You are on page 1of 14

INDONESIAN JOURNAL OF CHRISTIAN

EDUCATION AND THEOLOGY (IJCET)


Homepage: https://journal.formosapublisher.org/index.php/ijcet/index
ISSN: 2961-9300 (Online)
Research Article

Volume 2, No 1, February (2023) DOI: Page: 11–24


https://doi.org/10.55927/ijcet.v2i1.5616

Christian Counseling Services and Family Psychoeducation for


Schizophrenia Patients in Society 5.0 Era

Jantje Haans1,Victor Deak2*, Natal Ria3


Sekolah Tinggi Teologi Kharisma, Bandung
Corresponding Author: Victor Deak vicdeak@yahoo.co.id

ARTICLE INFO ABSTRACT


Keywords: Christian Counseling Schizophrenia is a serious mental illness that needs to be helped. The church as a place
Ministry, Family Psychoeducation, for counseling services in carrying out the great mandate based on Christian values
Mental Health, Schizophrenia, Era and educational interventions is a way to help families and the attitude of the church
Society 5.0 to be able to intervene in treatment, healing, preventing relapse so that the
phenomenon does not recur. The research aims to answer how the method of handling,
Received : 01 December the attitude of the church and the theological view of schizophrenia. The qualitative
Revised : 11 January research was conducted in the form of literature review and various literature related
Accepted : 20 February to the formulation of the problem. The results of the discussion explain the method of
counseling services in the era of society 5.0 and family psychoeducation including
©2023 Haans, Deak, Ria: This is an
open-access article distributed under the family support, the role of the church and minimizing community stigma is expected
terms of the Creative Commons Atribusi to improve the quality of normal life for schizophrenics.
4.0 Internasional.

11
Pelayanan Konseling Kristen dan Psikoedukasi Keluarga Pasien
Skizophrenia di Era Society 5.0
Jantje Haans1 ,Victor Deak2*, Natal Ria3
Sekolah Tinggi Teologi Kharisma, Bandung
Corresponding Author: Victor Deak vicdeak@yahoo.co.id

ARTICLE INFO ABSTRACT


Keywords: Pelayanan Konseling Skizofrenia adalah penyakit mental serius yang perlu ditolong. Gereja sebagai wadah
Kristen, Psikoedukasi Keluarga, pelayanan konseling dalam menjalankan amanat agung berdasarkan nilai-nilai
Kesehatan Mental, Skizofrenia, Kristiani dan intervensi edukasi menjadi cara untuk membantu keluarga dan sikap
Masyarakat Era 5.0 gereja untuk dapat mengintervensi pengobatan, penyembuhan, pencegahan
kekambuhan agar fenomena tersebut tidak terulang kembali. Penelitian ini bertujuan
Received : 01 Desember
Revised : 11 Januari untuk menjawab bagaimana metode penanganan, sikap gereja dan pandangan teologis
Accepted : 20 Februari tentang skizofrenia. Penelitian kualitatif dilakukan dalam bentuk studi pustaka dan
berbagai literatur yang berkaitan dengan rumusan masalah. Hasil pembahasan
©2023 Haans, Deak, Ria: This is an menjelaskan metode pelayanan konseling di era society 5.0 dan psikoedukasi keluarga
open-access article distributed under the termasuk dukungan keluarga, peran gereja dan meminimalisir stigma masyarakat
terms of the Creative Commons Atribusi diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup normal penderita skizofrenia.
4.0 Internasional.

