Professional Documents
Culture Documents
00_PRP-MAN-MBR-001 Pre-Requisite Programme_2019 cindy maratus sholikha
00_PRP-MAN-MBR-001 Pre-Requisite Programme_2019 cindy maratus sholikha
: PRP/MAN/MBR/001
REFERENCE
(REFERENSI)
ISO/TS 22002-1 & PAS 220:2008 Prerequisite Programmes on Food Safety for Food Manufacturing
Additional Requirements (version 4: January 2017) Part 2: Requirements for Certification
DISTRIBUTION
(DISTRIBUSI)
PRPs ini didistribusikan ke seluruh departemen di PT Bakery Indonesia
Assistent Production Manager
Research & Development Manager
Engineering Manager
PPIC Manager
Procurement Supervisor
HR & GA Manager
Daftar Revisi
Revision No. Reason for Revision Revised By Issued Date
(Nomor Revisi) (Alasan Revisi) (Direvisi oleh) (Tanggal Pembuatan)
00 New - 01-12-2019
XIV REWORK 24
14.1 Persyaratan Umum 24
14.2 Penyimpanan, Identifikasi, Mampu Telusur 24
14.3 Penggunaan Rework 24
XV PROSEDUR PENARIKAN PRODUK (Product Recall Procedures) 24
15.1 Persyaratan Umum 24
15.2 Persyaratan Penarikan Produk 24
XVI PENGGUDANGAN (Warehousing) 24
16.1 Persyaratan Umum 24
16.2 Persyaratan Penggudangan 25
16.3 Kendaraan, Konveyor dan Wadah 25
XVII INFORMASI PRODUK / KESADARAN KONSUMEN (Product 25
Information / Consumer Awareness)
17.1 Informasi Produk 25
17.2 Labelisasi Makanan Pra-Pengemasan 25
XVIII PERTAHANAN MAKANAN, KEWASPADAAN BIOLOGIS & 26
BIOTERORISME (Food Defense, Biovigilance and Bioterrorism)
18.1 Persyaratan Umum 26
18.2 Pengendalian Akses 26
I COMMUNICATION
II TRAINING
III FEEDBACK AND EMPLOYEE ENGAGEMENT
IV PERFORMANCE MEASUREMENT OF ACTIVITIES
LAMPIRAN
1. Alur Pergerakan Logis untuk Karyawan, Limbah/Sampah, Bahan Baku, Bahan
Kemas dan Produk Jadi
2. Layout Lokasi Operasional (Zoning)
3. Mapping Area Penyimpanan
4. Rute Distribusi Utility
5. Matriks Cleaning dan Sanitasi
6. Peta Pendeteksi dan Perangkap Hama
7. Matriks Rework
8. Team Recall (Recall Commite)
ISO/TS 22002-1
IV. KONSTRUKSI & TATA LETAK BANGUNAN (Construction and Layout of Buildings)
4.1. Persyaratan Umum (General Requirement)
Struktur bangunan yang diterapkan dan dirancang oleh di PT Bakery Indonesia adalah sebagai berikut :
a. Struktur bangunan eksternal dan internal dirancang sesuai proses operasi untuk pabrik
makanan (keju cheddar olahan dan salad dressing)
b. Struktur bangunan dirancang bebas dari retakan, lubang, celah atau adanya ruang yang
menjadi penyebab masuknya binatang atau kontaminan.
c. Struktur bangunan (dinding, lantai, atap) terbuat dari bahan yg mudah dibersihkan, tahan
lama dan tidak menghadirkan bahaya terhadap produk.
d. Atap harus mudah mengalirkan air dan tidak bocor. Atap, lantai, tembok, langit-langit dan
drainase atau semua bagian gedung harus dibersihkan.
