You are on page 1of 11

Jurnal

Jurnal Akuakultur RawaIndonesia


Akuakultur Rawa Indonesia, Vol 10 (1): hal 14-24 (2022) ISSN
Putri et al.,: 2303-2960
(2022)

APLIKASI HORMON ESTRADIOL UNTUK PENGENDALIAN


KANIBALISME PADA BENIH LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus)
PADA BUDI DAYA SKALA MASSAL

Application of Hormone Estradiol to Control Cannibalism in African Catfish (Clarias


gariepinus) Fry in Mass Scale Culture

Nur Amaliah Putri1*, Deny Sapto Chondro Utomo1, Evi Rahayuni2, Catur Setiowibowo2
1
Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung,
Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro, No. 1, Bandar Lampung, 35145, Indonesia
2
Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Sungai Gelam,
Jl. Bumi Perkemahan Pramuka, Sungai Gelam, Jambi, 36364, Indonesia
*
Korespondensi email : namaliah92@gmail.com

ABSTRACT

African catfish (Clarias gariepinus) is a commodity admired by both farmers


and consumers. However, one obstacle in nursery process, namely the high mortality of
fry due to cannibalism, especially in mass scale nursery system. One alternative that can
be done to reduce the potential for cannibalism is through a hormonal approach, namely
the application of estradiol-17β hormone. This study aimed to evaluate the effect of
estradiol-17β hormone within batch spawning groups on level of cannibalism of african
catfish fry. This study used a non factorial randomized block design with three levels of
estradiol-17β hormone doses treatment, i.e., estradiol-17β hormone on feed of 0 mg/kg
feed, estradiol-17β hormone of 30 mg/kg feed, estradiol-17β hormone of 60 mg/kg feed,
on three batch spawning groups. African catfish seeds were reared in concrete tanks
with density of 1,194 fish/m2 within two weeks. The results showed that dose of
estradiol-17β hormone treat-ment was not able to reduce cannibalism, but in third batch
spawning group sup-ported absolute weight of 0.32 g (P<0.05), and in second batch
spawning group were reduced cannibalism potential parameter by 0.61%, and a survival
rate of 70.04%.

Key words : Batch Spawning, Cannibalism, Clarias gariepinus, Estradiol-17β

ABSTRAK

Lele sangkuriang (Clarias gariepinus) merupakan komoditas yang digemari


baik oleh pembudidaya maupun konsumen. Akan tetapi, terdapat kendala dalam proses
produksinya, yakni tingginya mortalitas benih akibat kanibalisme, terutama pada budi
daya skala massal. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk dapat mengurangi
potensi kanibalisme adalah melalui pendekatan hormonal, yakni dengan aplikasi
hormon estradiol-17β. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian
hormon estradiol-17β pada kelompok waktu pemijahan berbeda terhadap tingkat
kanibalisme benih lele sangkuriang. Penelitian ini menggunakan rancangan acak
kelompok non faktorial dengan tiga taraf perlakuan dosis hormon estradiol, yaitu

14
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Putri et al., (2022)

pemberian hormon estradiol 0 mg/kg pakan, pemberian hormon estradiol 30 mg/kg


pakan, pemberian hormon estradiol 60 mg/kg pakan, pada tiga kelompok waktu
pemijahan. Benih lele sangkuriang dipelihara di bak semen dengan kepadatan 1.194
ekor/m2 selama dua minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dosis
hormon estradiol belum mampu menurunkan kanibalisme, tetapi kelompok waktu
pemijahan ketiga mampu memberi pengaruh nyata terhadap parameter pertumbuhan
berat mutlak sebesar 0,32 g dan kelompok waktu pemijahan kedua mampu memberi
pengaruh nyata terhadap parameter potensi kanibalisme sebesar 0,61%, dengan
kelulushidupan sebesar 70,04%.

