Professional Documents
Culture Documents
asrikamilar@student.ub.ac.id1, sony_sukmawan@ub.ac.id2*
Abstract
Lurik is one of the traditional crafts in Klaten Regency. The striated craft center is located in Pedan District. the
existence of Lurik Pedan cannot be separated from the role of "Lurik Prasojo". This company is seen as the origin
of lurik in Klaten. In the production process, the tools used for striated weaving are non-machine looms (ATBM)
which are then developed using machine looms (ATM). The products produced are in the form of various motifs,
namely the tumenggungan motif which has a poor feeding pattern, the bribe motif, the liwatan motif, the lasem
motif, and the telu tepuk motif with the lanjuran pattern, and the broken tumbar motif. which is a combination
of two patterns, namely path patterns and poor feeding patterns. This motif has a philosophical meaning in the
form of a human birth process which is expected to create a sense of love and happiness. Lurik craft provides
economic benefits for the community because it can move the economy of the surrounding community. Through
this research, it can be shown that this craft contributes to the existence of lurik in Klaten. The method in this
study is a qualitative method through collecting sources using folklore, observation, and interviews. Through
this method, it can be described (i) the history of Lurik Prasojo; (ii) Production process; (iii) the tools used; (iv)
various types of products; (v) and Lurik Prasojo's Philosophical Motives.
Keywords: Lurik Prasojo; Cultural Heritage; Weaving; Sosio-economic; Creativity
Abstrak
Lurik adalah salah satu kerajinan tradisional di Kabupaten Klaten. Pusat kerajinan lurik terdapat di Kecamatan
Pedan. Keberadaan lurik Pedan tidak dapat dilepaskan dari peran “Lurik Prasojo”. Perusahaan ini dipandnag
sebagai awal mula lurik di Klaten. Dalam proses produksinya, alat yang digunakan untuk menenun lurik berupa
alat tenun bukan mesin (ATBM), yang kemudian berkembang dengan menggunakan alat tenun mesin (ATM).
Produk dihasilkan berupa berbagai macam motif yaitu motif tumenggungan yang memiliki corak pakan malang,
motif bribil, motif liwatan, motif lasem, dan motif telu pat yang memiliki corak lanjuran, serta motif tumbar
pecah yang merupakan kombinasi dua corak, yaitu corak lajuran dan corak pakan malang. Motif tersebut
mempunyai makna filosofi berupa proses kelahiran manusia yang diharapkan dapat mewujudkan rasa kasih
sayang dan kebahagiaan. Keberadaan kerajinan lurik memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat karena dapat
menggerakakan ekonomi masyarakat sekitar. Melalui penelitian ini, dapat menunjukkan bahwa kerajinan ini
memberi kontribusi terhadap eksistensi lurik di Klaten. Metode dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
melalui penggumpulan sumber menggunakan folklore, observasi, dan wawancara. Melalui metode ini dapat
dideskripsikan (i) sejarah Lurik Prasojo; (ii) Proses produksi; (iii) alat yang digunakan; (iv) berbagai jenis produk;
(v) dan Filosofi Motif Lurik Prasojo.
Kata Kunci: Lurik Prasojo; Tenun; Warisan Budaya; Sosial-ekonomi; Kreativitas
122
p-ISSN 1412-9418 e-ISSN 2502-5783
Humanika Vol. 29 no 1 Copyright @2022
Available online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika
123
p-ISSN 1412-9418 e-ISSN 2502-5783
Humanika Vol. 29 no 1 Copyright @2022
Available online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika
124
p-ISSN 1412-9418 e-ISSN 2502-5783
Humanika Vol. 29 no 1 Copyright @2022
Available online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika
juga sebagai penunjang fashion dalam kasus tertentu baik lingkup individu,
kehidupan sehari-hari. kelompok, atau organisasi (Hidayat, 2019).
