You are on page 1of 9

JEJAK ISLAM DI BATAVIA DAN PEMBANGUNAN SERTA KEBUDAYAANNYA

PADA MASA KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BELANDA

Ibrahim Kurnia Umar

Prodi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa, Jalan Ciwaru Raya, Serang, Banten 42117

Email : ibrahim.kumar0721@gmail.com

Abstract : Nusantara is one of the areas that has been a stopover for traders between nations
for a long time. Evidenced by the entry of the Archipelago on the silk route and the many
evidences of products from other nations found by archaeologists, one of which is ceramics
originating from Muslim and Chinese traders. One of the major port cities on the island of Java,
namely Sunda Kalapa, the port became a trading center and even meetings between nations
which led to marriages to cultural acculturation. The area developed under Dutch control,
which was named Batavia before Jayakarta. Batavia remained the center of trade between
nations and even the center of government at that time, other nations kept arriving with the aim
of trading. Including traders from Gujarat, Hadramaut, and Arabia. They even created their
own settlement or village called Pekojan, Pekojan is still there today with the majority of the
village's people coming from the descendants of Gujarat Indian Muslims, Arabs and
Hadramauts. Their contribution to the Batavia area can be seen in its development where there
are many religious buildings such as mosques and one of the oldest is the Al-Anshor Mosque
which was built in 1648 AD. So how was their economic life so that they could build the
Islamic village until now, as well as their contribution to the development of other areas in
Batavia, and how they first entered Batavia. This writing will be made using historical research
methods, where there are heuristics or collection of sources/data, criticism of sources by
selecting the validity of data/sources, interpretation of analysis from verified sources or data,
and finally, the historiography of historical writing based on sources has been obtained, verified
and analyzed.