Rumah Penduduk
Jalan Fish Canning Tefa Bakery
Jalan
Taman Pos Satpam
Jalan
Sekitar bangunan Tefa Bakery dipelihara, bebas sampah dan peralatan yang usang. Tembok,
langit-langit, jendela, pintu, lantai dan bagian atas ruangan (pipa, ventilasi udara, lampu,
pulleys, rantai dll) harus dalam kondisi yang baik dan agar dihindari menjadi tempat serangga/
binatang atau sumber kontaminasi lain (cat terkelupas, uap air, grease, jamur dll).
terdapat dalam formulir tamu yang diberikan oleh security untuk ditandatangani oleh
personel yang dikunjungi.
V. TATA LETAK RUANG & TEMPAT KERJA (Layout of Premises and Workspace)
5.1. Persyaratan Umum (General Requirement)
Desain bangunan dan layout memberikan ruang yang memadai untuk kesesuaian operasional
yang ada dan memungkinkan untuk implementasi alur proses yang efisien serta disesuaikan
dengan program “Good Manufacturing Practices”.
5.2. Desain Internal, Layout dan Pola Kepadatan (Internal Design, Layout and Traffic
Patterns)
Pemisahan area (zoning) lokasi pabrik dengan bangunan didalamnya ditetapkan dan diatur
untuk dapat memfasilitasi program “Good Manufacturing Practices” termasuk menyediakan
ruangan yang cukup untuk memastikan alur pergerakan yang logis dari lalu lintas karyawan,
limbah, bahan baku, bahan kemas dan produk, serta pemisahan fisik dari bahan mentah
dengan area proses untuk mencegah kemungkinan kontaminasi silang antara raw material
dengan proses produksi. Alur pergerakan yang logis terlampir (Lampiran 1).
Area terbuka untuk transfer material dirancang sebagai berikut :
Pasbox untuk transfer bahan baku dan bahan kemas ke dalam area produksi
Pintu rolling door dan plastic curtain untuk loading / unloading bahan baku, bahan kemas
dan produk.
Operasional pabrik dibagi menjadi 3 zona, yaitu :
High hygiene zone (Plant areas where product or product contact surfaces are routinely
exposed to the environment after microbiological heat treatment/high pathogen
contamination risk to final product).
Controlled (Process areas after microbiological heat treatment where the process is
enclosed with occasional controlled product exposure/medium pathogen contamination
risk to final product.
Standard (Process areas pre-microbiological heat treatment or storage and non-processing
areas/low pathogen contamination risk to final product.
Layout lokasi operasional (zoning) terlampir (Lampiran 2).
Dinding dan lantai area produksi dirancang agar mudah dicuci dan dibersihkan secara
memadai selama proses untuk mencegah bahaya terhadap produk.
Bahan dinding dan lantai terbuat dari bahan (dinding panel dan lantai epoksi) yang tahan
terhadap sistem pembersihan yang diterapkan.
Persimpangan antara dinding dan lantai dibuat dari epoksi dengan dirancang melingkar
(curving) untuk memudahkan proses pembersihan.
Lantai dirancang kemiringannya untuk mencegah genangan air di area produksi
Lantai dibuat dari bahan epoksi yang rapat dan memiliki aliran pembuangan yang diberi
perangkap dan tertutup.
Atap dan plafon didesain untuk meminimalisir penumpukan debu dan kondensasi.
Jendela, ventilasi atap diberi insect screen.
Pintu yang terhubung dengan area luar harus selalu tertutup.
5.7. Penyimpanan Produk, Material Kemasan, Bahan Baku dan Bahan Kimia Non-Food
(Storage of Food, Packaging materials, Ingredients and Non Food Chemicals )
UPT Makanan dan Minumanmerancang dan menerapkan penyimpanan produk, material
kemasan, bahan baku dan bahan kimia non food sebagai berikut :
VI. UTILITAS UDARA, AIR & ENERGI (Utilities – Air, Water, Energy)
6.1. Persyaratan Umum (General Requirement)
UPT Makanan dan Minuman merancang dan menyediakan rute distribusi utility ke sekitar area
produksi dengan desain untuk meminimalisir resiko kontaminasi produk. Kualitas utility
dipantau dengan frekuensi tertentu untuk mencegah resiko kontaminasi produk. Rute
distribusi utility terlampir (Lampiran 4).
proses penghilangan kontaminan. Kemudian air tersebut diolah kembali melalui proses reverse
osmosis. Air tersebut diuji tiap 6 bulan ke laboratorium yang diakui atau terakreditasi/
dipercaya untuk memastikan pemenuhan/ kesesuaian dengan standar regulasi.
