You are on page 1of 109

NEOPLASIA

Wien Wiratmoko, dr, SpPA.


Dept. of Pathology
Faculty of Medicine, Malahayati
University, Lampung

1
2
45 COAS MHS MALAHAYATI ANGKATAN I KBK JUNI 2012
RSUD TASIKMALAYA JAWA BARAT 3
Pendahuluan
 Th. 2000 → 10 juta kasus baru, 6 juta death.
 Kanker --- penyebab kematian no. 2 di AS
(setelah penyakit kardiovaskular).
 Bisa sembuh ? → Kemajuan secara dramatik pd
respon Tx → 5 years survival rate berbagai tipe
malignansi tu. Leukemia & Limfoma maligna
 Pokok bahasan kuliah :
~ biologi dasar dari neoplasma
~ perbedaan jinak-ganas
~ dasar molekular terjadinya neoplasma
~ respons terhadap tumor
~ gambaran klinis neoplasia
4
 Pokok bahasan kuliah:
1. Definisi
2. Tata Nama & Klasifikasi
3. Karakteristik Neoplasma Jinak & Ganas
4. Epidemiology
5. Karsinogenesis : Dasar Molekuler
Pembentukan Kanker
6. Penyebab Kanker (Carcinogen)
7. Pertahanan Tubuh Terhadap Tumor (Tumor
Immunity)
8. Gambaran Klinik Neoplasia
5
 Neoplasm is an abnormal mass of tissue as a
result of neoplasia

 Neoplasia is abnormal proliferation of benign or


malignant cells

Mama neoplasm ---------- Mama neoplasia


Bone neoplasm ---------- Bone neoplasia

6
 Neoplasia literally means "new growth."
 A neoplasm, as defined by Willis, is "an
abnormal mass of tissue the growth of which
exceeds and is uncoordinated with that of the
normal tissues and persists in the same
excessive manner after the cessation of the
stimuli which evoked the change."
 Fundamental to the origin of all neoplasms are
heritable (genetic) changes that allow excessive
and unregulated proliferation that is independent
of physiologic growth-regulatory stimuli.

7
1. Definisi
 Tumor → setiap pembengkakan
 Neoplasia adalah process of new growth (adj)
 Tumor dalam arti Neoplasma “New growth” (noun)
 Willis (oncologist): massa jaringan yang abnormal,
tumbuh berlebihan, tidak terkoordinasi dengan
jaringan normal dan tumbuh terus meskipun
stimulus yang menimbulkannya telah hilang.
 Oncology is study of tumors or neoplasms
 Dasar pertumbuhan neoplasma adalah perubahan
genetik yang diikuti proliferasi sel yang terus
menerus & hilangnya kontrol pertumbuhan normal
menjadi autonom (independent of physiologic
growth stimuli)

8
Skema
dasar molekuler
terjadinya kanker:

9
 Sifat neoplasma:
 Parasit
 Autonom
 Clonal: seluruh populasi sel dalam tumor berasal dari
sel tunggal (single cell) yang telah mengalami
perubahan genetik.
 Tumor (arti sebenarnya): semua tonjolan
abnormal pada tubuh. Pada awalnya istilah
tumor ini diterapkan pada pembengkakan
(swelling) akibat inflammasi.
 “Kanker” (cancer) → public
 terminologi umum untuk semua tumor ganas
 diambil dari bahasa Latin: kepiting (crab)

10
Kanker – “crab” / kepiting

11
2. Tata Nama & Klasifikasi
 Berdasarkan perilaku klinis, neoplasma dibagi:
 Jinak(benign)
 Ganas (malignant)

 Neoplasma mempunyai 2 komponen dasar :


 Parenkim : sel tumor/neoplastik yang proliferatif,
yang menentukan perilaku biologis tumor.
 Stroma : jaringan pendukung parenkim, tidak bersifat
neoplastik, terdiri dari jaringan ikat & pembuluh darah
 Penamaan neoplasma --- berdasarkan
komponen parenkim nya.

12
Benign Malinant
1. Pertumbuhan lambat cepat
2. Mitosis sedikit banyak
3. Diferensiasi bagus Variatif, > jelek
4. Inti > N (uniform) Pleomorfic
5. Invasi Tidak ada ada
6. Metastase Tidak pernah sering
7. Border/ batas berkapsul irreguler
8. Nekrosis jarang sering
9. Ulcus jarang sering
10.Pertumbuhan eksopitik endopitik
13
Komponen Dasar Tumor ( Parenkim & stroma)

