You are on page 1of 10

® ®

A Guide to the Project Management Body of Knowledge (PMBOK Guide) 6th Edition was released September 2017. The new PMBOK Guide 6th
®
edition contains 978 pages, including the Agile Practice Guide (186 pages). When compared with PMBOK Guide 5th edition was only 616 pages, the
6th edition is one of the major content updates.
Year Edition Project Groups Knowledge Areas Processes Pages

1996 1996 5 9 37 ~180

2000 2000 5 9 39 ~210

2004 Third 5 9 44 ~400

2008 Fourth 5 9 42 ~460

2013 Fifth 5 10 47 ~620

2017 Sixth + Agile 5 10 49 ~980

PMBOK 6 Process Groups


Process Group - The 5 process groups will remain the same: initiating, planning, executing, monitoring & controlling and closing.

Project Management Process Groups


Knowledge Areas
Initialing Planning Executing Monitoring and Controlling Closing

4.1 Develop 4.2 Develop Project 4.3 Direct and Manage 4.5 Monitor and Control Project 4.7 Close
Project Charter Management Plan [Penyusunan Project Work Work [Pemantauan dan Project or Phase
[Penyusunan Rencana Manajemen Proyek] [Pengarahan Dan Pengendalian Pekerjaan [Penutupan
[4] Project Integration
Piagam Proyek] Pengelolaan Pekerjaan Proyek] Proyek Atau 7
Management Proyek] 4.6 Perform Integrated Change
Fase]
4.4 Manage Project Control [Pelaksanaan
Knowledge Pengendalian Perubahan
Terintegrasi]
Project Management Process Groups
Knowledge Areas
Initialing Planning Executing Monitoring and Controlling Closing

[Pengelolaan
Pengetahuan Proyek]

5.1 Plan Scope Management 5.5 Validate Scope [Validasi


[Perencanaan Manajemen Linhkup]
Lingkup] 5.6 Control Scope [
5.2 Collect Requirements Pengendalian Lingkup]
[5] Project Scope Management 6
[Pengumpulan Persyaratan]
5.3 Define Scope [Penetepan
Linkup]
5.4 Create WBS [Pembuatan
WBS]

6.1 Plan Schedule Management 6.6 Control Schedule


[Perencanaan Manajemen [Pengendalian Jadwal]
Jadwal]
6.2 Define Activities [Definisi

[6] Aktivitas]
6
Project ScheduleManagement 6.3 Sequence Activities
[Pengurutan Aktivitas]
6.4 Estimate Activity Durations
[Estimasi Durasi Aktivitas]
6.5 Develop Schedule
[Pengembangan Jadwal]

7.1 Plan Cost Management 7.4 Control Costs [Pengendalian


[7] Project Cost Management 4
[Perencanaan Manajemen Biaya]
Biaya]
Project Management Process Groups
Knowledge Areas
Initialing Planning Executing Monitoring and Controlling Closing

7.2 Estimate Costs [Estimasi


Biaya]
7.3 Determine Budget
[Penentuan Anggaran]

8.1 Plan Quality Management 8.2 Manage Quality 8.3 Control Quality
[8] Project Quality
[Perencanaan Manajemen [Pengelolaan Mutu] [Pengendalian Mutu] 3
Management
Mutu]

9.1 Plan Resource Management 9.3 9.6 Control Resources


[Perencanaan Manajemen Acquired Resources [Pengendalian Sumber Daya]
Sumber Daya] [Pemerolehaan
[9]
9.2 Estimate Activity Resources Sumber Daya] 6
Project ResourceManagement [Estimasi Sumber Daya 9.4 Develop Team
Aktivitas] [Pengembangan Tim]
9.5 Manage Team
[Pengelolaan Tim]

10.1 Plan Communications 10.2 Manage 10.3 Monitor Communications


[10] Project Communications Management [Perencanaan Communications [Pemantauan Komunikasi]
3
Management Manajemen Komunikasi] [Pengelolaan
Komunikasi]

11.1 Plan Risk Management 11.6 Implement Risk 11.7 MonitorRisks [Pemantauan
[11] Project Risk Management 7
[Perencanaan Manajemen Responses Resiko]
Resiko]
Project Management Process Groups
Knowledge Areas
Initialing Planning Executing Monitoring and Controlling Closing