Kata Kunci: Clarias gariepinus, Estradiol-17β, Kanibalisme, Kelompok Pemijahan

PENDAHULUAN Menurut Filby et al. (2012), pemberian


hormon estradiol dapat menurunkan
Lele sangkuriang merupakan
kadar androgen pada tubuh benih lele.
komoditas yang digemari dan
Berdasarkan penelitian Putri et al.
menempati urutan ke-3 Nasional dengan
(2020), hormon estradiol yang diberikan
nilai produksi tertinggi (KKP, 2018).
secara oral dengan dosis 50 mg/kg
Pemenuhan kebutuhan benih lele di
pakan dapat menurunkan kanibalisme
masyarakat dapat ditingkatkan melalui
benih lele.
intensifikasi budi daya lele sangkuriang.
Penelitian ini bertujuan untuk
Akan tetapi, kendala yang dihadapi oleh
mengevaluasi pengaruh pemberian
pembudidaya lele secara umum yaitu
hormon Estradiol-17β berbeda dosis
tingginya mortalitas benih akibat
terhadap tingkat kanibalisme dan
kanibalisme.
sintasan benih lele sangkuriang yang
Penyebab kanibalisme benih lele
dipelihara secara massal.
pada umumnya disebabkan oleh
ketidakseragaman ukuran benih (Yang METODE PENELITIAN
et al., 2015), dan juga hormon androgen
Tempat dan Waktu Penelitian
yang memicu agresivitas (Rahmadiah,
Penelitian ini dilaksanakan pada
et al., 2019). Solusi untuk mengatasi
Juli – September 2021, di Balai
kanibalisme pada benih lele yang dapat
Perikanan Budi daya Air Tawar
diterapkan selain penyortiran secara
(BPBAT) Sungai Gelam, Muaro Jambi,
teratur, dan pengurangan kepadatan
Provinsi Jambi
adalah dengan pendekatan hormonal
melalui aplikasi hormon estradiol.

15
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Putri et al., (2022)

Alat dan Bahan dibersihkan terlebih dahulu dengan cara


Peralatan yang digunakan dalam disikat bagian dasar dan juga
penelitian ini antara lain bak semen dindingnya, kemudian dibilas. Setelah
ukuran 2,7x3,1x1 m, timbangan digital, dibersihkan, bak semen kemudian
scoopnet, sprayer, tube, vortex, lemari dikeringkan. Setelah itu, masing-masing
pendingin, plastik, alat ukur kualitas air, bak diisi air dengan ketinggian 30 cm.
alat tulis, laptop, dan kamera. Persiapan Ikan Uji
Sementara, bahan yang digunakan Ikan uji yang digunakan adalah
dalam penelitian ini adalah benih lele benih lele sangkuriang yang dihasilkan
sangkuriang ukuran 1,87±0,22 cm, dari pemijahan massal menggunakan 30
hormon estradiol-17β, alkohol 96%, dan ekor induk betina yang sama dengan
pakan pakan komersil PF-100 yang kualitas yang seragam, dan ke-30 induk
berbentuk crumble. betina tersebut dipijahkan pada 3
Rancangan Penelitian kelompok waktu berbeda. Sebelum ikan
Rancangan penelitian yang uji ditebar di wadah pemeliharaan,
digunakan adalah Rancangan Acak dilakukan pengambilan contoh benih
Kelompok (RAK) yang terdiri dari 3 terlebih dahulu untuk mengetahui
perlakuan dosis hormon estradiol dan 3 panjang dan berat awal benih lele
kelompok waktu pemijahan yang Sangkuriang.
berbeda. Perlakuan yang digunakan Pencampuran Hormon Pada Pakan
adalah sebagai berikut : Hormon yang digunakan pada
Perlakuan 1 : Pemberian hormon estradiol- penelitian ini yaitu estradiol-17β
17β 0 mg/kg pakan komersil. Cara mencampurkan hormon ke
Perlakuan 2 : Pemberian hormon estradiol- pakan yaitu hormon estradiol-17β
17β 30 mg/kg pakan ditimbang sesuai dosis setiap perlakuan,
Perlakuan 3 : Pemberian hormon estradiol- kemudian dimasukkan ke dalam tube
17β 60 mg/kg pakan dan ditambahkan alkohol 96% sebanyak
Prosedur Penelitian 5 ml, kemudian dihomogenkan
Persiapan Wadah menggunakan vortex. Larutan yang
Wadah yang digunakan dalam sudah terbentuk lalu dicampurkan
penelitian ini adalah bak semen semi dengan 300 ml alkohol 96% untuk 1 kg
outdoor berukuran 2,7x3,1x1m. Kondisi pakan lalu disemprotkan pada pakan.
Sebelum digunakan, bak semen