Keywords: Islam, Batavia, Culture, Development, Economy


A. PENDAHULUAN yang awalnya hanya singgah saja
seiring berjalannya waktu mereka pun
Islam merupakan agama mayoritas
menetap bahkan membuat perkampungan
di Indonesia sekitar 85% pada saat ini. Hal
khususnya sendiri, yakni yang diberi nama
tersebut tidak akan terlepas dengan sejarah
Pekojan. Maka dari itu tujuan dari
masuknya Islam ke Nusantara. Indonesia
penulisan ini ialah untuk mengetahui
pada masa dahulu masuk kepada jalur sutra,
bagaimana kehidupan perekonomian
yang dimana hal tersebut menjadikan
mereka sehingga dapat membangun
Indonesia banyak di singgahi oleh para
perkampungan Islam tersebut hingga
pedagang dari berbagai negara. Mulai dari
sekarang, juga kontribusinya dalam
Cina, Eropa, bahkan Timur Tengah.
pembangunan daerah lain di Batavia, dan
Datangnya para pedagang muslim, baik
bagiamana awal masuknya mereka ke
dari Arab, Persia, Hadramaut, maupun
Batavia.
India tepatnya di Gujarat menjadikan hal
tersebut awal dari pengenalan agama Islam
di Nusantara. Mereka singgah dikota-kota
B. METODOLOGI PENELITIAN
pelabuhan di Indonesia yang kemudian
menetap atau bahkan menikah dengan Metode Penelitian Sejarah,
warga lokal. memiliki beberapa tahapan yakni, pertama
heuristik yakni proses pengumpulan
Jakarta yang dahulunya bernama
informasi atau sumber untuk penelitian dan
Kalapa ialah merupakan kota pelabuhan
penulisan sejarah yang akan dilakukan,
yang menjadi tempat perdagangan antar
kemudian yang kedua yaitu verifikasi atau
wilayah Indonesia maupun antar bangsa.
kritik sumber yakni pengujian keaslian
Bangsa India Gujarat yang beragama Islam,
serta kredibilitas sumber, ketiga interpretasi
Arab, bahkan dari Yaman tepatnya di
yaitu menganalisis dan mencoba untuk
Hadramaut merupakan bangsa yang ikut
membandingkan fakta yang satu dengan
serta dalam perdagangan di kota pelabuhan
fakta yang lainnya, sehingga fakta-fakta
Kalapa. Seiring berjalannya waktu Kalapa
yang ada dapat dijadikan kesatuan yang
berubah nama menjadi Jayakarta di bawah
masuk akal, dan terakhir historiografi yakni
kekuasaan Pangeran Fatahillah atau
proses penulisan sejarah berdasarkan
Faletehan dan kemudian berganti nama lagi
sumber-sumber yang telah ditemukan,
menjadi Batavia ketika Belanda berhasil
dinilai, diseleksi, dan dikritisi.
menduduki kota tersebut kembali. Begitu
pun dengan para pedagang muslim, mereka
C. HASIL PEMBAHASAN pedagang muslim itu mendapat sambutan
baik di Tanah Air yang pada saat itu masih
1. Awal Kedatangan Islam ke kuat pengaruh agama Hindu-Buddha.
Batavia Mereka para pedagang awalnya hanya
singgah sekadar untuk berdagang saja,
Masyarakat Arab ialah rumpun
tetapi lambat laun mereka akhirnya
bangsa yang besar di dunia yang melakukan
menetap dan menjalin pernikahan dengan
diaspora, hal tersebut terjadi disebabkan
penduduk lokal. Kemudian pada abad ke-
diantaranya oleh perniagaan atau
13 berdirilah kerajaan Islam pertama di
perdagangan, penyebaran agama,
Nusantara yakni Kerajaan Samudra Pasai,
peperangan, bahkan pengungsian karena
hal tersebut tidak terlepas oleh peran dari
konflik yang sangat panjang. Seperti halnya
bangsa-bangsa Timur Tengah yakni Arab
setelah peristiwa fitnah besar antar umat
dalam mendiami kawasan tersebut.
Islam yang berakibat terbunuhnya khalifah
Berdirinya Samudra Pasai juga
Ali Ibn Abi Thalib yakni khalifah ke empat,
membuktikan bahwa Islam masuk ke
kemudian terjadilah perpindahan/ hijrah
Indonesia secara sukarela yang dibawa oleh
besar-besaran yang dilakukan oleh kaum
para pedagang-pedagang muslim Arab
keturunannya ke berbagai penjuru dunia.
yang mulanya hanya datang untuk membeli
Termasuk hijrahnya Imam Ahmad Al-
rempah-rempah. Yang dimana
Muhajir disertai dengan 70 orang keluarga
penghidupan mereka sebagai pedagang
dan pengikutnya yang semula di Irak
yakni membawa barang-barang dari daerah
menuju daerah Yaman di Hadramaut. Sejak
asal mereka dan kembali dengan membawa
saat itulah keturunan Ali Ibn Abi Thalib
rempah-rempah dari Nusantara.
menjadil kabilah-kabilah besar di
Hadramaut, dari hal tersebutlah orang Adapun masyarakat Arab yang
Hadrami itu kemudian yang menjadi asal banyak bermukim sebagian besar asalnya