14
 Klasifikasi berdasarkan :
 Sifat Biologik
 Jinak : lambat, berkapsul, tidak infiltratif, anak sebar (-)
 Ganas : cepat, infiltratif, anak sebar (+) → kematian.
 Intermediate : jinak tetapi destruktif / ganas tetapi metastase
lambat.
 Asal sel / jaringan
 Sel totipoten : sel dapat berdifferensiasi kedalam tiap
jenis sel tubuh → tumor sel germinaln : Seminoma /
Dysgerminoma, Yolk sac tumor, Teratoma.
 Sel embryonal pluripoten: membentuk berbagai jenis struktur
alat tubuh. Contoh : Nefroblastoma, Retinoblastoma.
 Sel berdifferensiasi
 Tumor jaringan epitelial

 Tumor jarngan mesenkimal

15
 Klasifikasi lain:
 Simple neoplasma
 Terdiri dari satu tipe sel
 Contoh: fibroma, fibrosarcoma, adenoma, adenocarcinoma,
squamous cell carcinoma.
 Mixed neoplasma (neoplasma campur)
 Terdiri dari > 1 tipe sel yang berasal dari 1 germ cell layer
 Contoh:
 jinak: Benign mixed tumor dari kelenjar liur, fibroadenoma
mamma.
 Ganas: Wilms’ tumor (nefroblastoma).
 Compound neoplasma (neoplasma gabungan)
 Terdiri dari > 1 tipe sel yang berasal dari > 1 germ layer
 Contoh: Teratoma.

16
Neoplasma simpel:
(A) Fibroma (B) Fibrosarcoma

17
Neoplasma simpel:
(A) Adenoma thyroid. (B) Adenoca. colon

18
Neoplasma campuran (mixed neoplasma) jinak:
Benign Mixed Tumor kelenjar liur (Pleomorphic Adenoma)

19
Compound neoplasma (neoplasma gabungan)
Teratoma

20
 Tata nama tumor jinak
 Secara umum dengan menambah akhiran
“oma” pada sel asal tumor.

 Mesenkimal tumor:
 Fibrosit ---------------------- Fibroma
Lipid -------------------------- Lipoma
Osteosit --------------------- Osteoma
Chondrosit ----------------- Chondroma
Otot polos ------------------ Leiomyoma
Otot bergaris -------------- Rhabdomyoma
pembuluh darah ---------- Hemangioma, dst.

21
 Tumor Epitelial → tata nama lebih kompleks
 Berdasarkan sel asal
 Adrenocortical adenoma, bronchial adenoma
 Arsitektur mikroskopis
 Adenoma ginjal
 Papilloma : squamous cell papilloma, transisional cell papilloma
 Bentuk makroskopis
 Papilloma: membentuk tonjolan seperti jari pada epitel
permukaan
 Cystadenoma: membentuk massa kistik
 Papillary cystadenoma: membentuk papil & menonjol dalam kista
 Polyp: membentuk tonjolan diatas permukaan mukosa dan
menonjol ke dalam lumen (lambung/usus)
 Pengecualian:
 neoplasma jinak sel epitel plasenta disebut Mola Hidatidosa
22
A)-Adenoma thyroid

B)-Polyp colon 23
A)-cystadenoma ovarii, unilokulare

B)-cystadenoma ovarii, multilokulare


24
A)-cystadenoma ovarii

B)-papillary cystadenoma ovarii


25
Tata nama tumor ganas
 Tumor ganas mesenkimal: akhiran “sarcoma”
 Fibrosit ---------------------- Fibrosarcoma
Lipid -------------------------- Liposarcoma
Osteosit --------------------- Osteosarcoma
Chondrosit ----------------- Chondrosarcoma
Otot polos ------------------ Leiomyosarcoma
Otot bergaris -------------- Rhabdomyosarcoma
pembuluh darah ---------- Angiosarcoma, dst.

 Pengecualian: limfoma: tumor ganas jaringan limfoid

26
 Tumor ganas epitelial; akhiran “carcinoma”
 Contoh :
 Adenoma → adenocarcinoma
 Squamous cell papilloma → squamous cell carcinoma
 Cystadenoma → cystadenocarcinoma
 Pengecualian :
 Hepatoma = hepatocellular carcinoma
 Basalioma = basal cell carcinoma
 seminoma = carcinoma dari testicular epithelium
 Choriocarcinoma = neoplasma ganas dari epitel
plasenta (bentuk ganas dari Mola Hidatidosa)
 Melanoma = tumor ganas sel melanosit (jinak: nevus)

27
A)-papillary cystadenoma ovarii

B)-papillary cystadenocarcinoma ovarii


28
 Terminologi yang membingungkan
(misnomer terminology):
 Hamartoma : kelainan malformasi, yang
tampak sebagai massa yang terdiri dari
jaringan matur (dewasa) yang tumbuh tidak
teratur (disorganized).

