You are on page 1of 35

Pengolahan Limbah Kantin MIPA Menggunakan

Kulit Lidah Buaya dan Ampas Teh

Indah Shaliha
140210110012
Pendahuluan
Latar Belakang

5/13/2018
Latar Belakang

Pengolahan limbah cair kantin telah dilakukan oleh


Prasetyaningtyas pada tahun 2014 dengan ampas teh dan
batang pisang. Ampas teh dapat dijadikan adsorben untuk
mengolah limbah cair.

Kulit daun lidah buaya biasanya dibuang karena


pemanfaatannya biasanya terletak pada dagingnya saja.
Daun lidah buaya mengandung tanin dan polifenol yang
merupakan senyawa fitokimia yang bersifat antibakteri
Latar Belakang

Dalam penelitian mengkaji sejauh mana kulit lidah


buaya dan ampas teh dapat mengurangi
pencemaran limbah cair Cantinamipa sehingga
nantinya limbah cair ini dapat digunakan untuk
penyiraman tanaman di sekitar Departemen Kimia
Unpad.
Maksud dan Tujuan

Tujuan
Maksud
Tujuan penelitian ini adalah
Maksud penelitian ini
untuk mengetahui efektivitas
adalah untuk
kulit lidah buaya dan ampas teh
meningkatkan kualitas air
dalam mengelola limbah cair
limbah cair Kantin agar
Cantinamipa sehingga dapat
dapat dimanfaatkan
sesuai dengan Kriteria Mutu Air
untuk menyiram tanaman
Kelas IV untuk penyiraman
tanaman di lingkungan
Departemen Kimia Unpad
Metodologi Penelitian
Penelusuran pustaka melalui jurnal, buku dan internet untuk
1 memperoleh informasi mengenai penelitian ini

2 Penyusunan rancangan penelitian

3 Preparasi sampel limbah cair

4 Perendaman dengan kulit lidah buaya dengan parameter total koloni


bakteri

5 penentuan waktu pengocokan optimum dengan ampas teh

proses adsorpsi limbah kantin MIPA dengan parameter nilai derajat keasaman,
6
konduktivitas, kadar kebutuhan oksigen kimia

7 Pembahasan data hasil penelitian


Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi manfaat


sebagai sumber informasi mengenai pemanfaatan
ampas teh dan kulit lidah buaya dalam pengolahan
limbah rumah tangga dan menghasilkan air yang
dapat dimanfaatkan untuk menyiram tanaman.
Identifikasi Masalah

1. Bagaimana pengaruh perendaman kulit lidah


buaya terhadap limbah cair Cantinamipa
berdasarkan parameter total koloni bakteri.
2. Berapa lama penentuan waktu pengocokan
optimum dengan ampas teh
3. Bagaimana kondisi limbah cair Cantinamipa
setelah diadsorpsi dengan ampas teh.
4. Bagaimana pengaruh limbah cair Cantinamipa
setelah diadsorpsi terhadap pertumbuhan
tanaman rumput.
Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2014


sampai dengan Februari 2015 di Laboratorium Kimia
Material Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran Jalan Raya
Ir. Soekarno Jatinangor dan tempat-tempat lain yang
menunjang pelaksanaan kegiatan penelitian tersebut.

5/13/2018
Tinjauan Pustaka
Limbah Cair

 Karakteristik kimia limbah cair dipengaruhi


oleh kandungan bahan kimia dalam limbah
cair (Siregar,2005).
 Bahan kimia yang umumnya terkandung
dalam limbah cair, antara lain bahan
anorganik, protein, karbohidrat, lemak dan
minyak, fenol, klorida, sulfur, fosfor, zat
beracun, logam berat (Ni, Zn, Mg, Cd, Pb, Cu,
Fe, Hg), metana ,nitrogen dan gas oksigen
(Siregar, 2005).
 Lidah buaya merupakan tanaman yang
cukup unik karena mengandung berbagai
Lidah Buaya
senyawa biologis aktif (Chandra,2013).
 Zat-zat tersebut termasuk enzim yang
membantu pencernaan dan mengurangi
peradangan, semua jenis vitamin terkecuali
vitamin D, mineral yang diperlukan untuk
fungsi enzim, gula rantai panjang untuk
menyeimbangkan kembali sistem
pencernaan, saponin yang berfungsi sebagai
antimikroba (Chandra, 2013).
Klasifikasi Tumbuhan Lidah Buaya
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta
(Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta
(Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan
berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu /
monokotil)
Ordo: Asparagales
Famili: Asphodelaceae
Genus: Aloe
Spesies: Aloe vera L.
Teh

Menurut Pratiwi pada tahun 2014 penggunaan


ampas teh dapat menurunkan konsentrasi tembaga
sebesar 88,12% dan penurunan konsentrasi asam
asetat sebesar 18,83%.
Menurut Mahvi pada tahun 2005 penggunaan
ampas teh sebagai adsorben untuk logam berat
timah, kadmium, dan nikel. Efektivitas ampas teh
untuk ketiga logam ini, baik dalam bentuk tunggal
maupun campuran, bervariasi dari 77.2% hingga
mencapai 100%.
Adsorpsi

Adsorpsi merupakan proses penyerapan oleh padatan


tertentu terhadap zat tertentu yang terjadi pada
permukaan zat padat karena adanya gaya tarik atom
atau molekul pada permukaan zat padat tanpa
meresap kedalam (Atkins,2011).
Bahan dan Metode