Hanya air dengan standar air minum WHO yang boleh digunakan dalam menangani produk
dalam proses produksi.
Air yang digunakan sebagai ingredient adalah air yang sudah melalui proses reverse osmosis
dan memenuhi standar kualitas air minum.
Pipa yang digunakan untuk mengalirkan air harus dapat didesinfeksi.
7.2. Tempat Sampah & Sampah Non Pangan/ Bahan Berbahaya (Containers for waste
and inedible or hazardous substance)
Saluran pembuangan untuk limbah cair yang bersifat B3 disediakan/ difasilitasi, didesain dan
dilakukan perawatan/ maintenance untuk menghindari kontaminasi silang ke produk atau ke
area produksi. Limbah yang ada dibuang dan ditreatment ke WTP kawasan industri melalui
pipa khusus pembuangan limbah.
Saluran pembuangan untuk limbah cair yang bersifat non B3 disediakan/ difasilitasi, didesain
dan dilakukan perawatan/ maintenance untuk menghindari kontaminasi silang ke produk atau
ke area produksi. Limbah yang ada dibuang langsung ke drainase kawasan industri melalui
drainase yang disediakan di area pabrik.
Limbah kering (sampah) disediakan wadah/ tempat penampungan sementara yang diberi
identitas khusus untuk sampah kering, dan terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan
tertutup.
Saluran drainase dirancang berada dibawah lantai dan didesain untuk tidak mengalir dari area
terkontaminasi ke area bersih.
8.5. Pembersihan Pabrik, Perlengkapan dan Peralatan (Cleaning Plant, Utensils and
Equipment)
Program cleaning dilakukan secara berkesinambungan dan secara efektif dipantau untuk
memverifikasi kecukupan dan efektifitasnya. Cleaning dilakukan pada bangunan pabrik,
perlengkapan dan termasuk peralatan. Dokumen program cleaning harus secara spesifik
mencantumkan area atau peralatan yang akan dibersihkan, jenis alat pembersih, personil yang
ditugaskan, metode pembersihan CIP atau COP dan frekuensi cleaning.
8.6. Perawatan Preventive & Korektif (Preventive and Corrective Maintenance)
Program preventive dan corrective maintenance yang diterapkan di Tefa Bakery dilakukan
secara berkesinambungan dan secara efektif dipantau untuk mengetahui keefektifitannya dan
perlu didokumentasikan. Dokumen Preventive dan corrective maintenance mencakup jadwal
pemeliharaan dan prosedur untuk perawatan termasuk pembersihan dan sanitasi sebelum
Stamp copy of the document with blue colour on the right
column
PRPs MANUAL Doc. No. : PRP/MAN/MBR/001
- Operator yang masuk dibatasi hanya operator yang bekerja di area controlled zone
- Area pergerakan atau jalur lalu lintas orang, peralatan, barang dipisahkan dengan
cara diberi markings.
Standard
- Pakaian yang digunakan adalah seragam kerja yang dipakai dari rumah
- Tekanan udara tidak disyaratkan (negative air)
- Operator yang masuk dibatasi hanya operator yang bekerja di area standard zone
- Area pergerakan atau jalur lalu lintas orang, peralatan, barang dipisahkan dengan
cara diberi markings.
mencantumkan area, jenis alat serta peralatan yang dibersihkan, personil yang ditugaskan,
metode dan frekuensi cleaning & sanitasi.
11.2. Bahan dan Alat Cleaning (Cleaning and Sanitizing Agents and Tools)
Fasilitas dan peralatan untuk cleaning dan sanitasi dirancang higienis dan dipelihara dalam
kondisi baik sehingga tidak menjadi sumber kontaminasi. Peralatan cleaning dan sanitasi untuk
bahan alergen dibedakan warna alatnya. Bahan untuk cleaning dan sanitasi yang digunakan
oleh PT Bakery Indonesia adalah bersifat food grade.