16
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Putri et al., (2022)

Setelah itu, pakan disebar tipis pada Koefisien Keragaman Berat


permukaan plastik dan diangin- Koefisien keragaman berat benih
anginkan selama 1 – 2 jam hingga dapat dihitung dengan menggunakan
kering dan tidak beraroma alkohol. rumus berdasarkan Baras et al. (2011):
Pakan lalu disimpan pada wadah
tertutup dan disimpan dalam lemari
pendingin. Keterangan:
Pemeliharaan Ikan Uji KKB : koefisien keragaman berat
Ikan uji dipelihara selama 2 (%)
minggu dengan padat tebar 1.194 S : simpangan baku dari data
ekor/m2 dan ikan uji diberi pakan berat benih
dengan tambahan hormon estradiol Y : rata-rata berat benih
sesuai perlakuan. Pemberian pakan
dilakukan dengan metode ad satiation Potensi Kanibalisme
dengan frekuensi pemberian pakan 3 Potensi kanibalisme dapat
kali sehari, yaitu pada pagi (08.00 dihitung berdasarkan jumlah benih
WIB), siang (12.00 WIB), dan malam dengan ukuran tubuh 4 – 6 cm atau
(22.00 WIB). lebih (jumper) dari pada ukuran benih
Parameter Pengamtan rata-rata pada akhir percobaan Krol´&
Koefisien Keragaman Panjang Zakes´ (2015).
Koefisien keragaman panjang
benih lele sangkuriang dapat dihitung
dengan menggunakan rumus Kelulushidupan
berdasarkan Baras et al. (2011) : Kelangsungan hidup dihitung
berdasarkan rumus sebagai berikut :

Keterangan:
KKP : koefisien keragaman panjang
Analisis Data
(%)
Untuk mengetahui pengaruh
S : simpangan baku dari data
penambahan hormon estradiol-17β
panjang benih
terhadap parameter pengukuran, maka
Y : rata-rata panjang benih
koefisien keragaman panjang, koefisien

17
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Putri et al., (2022)

keragaman berat, potensi kanibalisme,


kelulushidupan, dianalisis ragam. Data
yang diperoleh dari hasil penelitian
dianalisis menggunakan sidik ragam
(Anova) dengan taraf kepercayaan 95%
untuk mengetahui pengaruh perlakuan
dan kelompok waktu terhadap
parameter. Apabila hasil uji Anova
menunjukkan terdapat perbedaan nyata Gambar 2. Kelompok waktu pemijahan
berbeda terhadap koefisien
antara perlakuan dan kelompok ulangan keragaman panjang
terhadap parameter, maka dilakukan uji
lanjut dengan uji Duncan. Setelah dilakukan analisis sidik
ragam, diketahui bahwa pemberian
HASIL DAN PEMBAHASAN hormon estradiol-17β dengan dosis
berbeda dan kelompok waktu pemijahan
Koefisien Keragaman Panjang
yang berbeda tidak memberi pengaruh
Parameter koefisien keragaman
nyata terhadap parameter koefisien
panjang merupakan variasi dari
keragaman panjang (p>0,05).
keragaman panjang benih yang
Hal tersebut sesuai dengan hasil
dipelihara. Hasil perhitungan dan
riset sebelumnya yang dilakukan oleh
analisis data parameter koefisien
(Siregar, 2018) dan (Manggo, 2021).
keragaman panjang dapat dilihat pada
Faktor yang mempengaruhi keragaman
gambar di bawah ini.
panjang pada benih meliputi kualitas
benih (Marciano et al., 2018), jumlah
pakan yang dikonsumsi benih (Qian et
al., 2002), dan juga lamanya waktu
pemeliharaan benih (Wang et al.,
1998).
Jumlah pakan yang diberikan
selama pemeliharaan benih dari hasil
Gambar 1. Aplikasi Estradiol-17β dengan ke-3 kelompok waktu pemijahan adalah
dosis berbeda terhadap koefisien
keragaman panjang sama dan waktu pemeliharaan yang
dilakukan juga relatif singkat, maka

