(Studi pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Malang)
Didik Fatkhur Rohman, Imam Hanafi, Minto Hadi
Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang E-mail: didikfr@rocketmail.com
Abstract: Implementation of Integrated Population Policy Administration Service. The
increasing number of population in the city of Malang encouraged to do a good recording of demographic data for population data is needed in the planning and evaluation of development. The purpose of this study is: To analyze the implementation of population policy in an integrated administrative services in providing services to people in the Department of Population and Civil Registration Malang and analyzing the factors supporting and restricting. Type of this research is a descriptive qualitative approach. Administration policy on population terpaadu in this study focused on basic services ID CARD which includes: basic policies or regulations adopted, procedure of making ID CARD services, document administration, as well as supporting and restricting factors of policy implementation. The results showed that the policy of centralization management card residents is Poor City Government step forward, especially in the field of public service to spruce up the residency to the administrative system in one centralized place to facilitate Government of Malang in accessing and mapping society so that in making policies that others have valid data.
Meningkatnya jumlah penduduk di Kota Malang mendorong untuk dilakukannya pencatatan data kependudukan yang baik karena data kependudukan sangat diperlukan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan. Tujuan penelitian ini adalah: Menganalisis implementasi kebijakan pelayanan administrasi kependudukan secara terpadu dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Malang dan menganalisis faktor pendukung dan penghambat. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Kebijakan administrasi kependudukan terpadu dalam penelitian ini difokuskan pada pelayanan dasar KTP yang meliputi: dasar kebijakan atau peraturan yang dipakai, wewenang dan tanggung jawab organisasi pelaksana, prosedur pelayanan pembuatan KTP, dokumen administrasi, serta faktor pendukung dan penghambat implementasi kebijakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kebijakan sentralisasi pengurusan kartu tanda penduduk merupakan langkah maju Pemerintah Kota Malang terutama dalam bidang pelayanan publik untuk merapikan sistem administrasi kependudukan ke dalam satu tempat terpusat untuk memudahkan pemerintah Kota Malang mengakses, sehingga dalam membuat kebijakan yang lain memiliki data yang kongkret.
Kata kunci: penduduk, implementasi, dan kebijakan
Pendahuluan pelayanan yang diselenggarakan untuk
Pelayanan publik adalah kegiatan menjamin hak dan kebutuhan dasar warga atau rangkaian kegiatan dalam rangka negara. Pelayanan KTP dan akte kelahiran pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai sangat vital dalam kehidupan warga karena peraturan perundang-undangan bagi setiap keduanya menjamin keberadaan, identitas warga negara dan penduduk atas barang, warga dan hak-hak sipil lainnya. Pelayanan jasa, atau pelayanan administratif yang seperti itu tentu sangat penting dan menjadi disediakan oleh pemenrintah. bagian dari pelayanan publik yang harus Berbagai pelayanan administratif, diselenggarakan oleh negara (Dwiyanto, seperti pelayanan KTP, akte kelahiran, 2010, h.20). sertifikasi tanah, dan perizinan, merupakan
Kota Malang dengan jumlah Catatan Sipil kurang efektif dan efisien penduduk sampai tahun 2010 sebesar seperti apa yang diharapkan oleh 892.323 jiwa yang terdiri dari 446.576 jiwa masyarakat, kurangnya sosialisasi terhadap penduduk laki-laki, dan penduduk pe- masyarakat baik dari masyarakat penduduk rempuan sebesar 445.747 jiwa. Kepadatan lokal atau pun yang pendatang tentang tata penduduk kurang lebih 7.420 jiwa per cara prosedur untuk pembuatan dokumen kilometer persegi. Tersebar di 5 Kecamatan identitas diri. Hal ini menarik perhatian (Klojen = 201.954 jiwa, Blimbing = peneliti untuk meneliti lebih lanjut 198.648 jiwa, Kedungkandang = 169.780 mengenai “Implementasi Kebijakan Pe- jiwa, Sukun = 202.742 jiwa, dan layanan Administrasi Kependudukan Lowokwaru = 181.854 jiwa). Terdiri dari Terpadu (Studi Dinas Kependudukan dan 57 Kelurahan, 526 