muasal sejarah bangsa Arab yang menetap dari Hadramaut Yaman, mereka memiliki
serta bercampur menjadi warga negara peran menjadi pedagang perantara, pemilik
bangsa lain, seperti di Indonesia dan negara toko, pedagang kecil, serta juga melakukan
Asia lainnya. kegiatan meminjamkan uang (Sulistiono
:2012). Kemudian pada abad ke-18 mereka
Pada abad ke-7 atau tahun pertama
mulai secara massal datang ke Nusantara,
Islam mereka datang ke negeri-negeri
mereka banyak menetap di Pulau Jawa. Dan
Melayu. Masuknya Islam bermula melalui
pada abad ke-19 masyarakat Arab mulai
jalur perdagangan. Perlahan pedagang-
bermukim dikota-kota Maritim di memiliki peran sebagai pedagang saja, akan
Nusantara, salah satunya Batavia, yang tetapi sebagai pemimpin dan ulama yang
pada umumnya masyarakat disana ialah mendakwahkan Islam, pendakwahan
para pedagang pendatang karena dahulunya tersebut juga sampai kepada daerah kota
kota Jakarta yang dikenal sekarang ialah pelabuhan Kalapa (Jakarta saat ini).
kota pelabuhan.
Dari adanya jalur pernikahan dan
Masyarakat Arab awalnya merantau dakwah, itu merupakan faktor yang
berdagang ke Indonesia tidak membawa menyebabkan mereka masyarakat Arab
istri-istri mereka. Awalnya mereka menetap menentukan pemukiman yang akan
dan berkelompok dengan membuat ditinggali oleh bangsa mereka khususnya di
perkampungan dekat kota pelabuhan yakni Jakarta. Menurut hasil survey mengenai
Batavia. Hal tersebutlah yang memulai jumlah masyarakat Arab di Batavia tahun
terjadinya hubungan para pedagang muslim 1885, yakni sebesar 1448 jiwa (Mobini :
Arab dengan penduduk lokal pribumi. 1999).
Kondisi tersebutlah yang menyebabkan
Dan pada akhirnya wilayah atau
mereka menjalin terwujudnya hubungan
pemukiman tersebutlah terbentuk yang
pernikahan dan kekeluargaan dengan
bernama Pekojan yang ditetapkan oleh
penduduk pribumi.
pemerintahan Belanda pada saat itu sebagai
Adanya hubungan sosial antar kawasan terkonsentrasi serta ketat
masyarakat Arab dan penduduk loka perizinan. Pekojan yang saat ini berada di
melalui jalur pernikahan itu iaalah faktor Jakarta Barat awalnya ialah permukiman
utama yang akhirnya menyebabkan India Muslim Khwaja, sama halnya dengan
diaspora pernikahan yang dilakukan bangsa Arab. Mereka datang dan bermukim
penduduk lokal dari golongan bangsawan disana juga melalui jalur perniagaan.
yang akan bangga apabila dapat memiliki
menantu dari kalangan bangsa Arab
terutama dari kalangan Sayyid. Dari 2. KehidupanEkonomi Masyarakat
hubungan tersebutlah beberapa masyarakat Muslim Arab Pekojan Serta
Arab kemudian banyak yang diangkat Peran Pembangunan Terhadap
menjadi penguasa di beberapa daerah, Wilayah Lain di Batavia Pada
yakni seperti Pontianak, Demak, Cirebon, Masa Kolonialisme dan
dan Mataram. Hal tersebut juga Imperealisme Belanda
membuktikan bahwa mereka tidak hanya
Seperti yang diketahui bahwa Islam masyarakat keturunan Arab secara turun-
masuk ke Batavia melalui jalur temurun. Kambing-kambing tersebut
perdagangan salah satunya. Mereka didatangkan dari Tegal, kemudian
melakukan perniagaan sampai ke Batavia selanjutnya dikirimkan ke pejagalan yakni
bahkan sampai membuat perkampungan salah satu kampung di kawasan pekojan,
“Pekojan” yakni kampung muslim yang yang sampai saat ini masih ada dengan
datang dari Arab, Persia, India, Tamil, nama Kampung Pejagalan. Perdagangan
Hadramaut dan lain-lain. Maka dari itu kambing-kambing serta daging-daging
pasti terjadinya adanya jaringan-jaringan kambing itu teaptanya berada pada ujung
hubungan antar-daerah. Dalam hal jembatan yang membelah Kali Angke,
perekonomian ini mereka para masyarakat jembatan itu diberi nama dengan Jembatan
muslim, khususnya di Batavia yakni di Kambing. Dan sejak dahulu juga
Kampung Pekojan mereka menjalankan perdagangan parfum oleh masyarakat Arab
perekonomian dengan berdagang. masih ada sampai sekarang, masyarakat
Beberapa produk dari yang mereka muslim di Pekojan berjualan parfum
perdagangkan yakni minyak wangi, tepatnya berada dekat dengan Masjid
pakaian-pakaian gamis, juga perdagangan Langgar Tinggi (tepatnya berada dibawah
kambing. Masjid Langgar Tinggi).