12
INTRODUCTION keluarganya. Bahkan menurut World Health
Memasuki Era society 5.0 kesehatan mental Organization (WHO) tahun 2022 sekitar 24 juta (0.34
menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia persen) di dunia, menjelaskan bahwa 1 dari 300 orang
yang berpengaruh terhadap kondisi kejiwaan seseorang dewasa mengalami gangguan mental tersebut
(Kartikasari, Et. all 2022). Era society 5.0 merupakan (Meidianto, 2021).
suatu perkembangan zaman yang menuntut manusia Skizophrenia berawal dari adanya kerusakan fungsi
untuk beradaptasi menggunakan teknologi sebagai otak berpengaruh terhadap disfungsi kognitif dan sosial,
kelanjutan era revolusi industri 4.0, dalam menyelesaikan gangguan abnormal, emosi perilaku, komunikasi,
masalah dengan mengintegrasikan antara dunia maya kehilangan minat bahkan kemandirian secara utuh.
dengan realita (Jumarin 2022). Adanya perubahan yang Konsekuensinya penderita seringkali dipandang sebagai
terjadi cepat berdampak pada pergeseran tatanan sosial “orang gila” bagi orang awam. Mereka menunjukkan
termasuk kebiasaan, perilaku, budaya, nilai dan pola pikir adanya gejala gangguan mental yang bersifat
masyarakat (Darmawan 2021). Dari segi positif dapat supranatural seperti halusinasi atau delusi dari gangguan
memberikan peluang dalam meningkatkan kualitas diri, roh jahat, sihir atau kutukan yang menimbulkan rasa malu
namun bisa menimbulkan ancaman karena tuntutan (aib) bagi keluarga ( Simanjuntak, 2019).
menyesuaikan diri dengan teknologi (Sunawan, 2019). Menurut UU No. 18 Tahun 2014 tentang kesehatan
Fenomena skizophrenia yang diidentikan sebagai jiwa, salah satu tujuan adanya pemulihan Orang Dengan
contoh gunung es merupakan gangguan jiwa yang Skizofrenia (ODS) adalah untuk menghilangkan stigma,
menyebabkan kematian secara tiba-tiba dan sumber diskriminasi bahkan pelanggaran hak asasi orang dengan
utama terjadinya kecacatan dibandingkan penyakit gangguan jiwa (ODGJ) dalam masyarakat. Untuk
lainnya ( Pulungan 2022). Masalah tersebut menandakan mencapai tujuan ini, kegiatan konseling gereja
kondisi mental yang dialami semakin kompleks dan merupakan komponen psikososial dan psikoeduksi
sedang tidak baik-baik saja, bahkan menunjukkan keluarga yang sangat penting.
peningkatan setiap tahunnya (Agustini, 2023). Pelayanan konseling kristen berdasarkan nilai-nilai
Ketidaksiapan menghadapi Era society 5.0 semakin kristiani dan psikoedukasi merupakan intervensi cara
membuat kondisi tertekan secara khusus bagi penderita pendampingan terhadap keluarga skizophrenia di Era
skizoprenia, keluarga maupun lingkungan perihal kondisi society 5.0, sebagai upaya cara merawat, menangani dan
kesehatan penderita (kekambuhan, perawatan), beban menyembuhkan penderita agar bisa hidup berfungsi
ekonomi bahkan tidak terlepas pengaruh stigma sosial ( mandiri secara normal dalam kehidupannya.
Pulungan 2022) . Psikoedukasi keluarga bertujuan untuk memberikan
Karena prevalensi masalah kesehatan mental yang pengetahuan tentang cara merawat anggota keluarga
tinggi di Indonesia, stigma terhadap penderita kesehatan yang sakit sehingga terjadi perubahan yang lebih adaptif
mental juga merupakan masalah serius penyebab serta memastikan keluarga memahami tentang penyakit
kekambuhan (Ardiyani, Et. All 2019). Kehadiran mereka penderita (Nugroho 2021). Dan informasi melalui
yang mengalami masalah kejiwaan dalam kehidupan psikosial gereja guna mengurangi stigma yang ada.
sehari-hari di lingkungan masyarakat seringkali Skizophrenia membutuhkan intervensi komprehensif
berkonotasi buruk. Orang-orang yang selama ini sebagai upaya penanganan, perawatan dan pemulihan
dianggap gila dan tidak waras oleh masyarakat seperti pemberian farmakologi obat-obat anti depresan,
berkeliaran di pinggiran jalan dan menjadi obyek dukungan sosial, solusi pengobatan rehabilitatif, teologis
cemoohan, bahkan beberapa sampai di pasung maupun psikologis (Sitawati 2022).
keluarganya sendiri karena malu. Kondisi mereka sangat Rasul Paulus melalui suratnya didalam Galatia 6:2
memprihatinkan, tidak hanya individu yang mengalami menasehatkan manusia untuk hidup saling menolong
gangguan jiwa, tetapi juga anggota keluarga mengalami artinya ada upaya untuk mendekati dan menyediakan diri
kesulitan dan tekanan ( Elias Et. All 2021). bagi mereka yang sedang dalam pergumulan ( Keller
Skizophrenia merupakan penyakit kejiwaan kronis 2019). Alkitab mencatat Tuhan Yesus merupakan contoh
dan berat yang prevelensinya menduduki peringkat ke-4 konselor yang baik dalam membantu dan menolong.
di dunia. Di Indonesia melalui data peneliti kesehatan Salah satu contoh pekerjaan Tuhan Yesus adalah
dasar pada tahun 2018 sekitar 400.000 juta jiwa atau 1,7 menawarkan bantuan pelayanan konseling berdasarkan
% per 1.000 penduduk mengalami gangguan didalam nilai-nilai kristiani seperti mendampingi, membimbing
13
(berempati, menghibur), menuntun serta mengarahkan
sesuai prinsip konseling modern saat ini (Sumarto 2019). RESULTS AND DISCUSSION
Penyediaan pelayanan konseling kristen sangat Skizophrenia
perlu disesuaikan dengan Era society 5.0. Konselor
gereja harus berupaya meningkatkan kualitas diri Pengertian
mencakup keterampilan dibidang digital, berpikir kreatif Istilah skizophrenia dikemukakan oleh Eugen
dan inovatif yang baik. Penggunaan teknologi yang lebih Bleuler berasal dari dua kata dasar dalam bahasa Yunani:
canggih dalam pelayanan konseling, pengembangan “skizo” artinya perpecahan terbagi/split dan “phren”
keterampilan baru yang sesuai dengan kemajuan adalah jiwa. Seseorang dengan gangguan jiwa
teknologi dan ilmu konseling (Sunawan, 2019). Jika skizoprenia mengalami kerusakan jiwa atau kepribadian
pelayanan konseling tidak segera beradaptasi dengan ganda (multiple personality). Menurut Diagnostic and
perubahan di era ini, mereka berisiko ditinggalkan oleh Statistical Manual of Mental Disorders (DSM 1-5),
masyarakat dan dianggap sebagai profesi yang tidak pengertian skizophrenia semakin mengalami perubahan
mampu memenuhi tuntutan dan kebutuhan. Ini terjadi seiring ditemukan adanya gejala klinis yang berbeda (
karena layanan yang diberikan oleh profesi konseling Yudhantara, Et. All 2018).
tidak relevan lagi dengan kebutuhan dan perkembangan
masyarakat (Sunawan, 2019) Perkembangan Skizophrenia di abad ke-19
Adapun tujuan penelitian ini sebagai upaya agar Ada 3 tokoh yang berperan dalam sejarah
menolong gereja agar meningkatkan skill kompetensi perkembangan skizophrenia, mencakup:
pelayanan konseling yang memadai, mengubah konsep Benedict Morel 1809-1873, Emil Kraepelin 1856-1926,
keluarga maupun cara pandang masyarakat tentang Eugene Bleuler 1857-1939. Istilah dementia praecox
penyakit skizoprenia agar kasus ini tidak terulang lagi di mengacu pada istilah sebelum Skizophrenia. Dicetuskan
generasi selanjutnya. Melalui pelayanan konseling oleh psikiater modern yang bernama Emil Kraepelin,
kristen yang disesuaikan perkembangan masa kini dan mendefinisikan sebagai Fenomena ini disebut dengan
berdasarkan nilai-nilai kristiani dapat dalam memberikan "kegilaan" dan telah ada selama sejarah manusia sebagai
metode edukasi keluarga skizophrenia di Era society 5.0. sindrom medis yang berpusat di otak. Istilah ini dengan
Sehingga rumusan masalahnya adalah: bagaimana bahasa latin disebut dementis berarti di luar “de” jiwa
metode penanganan pasien skizophrenia di Era society seseorang “mens”. Kata precocious berarti sebelum
5.0 ?. Bagaimana sikap gereja terhadap pasien pengidap tingkat kematangan. Sehingga dengan kata lain dementia
skizoprenia ?. Bagaimana skizophrenia dari perspektif praecox berarti hilangnya kemampuan mental sebelum
teologi ?. Oleh sebab itu, penelitian diberi judul tentang waktu perkembangan.
pelayanan konseling kristen dan psikoedukasi keluarga
skizophrenia di Era Society 5.0 sebagai pelengkap dari Meskipun demikian skizophrenia memiliki tiga
penelitian sebelumnya dari sudut nilai-nilai kristen. Jadi komponen pandangan utama:
penelitian ini adalah benar baru (novelty) sehingga 1. Kraepelinian: menjelaskan bahwa skizophrenia
bermanfaat terhadap gereja maupun keluarga penderita menekankan adanya penurunan disfungsi
skizophrenia. terhadap motivasi dalam melakukan kegiatan
rutinitas sehari-hari secara mandiri, meliputi:
bekerja/sekolah, hambatan komunikasi
METHODS interaksi sosial dan lainnya.
Pada penelitian ini penulis membahas masalah dan 2. Bleurian: menjelaskan bahwa adanya masalah
acuan fenomenalogi melalui penelitian kualitatif kajian disosiatif ditandai adanya ketidaksesuaian
pustaka. Kajian Pustaka berarti mengumpulkan artikel, antara pola pikir, perilaku maupun identitas
jurnal, buku, dan literatur lainnya yang mendukung dan dirinya.
membantu menjawab rumusan masalah. Metode 3. Schneiderian: menjelaskan bahwa adanya
pelayanan konseling berdasarkan nilai-nilai kristiani dan distorsi sebagai perilaku yang menyimpang
psikoedukasi melalui merupakan cara untuk menjawab terhadap kenyataan.
tantangan dalam membantu keluarga di era society 5.0.