18
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Putri et al., (2022)

tidak terdapat pengaruh nyata antara Setelah dilakukan analisis sidik


kelompok waktu pemijahan berbeda ragam, diketahui bahwa pemberian
terhadap koefisien keragaman panjang hormon estradiol-17β dengan dosis dan
benih lele sangkuriang. kelompok waktu pemijahan berbeda
Koefisien Keragaman Berat tidak memberi pengaruh nyata terhadap
Parameter koefisien keragaman parameter koefisien keragaman berat
berat merupakan variasi dari keragaman (p>0,05). Pemberian hormon estradiol-17β
panjang benih yang dipelihara. Hasil secara oral belum dapat menurunkan
perhitungan dan analisis data parameter koefisien keragaman berat. Menurut
koefisien keragaman berat dapat dilihat Qian et al. (2002), koefisien keragaman
pada gambar di bawah ini. ukuran pada benih juga dipengaruhi
oleh kuantitas pakan yang diberikan
selama waktu pemeliharaan. Perbedaan
kelompok waktu pemjahan juga tidak
memberikan pengaruh nyata terhadap
parameter koefisien keragaman berat.
Benih yang dihasilkan dari induk yang
sama tetapidipijahkan pada waktu yang
berbeda akan memiliki kualitas yang
Gambar 3. Aplikasi Estradiol-17β dengan
dosis berbeda terhadap koefisien berbeda antar kelompok waktu
keragaman berat pemijahan (Marciano et al., 2018),
tetapi koefisien keragaman ukurannya
tidak berbeda nyata. Hal tersebut dapat
terjadi karena koefisien keragaman
ukuran pada benih akan meningkat
seiring waktu pemeliharaan (Wang et
al., 1998).
Potensi Kanibalisme
Potensi kanibalisme pada benih
Gambar 4. Kelompok waktu pemijahan lele sangkuriang dapat dilihat pada
berbeda terhadap koefisien
gambar berikut.
keragaman berat

19
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Putri et al., (2022)

Kanibalisme pada ikan secara


umum disebabkan oleh dua faktor,
yakni eksternal dan internal. Faktor
eksternal yang dapat memicu
kanibalisme pada benih adalah padat
tebar. Di samping itu, faktor internal
yang mempengaruhi kanibalisme pada
Gambar 5. Aplikasi Estradiol-17β dengan
dosis berbeda terhadap potensi benih adalah aktivitas hormonal
kanibalisme (Peterson et al., 2013).
Adanya hormon androgen di
dalam tubuh benih lele akan memicu
perilaku agresif dan meningkatkan
kanibalisme (Rahmadiah et al., 2019).
Aktivitas hormonal dan perilaku agresif
tersebut dikendalikan oleh bagian otak,
yaitu hipotalamus (Huhman, 2006).
Gambar 6. Kelompok waktu pemijahan
berbeda terhadap potensi Berdasarkan penelitian yang pernah
dilakukan sebelumnya, diketahui
kanibalisme
pemberian hormone secara oral belum

Setelah dilakukan analisis sidik dapat memberikan hasil yang optimal,


sedangkan mekanisme masuknya
ragam, diketahui bahwa pemberian
hormon estradiol-17β dengan dosis hormone dalam tubuh ikan Ketika
diberikan melalui oral masih belum
berbeda tidak memberi pengaruh nyata
terhadap parameter potensi kanibalisme jelas (Permana et al., 2018).

(p>0,05). Sementara itu, kelompok


waktu pemijahan yang berbeda
memberikan pengaruh nyata terhadap
parameter potensi kanibalisme (p<0,05).
Kelompok waktu pemijahan ke-2 adalah
kelompok dengan potensi kanibalisme a b
Gambar 7. Benih jumper yang kanibal (a),
terendah.
benih yang tidak kanibal (b)

20
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Putri et al., (2022)