Pembuatan produk pakaian mereka Dari kehidupan perniagaan atau


atau yang sering disebut gamis, bahan ekonomi tersebutlah masyarakat muslim
mentahnya berasal dari perkampungan Arab di Pekojan dapat melakukan
pecinan yang cukup dekat dengan mereka pembangunan-pembangunan di Kampung
yakni tepatnya di Glodok. Para masyarakat mereka, terkhusus kepada pembangunan
Cina di Batavia juga berawal dari para tempat peribadatan yakni Masjid. Masjid-
pedagang mereka yang membawa sutra dari masjid tersebut antara lain yakni, Masjid
daerah asal mereka. Dengan bahan mentah Jami’ An-Nawwier (1760 M), masjid ini
sutra tersebutlah para masyarakat muslim di pertama kali berdiri pada tahun 1760 M
Pekojan dapat membuat produk mereka yang didirikan oleh ulama yang bernama
berupa pakaian yang dapat mereka “Sayyid Abdullah ibn Husein Alaydrus”
perjualkan atau sekadar mereka pakai. berasal dari Hadramaut. Beliau adalah
seorang muslim kaya raya. Masjid ini
Adapun mengenai perdagangan
bermula sebagai surau kecil yang kemudian
kambing, daging kambing, bahkan susu
diketuai oleh Daeng Usman Ibn Rohaeli ia
kambing ialah memang kegemaran
adalah seorang pedagang yang kaya raya. Ia kawasan yang dapat dilewati masyarakat
memanfaatkan Kali Angke sebagai jalur Arab Pekojan untuk menuju ke Krukut.
transportasi perdagangannya. Kemudian Jalan tersebut ialah sekarang dikenal
ada Masjid Ar-Raudhah (1770 M), masjid dengan Tanah Sereal.
ini berdiri tahun 1770 M atau tepatnya pada
Setelah terbukanya jalan tersebut,
28 Rajab 1304 H. Masjid ini merupakan
kawasan jalan tersebut akhirnya berpindah
peninggalan dari saudagar Arab yang
tangan kepada seorang kaya raya Pekojan
berasal dari Hadramaut. Adapula Musholla
yang bernama Ali Bajenet. Hubungan
Az-Zawwiyah (1812 M), dan Masjid
antara Tanah Sereal dengan Pekojan secara
Langgar Tinggi (1829 M).
historis tidak akan terlepas, dimana nama
Orang-orang muslim Arab Pekojan Tanah Sereal sendiri diambil karena dahulu
juga memiliki peran penting dalam tanah kampung ini bereal-real dan
pembangunan daerah-daerah lain. Seperti bergunduk-dunduk, serta penyewa tanah
kawasan Tanah Sereal, dan Krukut. Dimana dikampung ini mempunyai kewajiban
dahulu pada akhir 1800an datang seorang membayar sebesar satu real.
Sultan dari Hadramaut bernama Mansyur
Di beberapa tempat nama Tanah
bin Ja’far Al Katiri, ia mendatangi Pekojan
Sereal diikut sertakan dengan seperti Tanah
serta terkejut melihat jumlah masyarakat
Sereal Gang Keramat, yakni dahulunya ada
Arab pada saat itu yang sangat banyak,
kuburan keramat, Tanah Sereal Gudang
dimana dalam satu rumah hingga
Areng, dahulu tempat penyimpanan areng
menampung 20 anggota keluarga.
dari daerah-daerah lain. Tanah Sereal
Kemudian Sang Sultan memiliki inisiatif
tersebut dahulu memilik tuan tanah dari
untuk membuka wilayah baru yang
Pekojan bernama Ali Bajenet yang berasal
tujuannya untuk ditinggali masyarakat
dari Hadramaut. Ia memiliki rumah di Gang
Arab juga, wilayah baru tersebut ialah Wijk
Songsi dan lima tanah, yakni Gang Songsi,
Krukut Onderdistrict Penjaringan yang kini
Gang Keramat, Gudang Areng, Kali Cagak,
disebut Krukut sebagai pemukiman Arab
dan dekat Kantor Dinas Pemadam
selain Pekojan. Akan tetapi antara wilayah
Kebakaran. Dimasa pemerintahan Belanda,
