You are on page 1of 29

STRATEGI

PEMERIKSAAN ANTI-HIV
STRATEGI TESTING ANTIBODI HIV
Ada beberapa kebutuhan yg berbeda utk
setiap tes antibodi
Pemilihan Strategi tergantung 3 faktor :
 Tujuan testing

 Sensitifitas & spesifisitas reagen

 Prevalensi HIV pd populasi yg di tes


Strategi pemeriksaan
 Serial
◦ Sampel diperiksa dengan uji/reagen pertama
◦ Uji pertama menentukan apakah diperlukan uji
tambahan

 Paralel
◦ Sampel diperiksa sekaligus / secara bersamaan dengan
2 uji/reagen yang berbeda

3
STRATEGI TESTING HIV (WHO & UNAIDS)

Indonesia : Strategi II ( 2 jenis reagen) utk Surveilans


TUJUAN TESTING
 Untuk penerima : Keamanan darah transfusi &
jaringan transplantasi
 Untuk individu : Status HIV secara klinis
 Untuk masyarakat : Surveilans besar masalah

Strategi tes HIV biasanya disesuaikan dg salah


satu dari tujuan di atas. Mungkin tujuan yang satu
tidak sesuai dengan tujuan yang lain.
STRATEGI I
 Darah di tes dg ELISA / Rapid Test yg
mempunyai sensitifitas tinggi.
 Hasil positif / tdk dapat ditentukan 
dianggap terinfeksi.
 Hasil negatif  tidak terinfeksi.
 Strategi ini dipakai untuk :
 Pelayanan transfusi / transplantasi.
 Surveilans (di daerah prevalensi tinggi >
10%)
STRATEGI 1 :

Alur pemeriksaan anti-HIV untuk penyaring darah donor & transplantasi

A1

A1 positif A1 negatif

Anggap Anggap
sebagai sebagai
“positif” “negatif”

Jangan dipakai !!
STRATEGI II
 Strategi ini dipakai untuk :
- Surveilans HIV pd populasi dg prevalensi rendah.
 Pengulangan tes direkomendasikan utk mengurangi hasil
positif palsu.

 Seluruh hasil yg tidak dapat ditentukan, dilaporkan &


dianalisa secara terpisah pada setiap pelaporan surveilans
tahunan.
STRATEGI II : Alur Pem Anti- HIV untuk Surveilans
TES I
positif negatif

TES II NON REAKTIF

TES I positif TES I positif


TES II positif TES II negatif

Ulang TES I dan TES II

TES I positif TES I negatif TES I positif TES I negatif


TES II positif TES II positif TES II negatif TES II negatif

INDETERMINATE NON-REAKTIF
REAKTIF
STRATEGI III
 Mirip strategi II, tp dilakukan pd seluruh sampel
yg positif, termasuk sampel dg hasil yg berlawanan
sesudah pengulangan tes
 Ketiga tes harus menggunakan preparat & metode
antigen yg berbeda.
 Bila salah satu dari ketiga tes negatif, maka hasil tes
dianggap tidak dapat ditentukan.
STRATEGI III TES I
positif negatif
TES II

TES I positif TES I positif


TES II positif TES II negatif

Ulang TES I dan TES II


TES I positif TES I negatif TES I positif TES I negatif
TES II positif TES II positif TES II negatif TES II negatif

TES III
NON REAKTIF

TES I positif TES I negatif TES I positif TES I positif


TES I positif TES II positif TES II positif TES II negatif TES II negatif
TES II positif TES III negatif TES III positif TES III positif TES III negatif
TES III positif

INDETERMINATE Risiko tinggi Risiko rendah

REAKTIF Rujuk ke Laboratorium .... NON REAKTIF11


STRATEGI II & III
Tahapan tes:
 Tes yg lebih sensitif  pd tes awal.

 Tes yg lebih spesifik  pd tes berikut.


Reagensia Anti HIV

Reagensia yang dipakai :

 Telah terdaftar di Dep Kes RI

 Sensitifitas dan spesifisitasnya


Pemilihan reagensia
Penyaring darah & produk darah serta
transplantasi (strategi I) :
- Sensitivitas tertinggi, sebaiknya > 99 %
Surveilans (strategi II) :
- Pertama : Sensitivitas > 99 %
- Kedua : Spesifisitas > 98 %
Diagnosis Asimtomatik (strategi III) :
- Pertama : Sensitivitas tertinggi > 99 %
- Kedua : Spesifisitas > 98 %
- Ketiga : Spesifisitas > 99 %
Berikutnya (ke-2 & 3) : spesifisitas lebih tinggi
dari yang pertama
Asal antigen atau prinsip tes berbeda
PENGGOLONGAN TES
 Tiap tes biologis mempunyai kapasitas utk
memberikan hasil positif palsu & negatif palsu.
( tidak akurat 100%)
 Ketepatan dari tes biologis ditentukan oleh :
 Sensitifitas
 Spesifisitas
 Nilai prediktif
SENSITIFITAS
 Kemampuan mendeteksi kasus yg pasti.

 Sensitifitas tes yg tinggi  memberikan


hasil negatif palsu sedikit
Contoh : pelayanan transfusi darah.
SPESIFISITAS
 Kemampuan mendeteksi kasus yg tidak
pasti
 Spesifisitas tes yg tinggi  memberikan
hasil positif palsu sedikit
Contoh : diagnosis infeksi HIV pada
individu.
NILAI PREDIKTIF
Kemungkinan bahwa tes akan secara akurat memprediksi
status HIV pada individu bervariasi, sesuai dgn prevalensi
HIV dalam masyarakat :
 Populasi dg Prevalensi RENDAH :

 Hasil negatif palsu lebih sedikit


 Hasil positif palsu lebih banyak

 Populasi dg Prevalensi TINGGI :

 Hasil positif palsu lebih sedikit

 Hasil negatif palsu lebih banyak


NILAI PREDIKTIF
 Pada populasi dgn prevalensi tinggi, pasien yg
di tes positif mempunyai kemungkinan lebih
besar utk benar-benar terinfeksi.
 Pada populasi dgn prevalensi rendah, pasien yg
di tes negatif mempunyai kemungkinan lebih
besar utk benar-benar tidak terinfeksi.
RAPID TEST
 Macam-2 teknik:
 Lateral flow membranes
 Through flow membranes
 Comb-dipstick based systems

 Umumnya mempunyai
- sensitifitas 99 %
- spesifisitas 98 %
RAPID TEST
 Kelebihan:
 Hasilnya cepat
 Tidak perlu alat khusus / petugas
terlatih
 Hasil pada hari yg sama
 WHO merekomendasi Rapid Test
Antibodi HIV utk menjamin kualitas.
INTEPRETASI HASIL PEMERIKSAAN
ANTI HIV

POSITIF PALSU
• Sampel sebenarnya tidak terinfeksi, tapi
terdeteksi mengandung anti HIV
• Tes pertama (+), perlu diulang dgn tes kedua.
• Tes pertama (+), belum tentu tes kedua (+).
• Termasuk kesalahan teknis, reaksi silang
serologis, sampel rusak krn keluar masuk
lemari es
INTEPRETASI HASIL PEMERIKSAAN
ANTI HIV

NEGATIF PALSU

- Sampel terinfeksi, tapi anti HIV tidak / belum


terdeteksi
- Masih dalam periode jendela, dan perlu dikaji
risiko HIV

You might also like