unit RW dan 3.935 unit Catatan Sipil Kota Malang)” RT. Dengan demikian rasio jenis kelamin Tujuan penelitian ini yaitu: (1) penduduk Kota Malang sebesar 99,87. Ini Untuk menganalisis implementasi kebi- artinya bahwa setiap 100 penduduk jakan pelayanan administrasi kepen- perempuan terdapat 99 penduduk laki-laki. dudukan terpadu di Dinas Kependu-dukan Kebijakan administrasi ke- dan Catatan Sipil Kota Malang, (2) Untuk pendudukan di Kota Malang sudah di menganalisis faktor pendukung dan faktor canangkan mulai tahun 2007 dengan penghambat pada pelayanan administrasi dilahirkannya Peraturan Daerah Kota kependudukan terpadu oleh Dinas Ke- Malang No.15 Tahun 2007 dan di perkuat pendudukan dan Catatan Sipil Kota dengan Peraturan Walikota Malang No. 11 Malang. Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Administrasi Kependudukan di Tinjauan Pustaka Lingkungan Pemerrintah Kota Malang. Dye dalam Syafi’ie (2006, h.105) Dalam Peraturan Daerah Kota Malang No. mendefinisikan kebijakan publik sebagai 15 Tahun 2007 pada Bab I menyebutkan “whatever government choose to do or not Administrasi Kependudukan adalah rang- to do” yang dalam bahasa Indonesia berarti kaian kegiatan penataan dan penertiban apapun juga yang dipilih pemerintah, bai dalam penerbitan dokumen dan data mengerjakan sesuatu ataupun tidak kependudukan melalui pendaftaran pendu- mengerjakan (mendiamkan) sesuatu. duk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi Sedangkan Carl Frederic dalam administrasi kependudukan serta pendaya- Agustino (2008, h.7) menjelaskan bahwa gunaan hasilnya untuk pelayanan publik kebijakan adalah serangkaian tindakan atau dan pembangunan sektor lain. kegiatan yang diusulkan oleh seseorang, Masalah mendasar dalam admi- kelompok atau pemerintah dalam suatu nistrasi kependudukan adalah yang lingkungan tertentu di mana terdapat berkenaan dengan definisi penduduk yang beberapa hambatan (kesulitan-kesulitan) digunakan. Sampai sekarang di wilayah dan kemungkinan kemungkinan (kesem- Kota Malang, yang juga berlaku di wilayah patan-kesempatan) di mana kebijakan lain di Indonesia, Pemerintah Daerah tersebut diusulkan agar berguna dalam menganggap yang perlu didaftar hanyalah mengatasinya untuk mencapai tujuan yang penduduk resmi saja, yang berarti dimaksud. Ada juga pendapat RC Chandler menggunakan konsep de jure. Padahal dan JC Plano dalam Syafi’ie (2006, h.105) dalam Undang-Undang RI No. 23 tahun yang mengatakan bahwa kebijakan publik 2006 ditegaskan bahwa pelaksanaan adalah pemanfaatan yang strategis terhadap pendaftaran penduduk didasarkan pada azas sumber daya yang ada untuk memecahkan domisili atau tempat tinggal (de facto). masalah publik. Dari hal yang di uraikan di atas Implementasi kebijakan merupakan dapat disimpulkan masih banyak terjadi aspek terpenting dari keseluruhan proses permasalahan memberikan pelayanan ke- kebijakan. Implementasi kebijakan meru- pada masyarakat, misalnya pelayanan yang pakan wujud nyata dari suatu kebijakan, diberikan oleh Dinas Kependudukan dan karena pada tahap ini suatu kebijakan tidak
hanya terbatas pada perwujudan secara riil yang penting dan harus dilakukan sebagai dari kebijakan, tapi juga mempunyai kaitan satu kesatuan dalam struktur kebijakan dengan konsekuensi atau dampak yang publik. Karena dalam proses ini, dapat akan mengarah pada pelaksanaan kebijakan dijadikan sebagai salah satu tolak ukur tersebut. Dengan demikian pembuat berhasil atau tidaknya suatu kebijakan kebijakan tidak hanya ingin melihat diterapkan. kebijakan yang telah dilaksanakan oleh Menurut Kotler dalam Sampara masyarakat, namun juga ingin melihat Lukman yang dikutip oleh Sinambela seberapa jauh kebijakan tersebut dapat (2006, h.4): “Pelayanan adalah setiap memberikan konsekuensi mulai dari hal kegiatan yang menguntungkan dalam suatu yang positif maupun negatif kepada kumpulan dan menawarkan kepuasan masyarakat. meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu Ripley dan Franklin menjelaskan produk secara fisik”. Selanjutnya Sampara bahwa implementasi adalah apa yang yang dikutip oleh Sinambela (2006, h.5): terjadi setelah undang-undang ditetapkan “Pelayanan adalah suatu urutan kegiatan yg yang memberikan otoritas program, terjadi dalam interaksi langsung antar kebijakan, keuntungan (benefit), atau suatu seseorang dengan orang lain atau mesin, jenis keluaran yang