XIII. KEBERSIHAN PERSONEL & FASILITAS KARYAWAN (Personel Hygiene and Emloyee
Facilities)
13.1. Persyaratan Umum (General Requirement)
PT Bakery Indoinesia menetapkan dan mendokumentasikan peraturan Good Manufacturing
Practicess mencakup semua personel baik karyawan, pengunjung dan atau kontraktor harus
melakukan sanitasi dan kebersihan diri atau personel hygiene. Semua personel dilengkapi
dengan perlengkapan/atribut yang sesuai dengan standar safety dan sesuai dengan
kepentingan jenis pekerjaan, mulai dari seragam, masker, topi, sarung tangan, sepatu dll
sehingga dapat membedakan dan memudahkan untuk memonitor personel masuk disetiap
area kerjanya.
Personel yang akan memasuki area kerja harus melalui proses sanitasi misalkan: mencuci
tangan, mengganti sepatu, memakai topi, jas lab dll. Aturan berlaku terutama untuk Bagian
Produksi dimana setiap akan memasuki area proses produksi, diwajibkan mencuci tangan
dan mengganti pakaian khusus dan alas kaki serta alat penunjang lainnya yang telah
disiapkan oleh perusahaan. Hal ini juga berlaku bagi karyawan divisi lain termasuk tamu.
Selain itu kondisi kesehatan dalam keadaan tidak sakit.
13.2. Fasiltas Personel Hygiene dan Toilet (Personel Hyigiene Facilities and Toilets)
UPT Makanan dan Minumanmerancang fasilitas kebersihan karyawan dekat titik persyaratan
kebersihan diterapkan, seperti :
- Menyediakan sarana mencuci tangan yang memadai sesuai jumlah personel yang
masuk termasuk penyediaan sabun, pengering dan sanitizer.
- Memiliki wastafel cuci tangan yang dirancang terpisah dari bak atau wastafel yang
digunakan untuk makanan dan tempat pembersihan peralatan dan didesain tidak
dioperasikan dengan tangan tetapi menggunakan sensor.
- Menyediakan jumlah toilet yang memadai sesuai dengan peraturan Kepmenkes No.
1405/Menkes/SK/XI/2002 Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan
Industri dilengkapi dengan tempat cuci tangan, sabun, pengering dan sanitizer.
- Fasilitas kebersihan karyawan dan toilet dirancang tidak terbuka langsung ke area
produksi, pengemasan dan atau penyimpanan.
- Memiliki fasilitas ganti (change room) yang memadai bagi personil yang ditempatkan
untuk memastikan pergerakan personil ke area produksi sedemikian rupa sehingga
resiko kontaminasi terhadap kebersihan pakaian kerja diminimalkan.
13.3. Kantin Karyawan dan Desain Area Makan (Staff Canteens and Designated eating
areas)
UPT Makanan dan Minumanmenyediakan kantin yang terletak jauh dari area produksi
sehingga potensi kontaminasi silang ke area produksi dapat diminimalisir. Penyedia makanan
di kantin menunjuk supplier catering terpilih sesuai prosedur seleksi supplier. Persyaratan
catering harus menerapkan prinsip keamanan pangan, seperti penyimpanan, pemasakan,
penyajian makanan yang disiapkan dan kisaran suhu serta batas waktu makanan disajikan.
Karyawan yang membawa makanan harus disimpan dan dimakan di area kantin yang sudah
disediakan.
XIV. REWORK
14.1. Persyaratan Umum (General Requirement)
PT Bakery Indonesia menilai setiap lokasi bahaya terhadap produk dari kemungkinan
tindakan sabotase, perusakan atau terorisme dan menerapkan perlindungan yang memadai.
Hal ini tercantum dalam manual Food Defense (FDF/MAN/MBR/001).