11.2 Identify Risks [Identifikasi [Pelaksanaan Respon


Resiko] Resiko]
11.3 Perform Qualitative Risk
Analysis [Analisa Resiko
Kualitatif]
11.4 Perform Quantitative Risk
Analysis [Analisa Resiko
Kuantitatif]
11.5 Plan Risk Responses
[Perencanaan Respon Resiko]

12.1 Plan Procurement 12.2 Conduct 12.3 Control Procurements


[12] Project Procurement Management [Perencanaan Procurements [Pengendalian Pengadaan]
3
Management Manajemen Pengadaan] [Pelaksanaan
Pengadaan]

13.1 Identify 13.2 Plan 13.3 Manage 13.4 MonitorStakeholder


Stakeholders Stakeholder Engagement Stakeholder Engagement [Pemantauan
[13] Project Stakeholder [Identifikasi [Perencanaan Keterlibatan Engagement Keterlibatan Pemangku
4
Management Pemangku Pemangku Kepentingan] [Pengelolaan Kepentingan]
Kepentingan] Keterlibatan Pemangku
Kepentingan]

2 24 10 12 1 49

PMBOK 6 Knowledge Areas


2 of the knowledge areas are renamed:
1. Time management will be renamed to Schedule Management - this change will place an emphasis the importance of scheduling in project
management.
2. Human Resource management will be renaming to Resource Management - this change will also place a boarder perspective on all resources
that a project will need; for example: materials, equipment, licenses etc.

PMBOK 6 Processes
In the 6th edition of PMBOK, three new processes will be added and one will be removed:
1. Manage Project Knowledge (new process) - added under the executing process group
2. Implement Risk Response (new process) - added under the executing process group
3. Control Resources (new process) - added under monitoring and controlling process group
4. Close Procurements (removed from 6th edition) - removed from close project phase
So there are 49 processes in PMBOK 6 (47 PMBOK 5 processes + 3 new processes - 1 process).
PMBOK guide 6th edition will gear towards more suggestive wording instead of mandatory wording. Thus, 9 processes have been renamed as follows:

PMBOK 5 Process Name PMBOK 6 Process Name

Perform Quality Assurance Manage Quality

Plan Human Resource Management Plan Resource Management

Control Communications Monitor Communications

Plan Stakeholder Management Plan Stakeholder Engagement

Control Stakeholder Engagement Monitor Stakeholder Engagement

Acquire Project Plan Acquire Resource

Develop Project Team Develop Team

Manage Project Team Manage Team

Control Risk Monitor Risks


New sections for Agile Development
The Agile concept is incorporated in all 10 knowledge areas. Each knowledge area will contain a section entitled Approaches for Agile, Iterative and
Adaptive Environments, describing how these practices integrate in project settings.