nyata (tangible output). dan meyediakan kepuasan pelanggan.” Implementasi mencakup tindakan-tindakan Pelayanan publik dapat diartikan oleh beberapa aktor, khususnya para sebagai setiap kegiatan yang dilakukan oleh birokrat, yang dimaksudkan untuk membuat pemerintah terhadap sejumlah manusia program berjalan (Winarno, 2007, h. 145). yang memiliki setiap kegiatan yang Van Meter dan Van Horn dalam menguntungkan dalam suatu kumpulan atau Solichin (2007, h.146), dimana keduanya suatu kesatuan, dan menawarkan kepuasan membatasi implementasi kebijakan sebagai meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu tindakan-tindakan yang dilakukan oleh produk secara fisik. Pelayanan publik dapat individu-individu atau kelompok peme- pula diartikan pemberian layanan keperluan rintah maupun swasta yang diarahkan untuk orang atau masyarakat baik dalam bentuk mencapai tujuan-tujuan yang telah jasa maupun dalam bentuk barang ditetapkan dalam keputusan-keputusan mempunyai kepentingan pada organisasi kebijakan sebelumnya. Tindakan-tindakan sesuai cara yang telah ditetapkan. Dengan ini mencakup usaha-usaha untuk mengubah demikian pelayanan publik adalah keputusan-keputusan menjadi tindakan pemenuhan kegiatan dan kebutuhan operasional dalam kurun waktu tertentu masyarakat oleh penyelenggara negara. maupun dalam rangka melanjutkan usaha Kebutuhan dalam hal ini bukanlah untuk mencapai perubahan yang ditetapkan kebutuhan secara individual akan tetapi oleh keputusan-keputusan kebijakan. berbagai kebutuhan yang sebenarnya diharapkan oleh masyarakat, yaitu kebutuhan pelayanan yang menjadi hak masyarakat sebagai warga negara. Dwiyanto (2010, h.2) menyatakan bahwa pelayanan publik sebenarnya memiliki kisaran yang sangat luas, yaitu mencakup pelayanan untuk memenuhi kebutuhan barang publik, hak dasar, kewajiban pemerintah, dan komitmen Gambar 1 Model Proses Implementasi Kebijakan nasional. Sumber: Agustino (2008:144) Pelayanan publik umumnya dibagi dalam dua kategori sesuai dengan tingkat Dari berbagai penjelasan yang telah kepentingan kebutuhan warga negara, yakni diungkapkan oleh beberapa ahli diatas, pelayanan publik primer dan pelayanan maka dapat disimpulkan bahwa imple- publik sekunder. Pelayanan publik primer mentasi kebijakan merupakan suatu tahapan merujuk kepada semua jenis pelayanan dari
sebuah instansi baik pemerintah maupun Tahun 2007, tertanggal 28 Juni 2007 ten- swasta untuk memenuhi kebutuhan yang tang Pelaksanaan UU No. 23 Tahun 2006 bersifat mutlak dari seorang warga negara. tentang Administrasi Kependudukan. Khu- KTP bersifat mutlak bagi setiap warga susnya diatur dalam Perda No. 11 Tahun negara yang sudah memenuhi syarat, 2005 tentang Pelayanan Publik di Propinsi terutama dari segi usia (18 tahun ke atas). Jawa Timur serta Perda Kota Malang No.15 Pelayanan publik sekunder merujuk Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Ad- kepada pelayanan yang tidak mutlak bagi ministrasi Kependudukan Pencatatan Sipil. warga negara, semisal kebutuhan tata rias, hiburan, dan sejenisnya. Untuk semua pela- Lokasi Penelitian yanan yang bersifat primer, negara dan para Lokasi yang diambil adalah Dinas aparaturnya berkewajiban untuk menyedia- Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Ma- kan pelayanan bermutu mudah didapatkan. lang. Malang sebagai Kota Pariwisata, Kota Administrasi publik menurut Industri dan Kota Pelajar memiliki daya ta- Waldo dalam Zauhar (2001, h.31) memiliki rik sehingga banyak orang dari luar pindah dua definisi yaitu: Public administration is ke Kota Malang. Pemilihan lokasi ini atas the organization and management of men dasar bahwa Kota Malang adalah Kota de- and materials to acheive the purpose of ngan kepadatan penduduk yang tinggi serta government. Public administration is the senantiasa bertambah dari tahun ke tahun. art and science of management as applied to affairs as state (Administrasi Publik Pembahasan adalah pengelolaan terhadap sumber daya Berdasarkan Peraturan Daerah Kota manusia dan materi untuk mencapai tujuan Malang Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pem- pemerintah serta Administrasi Publik seba- bentukan dan Struktur Organisasi Pemerin- gai seni dan juga sebagai kajian intelektual tah Kota Malang, Dinas Kependudukan dan dari pengelolaan dalam urusan kenegaraan) Pencatatan Sipil merupakan pelaksana Oto- Pengertian