You are on page 1of 16

ISSN 1978-3787 (Cetak) 2367

ISSN 2615-3505 (Online)


………………………………………………………………………………………………………
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DISIPLIN PEGAWAI DI BALAI LATIHAN KERJA
MANDIRI PROVINSI JAWA BARAT

Oleh
Engkus
Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung.
E-mail: engkus@uinsgd.ac.id

Abstract
The problem in this study is that there are still: employees who do not comply with working hours, do
not carry out morning apples, leave work hours for personal gain, and lack awareness in using working
hours optimally. The purpose of this study was to determine the implementation of the policy and to
find out the factors that influence the discipline of civil servants at the West Java Provincial
Independent Training Center. The research method used is descriptive qualitative method. The
instrument of this research is the researchers themselves while the research informants are Civil
Servants at the Independent Training Center of West Java Province. Data obtained through
observation, interviews, documentation, and literature study using data analysis techniques according
to Miles and Huberman. In this study, researchers used the George Edward III model policy
implementation theory. The results of the study show that the Policy Implementation of Government
Regulation Number 53 of 2010 concerning Discipline of Civil Servants at the West Java Provincial
Independent Training Center has not run optimally. Supporting factors in implementing this policy are
facilities and infrastructure, the existence of awards and incentives, and clear Standard Operating
Procedures (POS). While the inhibiting factors are the low intensity of socialization, as well as human
resources and readiness in implementing disciplinary regulations are not sufficient.
Keywords: Policy Implementation, Discipline & Civil Servants

PENDAHULUAN menimbulkan kurang efektifnya pegawai yang


Instrumen peraturan pemerintah dalam bersangkutan.
meningkatkan kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil Perilaku-perilaku PNS yang menyimpang
(PNS), pemerintah mengeluarkan Peraturan dari PP Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang PNS kerap dijumpai, penegakan kedisiplinan
Disiplin Pegawai Negeri Sipil yang dibentuk aparatur pemerintah masih menjadi tantangan
dengan maksud agar Pegawai Negeri Sipil tersendiri. Pasalnya, kerap terjadi pelanggaran
sanggup menaati kewajiban dan menghindari disiplin menjadi faktor pegawai negeri sipil
larangan yang ditentukan dalam peraturan (PNS) diberhentikan. Pelanggaran disiplin yang
perundang-undangan dan/atau peraturan masih dilakukan oleh PNS adalah membolos
kedinasan yang apabila tidak ditaati atau lebih dari 46 hari. Menteri Aparatur Sipil Negara
dilanggar dijatuhi hukuman disiplin. Pegawai dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Asman
Negeri Sipil sebagai aparatur pemerintah dan Abnur menyebutkan bahwa sebagian besar kasus
abdi masyarakat diharapkan selalu siap sedia PNS yang diberhentikan karena tidak masuk
melaksanakan tugas yang telah diamanatkan kerja lebih dari 46 hari. Ini menjadi peringatan
kepadanya dengan sebaik mungkin, akan tetapi bagi seluruh ASN. Dari jumlah itu, 18 orang
tidak dipungkiri sering juga di dalam suatu diantaranya diberi sanksi pemberhentian dengan
instansi pemerintah, pegawainya melakukan hormat tidak atas permintaan sendiri. Sementara
pelanggaran disiplin seperti terlambat, pulang tiga PNS lain dikenai sanksi turun pangkat 3
sebelum waktunya, dan penyimpangan lain yang tahun. Ada 10 orang dari 8 instansi pemerintah
pusat dan 8 orang dari 7 pemerintah daerah yang
http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.14 No.4 Nopember 2019
Open Journal Systems
2368 ISSN No. 1978-3787 (Cetak)
ISSN 2615-3505 (Online)
……………………………………………………………………………………………………....
diberhentikan dengan hormat tidak atas Thomas R. Dye dalam Islami (2009)
permintaan sendiri. Sementara tiga PNS mendefinisikan kebijakan publik sebagai “Is
diberikan sanksi turun pangkat selama 3 tahun whatever governments chose to do or not to do”,
baik dari instansi pusat maupun pemerintah yaitu dapat diartikan sebagai apapun yang dipilih
daerah. Tercatat dari 21 orang, 16 orang lain mem oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak
bolos lebih dari lebih dari 46 hari. Lalu sisanya dilakukan. Dye mengatakan bahwa bila
karena men jadi calo CPNS, penyalahgunaan pemerintah memilih untuk melakukan sesuatu
narkotika, dan melakukan pungutan liar, ada juga maka harus ada tujuannya (obyektifnya) dan
pemalsuan dokumen CPNS, cerai tanpa izin kebijakan publik itu harus meliputi semua
pejabat yang berwenang, hingga ada juga yang tindakan pemerintah atau pejabat pemerintah
melakukan penggelapan uang titipan biaya nikah. saja”.
Asisten Sekretaris BAPEK Andi Anto James Anderson dalam Agustino (2014)
mengatakan, peran atasan langsung sangat mendefinisikan kebijakan publik yaitu
diperlukan dalam melakukan pembinaan disiplin serangkaian kegiatan yang mempunyai
pada PNS. Dengan begitu, persoalan kedisiplinan maksud/tujuan tertentu yang diikuti dan
dapat langsung tertangani. (Sumber: dilaksanakan oleh seorang aktor atau sekelompok
okezone.com; 2018 diakses 5 September 2018 aktor yang berhubungan dengan suatu
pukul 20.45 WIB). permasalahan atau suatu hal yang diperhatikan.
Provinsi Jawa Barat pada tanggal 18 Juni Dengan demikian, maka kebijakan publik
sampai 16 Juli 2018, masih terdapat pegawai adalah upaya pemerintah yang dibuat dalam
yang tidak mematuhi jam kerja, masih terdapat rangka melaksanakan tugas-tugas
pegawai yang tidak melaksanakan apel pagi, pemerintahannya dalam wujud pengaturan
masih terdapat pegawai yang meninggalkan jam maupun keputusan, yang merupakan hasil dari
kerja untuk kepentingan pribadi, dan masih suatu proses politik yang dijalankan oleh
kurangnya kepedulian sebagian pegawai dalam pemerintah sebagai penyelenggara Negara dalam
menggunakan jam kerja secara optimal. suatu sistem pemerintahan Negara.
Dengan demikian peneliti ingin Implementasi Kebijakan
mengetahui lebih lanjut Implementasi Kebijakan Menurut Richard Rose dalam Nawawi
Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010 (2009), implementasi kebijakan Publik adalah
Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Studi serangkaian kegiatan yang sedikit banyak
Kasus di Balai Latihan Kerja Mandiri Provinsi berhubngan beserta konsekuensi-konsekuensinya
Jawa Barat)” bagi mereka yang bersangkutan dari pada sebagai
suatu keputusan tersendir.
LANDASAN TEORI Implementasi kebijakan menurut Daniel
Kebijakan Publik Mazmanian dalam Agustino (2014) adalah:
Secara konseptual kebijakan Publik dapat “ Pelaksanaan keputusan kebijaksanaan
dilihat dari kamus Administrasi Publik menurut dasar, biasanya dalam bentuk undang-undang,
Chandler dan Plano, kebijakn Publik adalah namun dapat pula berbentuk perintah-perintah
pemanfaatan yang strategis terhadap sumber- atau keputusan-keputusan eksekutif yang penting
sumber daya yang ada untuk memecahkan atau keputusan badan peradilan. Lazimnya,
masalah publik atau pemerintah. Bahkan keputusan tersebut mengidentisifikasikan
Chandler dan Plano beranggapan publik masalah yang ingin diatasi, menyebutkan secara
merupakan suatu bentuk investasi yang kontinu tegas tujuan atau sasaran yang ingin dicapai, dan
oleh pemerintah demi kepentingan orang-orang berbagai cara untuk menstrukturkan atau
yang tidak berdaya dalam masyarakat agar mengatur proses implementasinya”.
mereka dapat hidup dan ikut berpartsipasi dalam
pemerintahan.