14
Menurut Kaplan dan Sadock mengemukakan hubungan antara orangtua anak. Biasanya sebelum
skizophrenia sebagai gangguan jiwa yang memiliki seseorang diindikasikan skizophrenia, sudah ada
gejala terhadap disfungsi dalam bidang pekerjaan, relevansinya sejak kecil melalui kelainan perilaku
hubungan sosial dengan orang lain dan mengurusi diri (trauma atau kekerasan anak). (3). Faktor lingkungan:
sendiri. Sedangkan Stuart dan Laraia menurutnya konflik keluarga, gangguan komunikasi, hilangnya
skizophrenia adalah penyakit senyawa kimia otak yang kontrol emosi dan ketidakmampuan memenuhi fungsi
berat dan bersifat terus-menerus ( Widodo, 2021). tugas perkembangan. Latar belakang usia, pendidikan,
Penderita skizophenia akan mengalami kesulitan pekerjaan, status sosial, gender juga, tekanan hidup
komunikasi, gangguan halusinasi dan delusi yang stress, malnutrisi, obat-obatan mempengaruhi penyebab
ditandai dengan gejala mendengar suara yang tidak nyata, skizophrenia. (4). Penilaian sumber stress. Respon
apatis, motivasi dan niat dalam melakukan aktivitas terhadap cara berpikir, berperilaku seseorang terhadap
cenderung menurun (Tanjung, 2023). Secara umum suatu masalah akan menentukan seberapa rentan
penyakit yang diderita berdampak terhadap pikiran, terjadinya skizophrenia.
perasaan, komunikasi dan berperilaku.
Gejala dan Penyebab Skizophrenia Gangguan Skizophrenia Berdasarkan Perspektif
Penderita skizophrenia seringkali menimbulkan Psikologis
gejala positif yang mudah dipahami, yakni komunikasi, Penjelasan psikosial berdasarkan teori
perilaku yang kacau sebagai akibat dari halusinasi psikoanalisa bahwa masa kecil membentuk mental ketika
(waham) ( Yudhantara, Et. All 2018). Sedangkan gejala dewasa. Konflik dan rasa frustasi memberikan pengaruh
negatif dapat dilihat melalui observasi dokter dan terhadap penyebab terjadinya skizophrenia. Harry Stack
jawaban yang diberikan penderita seperti tatapan mata Sullivan menyatakan ketidakmampuan interpersonal
yang tidak fokus, penampilan tidak rapih dan kurang sebagai penyebab, berhubungan dengan pola asuh ibu
terawat kebersihan tubuh, membatasi komunikasi yang salah dimasa lalu. Kesalahan pola asuh bisa
maupun menggunakan kata non verbal, kurang merespon mengakibatkan gangguan kecemasaan dan menghambat
tanggapan, kurang minat sosial maupun tidak ada proses pemenuhan kebutuhan di masa kanak
hubungan interpersonal ( Yudhantara, Et. All 2018) mengakibatkan pada gangguan dissosiatif dominan dan
Maramis menjelaskan ada 2 faktor dari gejala konsep diri negatif saat dewasa. Ia menjelaskan bahwa
skizoprenia, diantaranya (Tanjung, 2023): penderita skizophrenia adalah orang yang menyendiri,
1. Gejala positif, ditandai adanya halusinasi tidak mampu mengatasi kecemasan, tidak mudah percaya
karena otak tidak mampu merespon stimulus orang lain sebagai pengalaman traumatik masa lalunya.
dengan baik. Akibatnya mereka akan cenderung Teori psikodinamika pun menyatakan bahwa penyebab
mendengar suara yang tidak nyata, masalah skizophrenia adalah modeling dan disfungsi keluarga
halusinasi pendengaran dan berbicara dengan yang buruk. Menurut Gregory Bateson skizophrenia
diri sendiri. menyebabkan double blind yang sudah terbentuk sejak
2. Gejala negatif, ditandai dengan menurunnya kanak sebagai akibat rasa bingung terhadap mengenai
motivasi dan daya juang bahkan bersikap apatis sikap, perilaku dan perasaan seperti apa yang benar
terhadap diri dan lingkungannya sehingga (Rokhmad, Et. All 2021). Selain itu, Federn
mereka kehilangan minat sosial. mengungkapkan bahwa adanya withdrawal of ego
boundary yang disebabkan adanya batasan dari dalam
Penyebab skizophrenia menurut Videbeck dan luar individu yang menempatkan ibu pada posisi
dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti (Freska 2022): bersalah sebagai penyebab munculnya skizophrenia (
(1). Faktor biologi. Genetik adanya perubahan Yudhantara, Et. All 2018). Sehingga menurut Abraham
kromosom, fungsi neurotomi yang menyebabkan Maslow sebagai psikologi humanistik menjelaskan
anatomi otak mengalami penurunan berkembang, bahwa orang yang skizophrenia tidak dapat melakukan
pengaruh ketidakselarasan neurotransmitter dopamin dan hubungan sosial dan agama secara bersamaan hingga
serotonin maupun paparan virus semenjak prenatal. (2). akhirnya menarik diri dari lingkungan ( Pada, 2021).
Faktor psikologi. konflik yang terjadi antara id dan ego
yang mengakibatkan kerusakan ego (teori psikoanalisa), Gangguan Skizophrenia Berdasarkan Perspektif
disfungsi sistem keluarga serta masih rendahnya Teologis
15
Gereja mula-mula memandang skizophrenia pertama. Tidak seperti kisah orang gila yang dirasuk
sebagai penyakit mental yang telah merusak kebenaran Legion dalam kitab Markus 5:1-20 atau Luk 8:30, di
yang alkitabiah diidentikan dengan kuasa roh jahat mana jiwanya kacau oleh roh jahat. Skizofrenia terjadi
(Anderson, 2020). Menurut Augstsburger, alkitab karena stres atau depresi sementara kerasukan roh jahat
mencatat kisah penyakit mental dikaitkan dengan pasti berbeda ( Pada, 2021). Untuk menangani
kerasukan setan. Iblis atau kekuatan jahat mendominasi skizofrenia, tiga unsur tubuh, jiwa dan roh harus
sehingga cenderung melakukan hal-hal baik dan buruk. digunakan. Tidak dapat ditangani hanya dengan salah
Alkitab menjelaskan adanya gangguan mental sebagai satu elemen. Hal ini bisa dijadikan pemahaman bagi
kegilaan didalam Matius 5:1–20. Sebagai contoh orang gereja dalam membantu memberikan pelayanan
yang sombong dan megalomaniak dapat dikuasai oleh konseling terhadap keluarga penderita skizophrenia.
kuasa jahat dan akhirnya membuat mereka gila melihat Allah tidak pernah merancang jiwa manusia menjadi gila.
kisah Daniel tentang teguran raja Nebukadnezar. Daud Meskipun demikian, akibat dosa jiwa manusia dapat
berpura-pura gila untuk menghindari pembunuhan dan mengalami penurunan, termasuk stres, depresi bahkan
Saul setelah dirasuk roh jahat menjadi pembenci, iri dan gangguan kejiwaan seperti skizofrenia ( Pada, 2021).
pendendam ( Banoet 2019). Melayani di bidang ini
memiliki tanggung jawab yang lebih besar, sebab harus Kriteria Diagnosa Skizophrenia Menurut DSM V (APA,
mengetahui apakah penyakit tersebut termasuk kejiwaan 2013), diantaranya ( Yudhantara, Et. All 2018):
atau roh jahat. Yakub B. Susabda menjelaskan bahwa 1. Ada dua atau lebih gejala yang mengikuti satu
sebagai hamba Tuhan harus mempunyai pengetahuan dan sama lain secara signifikan muncul dalam
pengenalan yang benar tentang gejala-gejala kejiwaan waktu satu bulan (atau kurang jika berhasil
yang sering dikategorikan dengan penyakit mental atau ditangani) meliputi halusinasi, delusi, waham,
ketidaknormalitasan pada umumnya. Berupaya komunikasi tidak terarah, perilaku katatonik
memahami bagaimana sebab-sebab utama penyakit nyata, munculnya gejala negatif (emosi).
mental, gejala, diagnosa maupun cara melayaninya. 2. Ada gangguan secara signifikan pada satu atau
Karena penderita Skizofrenia berbeda dari orang normal beberapa area utama seperti pekerjaan,
pada umumnya, secara agama mereka agak sulit untuk hubungan interpersonal, atau perawatan diri.
diterima. Mengasingkan diri atau diasingkan diri adalah Terdapat kegagalan dalam memperoleh tingkat
situasi yang dialami penderita skizofrenia (T.T 2019.) interpersonal yang seharusnya dicapai.
Meskipun tubuh, jiwa dan roh manusia tidak 3. Ada gangguan gejala terjadi terus menerus
pernah dirusak oleh Allah saat mereka diciptakan. selama minimal enam bulan. Selama periode
Hakekatnya Tuhn menciptakan sesuai gambaran dan enam bulan ini, gejala dari kriteria harus
ciptaannya dengan amat baik. Tubuh, jiwa dan roh berlangsung setidaknya satu bulan (atau kurang
manusia semuanya sempurna. Sebagaimana diungkapkan jika berhasil ditangani).