administrasi kependu- nomi Daerah di bidang kependudukan dan dukan yang biasa disebut dengan singkatan catatan sipil serta transmigrasi. Dinas Ke- Adminduk dapat ditelusur dari Peraturan pendudukan dan Pencatatan Sipil dipimpin Daerah Kota Malang tentang Penyelengaran oleh Kepala Dinas yang dalam melaksana- Administrasi Kependudukan Pasal 1 yang kan tugas berada di bawah dan bertanggung menyatakan bahwa administrasi kependu- jawab kepada Walikota melalui Sekretaris dukan adalah rangkaian kegiatan penataan Daerah, sedangkan Sekretariat dipimpin dan penertiban dalam penerbitan dokumen oleh Sekretaris dan Bidang dipimpin oleh dan data kependudukan melalui pendafta- Kepala Bidang yang dalam melaksanakan ran penduduk, pencatatan sipil, dan penge- tugas pokok fungsinya berada di bawah dan lolaan informasi administrasi kependudu- bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. kan serta pendayagunaan hasilnya untuk pe- Jumlah semua daftar PNS dan CPNS Dinas layanan publik pembangunan sektor lain. Kependudukan Kota Malang berjumlah 65. Berdasarkan pengertian tersebut, Dinas Kependudukan dan Catatan maka ruang lingkup administrasi kepen- Sipil Kota Malang memiliki Visi “Terwu- dudukan meliputi tiga komponen yaitu: judnya pusat database kependudukan yang Kegiatan penataan dan penertiban dalam akurat dan aktual berbasis Sistem Informasi penerbitan dokumen dan data kependudu- Administrasi Kependudukan”. Visi ini me- kan melalui pendaftaran penduduk, penca- rupakan proyeksi gambaran di masa depan tatan sipil, dan pengelolaan informasi admi- dengan segala dimensinya berdasarkan data nistrasi kependudukan. realitas sekarang berbagai kecenderungan. Sejak tahun 2006, pemerintah telah Sedangkan misi yang ditetapkan menetapkan kebijakan administrasi kepen- adalah meningkatkan profesionalitas, efisi- dudukan yang berdasarkan UU No.23 ensi, dan evektivitas organisasi, mengop- Tahun 2006 tentang Administrasi Kependu- timalkan dan meningkatkan Administrasi dukan. UU atau dasar ini kemudian ditindak Kependudukan, memberikan perlindungan lanjuti dengan Peraturan Pemerintah No. 37 hukum identitas penduduk secara admi-
nistratif, meningkatkan kualitas kinerja Kebijakan dan implementasi admi- pelayanan pendaftaran penduduk dan pen- nistrasi kependudukan mencakup kegiatan catatan sipil secara prima, memanfaatkan pendaftaran kependudukan, pencatatan sipil database kependudukan untuk perencanaan dan pengelolaan informasi kependudukan pembangunan dan meningkatkan admi- baik di tingkat pusat maupun di tingkat nistrasi pendaftaran penduduk dan pen- daerah, dalam praktek kebijakan dan catatan sipil. implementasi administrasi kepen-dudukan tersebut dipengaruhi oleh berbagai aspek- Pembahahasan aspek yang mempe-ngaruhinya, antara lain Karena laju pertumbuhan penduduk aspek landasan hukum, aspek kelembagaan dan perpindahan penduduk yang begitu dan sumber daya manusia, aspek penerapan pesat di Kota Malang, maka perlu adanya teknologi dan sistem pelayanan, aspek kebijakan atau peraturan yang lebih spesifik registrasi, aspek demografis (kesadaran lebih mengatur pelayanan administrasi masyarakat), dan yang terakhir aspek kependudukan di Kota Malang. Imple- pengolahan data penduduk. mentasi terhadap kebijakan yang berku- Implementasi kebijakan tidak terpisah alitas oleh aparatur pemerintahan diper- dengan formulasinya, melainkan keber- lukan dalam memberikan sebuah pelayanan hasilan suatu kebijakan sangat bergantung publik kepada masyarakat. Sehingga pada tatanan kebijakan itu sendiri dan di masyarakat mendapatkan kepuasan atas Kota Malang sendiri kebijakan ini sudah pelayanan yang diberikan oleh aparatur benar benar diimplementasikan. pemerintahan. Kebijakan administrasi kependudukan di kota malang sudah di 1. Wewenang dan Tanggung Jawab canangkan mulai tahun 2007 dengan Organisasi Pelaksana dilahirkannya Peraturan Daerah Kota Dinas Kependudukan dan Penca- Malang No.15 Tahun 2007 dan diperkuat tatan Sipil merupakan pelaksana Otonomi dengan Peraturan Walikota Malang No. 11 Daerah di bidang kependudukan dan Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan catatan sipil serta transmigrasi. Dinas Pelayanan Administrasi Kependudukan di Kependudukan dan Pencatatan Sipil Lingkungan Pemerintah Kota Malang. dipimpin oleh Kepala Dinas yang dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Jumlah