Penelitian ini berupaya untuk Data penelitian ini berupa tuturan
menjaga dan melestarikan Prasojo sebagai lisan, gerak, isyarat, perilaku budaya yang
salah satu budaya lurik tradisional menguraikan sejarah, proses pengolahan,
Kabupaten Klaten, khususnya Kecamatan peralatan, filosofi, dan produksi kain lurik.
Pedan. Data hasil penelitian diambil Lurik Prasojo, proses pengolahan kain lurik,
dengan menggunakan metode kualitatif perkembangan alat tenun dari tahun ke
dengan pendekatan folklore untuk tahun, filosofi motif Lurik Prasojo, dan hasil
melacak unsur-unsur budaya lisan. Data produksi Lurik Prasojo. Data penelitian
penelitian dikumpulkan dengan teknik diperoleh dari informan yang dipilih
wawancara dan diperoleh dari dengan kriteria, yaitu laki-laki dan
pelaku/penutur langsung yang berkaitan perempuan dengan usia 12-60 tahun,
dengan objek yang sedang diteliti. Teknik berpengalaman atau sedang menekuni
wawancara dengan format terstruktur, bidang tenun lurik, dan bekerja di Lurik
sesekali disisipi pembicaraan yang Prasojo Pedan.
bersahabat. Data penelitian dikumpulkan
Tidak banyak yang mengetahui dengan teknik wawancara tidak
secara detil, terlebih remaja, bahwa terstruktur dan observasi. Wawancara
selembar kain lurik dapat dimanfaatkan tidak terstruktur adalah wawancara yang
menjadi berbagai macam hal. Melalui ide tidak memerlukan panduan wawancara
kreatif dan inovasi yang menarik, selembar secara sistematis, sehingga lebih leluasa
kain lurik dapat diubah menjadi barang dalam melakukan tanya jawab dengan
yang berkualitas, bahkan mampu bersaing narasumber. Dengan teknik observasi,
dengan menyesuaikan kebutuhan barang peneliti melakukan pengumpulan data
pada masa pandemi seperti ini. dengan cara mengamati secara intensif
Pengelolaan kain lurik menjadi beberapa tuturan lisan, gerak, isyarat, perilaku
barang serba guna, secara tidak langsung budaya yang menguraikan sejarah, proses
dapat digunakan sebagai ajang promosi pengolahan, peralatan, filosofi, dan
bahwa kain lurik tidak sebatas menjadi produksi kain lurik Prasojo dari proses
pakaian saja, tetapi dapat disulap menjadi pembuatan hingga hasil produksi.
barang yang dapat digunakan sebagai
penunjang kehidupan sehari-hari dengan Hasil dan Pembahasan
berbagai macam motif yang disesuaikan
dengan pilihan masing-masing. Sejarah Lurik Prasojo
Kabupaten Klaten menjadi pelopor
Metode Penelitian berdirinya usaha tenun lurik sejak puluhan
Penelitian yang bertempat di Kecamatan tahun yang lalu. Hal tersebut menjadikan
Pedan, Kabupaten Klaten ini menggunakan Kabupaten Klaten sebagai kota penghasil
metode kualitatif dengan pendekatan kain tenun lurik, baik tenun lurik ATBM
folkloristik dan kajian budaya. Dalam maupun ATM. Beberapa desa yang
mengumpulkan data, desain studi kasus menjadi sentra pengrajin tenun lurik,
dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa antara lain Pedan, Tlingsing, Cawas, Bayat,
studi kasus akan memberikan kontribusi Trucuk, dan beberapa desa lainnya. Inovasi
yang mendalam dalam menyelesaikan dan produk terbaru masih terus diupayakan
mengungkap permasalahan atas suatu oleh kelompok pengrajin lurik hingga saat
125
p-ISSN 1412-9418 e-ISSN 2502-5783
Humanika Vol. 29 no 1 Copyright @2022
Available online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika
ini (Pradiatiningtyas, 2019). Akses menuju berbagai macam kebutuhan, seperti taplak
Kota Klaten yang berada di tengah-tengah meja, serbet, sarung, stagen, serta kain
antara dua kota besar, Solo dan panjang yang digunakan untuk kebaya. Di
Yogyakarta, membuat Klaten memiliki bawah pimpinan Bapak Wahyu Suseno
potensi wisata budaya, salah satunya perusahaan ini lebih maju dan
adalah wisata industri lurik Klaten yang berkembang. Akan tetapi, untuk sekarang
diproduksi menggunakan Alat Tenun ini manajer perusahaan telah dipercayakan
Bukan Mesin (ATBM) (Wibowo et al., kepada Maharani Setyawan yang
2018). merupakan menantu dari Bapak
Salah satu perusahaan yang Soemoehartomo.