New chapter about project manager role


PMBOK 6 will contain a new chapter on the role of the project manager which discusses the PMI Talent Triangle and the skill sets organizations demand
that make project managers more competitive and relevant-technical project management, leadership, and strategic and business management.
Tentang Project Charter
Posted on Maret 18, 2013by wisnu
Apa itu project charter? Secara bahasa, sah-sah saja kita artikan sebagai piagam proyek. Tetapi untuk lebih ilmiahnya
mari kita simak ulasan mengenai project charter yang saya rujuk dari website PM Hut yang ditulis oleh MICHAEL D.
TAYLOR*). Begini kira-kira…
Project charter, yang kadang disebut Project Overview Statement (POS) alias ikhtisar proyek, merupakan dokumen
bertanda tangan yang secara resmi mendefinisikan serta mengesahkan sebuah proyek. Oleh karena itu, project charter ini
dibuat tentu saja setelah proposal proyeknya disetujui. Tanpa project charter, tujuan proyek akan menjadi ambigu dan
kadang tidak dipahami secara benar oleh para stakeholder. Masing-masing mungkin saja memiliki sudut pandang dan
ketertarikan yang berbeda. Nah, bahayanya, nanti bisa berujung pada konflik kepentingan, konflik peran, dan fatalnya
proyek bisa GAGAL.
Lalu, apa yang harus ada dalam sebuah Project Charter?
Meskipun dibuat untuk berbagai macam proyek yang mungkin saja perbedaannya sangat lebar, idealnya sebuah project
charter berisi minimal sebagai berikut:
1. Otorisasi proyek. Sebuah pernyataan singkat harus ada untuk mengidentifikasi proyek disahkan oleh siapa.
2. Penunjukan manajer proyek. Nama manajer proyek, termasuk deskripsi tanggung jawabnya harus dicantumkan
dengan jelas.
3. Stakeholder utama. Semua stakeholder kunci yang disebutkan di proposal proyek, serta pihak-pihak yang bakal
mempengaruhi jalannya proyek, harus ditulis dengan jelas. Fungsi dan peranan mereka juga harus dijabarkan untuk
menghindari tumpang tindih. Tulis semua stakeholder, peranan mereka, serta bagaimana mereka berkontribusi
terhadap proyek.
4. Tujuan. Demi kesuksesan proyek, tujuan harus dinyatakan secara jelas dan disetujui. Tujuan ini harus sama dengan
tujuan yang dicantumkan dalam proposal proyek. Setidaknya, tujuan harus memenuhi karakteristik:
 Spesifik
 Terukur
 Bisa dicapai (realistis)
 Relevan dengan strategi organisasi
 Ada batasan waktu
5. Prioritas. Daftar prioritas (waktu, biaya, cakupan, dll) harus dicantumkan dan diurutkan sesuai tingkat penting
tidaknya. Prioritas ini sebisa mungkin jangan berubah hingga proyek selesai.
6. Pernyataan cakupan. Pernyataan cakupan menggambarkan aktivitas utama dari proyek sehingga dapat diketahui
jika ternyata ada aktivitas tambahan yang dilakukan. Kadang, perlu juga dicantumkan apa yang tidak dicakup, sebagai
penegasan.
7. Kebutuhan produk. Bagian pemasaran dan pelanggan akan membantu mendefinisikan kebutuhan produk
(produknya bisa apa dan bagaimana caranya). Pada proses perencanaan selanjutnya, kebutuhan produk ini akan
digodok lebih lanjut. Perlu diingat, kebanyakan pelanggan tidak tahu apa yang mereka inginkan sampai mereka tahu
apa yang bisa kita berikan.
8. Asumsi proyek. Semua asumsi terkait dengan proyek harus digambarkan dengan gamblang. Termasuk ketersediaan
sumber daya, informasi, pendanaan, dan keahlian anggota tim.
9. Batasan-batasan proyek. Segala bentuk batasan yang ada pada proyek harus diceritakan. Termasuk keterbatasan
dana, waktu, peraturan, atau standar kualitas yang harus dipenuhi.
10. Risiko proyek. Hambatan dan risiko (ancaman) yang mungkin merintangi pencapaian tujuan proyek harus
dipertimbangkan. Setiap risiko harus dianalisis, dihitung, dan diprioritaskan sebisa mungkin dengan informasi yang
ada.
11. Daftar Deliverable atau produk. Daftar produk yang bisa digunakan oleh pelanggan atau yang diserahkan ke
bagian produksi harus dicantumkan, baik berupa produk antara atau produk jadi.
12. Estimasi biaya. Perkiraan biaya yang disetujui dalam proposal proyek harus disertakan dalam project charter.
Perkiraan ini bisa mencakup hal seperti:
 Apakah anggaran sudah fix, tidak berubah?
 Mengapa dianggarkan sekian dan sekian?
 dll
13. Estimasi jadwal. Perkiraan jadwal pada proposal proyek juga disebutkan di dokumen ini. Kapan deadline-nya,
mengapa harus selesai tanggal sekian, dan sebagainya.
14. Kontrol perubahan terintegrasi. Project charter harus mendefinisikan bagaimana bila ada perubahan pada
project charter, atau rencana manajemen proyek yang disetujui akan dikelola. Proses seperti manajemen konfigurasi,
atau pusat rilis software harus dijelaskan secara detil, termasuk siapa yang berwenang menyetujui atau menolak
perubahan.
15. Kriteria keberhasilan. Penting untuk menentukan kriteria sukses sebuah proyek. Tidak semua proyek yang selesai
on time, sesuai anggara, atau sesuai cakupan serta merta dinyatakan sukses. Harus ada kriteria keberhasilan sebuah
proyek.
Lalu, bagaimana jika tidak ada Project Charter?
Jika sudah terlanjur, maka seorang manajer proyek harus membuatnya segera. Berikan kepada sponsor dan stakeholder
kunci untuk direviu, direvisi, dan akhirnya disetujui. Sekali lagi, peranan project charter sangat vital, karena salah satu
efek sampingnya adalah kemungkinan besar proyek GAGAL.

You might also like