Penduduk Kota Malang berada di bawah dan bertanggung jawab Nama Jumlah Jumlah kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah, Kecamatan Penduduk Penduduk Jumlah sedangkan Sekretariat dipimpin oleh Laki-Laki Perempuan Sekretaris dan Bidang dipimpin oleh Kedung- 85.247 84.533 169.780 Kepala Bidang yang dalam melaksanakan Kandang tugas pokok dan fungsinya berada di bawah Sukun 101.959 100.783 202.742 dan bertanggung jawab pada Kepala Dinas. Wewenang dan tanggung jawab Klojen 101.245 100.709 201.954 organisasi pelaksana di atur dalam Bab III Blimbing 99.386 99.262 198.648 Pasal 4 dan Pasal 5 Peraturan Daerah Kota Lowokwaru 58.739 60.460 181.854 Malang No. 15 Tahun 2007 tentang Jumlah 446.576 445.747 892.323 Penyelenggara Administrasi Kependudukan Tabel 1 Penduduk Kota Malang pada tiap Kecamatan dan Catatn Sipil adalah sebagai berikut: Sumber: Dispendukcapil Kota Malang Tahun 2011 Bagian Penyelenggara yaitu Peme- Kebijakan sentralisasi pengurusan rintah Daerah berkewajiban dan bertang- kependudukan di Kota Malang merupakan gungjawab menyelenggarakan urusan admi- wujud implementasi Kebijakan Publik, di nistrasi kependudukan yang meliputi: mana Pemerintah Kota Malang melalui a. Kordinasi penyelenggaraan admi- Dispendukcapil membuat sebuah terobosan nistrasi kependudukan yang masih belum lazim digunakan b. Pengaturan teknis penyelenggaraan Pemerintah Daerah pada umumnya. administrasi kependudukan sesuai ketentuan peraturan yang berlaku
c. Pembinaan dan sosialisasi penye- naan administrasi kependudukan terpadu lenggaraan kependudukan tidak terlepas dari sumber daya yang dibu- d. Pengelolaan dan penyajian data tuhkan dalam meningkatkan pelayanan kependudukan pem-buatan Kartu Tanda Penduduk. e. Koordinasi pengawasan atas proses Sumber-daya yang bisa dioptimalkan antara administrasi kependudukan. lain be-rupa sumber daya manusia ataupun Bagian Instansi Pelaksana memiliki berupa materi peralatan yang digunakan kewajiban yaitu: untuk mendukung tugas para pegawai. a. Mendaftar peristiwa kependudukan Untuk menjalankan tugas pelaya- dan mencatat peristiwa penting nan kartu tanda penduduk bagi masyarakat b. Memberikan pelayanan yang sama kota malang, dispendukcapil mempunyai dan professional kepada setiap beberapa pegawai yang mengerjakan tugas- penduduk atas pelaporan peristiwa tugas pelayanan sesuai pembagiannya ma- kependudukan sing-masing, serta dibantu dengan alat-alat c. Menerbitkan dokumen kependudukan pendukung pekerjaan dalam proses pelaya- d. Mendokumentasikan hasil pendaftar nan sehingga dapat dikerjakan secara cepat. penduduk dan pencataan sipil e. Menjamin keserasian dan keamanan data atas peristiwa kependudukan f. Melakukan ferifikasi dan validasi data dan informasi yang disampaikan oleh penduduk dalam pelayanan pendaftaraan penduduk dan pen- catatan sipil Bagian Instansi Pelaksana melak- sanakan urusan administrasi kependudukan Gambar 2 Loket antrian tiap kecamatan dengan kewenangan meliputi: Sumber: Dinas Kependudukan Kota Malang (gambar diambil 19052011) a. Memperoleh keterangan dan data yang benar tentang peristiwa kependudukan dan peristiwa penting Pembagian tugas dalam pekerjaan yang dilaporkan oleh penduduk bagi para pegawai diperlukan untuk men- b. Memperoleh data mengenai peridtiwa dukung proses pelayanan secara bersamaan penting yang dialami penduduk atas demi kelancaran proses pelayanan publik dasar putusan atau penetapan yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan pengadilan dan Catatan Sipil. Hal ini diperlukan guna c. Memberikan keterangan atas laporan melancarkan profesionalitas dan kualitas peristiwa kependudukan dan pe- pelayanan yang diberikan, selain itu pemba- ristiwa penting untuk kepentingan gian tugas juga mengurangi resiko tingkat penyelidikan, penyidikan, dan pem- kesalahan dan penumpukan pekerjaan yang buktian bagi lembaga peradilan ada, sehingga waktu yang tersisa bisa dipa- d. Mengelola data dan mendayagunakan kai untuk mengerjakan tugas lainnya. Seda- informasi hasil pendaftaran penduduk ngkan uraian tugas Dinas Kependudukan dan pencatatan sipil untuk kepen- dan Catatan Sipil Kota Malang terbagi tiga tingan pembangunan. bagian staf bidang, yaitu bidang kesekre- tariatan, kependudukan, dan catatan sipil. Optimalisasi Sumber Daya Di samping sumber daya manusia, Keberhasilan proses implementasi ke- sumber daya lain juga perlu diper- bijakan sangat tergantung dati kemampuan timbangkan seperti sumber daya finansial memanfaatkan sumber daya yang tersedia. dan sumber daya waktu. Karena ketika Tahap-tahap tertentu dan keseluruhan pro- sumber daya manusia yang kompeten dan ses implementasi menuntut adanya sumber- kapabel telah tersedia sedangkan kucuran daya manusia yang berkualitas sesuai de- dana melalui anggaran tidak tersedia, maka ngan pekerjaannya. Kesuksesan pelaksa- akan menjadi persoalan pelik untuk
