You are on page 1of 3

Article

Indonesian Journal of Chemical


Science and Technology
State University of Medan
e-ISSN : 2622-4968, p-ISSN : 2622-1349
IJCST-UNIMED, Vol. 04, No. 2, Page; 79-84
Received : Apr 2nd, 2021 Accepted : June 16th, 2021 Web Publised ; July 30th, 2021

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Study Of Energy And Structure On Intermolecular Interactions


In Organic Solvents Using Computational Chemistry Method

Nur Aisah Malau* and Asep Wahyu Nugraha

Chemistry Departement, Faculty of Mathematics and natural Sciences, Universitas Negeri Medan, 20371
Sumatera utara
*Email: nuraisahmalau970@gmail.com
ABSTRACT
This study aims to determine the amount of energy, the difference in energy, the relationship between the
amount of energy and the distance between compounds, and the interactions that occur in organic solvent
molecules using computational chemistry methods. In determining the amount of energy and interactions that
occur, computational chemistry calculations are used using NWChem software version 6.6 with the DFT
method with the B3LYP hybrid function/basis set 6-31G, the calculation results are visualized using Jmol
software. The results of calculations with large computations of energy for benzene are -230.62447487 KJ/mol,
ethanol -154.01322923 KJ/mol, methanol -114.98816558 KJ/mol, hexane are -235.27001385 KJ/mol. Mixture
of benzene and ethanol in a ratio of 1 : 1 -384.63823964 KJ/mol, 1 : 2 538.66009762 KJ/mol , and 2 : 1 -
615.26607558 KJ/mol. A mixture of benzene and methanol in a ratio of 1 : 1 -345.61255299 KJ/mol, 1 : 2 -
460.60826254 KJ/mol, and 2 : 1 -576.24044425 KJ/mol, a mixture of hexane and ethanol in a ratio of 1 : 1 -
389.28477268 KJ/mol, 1 : 2 -543.29869234 KJ/mol and 2 : 1 -624.55723290 KJ/mol. A mixture of hexane and
methanol at a ratio of 1 : 1 -350.25984691 KJ/mol, 1 : 2 -465.26041654 KJ/mol and 2 : 1 -585.53373886
KJ/mole. The difference in energy is the most in a mixture of benzene and ethanol in a ratio of 1 : 2 -0.00916429
K /mol, in a mixture of benzene and methanol in a ratio of 1 : 2 - 0.00745651 KJ/mol, a mixture of hexane and
ethanol in a ratio of 2 : 1 -0.00397597 KJ/mol, and a mixture of hexane and methanol in a ratio of 1 : 2 -
0.01407153 KJ/mol. and there is no relationship between the magnitude of the interaction energy of the mixture
with the distance between the molecules.

Keywords: Nwchem Software, DFT, Computing, Energy, Organic Solvents

I. Pendahuluan proses – proses tertentu ,misalnya dalam isolasi


Larutan adalah campuran homogen dari bahan kimia dari bahan alam tertentu, pelarut suatu
molekul, atom ataupun ion dari dua zat atau lebih . bahan untuk berbagai keperluan praktis,
Suatu. Larutan disebut suatu campuran karena pengembangan teori terutama menyangkut
susunannya dapat berubah – ubah. Larutan campuran biner, campuran terner, serta keperluan –
merupakan bahan yang penting untuk dipelajari keperluan lainnya dalam bidang sains dan
terutama menyangkut sifat komponen dan sifat teknologi.1
larutan itu sendiri. Pengetahuan ini bermanfaat Pelarutan merupakan interaksi antar molekul
dalam memprediksi jenis pelarut yang tepat dalam yang terlibat dalam pembentukan larutan , dimana