dalam kitab kejadian 1:26 bahwa Berfirmanlah Allah: 4. Gangguan tidak disebabkan oleh gangguan
"Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan skizoaffective, depressive, bipolar disorder
rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut, 5. Gangguan bukan akibat fisiologis dari zat
burung-burung di udara, ternak, seluruh bumi, dan semua (penyalahgunaan zat, obat) ataupun kondisi
binatang melata yang merayap di bumi.". Menurut bahasa medis lainnya.
Ibrani melalui literasi arti Tselem‫ "צֶ לֶ ם‬dan Demuwth 6. Jika ada riwayat autism spectrum
‫"דמּות‬ְּ artinya manusia sesuai gambaran Allah. Semua disorder/communication disorder saat kecil,
orang telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah diagnosis tambahan hanya dibuat jika ada delusi
karena Adam jatuh ke dalam dosa, yang berlanjut hingga dan halusinasi, serta gejala lainnya yang
saat ini (Roma 3:23 ) (T.T 2019.) merupakan skizophrenia.
Banyak orang mengalami Skizofrenia
merupakan sebagai akibat dari dosa. Setelah manusia Tipe-tipe Skizophrenia
jatuh dalam dosa, tubuh dan jiwa mereka dapat Menurut Tanjung menjelaskan mengenai tipe
mengalami sakit atau gangguan karena unsur-unsur ini skizophrenia berdasarkan PPDGJ 3 (III), diantaranya
sudah tidak sempurna lagi seperti saat penciptaan (Tanjung, 2023):
1. Skizophrenia Paranoid
16
Jenis ini seringkali ditemukan di negara mana Penderita skizophrenia diprediksi akan
saja. Gejala klinis berupa munculnya waham mengalami kekambuhan sekitar 50 persen di tahun
yang seimbang dan diikuti paranoid beserta pertama, 70 persen tahun kedua, 100 persen tahun kelima
adanya halusinasi seperti gangguan motorik, setelah melakukan perawatan di rumah sakit. Kaplan dan
pendengaran, afeksi dan adanya katatonik yang Grebb mengemukakan terdapat beberapa hal yang perlu
tidak dominan. diperhatikan melalui gejala muncul dikatakan kambuh.
2. Skizophrenia Hebefrenik Gejala kambuh meliputi: tidak memilik nafsu makan,
Jenis ini ditandai dengan adanya perubahan mudah curiga dan cepat tersinggung, tekanan mental
efektif yang secara umum adanya halusinasi, depresi atau stress, menarik diri dari lingkungan,
waham yang sifatnya mengambang dan kehilangan minat melakukan aktivitas (Tanjung, 2023).
terputus, perilaku agresif yang tidak sesuai
aturan. Minimnya perasaan (inappropriate) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kekambuhan
ditandai ketawa kegelian/giggling, puas diri/self Penderita Skizophrenia.
satisfied, mengagungkan diri/lofty manner, Kekambuhan merupakan bagian dari
tertawa sendiri/self absorbed smillinng, menipu munculnya gejala penyakit yang harus segera
bercanda/pranks, perkataan diulang/reiterated ditindaklanjuti karena dapat mempengaruhi kualitas
phrases. hidup mereka ( Yudhantara, Et. All 2018). Kekambuhan
3. Skizophrenia Katatonik terjadi setelah mendapatkan kondisi pemulihan dan
Jenis ini ditandai adanya gangguan motorik pengobatan dimana menimbulkan gejala yang sama
menjadi dominan seperti hiperkinesis diantara sehingga menyebabkan mereka harus mendapatkan
ketaatan langsung dan perilaku negatif. Postur perawatan kembali ( Yudhantara, Et. All 2018). Kondisi
tubuh menjadi terbatas dalam waktu lama. lingkungan yang penuh tekanan seringkali mengancam
Periode kecemasan diikuti dengan keterbatasan penderita mengalami kekambuhan. Adapun faktor yang
fungsi gerak. mempengaruhi munculnya kekambuhan, diantaranya:
4. Skizophrenia Tak Terinci (disorganized) 1. Ketidakteraturan dalam pengobatan.
Jenis ini mencakup ciri-ciri diagnosis indikasi Kekambuhan penderita skizophrenia
umum skizophrenia dan bukan bagian dari jenis disebabkan karena tidak teratur dalam minum
katatonik dan paranoid. Psikoedukasi keluarga obat. Penelitian yang dijelaskan Tanjung bahwa
dapat mengurangi kekambuhan dan 25-50 persen penderita tidak melanjutkan terapi
meningkatkan kualitas hidup. obat secara teratur. Kondisi skizoprenia yang
5. Depresi Pasca Skizophrenia mengalami gangguan dan disfungsi kognitif
Periode yang bertahan lama dialami setelah membuat mereka sulit untuk mengambil
terjadi skizophrenia. Gejala skizoprenia tetap tindakan minum obat. Jikalau dirumah sakit ada
ada namun tidak menimbulkan gejala klinis perawat yang membantu memberikan, maka
secara dominan. peran keluarga dirumah memiliki peran penting
6. Skizophrenia Residual dalam pemberian obat bagi penderita (Tanjung,
Jenis ini telah memasuki kondisi kronis dari 2023).
perkembangan skizophrenia. Telah mencakup 2. Terapis, dokter ataupun tenaga kesehatan.
satu atau lebih periode gejala psikotik yang Terapi obat tidak sesuai dosis dalam jangka
telah memenuhi kriteria jenis di atas. Ditandai lama bisa mengakibatkan efek negatif dan
ciri negatif dalam proses panjang, misal: mempengaruhi hubungan interpersonal, seperti
menarik diri dari lingkungan, pemikiran tidak gerakan fisik yang tidak teratur. Pentingnya
rasional dan perilaku eksentrik. pemberian obat secara teratur sesuai takaran
7. Skizophrenia Simpleks dokter bisa mencegah kekambuhan.
Jenis ini ditandai gangguan yang kompleks, 3. Peranan penanggung jawab.
terjadi ketidakmampuan dalam menjalankan Interaksi yang dilakukan setelah perawatan saat
fungsi dan tugasnya dalam kehidupan. melakukan diagnosa awal berperan penting
dalam bertanggung jawab terhadap pengobatan
Kekambuhan Skizophrenia seperti apa yang harus dilakukan.
17
4. Keluarga skizoprenia. dianggap mampu untuk mengatasi kekambuhan.
Kualitas hubungan keluarga tentu akan Penderita skizoprenia cenderung merasakan
membantu mencegah kekambuhan dan kebahagiaan, lebih percaya diri dan mau melakukan
mencapai proses pemulihan kesembuhan pengobatan disaat ada orang yang memperdulikannya
(Tanjung, 2023). Zanneti menjelaskan bahwa dan berpotensi untuk mencegah terjadi kekambuhan
keluarga memberikan pengaruh besar terhadap (Tanjung, 2023). Dukungan keluarga meliputi
kekambuhan penderita perihal ekspresi emosi pemahaman penyakit, memberikan perhatian, kasih
anggota keluarga. Intervensi stigma keluarga sayang dan saling menghargai. Keluarga perlu
maupun terapi keluarga mampu mengurangi memotivasi penderita untuk memiliki tanggung jawab
munculnya kekambuhan. secara mandiri terhadap diri sendiri. Keluarga dapat
membantu penderita dalam menemukan tugas dan
Berbagai penelitian lain juga menegaskan peranannya. Setelah melakukan perawatan, penerimaan
terjadinya kekambuhan penyakit. Bahwa menurut Kaplan keluarga terhadap penderita skizophrenia harus dijaga
kekambuhan dipengaruhi oleh 4 hal, mencakup: faktor sehingga melalui perhatian yang diberikan sangat
penderita soal kepatuhan minum obat, pengasuh/tenaga bermanfaat bagi mereka yang sedang menjalani
kesehatan, dukungan keluarga, pemahaman penyakit pengobatan.
yang diderita menentukan bagaimana keluarga Kekambuhan juga seringkali memberikan
berperilaku serta memberikan hal positif/negatif bagi dampak buruk baik terhadap diri penderita, keluarga
penderita ( Paramita 2021). Penelitian oleh Hasan maupun lingkungan masyarakat. Seringkali
pengaruh kekambuhan disebabkan oleh adanya status menimbulkan stigma, sehingga penderita skizophrenia
sosial dan ekonomi penderita dan keluarga sehingga seringkali dianggap sebagai aib keluarga maupun
terbatas dalam melakukan pengobatan ( Yudhantara, Et. lingkungan, dianggap beban hidup karena tidak produktif
All 2018). Kazadi menunjukkan bahwa penyakit dalam menjalani tugas dan peranannya. Tidak
komorbid dapat memperparah kondisi dan mempercepat mengherankan mereka seringkali dikucilkan,
munculnya kekambuhan. Hal sama juga diungkapkan bersembunyi dari tempat mereka bersosialisasi bahkan
Golubovic sosiodemografi (kesadaran rutin berobat dan menjauh daripadanya (Tanjung, 2023).
rendahnya dukungan sosial) mendukung pernyataan dari
