
untuk mencapai kesejahteraan lanjut
usia. Beberapa pasal yang ada dalam
PENUTUP Undang-Undang ini kaku dalam hal
melibatkan pemerintah daerah untuk
A. Kesimpulan
memberikan perlindungan hukum
1. Tanggung jawab negara terhadap
terhadap kesejahteraan lansia.
perlindungan hukum bagi lanjut usia
Sehingga dalam hal ini pemerintah
(lansia) ditinjau dari Undang-Undang
pusat dan daerah tidak sepenuhnya
Republik Indonesia Nomor 13 tahun
menjalankan tanggung jawabnya
1998 tentang Kesejahteraan Lanjut
sebagaimana yang telah diatur. Hal
Usia (lansia) dalam perspektif Hak
ini dapat dibuktikan dari tidak
Asasi Manusia, belum terlaksana
adanya peraturan peraturan yang
dengan optimal. Hal ini dibuktikan
tegas tentang kesejahteraan lansia
dengan masih banyakknya
baik peraturan daerah maupun
penelantaran dan kekerasan terhadap
peraturan-peraturan lain.
lanjut usia di Indonesia. Penelantaran
terhadap lanjut usia merupakan suatu
2. Saran
bentuk pelanggaran hak asasi yang
1. Sesuai dengan peraturan-peraturan
dimiliki lanjut usia, oleh karna itu
yang mengatur mengenai
seharusnya pemerintah memberi
kesejahteraan lanjut usia dan dilihat
perhatian khusus terhadap
dari kondisi lanjut usia di Indonesia,
permasalahan lanjut usia ini. Belum
seharusnya pemerintah lebih
adanya tindakan nyata dari
memberikan perhatian khusus
pemerintah menyebabkan
terhadap keadaan lanjut usia yang
penelantaran terhadap lanjut usia ini
ada. Dengan melihat pasal 7 dan 8
semakin meningkat. Banyaknya
Undang-Undang Republik Indonesia
kasus-kasus tersebut menjadi
Nomor 13 tahun 1998 tentang
tanggung jawab negara untuk
Kesejahteraan Lanjut Usia (lansia)
menyelesaikan permasalahan
pemerintah bertanggung jawab atas
penelantaran lanjut usia ini.
terlaksananya upaya peningkatan
2. Konsep ideal Tanggung jawab
kesejahteraan terhadap lanjut usia.
negara terhadap pemenuhan hak
Perlunya tindakan-tindakan nyata
yang dimiliki lanjut usia (lansia)
dari pemerintah dan masyarakat
guna mewujudkan negara
untuk terpenuhinya hak-hak yang
kesejahteraan (Walfare State)
dimiliki lanjut usia sebagaimana
memerlukan usaha yang sangat
tertulis dalam pasal 5 Undang-
ekstra. Hal ini dikarenakan kondisi
Undang Republik Indonesia Nomor
lansia diindonesia masih jauh dari
13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan
kata sejahtera. Undang-Undang yang
Lanjut Usia (lansia).
mengatur mengenai kesejahteraan
2. Untuk memenuhi konsep ideal
lanjut usia merupakan Undang-
Tanggung jawab negara terhadap
Undang lama yang sudah tidak
pemenuhan hak yang dimiliki lanjut
relevan untuk digunakan saat ini.
usia (lansia) guna mewujudkan
Banyaknya pasal-pasal yang harus di