Vol.14 No.4 Nopember 2019 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI
Open Journal Systems
ISSN 1978-3787 (Cetak) 2369
ISSN 2615-3505 (Online)
………………………………………………………………………………………………………
Budi winarno (2004) menjelaskan sumber daya mempunyai peran penting dalam
pengertian implementasi kebijakan sebagai alat implementasi kebijakan. Sumber daya ini terbagi
administrasi hukum dimana berbagai aktor, ke dalam empat indikator, yaitu sumber daya
organisasi, prosedur, dan teknik yang bekerja manusia, sumber daya dan anggaran, sumber
bersama-sama untuk menjalanka kebijakan guna daya peralatan, seta sumber daya informasi dan
meraih dampak atau tujuan yangdiinginkan. kewenangan. Berikut uraian dari keempat
Sejalan dengan pendapat Rian Nugroho (2004) indikator sumber daya tersebut.(3) Disposisi,
yang mengemukakan bahwa: Pengertian disposisi menurut Edward III dalam
“Implementasi kebijakan pada prinsipnya Widodo (2017) dikatakan sebagai “kemauan,
adalah cara agar sebuah kebijakan dapat keinginan, kecenderungan para pelaku kebijakan
mencapai tujuannya tidak lebih dan tidak kurang untuk melaksanakan kebijakan tadi secara
untuk mengimplementasikan kebijakan publik, sungguh-sungguh sehingga apa yang menjadi
maka ada dua pilihan langkah yang ada, yaitu tujuan kebijakan dapat diwujudkan”. (4) Struktur
langsung meingimplimentasikan dalam bentu Birokrasi,Struktur Birokrasi menurut Edward III
proram-program atau melalu formulasi kebijakan adalah mekanisme kerja yang dibentuk untuk
turunan dan kebijakan tersebut”. mengelola pelaksanaan sebuah kebijakan. Ia
Dengan demikian, maka implementasi menekankan perlu adanya Standart Operating
kebijakan adalah penyelenggaraan aktivitas atau Procedure (SOP) yang mengatur tata aliran
tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh pekerjaan diantara para pelaksana, terlebih jika
individual/pejabat-pejabat atau kelompok pelaksanaan program melibatkan lebih dari satu
pemerintah atau swasta yang diarahkan pada institusi. Ia juga mengingatkan bahwa adakalanya
tercapainya tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. fragmentasi diperlukan manakala implementasi
Model-Model Implementasi Kebijakan kebijakan memerlukan banyak program dan
Dalam penelitian ini penulis menggunakan melibatkan banyak institusi untuk mencapai
teori model implemetasi kebijakan George tujuannya.
Edward III dalam Widodo (2017) yang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
mengajukan empat faktor yang berperan penting Dalam rangka menjamin tata tertib dan
dalam pencapaian keberhasilan implementasi. kelancaran pelaksanaan tugas pekerjaan di
Faktor-faktor yang mempengauhi keberhasilan lingkungan pegawai negeri sipil, pemerintah
atau kegagalan implementasi kebijakan yaitu telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor
faktor komunikasi, sumber daya, disposisi, dan 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri
struktur birokrasi. Sipil antara lain memuat kewajiban, larangan,
Berikut ini uraian dari Faktor-faktor yang dan hukuman disiplin yang dapat dijatuhkan
mempengauhi keberhasilan atau kegagalan kepada PNS yang telah terbukti melakukan
implementasi kebijakan Edward III: (1) pelanggaran. Dalam Peraturan Pemerintah
Komunikasi, Edward III dalam Widodo (2017) Nomor 53 Tahun 2010 pasal 1 ayat (1) disebutkan
komunikasi diartikan sebagai “proses bahwa: “Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah
penyampaian informasi komunikator kepada kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk menaati
komunikan”. Informasi mengenai kebijakan kewajiban dan menghindari larangan yang
publik menurut Edward III dalam Widodo (2017) ditentukan dalam peraturan perundang-undangan
perlu disampaikan kepada pelaku kebijakan agar dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak
para pelaku kebijakan dapat mengetahui apa yang ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin”.
harus mereka persiapkan untuk menjalankan Berdasarkan peraturan tersebut sangat jelas
kebijakan tersebut sehingga tujuan dan sasaran disebutkan bahwa semua Pegawai Negeri Sipil
kebijakan dapat dicapai sesuai dengan yang wajib menaati kewajiban dan harus menghindari
diharapkan. (2) Sumber daya, Edward III dalam larangan yang telah ditentukan, apabila tidak
Widodo (2017) mengemukakan bahwa faktor melaksanakan kewajiban beserta menghindari
http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.14 No.4 Nopember 2019
Open Journal Systems
2370 ISSN No. 1978-3787 (Cetak)
ISSN 2615-3505 (Online)
……………………………………………………………………………………………………....
larangan yang telah ditentukan dalam peraturan lain dengan menggunakan kewenangan orang
perundang-undangan atau peraturan kedinasan lain. (3) Tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai
maka pegawai akan dijatuhi hukuman disiplin. atau bekerja untuk negara lain dan/atau lembaga
Kewajiban Pegawai Negeri Sipil menurut atau organisasi internasional. (4) Bekerja pada
Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun perusahaan asing, konsultan asing atau lembaga
2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, swadaya masyarakat asing.(5) Memiliki,
ditentukan bahwa setiap Pegawai Negeri Sipil menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan,
wajib: (1) Mengucapkan sumpah/janji PNS. (2) atau meminjamkan barang-barang baik bergerak
Mengucapkan sumpah/janji jabatan. (3) Setia dan atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga
taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang- milik negara secara tidak sah.(6) Melakukan
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat,
1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan bawahan, atau orang lain di dalam maupun di luar
Pemerintah. (4) Menaati segala ketentuan lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk
peraturan perundangundangan. (5) keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain,
Melaksanakan tugas kedinasan yang yang secara langsung atau tidak langsung
dipercayakan kepada PNS dengan penuh merugikan negara. (7) Memberi atau
pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab. (6) menyanggupi akan memberi sesuatu kepada
Menjunjung tinggi kehormatan negara, siapapun baik secara langsung atau tidak
Pemerintah, dan martabat PNS.(7) langsung dan dengan dalih apapun untuk
Mengutamakan kepentingan negara daripada diangkat dalam jabatan.(8) Menerima hadiah atau
kepentingan sendiri, seseorang, dan/atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang
golongan. (8) Memegang rahasia jabatan yang berhubungan dengan jabatan dan/atau
menurut sifatnya atau menurut perintah harus pekerjaannya. (9) Bertindak sewenang-wenang
dirahasiakan. (9) Bekerja dengan jujur, tertib, terhadap bawahannya. (10) Melakukan suatu
cermat, dan bersemangat untuk kepentingan tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan
Negara.(10) Melaporkan dengan segera kepada yang dapat menghalangi atau mempersulit salah
atasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat satu pihak yang dilayani sehingga mengakibatkan
membahayakan atau merugikan negara atau kerugian bagi yang dilayani. (11) Menghalangi
Pemerintah terutama di bidang keamanan, berjalannya tugas kedinasan.(12) Memberikan
keuangan, dan materiil. (11) Masuk kerja dan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden,
menaati ketentuan jam kerja. (12) Mencapai Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
sasaran kerja pegawai yang ditetapkan. (13) Daerah, atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Menggunakan dan memelihara barang-barang dengan cara: (1) ikut serta sebagai pelaksana
milik negara dengan sebaik-baiknya. (14) kampanye; (2) menjadi peserta kampanye dengan
Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada menggunakan atribut partai atau atribut PNS;(3)
masyarakat. (15) Membimbing bawahan dalam sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan
melaksanakan tugas.(16) Memberikan PNS lain; dan/atau.(4) sebagai peserta kampanye
kesempatan kepada bawahan untuk dengan menggunakan fasilitas negara.(5)
mengembangkan karier.(17) Menaati peraturan Memberikan dukungan kepada calon
kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang Presiden/Wakil Presiden dengan cara: (a)
berwenang. membuat keputusan dan/atau tindakan yang
Selain kewajiban, dalam pasal 4 Peraturan menguntungkan atau merugikan salah satu
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang pasangan calon selama masa kampanye;
Disiplin Pegawai Negeri Sipil, Setiap Pegawai dan/atau,(b) mengadakan kegiatan yang
Negeri Sipil dilarang: (1) Menyalahgunakan mengarah kepada keberpihakan terhadap
wewenang. (2) Menjadi perantara untuk pasangan calon yang menjadi peserta pemilu
mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye
Vol.14 No.4 Nopember 2019 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI
Open Journal Systems
ISSN 1978-3787 (Cetak) 2371
ISSN 2615-3505 (Online)
………………………………………………………………………………………………………
meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, (PNS), sebagai berikut:(1) Tingkat hukuman
atau pemberian barang kepada PNS dalam disiplin terdiri dari: (a) hukuman disiplin
lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan ringan;(b) hukuman disiplin sedang; dan, (c)
masyarakat; (c) Memberikan dukungan kepada hukuman disiplin berat. (2) Jenis hukuman
calon anggota Dewan Perwakilan Daerah atau disiplin ringan sebagaimana dimaksud pada ayat
calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah 1 huruf a terdiri dari: (a) teguran lisan; (b) teguran
dengan cara memberikan surat dukungan disertai tertulis; dan (c) pernyataan tidak puas secara
foto kopi Kartu Tanda Penduduk atau Surat tertulis. (3) Jenis hukuman disiplin sedang
Keterangan Tanda Penduduk sesuai peraturan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b
perundang-undangan; dan (d) Memberikan terdiri dari: (a) penundaan kenaikan gaji berkala
dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil selama 1 (satu) tahun;(b) penundaan kenaikan
Kepala Daerah, dengan cara: (1) terlibat dalam pangkat selama 1 (satu) tahun; dan (c) penurunan
kegiatan kampanye untuk mendukung calon pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu)
Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah; (2) tahun. (4) Jenis hukuman disiplin sedang
menggunakan fasilitas yang terkait dengan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf c
jabatan dalam kegiatan kampanye;(3) membuat terdiri dari (a) penurunan pangkat setingkat lebih
keputusan dan/atau tindakan yang rendah selama 3 (tiga) tahun; (b) pemindahan
menguntungkan atau merugikan salah satu dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih
pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau rendah;(c) pembebasan dari jabatan; (d)
(4) mengadakan kegiatan yang mengarah kepada pemberhentian dengan hormat tidak atas
keberpihakan terhadap pasangan calon yang permintaan sendiri sebagai PNS; dan (e)
menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan pemberhentian tidak dengan hormat sebagai
sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, PNS.
ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang
kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, METODE PENELITIAN
anggota keluarga, dan masyarakat. Penelitian yang dilakukan penulis
Pegawai Negeri Sipil yang tidak melakukan menggunakan pendekatan kualitatif, menurut
kewajiban dan melakukan perbuatan yang Kirk dan Miller dalam Moleong (2013) serta
dilarang sebagaimana diatur dalam Peraturan Taylor dan Bogdan dalam Suyanto (2013).
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010, dianggap Metode yang digunakan dalam pendekatan
telah melakukan pelanggaran disiplin Pegawai kualitatif ini adalah metode deskriptif yang
Negeri Sipil. Pelanggaran disiplin berdasarkan digunakan untuk memberi gambaran mengenai
Pasal 1 ayat (3) PP No.53 Tahun 2010 adalah implementasi kebijakan PP Nomor 53 Tahunu
setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan Pegawai 2010 tentang Disiplin PNS di BLKM Provinsi
Negeri Sipil yang tidak menaati kewajiban Jawa Barat, dan menjelaskan sesuatu yang
dan/atau melanggar larangan ketentuan disiplin menjadi sasaran penelitian secara mendalam.
Pegawai Negeri Sipil, baik yang dilakukan di Artinya penelitian tersebut dilakukan untuk
dalam maupun di luar jam kerja. mengungkapkan segala sesuatu atau berbagai
Menurut pasal 1 angka 4 dari Peraturan aspek dari sasaran penelitiannya. Anggara
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010, disebutkan (2015).
bahwa yang dimaksud dengan hukuman disiplin Jenis dan Sumber Data
adalah : “hukuman yang dijatuhkan kepada Jenis Data
Pegawai Negeri Sipil karena melanggar Jenis data yang digunakan dalam penelitian
Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil”. ini adalah data kualitatif. Data kualitatif
Tingkat dan Jenis Hukuman Disiplin tertulis pada merupakan sumber dari deskripsi yang luas,
Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun dimana pengumpulan data dipandu oleh fakta-
2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil fakta yang ditemukan pada saat penelitian
http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.14 No.4 Nopember 2019
Open Journal Systems
2372 ISSN No. 1978-3787 (Cetak)
ISSN 2615-3505 (Online)
……………………………………………………………………………………………………....
dilapangan. Oleh karena itu, analisis data yang penelitian ini peneliti menggunakan jenis
dilakukan pun bersifat induktif berdasarkan wawancara terstuktur. Dengan wawancara
fakta-fakta yang ditemukan. terstruktur ini, pengumpul data dapat
Data kualitatif bertujuan untuk memahami menggunakan beberapa pewawancara sebagai
secara mendalam dari data yang telah pengumpul data. Penentuan informan dalam
dikumpulkan, yang diteliti, yang mengacu dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
rumusan masalah pada tujuan yang telah teknik Purposive. Menurut Irawan (2006) teknik
ditetapkan. Dalam hal ini, penulis meneliti Purposive yaitu informan yang secara sengaja
tentang implementasi Peraturan Pemerintah dipilih oleh peneliti, karena dianggap memiliki
Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin PNS di ciri-ciri tertentu yang dapat memperkaya data
BLKM Provinsi Jawa Barat. penelitian.(c) Dokumentasi, Studi dokumentasi
Sumber Data merupakan teknik pengumpulan data yang tidak
Sumber data yang digunakan dalam langsung ditujukan kepada subjek penelitian.
penelitian ini berupa data primer dan data Menurut Sugiyono (2008), dokumen merupakan
sekunder. Sumber data tersebut diperlukan untuk catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
mendukung lancarnya proses penelitian. (a) Data bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
Primer, Data primer menurut Sugiyono (2011) monumental dari seseorang. Dokumen yang
merupakan data yang diperoleh atau digunakan dalam penelitian ini berupa peraturan-
dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari peraturan/arsip-arsip dan data rekapitulasi yang
sumber data. Data primer juga disebut data pokok berhubungan dengan implementasi kebijakan PP
atau data utama. (b) Data Sekunder, Data Nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin PNS di
sekunder menurut Sugiyono (2011) merupakan Balai Latihan Kerja Mandiri (BLKM) Provinsi
data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti Jawa Barat. (d) Studi Kepustakaan, Studi
dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data
sebagai tangan kedua). Di mana Untuk yang akan digunakan untuk menjadi landasan
mendapatkan data sekunder ini dilakukan teori untuk masalah yang diteliti sebagai
penelitian kepustakaan. perbandingan data penelitian yang diperoleh dari
Teknik Pengumpulan Data studi literatur serta tulisan lain yang berhubungan
Untuk memperoleh data yang diharapkan dengan penelitian. Mengumpulkan data dengan
sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan, cara mempelajari buku-buku dan dokumen yang
maka diperlukan suatu teknik yang tepat dalam berhuubungan dengan pokok-pokok penelitian.
penelitian yang akan dilakukan. Tekhnik Studi kepustakaan ini bertujuan untuk menjaring
pengumpulan data yang digunakan yaitu: (a) data sekunder yang dapat berupa skripsi,
Observasi, Observasi adalah pengumpulan data dokumen resmi, dan lain-lain. Buku-buku yang
atau informasi dengan mengamati langsung terkait penelitian seperti runag lingkup mengenai
terhadap objek yang sedang diteliti untuk administrasi publik, kebijakan publik,
mengetahui kondisi yang sebenarnya. Dalam implementasi kebijakan publik, serta dokumen-
mengemukakan bahwa observasi merupakan dokumennya berupa artikel atau berita mengenai
suatu proses yang kompleks, suatu proses yang permasalahan disiplin PNS.
tersusun dari berbagai proses biologis dan Teknik Analisis Data
psikologis, dua di antara yang terpenting dalam Sugiyono (2008) menyatakan bahwa dalam
proses pengamatan dan ingatan.(Sugiyono, penelitian kualitatif, data diperoleh dari beberapa
2017). (b) Wawancara,Dalam penelitian sumber dengan menggunakan teknik
kualitatif, wawancara merupakan metode yang pengumpulan data yang bermacam-macam.
biasa digunakan dalam proses pengumpulan data. Moleong (2013) menjelaskan analisis data adalah
Menurut Moleong (2013) wawancara adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data
percakapan dengan maksud tertentu. Dalam ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar
Vol.14 No.4 Nopember 2019 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI
Open Journal Systems
ISSN 1978-3787 (Cetak) 2373
ISSN 2615-3505 (Online)
………………………………………………………………………………………………………
sehingga dapat ditemukan tema dan dapat Implementasi Kebijakan
dirumuskan hipotesis kerja seperti yang Komunikasi
disarankan oleh data. Selanjutnya penegertian Menurut Edward III dalam Widodo (2017)
analisis data menurut Sugiyono (2017) adalah komunikasi diartikan sebagai proses
sebagai berikut: penyampaian informasi komunikator kepada
“Analisis data adalah proses mecari dan komunikan. Informasi mengenai kebijakan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh publik perlu disampaikan kepada pelaku
dari wawancara, catatan lapangan, dan bahan- kebijakan agar para pelaku kebijakan dapat
bahan lainnya. Sehingga dapat mudah dipahami, mengetahui apa yang harus mereka persiapkan
dilakukan dengan mengorganisasikan data, untuk menjalankan kebijakan tersebut sehingga
menjabarkannya kedalam unit-unit, melakukan tujuan dan sasaran kebijakan dapat dicapai sesuai
sintesa, menyusun kedalam pola mana yang dengan yang diharapkan.