29
3. Karakteristik Neoplasma Jinak
& Ganas
 Neoplasma dapat dibedakan menjadi
jinak / ganas, berdasarkan:
a. Differensiasi & anaplasia
b. Kecepatan pertumbuhan (rate of growth)
c. Invasi lokal (local invasion)
d. Metastasis (anak sebar)

30
3.a Differensiasi & anaplasia
 Differensiasi : derajat kemiripan sel neoplastik (sel
parenkim tumor) dengan sel normal. Makin mirip
– makin baik differensiasinya.
 Well differentiated
 Moderately differentiated
 Poorly differentiated
 Undifferentiated

 Semua tumor jinak → tersusun dari sel neoplastik


yang mirip dengan sel normal (well differentiated)
 Tumor ganas bisa well differentiated s/d
undifferentiated.
31
Lipoma: tersusun dari sel lemak dewasa

32
Adenoma Thyroid tersusun dari folikel thyroid seperti normal

33
A)-Squamous cell ca. well differentiated
B)-Undifferentiated ca.

34
A)-Polyp Colon
B)- Adenocarcinoma colon

35
3a. Anaplasia
 Anaplasia, secara literal berarti “ to form
backward ”, menunjukkan dedifferensiasi
(pertumbuhan ke arah tingkatan lebih
rendah) atau hilangnya differensiasi
struktural & fungsional suatu sel normal.
 Anaplasia --- hallmark of malignant
transformation (petanda tumor ganas).

36
 Ciri-ciri morfologik sel anaplastik
 Pleomorfik Inti : ukuran & bentuk bervariasi
(variation in size & shape). Sel bisa berukuran
>> besar atau << kecil.

37
 Morfologiinti sel tidak normal (abnormal
nuclear morphology)
 Inti sel hiperkromatik (karena DNA >>)
 Rasio inti : sitoplasma (N/C ratio) (hampr 1:1)
(normalnya N/C ratio 1:4 atau 1:6)
 Butiran kromatin kasar

 Nukleoli (anak inti) nyata / prominent

 Mitosis : jumlah > & didapatkan mitosis


atipik. Namun adanya mitosis tidak selalu
menunjukkan suatu tumor adalah ganas.
Jaringan yang mempunyai turn over tinggi –
mitosis >, contoh: sumsum tulang.
38
Mitosis atipik

39
 Hilangnya polaritas:
gangguan orientasi
susunan sel dalam
jaringan.
 Lain-lain:
 Adanya tumor giant
cell, berbeda
dengan sel datia
Langhans atau
foreign body giant
cell.
 Area necrosis luas

40
Sebelum meninggalkan tentang Anaplasia ada
terminologi lain yaitu
 DYSPLASIA
 Artinya: disordered growth.
 Terutama pada sel epitelial, ditandai oleh hilangnya
uniformitas individual sel & hilangnya orientasi arsitektur
normal sel dalam jaringan.
 Morfologi:
 Pleomorfisme (+), Inti hiperkromatik (+), Mitosis
meningkat
 Derajat dysplasia
 Displasia ringan (mild dysplasia)

 Displasia sedang (moderate dysplasia)

 Displasia berat (severe dysplasia) = Carsinoma


insitu.
41
Dysplasia cervix

42
3.b Kecepatan pertumbuhan
(rate of growth)
 Secara umum:
 Kebanyakan tumor jinak: tumbuh lambat.
tergantung hormon & supply darah (nutrisi)
contoh: leiomyoma uterus akan tumbuh cepat jika
estrogen >> (kehamilan)
 Kebanyakan tumor ganas: tumbuh cepat.
 Rate of growth tumor tergantung dari :
 Doubling time of tumor cells
 Growth fraction (fraksi sel tumor yg berada dlm
replicative pool)
 Keseimbangan antara cell production & cell loss
43
90 hr tanpa
memperhitungkan
periode laten
dengan siklus
sel per 3 hari

44
 Fraksi pertumbuhan sel tumor makin aktif sel
makin baik responnya thd chemotherapi
(Ca colon, breast → Low, Limfoma → High)
 Perhitungan mulai terdeteksi → fatal → 2 – 3 bln
 Fakta doubling time bervariasi sangat luas mulai
< 1 bln (cancer pd anak) s/d > 1 thn (salivary gld)
 Secara umum, kecepatan pertumbuhan tumor
berhubungan dengan derajat differensiasinya –
kebanyakan tumor ganas tumbuh lebih cepat
daripada tumor jinak

45
Skema pertumbuhan tumor

46
3.c Invasi lokal (local invasion)
 Tumor jinak
 Tumbuh lokal & tidak mempunyai kemampuan untuk
menginfiltrasi, menginvasi jaringan sekitarnya.
 Berbatas jelas dengan jaringan sekitar, mempunyai
kapsul (simpai) ataupun pseudocapsul (simpai
semu).
 Tidak metastasis (tidak beranak sebar)
 Pengecualian: hemangioma (tumor jinak pembuluh
darah) – tidak berkapsul & tumbuh seperti infiltratif
dalam jaringan.