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII No 2 Juli – Desember 2020 Page 12
negara kesejahteraan (Walfare State) Boere, C. George, 2008, General
perlu dilakukan beberapa tindakan Psychology: Psikologi
nyata dari pemerintah. Salah satunya Kepribadian, Persepsi,
dengan merevisi Undang-Undang Kognisi, Emosi dan Perilaku:
Republik Indonesia Nomor 13 tahun Jogjakarta, Prismashopie
1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Demartoto, Argyo, 2006, “Pelayanan
Usia (lansia). Hal ini perlu dilakukan Sosial Non Panti Bagi
karna UU tersebut merupakan UU Lansia.” Sebelas Maret
lama yang sudah tidak relevan untuk University Press, Surakarta
digunakan saat sekarang. Perlunya Harper, Erica, 2009, perlindungan
perubahan dan penambahan beberapa hak-hak warga sipil dalam
pasal yang mengatur mengenai lanjut situasi bencana, Grasindo,
usia diindonesia. Seperti Jakarta
penambahan pasal yang melibatkan Hartono, Sunaryati, 1991, Politik
peranan pemerintah daerah untuk Hukum Menuju Satu Sistem
memberikan perlindungan hukum Hukum Nasional, Bandung
terhadap kesejahteraan lansia. Kaligis, OC, 2006, Perlindungan
Sehingga dalam hal ini pemerintah Hukum Atas Hak Asasi
pusat dan daerah tidak sepenuhnya Tersangka, Terdakwa, dan
menjalankan tanggung jawabnya Terpidana, PT. Alumni,
sebagaimana yang telah diatur. Hal Bandung
ini dapat dibuktikan dari tidak Khomaeny, Elfan fanhas fatwa dan
adanya peraturan peraturan yang chandrawati, 2019, pesan
tegas tentang kesejahteraan lansia cinta untuk anakku, Edu
baik peraturan daerah maupun publisher, tasikmalaya
peraturan-peraturan lain. Kosasih, Ahmad, 2003, HAM dalam
perspektif Islam; menyingkap
DAFTAR ISI persamaan dan perbedaan
A. Buku antara islam dan barat, Edisi
pertama, salemba diniyyah,
A, Effendi, Masyhur, 1993, hak asasi Jakarta
manusia dalamhmkum Marzuki, Peter Mahmud, 2013,
nasional dan internasional, PenelitianHukum,
ghalia indonesia, bogor EdisiRevisi, Kencana, Jakarta
A, Masyhur Effendi dan Taufani Mustafa, Bachsan , 1982, Pokok-
Sukmana Evandri, 2007 Pokok Hukum Administrasi
“HAM Dalam Dimensi Sosial Negara, Bandung
Budaya” Ghalia Indonesia, Mutakien, Raisul, 2006, teori umum
Bogor Selatan tentang hukum dan negara,
Ali , Zainuddin, 2014, Metode penerbit nusamedia, bandung
Penelitian Hukum, Sinar P, David, forsythe, 1993, Hak-Hak
Grafika, Jakarta Asasi Manusia dan Politik
Asshofa, Burhan, 2010 “Metode Dunia, terj. Tom Gunadi,
Penelitian Hukum” Rineka Angkasa, bandung
Cipta, Jakarta Rasyad, Aslim, 2005, “Metode
Ilmiah: Persiaoan Bagi

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII No 2 Juli – Desember 2020 Page 13
Peneliti” UNRI Press, Administratum, Vol 4, No 2,
Pekanbaru Februari 2016
Sarbini, Dwi, dkk, 2019, Gizi Dessy Artina, “Keterwakilan politik
Geriatri, Muhammadiyah perempuan dalam pemilu
university press, Surakarta legislatif Provnsi Riau priode
Singarimbun, Masri. 1988 2014-2019”, jurnal hukum
“Pencapaian Program IUS QUIA IUSTUM, No.1
Keluarga Berencana di Vol 23 Januari 2016
Indonesia”, prisma Elly Kuntjorowati, “Nyaman dan
Soekanto, Soerjono, 2006, Tentram di Rumah Pelayanan
“Pengantar Penelitian Lanjut Usia Comfortable and
Hukum” UI Press, Jakarta Peaceful at Budi Dharma
Soekanto, Soerjono, 2010, ElderlyHome Service”, jurnal
Pengantar Penelitian Hukum, PKS, vol 16, No 2, juni 2017
cetakan ke 2, UI Press, Herlina Lambert, “Protection
Jakarta Againts Refonlement From
Sofyan , Andi dan Abdul Asis, 2014 Europe : Human Rights Law
“Hukum Acara Pidana Suatu Comes to the Rescue”,
Pengantar” Fajar Cambridge University Press,
Interpratama Mandiri. Jakarta Vol 48 Maret 2019
Suteki, dan Galang Taufani, 2018, Hernadi Affandi, Tanggung Jawab
Metodologi Penelitian Negara dalam pemenuhan
Hukum (Filsafat, Teori, dan hak atas pendidikan menurut
Praktik), Depok Undang-Undang Dasar tahun
Syahrizal, Ahmad, 2016, peradilan 1945”, Vol 1, No 2, Juni 2017
konstitusi suatu studi tentang Indang Trihandini, “Potret Buram
adjudikasi konstitusional Pelayanan Kesehatan Lanjut
sebagai mekanisme Usia Di Indonesia”, Jurnal
penyelesaian sengketa Kesehatan Masyarakat
normative,pradnya pramita, Nasional, Vol 1, No 5, april
Jakarta 2007
Waluyo, Bambang, 2002, Joyce Chia & Justin Susan Kenny,
“Penelitian Hukum dan “The Children of Mae La:
Praktek” Cetakan Ketiga, Reflection on Regional
Sinar Grafika, Jakarta Rulligee Cooperation”’
Wibowo, I, 2000 Negara dan Melbourine Journal of
masyarakat, gramedia international law, Vol 13
pustaka utama, Jakarta No.3 November 2012
Kurniawan kunto yuliarso “ Hak
Asasi Manusia (HAM) di
B. Jurnal/Kamus/Makalah
Indonesia:menuju Democratic
Christanugra Philip, Tanggung governance” jurnal ilmu
Jawab Negara terhadap sosial dan politik vol, no 3
Perlindungan Hak Asasi maret 2005
Manusia menurut Hukum Lia Shafira Arlianty dkk, Analisis
Internasional, Lex Relevansi Program Dan