penting dan yang akan dipelajari dan membuat Kepala BLKM Provinsi Jawa Barat
kesimpulan yang dapat dicirikan kepada orang mengatakan bahwa koordinasi yang dilakukan
lain”. dalam implementasi Peraturan Pemerintah
Dalam penelitian ini, proses analisis data Nomor 53 Tahun 2010 di Balai Latihan Kerja
yang digunakan adalah analisis data kualitatif Mandiri Provinsi Jawa Barat yaitu adanya
model interaktif dari Miles dan Huberman (2009: koordinasi kepala bidang dengan Kepala Sub Bag
20). Kegiatan analisis terdiri dari tiga alur Tata Usaha, kemudian Kepala Sub Bag Tata
kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu Usaha dengan Kepala Balai Latihan Kerja
reduksi data, penyajian data, dan penarikan Mandiri Provinsi Jawa Barat, berikut pernyataan
kesimpulan sebagai sesuatu yang terjalin Kepala BLKM Provinsi Jawa Barat:
merupakan proses siklus dan interaktif pada saat “Untuk koordinasi dalam implementasi PP
sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data No 53 tahun 2010 tentang disiplin PNS, pada Bab
dalam bentuk sejajar untuk membangun wawasan 1 PP tersebut ada ketentuan tentang PNS
umum yang disebut analisis. dijelaskan bahwa PNS suatu kesanggupan untuk
mentaati kewajiban dan menghindari larangan
HASIL DAN PEMBAHASAN pemerintah, tentu ya PNS ini setiap lisan tulisan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai perbutan harus sejalan dengan peraturan disiplin
implementasi kebijakan Peraturan pemerintah PNS yang sudah menjadi kewajibannya, dan
Nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai pabila melanggar aturan PP tersebut maka akan
Negeri Sipil di Balai Latihan Kerja Mandiri dijatuhi hukuman sesuai dengan PP tersebut. Jadi
(BLKM) Provinsi Jawa Barat. Di mana rumusan koordinasinya itu berupa PP tersebut yang
masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana merupakan suatu wujud komunikasi yang harus
implementasi kebijakan Peraturan pemerintah dibaca, diketahui, dipahami, dan dipatuhi oleh
Nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai setiap PNS. Dalam pelaksanaannya
Negeri Sipil di Balai Latihan Kerja Mandiri koordinasinya disiplin PNS di BLKM ini dari
(BLKM) Provinsi Jawa Barat. Dalam penelitian kepala bidang masing-masing, kepala bidang ke
ini, peneliti menggunakan teori model Kasubag TU, lalu Kasubag TU ke Kepala
implementasi kebijakan publik menurut George BLKM. Jadi di sini kepala seksi yang tentunya
Edward III dalam Widodo (2017) yang lebih awal mengetahui kedisiplinan bawahannya
menunjukkan adanya empat faktor penting dalam dan yang lebih mengetahui pastinya apabila ada
mengukur sejauh mana keberhasilan masalah perihal kedisiplinan.” (Senin, 11 Maret
implementasi kebijakan publik, diantaranya 2019 Pukul 13.00 di BLKM Provinsi Jawa Barat)
adalah komunikasi, sumber daya, disposisi, dan Kemudian Kepala BLKM Provinsi Jawa
struktur birokrasi. Barat mengatakan bahwa sosialisasi yang
dilakukan dalam memberikan pemahaman
http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.14 No.4 Nopember 2019
Open Journal Systems
2374 ISSN No. 1978-3787 (Cetak)
ISSN 2615-3505 (Online)
……………………………………………………………………………………………………....
kepada pegawai mengenai Peraturan Pemerintah tidak akan efektif. Sumber daya di sini berkaitan
Nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai dengan segala sumber yang dapat digunakan
Negeri Sipil di Balai Latihan Kerja Mandiri untuk mendukung keberhasilan implementasi
Provinsi Jawa Barat biasanya mengingatkan kebijakan. Dalam penelitian ini, peneliti
pegawai untuk meningkatkan kedisiplinan pada membagi dimensi sumber daya ke dalam tiga
pelaksanaan apel pagi, sebagaimana yang indikator yaitu sumber daya manusia, sarana dan
dikemukakan beliau: prasarana, serta biaya dan anggaran.
“Semua pegawai yang ada di BLKM sudah Dalam implementasi kebijakan Peraturan
semestinya tahu dan melaksanakan aturan ini, Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
dan sosialisasi mengenai PP ini sangat diperlukan Disiplin Pegawai Negeri Sipil dilihat pada
untuk memberikan pemahaman kepada para dimensi sumber daya ini, peneliti mengambil tiga
pegawai dan tidak cukup sekali dua kali saja, indikator sumber daya yaitu sumber daya
namun perlu sering diingatkan kepada pegawai manusia, sarana dan prasarana, serta biaya dan
akan pentingnya mematuhi aturan disiplin PNS. anggaran.
Seperti halnya di BLKM ini pada apel pagi biasa Pertama, mengenai sumber daya manusia
disampaikan, diingatkan terkait untuk dalam Implementasi Kebijakan Peraturan
meningkatkan kedisiplinan walauun itu tidak Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang
setiap hari disampaikan setidaknya ada waktu Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Balai Latihan
atau momen yang bisa digunakan untuk Kerja Mandiri Provinsi Jawa Barat, berikut yang
sosialisasi disiplin PNS.” (Senin, 11 Maret 2019 dikemukakan oleh Kepala BLKM Provinsi Jawa
Pukul 13.00 di BLKM Provinsi Jawa Barat). Barat:
Dengan demikian, untuk dimensi “SDM dengan jumlah yang ada dari jumlah
komunikasi dalam implementasi kebijakan pegwai secara kinerja kekurangan pegawai,
Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010 sehingga kita memerlukan tenaga kerja operator
tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Balai untuk membantu dari SDM di sini karena volume
Latihan Kerja Mandiri Provinsi Jawa Barat sudah kerja di BLKM banyak sekali tentang pelatihan-
berjalan karena adanya pendistribusian peraturan pelatihan, kesiapan PNS harus siap karena sudah
tersebut sampai kepada staf atau pegawai. Hal ini tugasnya dia dan tugas pokok dia ya hrus siap,
sejalan dengan pendapat Edward III dalam kalau tidak siap ya harus keluar, nanti dicap
Widodo (2017) bahwa informasi mengenai kinerjanya tidak tercapai, selalu atasan menilai
kebijakan publik perlu disampaikan kepada dari kinerjanya tersebut.” (Senin, 11 Maret 2019
pelaku kebijakan agar para pelaku kebijakan Pukul 13.00 di BLKM Provinsi Jawa Barat)
dapat mengetahui apa yang harus mereka Selanjutnya Ibu Eli Sugriwati, SE
persiapkan untuk menjalankan kebijakan menjelaskan bahwa perlu ditingkatkan lagi
tersebut. perihal kesiapan SDM di Balai Latihan Kerja
Sumber Daya Mandiri Provinsi Jawa Barat dalam menjalankan
Sumber daya memiliki peranan penting Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil, berikut
dalam implementasi kebijakan. Edward III pernyataan beliau:
mengemukakan bahwa bagaimanapun jelas dan “PNS di BLKM tentunya merupakan SDM
konsistensinya ketentuan-ketentuan dan aturan- mengenai implementasi PP Nomor 53 tahun 2010
aturan serta bagaimanapun akuratnya ini, perihal kesiapan pegawai perlu ditingkatkan
penyampaian ketentuan-ketentuan atau aturan- lagi karena ketentuan masuk kerja pukul 07.30
aturan tersebut, jika para pelaksana kebijakan WIB ada toleransi sampai 08.00 WIB dan apel
yang bertanggung jawab untuk melaksanakan pagi setiap hari dilaksanakan setiap pukul 08.00
kebijakan kurang mempunyai sumber-sumber WIB, yang mana apabila terdapat pegawai yang
daya untuk melaksanakan kebijakan secara tidak mengikuti apel pagi akan mendapatkan
efektif maka implementasi kebijakan tersebut teguran dan tentunya akan dipanggil atasan.”