merealisasikan apa yang hendak dituju oleh Penerbitan Kartu Tanda Penduduk tujuan kebijakan publik. Demikian pula Prosedur dalam penerbitan Kartu halnya dengan sumber daya waktu. Saat Tanda Penduduk di Kota Malang adalah: sumber daya manusia giat bekerja dan a. Penduduk mengisi menandatangani kucuran dana berjalan dengan baik, tetapi formulir permohonan KTP WNI dan terbentur dengan persoalan waktu yang bagi WNI yang bertempat tinggal terlalu ketat, maka hal ini pun dapat sementara mengisi dan menandatangi menjadi penyebab tidak berhasilnya formulir permohonan SKTS irnplementasi kebijakan. b. Petugas registrasi melakukan ve- rifikasi dan validasi data 2. Prosedur Pembuatan KTP c. Petugas registrasi mencatat dalam Proses pembuatan Kartu Tanda Dokumen Harian Peristiwa Kepen- Penduduk mempunyai dua macam alur, dudukan dan Peristiwa Penting (Buku yakni: 1) untuk penerbitan Kartu Tanda Register) Penduduk yang baru dan untuk d. Lurah menandatangani formulir per- perpanjangan Kartu Tanda Penduduk yang mohonan KTP lama. Prosedur pembuatan Kartu Tanda e. Lurah menandatangani formulir per- Penduduk tersebut dalam pelaksanaannya mohonan SKTS dapat dipermudah dengan diagram alur f. Petugas registrasi menyerahkan sebagai berikut: formulir permohonan KTP kepada penduduk untuk dilaporkan kepada Dispenduk g. Petugas registrasi menyerahkan dan formulir permohonan SKTS kepada penduduk Tinggal sementara untuk dilaporkan kepada Dinas Kepen- dudukan dan Pencatatan Sipil. Pelaksanaannya dilakukan dengan cara: Petugas registrasi menyampaikan formulir permohonan KTP yang dilampiri dengan kelengkapan berkas persyaratan sebagai penerbitan KTP Petugas registrasi menyampaikan Gambar 3 Alur Pengurusan KTP formulir permohonan SKTS yang Sumber : Dinas Kependudukan Kota Malang dilampiri dengan kelengkapan Pendaftaran Penduduk berkas persyaratan sebagai pener- Prosedur Pendaftaran Penduduk di bitan SKTS Kota Malang yaitu Petugas regestrasi Petugas registrasi melakukan melakukan verifikasi dan validasi formulir perekaman data kedalam database biodata penduduk serta merekam data ke kependudukan dalam database kependudukan untuk Kepala Dinas Kependudukan dan mendapatkan NIK, setelah itu Kepala Dinas Pencatatan Sipil menandatangani Kependudukan dan Catatan Sipil atau dan menerbitkan KTP dan SKTS. petugas yang bertanggung jawab me- h. Orang Asing yang memiliki Ijin nerbitkan menandatangani dokumen bio- Tinggal Tetap dan Orang Asing yang data penduduk setelah mendapatkan NIK memiliki Ijin Tinggal Terbatas wajib dengan SIAK. melapor kepada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil membawa persyaratan sebagai berikut:
Telah berusia tujuh belas tahun atau administrasi sebagai persyaratan dalam sudah kawin atau pernah kawin pembuatan KTP baru maupun mem- Surat pengantar RT, RW dan Lurah perpanjang KTP yang lama. Ada beberapa Fotokopi: KK, Kutipan Akta Kela- syarat dalam pembuatan KTP yaitu surat hiran dan Kutipan Akta Nikah/Akta pengantarnya dari Ketua RT atau RW, Kawin bagi penduduk yang belum fotokopi kartu keluarga. Persyaratan dan berusia tujuh belas tahun. alur pembuatan bias dilihat di internet, dan Surat Keterangan Datang dari Luar mading kantor. Negeri yang diterbitkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Faktor Pendukung dan Penghambat Sipil bagi WNI yang dari luar Pelayanan publik merupakan negeri karena pindah pemberian layanan keperluan orang atau Dokumen pendukung lainnya. masyarakat yang mempunyai kepentingan i. Pelaksanaan ketentuan dimaksud, pada organisasi itu sesuai dengan aturan dilakukan dengan tata cara : pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Orang Asing yang memiliki Ijin Dengan demikian pelayanan publik adalah Tinggal Tetap mengisi dan pemenuhan kegiatan dan kebutuhan masya- menandatangani formulir permo- rakat oleh penyelenggara negara. Negara honan KTP Orang Asing