47
Leiomyoma uteri

48
a A)-Adenoma thyroid
B)-Fibroadenoma
mamma

49
Fibroadenoma mamma

50
Hemangioma: tumor jinak pembuluh darah, tidak berkapsul

51
 Tumor ganas:
 Tumbuh progresif, invasi & infiltrasi ke
jaringan sekitarnya.
 Batas tidak jelas & tidak berkapsul
 pengecualian: tumor ganas yang tumbuhnya
lambat bisa terlihat berbatas jelas pada
makroskopis, namun secara mikroskopis
akan terlihat pertumbuhan yang infiltratif ke
jaringan sekitar.

52
53
Follicular ca. thyroid

54
Ca.mamma: tumbuh invasif dalam lemak mamma.

55
 Beberapa kanker dapat tumbuh dari suatu lesi
preinvasif, disebut sebagai Carcinoma insitu.
 Biasanya terjadi pada cervix, kulit, mamma.
 Ca insitu menunjukkan gambaran sel ganas tetapi
tidak menginvasi membran basal (basal membrane
intak).

56
3.d Metastasis
 Adalah anak sebar ke jaringan yang jauh dari
tumor asal.
 Merupakan petanda keganasan yang paling
kuat diantara tanda lain:
 Tumor jinak --- tidak metastasis
 Tumor ganas --- metasatasis

 Metastasis:
 Percontinuatum – lewat rongga
 Limfogen
 Hematogen

57
 Metastasis per continuatum:
 Lewat rongga tubuh (body cavity)
 Contoh: Ca ovarium --- ke peritoneum
Ca colon --- ke cavum peritoneum
Ca paru --- ke cavum pleura

58
 Metastasis secara Limfogen:
 Terutama pada carcinoma
 Pola penyebaran metastasis kelenjar limfe mengikuti
rute normal dari lymphatic dranage.
contoh: Ca mamma - metastasis KGB axilla
Ca paru – metastasis ke KGB hilus
Ca nasofaring – metastasis KGB colli
 Skip metastases: KGB lokal bisa terlewati metastasis
tumor --- sel tumor metastasis ke KGB berikutnya.
Penyebab: venous-lymphatic anastomose atau
saluran limfe yang mengalami obliterasi.
 Pembesaran KGB di sekitar tumor:
 Metastasistumor
 Perubahan reaktif dari KGB (sinus histiocytosis)

59
Metastasis adenocarcinoma pada KGB

60
Metastasis squamous cell
carcinoma pada KGB

61
 Metastases secara hematogen
 Terutama pada sarcoma
 Dapat juga terjadi pada carcinoma
 Renal cell ca --- vena renalis
 Penetrasi ke vena > arteri, karena arteri
memiliki dinding > tebal – lebih tahan.
 Invasi pada vena --- sel tumor mengikuti
aliran vena --- metastasis sering terjadi
pada paru & hepar.

62
Hepar yang mengandung metastasis kanker

63
 Metastasis – proses yang
kompleks:
 Invasi ke matrix extracellular
 Disseminasi vaskular & homing
sel tumor.
 Metastasis – secara umum
mengikuti aliraran darah / limfe
 Namun, beberapa tumor tidak
mengikuti aturan ini.
 Sel tumor mempunyai
”kesukaan” untuk metastasis
ke organ tertentu – disebut
Homing of Tumor Cells

64
65
Perbandingan antara tumor jinak & ganas
(contoh: leiomyoma >< leiomyosarcoma)

66
67
4. Epidemiology

 Epidemiologi kanker (study tentang pola


kanker pada populasi) dapat memberikan
pengetahuan tentang:
 Penyebab / asal kanker
 Faktor resiko terjadinya kanker
 Hubungan antara lingkungan, faktor herediter,
faktor kebudayaan dengan terjadinya kanker.

68
4.1 Insidens Kanker

69
70
4.2 Faktor geografik & lingkungan
 Faktor geografik & lingkungan merupakan salah
satu faktor penting dalam terjadinya kanker.
 Perbedaan geografik kanker
 Ca mamma > sering di AS & Eropa daripada di
Jepang
 Ca lambung 7x lebih banyak di Jepang
daripada di AS
 Ca Liver – sering di Afrika
 Ca nasofaring – sering di Cina

71
 Faktor Lingkungan
 Merokok --- Ca. paru
 Sirih --- Ca bibir / rongga mulut
 Kawin muda ---- Ca. cervix
 Makanan ikan asap / asin – Ca. Nasofaring
 Konsumsi alkohol --- Ca liver
 Diet >>lemak --- Ca. colon, Ca. mamma