memproduksi kain lurik di Kecamatan
Pedan adalah Lurik Prasojo. Lurik Prasojo Proses Pengolahan Kain Lurik
adalah sebuah usaha yang bergerak dalam Pembuatan kain lurik melewati beberapa
bidang industri pembuatan lurik dan hasil tahap produksi sebelum menjadi selembar
produk busana dari lurik. Usaha lurik ini kain yang siap pakai. Proses pembuatan
didirikan dalam bentuk CV (Comanditaire kain tenun lurik membutuhkan dua macam
Venootschap). Lurik Prasojo berada di benang, yaitu benang pakan dan benang
bawah naungan CV Kusumatex yang lungsi (Hariyanto, 2013). Benang pakan
didirikan oleh Bapak Soemoehartomo. CV adalah benang yang membentuk motif
Kusumatex merupakan perusahaan yang dimasukkan secara melintang,
perseorangan yang berdiri pada tahun mengarah pada horizontal kain. Sedangkan
1949 dan berlokasi di Desa Pencil, Pedan, benang lungsi adalah benang yang
Klaten, Jawa Tengah. Kusumatex dipasang searah panjang kain.
merupakan cabang dari Koesoema Nanda “Proses-proses yang dilalui cukup panjang,
Putra yang merupakan perusahaan tekstil. dimulai dari proses likas, kelos, cuci,
CV Kusumatex pada awal wenter, kanji, palet, sekir, nyucuk, dan
berdirinya masih menggunakan Alat Tenun yang terakhir adalah proses tenun.”
Bukan Mesin (ATBM) sebagai alat produksi (MS, wawancara 22 Juni 2020).
pembuatan lurik. Seiring berjalannya Beberapa tahapan pengolahan kain
waktu, pada tahun 1965 perusahaan ini lurik yaitu berawal dari proses likas yang
mulai menggunakan alat tenun mesin dilakukan untuk menggulung benang dari
(ATM), tetapi untuk sebagian produk bentuk conex ke dalam bentuk streng.
masih menggunakan alat tenun bukan Benang-benang yang sudah menjadi
mesin (ATBM). Setelah kurang lebih tiga bentuk streng, digulung menjadi bentuk
belas tahun memimpin usahanya, pada bobbin kayu (kletek) yang disebut dengan
pertengahan tahun 1978 Bapak proses kelos. Tujuan dari proses kelos
Soemoehartomo meninggal dunia. adalah untuk memperbaiki mutu benang
Kemudian, usaha tersebut diteruskan oleh dan menyusun bentuk gulungan benang
salah satu putranya, Wahyu Suseno, yang sesuai dengan proses selanjutnya yang
saat itu aktif mengurus perusahaan yang akan dilakukan. Benang-benang tersebut
dikelola ayahnya. selanjutnya memasuki tahap pencucian,
Sekitar tahun 1980 perusahaan sehingga akan tampak putih dan bersih.