ADDITIONAL REQUIREMENTS
I. Management of Service
PT Bakery Indonesia menetapkan persyaratan atau kriteria untuk supplier service / jasa (Utilities,
Transport, Maintenance dan Outsourcing) dan melakukan analisa bahaya yang dijelaskan dalam
dokumen persyaratan atau kriteria supplier service/jasa tersebut. Kesesuaian supplier service/ jasa
dikelola dan dievaluasi/dimonitor dengan persyaratan spesifikasi teknis PRP.
VII. Formulation of Product (only for Pets Food for Dogs & Cats)
VIII. Management of Allergens
PT Bakery Indonesia menetapkan, mendokumentasikan dalam Manual Alergen (Doc. No.
ALG/MAN/MBR/001) dan memelihara prosedur management of allergens meliputi :
- Penilaian resiko yang teridentifikasi potensi kontaminasi silang alergen tercantum dalam
matriks alergen
- Kontrol untuk mengurangi atau menghilangkan resiko kontaminasi silang berupa pemisahan
penyimpanan bahan alergen dengan yang non alergen, dan memberi label identitas yang jelas
untuk bahan yang mengandung alergen
- Validasi dan verifikasi pelaksanaan yang efektif berupa validasi dengan ATP test secara
periodik (setiap 6 bulan sekali setelah proses pembersihan dan atau pada saat akan pergantian
produk yang berbeda bahan alergen dalam line yang sama)
Dalam dokumen alergen dicantumkan semua produk yang mengandung atau berpotensi
mengandung bahan alergi diberi label sesuai dengan peraturan label alergen di negara tujuan
penjualan.
Semua produk jadi PT Bakery Indonesia diberi label sesuai dengan peraturan / undang-undang
pangan yang berlaku di negara tujuan penjualan.
X. Environmental Monitoring
Program pemantauan lingkungan yang diterapkan di PT Bakery Indonesia berupa pengendalian
kebersihan udara area produksi dengan melakukan filtrasi udara melalui sistem AHU dan
mengkondisikan udara bersifat positive air yang di area produksi sesuai zoning yang berlaku.
Program pemantauan lingkungan divalidasi dan diverifikasi kebersihan mikrobiologisnya sesuai
dengan Prosedur Environmental Pathogen Surveillance Programme (QMS/MAN/MBR/005) dan
Prosedur Pengecekan Kebersihan Lingkungan/ Environmetal Hygiene (SOP/QAD/MBR/007).
Penggunaan logo hitam dan putih diperbolehkan jika semua teks dan imagines lain berwarna hitam
dan putih. Penggunaan logo FSSC 22000 tidak boleh digunakan pada label produk.
1.1. Komunikasi Internal: Komunikasi yang efektif antara semua bagian dalam pabrik roti,
seperti manajemen, operator mesin, teknisi, dan personel kualitas, sangat penting. Ini
termasuk memastikan pemahaman yang jelas tentang prosedur operasional standar
(SOP), praktik kebersihan, dan proses kontrol mutu.
1.2. Komunikasi dengan Pemasok: Pabrik roti perlu menjalin komunikasi yang baik dengan
pemasok bahan baku, seperti tepung, ragi, dan bahan lainnya. Ini termasuk memastikan
bahwa pemasok memenuhi standar kualitas yang ditetapkan dan memberikan informasi
yang diperlukan tentang bahan-bahan yang disediakan.
1.3. Pemantauan dan Pelaporan Kualitas: Proses produksi roti harus dipantau secara terus-
menerus untuk memastikan kualitas dan keamanan produk. Komunikasi yang efektif
diperlukan untuk melaporkan hasil pengawasan mutu, mendeteksi potensi risiko
kontaminasi, dan mengambil tindakan korektif jika diperlukan.
Stamp copy of the document with blue colour on the right
column
PRPs MANUAL Doc. No. : PRP/MAN/MBR/001
1.4. Komunikasi Eksternal: Pabrik roti juga perlu berkomunikasi dengan pihak eksternal,
seperti badan pengawas pangan, pelanggan, dan masyarakat umum. Ini termasuk
memberikan informasi tentang produk, proses produksi, dan kebijakan keamanan pangan
kepada konsumen, serta merespons pertanyaan atau keluhan dari pelanggan.
