You are on page 1of 35

Helmi Hirawan

Preface

Gigi Perubahan
Resorpsi
hilang tulang
Tujuan

Bedah Denture
Preprostetik Support
Landasan gigi tiruan yang baik
 Tidak ada patologi intra dan ekstra oral
 Hubungan maksila dan mandibula yang tepat
 Ukuran dan bentuk prosesus alveolar besar dan baik
 Tidak ada undercut / tonjolan tulang dan jar. lunak
 Bentuk palatal vault yang baik
 Tuberositas posterior yang baik
 Mukosa keratin baik
 Kedalaman vestibulum cukup
 Proteksi bundel neurovaskular
 Jaringan keras dan lunak yang adekuat untuk implan
Evaluasi pasien
Jaringan keras Jaringan lunak
 Inspeksi: resorpsi tulang,  Kualitas jaringan lunak
perlekatan jar lunak,  Mobilitas jaringan linak
abnormalitas bentuk tulang
 Inflamasi, ulserasi
 Palpasi: bentuk ridge,
undercut, tonjolan,  Perlekatan jar lunak
vestibulum, palatum,  Perlekatan otot mylohyoid,
tuberositas, nervus mentalis,. genioglossus
 Radiografi: struktur tulang,
 Kedalaman vestibulum aspek
patologi, sisa akar, impaksi,
pneumatisasi sinus bukal dan lingual
maksilaris, hubungan RA &
RB.
 Model studi
Rencana perawatan
Rencana perawatan harus
BERDASAR design akhir protesa

 Ridge: tinggi, lebar, dan kontur


 Augmentasi
 Status medis pasien
Alveoloplasty
 Rekonturing / menghaluskan tulang alveolar

Protrusi Supererupsi
Alveoloplasti postekstraksi satu gigi
 Gigi tidak ada antagonisnya shg supererupsi
 Abnormalitas tulang alveolar
 Hambatan penempatan gigi palsu
 Segera setelah ekstraksi
Prosedur
Alveoloplasti post ekstraksi dua
atau tiga gigi
 Hampir sama dengan alveoloplasti satu gigi
 Bila tulang alveolar sangat irregular, mukosa di distal
dan mesial gigi di buang dg ‘wedge incision’
 Tulang direkonturing dengan rongeur dan bur tulang
 Bila tulang kurang irregular tidak perlu ‘wedge
incision’
 Rekonturing tulang cukup dengan bone file dan
ronguer
Prosedur
Alveoloplasti setelah ekstraksi
multiple
 Ekstraksi harus dijadwalkan dulu
 Pembuatan flap utk refleksi gingiva
 Menghaluskan tulang alveolar
 Perawatan luka
 penjahitan
Prosedur
Rekonturing edentulous ridge
 Disebabkan tidak dilakukannya manipulasi post
ekstraksi
 Mulai incisi pada krista alveolar
 Refleksi gingiva
 Menghaluskan tulang
 Irigasi dengan saline steril
 Suturing
Prosedur
Prosedur pada seluruh rahang
Eksostosis
 Tonjolan tulang pada rahang
 Bukan neoplasma
 Suatu lesi dysplastic exophytic
 Idiopathic
 Kemungkinan genetik atau lingkungan
 Terdiri dari:
• Torus palatinus
• Torus mandibularis
• Eksostosis multiple
Torus palatinus
 Eksostosis pada pertengahan palatum
 Idiopatik
 Asimptomatik
 Dilapisi mukosa normal
 Bentuk Single, multiple, irregular
 Biasanya tidak perlu diterapi kecuali untuk protesa
Prosedur
 Insisi pada midline dan 2 incisi oblique di anterior dan
posterior
 Bila ukuran torus kecil insisi oblique cukup di anterior
saja
 Menghindari arteri palatinus
 Alat yang digunakan adalah bor fissure, chisel, fraser.
Torus mandibularis
 Idiopatik
 Lingual mandibula
 Seringnya dua sisi
 Regio kaninus dan premolar
 Asimptomatik dg mukosa normal
 Radiologi sbg lingkaran radioopak
 Tidak perlu diterapi kecuali untuk insersi gigi tiruan
Prosedur
 Insisi pada krista alveolar ridge
 Flap direfleksikan ke lingual
 Torus dibuang dengan chisel, bone file, dan bur
 Luka diirigasi dengan normal saline dan dijahit
interrupted
Multiple eksostosis
 Tonjolan asimptomatik, jarang, pada permukaan bukal
maksila dan mandibula
 Idiopatik, diduga bruksisme atau trauma kronis pd
jaringan periodontal
 Tidak perlu terapi kecuali bila mengganggu estetik
atau untuk insersi gigi tiruan
Prosedur
 Insisi untuk membuat flap trapezoid
 Refleksi periosteum secara hati-hati agar mukosa
tidak sobek
 Eksostosis dibuang dengan chisel, ronguer, dan bur
 Tulang dihaluskan dengan bone file
 Untuk mencegah overheating selama prosedur diberi
normal saline
 Aproksimasi secara tepat
Eksostosis lokalis bukal mandibula
 Kasusnya jarang
 Tidak perlu terapi kecuali bila mengganggu estetik
dan penempatan gigi tiruan
Prosedur
 Buat flap trapesium
 Hati-hati dengan foramen mentalis ketika membuat
insisi vertikal
 Setelah lesi terekspose lesi dicungkil pada dasarnya
sejajar tulang alveolar
 Tulang dihaluskan dan irigasi dengan normal saline
Undercut kecil
 Sebaiknya diisi dengan material tulang autogen atau
allogen
 Dibuat insisi kecil
 Diseksi tumpul dengan elevator periosteum
 Isi dengan material tulang
 Jahit
 Pencetakan setelah 4 minggu
Prosedur
Terima Kasih
Selamat Mengerjakan

You might also like