Pekojan dan Krukut yang pada masa itu
Kampung Tanah Sereal termasuk dalam
masih berupa rawa. Sultan Mansyur
wilayah yang dibuka Sultan Mansyur untuk
akhirnya secara bertahap membuka jalan
masyarakat Kampung Pekojan yakni
serta membayar berupa uang real kepada
Wijk Krukut Onderdistrict Penjaringanda
Belanda, untuk menjadikan jalan atau
n District Batavia. Waktu itu dikepalai
oleh Bek Derahim dan sareannya Icing aqiqah, ataupun acara kegamaan Islam.
dengan kantor di Hang Sase. Wilayah Makanan-makanan khas mereka tersebut
kekuasaannya dari Gang Songsi sampai dari sejak masa pemerintahan Belanda
Krukut. sampai pada sekarang ialah diantaranya
Nasi Kebuli Dadar Jala Gulai Kambing,
Sayur Marak, Zalatoh, Halluah, Asidah,
3. Kebudayaan Masyarakat Muslim Harrisah, Kue Kaak serta beberapa
Arab di Pekojan minumannya yakni seperti Zanzabil (Kopi
Jahe) dan Susu Zanzabil.
Kultur budaya yang ada pada
masyarakat Arab Pekojan Jakarta Barat Tidak hanya budaya dari segi
pada masa kolonialisme dan imperalialisme pakaian dan kulinernya. Masyarakat
(Batavia) dan sampai sekarang masih muslim Kampung Arab Pekojan yang
mengikuti tradisi budaya Timur Tengah. berada di Batavia mereka juga memiliki
Mulai dari berpakaian, kuliner, budaya dari kesenian musik dan tarian khas
keseniannya yakni musik dan tarian, dan mereka yang mereka bawa dan jaga dari
masih banyak lagi. Kebudayaan tersebut daerah asal mereka, yakni Timur Tengah.
masih terlihat dan terjaga disana, adapun Adapun beberapa kesenian musik dan
tradisi-tradisi yang ada dari masa Batavia tarian khas masyarakat Arab Pekojan ialah
atau masa pemerintahan Belanda sampai Musik Gambus, Musik Hadroh, Musik
sekarang antara lain ialah dari pakaiannya Marawis, Tarian Sufi , Tari Zaffin, Zahefa,
masyarakat Arab Kampung Pekojan dan Tari Sarah.
memakai pakaian Gamis yakni baju
Masyarakat Arab Kampung
panjang menjuntai kebawah berwarna
Pekojan juga menjaga tradisi-tradisi
putih, Sorban Putih yang dipakai dikepala,
keagamaan yang ada sejak masa
Kain sarung Madras (sarung kotak-kotak
pemerintahan Belanda sampai pada
berwarna coklat cerah).
sekarang. Tradisi-tradisi tersebut mereka
Dari kulinernya masyarakat muslim jaga agar keturunan-keturunan mereka
Arab Kampung Pekojan mereka membuat dapat mengetahui dan belajar serta mau
beberapa kuliner khas Timur Tengah. mewariskan dan menjaga tradisi yang ada
Selain sebagai konsumsi untuk mereka sejak dahulu tersebut. Adapun tradisi-
sendiri, pada masa sekarang kuliner-kuliner tradisi itu ialah pernikahan dengan
mereka juga dijadikan usaha dagang kuliner mengikuti ajaran Salaf Solihin yaitu diawali
seperti catering untuk acara-acara seperti dengan membaca Maulid Nabi, Ijab Kobul
harus oleh wali pengantin dan juga para Adapun keempat sisanya ialah masjid-
tamu undangan pria dan wanita yang masjid peninggalan keturunan Arab yakni
dipisah tempat juga waktunya. Yang kedua yang telah disebutkan diatas sebelumnya.
yakni tradisi dimana ketika ada masyarakat Ada masjid Jami An-Nawier yang dibangun
Kampung Arab Pekojan yang meninggal tahum 1760 M.
para kaum wanita dilarang ikut mengantar
Masjid An-Nawier ini memiliki
ke makam orang yang meninggal. Yang
arsitektur yang unik, dimana masjid ini
ketiga yakni acara Houl atau biasa dikenal