Vol.14 No.4 Nopember 2019 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI
Open Journal Systems
ISSN 1978-3787 (Cetak) 2375
ISSN 2615-3505 (Online)
………………………………………………………………………………………………………
(Senin, 11 Maret 2019 Pukul 14.40 di BLKM Selanjutnya pernyataan dari Ibu Eli
Provinsi Jawa Barat). Sugriwati, SE yang menyebutkan bahwa sarana
Sementara itu, masih senada dengan dan prasarana di Balai Latihan Kerja Mandiri
pendapat di atas yang mana perlu ditingkatkan yang mendukung disiplin Pegawai Negeri Sipil
perihal kesiapan Pegawai Negeri Sipil, yang sudah lengkap, berikut pernyataannya:
mana Bapak Mulyana, S. Sos menyebutkan “Kita sarana dan prasarana sudah lengkap
masih adanya Pegawai Negeri Sipil di Balai telah dipenuhi oleh pusat, BKD. Mulai dari finger
Latihan Kerja Mandiri Provinsi Jawa Barat yang Print, absen manual, komunikasi dengan dinas itu
belum sepenuhnya mematuhi Pertauran sudah lengkap, adapaun kendaraan dinas juga
Pemerintah tentang Disiplin Pegawai Negeri sudah ada baik itu kendaraan untuk pelatihan ke
Sipil, berikut adalah pernyataannya: berbagai daerah, mobil dinas, dan motor dinas
“Berkaitan dengan SDM, yang mana PNS telah disediakan.” (Senin, 11 Maret 2019 Pukul
BLKM sudah baik dalam melaksanakan 14.40 di BLKM Provinsi Jawa Barat).
kedisiplinan namun masih saja ada pegawai yang Ketiga, menegnai biaya dan anggaran yang
belum sepenuhnya mematuhi dari peraturan menunjang dalam Implementasi Kebijakan
tersebut seperti halnya pada jam kerja dimana Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
masih terdapat pegawai yang belum mematuhi Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Balai
jam kerja, maka di sinilah perlu suatu ketegasan Latihan Kerja Mandiri Provinsi Jawa Barat,
dari atasan sebagai salah satu upaya untuk berikut pernyataan dari Kepala BLKM Provinsi
meningkatkan kedisiplinan pegawai di sini.” Jawa Barat:
(Senin, 11 Maret 2019 Pukul 14.50 di BLKM “Biaya ataupun anggaran untuk
Provinsi Jawa Barat). implementasi disiplin PNS di BLKM ini tentunya
Kedua, mengenai sarana dan prasarana, bersumber pada APBD Provinsi Jawa Barat
peneliti menanyakan bagaimana sarana dan melalui Badan Kepegawaian Daerah (BKD)
prasarana yang menunjang dalam Implementasi Provinsi Jawa Barat melalui sosialisasi, di mana
Kebijakan Peraturan Pemerintah Nomor 53 perwakilan dari BLKM yang pada biasanya
Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri diwakili oleh Pengadministrasi Umum
Sipil di Balai Latihan Kerja Mandiri Provinsi Kepegawaian Subbag TU mengikuti sosialisasi
Jawa Barat. Berikut pernyataan dari Kepala sekaligus diberikan pengarahan dan pemahaman
BLKM Provinsi Jawa Barat: mengenai implementasi PP Nomor 53 tahun 2010
“Kalau dilihat dari sarana dan prasarana tentang Disiplin PNS.” (Senin, 11 Maret 2019
yang ada di BLKM ini yang menunjang disipliin Pukul 13.00 di BLKM Provinsi Jawa Barat).
PNS kita di sini disediakan kendaraan dinas Selanjutnya Bapak Ir. Joko Widada
untuk melaksanakn tugas dinas misalnya, juga menyatakan bahwa biaya dan anggaran di Balai
kita di sini absen menggunakan henki (absen Latihan Kerja Mandiri sudah menunjang untuk
elektronik) yang mana absen ini bisa langsung implementasi Peraturam Pemerintah Nomor 53
diakses oleh BKD tiap bulannya, yang mana di tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
situ nanti akan terlihat bagus tidaknya disiplin yang salah satunya adalah dengan adanya
pegawai dari segi kehadiran dan mematuhi jam pemberian Insentif Berbasis Kinerja (IBK)
kerja. Namun kini telah hadir aplikasi baru yang kepada pegawai yang memiliki tingkat disiplin
bernama Kimop yang lebih efektif, efisien dan dan kinerja yang tinggi, berikut pernyataannya:
akurat untuk absensi. Selain itu, dengan adanya “Menurut saya biaya yang menunjang
CCTV di ruangan kerja walaupun tidak semua disiplin PNS sudah menunjang dari anggaran
sudut ada CCTV setidaknya bisa menunjang PNS yang ada, misalnya dengan memberikan insentif
untuk tetap disiplin dan tanggungjawab dalam kepada pegawai untuk memberikan motivasi
menjalankan tugasnya.” (Senin, 11 Maret 2019 dalam disiplin, khususnya lagi kan sekarang itu
Pukul 13.00 di BLKM Provinsi Jawa Barat). ada yang namanya IBK (Insentif Berbasis
http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.14 No.4 Nopember 2019
Open Journal Systems
2376 ISSN No. 1978-3787 (Cetak)
ISSN 2615-3505 (Online)
……………………………………………………………………………………………………....
Kinerja) yang mana setiap bulannya ada tidak paham maka dia tidak akan disiplin. Kalau
pemberian insentif khusus kepada pegawai yang dipersentasekan pemahaman PNS di sini sudah
memiliki kinerja dan kedisiplinan yang tinggi. ada yang mencapai 90% ada juga yang baru
Terkadang juga di sini ada dana khusus jikalau sampai 75% tergantung orangnya, dengan
melakukan tugas dinas keluar.” (Senin, 11 Maret berpatokan pada kedisiplinan pegawai yang
2019 Pukul 14.10 di BLKM Provinsi Jawa Barat) bersangkutan. Kalau dirata-ratakan mungkin
Dengan demikian, untuk dimensi sumber pemahaman pegawai PNS di sini terkait PP
daya dalam implementasi kebijakan Peraturan Nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin PNS
Pemeriintah Nomor 53 tahun 2010 tentang sampai pada 85%.” (Senin, 11 Maret 2019 Pukul
Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Balai Latihan 13.00 di BLKM Provinsi Jawa Barat).
Kerja Mandiri Provinsi Jawa Barat belum optimal Sementara itu, menurut Ibu Eli Sugriwati,
karena walaupun sarana dan prasarana serta biaya SE pemahaman Pegawai Negeri Sipil di Balai
dan anggaran telah menunjang sedangkan sumber Latihan Kerja Mandiri Provinsi Jawa Barat
daya manusia di Balai Latihan Kerja Mandiri terkait Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun
Provinsi Jawa Barat belum menunjang hal ini 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil sudah
karena jumlah pegawai masih kurang dan bagus, berikut yang pernyataannya:
kesiapanya pun perlu ditingkatkan. Sebagaimana “Menurut saya pribadi, pemahaman
Edward III dalam Widodo (2017) bahwa sumber pegawai terkait Peraturan Disiplin PNS sudah
daya manusia (staff) harus cukup (jumlah) dan bagus dilihat daripada bagaimana pegawai itu
cakap (keahlian). melaksanakan tugas dan dari mematuhi peraturan
Disposisi disiplin salah satunya. Namun mungkin memang
Pengertian disposisi menurut Edward III yang namanya manusia tidak luput dari kesalahan
dalam Widodo (2017) dikatakan sebagai dan lupa ya memang masih ada pegawai yang
kemauan, keinginan, kecenderungan para pelaku belum optimal dalam mematuhi jam kerja
kebijakan untuk melaksanakan kebijakan tadi sehingga waktu yang digunakanpun belum
secara sungguh-sungguh sehingga apa yang optimal. Hal ini pun sebenarnya sering diingatkan
menjadi tujuan kebijakan dapat diwujudkan. oleh atasan baik pada apel pagi maupun pada
Sikap dari pelaksana kebijakan akan sangat pegawai yang bersangkutan apabila melakukan
berpengaruh dalam implementasi kebijakan. pelanggaran.” (Senin, 11 Maret 2019 Pukul 14.40
Apabila implementator memiliki sikap yang baik di BLKM Provinsi Jawa Barat)
maka dia akan dapat menjalankan kebijakan Kedua, respon pelaksana kebijakan
dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh mengenai Implementasi Kebijakan Peraturan
pembuat kebijakan, sebaliknya apabila sikapnya Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang
tidak mendukung maka implementasi tidak akan Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Balai Latihan
terlaksana dengan baik. Dimensi disposisi ini Kerja Mandiri Provinsi Jawa Barat. Berikut
peneliti bagi ke dalam dua indikator yaitu pernyataan dari Kepala BLKM Provinsi Jawa
pemahaman dan respon pegawai. Barat terkait dukungan Pegawai Negeri Sipil
Pertama, pemahaman pelaksana kebijakan terhadap implementasi Peraturan Pemerintah
mengenai Implementasi Kebijakan Peraturan Nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Negeri SIpil:
Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Balai Latihan “Respon pegawai di sini sangat mendukung
Kerja Mandiri Provinsi Jawa Barat, berikut dengan adanya PP disiplin PNS tersebut.