72
4.3 Umur (age)
 Secara umum, frekuensi kanker meningkat
dengan meningkatnya umur, terkait dengan
akumulasi mutasi somatik & penurunan sistem
imun.
 Kebanyakan kematian akibat kanker terjadi
antara umur 55-75 tahun.
 Pada anak-anak dibawah usia 15 tahun ---
kanker menyebabkan kematian sekitar 10% dari
seluruh total kematian pada anak.
 Kanker penyebab kematian pada anak yang
tersering adalah: leukemia, tumor CNS, limfoma,
soft tissue sarcoma, & bone sarcoma.
73
4.4 Herediter
 Faktor herediter juga
berperan dalam terjadinya
kanker.
 Inheredited Cancer
Syndromes:
 Mutasi pada single gene
meningkatkan resiko
terjadinya tumor
 Contoh: Retinoblastoma,
Familial adenomatous
polyposis,
Multiple Endocrine
Neoplasia (MEN) syndr.,
Neurofibromatosis tipe 1& 2
74
 Familial Cancers:
 Contoh: Ca colon, Ca mamma, Ca ovarium.
 Ciri khas: tumor terjadi pada usia > muda,
tumor terjadi pada 2/ > hubungan keluarga,
tumor bilateral / multiple.
 Autosomal Recessive Syndromes of
Defective DNA Repair:
 Contoh:Xeroderma pigmentosusm– terjadi
gagngguan DNA repair – Ca kulit.

75
4.5 Kelainan Preneoplastik yang didapat
(acqiured preneoplastic disorders)
 Beberapa keadaan klinis diketahui merupakan
faktor predisposisi terjadinya kanker --- disebut
preneoplastic disorders.
 Replikasi regenerasi sel yang persisten
 Cirhosis liver --- hepatocellular ca.

 Luka kronis pada kulit --- squamous cell ca.

 Proliferasi hiperplastik & displatik


 Atypical endometrial hyperplasia --- endometrial ca.

 Chronic atrophic gastritis --- Ca gaster.


 Chronic ulcerative colitis --- Ca colon.
 Leukoplakia --- squamous cell ca.
 Villous adenoma colon --- Ca colon.
76
Endometrium:
simple hiperplasia –
adenomatous hiperplasia –
adenocarcinoma endometrium.

77
5. Karsinogenesis: Dasar
Molekular Pembentukan Kanker
 Oncogen: gen yang produknya berkaitan
dengan terjadinya transformasi neoplastik
(genes that promotes autonomous cell growth in
cancer cells)
 Prinsip fundamental:
 Dasar karsinogenesis adalah adanya kerusakan
genetik nonlethal pada sel. Kerusakan genetik ini
dapat karena pengaruh lingkungan atau herediter.
 Tumor merupakan hasil dari proliferasi klonal suatu
single cell yang telah mengalami kerusakan genetik.
78
 Ada 3 golongan gen pengatur pertumbuhan :
 Pencetus pertumbuhan --- protooncogen
(protoncogen mengalami mutasi menjadi oncogenes)
 Penghambat pertumbuhan --- tumor supressor genes
/ antioncogenes
 Gen pengatur apoptosis
Ketiga golongan gen ini merupakan target utama
kerusakan genetik.
 Selain ke-3 gen diatas, terdapat gen lain yang
juga penting yaitu: gen yang mengatur
perbaikan kerusakan DNA (DNA repair genes).
Kerusakan pada DNA repair genes --- mutasi
gen tidak dapat diperbaiki --- transformasi
neoplastik.
 Karsinogenesis merupakan multistep process
pada level phenotype maupun genetik.
79
Skema
dasar molekuler
terjadinya kanker:

80
6. Penyebab Kanker (Carcinogen)

 3 golongan karsinogen:
 Bahan kimia
 Radiasi
 Agen biologik
 Virus
 Mikroba lain.

81
6.1 Karsinogen Kimia
 Karsinogen kimia sangat beragam, termasuk
bahan kimia natural maupun synthetic.
 Karsinogen kimia dapat secara langsung (direct)
menyebabkan kanker.
 Kebanyakan karsinogen kimia bersifat tidak
langsung (indirect) --- disebut procarcinogens
--- perlu perubahan metabolik untuk menjadi
bahan aktif (ultimate carcionogens) ---
menyebabkan kanker
 Beberapa karsinogen kimia dapat bekerja sama
dengan karsinogen lain dalam menimbulkan
kanker. 82
 Direct-acting agents
 Tidak membutuhkan perubahan metabolik.
 Golongan alkylating: Obat2 Kemoterapi
(cyclophosphamide, chlorambucil, dll)
 Golongan acylating: dimethylcarbamyl chloride.
 Indirect acting agents (procarcinogens)
 Membutuhkan perubahan metabolik sebelum menjadi
aktif
 Hydrocarbon polycyclic aromatic (HPA):
dimetabolisir oleh p450-dependent-oxydase menjadi
gugus elektrofil yang bereaksi dg. asam nukleat DNA
--- mutasi.
 Gol. Aromatic amines, zat pewarna azo:
dimetabolisir dihepar menjadi 1-hydroxy 2-naftylamin
dan dihidrolisis di buli2 --- menyebabkan kanker buli2.
83
 Karsinogenesis kimia memerlukan 2 tahap :
Tahap inisiasi dan tahap promosi.