penelitian sebelumnya. Menurut Pothimas menyatakan Pelayanan Konseling Kristen Sesuai Nilai-nilai
hal yang sama bahwa lamanya penyakit yang diderita, Kristiani di Era Society 5.0
kurangnya perhatian dukungan sosial keluarga bahkan Pelayanan Konseling Kristen
lingkungan. Stress terhadap pengalaman hidup yang Pelayanan konseling kristen mengarah ke istilah
buruk, adanya riwayat gangguan jiwa dari keluarga juga "konseling pastoral". Menurut Yakub Susabda
bisa mempengaruhi kekambuhan. Menyikapi hal tersebut didefinisikan sebagai hubungan timbal balik antara
Tanjung mengungkapkan bahwa kekambuhan hamba Tuhan sebagai konselor dan jemaat sebagai
dipengaruhi oleh faktor sosiodemografi, genetik, konseli (Beriajaya 2021). Ada proses pembimbingan
lingkungan sosial/keluarga dan pengobatan yang dijalani hingga mencapai hubungan terapeutik dimana konselor
(Tanjung, 2023). memahami masalah dan konseli mengalami rasa aman
Salah satu yang sangat penting adalah peran dapat menceritakan masalahnya. Kisah Para Rasul 20:19
keluarga dan gereja sebagai pihak yang perlu memberikan amanat agar dalam melakukan pelayanan
diperhatikan dalam promosi kesehatan jiwa. Kajian konseling untuk tetap rendah hati sehingga membawa
menunjukkan bahwa memberi tahu keluarga tentang kualitas pertumbuhan rohani bagi jemaat. Hamba atau
kesehatan jiwa dapat mengurangi tingkat kekambuhan pelayan Tuhan harus menanamkan nilai-nlai kristiani
gangguan jiwa. Kesehatan jiwa komunitas yang kepada jemaat bahwa Tuhan sumber jawaban diatas
diperbaiki mengungguli perawatan rumah sakit ( masalah apapun dan dituntut untuk memiliki strategi apa
Widodo, 2021). Keluarga memiliki peranan yang sangat yang harus dilakukan dalam melakukan konseling jemaat
penting dalam agar penyakit tidak menimbulkan (Lepa, Et. All 2022)
kekambuhan. Oleh sebab itu, dengan adanya rutin minum
obat, berupaya menciptakan lingkungan psikologis yang Nilai-nilai Kristiani Konselor Kristen
sehat melalui kesadaran terhadap dukungan sosial
18
Didalam melakukan konseling, juga dapat memiliki pengendalian diri dan membawa damai
berarti bahwa konselor kristiani profesional yang terlatih sejahtera (Mat 5:9). Kepribadian merupakan gabungan
atau setidaknya seorang hamba Tuhan atau pelayan antara pikiran perasaan, hati nurani, hikmat emosi dan
lainnya yang memiliki kemampuan untuk memberikan keinginan yang berada didalam kesadaran jiwa
konseling dalam ruang lingkup pekerjaan gerejawi. seseorang. Kepribadian berada didalam jiwa dan ada
Diharapkan bahwa peran Tuhan Yesus di dunia pada hidup manusia. Sehingga kalau memiliki
dilanjutkan oleh konselor melalui penyediaan layanan kepribadian yang sehat pasti melakukan sesuai dengan
praktik konseling. Dalam konseling pastoral memiliki kebenaran firman Tuhan dan mengimplentasikannya
peran bahwa konselor kristiani dalam gereja secara sebagai konselor kristen yang baik.
formal maupun di mana pun untuk terlibat aktif dalam
merawat jemaat Tuhan sehingga harus digembalakan. Mampu menjadi penolong
Hal ini sejalan dengan perintah yang diberikan Tuhan Gereja harus mampu menjadi penolong dalam
Yesus kepada Petrus dalam Yohanes 21:16-17 untuk membimbing, edukasi menciptakan dan mengubah
membina jemaat (Beriajaya 2021). Ia tidak hanya paradigma tentang skizophrenia. Menurut Clinebell ada
memberikan bimbingan, tetapi juga yang menyembuhkan beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai prevensi
orang yang dibimbing-Nya. Orang yang dibimbing harus keluarga skizophrenia ( Simanjuntak, 2019):
diberi tahu bahwa Kristus adalah sumber kesembuhan; 1. Mampu menyediakan kebutuhan/trust yang
jika demikian, bimbingan Kristen, konselor, dan segala dibangun melalui rasa percaya kepada keluarga
bentuk bimbingan lainnya adalah alat Tuhan yang penderita skizophrenia .
digunakan untuk membantu orang yang dibimbing-Nya. 2. Mengelola kebutuhan rasa keberadaan dalam
Kristus adalah sumber kesembuhan Nilai-nilai kristiani komunitas gereja (sense of belongings).
dalam konseling kristen harus dapat dipertahankan dalam 3. Menemukan komitmen dan pencarian makna
konteks zaman yang terus berubah. Pengembalaan yang hidup.
dilakukan Yesus Kristus kepada murid dan pengikutnya 4. Menanamkan persekutuan dengan Tuhan
adalah nilai luhur yang abadi dan harus dijaga kapan pun melalui doa dan lainnya untuk menghadapi
pelayanan pastoral dilakukan (Santoso 2021). Berbagai berbagai masalah.
cara upaya pencegahan, pengobatan dan pemulihan dapat
dilakukan melalui intervensi psikoedukasi, sosial dan Memiliki komitmen dan integritas
perubahan stigma sebagai cara yang dapat dipahami oleh Sebagai konselor harus menjadi orang yang
keluarga dan juga gereja maupun konselor kristen perlu dapat dipercaya. Merek adalah orang yang rohani, jujur,
beradaptasi dalam menghadapi tantangan pelayanan setia, dan beretika. Berupaya mengedepankan integritas
konseling kristen di era 5.0. Ada beberapa hal yang harus didefinisikan sebagai keterikatan yang kuat dengan
dimiliki oleh konselor dalam melakukan konseling prinsip moral atau artistik, bersifat kejujur dan tulus.
jemaat sesuai nilai-nilai kristiani diantaranya: Integritas berarti tetap konsisten dalam perilaku
seseorang dalam semua situasi.
Memiliki kepribadian yang sehat
Menurut Tomatala seorang konselor kristen Kompetensi Pelayanan Konseling Kristen di Era
harus memiiki gambaran diri yang baik yang terbentuk Society 5.0
melalui identitasnya dengan mempercayai karya Kompetensi seorang konselor kristen menjadi
keselamatan kristus seperti tercantum dalam Efesus 2:8- fokus utama agar mereka mampu mengupgrade diri
9. Memiliki persekutuan intim dengan Tuhan melalui doa terhadap penguasaan teknik konseling maupun teknologi
dan bacaan firman sebagai landasan iman percaya (Yoh (Lepa, Et. All 2022). Era society 5.0 menjadi tantangan
14:3). Menurut William A.Clebsch Mereka harus mampu bagi gereja untuk dapat melakukan konseling kepada
saling bersifat humanis yakni: menyebuhkan, menopang, jemaat. Fungsi seorang hamba Tuhan yakni panggilan
membimbing, nmelakukan pendamaian (Galatia 6). untuk dapat melayani, membimbing jemaat. Selain itu
Memiliki toleransi, menghargai dan menciptakan pentingnya memiliki karunia mengajar, mendidik serta
komunikasi dengan baik (2 Tim 2:1-13). Mampu kualitas pelayanan konseling pastoral bertujuan agar
bersikap empati terhadap jemaat satu dengan lainnya (2 mengarahkan jemaat mampu menghadapi persoalan
tim 1:1-2). Mengandalkan Roh kudus (Yoh 3:17),
19
secara khusus keluarga penderita skizophrenia (Lepa, Et. Robert B Tucker ada beberapa tantangan yang dihadapi
All 2022). oleh konselor didalam melakukan konseling kristen
Perubahan zaman di Era society 5.0 menuntut dalam menyikapi era society 5.0, seperti: (1). Tuntutan
pergerakan secara khusus melalui peningkatan pelayanan kecepatan bersifat praktis. (2) Harus mampu memberikan
konseling kristen. Sumber daya yang terdiri atas para rasa aman, (3) Persaingan generasi, (4) Mampu
konselor kristen gereja baik itu hamba Tuhan atau menentukan metode pilihan yang tepat, (5). Penyesuaian
gembala maupun profesi lain yang mendukung bertujuan gaya hidup (6) Meningkatkan kompentesi nilai diri, (7)
agar mereka mampu mengupgrade diri melalui dua hal: Memberikan pelayanan terbaik, (8). Teknologi fokus
non formal ataupun formal. utama dan (9) Jaminan mutu bersifat professional (Lepa,
Agar dapat bekerja dalam profesi konselor di Et. All 2022).
Era Society 5.0, mereka harus memiliki beberapa
keterampilan. Secara umum, kompetensi konselor dibagi Berikut mengenai beberapa model yang dapat digunakan,
menjadi dua kategori: soft skills dan hard skills. Soft mencakup :
skills adalah kemampuan yang penting untuk setiap 1. Pelayanan Konseling Kristen Humanisme
orang agar dapat melakukan konseling sesuai etika (perdamaian)