didirikan oleh publik (masyarakat) tentu Petugas registrasi melakukan very- saja dengan tujuan agar dapat meningkat- fikasi dan validasi data kan kesejahteraan masyarakat. Pada haki- katnya negara dalam hal ini bukan peme- Petugas registrasi melakukan pere- rintah (birokrat) haruslah dapat memenuhi kaman data kedalam database kebutuhan masyarakat. Kebutuhan dalam Kepala Dinas Kependudukan dan hal ini bukanlah kebutuhan secara indivi- Pencatatan Sipil menandatangani dual akan tetapi berbagai kebutuhan yang dan menerbitkan KTP Orang sebenarnya diharapkan oleh masyarakat. Asing. Dengan menggunakan kriteria di Dalam hal KTP diterbitkan karena atas untuk memahami pelayanan publik pindah datang atau perpanjangan menurut Dwiyanto (2010, h.22) pelayanan atau adanya perubahan data bagi publik sebenarnya memiliki kisaran yang WNI atau Orang Asing, KTP lama sangat luas, yaitu mencakup pelayanan ditarik oleh Dinas Kependudukan untuk memenuhi kebutuhan barang publik, dan Pencatatan Sipil. kebutuhan dan hak dasar, kewajiban j. Dalam KTP dimuat pas photo pemerintah, dan komitmen nasional. berwarna dari penduduk yang ber- 1. Faktor Pendukung sangkutan, ketentuannya: Berhasil tidaknya implementasi Penduduk yang lahir pada tahun kebijakan tidak hanya disebabkan oleh ganjil, latar belakang pas photo faktor yang berasal dari organisasi atau berwarna merah badan penyelenggara. Kelompok sasaran Penduduk yang lahir pada tahun ge- juga menjadi faktor yang menentukan nap, latar belakang pas photo ber- berhasil tidaknya implementasi dari suatu warna biru kebijakan, yaitu tergantung dari dukungan Pas photo berukuran 2 x 3 cm yang diberikan oleh objek kebijakan, dari dengan ketentuan 70% tampak penelitian ini disebutkan bahwa faktor wajah dan dapat menggunakan pendukungnya kebanyakan ialah faktor dari jilbab. dalam internal sendiri. a. Kesigapan Sumber Daya Manusia (PNS) 3. Dokumen Administrasi Salah satu keunggulan dalam pe- Proses pendaftaran pembuatan layanan pembuatan adminisrasi kepen- Kartu Tanda Penduduk pada Dinas dudukan di kantor Dispendukcapil kota Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Malang ialah ketepatan waktu dan Malang memerlukan beberapa dokumen keakurasian data yang tepat. Adanya
pengakuan dari masyarakat Kota Malang dalam atau luar, sekalipun faktor yang menjadi narasumber dalam wa- penghambat ini tidak sampai pada tahap wancara menyatakan bagusnya pelayanan unsucceesful implementation atau bahkan yang baru asalakan tahu alur prosedur yang Non-implementation tapi tetap saja harus dilewati beserta syarat-syarat yang pembenahan perlu dilakukan supaya harus dilengkapi. kebijakan yang dihasilkan jadi maksimal, berikut faktor penghambat yaitu: b. Peralatan Pendukung yang Bagus Karena kebijakan ini disiapkan secara a. Lokasi tidak Terpusat dari Kota maksimal maka pemerintah kota malang Jauhnya lokasi kantor dispenduk juga mensuportnya dengan peralatan capil kota malang dirasa sedikit pendukung atau hardware yang memadai, mengganggu kenyamanan masyarakat yang menurut pengamatan dari penulis dikantor ingin mengurus administrasi kepen- dispendukcapil ini memang banyak dudukannya. Hal ini terjadi dikarenakan komputer dan mesin print out hingga mesin kantor tidak terletak di tengah kota, fotocopy disiapkan untuk mendukung melainkan di penggiran kota sehingga kelancaran dalam proses pembuatan Kartu hanya menguntungkan masyarakat di Tanda Penduduk. Selain faktor sumber daya bagian daerah tertenu saja terutama manusia dan infrastruktur, tools atau alat masyarakat di kecamatan Sukun. Lokasi juga memegang peranan penting kantor yang sangat jauh dari pusat Kota bahkan hanya beberapa ratus meter dari 2. Faktor Penghambat perbatasan dengan Kabupaten Malang dan Setiap implementasi kebijakan jalan untuk menuju kantor Dispendukcapil tentunya megandung resiko kegagalan, juga sangat ramai karena harus melewati Hogwood dan Gunn dalam Abdul Wahab pasar terbesar di Kota Malang yang (2008: 61-62) telah membagi pengertian meluber hingga jalan raya, yakni Pasar kegagalan kebijakan (policy failure) dalam Induk Gadang yang selalu macet jalannya. dua kategori, yakni: Non-implementation (tidak bisa b. Terbatasnya Jumlah loket Pelayanan terimplementasikan), artinya bahwa suatu Kota Malang terdiri dari 5 kecamatan kebijaksanaan tidak dilaksanakan sesuai sehingga ada lima loket untuk melayani dengan