79

IJCST.2021 © 2021 State University of Medan


Pengenceran Larutan

KIMIA - MLK.22203

L
arutan didefinisikan sebagai campuran yang homogen antara 2 macam
zat ataupun lebih. Larutan terdiri dari pelarut dan zat terlarut. Umumnya
zat terlarut jumlahnya lebih sedikit dibanding pelarut. Sedangkan
pelarut bisa berupa air ataupun cairan organik seperti metanol, etanol, aseton
Yos F. da Lopez dan lain-lain.
Program Studi Manajem Pertanian
Lahan Kering Politeknik Pertanian
Negeri Kupang, Nusa Tenggara
Timur (NTT) - Indonesia.
Pengertian Pengenceran
Email: yosdapisco@gmail.com
Pengenceran Larutan adalah proses penurunan Konsentrasi larutan dengan
Topik Bahasan penambahan zat pelarut seperti air ke dalam Larutan yang pekat untuk
Stoikiometri Reaksi Kimia dalam
menurunkan Konsentrasi Larutan dari yang semula pekat menjadi lebih encer
Larutan
guna keperluan didalam Laboratorium. Pengenceran pada prinsipnya hanya
Sub-Topik Bahasan
menambahkan pelarut saja, sehingga jumlah mol zat terlarut sebelum
Pengenceran Larutan
pengenceran sama dengan jumlah mol zat terlarut sesudah pengenceran.
Sub-Capaian Pembelajaran
Dapat menjelaskan prinsip-prinsip Dengan kata lain jumlah mmol zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan
dasar ilmu kimia yang meliputi
larutan dan perbedaannya dengan
jumlah mmol zat terlarut sesudah penegenceran atau jumlah gr zat terlarut sebelum
campuran, konsentrasi larutan dan pengenceran sama dengan jumlah gr zat terlarut sesudah pengenceran.
sifat koligatif Larutan

Indikator Penilaian Apabila konsentrasi larutan dinyatakan dalam skala volumetrik, jumlah solute
Ketepatan menjelaskan prinsip- yang terdapat dalam larutan pada volume tertentu akan setara dengan hasil
prinsip dasar ilmu kimia yang kali volume dan konsentrasi.
meliputi larutan dan perbedaannya
dengan campuran, konsentrasi
larutan dan sifat koligatif Larutan Jumlah solute = volume konsentrasi

Rumus Pengenceran
Jika suatu larutan diencerkan, volume akan meningkat dan konsentrasi akan
berkurang nilainya, tetapi jumlah keseluruhan solute akan konstan. Jadi, dua
buah larutan yang mempunyai konsentasi berbeda tetapi mengandung jumlah
solute yang sama dapat dihubungkan dengan:

Jurusan Manajemen Pertanian Lahan Kering


Politani Negeri Kupang: Jl. Prof. Dr. Herman 1
Johanes, Lasiana, Kec. Klp. Lima, Kota Kupang,
Nusa Tenggara Timur - Indonesia
Murtiningrum, Zita L. Sarungallo, Gino N. Cepeda, Nurlaila Olong