pelayanan secara adaptif, seperti kesopanan dalam Kedamaian adalah kehidupan ideal masa depan dalam
bertindak. Sedangkan hard skills adalah keterampilan masyarakat digital yang semakin beragam. Konseling
teknis yang diperlukan konselor untuk mendukung tugas kristen berupaya untuk mengedepankan situasi nyaman
pelayanan konselingnya. Adapun keterampilan yang dan damai dalam mencapai rasa bahagia dan sehat.
dapat dimiliki oleh konselor kristen di Era 5.0 mencakup memiliki tanggung jawab untuk menciptakan suasana
(Lepa, Et. All 2022): damai (Maz 85:10-13) dalam melakukan konseling.
Kompetensi Indikator Kepribadian yang damai merupakan seorang yang
Bersikap komunikatif Mampu menjadi pendengar, mampu beradaptasi secara sehat dan didasari firman
pembicara yang baik Tuhan. Bersikap konsisten, memiliki integritas, positif
Mampu beradaptasi Keinginan mau belajar, dan terbuka (Jumarin 2022).
penyesuaiann lingkungan
Hubungan Empati, sabar, memahami 2. Pelayanan Konseling Kristen Visitasi Daring dan
Interpersonal dan keterampilan sosial lain Media Sosial
Gambaran diri positif Antusiasme, optmimis, Penggunaan media sosial komunikasi seperti
motivator dan percaya diri whatshapp (videocall, telepon), facebook messenger,
Berkompeten Professional, penampilan zoom, google meet, Instagram merupakan cara-cara yang
baik, menguasai teknik dapat dilakukan oleh Hamba Tuhan atau pelayan lainnya
Mampu bertanggung Bisa dipercaya dan merupakan cara memfollowup keluarga jemaat
jawab diandalkan, memiliki ide skizophrenia dalam melakukan pelayanan konseling di
Mengedepankan Mudah koordinasi, saling era digital ini. Iklan media sosial perihal kesehatan
kerjasama membantu mental skizophrenia bisa dijadikan solusi menjawab
Memahami etika Mengedepankan loyalitas, kebutuhan di era 5.0 guna mengurangi stigma negatif.
konseling motivasi, disiplin waktu Kunjungan yang tidak bisa dilakukan face of the face
Mampu menghargai Sopan, ramah melihat kondisi penderita skizophrenia, maka untuk
Memiliki integritas Jujur, mengedepankan nilai membantu kondisi minum obat, pengobatan dapat
kebenaran, memiliki moral dilakukan melalui media tersebut (Santo, 2021).
1.1. Tabel Kompetensi Konseling di Era 5.0 3. Pelayanan Konseling Kristen Multikultural
Abad ke-21 para konselor menggunakan model ini
Model Pelayanan Konseling Kristen di Era 5.0 dalam mengedepankan pendekatan teraupetik dan lintas
Terjadinya peningkatan teknologi membuat budaya. Intervensi konseling ini adalah memahami
adanya perubahan di Era Society 5.0. pelayanan pengalaman keluarga terhadap penderita skizophrenia,
konseling kristen harus beradaptasi agar mampu konselor mencoba mengarahkan cara seperti apa yang
memenuhi dan menjawab tantangan yang ada. Menurut harus keluarga lakukan dalam menghadapinya.
Multikultural merupakan cara bagaimana keluarga dapat
20
menerima kondisi, mengevaluasi cara perawatan, Dengan kemampuan keluarga, diharapkan dapat
pengobatan agar mencegah kekambuhan dan memasuki mendukung anggota keluarga ( Pulungan 2022).
perbedaan sistem budaya (Setiawan, Et. All 2022). Nugroho menganalisa penelitiannya bahwa
4. Pelayanan Konseling Kristen Spiritual intervensi psikoeduksi berupaya menciptakan adanya
Konselor seringkali diperhadapkan oleh masalah kehadiran keluarga dalam mendukung dan merawat
mental khususnya skizophrenia (Jumarin 2022). Gary penderita memiliki dampak yang besar terhadap proses
Collins sependapat dengan Freud tentang fakta bahwa kesembuhan bahkan mencegah kondisi kegawatan.
agama adalah satu-satunya sumber jawab atas pertanyaan Pengobatan jangka panjang sebagai strategi untuk
tentang tujuan (Jumarin 2022). Spiritual kristen mengontrol munculnya gejala penderita skizophrenia.
merupakan keyakinan terhadap kuasa Tuhan Yang Maha Faktor putus obat disebabkan karena minimnya
Kuasa dalam memberikan kekuatan hidup. Dalam Matius pemahaman keluarga sehingga perlu adanya dukungan
11:28 menyatakan bahwa “Marilah kepada-Ku, semua keluarga dalam memahami informasi perihal cara
yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi merawat penderita tersebut (Nugroho 2021). Dengan kata
kelegaan kepadamu”. Beberapa faktor memengaruhi lain ekspresi emosi keluarga menjadi salah satu faktor
pemenuhan kebutuhan spiritual, seperti penyakit yang terjadinya kekambuhan penderita skizophrenia, sehingga
diderita, dukungan keluarga, dan tahap perkembangan. peran keluarga sangat penting menjaga agar bisa
Dalam pemenuhan spiritual, keluarga merupakan tempat Penyakit Skizophrenia Metode Psikoedukasi
di mana penderita skizophrenia memiliki kehangatan Anderson pertama kali menggambarkan
dukungan. Keluarga memiliki peran besar dalam psikoedukasi sebagai konsep terapi perilaku dan terdiri
mengajarkan kehidupan beragama dan cara berinteraksi dari empat komponen penting: informasi tentang
dengan penderita. Terapi doa dan firman Tuhan dapat penyakit yang diderita, pelatihan komunikasi, pemecahan
menimbulkan respon positif dalam mencegah terjadinya masalah untuk menemukan solusi untuk mengatasi
kekambuhan dan mempercepat pemulihan. Menurut penyakit yang diderita, dan pelatihan kemandirian.
Mohr berdoa dan membaca firman mampu mengurangi Dalam terapi psikososial, psikoedukasi keluarga adalah
gejala dan menumbuhkan strategi koping yang tepat komponen penting dari proses intervensi dan strategi
(Triyani, Et. All 2019). pemulihan orang dengan skizoprenia. Ini biasanya
diberikan kepada keluarga dengan skizoprenia yang
melakukan perawatan di rumah dan belum mampu
Psikoedukasi Keluarga Menghadapi Pasien merawat diri sendiri atau masih membutuhkan bantuan
Skizophrenia di Era Society 5.0 dalam proses perawatannya.
Terapi yang dikenal sebagai psikoedukasi Tahapan psikoeduksi yang diberikan dalam konseling
keluarga telah terbukti dapat mengoptimalkan kristen:
penyembuhan pasien gangguan jiwa. Penelitian tentang 1. Pemulaan Konseling. Selama tiga-lima sesi
psikoedukasi keluarga (FPE) menunjukkan bahwa dalam pertemuan, konselor kristen menunjukkan
merawat pasien halusinasi, kemampuan kognitif dan empati dan bersedia menawarkan bantuan di
psikomotor keluarga meningkat. Terapi psikoedukasi luar sesi terapi.
keluarga yang dikombinasikan dengan tindakan Intervensi: menjalin kerjasama antar anggota
keperawatan generalis dan terapi pengambilan keputusan keluarga dan penderita, menentukan gejala
menunjukkan peningkatan penampilan pribadi dan sosial psikososial dan penyebab kekambuhan,
serta peningkatan kepatuhan pengobatan klien dengan membuat anggota keluarga menyadari masalah
risiko perilaku kekerasan dan halusinasi. Andersen, Mc yang berkaitan dengan rasa tertekan pada
Farlane, dan Falloon pertama kali membuat model penderita dan keluarga, mengetahui kekuatan,
psikoedukasi keluarga. Psikoedukasi keluarga tidak dukungan sosial, dan daya tahan stress,
hanya mengajar keluarga, tetapi juga memastikan memberikan harapan pada kesembuhan dan
keluarga mengetahui tentang penyakit yang diderita adanya kesepakatan antara konselor dengan
anggota keluarga mereka. Keluarga mampu menghadapi keluarga skizophrenia.
tantangan, belajar berkomunikasi dengan baik, dan 2. Seminar, Workshop dan E-commerce Media
memberikan dukungan sosial yang lebih besar kepada Sosial
anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
21
Edukasi dapat dilakukan dengan mengikuti Yeh.34:16 “Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan
seminar, workshop maupun follow media sosial Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan
tentang flyer penanganan kesehatan mental, Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan
khususnya skizhoprenia. Konselor kristen atau Kulindungi; Aku akan menggembalakan mereka
professional lain bisa memberikan pengarahan sebagaimana seharusnya”. Mereka diklasifikasikan