rencana, mungkin karena pihak- lima kecamatan, sedangkan penyebaran pihak yang terlibat di dalam pelaksanaanya penduduk banyak terpusat di Kecamatan tidak mau bekerjasama, atau mereka telah Klojen dan Kecamatan Lowokwaru bekerja secara tidak efisien, bekerja sehingga apabila jumlah loket disamarata- setengah hati atau karena mereka tidak kan sesuai jumlah kecamatan maka didua sepenuhnya menguasai permasalahan. loket kecamatan tersebut akan terjadi Unsuccessfu limplementation (imple- penumpukan antrian terutama di Kecamatan menasi tidak berhasil), artinya manakala Lowokwaru. suatu kebijaksanaan tertentu telah dilaksanakan sesuai dengan rencana, namun c. Kurangnya Sosialisasi pada Masyarakat mengingat kondisi eksternal yang ternyata Alur pengurusan surat kependudukan tidak menguntungkan, maka kebijaksanaan dari kelurahan yang tersentral menjadi satu tersebut tidak berhasil dalam mewujudkan di kantor Dinas Kependudukan dan Catatan dampak atau hasil akhir yang dikehendaki. Sipil Kota Malang membuat masyarakat Biasanya kebijaksanaan yang memiliki menjadi bingung karena kebanyakan belum resiko untuk gagal tersebut disebabkan terbiasa dengan sistem yang baru, hal ini faktor-faktor berikut: pelaksanaannya yang juga dikarenakan minimnya sosialisasi bagi buruk (bad execution) dan kebijakan itu masyarakat. Salah satu faktor keberhasilan bernasib jelek (bad luck). dari sektor swasta dalam menjual Dalam penelitian ini juga di-sebutkan produknya adalah karena mereka meng- faktor penghambat dari implementasi gelontorkan dana dalam jumlah besar untuk kebijakan ini yakni faktor yang bisa dari mengenalkan produknya karena promosi
merupakan elemen paling penting dalam lain. Masih banyaknya kekurangan seperti pengenalan, begitu juga dengan sebuah jumlah loket yang disamaratakan padahal kebijakan publik akan maksimal hasilnya jumlah penduduk di setiap kecamatan tidak apabila semua pihak paham akan kebijakan sama sehingga apabila sistem yang lama itu baik dari segi pemerintah sebagai dibuat sama dengan yang sekarang maka provider atau dari segi masyarakat sebagai daerah dengan penduduk banyak seperti consumer. Kecamatan Lowokwaru dan Klojen akan lebih lama waktu pelayanannya. Admin- Kesimpulan istrasi Publik merupakan sistem kerjasama Kebijakan sentralisasi pengurusan antar individu yang berada dalam organisasi kartu tanda penduduk merupakan langkah publik sehingga hubungan antara Ad- maju Pemerintah Kota Malang terutama ministrasi Publik dan Kebijakan Publik dalam bidang pelayanan publiknya untuk sangat erat karena Kebijakan Publik merapikan sistem administrasi kepen- merupakan landasan bagi individu yang ada dudukannya ke dalam satu tempat terpadu dalam organisasi publik untuk mencapai untuk memudahkan Pemerintah kota tujuan Negara, dan dalam perspektif seperti Malang dalam memetakan masyarakatnya ini kepuasan masyarakat merupakan sesuatu sehingga dalam membuat kebijakan yang yang bersifat sangat mutlak sehingga lain memiliki data yang kongkret dan valid diharapakan ke depannya hal-hal yang serta pendayagunaan hasilnya untuk bersifat mengahambat sebuah kebijakan pelayanan publik dan pembangunan sektor bisa diminimalisir.
Daftar Pustaka
Agustino, Leo. (2008) Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung, CV Alfabeta.
Dwiyanto, Agus. (2010) Manajemen Pelayanan Publik: Peduli, Inklusif, dan Kolaboratif. Yogyakarta, Gadjah Mada University Press. Peraturan Daerah Kota Malang No. 2 tahun 2008 tentang Retribusi Pelayanan Pendaftaran Penduduk dan Akta Catatan Sipil. Peraturan Daerah Kota Malang No.15 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 2007 tentang Pelaksanaan UU No. 23 tahun 2006. Peraturan Walikota Malang No. 11 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Administasi Kependudukan Lingkungan Pemerintah Kota Malang. Sinambela, dkk. (2006) Reformasi Pelayanan Publik: Teori, Kebijakan dan Implementasi. Jakarta, PT. Bumi Aksara. Syafi’ie, Inu Kencana dkk. (2006) Ilmu Administrasi Publik. edisi kedua, Jakarta, PT Rineka Cipta. Undang-Undang No. 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan. Wahab, Solichin Abdul. (2008) Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Malang, UMM Press. Winarno, Budi. (2007) Kebijakan Publik: Teori dan Proses. Yogyakarta, Med Press. Zauhar, Susila. (2001) Administrasi Publik. Malang, Universitas Negeri Malang Press.