18
ALAT BAHAN

1. Alat-alat gelas 1. Ampas teh yang berasal dari


kantin Psikologi dan kantin MIPA
laboratorium Jatinangor
2. Alat pengocok GFL
2. Akuades
3. pH meter Mettler
Toledo MP 220 3. Besi(II) amonium sulfat
4. Konduktometer 4. Indikator difenilamina
Mettler Toledo MP226
5. Saringan rumah 5. Kalium dikromat
tangga 6. sampel berupa limbah cair kantin
MIPA

7. Kulit lidah buaya


Prosedur

Preparasi Sampel dengan Kulit Lidah Buaya


Limbah Kantin

- disaring dengan menggunakan saringan rumah tangga


- direndam dengan kulit lidah buaya 24 jam

Limbah kantin bebas minyak

- dianalisis total baktei


Limbah didapat Nilai Total
Bakteri
Adsorpsi limbah cair kantin dengan ampas teh

Limbah cair

- diadsorpsi oleh ampas teh dengan variasi waktu kontak dan variasi
massa

Air hasil adsorpsi

- dianalisis pH, konduktivitas, - diujikan kepada tanaman


dan kadar COD
Air terukur nilai pH, Air aman untuk
konduktivitas, dan COD menyiram tanaman
Hasil dan Pembahasan

Analisis Limbah Awal

Parameter Awal Setelah perendaman Kriteria Mutu


dengan kulit lidah Air kelas IV
buaya
pH 8,96 5,30 5–9

Konduktivitas/ 583 927,00 2.250


(μs/cm)

COD/ (mg/L) 2.464 915,20 100

*sesuai PP No. 82 tahun 2001 kelas IV


Hasil TPC pada limbah kantin awal
Pengulangan 1

10-8 10-9 10-10


Pengulangan 2
Hasil TPC setelah direndam
kulit lidah buaya
Pengulangan 1

10-8 10-9 10-10


Pengulangan 2
Total koloni bakteri
Jumlah koloni/ (CFU/mL) Efisiensi/
Pengenceran
Sebelum Sesudah %

10-8 159,00 x 108 72,00 x 108 54,71


Pengulangan
10-9 830,00 x 108 410,00 x 108 50,60
1
10-10 13.000,00 x108 6.600,00 x 108 49,23

10-8 147 x 108 50,00 x 108 65,89


Pengulangan
10-9 1.180 x 108 600,00 x 108 49,15
2
10-10 6.700 x 108 2.800,00 x 108 58,21

3.669,30 x
Rata-rata 1.755,30 x 108 54,64
108
Pengaruh waktu kontak terhadap pH

Gambar 4.3 Grafik pengaruh waktu kontak tehadap pH


Pengaruh waktu kontak terhadap konduktivitas

Gambar 4.4 Grafik pengaruh waktu kontak tehadap konduktivitas


Pengaruh waktu kontak terhadap COD

48,1

Gambar 4.5 Grafik pengaruh waktu kontak terhadap nilai kebutuhan oksigen
kimia limbah Kantin MIPA
Pengaruh waktu kontak terhadap COD

48,1

Gambar 4.6 Grafik pengaruh waktu kontak terhadap persentase kehilangan


kebutuhan oksigen kimia limbah Kantin MIPA
Gambar 4.7 Grafik pengaruh variasi massa adsorben terhadap nilai
pH limbah Kantin MIPA
Gambar 4.8 Grafik pengaruh variasi massa adsorben terhadap nilai
konduktivitas limbah Kantin MIPA
Gambar 4.7 Grafik pengaruh variasi massa adsorben
terhadap nilai COD limbah Kantin MIPA
Simpulan Sementara

-Limbah cair Kantin MIPA setelah direndam dengan kulit


lidah buaya memiliki nilai pH 5,30, konduktivitas 927,00
µS/cm, COD 915,20 mg/L dan penurunan total koloni
bakteri 54,64%.
-Waktu optimum adsorpsi limbah cair Kantin MIPA
adalah 7 jam dengan massa adsorben 0,5 gram.
-Massa optimum adsorben pada proses adsorpsi limbah
cair Kantin MIPA adalah 1,5 g dengan waktu 7 jam.
-Limbah cair Kantin MIPA setelah diadsorpsi dengan
ampas teh memiliki nilai pH 7,40, konduktivitas 1.013,00
µS/cm dan COD 43,92 mg/L.
Daftar Pustaka
Atkins, P. W. 2011. Kimia Fisika 2. Erlangga.Jakarta.
Chandra, 2013. Manfaat Lidah Buaya. http://manfaatsehat.com/manfaat-
lidah-buaya-bagi-kulit-wajah/.
Mahvi AH, Naghipour D, Vaezi F, Nazmara S. 2005. Teawaste as an Adsorben
for Heavy Metal Removal from Industrial Wastewaters. Am J App
Sci2(1):372-375. 21372-375.pdf [19 Jun 2005]
Prasetyaningtyas, P. 2014. Pengolahan Limbah Cantinamipa dengan Proses
Adsorpsi Menggunakan Batang Pisang dan Ampas Teh. Fakultas MIPA.
Universitas Padjadjaran.
Pratiwi, N. A. 2014. Penurunan Konsentrasi Tembaga dan Asam Asetat Dalam
Limbah Laboratorium Kimia Universitas Padjadjaran dengan Penggunaan
Ampas Teh. Fakultas MIPA. Universitas Padjadjaran.
Siregar, S. A. 2005. Instalasi Pengolahan Air Limbah. Kanisius. Yogyakarta.

You might also like