1.5. Pendekatan Proaktif terhadap Keselamatan Pangan: Pabrik roti harus memiliki strategi
komunikasi proaktif untuk mempromosikan keselamatan pangan kepada konsumen. Ini
bisa meliputi kampanye publik, label yang jelas dan informatif pada kemasan produk,
serta partisipasi dalam program sertifikasi keamanan pangan.
Dengan menerapkan konsep komunikasi yang baik dalam budaya mutu pangan, pabrik roti dapat
memastikan bahwa produk mereka memenuhi standar mutu dan keamanan pangan yang
ditetapkan, serta membangun kepercayaan konsumen terhadap merek mereka.
II. TRAINING
Training yang dapat dilakukan pada suatu pabrik roti terhadap karyawan mencakup berbagai
aspek yang berkaitan dengan proses produksi roti, keamanan pangan, kebersihan, dan
pengembangan keterampilan. Berikut adalah beberapa jenis training yang dapat diberikan kepada
karyawan pabrik roti:
2.1. Pelatihan Keamanan Pangan: Karyawan perlu dilatih tentang prinsip-prinsip keamanan
pangan, termasuk pemahaman tentang bahaya kontaminasi, praktik kebersihan yang
baik, pengendalian higiene, dan pentingnya menjaga kebersihan pribadi saat bekerja.
2.2. Pelatihan Prosedur Operasional Standar (SOP): Karyawan perlu dipelajari tentang SOP
yang berlaku dalam pabrik roti, termasuk langkah-langkah yang harus diikuti dalam
proses produksi, pemeliharaan peralatan, dan kebersihan lingkungan kerja.
2.3. Pelatihan Keterampilan Produksi: Karyawan perlu dilatih dalam teknik-teknik produksi
roti, termasuk pembuatan adonan, pemanggangan, dan pengemasan produk. Pelatihan
ini dapat mencakup teknik pencampuran yang tepat, pengontrolan suhu oven, dan
pengaturan mesin pengemas.
2.4. Pelatihan Kualitas Produk: Karyawan perlu dipelajari tentang standar kualitas produk,
metode pengujian kualitas, dan tindakan yang harus diambil jika produk tidak memenuhi
standar yang ditetapkan. Ini termasuk pengenalan cacat produk dan tindakan korektif
yang diperlukan.
2.5. Pelatihan Komunikasi dan Kerjasama Tim**: Karyawan perlu dilatih dalam keterampilan
komunikasi yang efektif dan kerjasama tim untuk meningkatkan kolaborasi antara
berbagai departemen di pabrik roti.
Pelatihan-pelatihan ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik pabrik roti dan tujuan
pengembangan karyawan. Dengan memberikan pelatihan yang tepat, pabrik roti dapat
meningkatkan kualitas produk, meningkatkan efisiensi operasional, dan menjaga keamanan
pangan.
3.1. Survei Karyawan: Pabrik roti dapat melakukan survei periodik kepada karyawan untuk
menilai tingkat kepuasan mereka terhadap kondisi kerja, lingkungan kerja, manajemen,
dan program pelatihan. Survei ini dapat memberikan wawasan tentang area-area yang
memerlukan perbaikan.
3.2. Pertemuan Karyawan: Mengadakan pertemuan rutin dengan karyawan untuk membahas
isu-isu terkini, memberikan informasi tentang perkembangan dalam pabrik, dan
memungkinkan karyawan untuk mengemukakan masalah atau saran mereka.
3.3. Konsultasi Individu: Manajemen dapat menyediakan waktu untuk konsultasi individu
antara karyawan dan supervisor mereka. Ini memberikan kesempatan bagi karyawan
untuk menyampaikan masalah atau kekhawatiran secara pribadi dan menerima umpan
balik yang konstruktif.
3.4. Sistem Penghargaan dan Pengakuan: Pabrik roti dapat mengimplementasikan sistem
penghargaan dan pengakuan yang menghargai kontribusi karyawan, baik itu melalui
penghargaan finansial, penghargaan non-finansial, atau pengakuan publik.