untuk menerima keadaan dan mengurangi sebagai abnormal dan dianggap berani. Pemerintah
kebersalahan. Sedangkan penderita menyingkirkannya dan mengasingkannya dengan cara
skizophrenia mampu menerima penyakit, yang tidak manusiawi, bahkan beberapa gereja hanya
harapan dan tujuan jangka panjang kedepan. dapat melihat mereka tanpa melakukan apa-apa ( Elias Et.
3. Komunitas Skizoprenia All 2021). Sikap gereja sekedar hanya terlihat di wacana
Memberikan penjelasan kepada pihak keluarga dibandingkan kondisi sebenarnya. Ini disebabkan oleh:
upaya memperbaiki kehidupan koping stress. Ardiyani menemukan adanya keberhasilan
Mulai memperkenalkan kepada komunitas dan proses pemulihan melalui intervensi mengurangi stigma
dilatih secara mandiri dalam memecahkan penderita skizophrenia. Mereka cenderung mengalami
masalahnya. Pada proses ini membantu kondisi yang lebih buruk karena stereotip negatif baik
keluarga melewati gejala kejiwaan skizoprenia. terhadap diri, keluarga maupun anggapan masyarakat
4. Pelatihan Komunikasi perihal diagnosa yang dialami. Stigma yang kuat
`Keluarga dilatih untuk berkomunikasi dengan baik membuat seseorang malu atau takut untuk mencari
meskipun penderita mengalami gangguan kognitif. pengobatan, yang menyebabkan penyakitnya menjadi
Latihan role play dilakukan untuk lebih parah dan kurang kepatuhan terhadap pengobatan
mengkomunikasikan dan membahas masalah emosi (Ardiyani, Et. All 2019).
yang berkaitan dengan perilaku menyimpang Elias melalui tujuan penelitian untuk memberi
penderita tahu gereja tentang realitas gangguan jiwa dan tanggung
skizoprenia. jawabnya terhadap manusia, bahwa konseling untuk
5. Kehidupan Sosial dan Rehabilitasi orang yang mengalami gangguan jiwa harus menjadi
Setelah adanya gangguan akut 9-18 bulan. bagian penting dilakukan, memperbaiki pemahaman
Intervensi role play dapat diulang kembali 1-2 mengenai gangguan jiwa. Menurutnya tidak semua
bulan dalam memperbaiki fungsi sosial. gereja mampu memahami dan mengenali gejala kondisi
Menurut Efendi intervensi psikosial upaya dari kejiwaan. Gereja merasa membina orang sakit jiwa
pemulihan untuk masalah kompleks yang bukan bagian tugas dan tanggung jawabnya, sehingga
melibatkan praktisi kesehatan harus terampil cenderung tidak peduli dengan masalah kejiwaan jemaat
dalam melibatkan pasien dan membangun lalu lebih menyerahkannya kepada lembaga dinas
hubungan rasa percaya, berdiskusi tentang kesehatan. Situasi yang sering terjadi adalah banyak
perspektif maupun tujuan pemulihan, juga dapat rumah sakit yang mampu mengatasi masalah sakit fisik
membantu penderita skizophrenia dalam dan pembiayaannya diatur pihak gereja. Namun sedikit
meningkatkan fungsi kognitif, rasa percaya diri, dari penderita skizophrenia yang dibantu dan akhirnya
harapan, psikososial, mengurangi gejala yang dikirim ke rumah sakit jiwa tempat dimana mereka
muncul dan kekambuhannya, kepatuhan minum dilupakan selamanya ( Elias Et. All 2021).
obat dan hambatan dalam bersosialisasi ( Hal yang sama menurut Manafe juga dirasakan
Efendi, 2019). jemaat gereja yang memiliki penderita skizophrenia ada
kecenderungan untuk menjaga jarak bahkan menghindar
Sikap Gereja terhadap Penderita Skizophrenia karena ada rasa tidak nyaman dan takut berinteraksi.
Skizophrenia seringkali dianggap menyimpang Sehingga cara memberikan harapan, perhatian dan
dari masyarakat umum. Masalah ini menjadi tantangan dukungan dari jemaat mampu membantu penderita
bagi gereja saat ini. berhadapan dengan kehidupan jemaat skizophrenia semangat menjalani pengobatan (Manafe,
yang mengalami berbagai persoalan hidup yang dapat et. all 2022).
menyebabkan gangguan mental. Gereja perlu hadir untuk
menjaga, merawat dan memelihara domba-dombanya CONCLUSION
(Tumonglo, Esther 2022). Seperti yang tercantum dalam
22
Skizophrenia merupakan penyakit kejiwaan yang Kemandirian Klien Gangguan Jiwa,” Window
sangat memerlukan penanganan serius. Keluarga sebagai of Health 5 (2022): 614–621. -: -, 2022.
orang terdekat erat hubungannya dengan dukungan sosial Simanjuntak, , Julianto. Merawat Kesehatan Mental
sehingga makin mempercepat proses penyembuhan dan Keluarga. Tangerang: Yayasan Pelikan,, 2019.
mencegah terjadinya kekambuhan. Gereja sebagai wadah Yudhantara, Et. All, D. Surya. Sinopsis Skizophrenia:
yang memfasilitasi dalam membimbing, mengarahkan Untuk Mahasiswa Kedokteran (Malang: UB
dan motivasi keluarga dapat dilakukan degan metode Press, 2018). Malang: Universitas Brawijaya,
pelayanan konseling yang sesuai dengan era society 5.0. 2018.
didalam melakukan konseling, keluarga akan diberikan Agustini,, Meti. Psikoedukasi Keluarga Dan
psikoedukasi dalam memahami penyakit skizoprenia Kemampuan Keluarga Dalam Merawat
baik itu cara perawatan, langkah pengobatan agar tidak Anggota Keluarga Yang Mengalami
putus dan mencegah terjdinya kekambuhan. Skizofrenia: Literatur Review,” Promotif,
Preventif 6 (2023): 358–365. -: -, 2023.
Anderson,, T. Neil. The Bondage Breaker: Mengatasi
REFERENCES Pikiran-Pikiran Negatif, Perasaan-Perasaan
Tidak Logis, Kebiasaan-Kebiasaan Berdosa.
Widodo,, Arif. Pengantar Promosi Kesehatan Jiwa. Yogyakarta: Katalis, 2020.
Malang: Literasi Nusantara, 2021. Ardiyani, Et. All. Intervensi Untuk Mengurangi Stigma
Banoet, Victor J. ““Okultisme, Roh Leluhur Dan Pada Penderita Skizophrenia,” Psikiatri
Skizophrenia,” Pastoral Theology.” Pastoral Surabaya: Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa 8
Teology, 2019: (2019). Sorong: -, 2019.
Efendi, , Surya. ““Intervensi Pemulihan Psikososial Beriajaya , Randy Ezra. ““Kiat-Kiat Menjadi Konselor
Untuk Pasien Dengan Gangguan Jiwa Atau Kristiani Di Era Digital,” .” Antusias: Teologi
Skizofrenia Studi Literatur,”.” Konferensi dan Pelayanan, 2021: -.
Nasional (Konas) XVI Keperawatan Kesehatan Darmawan, Didit. Psychological Perspective in Society
Jiwa. 2019. 5.0 . Yogyakarta: Zahir Publishing, 2021.
Elias Et. All, Thomson , FE. “Role of The Church in Freska, Windi . Caregiver Pada Klien Skizophrenia.
Pastoral Conseling in Regard to Reaching Out Jawa Tengah: Mitra Edukasi Negeri, 2022.
To The People with Mental Disorders in The Jumarin, M. “Konseling Kesehatan Mental Pada
City of Sorong,”.” Eirene, 2021: 229–251. Masyarakat di era Revolusi Industri 4. 0.”
Elias, Et. All, Thomson FE. “Role of The Church in Jurnal Ilmiah Pendidikan, 2022: 21.
Pastoral Conseling in Regard to Reaching Out Kartikasari, Et. all, Nur Dewi M. Kesehatan Mental.
To The People with Mental Disorders in The Sumatera Barat, Sumatera Barat: PT. Global
City of Sorong.” Eirene, 2021: 229-251. Eksekutif Mandiri, 2022.
Keller, Timothy. Gospel in Life: Injil Dalam Kehidupan Lepa, Et. All , Royke. Paradigma Spiritualitas Kristen Di
(Jawa Timur: Perkantas, 2019). Jawa Timur: Era 5.0. Yogyakarta: Andi, 2022.
Perkantas, 2019. Lepa, Et. All, Royke . Paradigma Spiritualitas Kristen Di
Pada, , Ellyasar. “Tinjauan Teologis Kejadian 2:7 Era 5.0 (. Yogyakarta: Andi, 2022.
Mengenai Natur Manusia Sebagai Pola Manafe, et. all, Novi O.Eli. “Pandangan Dan Sikap
Penanganan Dan Pemulihan Penderita Warga Jemaat Terhadap Pengidap Skizofrenia.”
Gangguan Kejiwaan Skizophrenia (Studi Kasus Teologi Berita Hidup, 2022.
Di Rumah Pemulihan Dan Pembinaan Bethesda Meidianto, , Achmad Doni . Alternatif Penyelesaian
Baru-Gadog Bogor),.” Teologi Rahmat 7, 2021. Perkara Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
Paramita , Triandini . “Dinamika Pasien Dengan Yogyakarta: Nas Media Indonesia,, 2021.
Gangguan Skizofrenia,” Psikologi 17 (2021): Nugroho, Petrus . “Application of Family Psyeducation
12–19.” Jurnal Psikologi, 2021: 12-19. Therapy on Family of Client With Skizophrenia
Pulungan, Zulhaini Sartika Aliaman. Terapi in Anticipating Psychiatric Emergency,” .”
Psikoedukasi Keluarga Meningkatkan Lintas Keperawatan, 2021: -.