sudah lebih berkembang dilihat dari Benang yang sudah bersih akan dilanjutkan
jumlah mesin (ATBM) serta karyawannya. ke tahapan proses wenter (celup), yaitu
Produk yang dihasilkan pada saat itu proses yang dilakukan untuk memberikan
adalah kain lurik yang diproduksi menjadi warna pada benang sesuai dengan warna
126
p-ISSN 1412-9418 e-ISSN 2502-5783
Humanika Vol. 29 no 1 Copyright @2022
Available online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika
yang diinginkan. Pewarna dalam lurik ini di bagian punggung belakang, sehingga
menggunakan pewarna alami dan buatan. seperti digendong. Ketika proses
Contoh pewarna alami pada pembuatan pembuatan kainnya, penenun berada
lurik, misalnya sepet kelapa dan mahoni, dalam posisi duduk memangku dengan
sedangkan contoh dari pewarna buatan alat tenun tersebut. Namun, untuk saat ini
adalah napthol. kedua alat tersebut tidak digunakan lagi
Benang-benang yang sudah dan pengrajin tenun beralih ke alat tenun
diberikan warna ditambahkan obat kanji bukan mesin (ATBM).
dalam proses kanji supaya bertambah
kekuatannya. Setelah obat kanji meresap, Gambar 1. Alat tenun bukan mesin
tahap selanjutnya adalah Proses Palet yang
mana dalam proses ini benang dipintal
menjadi gulungan kecil-kecil. sekir Benang
yang sudah berbentuk gulungan kecil-kecil
disusun menjadi motif yang diinginkan
yang disebut dengan proses. Proses
tersebut memerlukan keahlian khusus dan
ketelatenan yang luar biasa, sekaligus
menjadi proses yang paling rumit karena
setiap motif kain lurik memiliki rumus
penyusunan yang berbeda-beda. Setelah Sumber: liputan6.com
selesai menyusun motif, desain motif
Menurut (Wijayanti, 2019) pada
tersebut dipindahkan ke alat tenun yang
tahun 1911, Pemerintah Belanda diduga
disebut dengan proses nyucuk. Setelah
memperkenalkan alat tenun bukan mesin
semua siap, dilanjutkan ke Proses Tenun,
di Indonesia untuk yang pertama kali.
yaitu menganyam benang yang mengarah
Penggunaan Alat Tenun Bukan Mesin
ke panjang dan lebar kain untuk menjadi
(ATBM) masih dimanfaatkan di beberapa
selembar kain lurik yang cantik dan
daerah di Pulau Jawa, seperti beberapa
menarik.
desa di Kabupaten Klaten, yaitu Desa
Bayat, Desa Cawas, Desa Tlingsing, dsb
Perkembangan Alat Tenun Dari Tahun Ke
(Hariyanto, 2013). Penggunaan Alat Tenun
Tahun
Bukan Mesin (ATBM) membutuhkan
Terdapat dua jenis alat yang digunakan
tingkat kejelian yang tinggi karena ATBM
untuk menenun kain lurik di Prasojo, yaitu
digerakkan secara manual menggunakan
Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) dan Alat
kaki dan tangan. Terdapat beberapa
Tenun Mesin (ATM).
kekurangan dari ATBM, yaitu motif yang
Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM)
dihasilkan kurang bervariasi karena
Sebelum menggunakan alat tenun
pengerjaannya secara manual. Selain
bukan mesin (ATBM), alat yang digunakan
terbatas pada motif, ATBM juga
untuk menenun dikenal dengan dua
mempunyai kekurangan pada pewarna.
macam, yaitu tenun bendho dan alat tenun
Akan tetapi, di balik kekurangan itu semua,
gendong. Stagen terbuat dari alat tenun
ATBM inilah yang menjadi ciri khas sebuah
bendho yang berasal dari bambu atau
lurik di Kabupaten Klaten.