pernyataan dari Kepala BLKM Provinsi Jawa memang pada awalnya pp ini dirasa berat karena
Barat: dilihat daripada hukumannya dimana terdapat
“Sudah menjadi suatu keharusan seorang hukuman ringan, sedang, dan berat. Namun
PNS memahami PP Nomor 53 tahun 2010 karena itu sudah menjadi aturan dan kewajiban,
tentang Disiplin PNS, ya jikalau pegawai tersebut maka mau tidak mau PNS harus siap dan harus
Vol.14 No.4 Nopember 2019 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI
Open Journal Systems
ISSN 1978-3787 (Cetak) 2377
ISSN 2615-3505 (Online)
………………………………………………………………………………………………………
mendukung. Dimana salah satu bentuk Operasional Prosedur (SOP) yang mengatur tata
dukungannya para pegawai di sini mengikuti apel aliran pekerjaan di antara para pelaksana, terlebih
pagi, mematuhi jam kerja, dan melaksanakan jika pelaksanaan program melibatkan lebih dari
tugas dengan penuh tanggungjawab dan bekerja satu institusi. Edward III dalam Widodo (2017)
secara optimal.” (Senin, 11 Maret 2019 Pukul juga mengingatkan bahwa adakalanya
13.00 di BLKM Provinsi Jawa Barat) fragmentasi diperlukan manakala implementasi
Sementara itu, Bapak Ir. Joko Widodo kebijakan memerlukan banyak program dan
menyatakan bahwa pegawai mendukung dalam melibatkan banyak institusi untuk mencapai
implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 53 tujuannya. Untuk dimensi struktur birokrasi ini,
tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil penulis bagi ke dalam dua indikator yaitu Standar
sudah merupakan suatu komitmen. Berikut yang Operasional Prosedur (SOP) dan fragmentasi
pernyataannya: atau pola hubungan dalam penyelesaian masalah.
“Pegawai BLKM tetap mendukung dengan Pertama, SOP dalam Implementasi
adanya pelaksanaan PP ini karena sudah menjadi Kebijakan Peraturan Pemerintah Nomor 53
komitmen karena kita butuh kantor, sudah Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri
menjadi suatu kewajiban kita untuk mematuhi Sipil di Balai Latihan Kerja Mandiri Provinsi
aturan kantor dan tidak melanggar aturan kantor. Jawa Barat. Berikut pernyataan dari Kepala
Menurut saya tidak ada alasan untuk menolak BLKM Provinsi Jawa Barat:
peraturan PP disiplin tersebut. mau tidak mau “SOP tentu sudah sesuai dengan PP Nomor
sebagai PNS harus mematuhi peraturan tersebut.” 53 taun 2010 tentang Disiplin PNS, tapi jikalau
(Senin, 11 Maret 2019 Pukul 14.10 di BLKM SOP pekerjaan kita punya SOP yang berbeda lagi
Provinsi Jawa Barat) standarnya yang ditentukan oleh Kepala Dinas
. yang sudah mencakup standarisasi kompetensi,
Dengan demikian, untuk dimensi disposisi skill tentunya. Yang di dalamnya telah kami
dalam implementasi kebijakan Peraturan sajikan secara lengkap dan jelas mengenai
Pemerintah Nomor 53 tahun 2010 tentang pelaksanaan tugas berkaitan dengan tupoksi
Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Balai Latihan pegawai masing-masing sesuai dengan
Kerja Mandiri Provinsi Jawa Barat sudah baik bidangnya masing-masing.” (Senin, 11 Maret
dilihat dari kemauan Pegawai Balai Latihan Kerja 2019 Pukul 13.00 di BLKM Provinsi Jawa Barat)
Mnadiri Provinsi Jawa Barat dalam mengikuti Senada dengan pernyataan di atas, Ibu
apel pagi, mematuhi jam kerja, dan melaksanakan Heppy Sopiah, SH juga menyatakan bahwa
tugas dengan penuh tanggungjawab. dalam Standar Operating Procedur (SOP) Balai
Sebagaimana menurut Edward III dalam Widodo Latihan Kerja Mandiri Provnsi Jawa Barat sangat
(2017) bahwa jika implementasi kebijakan ingin mengarahkan pegawai dalam melaksanakan
berhasil secara efektif dan efisien, para pelaksana tugas dan kerjanya dengan disiplin. Berikut yang
tidak hanya mengetahui apa yang harus dilakukan dikemukakan oleh Ibu Heppy Sopiah, SH terkait
dan mempunyai kemampuan untuk melakukan SOP Balai Latihan Kerja Mandiri Provinsi Jawa
kebijakan tersebut, tetapi mereka juga harus Barat:
mempunyai kemauan untuk melaksanakan
kebijakan tersebut. “Yang saya pribadi ketahui bahwa di dalam
Struktur Birokrasi SOP BLKM itu memuat tentang uraian tugas
Struktur birokrasi memiliki pengaruh yang kerja, di situ sudah teruraikan tersusun jelas
signifikan terhadap implementasi kebijakan. sesuai bidang kerjanya masing-masing tentunya
Struktur Birokrasi menurut Edward III dalam sangat mengarahkan pegawai dalam
Widodo (2017) adalah mekanisme kerja yang melaksanakan tugas dan kerjanya dengan disiplin
dibentuk untuk mengelola pelaksanaan sebuah dengan berpatokan pada SOP tersebut.” (Senin,
kebijakan. Ia menekankan perlu adanya Standar
http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.14 No.4 Nopember 2019
Open Journal Systems
2378 ISSN No. 1978-3787 (Cetak)
ISSN 2615-3505 (Online)
……………………………………………………………………………………………………....
11 Maret 2019 Pukul 14.30 di BLKM Provinsi Sementara itu, berikut ini adalah
Jawa Barat) pernyataan dari Ibu Dra. Tuti Hidaryati mengenai
pola hubungan dalam mengatasi masalah yang
Sementara itu, menurut Bapak Mulyana, S. berkaitan dengan disiplin Pegawai Negeri Sipil di
Sos Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010 Balai Latihan Kerja Mandiri Provinsi Jawa Barat
tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil telah Berikut Pernyataannya:
berjalan di Balai Latihan Kerja Mandiri Provinsi “Secara pembinaan ya dia pegawai yang
Jawa Barat sesuai peraturan, dan SOP BLKM melanggar dibina oleh atasannya terlebih dahulu.
mendukung implementasi PP tersebut. Berikut Pertama di panggil secara lisan, tetap melanggar
pernyataannya: pembinaan oleh atasan, 3x juga masih oleh
“PP Nomor 53 tahun 2010 menurut saya di atasan, masih juga dan ke 4x dia akan dipanggil
sini memang berjalan sesuai peraturan tersebut, oleh Kepala Balai. Adapun untuk sanksi di sini
namun berkaitan dengan SOP yang mana SOP sudah sesuai dengan PP No 53 tahun 2010
BLKM di dalalamnya menguraikan tugas dan tentang Disiplin PNS. Yakni untuk penanganan
kerja daripada tiap-tiap biangnya, dengan SOP masalah yang berkaitan dengan disiplin PNS
BLKM dengan menguraikan tugas kerja tersebut yakni dari atasan bidang, langsung k kabag TU,
saya kira mendukung pegawai untuk Kepala Balai, kemudian proses ke dinas, lalu ke
melaksanakan tugas dan kerjanya sedisiplin pusat dan itu bukan poses yang cepat dan tidak
mungkin.” (Senin, 11 Maret 2019 Pukul 13.00 di semudah atasan bisa memecat pegawai yang
BLKM Provinsi Jawa Barat) melanggar disiplin PNS.” (Senin, 11 Maret 2019
Kedua, fragmentasi mengenai Pukul 13.30 di BLKM Provinsi Jawa Barat)
Implementasi Kebijakan Peraturan Pemerintah
Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Dengan demikian, untuk dimensi struktur
Negeri Sipil di Balai Latihan Kerja Mandiri birokrasi dalam implementasi kebijakan
Provinsi Jawa Barat. Berikut pernyataan dari Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010
Kepala BLKM Provinsi Jawa Barat: tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Balai
“Hubungan dalam mengatasi konflik atau Latihan Kerja Mandiri Provinsi Jawa Barat dapat
masalah disiplin PNS, di pusat kan ada BKD dikatakan telah efektif karena Balai Latihan Kerja
yang mana Peran BKD provinsi Jawa Barat Mandiri Provinsi Jawa Barat telah mempunyai
adalah sebagai penampung dari laporan-laporan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan
mengenai disiplin, dalam hal ini kita menerima prosedur fragmentasi yang jelas. Karena menurut
laporan bagaimana perkembangan pegawai di Edward III dalam Widodo (2017) bahwa
dalam melaksanakan kedisiplinan. Apabila implementasi kebijakan bisa jadi masih belum
terdapat pegawai yang melanggar peraturan efektif karena ketidakefisienan struktur birokrasi.