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII No 2 Juli – Desember 2020 Page 14
Pelaksanaan Pelayanan
Lansia di Balai Perlindungan
Sosial Tresna Werdha
Ciparay Bandung, Jurnal
C. Peraturan Perundang-
FamillyEdu, Vol 1, No 1,
Undangan
April 2015
Misnarniati, “Analisis situasi Undang-Undang Dasar Negara
penduduk lanjut usia dan Republik indonesia tahun
upaya peningkatan 1945
kesejahteraan sosial
diindonesia”, Jurnal ilmu UU RI No. 13 tahun 1998 tentang
kesehatanmasyarakat, Vol 8, kesejahteraan lanjut usia
No 2, Juli 2017
D. Website
Muhammad heikal daudy, “tanggung
http://www.kbknews.id/2017/02/25/d
jawab Negara terhadap
insos-1-111-lansia-terlantar-
pelarangan menyeluruh ranjau
di-jakarta/ diakses 20.00 wib,
anti-personel di indonesia
tanggal 18 September 2019
dalam konflik bersenjata di
http://massofa.wordpress.com/2008/
aceh” jurnal ilmu hukum,
01/28/metode-analisi-isi-
vol.2, no 60, agustus 2013
realibilitas-dan-validasi-
Nur Asmarani,”Teori Hak Asasi
dalam-metode-penelitian-
Manusia (HAM)” Jurnal
komunikasi/20-12-20017,
Hukum dan Masyarakat, Vol.
diakses, tanggal, 01 Oktober
14, No. 1 Januari 2015
2019
Nurus sa’ada, Menata Kehidupan
Lansia: Suatu Langkah https://regional.kompas.com/read/20
Responsif untuk Kesejahteraan 17/02/09/17465161/warga.lan
Keluarga (Studi pada Lansia sia.eks.penghuni.panti.jompo.
Desa Mojolegi Imogiri Bantul tunas.bangsa.meninggal.di.rs.
Yogyakarta)” , Jurnal Ilmiah diakses tanggal 21 februari
Sosiologi Agama, Vol 9, No 2, 2020
Juli-Desember 2015
Oman Sukmana, ” Konsep dan
Desain Negara Kesejahteraan (
Welfare State )” Jurnal Sospol,
Vol 2, No.1, Juli-Desember
2016
Stefanus Mendes Kiik dkk,
“Peningkatan kualitas hidup
lanjut usia (lansia) di depok
dengan latihan
keseimbangan”, Jurnal
Keperawatan Indonesia, Vol
21, No 2, Juli 2018

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII No 2 Juli – Desember 2020 Page 15

You might also like