You are on page 1of 5

1.

Hemimandibulektomi

Merupakan pola yang sama dengan eksisi blok yang diperluas yang
mungkin saja melibatkan pembuangan angulus, ramus atau bahkan pada beberapa
kasus dilakukan pembuangan kondilus. Pembuangan bagian anterior mandibula
sampai ke regio simfisis tanpa menyisakan border bawah mandibula akan
mengakibatkan perubahan bentuk wajah yang dinamakan ” Andy Gump
Deformity”. Reseksi mandibula dilakukan setelah trakeostomi dan diseksi leher
radikal (bila diperlukan) telah dilakukan. Akses biasanya diperoleh dengan insisi
splitting bibir bawah. Bibir bawah dipisahkan dan sebuah insisi vertikal dibuat
sampai ke dagu. Insisi itu kemudian dibelokkan secara horizontal sekitar ½ inchi
dibawah border bawah mandibula. Kemudian insisi diperluas mengikuti angulus
mandibula sampai mastoid. Setelah akses diperoleh, di dekat foramen mentale
mungkin saja dapat terjadi pendarahan karena adanya neurovascular.

Permukaan dalam mandibula secara perlahan-lahan dibuka dengan


mendiseksi mukosa oral. Dengan menggunakan gigli saw pemotongan
dilakukan secara vertikal di daerah mentum. Hal ini akan memisahkan
mandibula secara vertikal. Mandibula terbebas dari otot yang melekat antara
lain muskulus depressor labii inferior, depressor anguli oris dan platysma.
Bagian mandibula yang akan direseksi dibebaskan dari perlekatannya dari
mukosa oral dengan hati-hati. Setelah itu, komponen rahang yang
mengandung massa tumor dieksisi dengan margin yang cukup. Bagian margin
dari defek bedah harus dibiopsi untuk pemeriksaan untuk menentukan apakah
reseksi yang dilakukan cukup atau tidak. Jika bagian itu bebas dari tumor,
bagian ramus dan kondilus mandibula harus dipertahankan untuk digunakan
pada rekonstruksi yang akan datang. Ramus paling baik dipotong secara
vertikal. Ketika mandibula disartikulasi, maka ada resiko pendarahan karena
insersi temporalis dan otot pterygoid lateral dipisahkan. Hal ini dapat
dihindari dengan membiarkan kondilus dan prosessus koronoid berada tetap
in situ. Setelah hemimandibulektomi, penutupan luka intraoral biasanya
dilakukan dengan penjahitan langsung.

2. Hemimaksilektomi

Akses ke maksila biasanya diperoleh dengan insisi Weber Fergusson.


Pemisahan bibir melalui philtrum rim dan pengangkatan pipi dengan insisi
paranasal dan infraorbital menyediakan eksposure yang luas dari wajah dan aspek
lateral dari maksila dan dari ethmoid.
Setelah diperoleh eksposure yang cukup, dilakukan pemotongan
jaringan lunak dan ekstraksi gigi yang diperlukan. Kemudian dilakukan
pemotongan dengan oscillating saw dari lateral dinding maksila ke
infraorbital rim kemudian menuju kavitas nasal melalui fossa lakrimalis. Dari
kavitas nasal dipotong menuju alveolar ridge. Setelah itu, dilakukan
pemotongan pada palatum keras. Kemudian pemotongan lateral dinding nasal
yang menghubungkan lakrimal dipotong ke nasofaring dengan mengunakan
chisel dan gunting Mayo dan kemudian dilakukan pemotongan posterior.
Pembuangan spesimen dan packing kavitas maksilektomi yang tepat
diperlukan untuk mengkontrol pendarahan.
Setelah hemostasis terjadi, manajemen maksilektomi yang tepat dapat
membantu ahli prostodonsia untuk merehabilitasi pasien. Semua bagian tulang yang
tajam dihaluskan. Prosesus koronoid harus diangkat, karena dekat dengan margin
lateral defek yang akan menyebabkan penutup protesa lepas ketika mulut dibuka.
Flap yang ada pada mukosa dikembalikan menutupi margin medial tulang. Skin graft
kemudian dijahit ke tepi luka, lebih baik hanya lembaran tunggal. Permukaan
dibawah flap pipi, tulang, otot periorbita dan bahkan dura semuanya ditutup. Graft
dipertahankan dengan packing iodoform gauze yang diisi benzoin tincture. Packing
yang cukup digunakan untuk mengisi kembali kontur pipi. Obturator bedah yang
sudah dibuat oleh ahli prostodonsi direline dengan soft denture reliner sehingga dapat
mendukung packing dan menutup defek. Obturator dapat dipasangkan ke gigi-gigi
secara fixed atau tidak, tergantung kondisi individual pasien. Flap pipi kemudian
dikembalikan dan menutup lapisan.
Hemimaksilektomi adalah reseksi sebagian maksila pada satu sisi. Defek yang
dihasilkan setelah hemimaksilektomi akan menyebabkan kecacatan pada wajah serta
akan menimbulkan gangguan stomatognatik.

You might also like