disiplin, dilihat dulu bagaimana tingkat Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat
pelanggarannya yang selanjutnya dilakukan Berdasarkan pada analisis hasil penelitian,
penanganannya sesuai dengan peraturan yang maka peneliti dapat menemukan beberapa faktor
ada. Adapun di BLKM sendiri diatasi dahulu oleh pendukung dalam implementasi kebijakan
atasan bidangnya, kemudian ke Subbag TU, Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010
kemudian masuk ke saya selaku Kepala Balai, tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Balai
jika memerlukan proses yang lebih lanjut maka Latihan Kerja Mandiri Provinsi Jawa Barat.
akan masuk ke Dinas (Disnakertrans Provinsi Adapun faktor pendukung tersebut adalah
Jawa Barat) dan baru diproses ke pusat.” (Senin, sebagai berikut: (1) Sarana dan Prasarana yang
11 Maret 2019 Pukul 13.00 di BLKM Provinsi memadai
Jawa Barat) Tersedianya sarana dan prasarana yang
memadai sangat dibutuhkan setiap organisasi
dalam menyelenggarakan kegiatannya untuk
Vol.14 No.4 Nopember 2019 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI
Open Journal Systems
ISSN 1978-3787 (Cetak) 2379
ISSN 2615-3505 (Online)
………………………………………………………………………………………………………
mencapai tujuan yang akan dicapai. Sarana motivasi yang kuat dalam meningkatkan
adalah sesuatu yang dapat digunakan sebagai kedisiplinan kerja maupun kinerja secara umum.
peralatan dalam pecapaian maksud dan tujuan Balai Latihan Kerja Mandiri Provinsi Jawa
sedangkan prasarana ialah sesuatu yang Barat dalam implementasi kebijakan Peraturan
merupakan faktor penunjang terlaksananya suatu pemerintah Nomor 53 tahun 2010 tentang
proses kegiatan sehingga dapat diklasifikasikan Disiplin Pegawai Negeri Sipil adanya
hal-hal yang termasuk sarana dan prasarana. penghargaan bagi pegawai yang memiliki tingkat
Sarana dan prasarana di Balai Latihan disiplini yang tinggi dalam kurun waktu tertentu
Kerja Mandiri Provinsi Jawa Barat menjadi serta adanya pemberian Insentif Berbasis Kinerja
faktor pendukung dalam implementasi Peraturan (IBK) tiap bulannya bagi pegawai yang memiliki
Pemerintah Nomor 53 tahun 2010 tentang prestasi kerja dan disiplin yang tinggi. Tentunya
Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Di mana sarana hal tersebut sangat mendukung dan memotivasi
dan prasarana yang dimaksud adalah seperti pegawai dalam menegakkan peraturan disiplin.
kendaraan dinas, finger print, suasana kantor Oleh karena itu, dalam pelaksanaan disiplin
yang nyaman, serta fasilitas mendukung dan perlu adanya suatu penghargaan dan insentif,
memadai. Dengan adanya sarana dan prasarana yang mana dengan adanya pemberian
tersebut merupakan modal awal bagi penghargaan dan insentif tersebut sangat
pembentukan pagawai negeri sipil yang efektif memotivasi pegawai dalam menegakkan aturan
dan efisien demi terbentuknya suatu pegawai disiplin serta akan menumbuhkan rasa
yang berjiwa disiplin tinggi serta taat pada tanggungjawab serta memberikan sikap patuh
tanggungjawab yang diberikan. terhadap peraturan yang ada. Sebagaimana
Oleh karena itu, sarana dan prasarana menurut Edward III dalam Widodo (2017) bahwa
mempunyai peranan sangat penting di dalam pada dasarnya orang bergerak berdasarkan
pelaksanaan disiplin Pegawai Negeri Sipil dirinya sendiri, maka memanipulasi insentif oleh
khususnya dalam implementasi kebijakan para pembuat kebijakan mempengaruhi tindakan
Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010 para pelaksana menjalankan perintah dengan
tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Tanpa baik. (3) Standar Operasional Prosedur (SOP)
sarana dan prasarana yang memadai, tentunya yang jelas
tujuan dan sasaran implementasi kebijakan Standar Operasional Prosedur (SOP)
Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010 adalah tatacara atau tahapan yang dibakukan dan
tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Balai yang harus dilalui untuk menyelesaikan suatu
Latihan Kerja Mandiri Provinsi Jawa Barat akan tugas kerja tertentu. Edward III dalam Widodo
sulit dicapai. Sebagaimana menurut Edward III (2017) menekankan perlu adanya Standar
dalam Widodo (2017) yang mengatakan bahwa Operasional Proseedur (SOP) yang mengatur tata
terbatasnya fasilitas dan peralatan yang aliran pekerjaan di antara para pelaksana.
diperlukan dalam pelaksanaan kebijakan, Dalam hal ini SOP Balai Latihan Kerja
menyebabkan gagalnya pelaksanaan kebijakan. Mandiri Provinsi Jawa Barat yakni SOP BLKM
(2) Penghargaan dan Insentif Provinsi Jawa Barat tahun 2018 telah
Kedisiplinan tidak dapat tercipta dengan menguraikan tugas kerja pegawai secara rinci dan
sendirinya, akan tetapi selalu dilatar belakangi jelas sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
oleh faktor-faktor seperti adanya aturan yang masing-masing. Tentunya kehadiran SOP
mengatur, serta perasaan suka atau senang. tersebut menjadi salah satu faktor pendukung
Prasaan suka dan senang dapat muncul ketika dalam implementasi kebijakan Peraturan
pegawai mendapatkan penghargaan dari prestasi Pemerintah Nomor 53 tahun 2010 tentang
kerja. sehingga mereka termotivasi untuk bekerja Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Karena sejalan
dengan sebaik-baiknya sehingga mencapai hasil dengan teori Edward III di atas, yang mana SOP
yang optimal. Penghargaan merupakan suatu Balai Latihan Kerja Mandiri Provinsi Jawa Barat
http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.14 No.4 Nopember 2019
Open Journal Systems
2380 ISSN No. 1978-3787 (Cetak)
ISSN 2615-3505 (Online)
……………………………………………………………………………………………………....
tersebut telah mengatur tata aliran pekerjaan di Latihan Kerja Mandiri Provinsi Jawa Barat
antara para pelaksana yakni para pegawai Balai mengenai implementasi kebijakan Peraturan
Latihan Kerja Mandiri Provinsi Jawa Barat. Pemerintah Nomor 53 tahun 2010 tentang
Faktor Penghambat Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Hal ini tentunya
Berdasarkan analisis hasil penelitian, menjadi salah satu penghambat dalam
peneliti juga menemukan adanya beberapa faktor implementasi kebijakan Peraturan Pemerintah
yang menjadi penghambat dalam implementasi Nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
kebijakan Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun Negeri Sipil di Balai Latihan Kerja Mandiri
2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Provinsi Jawa Barat. (2) SDM dan kesiapan
Balai Latihan Kerja Mandiri Provinsi Jawa Barat. Pegawai Negeri Sipil belum memadai
Faktor penghambat tersebut antara lain adalah Kedisiplinan pegawai merupakan suatu hal
sebagai berikut: (1) Rendahnya intensitas yang harus menjadi acuan hidup bagi setiap
pemerintah dalam mengadakan sosialisasi pegawai dalam melaksanakan tugas dan
Dalam dunia hukum, sosialisasi merupakan tanggung jawab yang dibebankan oleh Negara
hal utama baik dalam kegunaan akademis kepadanya. Disiplin bagi pegawai mencakup
maupun dalam kegunaan praktik. Sebagai suatu unsur-unsur ketaatan, kesetiaan, kesungguhan
negara hukum, maka hukum menjadi titik tolak dalam menjalankan tugas dan kesanggupan
dari semua ativitas negara dan masyarakat atau berkorban. Peraturan Disiplin Pegawai Negeri
acuan bagi yang memerintah dan yang diperintah. Sipil adalah peraturan yang mengatur mengenai
Oleh karena itu, maka setiap orang harus tahu kewajiban, larangan, dan sanksi apabila
hukum (peraturan), bahkan dalam setiap kali kewajiban tidak ditaati atau larangan dilanggar
undang-undang diterbitkan dan dicantumkan oleh Pegawai Negeri Sipil. Disiplin yang
bahwa setiap orang dianggap mengetahuinya. diharapkan adalah disiplin yang datang dari
Semakin tingginya tuntutan masyarakat terhadap individu pegawai itu sendiri dan bersifat spontan
peningkatan kinerja pegawai negeri sipil bukan disiplin berdasarkan perintah yakni
terutama dalam hal kehadiran dan kinerja. dijalankan karena adanya sanksi atau ancaman
Oleh karena itu, sosialisasi mengenai hukuman.