batang kayu (Wijayanti, 2019). Alat yang
Menurut (Firman, n.d.) data dari
kedua disebut dengan alat tenun gendong
Dinas Prindustrian, Perdagangan,
karena digunakan dengan cara diletakkan
127
p-ISSN 1412-9418 e-ISSN 2502-5783
Humanika Vol. 29 no 1 Copyright @2022
Available online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika
128
p-ISSN 1412-9418 e-ISSN 2502-5783
Humanika Vol. 29 no 1 Copyright @2022
Available online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika
129
p-ISSN 1412-9418 e-ISSN 2502-5783
Humanika Vol. 29 no 1 Copyright @2022
Available online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika
130
p-ISSN 1412-9418 e-ISSN 2502-5783
Humanika Vol. 29 no 1 Copyright @2022
Available online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika
Tumbar Pecah ini memiliki filosofi yang ibu kelak dapat melahirkan dengan mudah
unik. Terdapat suatu pengharapan ketika dan diberikan kelancaran.
menggunakan Motif Tumbar Pecah ketika
proses mitoni, yaitu diharapkan calon ibu Produk Lurik
dapat melahirkan dengan lancar dan Kain Lurik mengalami perkembangan dari
selamat, seperti semudah memecah tahun ke tahun. Hasil dari produksi lurik
ketumbar (Wardani, 2011). tidak berupa barang monoton saja, tetapi
juga selalu bergerak dan mengeluarkan
Gambar 8. Motif Tumbar Pecah inovasi baru, baik dari aspek bentuk
maupun kegunaannya.
Terdapat dua macam kegunaan
kain yang dimiliki oleh kain tenun lurik,
yaitu sifat profan dan sifat magis. Kain lurik
memiliki sifat profan, yaitu pada
kehidupan masyarakat modern, kain lurik
digunakan untuk memenuhi selera pasar,
tanpa makna-makna simbolis (Hariyanto,
2013). Berawal dari fungsinya sebagai
pelindung tubuh atau pakaian, hasil
produksi kain lurik pada saat ini semakin
Sumber: fitinline.com bervariasi. Sesuatu hal baik yang dapat
diambil hikmahnya adalah kain lurik
Saat melangsungkan prosesi semakin diminati dan mudah diterima
mitoni, terdapat suatu proses di mana ibu dalam lingkup masyarakat, baik rentang
diminta untuk memilih salah satu kain yang usia muda hingga dewasa.
paling tepat digunakan di antara beberapa
kain yang disediakan. Kain yang dipilih Gambar 9. Selimut lurik yang dipajang di show
tersebutlah yang akan digunakan si ibu room bagian depan
sebelum melangsungkan ke prosesi
berikutnya. Kain yang dimaksud adalah
kain lurik Tumbar Pecah. Motif lurik yang
digunakan pada saat proses mitoni
menggunakan motif yang berbeda-beda di
setiap daerahnya, misalnya Surakarta
menggunakan motif tumbar pecah dan
liwatan, sedangkan Yogyakarta
menggunakan motif gedhog (Wuryani,
2013). Akan tetapi, hal itu tetap memiliki
maksud dan tujuan yang sama. Sumber: Dokumentasi pribadi 2021
Tumbar merupakan salah satu
bumbu dapur yang berbentuk lingkaran Hasil produksi lurik yang bervariasi
kecil-kecil dan mudah sekali pecah. Sama dapat dijumpai di show room Lurik Prasojo
seperti sebuah kelahiran, kelahiran yang terletak di Desa Pencil, Kecamatan
merupakan sebuah proses sakral karena Pedan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
sebagai proses awal kehadiran manusia di Sesampainya di show room, pengunjung
dunia. Maka dari itu, diharapkan seorang akan disuguhi dengan beragam hasil lurik
131
p-ISSN 1412-9418 e-ISSN 2502-5783
Humanika Vol. 29 no 1 Copyright @2022
Available online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika
yang memanjakan mata. Show room buka sampai saat ini kebijakan tersebut masih
setiap hari pukul 08.00-16.00 WIB. Hari terus berjalan, bahkan ditambahkan hari
kerja maupun hari libur selalu ramai oleh dalam pemakaian seragam lurik. Seragam
pengunjung dari berbagai daerah, terlebih lurik yang pada awalnya hanya dipakai di
adalah ibu-ibu yang menggemari aneka hari Kamis saja, ditambah dengan hari
fashion. Pelayanan yang diberikan tidak Rabu. Juga, terdapat salah satu sekolah
pernah mengecewakan. Meski hanya dasar swasta di Kecamatan Pedan yang
datang dan melihat-lihat sembari menggunakan kain lurik sebagai seragam
memanjakan mata, hal tersebut tidak identitasnya.