23
Rokhmad, Et. All, Kasil . Mengapa Dia Dipasung ?,
2021. 2021.
Santo, , Joseph Christ . ““Gereja Menghadapi Era
Masyarakat 5.0: Peluang Dan Ancaman,” .”
Miktab: Teologi dan Pelayanan Kristiani 1,
2021: 213–225.
Santoso , Joko. “Transformasi Fondasi Iman Kristen
Dalam Pelayanan Pastoral Di Era Society
5.0,”.” Teologi Berita Hidup, 2021: 19–35.
Setiawan, Et. All, Gede Danu . Profesi Bimbingan Dan
Konseling: Membangun Profesi BK Yang
Professional. Yogyakarta: Bintang Semesta
Media, 2022.
Sitawati, Andini Diah . Mendampingi Orang Dengan
Skizophrenia. Jawa Timur: Airlangga
University Press, 2022.
Sumarto, Yonathan. ““Konseling Dan Pertumbuhan
Gereja,” Cura Animarum 1 (2019).” Cura
Animarum STAKN Tanah Toraja, 2019: -.
Sunawan, . “Pengembangan Soft-Skills Dan Kompetensi
Konselor Di Era Society 5.0,” (Seminar
Nasional Bimbingan dan Konseling) 3 (2019).”
Prosiding SNBK. Madiun: Unipma-Madiun,
2019. 5.
T.T. ““Membedakan Penyakit Jiwa Dan Kerasukan Setan
Dalam Pelayanan,” .” Arrabona 2 (2019).,
2019.: -.
Tanjung, , Arif Irfan. Penyebab Kekambuhan Pada
Pasien Skizophrenia (Jawa Barat: Adanu
Abimata, 2023). Jawa Barat: Adanu Abimata,
2023.
Triyani, Et. All, Feri Agus. “Gambaran Terapi Spiritual
Pada Pasien Skizophrenia: Literatur Review,”.”
Ilmu Keperawatan Jiwa , 2019: 19–24.
Tumonglo, Esther, Epin. “Tantangan Gereja Dalam
Melayani Penderita Gangguan Mental Di
Gereja Toraja Jem Aat Filadelfia
Kondongan,” .” Visio Dei: Teologi Kristen,
2022.

24

You might also like