Pada penelitian (Putri et al., dibandingkan dengan kelompok


2020), pemberian hormon estradiol 17-β lainnya.
dengan dosis 50 mg/kg pakan dan suhu Kelulushidupan
28˚C mampu menghasilkan potensi Berikut ini merupakan hasil
kanibalisme terendah pada benih lele. perhitungan dan analisis data mortalitas
sementara pada penelitian ini dosis yang yang telah tersaji pada gambar di bawah
digunakan adalah 0, 30, dan 60 mg/kg ini.
pakan, sehingga dosis yang efektif
diduga telah terlewat dan dosis hormon
estradiol 17-β 60 mg/kg pakan sudah
terlalu tinggi bagi benih lele
sangkuriang.
Berdasarkan hasil analisis
statistik, terdapat perbedaan nyata pada
kelompok waktu pemijahan ke-2 yang
merupakan kelompok dengan potensi Gambar 8. Aplikasi estradiol-17β dengan
kanibalisme terendah. Kelompok waktu dosis berbeda terhadap kelulus-
hidupan
pemijahan ke-2 juga merupakan
kelompok dengan koefisien keragaman
berat terendah. Hal tersebut
menandakan bahwa variasi ukuran berat
benih cenderung lebih rendah pada
kelompok tersebut, dan terdapat
kemungkinan bahwa pada kelompok
tersebut jumlah benih yang memiliki
ukuran tubuh 2 – 3 kali lebih besar dari Gambar 9. Kelompok waktu pemijahan
berbeda terhadap kelulus-
ukuran berat-rata jumlahnya paling
hidupan
rendah di antara kelompok lainnya.
Sehingga, nilai potensi kanibalisme Dari hasil analisis sidik ragam,
pada kelompok waktu pemijahan ke-2 diketahui bahwa pemberian hormon
juga menjadi yang paling rendah estradiol-17β dengan dosis berbeda
tidak memberi pengaruh nyata terhadap

21
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Putri et al., (2022)

parameter kelulushidupan (p>0,05). waktu pemijahan ke-2 diduga mewarisi


Sementara itu, kelompok waktu komponen biokimia berupa kadar
pemijahan yang berbeda memberikan androgen yang lebih rendah dibanding
pengaruh nyata terhadap kelompok 1 dan 3, maka potensi
kelulushidupan (p<0,05), di mana kanibalisme pada kelompok ini juga
kelompok waktu pemijahan ke-2 rendah. Rendahnya potensi kanibalisme
merupakan kelompok dengan nilai akan bekorelasi dengan tingkat
kelulushidupan tertinggi. kelulushidupan yang lebih tinggi.
Pemberian hormon estradiol-17β
KESIMPULAN
dengan dosis 50 mg/kg pakan dan suhu
28˚C mampu mendapatkan benih Aplikasi hormon estradiol-17β
dengan kelulushidupan tertinggi (Putri dengan dosis 0, 30, dan 60 mg/kg
et al., 2020). Dengan demikian pakan belum dapat menurunkan potensi
diketahui bahwa dosis hormon kanibalisme pada benih lele
estradiol-17β 30 mg/kg pakan belum sangkuriang dikarenakan belum
efektif untuk menekan kanibalisme, tepatnya dosis perlakuan yang
sementara itu, dosis hormon estradiol- digunakan. Akan tetapi, kelompok
17β 60 mg/kg pakan diduga terlalu waktu pemijahan berbeda dapat
tinggi bagi benih lele sangkuriang, memberi pengaruh nyata terhadap
sehingga hasilnya tidak efektif. Seperti pertumbuhan bobot mutlak, potensi
yang pernah ditulis oleh I’thisom kanibalisme, dan kelulushidupan benih
(2008), pemberian hormon dengan lele sangkuriang.
dosis melebihi kapasitas organisme
untuk menolerirnya justru akan UCAPAN TERIMAKASIH

menurunkan efektivitas hormon


Terimakasih penulis ucapkan
terhadap organ target.
pada Bapak dan Ibu Pembimbing yang
Menurut (Marciano et al., 2018),
telah memberi banyak arahan dan
induk yang sama tetapi dipijahkan
bimbingan selama penelitian, dan Balai
dalam waktu berbeda akan
Perikanan Budidaya Air Tawar
menghasilkan keturunan dengan
(BPBAT) Sungai Gelam yang telah
komponen biokimia yang berbeda.
mengadakan proyek penelitian dan
Benih lele sangkuriang pada kelompok