 Tahap inisiasi :
perubahan metabolik menjadi gugus yang
bereaksi dengan DNA --- pecah, mutasi–
tetap.

 Tahap promosi :
promotor merangsang proliferasi klonal sel
yang telah diinisiasi dan mengubah cara
diferensiasi serta maturasi ---- sel permanent.

84
Skema chemical
carcionogenesis:

85
6.2 Karsinogen Radiasi
 Sumber radiasi:
 Sinar ultra-violet (matahari)
 Sinar X
 nuklear
 Sinar UV: dapat menyebab kanker kulit (melanoma,
basalioma, squamous cell ca). Efek sinar UV pada sel:
 Inaktifasi enzim, perubahan protein
 Induksi mutasi
Sinar UV --- pembentukan pyrimidine dimer pada DNA --
- kerusakan DNA --- gangguan DNA repair --- kanker.
 Nuklear (Hiroshima & Nagasaki): menyebabkan leukemi.
Mekanisme: radiasi – kerusakan makromolekul/ interaksi
cairan sel --- radikal bebas --- perubahan ikatan2 kimia --
- inaktifasi enzym, perubahan protein, fragmentasi
kromosom/ translokasi/ point mutasi. 86
6.3 Karsinogen Agen Biologik

 Virus oncogenic:
 RNA virus
 DNA virus

 Virus RNA
 Human T-cell Leukemia Virus Type 1 – menyebabkan
T cell leukemia / lymphoma.
mekanisme: infeksi HTLV-1--- stimulasi proliferasi sel
limfosit T--- mutasi --- proliferasi klonal sel T.

87
 Virus DNA:
 Human Papilloma Virus (HPV)
 Tipe 1,2,4,7 – menyebabkan squamous papilloma (warts).
 Tipe 6,11 – menyebabkan genital warts
 Tipe 16, 18, 31 – menyebabkan ca. cervix
 Epstein-Barr Virus (EBV)
 menyebabkan: limfoma Burkit, Hodgkin’s disesase,
carcinoma nasofaring.
 Hepatitis B Virus (HBV)
 Menyebabkan Hepatocellular carcinoma
 Human Herpes Virus 8 (HHV-8)
 menyebabkan Kaposi sarcoma
 Mekanisme karsinogenesis virus DNA :
 Integrasi DNA virus ke dalam sel host
88
Skema
karsinogenesis virus
DNA
(contoh: EBV ---
limfoma Burkit)
- didahului oleh
integrasi virus pada
sel host
- mutasi
- pertumbuhan
neoplastik

89
 Helicobacter Pylori (HP)
 Bukan virus, tetapi suatu bakteri.
 Menyebabkan infeksi lambung & ulkus
lambung (peptic ulcer)
 Berhubungan dengan terjadi ca. lambung &
limfoma lambung.
 Mekanisme:
 Infeksi HP --- gatritis kronis --- gastric atrophy ---
intestinal metaplasia --- dysplasia --- ca. lambung.
 Infeksi HP --- gastritis kronis --- proliferasi folikel
limfoid pada mukosa --- proliferasi sel limfosit B ---
limfoma lambung.

90
7. Pertahanan Tubuh Terhadap
Tumor (tumor immunity)
 Malignant transformation --- terjadi perubahan
genetik sel sehingga menghasilkan perubahan
ekspresi protein – dikenal sebagai non self oleh
sistem imun.
 Immune surveilance: fungsi normal sistem imun
untuk mengenali dan mendestruksi suatu sel
tumor yang bersifat non self.
 Kanker terjadi karena immune surveilance tidak
sempurna.
91
7.1 Tumor Antigens
 Tumor-specific antigen
 Tampak pada sel tumor, tidak didapatkan pada sel
normal.
 Contoh:
 MAGE-1 : melanoma, ca.paru, ca.liver, ca.lambung, ca.
esofagus
 Tumor-associated antigen
 Terdapat pada sel tumor dan beberapa sel normal.
 Contoh:
 Prostatic Spesific Antigen (PSA): tampak pada sel epitel
prostat jinak & ganas
 CD 10: tampak pada sel limfosit B normal & neoplastik.
92
7.2 Antitumor Effector Mechanisms