asam linoleat (14,67%), asam palmitat (43,45%) dan nilai HLB tinggi (8-18) larut dalam air dan
asam stearat (0,89%) (Pantzaris dan Yusof, 2002; meningkatkan emulsi minyak dalam air (O/W)
Preeti et al., 2007). Kelebihan minyak sawit yaitu (Chemmunique, 1980). Kajian tentang emulsifikasi
mengandung β-karoten (542 ppm) dan α-tokoferol minyak buah merah menggunakan berbagai nilai
(171 ppm), sedangkan minyak kelapa tidak HLB dengan rasio minyak air berbeda belum pernah
mengandung kedua sanyawa aktif tersebut (Dauqan dilaporkan. Penelitian ini bertujuan menentukan
et al., 2011). Seperti minyak sawit, minyak buah jenis dan konsentrasi pengemulsi pada berbagai nilai
merah memiliki kandungan senyawa aktif, bahkan HLB serta kesesuaian rasio minyak dan air untuk
kandungan α-tokoferolnya lebih tinggi dibandingkan menghasilkan emulsi minyak buah merah yang
minyak sawit. Oleh karena itu minyak buah merah stabil.
dapat dijadikan alternatif sumber β-karoten dan α-
tokoferol. Diversifikasi minyak buah merah menjadi METODE PENELITIAN
produk emulsi selain dapat memenuhi asupan gizi
serta mengatasi masalah kekurangan gizi khususnya Bahan dan Alat
kekurangan vitamin A dan E, juga dapat Bahan utama yang digunakan dalam
meningkatkan nilai tambah dan memperluas penelitian ini, yaitu minyak buah merah dari buah
penerimaan konsumen terhadap produk buah merah. kultivar Monsmir asal Distrik Merdey Kabupaten
Emulsi adalah suatu sistem yang terdiri atas Teluk Bintuni. Pengemulsi yang digunakan adalah
dua fase cairan yang tidak saling melarutkan, dimana CMC (carboxyl methyl cellulose), tween 20
salah satu cairan terdispersi dalam bentuk globula- (polioksietilen sorbitan monolaurat), tween 80
globula di dalam cairan lainnya (Tadros, 2009). (polioksietilen sorbitan monooleat), gelatin, GMS
Sistem emulsi yang umum dijumpai adalah (gliserol monostearat), lesitin, SPAN 60 (sorbitan
campuran antara minyak dan air, apabila minyak dan monostearat), gum arabik, pektin dan dekstrin.
air dicampur secara mekanik, pada awalnya Peralatan yang digunakan adalah homogenizer
terbentuk butiran-butiran minyak atau air namun jika (WiseMixe HG-15A, Daihan), viskosimeter
dibiarkan selama beberapa menit maka terlihat (Viscotester VT-04, Rion) dan peralatan gelas.
butiran-butiran minyak atau air tersebut bergabung
kembali dengan butiran-butiran yang sejenisnya. Tahapan Penelitian
Oleh karena itu pada sistem emulsi perlu adanya Penelitian laboratori (pure experiment) ini
penambahan suatu bahan pengemulsi yang dapat dilaksanakan dalam 3 (tiga) tahap, yaitu: 1) ekstraksi
mencegah bersatunya kembali butiran-butiran dan degumming minyak buah merah, 2) emulsifikasi
tersebut (Rohman et al., 2012). minyak buah merah, dan 3) pengujian sifat fisik
Pengemulsi merupakan salah satu bahan emulsi minyak buah merah.
tambahan makanan yang paling berperan dalam
proses pembuatan emulsi, karena memiliki Ekstraksi dan Degumming Minyak Buah Merah
kemampuan menurunkan tegangan antarmuka antara Ekstraksi minyak buah merah
dua fase yang dalam keadaan normal tidak saling menggunakan metode wet rendering (Murtiningrum
bercampur, sehingga keduanya dapat bercampur et al., 2005) yaitu pemanasan pipilan buah merah
dengan baik (Suryani et al., 2002). Secara struktural, dalam wadah stainless steel dengan perbandingan air
pengemulsi adalah molekul amfifilik, yaitu molekul dan buah 2:1. Perebusan buah dilakukan hingga
yang memiliki gugus hidrofilik (suka air) dan pipilan buah lunak, dilanjutkan dengan peremasan
lipofilik (suka lemak). Daya larut pengemulsi dalam dan pemisahan biji sehingga dihasilkan sari buah
air mengikuti peringkat Hydrophile-Lyphophile merah. Selanjutnya sari buah merah tersebut
Balance (Chemmunique, 1980). dipanaskan kembali hingga menghasilkan minyak.
Nilai Hydrophile-Lyphophile Balance Minyak buah merah yang diperoleh
(HLB) pengemulsi berkisar antara 1 sampai 20. didegumming dengan cara memanaskan minyak
Nilai HLB antara 1-10 bersifat lipofilik sedangkan yang ditambahkan asam sitrat (0,2%) dalam
10-20 bersifat hidrofilik. Bagian hidrofilik dari penangas air (60-70oC) selama 10 menit
pegemulsi memiliki gugus yang kompatibel dengan (Subramanian dan Nakajima, 1997). Selanjutnya
air karena memiliki bagian yang bersifat polar yang minyak buah merah ditempatkan dalam wadah
dapat berikatan dengan air dan molekul yang larut plastik yang transparan, ditambahkan air panas (±
dalam air. Bagian lipofiliknya memiliki gugus yang 80oC) dengan perbandingan minyak buah merah dan
kompatibel dengan minyak yang tersusun dari air 1:1, kemudian diaduk hingga rata. Campuran
hidrokarbon, yang tercampur dengan minyak dan minyak buah merah dan air didiamkan selama 1-3
tidak larut dalam air (Joshi et al., 2012). jam sampai terbentuk tiga lapisan yaitu minyak, gum
HLB merupakan perangkat yang dan air. Selanjutnya minyak dipisahkan dan
bermanfaat untuk mendapatkan sistem emulsi yang dilakukan pencucian dengan air (60oC). Proses ini
cocok. Pengemulsi dengan nilai HLB rendah (4-6) diulang sampai pH air pencucian netral (pH 7).
larut dalam minyak dan meningkatkan emulsi air
dalam minyak (W/O), sedangkan pengemulsi dengan

J Tek Ind Pert. 23 (1): 30-37 31

You might also like