22
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Putri et al., (2022)

memfasilitasi seluruh keperluan Manggo, M. F. J. 2021. Efektivitas


penggunaan estradiol-17β dan
penelitian.
tepung kedelai terhadap pengen-
dalian perilaku kanibal benih lele
DAFTAR PUSTAKA (Clarias gariepinus). (Skripsi).
Institut Pertanian Bogor (IPB),
Baras, E., del Aguila, D. V. S., Bogor. 40 hlm.
Naranjos, G. V. M., Dugué, R., Marciano, A., Tropea, C., & López
Koo, F. C., Duponchelle, F., & Greco, L. S. 2018. Effect of
Nuñez, J. 2011. How many meals multiple spawning on female
a day to minimize cannibalism reproductive output and offspring
when rearing larvae of the quality in a freshwater caridean
amazonian catfish Pseudoplaty- shrimp with direct development.
stoma punctifer? The cannibal’s Invertebrate Biology, 137(1), 66-
point of view. Aquatic Living 77.
Resources, 24(4), 379-390.
Permana, A., Alimuddin, Hadie, W.,
Filby, A. L., Paull, G. C., Searle, F., Priyadi, A., Ginanjar, A. 2018.
Ortiz-Zarragoitia, M., & Tyler, C. Jurnal Riset Akuakultur, 13 (2),
R. 2012. Environmental es- 123-130
trogen-induced alterations of male
aggression and dominance hie- Peterson, M. P., Rosvall, K. A., Choi, J.
rarchies in fish: a mechanistic H., Ziegenfus, C., Tang, H.,
analysis. Environtmental Science Colbourne, J. K., & Ketterson, E.
& Technology, 46(6), 3472-3479. D. 2013. Testosterone Affects
neural gene expression differently
Huhman, K. L. 2006. Social Conflict in male and female juncos: a role
models: can they inform us about for hormones in mediating sexual
human psychopathology? Hor- dimorphism and conflict. PLoS
mones and behavior, 50(4), 640- One, 8(4), e61784.
646.
Putri, H. K., Zairin Jr, M., Carman, O.,
I’tishom, R. 2008. Pengaruh sGnRHa+ & Diatin, I. 2020. The Use of
domperidon dengan dosis pem- different 17β-estradiol hormone
berian yang berbeda terhadap doses and water temperatures to
ovulasi benih mas (Cyprinus control cannibalism in catfish
carpio L.) strain punten. Berkala Clarias gariepinus seed. Jurnal
Ilmiah Perikanan, 3(1), 9-16. Akuakultur Indonesia, 19(2), 171-
Kementerian Kelautan dan Perikanan. 180.
2018. Kelautan dan Perikanan Qian, X., Cui, Y., Xie, S., Lei, W., Zhu,
dalam Angka 2018. Sidatik KKP, X., Xiong, B., & Yang, Y. 2002.
Jakarta. Individual variations in growth,
Król J., & Zake Z. 2015. Effect of food intake and activity in
dietary l-tryptophan on canni- juvenile chinese sturgeon Aci-
balism, survival and growth in penser sinensis gray. Journal of
pikeperch (Sander lucioperca L.) Applied Ichthyology, 18(46), 695-
post-larvae. Aquaculture Inter- 698.
national, 24(2), 441-451. Rahmadiah, T., Zairin Jr, M.,
Alimuddin, A., & Diatin, I. 2019.

23
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Putri et al., (2022)

Aggressive and cannibalistic


behavior of african catfish larvae:
effect of different doses of
methyltestosteron injecting to
female broodstock and larval
stocking densities. Jurnal Akua-
kultur Indonesia, 18(2), 182-192.
Siregar, K. N. 2018. Pengendalian
Kanibalisme Benih Lele Afrika
Clarias gariepinus Menggunakan
Hormon Estradiol-17β dan
Pengaturan Padat Tebar. Doctoral
Dissertation, Bogor Agricultural
University (IPB), Bogor. 44 hlm.
Wang, N., Hayward, R. S., & Noltie, D.
B. 1998. Variation in food
consumption, growth, and growth
efficiency among juvenile hybrid
sunfish held individually. Aqua-
culture, 167(1-2), 43-52.
Yang, S., Yang, K., Liu, C., Sun, J.,
Zhang, F., Zhang, X., & Song, Z.
2015. To what extent is
cannibalism genetically con-
trolled in fish? a case study in
juvenile hybrid catfish Silurus
meridionalis–asotus and the
progenitors. Aquaculture, 437,
208-214.

24

You might also like