menjadi suatu masalah. Ketika melihat-
lihat hasil produksi yang berada di show Gambar 11. Sepatu Wanita Hasil Produksi Lurik
room, pengunjung juga tidak akan diikuti Prasojo
oleh pelayan-pelayan yang sedang bekerja,
sehingga dapat merasa nyaman dan
leluasa menikmati hasil produksi lurik yang
disuguhkan.
132
p-ISSN 1412-9418 e-ISSN 2502-5783
Humanika Vol. 29 no 1 Copyright @2022
Available online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika
133
p-ISSN 1412-9418 e-ISSN 2502-5783
Humanika Vol. 29 no 1 Copyright @2022
Available online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika
Gambar 15. Masker lurik bordir produksi Lurik Gambar 17. Kotak tisu dengan motif lurik produksi
Prasojo Lurik Prasojo
134
p-ISSN 1412-9418 e-ISSN 2502-5783
Humanika Vol. 29 no 1 Copyright @2022
Available online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika
daerah. Harga yang dipasang sudah diperuntukkan sebatas orang tua. Berbagai
menjadi harga tetap dan tidak bisa macam hasil produksi lurik berkembang
ditawar. Murah atau mahalnya hasil seiring berjalannya waktu dan
produksi tergantung pada barang tingkat membuktikan bahwa lurik bukanlah
rumit dan banyaknya kain dalam proses sesuatu yang kuno. Ketika lembaran kain
pembuatan. Meskipun demikian, hasil tersebut berada di tangan yang tepat, akan
produksi Lurik Prasojo tetap diminati oleh dapat dikelola dengan baik menjadi barang
berbagai kalangan, bahkan dari yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
masyarakat luar daerah yang rela jauh- Ketika berkunjung ke show room Prasojo,
jauh datang mengunjungi show room tak puas rasanya jika hanya datang dan
untuk membeli produk Lurik Prasojo. Hal mencuci mata. Membawa pulang salah
itu membuktikan bahwa Lurik Prasojo satu dari koleksinya, secara tidak langsung
tetap memperhatikan mutu dan kualitas dapat membantu memperkenalkan dan
barang yang diproduksi. melestarikan oleh-oleh khas Pedan.
Ketika memakai barang dengan
Gambar 19. Pakaian produksi Lurik Prasojo yang bahan dasar lurik, berarti harus mampu
dipajang di manekin merawat barang tersebut sebaik mungkin.
Proses perawatan kain lurik dapat
dilakukan dengan mengetahui cara
mencuci kain dengan benar. Sebelum
dicuci, harus dapat memastikan bahwa
kain lurik tersebut tidak luntur, agar tidak
mengenai pakaian yang lainnya. Agar kain
lurik dapat teruji kekuatan zat
pewarnanya, dapat dicoba dengan cara
menggoyang-goyangkan kain lurik ke
dalam air jernih untuk beberapa saat
Sumber: Dokumentasi pribadi 2021
(Desviyanto, 2017). Ketika hasil air
berubah menjadi keruh, berarti zat
Gambar 20. Jas pria produksi Lurik Prasojo pewarna pada kain tersebut akan mudah
luntur. Maka dari itu, ketika mencuci
jangan lupa dipisahkan dengan pakaian
yang lain. Akan tetapi, apabila hasil air
tetap bening, maka zat pewarna pada kain
tersebut cukup kuat dan aman untuk dicuci
dengan mencampur pakaian yang lain.