Peraturan Pemerintah nomor 53 tahun 2010 Menurut Edward III dalam Widodo (2017)
tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil sangat bahwa sumber daya manusia (staff) harus cukup
diperlukan, agar Pegawai Negeri Sipil (jumlah) dan cakap (keahlian). Adapun yang
memahami, menghayati, dan merapkan peraturan menjadi salah satu faktor penghambat dalam
pemerintah nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin pelaksanaan peraturan pemerintah tentang
Pegawai Negeri Sipil. Karena tidak dapat disiplin pegawai negeri sipil di Balai Latihan
dipungkiri bahwa masih ada di antara Pegawai Kerja Mandiri Provinsi Jawa Barat yaitu
Negeri Sipil yang belum memahami dan kurangnya SDM dan kurangnya kesiapan
mengimplementasikan peraturan pemerintah pegawai dalam melaksanakan peraturan disiplin
nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Pegawai Negeri Sipil. Hal ini bisa diketahui dari
Negeri Sipil. masih adanya pegawai Balai Latihan Kerja
Sebagaimana di Balai Latihan Kerja Mandiri Provinsi Jawa Barat yang belum
Mandiri Provinsi Jawa Barat dalam implementasi sepenuhnya mematuhi jam kerja dan belum
kebijakan ini, pimpinan sering menyampaikan menggunakan jam kerja secara optimal.
dan memberikan arahan kepada para pegawai
untuk meningkatkan kedisiplinan. Namun secara PENUTUP
pelaksanaannya di Balai Latihan Kerja Mandiri Kesimpulan
Provinsi Jawa Barat belum diadakannya Berdasarkan analisis dan temuan-temuan di
sosialisasi khusus untuk memberikan lapangan yang diperoleh, maka dapat ditarik
pemahaman kepada Pegawai Negeri Sipil Balai kesimpulan bahwa Implementasi Kebijakan
Vol.14 No.4 Nopember 2019 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI
Open Journal Systems
ISSN 1978-3787 (Cetak) 2381
ISSN 2615-3505 (Online)
………………………………………………………………………………………………………
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 [6] Dasimah, Imas. (2014), Pengaruh
Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Balai Implementasi Kebijakan PP No 53 Tahun
Latihan Kerja Mandiri (BLKM) Provinsi Jawa 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
Barat belum berjalan optimal, kompetensi (PNS) Terhadap Kinerja Pegawai di
sumber daya manusia masih terbatas,kapasitas Kementerian Agama Kota Bandung,
keterampilannya belum dapat mengimbangi Bandung: FISIP UIN Sunan Gunung Djati
tuntutan kinerja organisasi. Bandung.
Berdasarkan hal tersebut di atas, peneliti [7] Engkus, E (2017). Implementasi Undang-
mengajukan saran-saran yang dapat membantu Undang Perdagangan Implikasinya Dalam
pihak Balai Latihan Kerja Mandiri (BLKM) Kebijakan Pengendalian Harga Kebutuhan
Provinsi Jawa Barat dalam hal kedisiplinan Pokok Masyarakat, JISPO: Jurnal Ilmu
sebagaimana Peraturan Pemerintah Nomor 53 Sosial dan Ilmu Politk, 18(1), 1-144.
Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri [8] Engkus, E. (2017). The Influence Of
Sipil. Adapun saran yang diajukan peneliti adalah Organizational Behavior On Work Ethics
sebagai berikut: Berkaitan dengan sumber daya, Employees In Bandung Regency
karena keterbatasan sumber daya manusia maka Government. 1(1), 1-16.
perlu mengajukan tambahan tenaga operator atau [9] Engkus.(2019). Implementasi Kebijakan
SDM yang mempunyai skill dan pengalaman Perlindungan Anak Jalanan di Kota
yang sesuai dengan bidang yang diperlukan. Bandung, Media Bina Ilmiah.14(3).2077-
Serta kesiapan dari sumber daya manusia, yaitu 2083.
Pegawai Negeri Sipil di Balai Latihan Kerja [10] Ishak, D., Maolani, D. Y., dan Engkus, E.
Mandiri Provinsi Jawa Barat harus terus (2017). Konsep Kinerja Dalam Studi
ditingkatkan dalam melaksanakan peraturan Organisasi Publik. JISPO: Jurnal Ilmu Sosial
disiplin khususnya dalam mematuhi jam kerja. dan Ilmu Politk, 7(2), 101-120.
Peningkatan sosialisasi khusus mengenai [11] Islami, Irfan. (2009). Prinsip-Prinsip
implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 53 Perumusan Kebijaksanaan Negara, Jakarta:
tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil Bumi Aksara.
perlu diadakan, karena sosialisasi khusus ini [12] Moenir, HAS. (1998). Manajemen
sangat penting untuk menambah wawasan, Pelayanan Publik, Jakarta: Bina Aksara.
pengetahuan, dan pemahaman Pegawai Negeri [13] Moleong, Lexy. (2006). Meteologi
Sipil Balai Latihan Kerja Mandiri Provinsi Jawa Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja
Barat. Rosdakarya.
DAFTAR PUSTAKA [14] Mulyawan, Ubay. (2015). Implementasi
[1] A.G Subarsono. (2005). Analisis Kebijakan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
Publik Konsep, Teori dan Aplikasi, Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. (PNS) Di Badan Lingkungan Hidup Daerah
[2] Agustino, Leo. (2008). Dasar-Dasar Kota Serang, Serang: FISIP Universitas
Kebijakan Publik, Bandung: Alfabeta Sultan Ageng Tirtayasa.
[3] Anggara, Sahya. (2012). Perbandingan [15] Nawawi, Ismail. (2009). PublicPolicy
Administrasi Negara, Bandung: Pustaka (Analisis, Strategi Advokasi Teori dan
Setia. Praktek), Surabaya: PMN.
[4] Anggara, Sahya. (2015). Metode Penelitian [16] Nugroho, Riant. (2014). Public Policy,
Administrasi, Bandung: Pustaka Setia. Jakarta: Elek Media Komputindo
[5] Bungin, Burhan. (2007). Penelitian [17] Pasolong, Harbani. (2013). Teori
Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Administrasi Publik, Bandung: Alfabeta.
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: [18] Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
Kencana. Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.14 No.4 Nopember 2019
Open Journal Systems
2382 ISSN No. 1978-3787 (Cetak)
ISSN 2615-3505 (Online)
……………………………………………………………………………………………………....
[19] Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 84
Tahun 2016 Tentang Pembentukan [15] [20]
Susunan Organsasi Unit Pelaksana Teknis
Dinas dan Badan di Lingkungan
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa
Barat
[21] Siagian, Sondang P. (2008). Administrasi
Pembangunan, Konsep, Dimensi dan
Strateginya, Jakarta: Bumi Aksara.
[22] Silalahi, Ulber. (2012). Metode Penelitian
Sosial, Bandung: Refika Aditama.
[23] Sugiyono. (2008). Memahami Penelitian
Kualitatif, Bandung: Alfabeta.
[24] Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
Administrasi, Bandung: Alfabeta.
[25] Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis,
Bandung: Alfabeta.
[26] Sugyono. (2005). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta.
[27] Suyanto, Bagong. (2013). Metode Penelitian
Sosial Berbagai Alterntif Pendekatan,
Jakarta: Prenada.
[28] Thoha, Miftah. (2015). Dimensi-Dimensi
Prima Ilmu Administrasi Negara, Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
[29] Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Tentang Aparatur Sipil Negara.
[30] Wahab, Solichin Abdul. (2008). Analisis
Kebijaksanaan, dari Formulasi ke
Implementasi, Jakarta: Bumi Aksara.
[31] Wahab, Solichin Abdul. (2008). Pengantar
Analisis Kebijakan Publik, Malang: UMM
Press.
[32] Widodo. (2017). Metodologi Penelitian
Populer dan Praktis, Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
[33] Winarno, Budi. (2004). Kebijakan Publik:
Teori, Proses, dan Studi Kasus (Edisi dan
Revisi Terbaru), Yogyakarta: CAPS.
[34] Yenni Yunianti, Andi. (2014).
Implementasi Kebijakan Disiplin Pegawai
Negeri Sipil di Dinas Pendidikan Provinsi
Sulawesi Selatan, Makassar: FISIP
Universitas Hasanudin

Vol.14 No.4 Nopember 2019 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI


Open Journal Systems

You might also like