 Pertahanan tubuh
terhadap tumor:
 Sel T sitotoksik
 Natural Killer (NK)
cell
 Makrofag
 Sistem imun
humoral

93
Antitumor Effector Mechanisms
(Respon Imun thd Tumor)
 Respon seluler lebih penting →sel T CD8+
(CTLs) killing sel tumor
 Tubuh juga membentuk Ab thd Ag tumor
(ternyata mampu killing langsung or
bantuan komplemen, ADCC)
 Antibodi lebih berperan pd tumor bebas
bukan pd tumpr solid/ padat
 Kompleks imun juga ditemukan → peran
blm jelas
94
Sel yang berperan destruksi tumor :
1. Cytotoxic T Lymfosit (CTLs) bial aktif
tersensitisasi berperan protektif → EBV
2. Natural Killer Cells (NK-T cells) mrp lini
pertama meskipun pd sel tumor yg
nonimunogenik
3. Makrofag Cells melalui aktivasi komplemen or
induksi CTLs
Mekanisme Humoral :
1. Lisis oleh Ab dan Komplemen
2. Opsonisasi via Ab dan Komplemen
3. Hilangnya kemampuan adhesi oleh Ab
95
 Sel T sitotoksik (cytotoxic T lymphocytes)
 Berperan terutama pada virus-associated tumor, seperti Burkit
limfoma (EBV), squamous cell ca cervix (HPV).
 Natural Killer cells
 NK cells adalah limfosit yang mampu menghancurkan sel tumor
tanpa didahului oleh sensitisasi
 Merupakan pertahanan pertama tubuh terhadap sel tumor
 Dapat memicu terjadinya antibody-dependent cellular
cytotoxicity.
 Macrophages
 Makrofag yang teraktivasi akan menunjukkan sitotoksisitas
selektif terhadap sel tumor.
 Mekanisme: melalui produksi metabolit oksigen reaktif atau
melalui sekresi tumor necrosis factor (TNF).
 Humoral mechanism
 Aktifasi complememnt
 Induksi antibody-dependent cytotoxicity oleh NK cells.
96
8. Gambaran Klinik Neoplasia
8.1 Efek tumor pada host
 Kanker lebih mengancam jiwa pasien daripada
tumor jinak, namun baik tumor ganas maupun
jinak keduanya dapat menyebabkan morbiditas
& mortalitas, dikarenakan lokasinya & gangguan
pada organ sekitar, efek pada aktifitas
fungsional (seperti sintesis hormon), &
perdarahan serta sekunder infeksi.
 Kanker juga dapat menyebabkan cachexia &
sindroma paraneoplastik.

97
 Efek lokal
 Adenoma hipofise kecil (dia.1cm) --- dapat
menyebabkan kompresi & merusak kelenjar
lain sekitarnya --- terjadi hypopituitary.
 Tumor hipofise --- mendesak chiasma
opticum --- visus menurun
 Leiomyoma pada dinding a.renalis ---
menyebabkan renal ischemia--- hipertensi
 Carcinoma pada common bile duct, diameter
kecil --- menyebabkan obstruksi bilier
 Ameloblastoma --- menyebabkan destruksi
tulang
 Tumor ganas: infiltratif --- nekrosis &
perdarahan --- anemia & infkesi.
98
 Efek Metabolik
 Adenoma / carcinoma dari ß cells of the
islets of the pancreas --- hyperinsulinisme
 Adenoma / carcinoma pada korteks adrenal --
- kortikosteroid >> --- retensi Na, hipertensi,
hipokalemia.
 Tumor parathyroid --- PTH >> ---
parathyroidisme.
 Cancer cachexia: suatu keadaan pada
penderita kanker (advance / stadium
lanjut) dimana terjadi penurunan berat
badan, anorexia dan anemia, akibat
kelainan metabolisme.
99
 Sindroma paraneoplastik
 Adalah kompleks gejala (selain cachexia) yang terjadi
pada penderita kanker dan tidak dapat dijelaskan
dengan mudah oleh penyebaran tumor setempat
maupun jauh, atau oleh pelepasan hormon yang
berasal dari sel tumor.
 Terjadi pada 10-15 % penderita kanker
 Penting untuk diketahui karena:
 Dapat merupakan manifestasi klinis pertama dari suatu
occult neoplasm
 Dapat menyebaban masalah klinis yang lethal.
 Contoh:
 Bronchogenic Ca. --- Cushing Sindroma (ACTH)
Hepatoma --- Hipoglikemia (Insulin)
Ca. gaster --- Serotonin, bradikinin (Carcinoid syndrome)
Renal Ca. ---- Polycythemia (Eritropoitin)
Ca. prostat --- Hipertiroid (TSH)
100
8.2 Grading & Staging kanker
 Grading
 Derajat keganasan tumor
 Dilhat secara mikroskopis, berdasarkan
 Differensiasi sel

 Jumlah mitosis

 Kriteria grading pada berbagai kanker – berbeda-beda.