Selain mengenali kain yang mudah
luntur, kain dengan kualitas non super
quality akan cenderung mengalami
penyusutan setelah dicuci. Maka dari itu,
Sumber: Dokumentasi pribadi 2021 solusi yang dapat digunakan adalah
menyuci kain lurik sebelum dijahit untuk
Beberapa barang yang diproduksi dijadikan busana. Ketika mencuci kain
oleh Lurik Prasojo, membuktikan bahwa tenun, pakailah deterjen atau sabun yang
lurik tidak hanya diproduksi sebagai cukup. Bahkan, disarankan memakai air
lembaran kain saja. Juga, lurik tidak biasa saja. Pemakaian deterjen atau sabun
135
p-ISSN 1412-9418 e-ISSN 2502-5783
Humanika Vol. 29 no 1 Copyright @2022
Available online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika
Simpulan
Lurik Prasojo merupakan salah satu produk Referensi
unggul Kabupaten Klaten yang mampu Abrori, Fajar. (2018). Lurik Pedan,
bersaing di pasaran dan bernilai tinggi. Penyambung Hidup Warga Era
Dibuat dengan sepenuh hati dan teliti oleh Perjuangan.
pengrajin lurik menggunakan alat tenun https://www.liputan6.com/regional/
bukan mesin (ATBM) dan alat tenun mesin read/3268007/lurik-pedan-
(ATM). Seiring berjalannya waktu, minat penyambung-hidup-warga-era-
seseorang terhadap kain lurik mulai perjuangan
meningkat. Hal ini menjadikan lurik Adiputra, R., & Moningka, C. (2012).
sebagai salah satu warisan budaya karena Gambaran Perilaku Konsumtif
keberadaannya mampu memberikan Terhadap Sepatu Pada Perempuan
dampak sosial ekonomi bagi masyarakat Dewasa Awal. Psibernetika, 5(2), 76–
sekitarnya. 90.
Lurik Prasojo, lapangan pekerjaan Adji, P. S., & Wahyuningsih, N. (2018). Kain
yang didirikan oleh Soemoehartomo, Lurik: Upaya Pelestarian Kearifan
mampu bertahan dan berkembang Lokal. Atrat, 6(2), 129–136.
menjadi perusahaan besar dan menuai Desviyanto, R. (2017). Skripsi Aplikatif Film
kejayaan. Proses-proses yang dilewati Dokumenter "Lurik Klaten Menjaga
semasa hidup Soemoehartomo, hingga Asa" (Periode Maret-Juli) [Universitas
meninggal dunia dan dilanjutkan oleh Mercu Buana Yogyakarta].
putranya, Wahyu Suseno, menunjukkan http://eprints.mercubuana-
bahwa dalam mencapai kesuksesan yogya.ac.id/990/
tidaklah dilalui dengan sesuatu yang Diahastuti, Ayu. (2022). Lurik itu Batik?
instan. Berawal dari fungsi lurik sebagai Lirik Lurik dalam Larik.
pelindung bagi pemakainya, kini sudah https://www.kompasiana.com/diah
diperluas menjadi barbagai barang serba mustakaweni/5f7616e88ede4842e03
guna yang siap pakai dan menunjang bb003/lurik?page=3&page_images=1
kebutuhan sehari-hari. Motif-motif cantik Djoemena, Nian S. (2000) Lurik: Garis-garis
yang tertuang dalam selembar kain pun Bertuah: The Magic Stripes. Jakarta:
tidak hanya berfungsi sebagai hiasan saja. Djambatan.
Akan tetapi, motif-motif tersebut juga Firman, A. (n.d.). Strategi Pengembangan
memiliki filosofi masing-masing. Produk Unggulan Lurik. 159–168.
Dengan terus berkembangnya Fitinline. (2019). Makna Tersembunyi di
inovasi-inovasi yang dilahirkan Lurik balik 8 Corak Kain Lurik serta Tips
136
p-ISSN 1412-9418 e-ISSN 2502-5783
Humanika Vol. 29 no 1 Copyright @2022
Available online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika
137