terlihat dengan perpaduan gaya Timur
dengan mengenang wafatnya orang tua atau
Tengah, Cina, Eropa, dan Jawa. Ornamen-
seorang tokoh. Yang keempat ialah
ornamen khas Cina dapat dilihat di pintu-
mengadakan acara-acara besar keagamaan
pintu masjid tersebut serta bentuk dari
seperti peringatan Maulid Nabi dan Isra
kontruksi daun jendela masjid tersebut
Miraj Nabi Muhammad SAW. Dan yang
beraksen Jawa. Hal tersebut karena dalam
terakhir berbagi makanan di Hari Raya
pembangunan masjid ini dahulunya
kepada tetangga diluar agama Islam atau
melibatkan kontraktor Cina dan Moor di
non muslim.
Batavia. Kemudian ada Masjid Ar-Raudoh
Ada juga budaya dari segi bangunan yang dibangun pada tahun 1770 M,
mereka, yakni terdapat pada bangunan- Musholla Az Zawiyah tahun 1812 M, dan
bangunan peribadatan mereka yakni enam Masjid Langgar Tinggi tahun 1829 M.
bangunan peribadatan disana dua
diantaranya termasuk peninggalan
keturunan dari India Muslim yaitu Masjid D. KESIMPULAN
Al-Anshor yang dibangun pada tahun 1648
Kedatangan bangsa Arab dari
M. Masjid tersebut ialah masjid tertua dan
Timur Tengah ke Nusantara dua jalur yakni
pertama yang ada di Kampung Arab
jalur perdagangan maupun jalur
Pekojan. Di depan masjid tersebut terdapat
pendakwahana, akan tetapi pengenalan
makam kuno etnis India Muslim. Menurut
pertama terjadi pada jalur perdagangan
Van Den Berg, dahulunya makam ini ada
yakni dengan tidak secara langsung juga
tiga nisan namun kini hanya ada dua nisan
membawa agama mereka yakni Islam.
yang terlihat. Dan yang kedua yakni Masjid
Sama halnya datangnya agama Islam ini
Jami Kampung Baru yang dibangun pada
juga dibawa oleh para bangsa Arab yang
tahun 1743 M, masjid tersebut adalah
awalnya tujuannya berdagang akan tetapi
masjid tertua kedua yang ada di Pekojan.
seiring waktu berjalan mereka menikah
dengan warga lokal dan pada akhirnya Arab Di Indonesia. Vol. 6. No. 2,
membuat suatu kawasan pemukiman hal 127-136.
mereka sendiri yang dikenal dengan
Pekojan. Masyarakat Arab tersebut 4. Zulkarnen. 2018. Jurnal AL-
kemudian membangun kehidupan mereka AZHAR INDONESIA SERI
di Batavia dari segi ekonomi, sosial HUMANIORA : Diaspora
maupun budaya mereka. Dari segi ekonomi Masyarakat Keturunan Arab Di
mereka tetap cenderung kepada perniagaan, Jakarta. Vol. 4. No. 3, hal 136-142.
dan mereka juga memiliki peran penting di
Batavia dengan pembangunan- 5. Blackburn, Susan. 2012. Jakarta :
pembangunan kawasan yang hingga saat ini Sejarah 400 Tahun. Jakarta : Masup
masih ada. Dari segi budaya juga mereka Jakarta.
tidak kalah penting. Dengan budaya-
budaya mereka yang mereka bawa dan 6. Berg, L.W.C van den. 1886. Le
berasimilasi dengan budaya lokal membuat Hadhramout et les colonies Arabes
budaya serta tradisi-tradisi mereka tetap dans L’archipel Indien. Batavia :
terjaga dan masih ada sampai sekarang. Imprimerie du Gouvernement.

DAFTAR PUSTAKA 7. Alkatiri, Zeffry. 2012. Jakarta


Punya Cara. Jakarta : Masup
1. Fadillah, Mohammad Ali, dkk.
Jakarta.
2022. Kota Dan Makna : Jakarta
Masa Lalu Yang Terekam Masa
Kini. Bandung : PT. Nakara Aksara
Dunia.

2. Mas’udi, Mohammad. 2017. Jurnal


AFKARUNA : Biografi Sayid
Usman. Vol. 14. No. 2, hal 262-266.

3. Taubah, Miftachul. 2022. Jurnal


Multicultural : Histiriografi Etnis

You might also like