 Contoh: Adenocarcinoma grade I / II / III,
Squamous cell ca – Broders grade I-IV.
 Staging
 Stadium kanker, penting untuk menentukan prognosis.
 Berdasarkan pemeriksaan klinis & radiologis, kadang juga
berdasarkan eksplorasi saat operasi.
 Digambarkan dengan TNM system
 T = Tumor size (ukuran tumor)

 N = Nodal metastasis (metastasis KGB regional)

 M = Metastasis (anak sebar)


101
8.3 Diagnosis Laboratorium Kanker
8.3.1 Metode Morfologi
 Pemeriksaan histopatologi yang memadai harus dibantu
dengan:
 Data klinis pasien yang lengkap
 Specimen yang baik: adekuat, representatif, penyimpanan baik.
 Cara pengambilan sampel:
 Biopsi eksisi ataupun biopsi incisi.
 Biopsi aspirasi jarum halus (Fine Needle Aspiration Biopsy =
FNAB)
 Hapusan sitologi (cytologic smear)
 Kadang diperlukan pemeriksaan histologi cepat saat
operasi – disebut Frozen Section examination (jaringan
dibekukan – dipotong – dicat – dilihat dgn mikroskop).
Contoh:
 untuk menentukan radikalitas operasi tumor ganas
 untuk menentukan jinak / ganas saat operasi 102
 FNAB:
 Metode diagnostik tumor yang popular saat ini,
karena: mudah dilakukan, cepat, & sedikit melukai
pasien (dibandingkan biopsi eksisi)
 Dilakukan aspirasi dengan jarum halus pada massa
tumor yang mudah diraba (mamma, thyroid, KGB).
Dapat pula dilakukan pada organ dalam (paru, liver,
pancreas,dll) dengan tuntunan radiologi (USG / CT-
scan)
 Hapusan sitologi (cytologic smear)
 Dipakai untuk sel yang mudah lepas (exfoliatif)
seperti pada cervix --- disebut juga Pap Smear (hasil:
displasia - ca. insitu – ca. invasif)
 Dapat juga untuk ca. bronchus (dengan sputum),
untuk ca. buli (dengan urine).
103
Hapusan sitologi (Pap Smear)
A)-normal
B)-ganas: scc

104
 Imunohistokimia (immunohistochemistry)
 Adalah suatu metode dimana antibodi (Ab)
digunakan sebagai probe untuk mendeteksi
antigen (Ag) dalam potongan jaringan
 Berguna untuk:
 Menentukan jenis kanker, contoh: untuk
membedakan undifferentiated carcioma dengan
limfoma – digunakan antibodi cytokeratin.
 Menentukan asal (origin) tumor dari suatu lesi
metastatik, contoh: PSA (Prostatic Spesific
Antigen) positif pada suatu tumor metastatik
menunjukkan bahwa tumor primer berasal dari
prostat.
 Menentukan prognosis dan terapi, contoh:
pemeriksaan hormonal receptors (ER/PR) & HER-
2 pada ca. mamma. 105
 Flow cytometry
 Terutama digunakan pada kasus leukemia &
limfoma
 Berguna untuk mengetahui DNA content
(ploidy) dari sel tumor --- menentukan
prognosis

106
8.3.2 Pemeriksaan Biokimia
(biochemical assays)
 Menentukan kadar enzim, hormon dan petanda
tumor dalam darah.
 Tidak dapat digunakan untuk menegakkan
diagnosis kanker
 Berguna untuk:
 Deteksi dini (menemukan kasus). Contoh: level PSA
dalam darah tinggi --- curiga ca. prostat.
 Menilai efektifitas terapi. Contoh: level CEA tinggi
setelah operasi ca. colon --- curiga terjadi
kekambuhan / metastasis.
107
8.3.3 Diagnosis Molekular

 Penggunaan teknik molekuler di negara maju telah


berkembang, untuk menentukan diagnosis tumor
maupun melihat prognosis tumor (memperkirakan
perilaku tumor).
 Fluorescent in situ hybridization (FISH)
 Dapat mendeteksi translokasi
 Dapat melihat amplifikasi oncogene
 Polymerase Chain Reaction (PCR)
 Untuk membedakan sel limfosit T yang monoclonal (neoplastik)
& policlonal (jinak)
 Dapat melihat amplifikasi oncogene

108
TERIMAKASIH
&
SELAMAT BELAJAR

Edited by Dr. Wien W SpPA


May, 2011

109

You might also like